HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MUHADHOROHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1423/1/DIAN...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MUHADHOROHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1423/1/DIAN...
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MUHADHOROH
DENGAN KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA DI DEPAN PUBLIK
PADA SANTRI KELAS 1 KMI PONDOK PESANTREN
TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
DIAN FAISHAL RAHMAN
111 11 220
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
i
ii
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MUHADHOROH
DENGAN KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA DI DEPAN PUBLIK
PADA SANTRI KELAS 1 KMI PONDOK PESANTREN
TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
DIAN FAISHAL RAHMAN
111 11 220
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
iii
iv
v
vi
MOTTO
ؤمنن ول تهنوا ول تحزنوا وأنتم ٱلعلون إن كنتم م
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati,
sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.”
(Ali Imron 139)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya, saya
persembahkan skripsi ini kepada:
1. Bapak dan Ibu, yang tidak pernah berhenti mendo‟akan untuk
kesuksesanku.
2. Ibu Muna Erawati, M.si, yang telah membimbing skripsi ini mulai
dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran.
3. Mas Najib, Memet dan saudara-saudara N 90.
4. Teman-teman Pendidikan Agama Islam Angkatan 2011, khususnya
PAI F.
5. Aero.net yang memberi fasilitas dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa
tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-
sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Hubungan Antara
Intensitas Bimbingan Muhadhoroh Dengan Kepercayaan Diri Berbicara Di
Depan Publik Pada Santri Kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Surakarta”.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
dan juga selau Dosen Pembimbing Akademik.
ix
4. Ibu Muna Erawati, M.si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai
ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan
serta bantuan.
7. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing
serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga
dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima
disisi Allah SWT.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna
bagi penulis khususnnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 31 Maret 2016
Penulis
Dian Faishal Rahman
NIM : 11111220
x
ABSTRAK
Rahman, Dian Faishal. 2016. Hubungan Antara Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
dengan Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik Santri Kelas 1 KMI
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta. Skripsi Fakultas Tarbiyah. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Muna Erawati, M.Si.
Kata kunci : intensitas bimbingan muhadhoroh, kepercayaan diri berbicara di depan
publik.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan antara intensitas
bimbingan muhadhoroh dengan kepercayaan diri berbicara di depan publik pada santri
kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta. Rumusan masalah yang ingin
diketahui dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana intensitas bimbingan muhadhoroh
santri kelas 1 Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta? (2) Bagaimana kepercayaan
diri santri kelas 1 KMI dalam berbicara di depan publik? (3) Adakah hubungan antara
intensitas bimbingan muhadhoroh dengan kepercayaan diri berbicara di depan publik
santri kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta?
Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif, jenis
penelitian berupa korelasional, dan tekhnik pengumpulan data menggunakan dokumentasi
dan angket, sebanyak 61 santri terlibat sebagai responden.
Hasil dari penelitian varibael intensitas bimbingan muhadhoroh diperoleh data 23
(37,7%) responden memiliki tingkat intensitas tinggi, 35 (57,4%) responden memiliki
tingkat intensitas sedang, dan 3 (4,9%) memiliki tingkat intensitas yang rendah.
Sedangkan hasil dari variabel kepercayaan diri berbicara di depan publik diperoleh data 5
(8,20%) responden memiliki tingkat kepercayaan diri sangat baik, 12 (19,70%) responden
memiliki tingkat kepercayaan diri baik, 26 (42,60%) responden memiliki tingkat
kepercayaan diri sedang, 12 (19,70%) responden memiliki tingkat kepercayaan diri
kurang, dan 6 (9,80%) responden memiliki tingkat kepercayaan diri sangat kurang. Hasil
analisis penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara intensitas
bimbingan muhadhoroh dengan kepercayaan diri berbicara di depan publik pada santri
kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam, hal ini dibuktikan dengan ro 0,5529 yang
dikonsultasikan dengan harga r tabel baik pada taraf kesalahan 1% (0,3223) atau 5%
(0,4800) yang memiliki arti ro lebih besar dari r tabel.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ....................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 6
F. Definisi Operasional.......................................................................... 7
G. Metode Penelitian.............................................................................. 9
H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 15
A. Intensitas Bimbingan Muhadhoroh .................................................. 15
1. Pengertian Intensitas Bimbingan Muhadhoroh .......................... 15
2. Dasar Bimbingan Muhadhoroh ................................................... 18
3. Tujuan Bimbingan Muhadhoroh ................................................. 21
4. Fungsi Bimbingan Muhadhoroh ................................................. 22
B. Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik ................................... 23
1. Pengertian Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik ........... 23
2. Faktor-faktot Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik ....... 25
xii
3. Ciri-ciri Sikap Percaya Diri ......................................................... 28
4. Upaya-upaya untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Berbicara di
Depan Publik ............................................................................... 29
5. Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik30
C. Hubungan Intensitas Bimbingan Muhadhoroh dengan Kepercayaan
Diri Berbicara di Depan Publik ......................................................... 31
BAB III HASIL PENELITIAN .......................................................................... 37
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 37
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ............... 37
2. Identitas Sekolah ........................................................................ 38
3. Letak Geografis ........................................................................... 39
4. Visi dan Misi ............................................................................... 39
5. Motto dan Panca Jiwa ................................................................ 40
6. Organisasi Sekolah ..................................................................... 42
7. Data Pendidik KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ............. 44
8. Data Santri Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ........................... 46
9. Data Sarana dan Prasarana ......................................................... 47
10. Daftar Responden ....................................................................... 47
B. Penyajian Data ................................................................................. 50
BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 56
A. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ............................................ 56
B. Analisis Pendahuluan ....................................................................... 60
C. Analisis Hipotesis ............................................................................ 62
D. Pembahasan ...................................................................................... 65
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 66
A. Kesimpulan....................................................................................... 66
B. Saran-saran ....................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Indikator Intensitas Bimbingan Muhadhoroh ................................ 11
TABEL 1.2 Indikator Kepercayaan Diri Berbicara di Dipan Publik .................. 11
TABEL 3.1 Data Pendidik KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ................. 44
TABEL 3.2 Data Santri KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ....................... 46
TABEL 3.3 Data Responden............................................................................... 48
TABEL 3.4 Daftar Jawaban Intensitas Bimbingan Muhadhoroh ....................... 51
TABEL 3.5 Daftar Jawaban Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik ....... 54
TABEL 4.1 Hasil Analisa Soal Angket Intensitas Bimbingan Muhadhoroh .... 57
TABEL 4.2 Hasil Analisa Butir Soal Angket Kepercayaan Diri Berbicara di
Depan Publik ...................................................................................................... 58
TABEL 4.3 Reabilitas Instrumen ....................................................................... 59
TABEL 4.4 Interval Tingkat Intensitas Bimbingan Muhadhoroh ...................... 60
TABEL 4.5 Interval Tingkat Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik ...... 61
TABEL 4.6 Koefisien Pengaruh Bimbingan Muhadhoroh (X) Terhadap
Kepercayaan Diri Berbicara Di Depan Publik (Y) ............................................ 62
TABEL 4.7 Nilai Product Momen ...................................................................... 64
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesantren adalah lembaga yang dikatakan merupakan proses wajar
perkembangan sistem pendidikan nasional (Madjid, 1997). Pesantren atau
orang-orang lebih sering menyebutnya dengan istilah pondok, menurut
kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti kata : Asrama atau tempat
santri-santri belajar mengaji. Lebih luasnya pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar,
dengan sistem asrama (komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan
agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada
dibawah kedaulatan dari leadher ship seorang atau beberapa orang kiai
dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta independen dalam
segala hal (Arifin, 1991 : 240).
Pesantren merupakan salah satu pendidikan klasikakal yang
berkembang di Indonesia. Namun karena memiliki kekurangan ketidak
jelasan masa santri belajar dan juga kurikulum yang terukur, pada tahun
1926 K.H Imam Zarkasy mewacanakan sebuah pesantren moderen yaitu
perpaduan metode pengajaran yang bersifat klasikal dengan pelajaran yang
bersifat vokasional seperti kesenian, keterampilan, olah raga dan pramuka
(Burhanudin, 2006 : 72). Pesantren Moderen Gontor merupakan penggagas
sistem pembelajaran KMI (Kulliatul Mu’alimin al-Islamiyah) yaitu jenjang
2
pendidikan menengah selama enam tahun (setingkat dengan SMP dan
SMA).
Berbagai jenis kegiatan juga mulai diperkenalkan di pondok
pesantren, salah satunya dengan mengadakan pelatihan muhadhoroh sebagai
salah satu metode pengkaderan muballigh dengan tujuan untuk membina
santri-santri agar menjadi muballigh yang profesional. Untuk mengatasi
problematika dakwah dimasa yang akan datang perlu dipersiapkan
regenerasi baru yaitu seorang orator yang profesional. Untuk mencetak
kader orator ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti mendirikan
lembaga ataupun organisasi yang mengacu pada Islam sebagai sistem nilai
dan kepemimpinan. Pembentukan kader pendakwah yang merupakan salah
satu tujuan didirikannya pesantren, dimana pesantren-pesantren tersebut
mengupayakan peningkatan kemampuan santri menjadi seorang orator yang
professional dengan mengadakan suatu kegiatan khusus yaitu pelatihan
khitobah. Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan para santri-santrinya
mampu menjadi orator yang profesional dan mampu mengamalkan ilmu nya
di masyarakat.
Di Solo, terdapat sebuah pondok pesantren dengan menggunakan
sistem pesantren moderen. Pesantren tersebut adalah Pondok Pesantren
Ta‟mirul Islam. Berdiri pada 14 Juni 1986 Pesantren ini di prakarsai oleh :
KH. Naharussurus, Hj. Muttaqiyah, Ustad H. M. Halim dan Ustad M. Wazir
Tamami. Pesantren ini terletak di Jln. KH. Samanhudi, No. 3 Tegalsari,
Bumi, Laweyan, Surakarta.
3
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam memiliki serangkaian kegiatan
ektrakulikuler, namun kegiatan-kegiatan ini bersifat harus diikuti oleh
semua santri, yaitu : Pramuka, Muhadhoroh (pidato tiga bahasa) dan
Kegiatan Kebahasaan. Kepramukaan bertujuan untuk pendidikan
kemandirian dan pendidikan sosial. Kegiatan muhadhoroh untuk pendidikan
dakwah. Dan Kegiatan Kebahasaan untuk menambahpembelajaran santri
dalam mengenal bahasa asing (Arab dan Inggris).
Kegiatan muhadhoroh adalah kegiatan berlatih pidato atau kegiatan
berbicara di depan umum atau bisa dikatakan sebagai publick speaking yang
dilakukan sitap minggunya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan santri khususnya dalam hal berpidato juga berdakwah, untuk
mengasah keberanian dan juga mental santri dalam berbicara dihadapan
banyak orang. Terlebih dalam Islam berdakwah merupakan sesuatu yang
juga harus dilakukan seorang muslim. Yaitu mengajak orang lain untuk
berbuat baik. Seperti yeng terkandung dalam surat An-Nahl ayat 125 yang
berbunyi :
أحسن ادع إلى سبل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالت ه
ك هو أعلم بمن ضل عن سبله وهو أعلم بالمهتدن إن ر ب
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl : 125)
4
Dalam kegiatan ekstrakulikuler muhadhoroh diperlukan bimbingan
untuk memudahkan santri dalam mempersiapkan diri berlatih berpidato.
Walaupun orang-orang yang akan dihadapi sudah sering bertemusapa
namun masalah-masalah seperti malu, minder, gugup, dan kurang percaya
diri menjadi serangkaian masalah yang sering dihadapi ketika hendak
berbicara di depan umum. Maka perlu pelatihan dan juga bimbingan untuk
menumbuhankan mental kepercayan diri para santri dalam berbicara di
depan publik. Dan kegiatan muhadhoroh ini sebagai sarana para santri
melatih mental mereka dalam berbicara di depan publik. Terlebih untuk
santri kelas 1 KMI yang baru mulai mengikuti kegiatan ini. Mereka perlu
untuk menyesuaikan dan juga lebih menyiapkan diri untuk dapat mengikuti
kegiatan ini. Bimbingan dari kakak-kakak kelas sebagai pembimbing juga
akan sangat membatu para santri dalam mengembangkan rasa percaya diri
mereka.
Karena muhadhoroh merupakan kegiatan yang baru bagi santri kelas 1
KMI, kegiatan ini akan mengasah kepercayaan diri mereka untuk dapat
berbicara di depan orang banyak, karena sebagian atau bahkan kebanyakan
dari mereka belum pernah berpidato atau berorasi di depan orang banyak.
Untuk itu kegiatan ini memerlukan bimbingan supaya santri dapat lebih
percaya diri berbicara di depan publik. Percaya diri disini berarti tidak lagi
canggung atau minder untuk berbicara didepan publik.
Percaya diri berarti yakin pada kemampuan diri sendiri (Angelis,
2005 : 42). Ketika santri sudah yakin dengan kemampuan diri sendiri yang
5
dimiliki, maka perasaan-perasaan minder, malu, ataupun takut untuk
berbicara di depan orang banyak akan musnah. Rasa percaya diri inilah
yang diperlukan untuk berbicara formal di depan orang banyak. Untuk
mendapatkan antusias dari para pendengar. Sehingga pesan-pesan yang
disampaikan dapat sampai maksutnya pada para pendengar.
Dari uraian diatas mendorong kami sebagai penulis untuk lebih jauh
mengetahui pengaruh keikutsertaan santri kelas 1 KMI Pondok Pesantren
Ta‟mirul Islam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler muhadhoroh terhadap
pengembangan rasa kepercaya diri berbicara di depan publik. Dengan
melakukan penelitian yang judul HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS
BIMBINGAN MUHADHOROH DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
BERBICARA DI DEPAN PUBLIK PADA SANTRI KELAS 1 KMI
PONDOK PESANTREN TA‟MIRUL ISLAM SURAKARTA
B. Rumusan Penelitian
1. Bagaimana intensitas bimbingan muhadhoroh pada santri kelas 1
KMI di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta?
2. Bagaimana kepercayaan diri berbicara di depan publik santri kelas 1
KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta?
3. Adakah hubungan antara intensitas bimbingan muhadhoroh dengan
kepercayaan diri berbicara di depan publik pada santri kelas 1 KMI
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui intensitas bimbingan muhadhoroh kelas 1 KMI di
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta?
2. Untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri berbicara di depan publik
santri kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta?
3. Untuk mengetahui hubungan intensitas bimbingan muhadhoroh
dengan kepercayaan diri berbicara di depan publik pada santri kelas 1
KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta
D. Hiptotesis Penelitian
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang
kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang
diperoleh dari tinjauan pustaka (Martono, 2011 : 63).
Dalam hal ini kami sebagai penulis menyimpulkan jawaban
sementara dari penelitian ini yang nantinya dapat diuji kebenarannya secara
empiris bahwa : Terdapat hubungan yang positif antara intensitas
bimbingan muhadhoroh dengan kepercayaan diri berbicara di depan publik
pada santri kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini, kami harapkan dapat memberi manfaat
secara teoritis maupun praktis
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang
meningkatkan motifasi rasa percaya diri dalam kegiatan ektrakulikuler pada
7
Pondok Pesantren Moderen. Dan menjadikan motivasi bagi kalangan
akademisi yang akan mengadakan penelitian dalam kegiatan
ekstrakulikuler.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi santri diharapkan dapat menjadikannya sebagai informasi
dalam mengembangkan kepercayaan diri berbicara di depan
publik.
b. Bagi pembimbing kegiatan muhadhoroh dapat digunakan
sebagai masukan dan panduan dalam meningkatkan kualitas
bimbingan yang diberikan kepada para santri. Sehingga dapat
memaksimalkan potensi yang dimiliki para santri.
D. Definisi Operasional
Untuk lebih mudah dalam menentukan arah penelitian ini, penulis
memfokuskan judul penelitian ini menjadi :
1. Intensitas Bimbingan Muhahoroh
Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun. Bimbingan
mengandung pengertian bahwa dalam memberikan bimbingan bila keadaan
menuntut, kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara
aktif, yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya (Walgito, 2010 : 6)
Muhadhoroh berasal dari kata hadhoro-yahdhuru yang berarti
menghadiri. Muhadhoroh dalam kitab Ushulu at-Tarbiyah wa at-Ta’lim
memiliki arti yang luas yaitu penjelasan sesuatu dengan cara lisan tanpa
adanya diskusi dan keikutsertaan pendengar dengan pemateri, kecuali hanya
8
untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yeng penting, tanpa
memperbolehkan pendengar untuk bertanya selama penjelasan.
Muhadhoroh bisa juga diartikan sebagai pidato yaitu pengungkapan pikiran
dalam bentuk kata-kata yang ditunjukkan kepada orang banyak, atau
wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khayalak, dengan maksud
agar pendengar dari pidato tadi dapat mengetahui, memahami, menerima
serta diharapkan bersedia melaksanakan segala sesuatu yang disampaikan
kepada mereka (Rumpoko, 2012 : 12). Muhadhoroh lebih mudahnya adalah
kegiatan berpidato atau berbicara di depan orang banyak.
Dari dua uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa bimbingan
muhadhoroh adalah bantuan yang diberikan kepada santri untuk
mempersiapkan diri berbicara atau berorasi di depan orang banyak.
2. Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling
(2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang
yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan
sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri
negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup
diri.
Seperti yang diutarakan oleh Lauter bahwa kepercayaan diri
merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri
sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas
untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas
9
perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki
dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri
sendiri.
Dari uraian diatas, penulis artikan sebagai keyakinan terhadap
kemampuan yang dimiliki diri sendiri dalam mengekspresikan potensi yang
dimiliki. Untuk dapat percaya diri berbicara di depan orang banyak setiap
individu harus yakin dengan kemampuan dirinya sendiri, dan percaya akan
potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri. Kepercayaan diri berbicara di
depan publik adalah suatu sikap yakin atas kemampuan diri untuk berbicara
di depan orang banyak.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini kami sebagi penulis menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini berjenis korelasional untuk mengetahui adakah
hubungan positif dan signifikan dari intensitas bimbingan muhadhoroh
(variabel x) dengan kepercayaan diri santri (variabel y) di Pondok Pesatren
Ta‟mirul Islam Surakarta.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang akan digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakata. Pesantren ini terlatak di tengah
Kota Surakarta tepatnya dijalan KH. Samanhudi No. 3 Tegalsari, Bumi
Laweyan, Surakarta.
Waktu yang akan peneliti lakukan pada : 13 Maret 2016
10
3. Subjek Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup
yang akan diteliti. Sempel merupakan bagaian dari populasi yang memiliki
ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Martono, 2011 : 74).
Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik sampling
bertujuan (purposive sampling) yaitu teknik sampling yang digunakan
oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu
di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 2005 : 97).
Dalam penelitian ini, kami akan menjadikan santri kelas 1 KMI
Pondok Pesanten Ta‟mirul Islam Surakarta sebagai subjek dari penelitian
ini. Sebagai bahan pertimbangan, penelitian ini kami fokuskan pada santri
kelas 1 KMI yang terbagi dalam 4 kelas. Alasan kami peneliti
menggunakan santri kelas 1 KMI, karena pemberian bimbingan
muhadhoroh lebih difokuskan untuk santri kelas 1 KMI.
4. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dari kegiatan intensitas bimbingan
muhadhoron dan rasa percaya diri santri, peneliti menggunakan dua metode
pengumpulan data, yaitu : metode dokumentasi dan juga penyebaran angket.
a. Dokumentasi. Adapun dokumen yang digunakan untuk memperoleh
data antara lain, dokumen sekolah, jurnal sekolah, dokumen kegiatan
ekstrakulikuler.
11
b. Angket. Angket yang digunakan adalah angket untuk mengetahui
intensitas bimbingan muhadhoroh dan angket tentang kepercayaan diri
berbicara di depan publik.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data.
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang
terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama tentang
intensitas mengikuti bimbingan muhadhoroh dan yang kedua angket tentang
kepercayaan diri berbicara di depan publik.
Angket pertama adalah angket tentang bimbingan muhadhoroh,
digunakan untuk mengetahui keikutsertaan santri dalam mengikuti intensitas
bimbingan muhadhoroh. Indikator yang digunakan adalah : pengembangan
diri, pengembangan karir dan kegiatan menggembirakan dan
menyenangkan.
Tabel 1.1
Indikator Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
No Indikator No Item Jumlah
1 Pengembangan diri dan karir 1, 2, 4 3
2 Kemampuan sosial 3, 7, 8 3
3 Kegiatan yang menyenangkan 5, 6, 9 3
Angket yang kedua adalah angket tentang kepercayaan diri berbicara
di depan publik. Indikator yang digunakan adalah percaya pada kemampuan
12
diri sendiri, menjadi diri sendiri, berfikir positif, mampu mengendalikan diri dan
memiliki harapan yang realistis
Tabel 1.2
Indikator Kepercayaan Diri Berbicara di Dipan Publik
No Indikator No Item Jumlah
1 Percaya pada kemampuan diri sendiri 1, 5, 9, 15, 24 5
2 Menjadi diri sendiri 4, 10, 13, 23, 25 5
3 Mampu mengendalikan diri 2, 3, 11, 21, 21 5
4 Berfikir positif 6, 12, 16, 18, 19 5
5 Memiliki harapan yang realistis 7, 8, 14, 17, 22 5
6. Analisis Data
a. Analisis Pendahuluan
Analisis ini digunakan untuk menghitung skor masing-masing
variabel secara terpisah, sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing
penelitian. Untuk analisis ini, penulis menggunakan rumus
persentase sebagai berikut :
Keterangan :
P : Persentase perolehan
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
13
pengaruh intensitas bimbingan muhadhoroh dengan
kepercayaan diri berbicara di depan publik pada santri kelas 1 KMI,
dan sekaligus untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis
yang digunakan menggunakan teknik Product Moment dengan rumus
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
Koefisien korelasi X dan Y
Perkalian X dan Y
X : Variabel Intensitas Shalat Berjama‟ah
Y : Jumlah kuadrat variable y
Jumlah responden
Ʃ : Sigma (Jumlah)
Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya
hipotesis yang telah diajukan berdasarkan analisis hipotesis.
Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara variabel X dan Y
atau diperoleh nilai ha (hipotesis alternatif) dikonsultasikan pada
tabel pada taraf 5 % atau 1 %.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terbagi dalam 5 Bab yang kami uraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
14
Pada bab ini akan dipaparkan tentang ; latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitian,
definisi operasionan, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini akan dipaparkan landasan teori yang berkaitan dengan
variabel-variabel penelitian tentang intensitas bimbingan
muhadhoroh, rasa percaya diri dan juga hubungan intensitas
bimbingan muhadhoroh dengan kepercayaan diri berbicara di
depan publik pada santri kelas 1 KMI.
Bab III Laporan Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dipaparkan tentang lembaga pendidikan yang
dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu Pondok Pesantren
Ta‟mirul Islam Surakarta, struktur organisasi pendidik dan
organisasi santri, ektra muhadhoroh, data responden dan data hasil
penelitian tentang hubungan intensitas bimbingan muhadhoroh
dengan rasa percaya diri berbicara di depan publik pada santri
kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta
Bab IV Analisis Data
Pada bab ini akan dipaparkan data yang penulis dapat dan hasil
penelitian.
Bab V Penutup
Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan penelitian dan juga
saran-saran.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
Untuk memperoleh sebuah hasil yang maksimal dalam sebuah
kegiatan, tentunya diperlukan sebuah pengawasan dan juga bimbingan.
Pengawasan bertujuan untuk mengamati dan juga menyermati setiap
kegiatan individu, sedangkan bimbingan diperlukan untuk membantu dan
mengarahkan. Kedua kegiatan ini akan sangat membantu seseoang dalam
mengoptimalkan potensi yang dimiliki, dan juga bermanfaat untuk membatu
kendala-kendala yang dialami dalam kegiatan.
1. Pengertian Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
Kata intensitas menurut Poerwadarminto (1982: 62) berasal dari
kata intens yang berarti kuat, hebat, giat, rutin. Menutrut Nurkholif
Hazim (2005: 191), bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang
dikerahkan untuk suatu usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat
dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan
penuh semangat untuk mencapai tujuan. Perkataan intensitas sangat
erat kaitannya dengan motivasi, antara keduanya tidak dapat
dipisahkan. Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab
seseorang melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya
motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi.
16
Pengertian intensitas juga mencangkup perilaku yang bersikap
rutinitas artinya seseorang yang memiliki semangat yang tinggi maka
ia akan melakukan perbuatan secara rutin, frekuensinya tinggi maupun
serius, dimana dalam penelitian ini intensitas berkaitan dengan
kegiatan bimbingan muhadhoroh
Menurut Walgito (2010:6) Bimbingan merupakan suatu
pertolangan yang menuntun. Bimbingan mengandung pengertian
bahwa dalam memberikan bimbingan bila keadaan menuntut,
kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara
aktif, yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya.
Menurut Sukardi (1993:3) bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok
orang) agar mereka itu dapat mandiri, melalui berbagai bahan,
interaksi, nasihat, gagasan, alat dan asuhan yang didasarkan atas
norma-norma yang berlaku.
Menurut Priyatno (1994:99) bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa,
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu
dan sarana yang ada dapat dikembangkan, berdasarkan norma-norma
yang berlaku.
17
Dari uraian-uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa
pengertian bimbingan adalah sebuah upaya untuk memberikan
bantuan kepada seseorang dalam jumlah kecil ataupun banyak untuk
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Dan juga membantu
dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dialami dalam
mengembangan potensi diri.
Istilah muhadhoroh dalam bahasa Arab berasal dari kata
hadhoro -yahdhuru yang berarti hadir, mendapat imbuhan mim dalam
mashdar menjadi muhadhoroh yang artinya ceramah atau pidato (al-
Munawir 1984:294). Dalam bukunya Yunus Hanis mengatakan
pidato bisa disamakan dengan retorika (Yunani) atau public speaking
(Inggris). Pidato merupakan seni penyampaian berita secara lisan yang
isinya bisa berbagai macam (Yunus, 2004:7).
Dalam kitab Ushulu at-Tarbiyah wa at-Ta’lim, muhadhoroh
memiliki arti yang luas yaitu penjelasan sesuatu dengan cara lisan
tanpa adanya diskusi dan keikutsertaan pendengar dengan pemateri,
kecuali hanya untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yeng
penting, tanpa memperbolehkan pendengar untuk bertanya selama
penjelasan.
Muhadhoroh bisa juga diartikan sebagai pidato yaitu
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditunjukkan
kepada orang banyak, atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di
depan khayalak, dengan maksud agar pendengar dari pidato tadi dapat
18
mengetahui, memahami, menerima serta diharapkan bersedia
melaksanakan segala sesuatu yang disampaikan kepada mereka
(Rumpoko, 2012:12).
Menurut penulis muhadhoroh merupakan suatu kegiatan untuk
melatih seseorang berorasi atau berpidato di depan orang banyak.
Kegiatan untuk mengasah keterampilan seseorang dalam
menyampaikan pesan-pesan agama ataupun orasi-orasi lainya, supaya
menjadikan seseorang lebih berani dan terampil dalam berbicara di
depan orang banyak.
Selanjutnya dari uraian tentang bimbingan dan muhadhoroh
penulis mengartikan bimbingan muhadhoroh adalah bantuan untuk
mengembangkan keterampilan seseorang dalam berbicara atau
berpidato dan juga membatu dalam menghadapi kendala-kendala yang
menghambat selama proses kegiatan.
2. Dasar Bimbingan Muhadhoroh
a. Firman Allah dalam Al-qur‟an
الحات وتواصوا Oإن اإلنسان لف خسر Oوالعصر إل الذن آمنوا وعملوا الص
بر بالحق وتواصوا بالص
Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shalih dan nasehat- menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. (al-'Ashr: 1-3)
Surat ini Allah SWT menyinggung seluruh umat manusia, seperti
yang tertera dalam ayat kedua, yaitu :” Sesungguhnya manusia itu
19
benar-benar berada dalam kerugian”. Namun dalam ayat ketiga Allah
SWT memberikan pengecualian untuk orang-orang beriman yang
mngerjakan amal sholeh dan juga saling menasehati dalam kebaikan
dan kesabaran. Hendaknya dalam kehidupan sehari-hari sesama umat
manusia untuk salang menasehati dan juga membimbing tentang
kebaikan untuk meningkatkan kwalitas kebaikan setiap manusia.
Sebagai sesorang yang lebih dahulu memahami tentang kajian-kajian
berpidato dan juga lebih berpengalaman dalam menyampaikan pidato,
hendaknya memberikan bimbingan dan arahan kepada juniornya,
supaya menjadikan ilmu yang pernah diperoleh dapat bermanfaat bagi
orang lain. Dan juga untuk menasehati dalam kebaikan.
Dalam menyampaikan bimbingan seorang pembimbing
hendaknya menggunakan cara-cara yang baik dan juga bijak, supaya
menjadikan individu lebih mudah menyerap materi yang disampaikan.
Seperti yang tertera dalam Surat An-Nahl ayat 125 :
ـــل ربك بالحكمة والموعظـــة الحسنـة وج ادل ادع الـى سب ه هم بالت
ن احسـن ـــله وهو اعلم بالمهتـــــد ان ربك هو اعلم بمن ضل عن سب
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
20
Ayat ini menerangakan tentang ajak kepada orang lain untuk
mengikuti perintah Allah SWT dan menerangkan kebaikan. Kaitanya
dengan bimbingan muhadhoroh adalah untuk memberikan pelayanan
ataupun bantuan kepada orang lain, jika dalam proses bimbingan
terjadi kendala-kendala atau masalah-masalah maka dalam
memeringatkan ataupun menegurnya hendaknya dengan sabar dan
baik.
b. Hadis Nabi
هري ونس عن الز قال أخبرنا د المروزي قال أخبرنا عبد للا ثنا بشر بن محم حد
عنهما أن ر للا عن ابن عمر رض صلى قال أخبرنا سالم بن عبد للا سول للا
م إلى ق بن حك ونس كتب رز ث قال قول كلكم راع وزاد الل ه وسلم عل للا
ق عامل على ع ورز ومئذ بوادي القرى هل ترى أن أجم ابن شهاب وأنا معه
لة فكتب أرض ومئذ على أ ق رهم ورز ودان وغ عملها وفها جماعة من الس
ثه خبره أن سالما حد ع جم أمره أن بن عمر ابن شهاب وأنا أسمع أن عبد للا
قول سمعت رسول قول كلكم راع وكلكم مسئول عن ه وسلم عل صلى للا للا
جل راع ف أهله وهو مسئول عن ته والر ته اإلمام راع ومسئول عن رع رع
ت زو ة ف ب ته والمرأة راع تها والخادم راع ف رع جها ومسئولة عن رع
جل راع ف مال ته قال وحسبت أن قد قال والر ده ومسئول عن رع مال س
ته ته وكلكم راع ومسئول عن رع )صحح ح )صحأبه ومسئول عن رع
البخاري(
21
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Muhammad Al
Marwazi berkata, telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah berkata,
telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhri berkata, telah
mengabarkan kepada kami Salim bin 'Abdullah dari Ibnu 'Umar
radliallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin." Al Laits menambahkan;
Yunus berkata; Ruzaiq bin Hukaim menulis surat kepada Ibnu Syihab,
dan pada saat itu aku bersamanya di Wadi Qura (pinggiran kota),
"Apa pendapatmu jika aku mengumpulkan orang untuk shalat
Jum'at?" -Saat itu Ruzaiq bertugas di suatu tempat dimana banyak
jama'ah dari negeri Sudan dan yang lainnya, yaitu di negeri Ailah-.
Maka Ibnu Syihab membalasnya dan aku mendengar dia
memerintahkan (Ruzaiq) untuk mendirikan shalat Jum'at. Lalu
mengabarkan bahwa Salim telah menceritakan kepadanya, bahwa
'Abdullah bin 'Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap
pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.
Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas
rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah
pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai
pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang
pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan
dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya
tersebut" Aku menduga Ibnu 'Umar menyebutkan: "Dan seorang laki-
laki adalah pemimpin atas harta bapaknya, dan akan dimintai
pertanggung jawaban atasnya. Setiap kalian adalah pemimpin dan
setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya."(Hr Bukhari)
Hadist ini singkatnya menerangkan tentang setiap manusia
adalah pengembala (pemimpin) dan setiap pengembala (pemimpin)
bertanggung jawab atas apa yang digembala (dipimpin). Salah satu
tujuan dari seorang pimimpin adalah membimbing bawahannya.
Bimbingan dari pemimpin diharapkan mampu membawa perubahan
posifit dari bawahanya.
Kaitannya dengan bimbingan muhadhoroh, arti kata pengembala
penulis artikan sebagai pembimbing yang bertanggung jawab dalam
22
membantu segala sasuatu yang menghambat perkembanagan peserta
bimbingannya. Dan juga bertanggung jawab dalam mendampingi dan
mengawasi setiap kegiatan dalam muhadhoroh, untuk mengembakan
keterampilan dalam berbicara di depan orang banyak, seperti seorang
pengembala yang bertanggung jawab atas hewan-hewan yang
digembalanya.
3. Tujuan Bimbingan Muhadhoroh
Bimbingan Muhadhoroh dapat diartikan pula sebagai bimbingan
karir yang mana bertujuan membantu individu memperoleh
kompetensi yang diperlukan agar dapat menemukan pejalanan
hidupnya dan mengembangkan karier ke arah yang dipilihnya secara
optimal dan memberikan gambaran yang utuh tentang persyaratan
suatu jabatan tertentu sehingga siswa dapat memahami diri, mampu
menentukan arah pilihan karir dan pada akhirnya membantu siswa
dalam merencanakan masa depannya. (Rahma , 2010).
Bimbingan dibutuhkan untuk lebih membantu setiap individu
dalam memahami kegunaan kegiatan tersebut. Adapun tujuan
bimbingan menurut Yusuf (2008) agar individu dapat :
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, pekembangan karir
serta kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
seoptimal mungkin.
23
c. Menyesuaaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja.
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat maupun lingkungan kerja
4. Fungsi Bimbingan Muhadhoroh
Bimbingan muhadhoroh juga merupukan bagian dari
ektrakulikuler sekolah. Maka dalam buku Panduan Pengembangan
Diri Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
menjelaskan fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai
berikut:
a. Pengembangan diri, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
24
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
B. Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik
1. Pengertian Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik
Percaya diri (self confidence) menurut Maslow (2004:24) rasa
percaya diri diawali dari konsep diri. Percaya diri (al-tsiqqoh bi an-
nafs) merupakan sumber potensi utama dalam kehidupan (Jannah,
2003:10). Dan berikut pengertian percaya diri menurut para ahli :
Kepercayaan diri menurut Zakiyah Darajat (1995:25) percaya
kepaada diri sendiri ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang
dilalui sejak kecil. Orang yang percaya diri dapat mengatasi segala
faktor-faktor dan situasi, mungkin frustasi, bahkan mungkin frustasi
ringan sama sekali. Tetapi sebaliknya orang yang kurang percaya diri
akan sangat peka terhadap bermacam-macam situasi yang menekan.
Menurut W.H Miskelll (Sarastika, 2014:50) percaya diri adalah
kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari
kemampuan yang dimiliki serta, serta dapat memanfaatkan secara
tepat.
Menurut Thantaway (Sarastika, 2014:50) percaya diri adalah
kondisi mental atau psikologi diri seseorang yang memberi keyakinan
kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan.
Menurut Prasetyo (2014:97) Percaya diri adalah sikap dimana
individu-individu memiliki pandangan positif, namun realistis, serta
25
pandangan tentang diri dan situasi mereka. Sikap tersebut berarti
bahwa orang-orang yang percaya diri mampu menempatkan
kepercayaan terhadap kemampuan dan keputusan mereka.
Menurut Wijaya (2013:65) Percaya diri adalah sesuatu yang
dinamis, ia bisa naik dan turun, berubah dan bekembang. Ditentukan
oleh dinamika, posisi, kondisi, dan situasi anda kala itu. Hal terpenting
yang harus dilakukian adalah menjaganya agar tetap berada ditingkat
yang optimal dan sehat. Percaya diri akan menghilangkan rasa takut
dalam diri, yang hanya akan menghambat jalannya suatu komunikasi.
Juga akan mengantar anda untuk belajar dan menjadi lebih baik.
Dari uraian para ahli di atas, kepercayaan diri penulis artikan
sebagai keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki diri sendiri dan
berani dalam mengekspresikan kemampuan yang dimiliki tersebut.
Untuk dapat percaya diri berbicara di depan orang banyak setiap
individu harus yakin dengan kemampuan dirinya sendiri, dan percaya
akan potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Kepercayaan Diri Berbicara
di Depan Publik
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa kepercayaan diri dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Ghufron, 2010 24-27):
a. Faktor internal, meliputi:
1) Konsep Diri
26
Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali dengan
perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu
kelompok. Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan
tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai rasa rendah diri
biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya individu yang
mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
2) Harga Diri
Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri
sendiri. Individu yang memiliki harga diri tinggi akan menilai
pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah
mengadakan hubungan dengan individu lain. Individu yang
mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai
individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima
orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi
individu yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung,
kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial
serta pesimis dalam pergaulan.
3) Kondisi Fisik
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada rasa percaya
diri. Anthony (1992) mengatakan penampilan fisik merupakan
penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang.
Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik
dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
27
4) Pengalaman Hidup
Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri
diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling
sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Apalagi jika
pada dasarnya individu memiliki rasa tidak aman, kurang kasih
sayang dan kurang perhatian.
b. Faktor Eksternal Meliputi:
1). Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi percaya diri individu. Anthony
(1992) lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan
yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah
kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang
pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan
tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan
mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan
kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
2). Pekerjaan
Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian
serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa
percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain
materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga didapat karena
mampu mengembangkan kemampuan diri.
3). Lingkungan
28
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari
lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling
berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya
diri yang tinggi.
Berdasarkan paparan di atas faktor-faktor yang
memengaruhi kepercayaan diri berbicara di depan publik dapat
dibagi menjadi dua yaitu : faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri, kondisi fisik, dan
pengalaman hidup. Sedangkan faktor eksternal meliputi
pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan. Dengan demikian
intensitas bimbingan muhadhoroh merupakan salah satu faktor
eksternal yang bersumber dari pendidikan dan lingkungan.
3. Ciri-Ciri Sikap Percaya Diri
Mastuti (2008:14-15) berpendapat ada beberapa ciri atau
karakteristik individu yang memiliki rasa percaya diri yang
proposional, diantaranya :
a. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri hingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau rasa hormat
dari orang lain.
b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sifat konformis demi diterima
oleh orang lain atau kelompok.
29
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani
menjadi diri sendiri.
d. Memiliki pengendalian diri yang baik, mimiliki internal locus of
control dimana seseorang memandang keberhasilan atau kegagalan
tergantung dari usaha diri sendiri tidak mudah menyerah pada nasib
atau keadaan serta tidak tergantung dan mengharap bantuan datri
orang lain.
e. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang
lain dan situasi di luar dirinya.
f. memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga
apabila harapan tersebut tidak terwujud maka seseorang tetap
mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
4. Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Berbicara
Didepan Publik :
a. Sikap Badan
Sikap badan saat berpidato tegak. Sikap ini dilakukan saat
berpidato dengan duduk ataupun berdiri. Sikap badan tegak
menunjukkan pembicaraan bersemangat tinggi, percaya diri, dan
besungguh-sungguh. Pandangan mata sebaiknya mengarah kepada
pendengar.
b. Pengaturan Suara
Kalian harus mampu mengaturr irama dan tempo suara.
Pengaturan suara berkaitan dengan tinggi rendah suara. Pengaturan
30
suara juga berkaitan dengan lambatnya suara. Dengan demikian, suara
dapat berirama dan enak didengar. Suara yang berirama dapat
menggugah minat pendengar. Pembicara juga harus memerhatikan
kejelasan suara (pelafalan). Kejelasan suara dapat mempermudah
pendengar memahami isi pidato.
c. Kewajaran Sikap dan Gaya
Pembicara sebaiknya menjaga kewajaran sikap saat berpidato.
Sikap dan gaya berlebih-lebihan mengurangi perhatian pendengar.
Bersikaplah wajar dan tidak berlebih-lebihan.
d. Penyesuaian Gerak, Gaya, Mimik, dan Suara
Pembicara tampil dengan gaya dan inotasi suara yang bervariasi.
Pembicara perlu memerhatikan penyesuaian dan perubahan gaya.
Tetap utamakan kewajaran dan ketetapan berpidato.
5. Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik :
Menurut Mahendra (2011:77-78) cara-cara meningkatkan
percaya diri dengan cara berikut:
a. Selalu berfikir positif dan jangan berfikir negatif terhadap apa
yang ada pada diri sendiri dan tanamkan keyakinan bahwa kita
lebih baik dari apa yang ada dalam pikiran.
b. Selalu memberi informasi positif terhadap diri dengan demikian
akan merangsang conscious (pikiran sadar) dan sub concious
min (pikiran bawah sadar) yang mampu menigkatkan keyakinan
dalam melakukan tindakan
31
c. Cari dan temukan lingkungan yang dapat membuat self esteem
atau percaya diri berkembang dengan memperbanyak membaca
buku-buku positif ataupun buku-buku tentang motivasi dan
bergaulah dengan orang-orang yang positif. Tentukan arah dan
tujuan hidupdengan membuat gol-gol kecil yang akan
mengantarkan individu mencapai sebuah tujuan.
d. Sikapi kegagalan dengan bijaksana, karena tidak penting
seberapa banyak kegagalan, tetapi seberapa sering bangkit dari
kegagalan.
Intensitas bimbingan muhadhoroh merpukan media pelatihan yang dapat
meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan publik.
C. Hubungan Intensitas Bimbingan Muhadhoroh dengan Kepercayaan
Diri Berbicara di Depan Publik
Dalam penelitian sebelumnya oleh Sholahuddin (2014) menemukan
bahwa kegiatan Muhadhoroh Diniyah meningkatkan prestasi belajar siswa.
Nilai rata-rata dari muhadhoroh sebesar 70,3, sedangkan nilai rata-rata
prestasi yang diperoleh siswa sebesar 75,87. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai r hitung sebesar 0,424 dan termasuk kategori sedang atau
cukupan (nilai r hitung pada rentang 0,40-0,47) dengan KD sebesar 17,97%.
Maka terdapat hubungan antara kegiatan muhadhoroh diniyah dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Hidayatut Tholibin II.
32
Penelitian di atas mengungkapkan relasi hubungan antara kegiatan
muhadhoroh diniyah dengan prestasi belajar. Sementara skripsi ini meneliti
tentang hubungan intensitas bimbingan muhadhoroh dengan kepercayaan
diri berbicara di depan publik.
Penelitian kedua dilakukan oleh Fuadiyah (2015) tentang menejemen
pelatihan khitobah dalam meningkatkan kemampuan santri menjadi
muballigh profesional di Pondok Pesantren Salaf Tahfidz Al-Qur‟an Al
Arifiyyah Pekalongan. Pendekat yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kwalitatif. Penelitian ini mengungkap menejemen
pelatihan khitobah dalam meningkatkan kemampuan santri menjadi
muballigh profesional. Menejemen pelatihan khitobah memengaruhi
kemampuan santri menjadi muballigh profesional dengan cara, pertama,
santri diajarkan cara menentukan sasaran dan tujuan khitobah. Kedua
pengorganisasian dalam pelatihan khitobah yang tertata rapi, dengan cara
pembagian santri menjadi beberapa kelompok dan kemudian dibagi tugas.
Ketiga adalah adalah penggerakan. Penggerakan dalam pelatihan khitobah
di pondok pesantren Al-Arifiyah cukup efektif dengan cara pemimpin
pondok pesantren memberikan motivasi kepada santri dan pengurus,
kemudian pengurus memberikan bimbingan kepada pelaksana pelatihan
khitobah melalui dialog dan tanya jawab, serta menerjunkan para santri
yang telah berhasil mengikuti pelatihan khitobah ke dalam ranah masyarakat
umum setiap bulan ramadhan atau satu tahun sekali, sebagai output dari
hasil pelatihan khitobah yang diberikan kepada santri. Kemudian fungsi
33
yang terakhir yaitu dengan mengevaluasi semua kegiatan yang ada dengan
cara pengurus mengadakan rapat untuk mengetahui bagaimana hasil dari
pelaksanaan pelatihan khitobah yang dilaksanakan di Pondok Pesantren
Salaf dan Tahfidzul Al-Qur‟an Al-Arifiyyah.
Penelitian di atas menggunakan pendekatan kwalitatif dalam
mengungkap menejemen pelatihan khitobah untuk meningkatkan
kemampuan santri menjadi muballigh profesional. Sedangkan dalam
penelitian ini berupaya mengungkap peran intensitas bimbingan
muhadhoroh dalam meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan
publik pada santri kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Apriani (2011) tentang upaya
peningkatan kemampuan berbicara di depan umum melalui teknik
sosiodrama pada siswa SMA negeri 11 Yogyakarta, menunjukkan bahwa
penerapan teknik sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan berbicara di
depan umum siswa kelas XC SMA Negeri 11 Yogyakarta. Hasil uji pre test
dan post test menggunakan Tes Wilcoxson diketahui bahwa skor rata-rata
aspek mampu melakukan proses komunikasi di depan umum secara lisan
dari 52,5 (28,47%) menjadi 57,25 (31,1%), aspek berbicara sesuai topik dari
25,41 (13,80%) menjadi 25,75 (13,99%), dan aspek berbicara untuk
menyampaikan tujuan dari 26,08 (14,17%) menjadi 31,38 (17,05%).
Jika penelitian di atas mengungkapkan efek peningkatan kepercayaan
diri berbicara di depan publik dapat dilukakan melalui teknik sosiodrama,
34
sedangkan pada penelitian ini kepercayaan diri berbicara di depan publik
diprediksi dapat ditingkatkan melalui intensitas bimbingan muhadhoroh.
Pesantren sebagai salah satu tempat untuk memperoleh sarana
pendidikan dewasa ini sudah menjadi tempat yang menjadi andil dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Terlebih pesantren-pesantren
sekarang banyak yang menggunakan sistem pesantren moderen di mana
tidak hanya pendidikan-pendidikan keagamaan saja yang diajarkan, namun
juga mengembangkan ektrakulikuler untuk mengembangkan minat bakat
dan potensi peserta didik.
Dalam mengembangkan potensi peserta didik peran seorang
pembimbing sangat dibutuhkan. Selain memberikan bantuan dalam
kesulitan-kesulitan yang dialami, peran pembimbing dalam mengawal
perkembangan peserta didik sangat memegaruhi. Pembimbing juga menjadi
tauladan untuk peserta didiknya dalam mengembangkan minat dan bakat.
Bimbingan muhadhoroh sebagai layanan bantuan kepada peserta agar
mereka dapat mengenal dirinya dan memecahkan masalah-masalah dalam
berbicara di depan orang banyak dan sebagai masukan-masukan untuk
melaksanakan perencanaan dimasa depannya berdasarkan minat,
kemampuan, kekuatan, dan kelemahan diri. Disnilah pentingnya bimbingan
muhadhoroh untuk peserta didik dengan bimbingan tersebut peserta didik
akan mudah dalam mengekspresikan diri dan juga lebih percaya diri dalam
berorasi di depan orang lain, sehingga menjadikan peserta didik orator yang
baik dalam menyampaikan pesan-pesan pidatonya.
35
Bimbingan muhadhoroh juga mengembangkan kesehatan mental
murid. Kesehatan mental seperti yang dikatakan Zakiyah Darajat (1983:13)
adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan
dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal
mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta
terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa. Bimbingan muhadhoroh yang
diperoleh peserta didik akan menambah kesehatan mental mereka
berkembang, sehingga menambah kepercayaan diri mereka dalam berbicara
di depan publik.
Bimbingan muhadhoroh juga sebagai stimulus untuk mengembangkan
kepercayaan diri berbicara di depan publik. Apabila sering dilatih untuk
berbicara di depan publik maka kepercayaan diri seseorang akan lebih
tinggi. Seperti teori yang dikemukakan oleh Thorndike (1874-1949) dalam
Teori Behaviorisme tentang Hukum Latihan (law of exercise) bahwa untuk
memperoleh hasil yang memuaskan maka diperlukan latihan yang berulang-
ulang. Latihan dan pengulangan dilakukan untuk mencapai kemahiran,
seperti pada slogan practice make perfect. Maka hukum yang digunakan
adalah The Law Of Use, yaitu hukum yang menyatakan bahwa hubungan
atau koneksi antara stimulus dan respon akan menjadi kuat bila sering
digunakan. Dengan kata lain bahwa hubungan antara stimulus dan respon
itu akan menjadi kuat semata-mata karena adanya latihan. Dari sinilah peran
intensitas bimbingan muhadhoroh berpengaruh pada kepercayaan diri
berbicara di depan publik.
36
Intensitas Bimbingan
Muhadhoroh
Pengembangan diri dan karir
Kemampuan sosial
Kegiatan menyenangkan
Kepercayaan Diri
Berbicara di Depan
Publik
Percaya pada kemampuan
diri sendiri
Menjadi diri sendiri
Mengendalikan diri
Berfikir positif
Memiliki harapan yang
realistis
Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri peran motivasi tidak
bisa dipisahkan, karena tanpa motifasi dan tujuan tertentu kemungkinan rasa
percaya diri belum dapat terwujud. Motifasi merupakan suatu dorongan
yang timbul dari diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Secara istilah motivasi adalah sesuatu yang mendorong jiwa kita
untuk bergerak. Secara umum motivasi itu semangat, spirit, atau sesuatu
yang membuat mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (Lestari, 2007:89).
Untuk berpidato di depan orang banyak, seorang orator hendaknya
juga mempersiapkan diri dan juga materi yang akan disampaikan. Untuk
mengurangi kecemasan berhadapan dengan orang banyak dan juga untuk
menambah rasa percaya diri. Anak yang memiliki rasa percaya diri adalah
yang memiliki kepercayaan dan keberanian untuk melakukan sesuatu tanpa
37
ada rasa malu atau minder di dalam dirinya. Kesuksesan pada diri seseorang
merupakan proses (Nizar, 2009:104), sehingga dapat menyampaikan pesan
dari pidato yang akan disampaikan dengan mengekspesikanyna dengan
baik, dan membuat pendengar merasa puas.
38
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Pada hakekatnya Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ini telah
direncanakan sejak berdirinya Masjid Tegalsari Surakarta pada tanggal 28
Oktober 1928 oleh para ulama yang berada di Kampung Tegalsari. Namun
cita-cita suci tersebut tidak dapat terwujud dikarenakan suatu hal yang tidak
memungkinkan, yang pada saat itu Indonesia masih dijajah oleh Belanda.
Tahun 1968, cita-cita untuk mendirikan pondok pesantren mulai
dirintis dengan dibentuknya Yayasan Ta‟mirul Masjid Tegalsari Surakarta.
Yayasan ini kemudian mendirikan SD dan diberi nama SD Ta‟mirul Islam
Surakarta. Dan pada tahap perkembangannya, pada tahun 1979 didirikan
SMP Ta‟mirul Islam.
Untuk menjawab tantangan zaman dan harapan masyarakat sekitar,
pada tanggal 14 Juni 1986 Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta
resmi berdiri dengan diawali kegiatan berupa Pesantren Kilat atau yang
populer disebut Pesantren Syawal, karena dilaksanakan pertama kali di
bulan Syawwal.
Pendirian Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Tegalsari Surakarta
diprakarsai oleh :
39
a. KH. Naharussurur
b. Hj. Muttaqiyah
c. KH. Muhammad Halim, SH.
d. Muhammmad Wazir Tamami, SH.
Keberadaan pondok di tengah-tengah Kampung Tegalsari ini
disambut baik oleh masyarakat sekitar pondok maupun masyarakat luas.
Khususnya bagi mereka yang ingin mempelajari dan menelaah ilmu-ilmu
duniawi serta ukhrawi, mengingat manusia tidak bisa dipisahkan oleh dua
hal ini
Kulliyatul Mu’allimin/at Al-Islamiyyah (KMI) Adalah pendidikan
setara SMU yang ditempuh selama 6 tahun untuk lulusan SD/MI dan 4
tahun untuk lulusan SMP/MTs. Sesuai SK Mendiknas
No.240/C/KEP/mn/2003, ijazah KMI tersebut dapat digunakan untuk
mendaftar di perguruan tinggi negri maupun swasta tanpa harus mengikuti
Ujian Akhir Nasional (UAN). Dalam sejarah perjalanannya, KMI pada
awalnya merupakan singkatan dari Kulliyatul Mujahidin Al-Islamiyyah,
kemudian pada tahun 2003 berubah nama menjadi Kulliyatul Mu’allimin Al-
Islamiyyah sampai sekarang.
2. Identitas Sekolah
Nama sekolah : KMI TA‟MIRUL ISLAM
Jenjang sekolah : Setara SMU
Status sekolah : Swasta
40
Alamat sekolah : Jln. KH Samanhudi No. 03
Telp/Fax : (0271) 741310
Email : [email protected]
Website sekolah : http://pp-takmirulislam.com
Kelurahan : Bumi
Kecamatan : Laweyan
Kab/Kota : Surakarta
Provinsi : Jawa Tengah
Nama Direktur : Sunardi Sujani, S. Th. I, M. Pd. I
3. Letak Goegrafis
Secara geografis Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam beralamatkan di
Jln. KH. Samanhudi No. 3 Kampung Tegalsari, Kelurahan Bumi, Kecamatan
Laweyan, Kota Surakarta Propinsi Jawa Tengah.
4. Visi dan Misi
a. Visi
Mencetak kader ulama „amilin yang menjadi perekat umat
berbasis sanad sehingga tercipta generasi Rabbi Raḍya.
b. Misi
1) Memperbaiki serta meningkatkan akhlaq para penerus bangsa.
Hal ini merupakan kelebihan pondok pesantren dari lembaga
pendidikan lain yaitu keuntungan yang bersifat batiniyah dan
dlohiriyah.
41
2) Mempersatukan dan mempererat hubungan antar ummat. Untuk
itu Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam berkedudukan untuk
semua golongan dan tidak dibawah satu golongan.
3) Membentuk generasi yang Tarbawi dan Islami
5. Motto dan Panca Jiwa
a. Motto
Adapun motto yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Ta‟mirul
Islam selama mendidik para santrinya adalah:
1) Iso Ngaji Lan Ora Kalah Karo Sekolah Negeri. Dengan motto
ini diharapkan santri dapat memperdalam ilmu-ilmu yang
bersifat ukhrowi maupun duniawi.
2) Al-Qur‟an Taajul Ma‟had yang dalam Bahasa Indonesia
mempunyai arti Al-Quran adalah Mahkota Pondok. Motto ini
mendorong para santri untuk dapat menerapkan Al-Quran dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga apa yang dilakukan santri
diharapkan selalu sesuai dengan Al-Quran.
3) Al-Lughotul Libaasul Ma‟had yang dalam Bahasa Indonesia
mempunyai arti Bahasa adalah Pakaian Pondok. Dengan
menggunakan Bahasa Arab dan Inggris sebagai pengantar dalam
kegiatan keseharian di Pondok, diharapkan semua santri mampu
mendalami semua disiplin ilmu. Karena kedua bahasa tersebut
telah menjadi bahasa internasional.
b. Panca Jiwa
42
Disamping motto yang ada, Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam
mempunyai Panca Jiwa yang menjadi ruh pondok dalam setiap
aktivitas sehari-hari. Lima jiwa itu adalah :
1) Jiwa Keikhlasan
Bisa berarti Sepi Ing Pamrih, Bukan karena didorong oleh
keinginan mencari keuntungan tertentu, tapi semata-mata karena Allah
swt. Hal ini meliputi segenap kehidupan di Pondok. Guru/Ustadz
ikhlas dalam mengajar dan para santri pun ikhlas dalam belajar.
2) Jiwa Kesadaran.
Segenap pengasuh, ustadz maupun ustadzah serta para santri
dalam melaksanakan peran masing-masing dengan penuh kesadaran.
Semua harus mengetahui dan sadar akan keberadaan dan tugas-
tugasnya.
3) Jiwa Kesederhanaan.
Kehidupan di pondok diliputi suasana kesedehanaan tapi agung.
Sederhana belum tentu pasif atau miskin, tetapi sederhana
mengandung unsur kekuatan dan ketabahan hati dalam menghadapi
perjuangan hidup dengan kesulitan.
4) Jiwa Keteladanan.
Setiap orang harus siap menjadi teladan dalam kebaikan bagi
orang lain. Seorang Kyai akan selalu diteladani oleh para guru dan
santrinya, para ustadz dan ustadzah harus menjadi teladan yang baik
untuk para santrinya. Santri yang junior harus mau meneladani kakak-
43
kakaknya yang baik dan begitu seterusnya. Sehingga satu sama lain
saling meneladani dalam hal kabaikan.
5) Jiwa Kasih Sayang.
Kasih sayang menjadi ruh Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam
dalam pendidikan. Kesombongan, kebodohan, kemalasan, dan
kemarahan hanya dapat diluruskan dengan kasih sayang. Kasih sayang
yang benar yang tidak menghalangi ditegakkan disiplin dan peraturan.
Seorang anak yang mendapatkan sangsi dari pengasuhnya, bukanlah
sedang dihukum karena dendam atau kemarahan, tetapi semata-mata
adalah untuk perbaikan dengan penuh kasih sayang
6. Organisasi Sekolah
Adapun organisasi sekolah yang tersusun pada tahun ajaran
2014/2015 adalah sebagai berikut:
Direktur KMI Putra : Sunardi Sujani, S. Th. I, M. Pd. I
Kepala TU : Ahmad Halim Alqosasi
Bendahara : Husnul khotimah, A. Md
Wadir Kurikulum : Muh. Ridlo Amri, M.Phil.
Wadir KBM : Agus Setio Budhi, S.Ag
Wadir Kesiswaan : Imam Syaifuddin, S.Pd.I
Wadir Sarpras : Agus Styawan
Kepala Lab. IPA : Surono, S.Pd
Kepala Lab. Komputer : Jeihan Qubbah E, S.Pd
44
Kepala Perpustakaan : Ahmad Halim Alqosasi
45
7. Data Pendidik KMI Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Dalam menyelenggarakan pengajaran tidak lepas dari peran
seorang guru/ustadz yang selalu membaktikan ilmu, waktu dan tenaga
guna mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang baik. KMI Pondok
Pesantren Ta‟mirul Islam Putra memiiki 51 guru/ustadz, berikut ini
para nama staff guru/ustadz dan mata pelajaran yang diampunya :
Tabel 3.1
Data Pendidik KMI Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
NO NAMA MAPEL
1 K.H.Muhammad Halim, S.H Tafsir
2 H. Wazir Tamami, S.H Mahfudzot
3 Sunardi Sujani, S.Th.I., M.Pd.I Hadist
4 H.Muhammad Ali Faroidh
5 Fatih Samadi, S.Ag., M.S.I Ushul Fiqh
6 Jumari, S.Ag Tarikh Islam
7 Agus Setio Budhi, S.Ag Nahwu
8 Husnul Khotimah, A.Md Akutansi
9 Sukron Makmun, S.Ud. Hadist
10 Suwarto, S.Ag Ushulul Qur‟an
11 Suwardi, S.Ag., M.S.I Komputer
12 K.H.Mohammad 'Adhim, S.Ag.,
M.Pd Tarbiyah
13 Agus Prayitno, S.Pd Ekonomi, Sosiologi
14 Taufik Saleh, S.H.I Nahwu
15 Surono, S.Pd Biologi
16 Amin Zaenudin Aqidah
46
17 Supriyono, S.Pd.I., M.Pd.I B. Indonesia
18 Muh. Sholeh, S.S Tajwid
19 Prihanto, S.Pd.I., M.A Ushul Fiqh
20 M. Hasbi Shidiq Tarbiyah
21 Ya'kub (Warsito) Fiqh
22 Abdurrohman Isnaini Kimia
23 Muhammad Hatta, S.Pd Matematika
24 Tri Agus Santoso, S.Pd.I Fiqh
25 Nurrohmat B. Inggris
26 Kafin Jaladri, S.Pd.I, M.A. Muthola‟ah
27 Annis Muhammad, S.Pd.I B. Indonesia
28 Imam Syaifuddin, S.Pd.I Mahfudzot
29 Ahmad Rizal Tamrin
30 Bakti Prayitno, S.Pd.I Tarikh Islam
31 Aziz Faizin, S.Pd.I Grammar
32 Agus Setiawan Tamrin
33 Muh. Nur Rochim M, S.Pd.I Grammar
34 M. Kholid Ramadanzi Nahwu
35 Ihsan Haris Syuhada Khot
36 Rachmat Faisal, S.Pd.I B. Inggris
373 Jeihan Qubbah El-Fairuz, S.Pd Fisika
38 Fursan Fikri, S.Psi IPS
39 Ahmad Rusmanto Tamrin
40 Ahmad Halim Alqosasi Matematika
41 Nugroho Nur Bawono Tafsir
42 Aditya Saefudin, S.Pd Komputer
47
43 Maulana Malik Irkas Insya‟
44 Fan Al-Muttaqin Khot
45 Danang Arif Wibowo Tariks Islam
46 Ahsanul Fikri B. Inggris
47 Asrof Multazam Insya‟
48 Muhalim Ulinuha A Imla‟
49 Hasan Ali Asy-Syafi'i Hadist
50 Ridwan Yacob Tajwid
51 Muhammad Ibrahim Halim Mahfudzot
8. Data Santri Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Data santri KMI Putra Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam pada
tahun ajaran 2015-2016 berjumlah 332 santri terdiri dari 17 kelas
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.2
Data Santri KMI Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
NO KELAS JUMLAH WALI KELAS
1 1 A 20 Achmad Rizal
2 1 B 17 Ahmad Rusmanto
3 1 C 16 Danang Arif Wibowo
4 1 D 16 Bakti Prayitno, S.Pd.I
5 2 A 21 Maulana Malik Irhas
6 2 B 23 M Nur Rochim Ma‟sum, S.Pd.I
7 2 C 22 Ahmad Halim Alqosasi
8 3 A 22 Imam Syaifuddin, S.Pd.I
9 3 B 22 Ahmad Sofyan Hadi, S. Pd.I
48
10 3 C 20 Tri Agus Santoso, S. Pd.I., M.P.I
10 1 TKS 11 Ya‟qub Mubarok, S.H.I
11 3 TKS 10 Ihsan Haris Syuhada
12 4 A 15 Kafin Jaladri, S.Pd.I., M.A
13 4 B 13 Kafin Jaladri, S.Pd.I., M.A
14 5 A 24 Ust. Prihanto, S.Pd.I, M.A.
15 5 B 25 Amin Zaenudin
16 6 A 15 Taufil Saleh, S.H.I
17 6 B 20 Taufil Saleh, S.H.I
9. Data Sarana dan Prasarana
Guna menunjang kegiatan belajar dan mengajar di Pondok
Pesantren Ta'mirul Islam menyediakan sarana dan prasarana antara
lain:
a. Masjid Al-Kahfi.
b. Gedung Al-Mursyid sebagai pusat belajar mengajar.
c. Perpustakaan.
d. Laboratorium IPA.
e. Laboratorium komputer.
f. Lapangan Waro‟a dan Gedung Salam Rahamah sebagai sarana
olahraga.
10. Daftar Responden
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil
penelitian pada santri kelas 1 KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam.
49
Tabel 3.3
Data Responden
NO ABSEN NAMA KELAS
1 A15.1530 Abdul Rozaq 1 A
2 A15.1531 Abian Muhammad Al-Askari 1 A
3 A15.1542 Arif Rahman Hidayat 1 A
4 A15.1545 Dhenis Achmad Fauzi 1 A
5 A15.1548 Fadhel Adam Syahaical 1 A
6 A15.1550 Farhan Firmansyah 1 A
7 A15.1553 Fauzi Gilang Ramadhan 1 A
8 A15.1556 Hidayatur Rakhim Bhayu Aji 1 A
9 A15.1559 Lutfi Arinal Haq 1 A
10 A15.1560 M Fikri Buchari 1 A
11 A15.1569 Muhamad Arya Putra Anugrah 1 A
12 A15.1575 Muh Alfiansyah Gymnastiar 1 A
13 A15.1579 Muhammad Kafin Rozinun Yafi 1 A
14 A15.1582 Muhammad Nur Adha Fitriyana 1 A
15 A15.1583 Muhammad Nur Prayogo 1 A
16 A15.1588 Najib Hikmatuddin 1 A
17 A15.1594 Rafi Krisna Mahendra 1 A
18 A15.1602 Theo Aga Praditya 1 A
NO ABSEN NAMA KELAS
19 A15.1532 Achmad Ilham Jaya Kusuma 1 B
20 A15.1533 Adhitya Ayesayoga Wibowo 1 B
21 A15.1537 Ahmad Ihsan Qudama 1 B
50
22 A15.1538 Ahmad Sa'id Khoirurrozak 1 B
23 A15.1543 Bimo Bagus Satriyo 1 B
24 A15.1567 Muh Sulthan Hanan Arridho 1 B
25 A15.1571 Muhammad Abdan Syakura 1 B
26 A15.1580 Muhammad Khoirul Musta'in 1 B
27 A15.1589 Naufal Hakim 1 B
28 A15.1593 Paundra Satria Dirgantara 1 B
29 A15.1598 Rosyid Zain Acmadi 1 B
30 A15.1605 Val Ramzy Adrian 1 B
31 A15.1607 Wisnu Abdar Maulana 1 B
32 A15.1611 Zuhdi Zainul M 1 B
33 A15.1581 M Najib Habibi 1 B
NO ABSEN NAMA KELAS
34 A15.1539 Aldila Sinung Wijaya 1 C
35 A15.1540 Alif Rizki Ramadhan 1 C
36 A15.1544 Dabit Elfadel 1 C
37 A15.1554 Ghondur Faiq Romadloni 1 C
38 A15.1562 M Naufal Dzaky Athallah 1 C
39 A15.1564 M Zidni Khilmy 1 C
40 A15.1568 Muh Teguh Arya 1 C
41 A15.1570 Muhamad Sukma Finasthi 1 C
42 A15.1590 Naufal Hilmi 1 C
43 A15.1596 Rendy Adi Pamungkas 1 C
44 A15.1597 Rifa Roja Niscala Alfiyanto 1 C
45 A15.1600 Sofiy Zaini Alirfani 1 C
51
46 A15.1610 Zhafran Alghaffaru 1 C
47 A15.1614 Habib Khusaini 1 C
NO ABSEN NAMA KELAS
48 A15.1546 Dimas Crisna Yuda Kusuma 1 D
49 A15.1547 Dimas Tegar Prasetyo 1 D
50 A15.1551 Fathur Riky Ramadhani 1 D
51 A15.1552 Fauzan Nafiah Amar 1 D
52 A15.1558 Ilyas Arinal Haq 1 D
53 A15.1565 Mochammad Ardian Saputra 1 D
54 A15.1573 Muhammad Abdullah Fakih 1 D
55 A15.1574 Muh Alfian Budiyanto 1 D
56 A15.1578 Muhammad Ichsan 1 D
57 A15.1585 Muhammad Riswara Akmal 1 D
58 A15.1592 Okta Kurnia 1 D
59 A15.1604 Tri Ardianto 1 D
60 A15.1608 Wisnu Sektiawan S 1 D
61 A15.1609 Yusuf Ahmadi 1 D
B. Penyajian Data
1. Data Tentang Jawaban Angket Intensitas Bimbingan
Muhadhoroh
Dalam pengumpulan data tentang intensitas bimbingan
muhadhoroh, penulis memberikan 9 item soal untuk dijawab oleh
52
responden. Adapun hasil dari penyebaran angket intensitas bimbingan
muhadhoroh dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.4
Daftar Jawaban Angket Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
NO AITEM SOAL
JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 3 3 3 1 2 2 3 2 22
2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 19
3 3 2 2 1 1 1 2 3 2 17
4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 21
5 2 2 2 3 2 2 2 2 3 20
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
7 3 3 3 3 3 2 2 2 2 23
8 3 2 3 2 2 2 2 3 2 21
9 3 3 3 2 2 2 3 2 3 23
10 3 2 3 2 2 2 2 3 2 21
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
12 3 3 3 3 1 2 2 2 1 20
13 3 3 1 3 2 2 3 2 2 21
14 2 3 1 2 2 2 2 2 3 19
15 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20
16 2 2 3 2 2 2 2 1 2 18
17 2 1 2 1 2 2 3 3 1 17
18 3 3 3 3 1 2 2 3 2 22
19 3 3 3 3 2 2 2 3 2 23
20 2 2 3 2 2 2 2 1 2 18
53
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
22 3 3 3 2 2 2 1 2 2 20
23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
24 3 3 2 1 1 2 1 3 1 17
25 2 1 1 2 2 2 3 3 3 19
26 3 3 3 2 2 2 1 2 2 20
27 1 1 1 1 2 1 1 2 2 12
28 3 1 3 2 2 1 2 3 2 19
29 3 3 3 2 1 1 2 3 1 19
30 2 2 2 2 1 1 2 3 2 17
31 3 3 3 3 2 2 2 3 2 23
32 3 2 2 2 2 2 2 2 2 19
33 3 3 3 2 2 2 2 2 3 22
34 3 3 3 2 3 3 2 2 2 23
35 2 1 3 2 1 2 1 2 2 16
36 3 3 3 3 3 2 2 3 3 25
37 2 1 2 2 2 3 1 3 1 17
38 3 2 3 1 3 2 2 2 2 20
39 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26
40 3 3 3 3 3 2 2 3 3 25
41 3 3 3 3 1 2 2 2 2 21
42 3 3 3 3 3 2 2 2 2 23
43 3 3 2 3 3 3 3 2 3 25
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
45 3 2 2 3 3 3 2 2 3 23
46 2 2 3 3 2 2 2 3 2 21
54
47 3 3 3 3 2 2 2 2 3 23
48 3 3 3 3 2 2 2 2 3 23
49 3 3 3 3 3 3 3 2 2 25
50 3 3 3 2 2 2 2 2 2 21
51 1 1 2 1 1 1 1 1 2 11
52 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
53 3 3 3 3 2 3 3 3 3 26
54 3 3 3 3 2 3 2 3 2 24
55 3 3 3 3 2 2 1 2 1 20
56 3 3 3 3 2 3 3 2 3 25
57 2 2 3 2 1 1 2 3 2 18
58 3 3 3 3 3 2 2 3 2 24
59 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
61 3 3 3 3 2 2 2 2 1 21
2. Data Tentang Jawaban Angket Kepercayaan Diri Berbicara di
Depan Publik
Dalam pengumpulan data tentang kepercayaan diri berbicara di
depan publik, penulis memberikan 25 item soal untuk dijawab oleh
responden. Adapun hasil dari penyebaran angket kepercayaan diri
berbicara di depan publik dapat dilihat dalam tabel berikut :
55
Tabel 3.5
Daftar Jawaban Anget Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik
NO AITEM SOAL JMLH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 5 2 2 2 3 3 1 2 4 3 3 2 4 2 2 3 3 2 1 3 5 5 3 3 71
2 3 3 3 2 4 5 3 4 2 4 2 3 2 4 3 3 4 5 3 3 2 3 3 2 3 78
3 3 4 2 1 2 3 1 1 3 2 5 1 1 3 2 1 4 2 1 1 1 3 1 3 2 53
4 1 3 4 5 5 2 4 2 1 3 5 4 5 4 4 2 5 5 3 2 3 2 4 3 5 86
5 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 5 5 3 75
6 4 4 3 3 4 4 3 5 5 2 5 1 5 4 4 5 4 1 3 3 4 2 3 4 5 90
7 4 2 1 5 1 1 1 3 1 3 4 3 2 5 3 2 4 4 4 2 3 4 5 5 5 77
8 3 4 5 3 2 3 3 3 2 4 5 5 3 5 2 4 5 3 4 2 4 3 3 5 5 90
9 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 4 3 4 2 2 5 3 3 3 74
10 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 5 3 3 2 2 3 3 3 4 1 3 3 5 5 5 82
11 3 4 4 2 4 1 2 3 2 5 4 5 5 4 3 2 3 1 4 3 2 3 4 1 2 76
12 2 2 1 3 1 2 3 4 2 3 4 1 1 4 3 4 3 5 3 1 4 5 2 4 3 70
13 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 4 2 1 2 4 2 2 2 3 1 1 1 2 2 51
14 4 4 5 5 3 4 5 3 4 3 3 5 1 4 4 5 5 5 4 2 3 1 3 5 4 94
15 3 1 1 4 2 2 3 1 3 1 2 5 1 4 2 3 3 3 2 5 3 5 3 5 3 70
16 3 4 5 3 2 3 3 2 4 5 5 3 5 5 2 3 5 3 4 2 3 1 1 1 2 79
17 3 4 4 5 4 1 5 5 3 5 5 3 2 1 4 5 4 1 4 5 4 2 4 3 5 91
18 3 5 5 2 3 2 2 1 2 5 5 3 5 4 3 4 5 5 4 2 2 3 2 3 2 82
19 3 4 5 4 3 3 2 3 3 5 3 4 1 3 1 2 4 5 3 1 2 3 3 3 2 75
20 2 3 2 4 1 2 2 3 2 2 1 4 3 5 2 3 2 1 2 1 3 1 1 1 2 55
21 3 5 4 5 5 3 2 5 3 4 5 5 5 5 2 1 4 5 3 1 2 3 5 4 3 92
22 3 4 2 1 3 2 5 1 3 4 2 3 2 3 4 3 1 5 4 2 3 4 2 4 3 73
23 2 3 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 4 2 2 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 50
24 5 1 1 1 1 5 4 4 2 2 2 3 1 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 2 1 69
25 2 2 3 1 3 3 3 1 1 1 3 4 3 1 2 2 3 1 2 2 3 3 4 2 1 56
26 2 3 1 2 1 1 3 4 2 1 5 4 3 3 1 1 3 4 2 2 3 2 3 4 2 62
27 5 5 5 3 1 2 3 5 1 1 1 1 3 5 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 55
28 2 1 1 1 3 1 1 3 1 4 1 3 1 4 1 1 5 1 1 3 1 5 1 2 2 50
29 1 1 2 5 2 1 1 1 1 1 1 3 5 2 1 1 3 5 2 1 1 5 2 3 2 53
30 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 4 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 42
31 3 4 4 3 3 5 3 3 2 4 3 4 3 4 3 1 3 3 2 2 3 4 2 3 3 77
32 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2 4 2 1 2 2 1 2 3 50
33 4 2 3 3 4 5 3 2 4 5 5 3 5 3 5 5 3 2 4 5 4 3 4 3 4 93
34 3 4 3 2 3 5 2 1 3 5 2 4 3 3 1 1 2 3 1 2 4 4 5 3 2 71
56
35 1 4 2 5 4 2 3 2 1 5 4 5 1 2 1 2 4 5 5 5 5 3 4 3 2 80
36 3 2 4 5 2 2 2 3 2 5 5 5 5 5 2 1 5 5 4 1 5 5 1 3 4 86
37 2 4 1 4 5 1 3 1 4 5 3 2 4 3 4 3 5 1 3 1 4 2 4 1 5 75
38 3 1 1 4 3 5 2 5 2 3 5 5 4 5 2 4 3 3 5 1 1 2 1 3 2 75
39 3 2 2 4 2 5 3 1 5 2 5 4 5 3 3 3 4 4 5 2 3 3 4 2 4 83
40 4 4 5 2 2 1 4 2 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 101
41 2 1 1 1 2 5 1 1 1 1 1 1 1 5 5 2 4 5 5 1 1 1 1 3 5 57
42 5 2 3 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 67
43 4 3 3 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 108
44 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 115
45 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 119
46 3 3 3 3 4 1 3 4 4 1 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 1 70
47 4 3 3 5 2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 107
48 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 5 3 1 2 2 2 3 3 2 3 54
49 3 5 4 5 5 3 4 4 3 5 4 5 4 3 4 2 5 5 4 5 4 5 3 5 4 103
50 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1 4 4 3 4 5 3 5 2 3 1 4 3 3 4 3 75
51 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 4 1 1 5 1 1 3 1 1 3 1 3 1 1 1 42
52 3 1 2 1 1 2 2 1 1 5 4 2 1 3 4 1 5 3 2 1 1 4 5 1 1 57
53 5 3 2 3 3 5 1 1 3 2 1 1 5 3 3 1 5 1 2 1 3 5 5 3 3 70
54 4 3 3 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 55
55 1 5 2 2 1 5 3 2 1 5 1 4 1 3 4 2 5 1 5 3 1 1 1 2 1 62
56 5 4 4 3 4 5 5 4 3 4 4 5 5 5 3 3 4 5 2 3 2 4 2 5 3 96
57 3 5 5 5 5 5 1 1 1 5 3 3 2 2 3 1 5 5 1 1 2 3 5 2 1 75
58 5 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 2 4 1 3 4 2 3 4 4 2 79
59 3 3 4 4 3 5 2 2 4 5 3 4 4 4 3 3 5 2 4 2 2 3 5 5 5 89
60 4 4 3 5 3 3 4 2 3 1 4 4 5 5 4 4 2 5 5 4 5 4 4 4 3 94
61 3 3 3 2 4 3 5 1 1 2 3 5 2 3 2 3 3 3 4 2 2 5 3 2 5 74
57
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Analisis data bertujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai
variabel penelitian yang ditetapkan sebelumnya yaitu menguji apakah ada
pengaruh dari intensitas bimbingan muhadhoroh terhadap kepercayaan diri
berbicara di depan publik pada santri kelas 1 KMI Pondok Pesantren
Ta‟mirul Islam Surakarta.
Perolehan data angket yang penulis sebarkan pada 61 orang
responden. Dari sejumlah responden tersebut diperoleh data mengenai
variabel intensitas bimbingan muhadhoroh dan kepercayaan diri berbicara di
depan publik. Data mengenai intensitas bimbingan muhadhoroh merupakan
variabel X, sedangkan data kepercayaan diri berbicara di depan publik
merupakan variabel Y. Pengolahan data dilaksanakan setelah data
terkumpul. Penulis menggunakan analisis kuantitatif atau analisis data yang
bersifat statistik dengan melalui dua tahap yaitu tahap analisis pendahuluan
dan analisis hipotesis.
Sebelum menganalisis data yang sudah terkumpul, terlebih dahulu
penulis melakukan uji validitas pada setiap aitem soal yang sudah dijawab
oleh responden. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Item pernyataan rating scale dianggap valid jika
58
nilai dari r hitung lebih besar dari r tabel dan sebaliknya jika r hitung
lebih kecil dari pada r tabel maka aitem pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Angket tentang intensitas bimbigan muhadhoroh yang telah
disebarkan kepada responden berisikan sembilan butir aitem soal. Dengan
bantuan program komputer kesembilan butir soal tersebut diperoleh nilai r
hitung : 0,7227, 0,7153, 0,5241, 0,7405, 0,6534, 0,7236, 0,6558, 0,3417,
0,5666. Berdasarkan pendapat Sudjana (2002:225) jika r hitung lebih besar
dari r tabel maka suatu aitem soal dikatakan valid. Maka kesembilan butir
soal tersebut lebih besar dari r tabel (0,2480) dengan demikian kesembilan
butir soal dinyatakan valid.
Tabel 4.1
Hasil Analisa Butir Soal Angket Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
Item Soal r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,7227 0,2480 Valid
2 0,7153 0,2480 Valid
3 0,5241 0,2480 Valid
4 0,7405 0,2480 Valid
5 0,6534 0,2480 Valid
6 0,7236 0,2480 Valid
7 0,6558 0,2480 Valid
8 0,3417 0,2480 Valid
9 0,5666 0,2480 Valid
Angket tentang kepercayaan diri berbicara di depan publik berisikan
dua puluh lima butir aitem soal. Dengan bantuan program komputer
keseluruhan butir soal tersebut diperoleh nilai r hitung : 0,4955, 0,4803,
0,5727, 0,6506, 0,5224, 0,4011, 0,6615, 0,4886, 0,6549, 0,4851, 0,6011,
0,5526, 0,4888, 0,3895, 0,6013, 0,5576, 0,4967, 0,5245, 0,6643, 0,5027,
59
0,6324, 0,3012, 0,5186, 0,6466, 0,5988. Maka kedua puluh lima butir soal
tersebut lebih besar dari r tabel (0,2480) dengan demikian seluruh butir soal
dinyatakan valid.
Tabel 4.2
Hasil Analisa Butir Soal
Angket Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik
Aitem Soal r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,4955 0,2480 Valid
2 0,4803 0,2480 Valid
3 0,5727 0,2480 Valid
4 0,6506 0,2480 Valid
5 0,5224 0,2480 Valid
6 0,4011 0,2480 Valid
7 0,6615 0,2480 Valid
8 0,4886 0,2480 Valid
9 0,6549 0,2480 Valid
10 0,4851 0,2480 Valid
11 0,6011 0,2480 Valid
12 0,5526 0,2480 Valid
13 0,4888 0,2480 Valid
14 0,3895 0,2480 Valid
15 0,6013 0,2480 Valid
16 0,5576 0,2480 Valid
17 0,4967 0,2480 Valid
18 0,5245 0,2480 Valid
19 0,6643 0,2480 Valid
20 0,5027 0,2480 Valid
21 0,6324 0,2480 Valid
22 0,3012 0,2480 Valid
23 0,5186 0,2480 Valid
24 0,6466 0,2480 Valid
25 0,5988 0,2480 Valid
Berdasarkan dua tabel di atas dapat dilihat bahwa aitem-aitem
pernyataan yang dibagikan untuk diisi dapat dikatakan valid. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya r hitung yang lebih besar dari pada r tabel (0,248)
60
yang merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian instrumen soal
dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Setelah dinyatakan valid atau handal dalam mengukur apa yang
hendak diukur, selanjutnya instrumen-instrumen tersebut perlu dilihat
reabilitasnya. Formula yang digunakan untuk menguji reliabititas alat ukur
adalah Cronbach Alpha dengan menggunakan bantuan komputer.
Tabel 4.3
Reabilitas Instrumen
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Intesitas Bimbingan Muhadhoroh 0,7289 Reliabel
Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik 0,7876 Reliabel
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas diketahui
bahwa instrumen-instrumen soal dalam penelitian ini memenuhi pengujian
reliabilitas. Hal ini diketahui besarnya Cronbach Alpha lebih besar dari pada
0,60. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel dalam
penelitian ini secara keseluruhan konsisten dalam mengukur apa yang
diukur. Menurut Arikunto (2002:245) pedoman kriteria penafsiran
Cronbach Alpha sebagai berikut :
0,800 ≤ r ≤ 1,000 = Sangat Tinggi
0,600 ≤ r ≤ 0,800 = Tinggi
0,400 ≤ r ≤ 0,600 = Sedang
0,200 ≤ r ≤ 0,400 = Rendah
0,000 ≤ r ≤ 0,200 = Sangat Rendah
B. Analisis Pendahuluan
61
1. Analisis Data Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
Dari paparan data jawaban dan pengskoran, dapat diketahui
bahwa nilai tertinggi adalah 27 dan nilai terendah 11. Kemudian untuk
mengetahui intervalnya, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
I = interval
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kelas interval
Jadi,
Hasil tersebut kemudian dibulatkan menjadi 6 dan dimasukkan
dalam tabel untuk mengetahui intensitas bimbingan muhadhoroh
santri kelas 1 KMI.
Tabel 4.4
Interval Tingkat Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
No Kategori Interval Jml. Subjek Persentase
1. Tinggi 23 > 23 37,7%
2. Sedang 17 – 22 35 57,4%
3. Rendah 11 – 16 3 4,9%
Jumlah 61 100%
62
2. Analisis Data Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik
Dari paparan data jawaban dan pengskoran, dapat diketahui
bahwa nilai tertinggi adalah 119 dan nilai terendah 42. Kemudian
untuk mengetahui intervalnya, penulis menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
I = interval
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kelas interval
Jadi,
Hasil tersebut kemudian dibulatkan menjadi 16 dan dimasukkan
dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memiliki
kepercayaan diri berbicara di depan publik.
Tabel 4.5
Interval Tingkat Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik
No Kategori Interval Jml. Subjek Persentase
1 Sangat baik 103- 119 5 8,20%
2 Baik 86 – 102 12 19,70%
3 Sadang 69 – 85 26 42,60%
4 Kurang 53 – 68 12 19,70%
5 Sangat kurang < 52 6 9,80%
Jumlah 61 100%
C. Pengujian Hipotesis
63
Tabel 4.6
Koefisien Pengaruh Bimbingan Muhadhoroh (X) Terhadap Kepercayaan
Diri Berbicara Di Depan Publik (Y)
No Responden X Y X2 Y2 X.Y
1 22 71 484 5041 1562
2 19 78 361 6084 1482
3 17 53 289 2809 901
4 21 86 441 7396 1806
5 20 75 400 5625 1500
6 18 90 324 8100 1620
7 23 77 529 5929 1771
8 21 90 441 8100 1890
9 23 74 529 5476 1702
10 21 82 441 6724 1722
11 27 76 729 5776 2052
12 20 70 400 4900 1400
13 21 51 441 2601 1071
14 19 94 361 8836 1786
15 20 70 400 4900 1400
16 18 79 324 6241 1422
17 17 91 289 8281 1547
18 22 82 484 6724 1804
19 23 75 529 5625 1725
20 18 55 324 3025 990
21 27 92 729 8464 2484
22 20 73 400 5329 1460
23 18 50 324 2500 900
24 17 69 289 4761 1173
25 19 56 361 3136 1064
26 20 62 400 3844 1240
27 12 55 144 3025 660
28 19 50 361 2500 950
29 19 53 361 2809 1007
30 17 42 289 1764 714
31 23 77 529 5929 1771
32 19 50 361 2500 950
33 22 93 484 8649 2046
34 23 71 529 5041 1633
35 16 80 256 6400 1280
64
36 25 86 625 7396 2150
37 17 75 289 5625 1275
38 20 75 400 5625 1500
39 26 83 676 6889 2158
40 25 101 625 10201 2525
41 21 57 441 3249 1197
42 23 67 529 4489 1541
43 25 108 625 11664 2700
44 27 115 729 13225 3105
45 23 119 529 14161 2737
46 21 70 441 4900 1470
47 23 107 529 11449 2461
48 23 54 529 2916 1242
49 25 103 625 10609 2575
50 21 75 441 5625 1575
51 11 42 121 1764 462
52 18 57 324 3249 1026
53 26 70 676 4900 1820
54 24 55 576 3025 1320
55 20 62 400 3844 1240
56 25 96 625 9216 2400
57 18 75 324 5625 1350
58 24 79 576 6241 1896
59 27 89 729 7921 2403
60 27 94 729 8836 2538
61 21 74 441 5476 1554
Jumlah 1287 4580 27891 362964 98705
Dari tabel di atas diketahui:
Ʃ X : 1287 Ʃ Y2 : 362964
Ʃ Y : 4580 Ʃ XY : 98705
65
Ʃ X2 : 27891
Untuk mengetahui pengaruh variabel X (intensitas
bimbingan muhadhoroh) terhadap variabel Y (kepercayaan diri
berbicara di depan publik), maka varibel X dan Y dimasukkan dalam
rumus product moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
√
√
Untuk lebih meyakinkan, berikut ditampilkan nilai-nilai product moment
dalam tabel taraf signifikansi 1% :
Tabel 4.7
Nilai Product Moment
N
Taraf Signifikansi
1% 5%
61 0,3223 0,4800
66
D. Pembahasan
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment
dan diperoleh rxy hitung sebesar 0,5529, kemudian nilai rxy yang telah
diketahui tersebut diadakan tes signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada r
tabel product moment dengan N = 61 pada taraf signifikansi 5% diperoleh
nilai 0,480 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh nilai 0,3223. Dengan ini
dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,5529 > rxy tabel sebesar 0,480
pada taraf signifikansi 5% atau rxy tabel sebesar 0,3223 pada taraf
signifikansi 1%.
“Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima,
dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh ≥
rt ) maka Ha diterima”. Dengan demikian terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara intensitas bimbingan muhadhoroh dengan kepercayaan diri
berbicara di depan publik.
Dengan adanya hubungan yang positif antara intensitas bimbingan
muhadhoroh dengan kepercayaan diri berbicara di depan publik, maka teori
yang digagas Thorndike (Sardiman, 2008 : 20) tentang Hukum Latihan (law
of exercise) bahwa untuk memperoleh hasil yang memuaskan maka
diperlukan latihan yang berulang-ulang, dapat dijadikan acuan untuk proses
pengembangan miniat dan bakat setiap individu. Kerena dengan adanya
latihan yang berulang-ulang dapat menambah kepercayaan diri berbicara di
depan publik para santri.
67
Seperti kata pepatah, “practice makes perfect” . Berlatih membuat
sempurna. Keikutsertaan para santri dalam mengikuti serangkaian
bimbingan muhadhoroh menjadikan mereka lebih memiliki kepercayaan
diri untuk berbicara di depan publik. Seperti halnya pisau yang sering di
asah maka akan semakin tajam. Demikian pula dengan kemampuan, bakat
dan talenta yang para santri, jika sering dilatih maka akan semakin
meningkat.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di KMI Pondok
Pesantren Ta‟mirul Islam, penulis memperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Intensitas mengikuti bimbingan muhadhoroh pada santri kelas 1
KMI Pondok Pesentren Ta‟mirul Islam menunjukkan bahwa santri
mempunyai tingkat intensitas mengikuti bimbingan muhadhoroh
yang baik. Hal ini terbukti dari persentase tingkat intensitas
bimbingan muhadhoroh yang tinggi sebesar 37,7%, tingkat sedang
sebesar 57,4% dan rendah sebesar 4,9%.
2. Kepercayaan diri berbicara di depan publik santri kelas 1 KMI
Ta‟mirul Islam dikualifikasikan pada tingkat sedang. Hal ini
terbukti dari persentase tertinggi jawaban santri yang menjadi
responden mengenai kepercayaan diri berbicara di depan publik
pada tingkat sangat kurang 9,80%, tingkat kurang 19,70%, tingkat
sedang 42,60%, tingkat baik 19,70%, dan tingkat sangat baik
8,20%.
3. Intensitas mengikuti bimbingan muhadhoroh mempunyai
hubungan positif terhadap kepercayaan diri berbicara di depan
publik santri kelas 1 KMI Ta‟mirul Islam. Bimbingan muhadhoroh
69
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri
berbicara di depan publik. Hal ini berdasarkan hasil uji product
moment diperoleh rxy sebesar 0,5249, kemudian dikonsultasikan
dengan r tabel product moment pada N= 61 dengan taraf signifikan
5% diperoleh nilai 0,3223 dan taraf signifikan 1% adalah 0,2480.
Karena r hitung 0,5249 berarti r hitung ≥ r tabel. Hal ini
menunjukkan semakin sering mengikuti bimbingan muhadhoroh
dan berlatih pidato akan semakin menambah kepercayaan diri
berbicara di depan publik.
B. Saran
Mengingat terdapat pengaruh yang positif dari bimbingan muhadhoroh
terhadap kepercayaan diri berbicara di depan publik pada santri, maka
penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam, untuk lebih memperhatikan
kegiatan muhadhoroh supaya dapat mengembangkan potensi para
santri dan dapat mewujudkan visi dan misi Pondok Pesantren Ta‟mirul
Islam.
2. Bagi pembimbing muhadhoroh, untuk lebih giat dan tak pernah lelah
dalam membimbing para santri belajar berpidato di depan orang
banyak, dan juga menciptakan kegiatan kegiatan muhadhoroh yang
menyenangkan supaya lebih menambah semangat santri dalam
mengembangkan minat bakat mereka.
DAFTAR PUSTATAKA
Al Munawir, Akhmad Warson. 1984. Kamus Almunawir Arab- Indonesia.
Yogyakarta : Pustaka Progresif.
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: Umm Pres.
Arifin. 1991. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta : Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Burhanuddin, Jajat. 2006. Mencetak Muslim Modern; Peta Pendidikan Islam
Indonesia. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.
Darajat, Zakiah. 1995. Kesehatan Mental. Jakarta : Cv Haji Masagung.
De Angelis, Barbara. Percaya Diri Sumber Sukses Dan Kemandirian. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta :
Rajawali Pers.
Fajri, Em Zuhri. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difo publisher
Fuadiyah, Ainiatul. 2015. Menejemen Pelatihan Khitobah Dalam Meningkatkan
Kemampuan Santri Menjadi Muballigh Profesional di Pondok Pesantren
Salaf Tahfidz Al-Qur‟an Al Arifiyyah Pekalongan. Skripsi Jurusan
Menejemen Dakwah UIN Walisongo Semarang.
Ghufron, M.Nur dan Risnawita, Rini. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media .
Jannah, Izzatul. 2003. Every Day Is Pe De Day. Solo : Era Eurika
Lestari, Prembayun Miji. 2007. Get Big Spirit. Klaten: Insan Media.
Mahendra, Yulfan. 2011. Jurus Ampuh Menaklukan Orang-Orang Disekitar Anda
Semudah Mengedipkan Mata. Yogyakarta : Pinang Merah Publiser.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi Dan Analisis
Data Sekunder). Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.
Mastuti, Indari. 2008. 50 Kiat Percaya Diri. Jakarta: Hi-Fest Publishing.
Apriani, Meli. 2011. Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara Di Depan Umum
Melalui Teknik Sosiodrama Pada Siswa Sma Negeri 11 Yogyakarta.
Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta
Nizar, Imam Ahmad Ibnu. 2009. Membentuk Dan Meningkatkan Disiplin Anak
Sejak Dini. Yogyakarta : Diva Press.
Prasetyo, Dwi Sunar. 2014. Kenali Dirimu, Yuk. Yogyakarta : Laksana.
Priyatno. Dan Anti Erman. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling.
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Poerwadarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai
Pustaka.
Putranto, Adi. 2011. Ayo Berani Pidato Tips Dan Trik Menjadi Singa Podium.
Bandung : Pustaka Sunda.
Qomar, Mujamil. 2005. Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi. Jakarta : Institusi Gelora Aksara Pratama.
Rogers, Natalia. 2004. Berani Berbicara di Depan Publik. Bandung : Nuansa.
Rumpoko, Hadi. 2012. Panduan Pidato Luar Biasa. Yogyakarta : Megabooks.
Sarastika, Pradipta. 2014. Buku Pintar Tampil Percaya Diri Rahasia Sukses
Tampil Percaya Diri di Segala Situasi. Yogyakarta : Araska.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sholahuddin, Muhammad. 2014. Pengaruh Kegiatan Muhadhoroh Diniyah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di
Mts Hidayatut Tholibin II Bogor. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karir Sekolah Menengah. Jakarta: Asdi.
Syam, Yunus Hanis. 2004. Kiat Sukses Pidato. Yogyakarta : Media Jenius
Lokal.
Ulifa, Rahma. 2010. Bimbingan Karier Siswa. Malang : Uin-Maliki Press.
Walgito, Bimo. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : 2010.
Wijaya, Cahyo Satria. 2013. 19 Menit Menaklukan Orang-Orang Disekitar Anda.
Yogyakarta : Immortal Publisher.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2008. Landasan Bimbingan &
Konseling. Bandung : Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN
ANGKET INTENSITAS BIMBINGAN MUHADHOROH TERHADAP
KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA DI DEPAN PUBLIK
Nama : ___________________
Kelas : ___________________
No : ___________________
A. Angket Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
Bacalah dengan baik setiap pertanyaan yang ada.
Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang sesuai dengan
pilihan anda.
1. Apakah kegiatan muhadhoroh membantu anda dalam melatih
kemampuan berbicara di depan orang banyak?
a. Kegiatan ini sangat membantu saya
b. Kegiatan ini kurang membantu saya
c. Kegiatan ini tidak membantu saya
2. Apakah setelah mengikuti kegiatan bimbingan muhadhoroh anda lebih
memahami tata cara berorasi di depan orang banyak
a. Kegiatan ini sangat membantu saya
b. Kegiatan ini kurang membantu saya
c. Kegiatan ini tidak membantu saya
3. Apakah anda membagi ilmu kepada teman anda tentang bagaimana
berbicara di depan orang banyak setelah mengikuti kegiatan bimbingan
muhadhoroh?
a. Saya akan membagi ilmu kepada teman-teman saya
b. Saya akan memilah-milah untuk membagi ilmu kepada teman-
teman saya
c. Saya tidak akan membagi ilmu kepada teman-teman saya
4. Apakah anda merasa bahwa bimbingan muhadhoroh adalah sarana
untuk menjadi seorang da‟i profesional?
a. Saya merasa terbantu
b. Saya masih ragu-ragu
c. Saya merasa belum terbantu
5. Apakah anda menikmati kegiatan bimbingan muhadhoroh?
a. Saya menikmati bimbingan muhadhoroh
b. Saya merasa biasa-biasa saja
c. Saya tidak menikmati bimbingan muhadhoroh
6. Apakah anda merasa senang dengan kegiatan muhadhoroh?
a. Saya merasa senang
b. Saya merasa biasa saja
c. Saya merasa tidak senang
7. Apakah setelah mengikuti kegiatan bimbingan muhadhoroh anda
termotivasi untuk menjadi pembimbing kegiatan muhadhoroh?
a. Saya merasa ternotivasi
b. Saya meras biasa-biasa saja
c. Saya merasa tidak termotivasi
8. Apakah setelah mengikuti kegiatan bimbingan muhadhoroh anda lebih
sopan dalam berinteraksi dengan orang lain?
a. Saya merasa terbantu
b. Saya meras biasa-biasa saja
c. Saya merasa tidak terbantu
9. Apakah anda merasa dapat mengekspresikan bakat anda dalam
kegiatan muhadhoroh?
a. Saya merasa dapat mengekspresikan saya
b. Saya meras biasa-biasa saja
c. Saya merasa tidak dapat mengekspresikan bakat saya
B. Angket Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Publik
Bacalah dengan baik setiap pernyataan dengan baik.
Berilah tanda silang (√) pada kolom angka yang sesuai dengan apa
yang anda rasakan.
No Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
1 Saya yakin dapat berpidato dengan baik
2 Saya berusaha rileks ketika mulai berpidato
3 Saya dapat mengendalikan diri ketika lupa
dengan materi pidato
4 Saya punya gaya tersendiri dalam menyampaikan
pidato
5 Ketika ada tugas pidato, yang saya pikirkan
hanya fokus pada penampilan pidato
6 Saya yakin kalau saya menguasai materi pidato,
saya dapat berpidato dengan lancar
7 Saya mimiliki target dalam setiap penampilan
berpidato
8 Saya meminta saran dan kritik untuk kemajuan
berpidato saya
9 Saya merasa memiliki bakat dalam berpidato
10 Saya berpidato bukan untuk mendapat sanjungan
pendengar
11 Ketika salah dalam menyampaikan isi pidato
saya tetap bersikap tenang
12 Saya tidak minder walaupun teman-teman saya
berpidato lebih baik dari saya
13 Saya punya idola yang saya jadikan panutan
dalam berpidato
14 Saya akan berusaha tampil lebih baik pada
penampilan yang akan datang
15 Saya selalu mempersiapkan materi pidato dengan
baik
16 Saya mengevaluasi penampilan saya sendiri
sehabis berpidato
17 “tidak ada sesuatu yang sempurna” jadi saya
yakin dengan apa yang sudah saya tampilkan
18 Saya tidak peduli dengan kritik teman yang tidak
membangun
19
Ketika ada tugas berpidato, saya menjadikanya
sebagai tantangan untuk lebih baik dalam
berorasi
20 Saya berusaha menggunakan gerakan tubuh
dalam berpidato
21 Saya berusaha berinteraksi dengan pendengar
22
Saya sudah merasa puas dengan diri saya sendiri,
karena sudah berani berbpidato di depan orang
banyak
23 Saya meras lebih nyaman dengan gaya pidato
yang natural tanpa dibuat-buat
24 Saya berani berpidato walaupun persiapan belum
matang
25 Gaya saya dalam berpidato menyesuaikan
pendengarnya
Indikator Intensitas Bimbingan Muhadhoroh
No Indikator No Item Jumlah
1 Pengembangan diri dan karir 1,2,4 3
2 Kemampuan sosial 3, 7, 8 3
3 Kegiatan yang menyenangkan 5, 6, 9 3
Indikator Kepercayaan Diri Berbicara di Dipan Publik
No Indikator No Item Jumlah
1 Percaya pada kemampuan diri sendiri 1, 5, 9, 15, 24 5
2 Menjadi diri sendiri 4, 10, 13, 23, 25 5
3 Mampu mengendalikan diri 2, 3, 11, 21, 21 5
4 Berfikir positif 6, 12, 16, 18, 19 5
5 Memiliki harapan yang realistis 7, 8, 14, 17, 22 5
DOKUMENTASI
1. Foto Kegiatan Muhadhoroh
2. Pengisian Angket oleh Para Santri
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Dian Faishal Rahman
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Boyolali, 13 Mei 1992
Agama : Islam
Alamat : Tegalsari, RT 02 RW 01, Kaligentong, Ampel,
Boyolali
Email : [email protected]
Jenjang Pendidikan :
1. TK Bhayangkari Ampel Lulus 1997
2. SD Negeri 1 Ampel Lulus 2004
3. KMI Ta‟mirul Islam Surakarta Lulus 2010
4. IAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi
Pendidikan Agama Islam Lulus 2016