HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan...

30
HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH: ALBERTHUS ANTONIUS PL TIMBUNG 80 2013 131 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN

INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS

KRISTEN SATYA WACANA

OLEH:

ALBERTHUS ANTONIUS PL TIMBUNG

80 2013 131

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.
Page 3: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.
Page 4: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.
Page 5: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.
Page 6: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.
Page 7: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN

INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS

KRISTEN SATYA WACANA

Alberthus Antonius PL Timbung

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fear of missing out

dengan intensitas penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas

Kristen Satya Wacana. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

hubungan positif antara fear of missing out dengan intensitas penggunaan media

sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana. Subjek

penelitian berjumlah 100 orang mahasiswa dengan kriteria merupakan mahasiswa

Universitas Kristen Satya Wacana, serta memiliki akun dan menggunakan media

sosial Instagram selama 6 bulan terakhir. Penentuan subjek penelitian menggunakan

teknik incidental sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan alat ukur

berupa Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram dan Skala Fear of

Missing Out. Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan nilai korelasi sebesar

sebesar r = 0,402, dengan nilai sig = 0,000 (p <0,05). Sumbangan efektif fear of

missing out terhadap intensitas penggunaan media sosial Instagram adalah sebesar

16,2% yang artinya variabel fear of missing out memberikan pengaruh sebesar 16,2%

terhadap intensitas penggunaan media sosial Instagram. Hasil penelitian

menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara fear of missing out

dengan intensitas penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas

Kristen Satya Wacana.

Kata kunci: fear of missing out, intensitas penggunaan media sosial Instagram,

mahasiswa

Page 9: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

ii

Abstract

This study aims to determine the correlation between fear of missing out with

intensity of Instagram usage in Satya Wacana Christian University’s students. The

hypothesis of this study is that there is a positive correlation between fear of missing

out with intensity of Instagram usage in Satya Wacana Christian University’s

students. Total subjects are 100 students who are Satya Wacana Christian

University’s students, and each of them has an account and has been using

Instagram during the last 6 months. Research subjects are determined by Incidental

Sampling method. Research data collection used a measurement tool of Intensity of

Instagram Usage Scale and Fear of Missing Out Scale. Data analysis result obtained

correlation value of r = 0.402 and sig = 0.000 (p<0.05). The fear of missing out

effective contribution to the intensity of Instagram usage is 16.2% which means fear

of missing out gives effects amounted to 16,2% against the intensity of Instagram

usage. The result show that there is a significant positive correlation between fear of

missing out with intensity of Instagram usage in Satya Wacana Christian

University’s students.

Keyword: fear of missing out, intensity of Instagram usage, students

Page 10: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

1

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi modern saat ini sangat pesat dan seolah tidak dapat

dibendung. Salah satu produknya adalah perkembangan alat komunikasi masal yang

dibekali kemampuan mengakses internet. Sebagai generasi yang lahir di era modern

ini, generasi Z atau yang lebih sering disebut sebagai generasi internet memang

sudah tidak asing dengan kehadiran internet dan alat komunikasi yang serba canggih,

meskipun teknologi tersebut telah dilahirkan beberapa generasi sebelumnya.

Generasi Z memang memiliki kesamaan dengan generasi sebelumnya, yaitu generasi

Y. Namun mereka lebih banyak beraktivitas di dunia maya dan mampu

mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu, misalnya menggunakan ponsel,

mendengarkan musik, dan browsing di internet karena ingin serba cepat. Generasi ini

sangat dekat dengan teknologi komunikasi dan komputer sehingga mudah

mendapatkan informasi dan sering berkomunikasi, terutama melalui jejaring sosial

(Oblinger, 2003; Tapscott, 1998, 2009; Arthur, 2016).

Saat ini hampir separuh penduduk dunia aktif sebagai media user modern.

Pada Juli 2016 saja, tercatat 46,1% dari keseluruhan populasi penduduk dunia adalah

pengguna internet. Meningkat dari catatan tahun 2015, yaitu 43,4%. Sedangkan

untuk pengguna jejaring sosial per Januari 2016 adalah 31% dari populasi.

Disamping itu fakta lain mengenai penggunaan media ini adalah 51% populasi dunia

saat ini tercatat menggunakan smartphone (Kemp, 2016). Data tersebut memang

bersifat global dan menyeluruh pada populasi dunia. Namun sebagai bagian dari

generasi ini, tidak terkecuali Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan

tingkat populasi tertinggi di dunia. Di Indonesia sendiri, pada Januari 2016 tercatat

34% populasi penduduk indonesia adalah pengguna internet dengan 30% pemilik

Page 11: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

2

akun jejaring sosial. Satu fakta yang menarik adalah dimana pelanggan atau

pengguna telepon genggam yang terdata mencapai angka 126% dibandingkan jumlah

populasi di Indonesia termasuk anak-anak. Sedangkan untuk pengguna pada populasi

dewasa adalah 85% (Balea, 2016).

Hasil penelitian Hendriyani, Hollander, D’Haenens, dan Beentjes (2012)

manampilkan data bahwa di Indonesia, terutama di Jakarta, anak-anak cenderung

menghabiskan sebagian besar waktunya dengan menggunakan media elektronik yang

beragam. Penelitian serupa yang dilakukan Utaminingsih (2006) di Bogor

menunjukkan penggunaan media yang cenderung tinggi. Penelitian yang melihat

tingkat penggunaan ponsel ini menggambarkan bahwa responden menggunakan

ponsel dengan tujuan untuk sosialisasi dan hiburan. Berkaitan dengan hal tersebut,

data survei yang dilakukan oleh wearesocial.com mengungkapkan bahwa pada awal

tahun 2017 tercatat sekitar 2,6 miliar orang di dunia menggunakan ponsel untuk

berkomunikasi dan mengakses media sosial. Survei ini juga mengungkapkan

peningkatan jumlah pengguna media sosial yang mencapai sekitar 1 juta orang setiap

harinya (Ismarani, 2017). Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan warga dunia

untuk berkomunikasi dan terhubung melalui media sosial yang dapat dengan mudah

diakses melalui ponsel.

Hasil studi terbaru yang dilakukan oleh sebuah perusahaan layanan investasi

bank dan manajemen aset, Piper Jaffray, menunjukkan bahwa salah satu media sosial

yang paling diminati saat ini adalah Instagram (Sekar, 2014). Di Indonesia,

pengguna aktif media sosial Instagram hingga pertengahan tahun 2017 mencapai

sekitar 45 juta orang, dengan 40% diantaranya adalah pengguna dengan rentang usia

18-24 tahun. Karena itu, Indonesia menyandang status sebagai negara yang memiliki

Page 12: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

3

pengguna aktif media sosial Instagram paling besar di kawasan Asia Pasifik

(Bohang, 2017).

Kondisi ini juga nampak pada sebagian mahasiswa Universitas Kristen Satya

Wacana (UKSW). Di UKSW terdapat sebuah akun media sosial Instagram resmi

yang dikelola oleh bagian Hubungan Masyarakat (Humas) yang berisi pembaruan

informasi terbaru mengenai berbagai berita dan kegiatan kampus. Jumlah pengikut

akun ini hingga bulan November 2017 sudah hampir enam ribu akun, dimana

sebagian besar pengikut akun tersebut merupakan mahasiswa UKSW. Hal ini

menunjukkan banyaknya pengguna media sosial Instagram di kalangan mahasiswa

UKSW.

Dalam penelitian yang dilakukan Puspitorini (2016) mengungkapkan bahwa

salah satu motif penggunaan media sosial Instagram adalah sebagai media interaksi

sosial. Remaja menggunakan media sosial dikarenakan mereka ingin menjalin

komunikasi dengan teman-temannya (Ayun, 2015). Hal ini juga didukung oleh hasil

penelitian Satriani (2014) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara

intensitas penggunaan media sosial twitter dengan relatedness pada mahasiswa.

Selain itu, dari pengamatan yang dilakukan penulis terhadap beberapa mahasiswa

UKSW yang menggunakan media sosial Instagram, sebagian besar dari mereka aktif

melakukan pembaruan di instastory (salah satu fitur media sosial Instagram yang

memungkinkan pengguna melakukan pembaruan foto atau video berdurasi maksimal

15 detik dengan menggunakan efek atau editing secara instan, dimana pembaruan

tersebut akan hilang setelah lebih dari 24 jam), terutama ketika pengguna sedang

mengalami momen atau melakukan kegiatan khusus bersama teman-temannya.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

4

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan beberapa penelitian tersebut diatas

dapat dikatakan bahwa interaksi sosial dan hubungan dekat dengan orang lain

memengaruhi intensitas penggunaan media sosial. Del Bario (dalam Laila, 2014)

mengatakan bahwa intensitas penggunaan media sosial meliputi tingkat kualitas dan

kuantitas. Aspek-aspek intensitas penggunaan media sosial adalah sebagai berikut:

1. Attention (perhatian)

Perhatian merupakan minat atau ketertarikan individu. Ketika seorang

individu memiliki perhatian terhadap media sosial, orang tersebut dapat

menikmati aktivitas yang dilakukannya di media sosial.

2. Comprehension (penghayatan)

Penghayatan adalah pemahaman dan penyerapan informasi. Adanya

usaha individu untuk memahami dan menyerap informasi ketika

menggunakan media sosial.

3. Duration (durasi)

Durasi adalah lamanya seorang individu dalam melakukan suatu aktivitas.

Lamanya individu dalam menggunakan media sosisal dapat dilihat dari

waktu yang dihabiskan orang tersebut setiap kali menggunakannya.

4. Frequency (Frekuensi)

Frekuensi adalah seringnya atau banyaknya pengulangan suatu perilaku.

Frekuensi penggunaan media sosial dapat dilihat dari seberapa seringnya

individu membuka atau mengakses media sosial dalam waktu tertentu.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

5

Dalam hal ini intensitas yang diukur adalah penggunaan media sosial

Instagram yang merupakan sebuah aplikasi media sosial yang digunakan untuk

berbagi foto atau video (Moreau, 2017). Berdasarkan penjelasan diatas, dapat

disimpulkan bahwa intensitas menggunakan media sosial instagram adalah tingkat

kuantitas waktu yang menunjukkan durasi dan frekuensi mengakses media sosial

Instagram dalam waktu tertentu, serta tingkat kualitas perasaan yang menunjukkan

minat dan pemahaman yang meliputi semua fasilitas yang disediakan oleh media

sosial Instagram tersebut.

Terdapat faktor-faktor yang dapat memengaruhi intensitas penggunaan media

sosial Instagram (Casdari, 2006) yaitu:

1. Faktor kebutuhan dari dalam

Faktor ini berkaitan dengan kebutuhan psikologis manusia, salah satunya

adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk

menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness).

2. Faktor motif sosial

Intensitas penggunaan media sosial instagram juga dapat dipengaruhi oleh

orang lain atau lingkungan. Salah satunya adalah sikap konformitas

individu terhadap teman-teman sebayanya.

3. Faktor emosional

Faktor lain yang dapat memengaruhi intensitas penggunaan media sosial

Instagram adalah faktor emosional. Sebagai contoh, individu akan

mengulang suatu aktivitas yang menumbulkan perasaan senang.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

6

Menurut Satriani (2014), intensitas penggunaan media sosial twitter pada

mahasiswa dipengaruhi oleh relatedness. Relatedness atau kedekatan dengan

individu lain merupakan salah satu kebutuhan psikologis seseorang. Ketika

kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, seseorang akan mengalami Fear of Missing Out

(FoMO). Fear of Missing Out didefinisikan sebagai ketakutan seseorang akan

kehilangan momen berharga yang dialami orang lain ketika seorang tersebut tidak

dapat hadir didalamnya dan ditandai dengan keinginan untuk tetap terus dengan apa

yang orang lain lakukan melalui internet (Przyblylski, Murayama, DeHaan dan

Gladwell, 2013). Dengan kata lain, FoMO dapat diartikan sebagai ketakutan yang

dialami individu ketika tertinggal update terbaru yang menarik tentang orang lain,

sehingga individu tersebut berusaha untuk up to date dengan menggunakan media

sosial.

Menurut Przybylski, Murayama, DeHaan, dan Gladwell (2013) aspek dari

FoMO adalah:

1. Tidak terpenuhinya pemenuhan kebutuhan psikologis akan self.

Ditandai dengan perilaku update untuk memberitahukan kabar diri sendiri ke

dunia maya, serta merasa terlalu lama atau menghabiskan banyak waktu

untuk mencari tahu mengenai apa yang sedang terjadi dengan teman atau

orang lain di dunia maya.

2. Tidak terpenuhinya pemenuhan kebutuhan psikologis akan relatedness.

Ditandai dengan kecemasan ketika individu tidak terlibat dalam pengalaman

yang sedang dialami teman atau orang lain, serta kecemasan terhadap

Page 16: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

7

pengalaman yang dialami teman atau orang lain yang lebih baik daripada

yang dialami individu sendiri.

Kondisi fear of missing out ini juga nampak pada sebagian mahasiswa

UKSW. Dalam survei awal yang dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara

terhadap beberapa mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)

ditemukan bahwa mereka membuka dan mengakses media sosial Instagram beberapa

kali dalam sehari. Alasan mereka menggunakan media sosial Instagram bukan hanya

untuk melakukan pembaruan foto atau video, tetapi juga untuk mengetahui kondisi

terbaru dan pembaruan informasi yang dilakukan oleh teman-temannya.

Penelusuran penulis pada beberapa jurnal menunjukkan adanya hubungan

antara fear of missing out dengan kecenderungan kecanduan internet. Penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Santika (2015) mengenai hubungan antara fear of

missing out (FoMO) dengan kecanduan internet pada remaja di SMAN 4 Bandung

menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kedua

variabel. Kemudian penelitian lain yang serupa mengenai hubungan antara FoMO

dengan kecenderungan kecanduan internet pada emerging adulthood di Universitas

Mercu Buana Yogyakarta yang dilakukan oleh Marlina (2017) menunjukkan hasil

yang sama. Berdasarkan hasil dan pembahasan pada kedua penelitian tersebut

diketahui bahwa dimensi kecanduan internet yang secara tidak langsung paling

berkaitan dengan FoMO adalah dimensi tolerance yang ditunjukkan dengan

peningkatan intensitas penggunaan internet. Dengan mengacu pada hal tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian serupa yang lebih difokuskan pada

intensitas penggunaan dan menyasar pada salah satu aplikasi internet yang paling

banyak digunakan saat ini yaitu media sosial Instagram.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

8

Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian mengenai hubungan

antara fear of missing out (FoMO) dengan intensitas penggunaan media sosial

Instagram pada mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana. Rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara fear of missing out (FoMO)

dengan intensitas penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas

Kristen Satya Wacana. Hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah

terdapat hubungan positif antara fear of missing out (FoMO) dengan intensitas

penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas Kristen Satya

Wacana.

METODE

Partisipan

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik insidental sampling yang

merupakan salah satu bentuk pengambilan sampel nonprobabilitas yang tidak

menggunakan sampling acak (Sugiyono, 2014). Partisipan dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dengan karakteristik:

- Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)

- Aktif memiliki akun dan menggunakan media sosial Instagram selama 6

bulan terakhir.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

9

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis

penelitian korelasional. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan alat

pengambilan data menggunakan kuesioner. Instrumen yang digunakan untuk

pengambilan data dibuat berdasarkan modifikasi dari skala fear of missing out

(Przyblylski, Murayama, DeHaan dan Gladwell, 2013) dan skala intensitas

penggunaan media sosial Instagram (Andarwati, 2016).

Berdasarkan uji seleksi item dan reliabilitas yang dilakukan oleh penulis,

skala intensitas penggunaan media sosial Instagram yang digunakan dalam penelitian

ini terdapat 14 aitem yang gugur dari 37 aitem yang tersedia. Aitem-aitem yang

gugur yaitu aitem nomor 2, 3, 4, 5, 6, 12, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 27, dan 37. Selain

itu, skala intensitas penggunaan media sosial instagram memperoleh koefisien

Cronbach’s alpha sebesar 0,871 yang berarti memiliki reliabilitas yang tinggi dan

daya diskriminasi yang baik sehingga layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Selanjutnya, untuk skala fear of missing out dari 10 aitem, setelah uji coba tidak ada

aitem yang gugur dan memperoleh skor Cronbach’s alpha sebesar 0,828 yang berarti

memiliki reliabilitas yang tinggi dan memiliki daya diskriminasi yang baik sehingga

layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Data yang dipergunakan untuk uji

coba, juga dipergunakan untuk uji hipotesis (uji coba terpakai).

Page 19: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

10

Hasil Penelitian

Analisis Deskriptif

Berdasarkan data empirik yang diperoleh, untuk mengetahui gambaran

partisipan penelitian terkait dengan intensitas penggunaan media sosial Instagram

penulis menyusun tabel analisis deskriptif seperti tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1 Kategorisasi Skor Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram

No Kategori Interval N Persentase

1 Sangat tinggi 96,7 ≤ x ≤ 115 6 6%

2 Tinggi 78,3 ≤ x ≤ 96,6 61 61%

3 Sedang 59,9 ≤ x ≤ 78,2 30 30%

4 Rendah 41,5 ≤ x ≤ 59,8 3 3%

5 Sangat rendah 23 ≤ x ≤ 41,4 0 0%

Jumlah 100 100%

Dari hasil analisis deskriptif diketahui bahwa mahasiswa UKSW yang

merupakan partisipan dalam penelitian ini, sebesar 61% partisipan memiliki

intensitas penggunaan media sosial Instagram dalam kategori tinggi. Sedangkan 30%

partisipan memiliki intensitas penggunaan media sosial Instagram dalam kategori

sedang, dan sisanya 6% masuk dalam kategori sangat tinggi dan 3% masuk dalam

kategori rendah.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

11

Selanjutnya penulis juga menyusun tabel deskriptif untuk mengetahui

gambaran fear of missing out pada partisipan penelitian seperti pada tabel 1.2 berikut

ini

Tabel 1.2 Kategorisasi Skor Fear of Missing Out

No Kategori Interval N Persentase

1 Sangat tinggi 43 ≤ x ≤ 50 3 3%

2 Tinggi 35 ≤ x ≤ 42 20 20%

3 Sedang 27 ≤ x ≤ 34 43 43%

4 Rendah 19 ≤ x ≤ 26 30 30%

5 Sangat rendah 10 ≤ x ≤ 18 4 4%

Jumlah 100 100%

Dari hasil analisis deskriptif diketahui bahwa mahasiswa UKSW yang

merupakan partisipan dalam penelitian ini, sebesar 43% partisipan memiliki fear of

missing out dalam kategori sedang. Sedangkan 30% partisipan memiliki fear of

missing out dalam kategori rendah. Kemudian 20% partisipan memiliki fear of

missing out dalam kategori tinggi. Sisanya 4% masuk dalam kategori sangat rendah,

dan sebanyak 3% masuk dalam kategori sangat tinggi.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

12

Uji Normalitas

Penulis selanjutnya melakukan uji normalitas data untuk mengetahui kondisi

sebaran data dalam penelitian ini. Berikut ini adalah tabel hasil Uji Kolmogrov

Smirnov yang telah dilakukan:

Tabel 2.1. Hasil Uji Kolmogrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Intensitas FoMO

N 100 100

Normal Parametersa Mean 80.46 29.39

Std. Deviation 10.811 6.516

Most Extreme Differences Absolute .116 .063

Positive .109 .063

Negative -.116 -.055

Kolmogorov-Smirnov Z 1.163 .627

Asymp. Sig. (2-tailed) .134 .827

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan uji normalitas menggunakan uji one sample kolmogrov smirnov,

diketahui bahwa nilai signifikansi dari fear of missing out yaitu 0,827 (p>0,05) yang

berarti sebaran data fear of missing out dalam penelitian ini memenuhi asumsi

normalitas. Kemudian untuk sebaran data intensitas penggunaan media sosial

Instagram, diketahui memiliki skor signifikansi sebesar 0,134 (p>0,05) yang berarti

sebaran data intensitas penggunaan media sosial Instagram dalam penelitian ini

memenuhi asumsi normalitas. Oleh karena kedua variabel dalam penelitian ini telah

memenuhi asumsi normalitas maka uji statistik parametrik dapat dilakukan.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

13

Uji Linieritas

Selanjutnya penulis melakukan uji linieritas untuk mengetahui hubungan

linier antara variabel dalam penelitian ini. Tabel 3.1 berikut ini adalah hasil uji

lineiritas.

Tabel 3.1 Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Intensitas *

FoMO

Between

Groups

(Combined) 5767.805 26 221.839 2.791 .000

Linearity 1873.065 1 1873.065 23.562 .000

Deviation from

Linearity 3894.740 25 155.790 1.960 .014

Within Groups 5803.035 73 79.494

Total 11570.840 99

Dari hasi uji linieritas, diketahui bahwa nilai F beda 1,960 dan nilai sig.

deviation from linierity adalah 0,014 (p>0,05) yang berarti terdapat linieritas antara

variabel fear of missing out dengan intensitas penggunaan media sosial Instagram

dalam penelitian ini.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

14

Uji Hipotesis

Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan oleh

penulis diterima atau ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat

hubungan positif antara fear of missing out (FoMO) dengan intensitas penggunaan

media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana. Untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan penulis melakukan uji korelasi dengan teknik

pearson correlation dengan bantuan SPSS 16. Berikut ini adalah tabel hasil uji

korelasi pearson.

Tabel 4.1 Uji Korelasi Pearson

Correlations

Intensitas FoMO

Intensitas Pearson Correlation 1 .402**

Sig. (1-tailed) .000

N 100 100

FoMO Pearson Correlation .402** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Dari hasil uji korelasi yang dilakukan, diketahui bahwa koefisien korelasi

antara variabel intensitas penggunaan media sosial Instagram dengan fear of missing

out adalah sebesar r = 0,402, dengan nilai sig = 0,000 (p <0,05). Sehingga dapat

diketahui terdapat hubungan positif yang signifikan antara fear of missing out dengan

Page 24: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

15

intensitas penggunaan media sosial Instagram. Hubungan yang positif dan signifikan

berarti semakin tinggi fear of missing out, maka semakin tinggi pula intensitas

penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas Kristen Satya

Wacana. Demikian pula sebaliknya, dimana semakin rendah fear of missing out

maka semakin rendah pula intensitas penggunaan media sosial Instagram pada

mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Sumbangan efektif fear of missing out

terhadap intensitas penggunaan media sosial Instagram adalah sebesar 16,2%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam analisis data ditemukan

bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara fear of missing out dengan

intensitas penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas Kristen

Satya Wacana. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keduanya

menunjukkan bahwa semakin tinggi fear of missing out, maka semakin tinggi pula

intensitas penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas Kristen

Satya Wacana. Demikian pula sebaliknya, dimana semakin rendah fear of missing

out maka semakin rendah pula intensitas penggunaan media sosial Instagram pada

mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana.

Diterimanya hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa fear of missing out merupakan salah satu faktor yang

memengaruhi intensitas penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa. Hal ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marlina (2017) pada

Page 25: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

16

mahasiswa dalam usia emerging adulthood. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa

fear of missing out berhubungan dengan kecenderungan kecanduan internet. Hal ini

juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Santika (2015)

mengenai hubungan antara fear of missing out dengan kecanduan internet pada siswa

SMA yang menyebutkan bahwa salah satu kriteria kecanduan internet adalah

tingginya intensitas penggunaan internet.

Fear of missing out merupakan ketakutan individu akan ketertinggalan

informasi dari media sosial. Hal inilah yang kemudian mendorong individu untuk

terus-menerus mencari tahu mengenai perkembangan atau pembaruan informasi dan

kondisi di media sosial, termasuk media sosial Instagram yang merupakan media

sosial yang paling banyak digunakan saat ini. Perilaku individu yang berusaha untuk

tidak mengalami ketertertinggalan informasi ini kemudian memengaruhi intensitas

dalam mengakses media sosial tersebut. Dengan kata lain, ketika fear of missing out

meningkat, maka akan berpengaruh pada peningkatan intensitas dalam mengakses

media sosial Instagram pula.

Dalam penelitian ini fear of missing out memberikan sumbangan efektif

terhadap intensitas penggunaan media sosial Instagram sebesar 16,2%. Artinya,

variabel fear of missing out memberikan pengaruh sebesar 16,2% terhadap intensitas

penggunaan media sosial Instagram. Hal ini juga menjelaskan bahwa masih terdapat

83,8% faktor lain yang turut memberikan sumbangan pengaruh terhadap intensitas

penggunaan media sosial Instagram.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

17

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan positif antara fear of missing out dengan intensitas

penggunaan media sosial Instagram. Semakin tinggi fear of missing out maka

intensitas penggunaan media sosial Instagram pada mahasiswa di Universitas

Kristen Satya Wacana juga semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah fear

of missing out maka semakin rendah pula intensitas penggunaan media sosial

Instagram pada mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Sebagian besar subjek (43%) mengalami fear of missing out yang termasuk

dalam kategori sedang dan memiliki intensitas penggunaan media sosial

Instagram yang termasuk dalam kategori tinggi (61%).

SARAN

1. Kepada mahasiswa

Penulis menyarankan agar mahasiswa dapat mengarahkan ketakutan akan

ketertinggalan informasi (fear of missing out) kepada hal-hal yang bersifat

positif, misalnya perasaan takut akan ketertinggalan informasi mengenai

pengetahuan baru untuk pengembangan diri mahasiswa. Sehingga intensitas

penggunaan media sosial mahasiswa yang tinggi dapat berdampak positif

terhadap pengembangan diri mahasiswa.

2. Kepada peneliti selanjutnya

- Agar melakukan penelitian lain terhadap partisipan dari populasi berbeda

seperti kelompok usia remaja atau kelompok usia dewasa, karena

Page 27: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

18

penelitian ini hanya menggunakan partisipan mahasiswa pada kelompok

usia transisi antara remaja akhir dan dewasa awal.

- Agar dapat melakukan penelitian serupa dengan jenis media sosial selain

Instagram.

- Agar mengkaji ulang penelitian ini dengan menggunakan metode

kualitatif untuk memperoleh informasi dengan lebih mendalam.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

19

DAFTAR PUSTAKA

Andarwati, I. (2016). Citra diri ditinjau dari intensitas pengunaan media sosial

instagram pada siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta. Skripsi tidak

dipublikasikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Arthur, R. (2016). Generation Z: 10 Stats from SXSW you need to know. Diakses 16

Oktober, 2017, dari

http://www.forbes.com/sites/rachelarthur/2016/03/16/generation-

z/#3b11fdf44ba4.

Ayun, P. Q. (2015). Fenomena remaja menggunakan media sosial dalam membentuk

identitas. Channel, Vol. 3, No.2, hlm. 1-16.

Balea, J. (2016). The latest stats in web and mobile in Indonesia. Diakses 16

Oktober, 2017, dari https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-

statistics-we-are-social.

Bohang, F. K. (2017). Indonesia, pengguna instagram terbesar se-Asia Pasifik.

Diakses 16 Oktober, 2017, dari

http://tekno.kompas.com/read/2017/07/27/11480087/indonesia-pengguna-

instagram-terbesar-se-asia-pasifik.

Casdari. (2006). Peningkatan minat belajar anak. Malang: Bayumedia.

Hendriyani, Hollander, E., D’Haenens, L., & Beentjes, J. W. J. (2012). Children’s

media use in Indonesia. Asian Journal of Communication, 22, hlm. 304-319.

Ismarani, D. (2017). Data pengguna internet tahun 2017 dan apa kesimpulan yang

bisa diambil dari data tersebut. Diakses 16 Oktober, 2017, dari

https://www.youthmanual.com/post/fun/did-you-know/data-pengguna-

Page 29: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

20

internet-tahun-2017-dan-apa-kesimpulan-yang-bisa-diambil-dari-data-

tersebut.

Kemp, S. (2016). Digital in 2016. Diakses 16 Oktober, 2017, dari

http://wearesocial.com/sg/special-reports/digital-2016.

Laila, Y. N. (2014). Korelasi antara kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri dengan

intensitas menggunakan jejaring sosial pada siswa kelas VII SMP N 15

Yogyakarta. Sripsi tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Marlina, R. D. (2017). Hubungan antara fear of missing out (FoMO) dengan

kecenderungan kecanduan internet pada emerging adulthood. Sripsi tidak

dipublikasikan, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Moreau, E. (2017). What is instagram, anyway?. Diakses 16 Oktober, 2017, dari

https://www.lifewire.com/what-is-instagram-3486316

Oblinger, D. (2003). Boomers, Gen-Xers and Millennials: Understanding the new

students. Educause Review, 38(4), hlm. 37-47.

Puspitorini, D.A. (2016). Motif dan kepuasan penggunaan instagram. Sripsi tidak

dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Santika, M. G. (2015). Hubungan antara FoMO (Fear of Miissing Out) dengan

kecanduan internet (internet addiction) pada remaja di SMAN 4 Bandung.

Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta.

Satriani, D. T. (2014). Hubungan relatedness dengan intensitas penggunaan jejaring

sosial twitter pada mahasiswa. Sripsi tidak dipublikasikan, Universitas

Brawijaya, Malang.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT DENGAN …€¦ · adalah kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan dekat dengan orang lain (relatedness). 2.

21

Sekar, P. (2014). Remaja lebih suka instagram daripada facebook. Diakses 16

Oktober, 2017, dari http://www.marketing.co.id/remaja-lebih-suka-

instagram-daripada-facebook/.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Tapscott, D. (1998). Growing up digital: The rise of the net generation. New York:

McGraw-Hill.

Tapscott, D. (2009). Grown up digital: How the net generation is changing your

world. New York: McGraw-Hill.

Utaminingsih, I. A. (2006). Pengaruh penggunaan ponsel pada remaja terhadap

interaksi sosial remaja. Sripsi tidak dipublikasikan, Institut Pertanian Bogor.