HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan...

82
HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SLB-D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Oleh: Fitri Ismeini K5106016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA SLB-D YPAC SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2009/2010

Skripsi

Oleh:

Fitri Ismeini

K5106016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA SLB-D YPAC SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

Fitri Ismeini

K5106016

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Abdul Salim Ch. M.Kes Drs. Sudakiem M.Pd

NIP. 195709011982031002 NIP. 194907171979031001

Page 4: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : .................................

Tanggal : .................................

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sukarno M.Pd ........................

Sekretaris : Drs. Maryadi M.Ag ........................

Anggota I : Drs. Abdul Salim Ch. M.Kes ........................

Anggota II : Drs. Sudakiem M.Pd ........................

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah M.Pd

NIP. 196007271987021001

Page 5: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

ABSTRAK

Fitri Ismeini. HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SLB-D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara : (1) Emotional support dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (2) Konsep diri dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (3) Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, sejumlah 53 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling sejumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data variabel emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar digunakan angket sedangkan prestasi belajar matematika digunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis regresi linier sederhana dan berganda dengan uji persyaratan analisis berupa uji normalitas, linieritas, multikolinearitas, heterokesdatisitas dan autokorelasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada hubungan positif dan signifikan antara emotional support dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010 karena ρ < α atau 0,000 < 0,050. (2) Ada hubungan positif dan signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010 karena ρ < α atau 0,000 < 0,050. (3) Ada hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010 karena ρ < α atau 0,000 < 0,050. (4) Ada hubungan positif dan signifikan antara emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010 karena ρ < α atau 0,000 < 0,050.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

ABSTRACT

Fitri Ismeini. A CORRELATIONAL STUDY BETWEEN EMOTIONAL SUPPORT, SELF CONCEPT, SELF DIRECTED LEARNING AND ACADEMIC ACHIEVEMENT IN MATHEMATICS OF THE STUDENTS OF SLB-D YPAC SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2009/2010. Paper, Surakarta: Special Education Department, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, March 2010.

The aim of the study is to find out the correlation between : (1) Emotional support and academic achievement in mathematics of the students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010, (2) Self concept and academic achievement in mathematics of the students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010, (3) Self directed learning and academic achievement in mathematics of the students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010, (4) Emotional support, self concept, self directed learning and academic achievement in mathematics of the students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010

In this research, the researcher used the correlation method. The population of this research is all students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010, consisting of 53 students. The sampling technique used is stratified random sampling, which consists of 30 students. In collecting data, the researcher used questionnaire for emotional support, self concept and self directed learning and documentation for academic achievement in mathematics. The techniques of data analysis are simple and multiple regression and correlation with assumption analysis test are normality, linearity, multicolinearity, heteroscedastisity and autocorrelation.

The result of this study shows that : (1) there is a positive and significant correlation between emotional support and academic achievement in mathematics of the students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010 by ρ < α or 0,000 < 0,050, (2) there is a positive and significant correlation between self concept and academic achievement in mathematics of the students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010 by ρ < α or 0,000 < 0,050, (3) there is a positive and significant correlation between self directed learning and academic achievement in mathematics of the students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010 by ρ < α or 0,000 < 0,050, (4) there is a positive and significant correlation between emotional support, self concept, self directed learning and academic achievement in mathematics of the students of SLB-D YPAC Surakarta in academic year 2009/2010 by ρ < α or 0,000 < 0,050.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

MOTTO

Apabila saya ingin mengubah keadaan, saya harus mengubah diri saya lebih dahulu. Dan

untuk mengubah diri saya secara efektif, saya lebih dahulu harus mengubah persepsi saya.

(Stephen R. Covey – Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan)

. . . . . . . modal terbesar adalah kemandirian.

(Ali bin Abi Thalib – Wikipedia Ensiklopedia)

Page 8: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

Murid-muridku di masa yang akan datang

Penyemangatku (Ayah, Ibu dan saudaraku)

Teman-teman mahasiswa PLB

Almamaterku

Page 9: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul ”Hubungan

antara Emotional Support, Konsep Diri dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi

Belajar Matematika Siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”

dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Hambatan-hambatan yang terjadi selama proses penulisan skripsi ini

dapat teratasi atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Sehubungan dengan hal itu, maka disampaikan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penulisan skripsi ini.

2. Drs. R. Indianto M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Abdul Salim Ch. M.Kes, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Luar Biasa sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan ijin dan

bimbingan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

4. Drs. Sudakiem M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Luar Biasa yang telah

memberikan bekal pengetahuan selama ini.

6. Drs. Kauliyani, selaku Kepala Sekolah SMP YPAC Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

7. Segenap warga SLB D YPAC Surakarta atas segala bantuannya.

8. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Luar Biasa yang selalu memberikan

keceriaan, dorongan dan pengalaman berharga bagiku.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Disadari oleh penulis bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca serta perkembangan dunia pendidikan.

Surakarta, Maret 2010

Penulis

Page 11: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Daftar Isi

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN...................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK........................................................................... v

HALAMAN MOTTO............................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... viii

KATA PENGANTAR.............................................................................. ix

DAFTAR ISI............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah...................................................................... 6

D. Perumusan Masalah....................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian........................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian......................................................................... 8

BAB II. LANDASAN TEORI........................................................ 9

A. Tinjauan Pustaka........................................................................... 9

1. Emotional Support............................................................ 9

2. Konsep Diri....................................................................... 14

3. Kemandirian Belajar.......................................................... 17

4. Prestasi Belajar Matematika.............................................. 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................... 23

C. Kerangka Berfikir.......................................................................... 24

D. Hipotesis........................................................................................ 25

Page 12: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

BAB III. METODE PENELITIAN................................................. 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 26

B. Metode Penelitian.......................................................................... 26

C. Populasi dan Sampel..................................................................... 27

1. Populasi............................................................................. 27

2. Sampel............................................................................... 28

3. Teknik sampling................................................................ 28

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 29

1. Angket............................................................................... 29

2. Dokumentasi...................................................................... 35

E. Teknik Analisis Data..................................................................... 36

1. Uji Persyaratan.................................................................. 36

2. Uji Hipotesis...................................................................... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN...................................................... 41

A. Deskripsi Data............................................................................... 41

1. Variabel Emotional Support.............................................. 42

2. Variabel Konsep Diri......................................................... 43

3. Variabel Kemandirian Belajar…………………………… 44

4. Variabel Prestasi Belajar Matematika…………………… 45

B. Pengujian Persyaratan Analisis………………………………….. 46

1. Uji Normalitas…………………………………………… 46

2. Uji Linieritas……………………………………………. 47

3. Uji Multikolinearitas…………………………………….. 48

4. Uji Heterokedastisitas…………………………………… 49

5. Uji Autokorelasi…………………………………………. 49

C. Pengujian Hipotesis....................................................................... 50

1. Hubungan antara Emotional Support dengan Prestasi

Belajar Matematika........................................................... 50

2. Hubungan antara Konsep Diri dengan Prestasi Belajar

Matematika........................................................................ 50

3. Hubungan antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi

Page 13: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Belajar Matematika........................................................... 51

4. Hubungan antara Emotional Support, Konsep Diri dan

Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika 52

D. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………………… 54

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN....................... 56

A. Simpulan........................................................................................ 56

B. Implikasi ....................................................................................... 56

C. Saran.............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 60

LAMPIRAN.............................................................................................. 67

Page 14: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian..................................................... 26

Tabel 2. Pembagian Sampel dengan Stratified Random Sampling........... 29

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Emotional Support, Konsep Diri, dan

Kemandirian Belajar.................................................................................. 31

Tabel 4. Skala Jawaban dan Bobot Item Likert....................................... 33

Tabel 5. Deskripsi Data Statistik………………………………………... 41

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Emotional Support.................................... 42

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Konsep Diri............................................... 43

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar.................................. 44

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Matematika....................... 45

Tabel 10. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov....................................... 46

Tabel 11. Uji Linier Anova X1 dengan Y............................................... 47

Tabel 12. Uji Linier Anova X2 dengan Y............................................... 47

Tabel 13. Uji Linier Anova X3 dengan Y............................................... 48

Tabel 14. Uji Regresi Multikolinearitas.................................................... 48

Tabel 15. Uji Autokorelasi Durbin-Watson.............................................. 49

Tabel 16. Model Summary X1 dengan Y……………………………….. 50

Tabel 17. Koefisien Regresi Linier X1 dengan Y.................................... 50

Tabel 18. Model Summary X2 dengan Y……………………………….. 50

Tabel 19. Koefisien Regresi Linier X2 dengan Y................................... 51

Tabel 20. Model Summary X3 dengan Y……………………………….. 51

Tabel 21. Koefisien Regresi Linier X3 dengan Y................................... 51

Tabel 22. Model Summary X1, X2, X3 dengan Y……………………… 52

Tabel 23. Anova X1, X2, X3 dengan Y.................................................. 52

Tabel 24. Koefisien Regresi Berganda X1, X2, X3 dengan Y................ 53

Page 15: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Diagram Batang Emotional Support....................................... 43

Gambar 2. Diagram Batang Konsep Diri.................................................. 44

Gambar 3. Diagram Batang Kemandirian Belajar..................................... 45

Gambar 4. Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika......................... 46

Gambar 5. Uji Scatter Plot Heterokesdatisitas.......................................... 49

Page 16: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampian 1. Angket Emotional Support..................................................... 67

Lampiran 2. Angket Konsep Diri.............................................................. 72

Lampiran 3. Angket Kemandirian Belajar................................................. 77

Lampiran 4. Data Induk Penelitian............................................................ 82

Lampiran 5. Data Prestasi Belajar Matematika......................................... 83

Lampiran 6. Daftar Nilai Instrumen Emotional Support........................... 84

Lampiran 7. Daftar Nilai Instrumen Konsep Diri...................................... 86

Lampiran 8. Daftar Nilai Instrumen Kemandirian Belajar....................... 87

Lampiran 9. Uji Validitas X1..................................................................... 89

Lampiran 10. Uji Validitas X2.................................................................. 107

Lampiran 11. Uji Validitas X3.................................................................. 125

Lampiran 12. Uji Reliabilitas X1............................................................... 143

Lampiran 13. Uji Reliabilitas X2............................................................... 145

Lampiran 14. Uji Reliabilitas X3............................................................... 147

Lampiran 15. Hasil Uji Coba Instrumen Emotional Support…………… 149

Lampiran 16. Hasil Uji Coba Instrumen Konsep Diri............................... 150

Lampiran 17. Hasil Uji Coba Instrumen Kemandirian Belajar.................. 151

Lampiran 18. Deskriptif Data.................................................................... 152

Lampiran 19. Uji Normalitas..................................................................... 153

Lampiran 20. Uji Linearitas X1 terhadap Y.............................................. 154

Lampiran 21. Uji Linearitas X2 terhadap Y.............................................. 160

Lampiran 22. Uji Linearitas X3 terhadap Y.............................................. 162

Lampiran 23. Uji Multikolinearitas........................................................... 164

Lampiran 24. Uji Heteroskedastisitas........................................................ 166

Lampiran 25. Uji Autokorelasi.................................................................. 167

Lampiran 26. Uji Regresi Sederhana X1 dengan Y................................ 168

Lampiran 27. Uji Regresi Sederhana X2 dengan Y................................ 171

Lampiran 28. Uji Regresi Sederhana X3 dengan Y................................ 174

Lampiran 29. Uji regresi Berganda X1,X2,X3 dengan Y....................... 177

Page 17: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Lampiran 30. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif Analisis

Regresi Berganda....................................................................................... 180

Lampiran 31. Surat Ijin Penyusunan Skripsi............................................. 182

Lampiran 32. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi................................... 183

Lampiran 33. Permohonan Ijin Research kepada Rektor………………. 184

Lampiran 34. Permohonan Ijin Research kepada Kepala Sekolah........... 185

Lampiran 35. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian........................ 186

Page 18: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan yang dapat mengakomodasi kebutuhan emosi, penuh cinta

dan kehangatan merupakan hal yang diperlukan seorang anak untuk dapat

mengembangkan kemampuan akademis dan mengembangkan emosinya. Para

psikolog mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan psikologis yang mampu

mengaktifkan dan mengarahkan perilaku (Laila Ningtyas dan Edward Theodorus,

2008:4). Du Preez dalam Martin (2003: 91) yang dikutip oleh Adi Ekopriyono

(2009: http://www.rumahusaha.com/) menyatakan ”Emosi adalah reaksi tubuh

menghadapi situasi tertentu”. Emosi memiliki berbagai jenis. Paul Ekman

(2007:1) mengklasifikasikan emosi menjadi enam, yaitu ; jijik, heran, senang,

sedih, marah, dan takut. Seorang guru harus memiliki dan menerapkan strategi

tertentu supaya siswa dapat belajar secara efektif. Bila prestasi belajar siswa ingin

dikembangkan, maka perlu difokuskan pada bagaimana guru mengajar dan

berhubungan dengan siswa. Salah satunya dengan memberikan dukungan

emosional kepada siswa. Menurut Lincoln (2003:225) emotional support adalah

”Hubungan timbal balik diantara individu yang melibatkan ekspresi perhatian dan

kasih sayang, menghargai, dan kepercayaan (mendengarkan masalah)”. Interaksi

guru-siswa yang efektif dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hasil

penelitian Clasroom Assesment Scoring System dalam Child Development and

the Picower Foundation (2009:1) menunjukkan bahwa emotional support

menghasilkan kualitas tinggi pada interaksi guru-siswa yang efektif daripada

pengorganisasian kelas atau instructional support. Interaksi guru-siswa yang

efektif dan pengembangan gaya kepemimpinan guru dapat mengubah hasil belajar

siswa. Siswa menjadi lebih banyak belajar untuk prestasinya kedepan.

Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan

keberhasilan hidup seseorang. Menurut Hurlock (1999) dalam Suhadianto (2008:

http://suhadianto.blogspot.com/) konsep diri adalah gambaran yang dimiliki

seseorang tentang dirinya. Sedangkan Shavelson dan Bolus dalam Muijs dan

Page 19: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Reynolds (2008:218) mendefinisikan konsep diri sebagai ”persepsi seseorang

mengenai dirinya sendiri yang terbentuk melalui pengalamannya dengan

lingkungan, interaksinya dengan orang-orang yang memiliki arti penting, dan

atribusi tentang perilakunya sendiri”. Jadi konsep diri merupakan faktor yang

dipelajari dan terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan dengan

orang lain. Konsep diri cenderung dikembangkan oleh individu pada berbagai

karakteristik yang mereka miliki. Konsep diri akan membatasi bagaimana

seseorang merasakan tentang dirinya sendiri, apa yang mungkin dapat

dilakukannya di masa depan, dan bagaimana ia menilai penampilan dirinya sendiri

(Gage dan Berlier :1998 dalam Tarmizi, 2008: http://suluky.multiply.com/).

Proses pembentukan konsep diri dimulai sejak anak masih kecil. Konsep diri

seseorang dapat dilihat dari sikapnya. Konsep diri positif ditandai dengan :

keyakinan akan kemampuan mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain,

menerima pujian tanpa rasa malu, sadar setiap keinginan dan perilaku tidak selalu

disetujui masyarakat, dan mampu memperbaiki diri. Sebaliknya konsep diri

negatif ditandai dengan : kepekaan terhadap kritik, sangat responsif terhadap

pujian, hiperkritis, cenderung merasa tidak disenangi orang lain, dan bersikap

pesimistis terhadap kompetisi. Anak yang memiiki konsep diri positif biasanya

belajar dengan mudah karena senang menerima tantangan untuk melakukan

sesuatu yang baru dan memperoleh keterampilan yang baru. Sikap mental “aku

bisa”, membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah.

Kemandirian dalam belajar merupakan keharusan dalam pendidikan

saat ini. Menurut Drost (1993:22) dalam Retno Dwi Astuti (2005:18) kemandirian

adalah individu yang mampu menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya dan

mampu bertindak secara dewasa. Sedangkan definisi kemandirian belajar

dikemukakan oleh Haris Mujiman (2006:1). Menurutnya belajar mandiri adalah

kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu

kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal

pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Knowles (1975, dalam O’Shea,

2003:53) mendefinisikan self directed learning adalah suatu proses dimana

seseorang memiliki inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk

Page 20: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan tujuan belajarnya sendiri,

mengidentifikasi sumber–sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi

belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Pannen dkk.

(Aristo Rahadi, 2008: http://www.aristorahadi.wordpress.com) menegaskan

bahwa ciri utama dalam belajar mandiri bukanlah ketiadaan guru atau teman

sesama siswa, atau tidak adanya pertemuan tatap muka di kelas. Menurutnya,

ciri utama belajar mandiri adalah adanya pengembangan kemampuan siswa untuk

melakukan proses belajar yang tidak tergantung pada faktor guru, teman, kelas

dan lain-lain. Tingkat kemandirian belajar siswa dapat ditentukan berdasarkan

seberapa besar inisiatif dan tanggung jawab siswa untuk berperan aktif dalam hal

perencanaan belajar, proses belajar maupun evaluasi belajar. Semakin besar peran

aktif siswa dalam berbagai kegiatan tersebut, mengindikasikan bahwa siswa

tersebut memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi. Sampai saat ini

kemandirian dalam belajar agaknya belum dimiliki oleh banyak siswa. Masih

terdapat sikap ketergantungan siswa atas kehadiran guru. Siswa masih banyak

yang bersifat pasif. Siswa akan belajar hanya bila disuruh saja. Oleh karena itu

perlu dikembangkan pola belajar mandiri untuk mencapai prestasi belajar yang

baik.

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa

depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran

Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, dan kerjasama. Banyak siswa tumbuh tanpa menyukai matematika sama

sekali (Charles & Lester, 1982 dalam Cockroft,1982:1). Mereka merasa tidak

senang dalam mengerjakan tugas-tugas dan merasa bahwa matematika itu sulit,

menakutkan,dan tidak semua orang dapat mengerjakannya. Selain dari faktor

siswa, guru pun ikut andil dalam penyebab ketidaksukaan siswa terhadap

matematika. Guru matematika terkadang menyamaratakan kemampuan siswa.

Guru tetap melanjutkan materi pelajaran lain walaupun masih terdapat siswa yang

belum menguasai materi sebelumnya. Para siswa pun cenderung tidak menyukai

Page 21: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

matematika karena dianggap sulit terutama dalam menyelesaikan soal-soal yang

diberikan oleh guru matematika. Apalagi jika guru yang mengajar matematika

sulit dipahami dalam pembawaan materi di dalam kelas, sehingga keadaan ini

menambah ketidaksukaan siswa pada matematika, dan bahkan pada akhirnya

siswa tidak menyukai guru matematikanya. Sementara untuk dapat menguasai

pelajaran matematika dibutuhkan ketekunan, disiplin, ketelitian dan kemandirian.

Untuk mengatasinya, diperlukan sedini mungkin menghilangkan rasa tidak

percaya diri siswa dengan melibatkan mereka dalam seluruh kegiatan belajar

mengajar, agar tumbuh rasa percaya diri dan menghilangkan rasa tidak senang

terhadap matematika. (Krismanto, 2003:6).

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar. Nana Syaodih Sukmadinata (2003:102)

mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapan-kecakapan

potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan kemandirian belajar

adalah salah satu dari proses belajar itu sendiri. Prestasi belajar yang cenderung

rendah yaitu matematika. Belajar matematika selama ini masih kurang diminati

oleh para siswa. Padahal matematika berperan penting dalam berbagai aspek

kehidupan. Faktor yang menjadi kendala dalam meraih prestasi akademik siswa

dipengaruhi oleh internal dan eksternal siswa. Faktor internal atau yang ada pada

diri siswa salah satunya adalah konsep diri. Potensi siswa penting untuk

dikembangkan secara optimal. Siswa dapat berhasil dalam pendidikan apabila

proses pendidikannya itu berlangsung terus menerus baik di sekolah maupun di

dalam keluarga. Siswa yang berorientasi pada prestasi memiliki harapan yang

besar untuk berhasil daripada yang takut akan kegagalan. Hasrat berprestasi

menunjukkan keinginan untuk mencapai yang terbaik. Apalagi bila didukung oleh

interaksi guru-siswa yang efektif. Dalam proses belajar mengajar, hubungan yang

harmonis antara guru dan siswa sangat diperlukan. Keberhasilan pembelajaran

tergantung pada kedua belah pihak yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai

anak didik. Interaksi yang efektif antara guru dan siswa akan mempermudah siswa

menerima dan mempelajari pelajaran tersebut. Bagaimanapun sulitnya materi

Page 22: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

pelajaran, siswa akan mempelajarinya dengan baik. Siswa akan merasa bahwa

belajar bukanlah suatu beban, apabila hubungan dengan guru berlangsung dengan

baik. Hubungan ini salah satunya dapat diwujudkan dengan memberikan

emotional support kepada siswa. Karena Anderson (1981) dalam Krismanto

(2003:1) menyatakan bahwa makna strategi pembelajaran matematika yang aktif

diantaranya ditandai oleh faktor interaksi optimal antara guru dan siswa serta

berfungsinya emosi secara optimal.

Dari uraian di atas terlihat emotional support, konsep diri, kemandirian

belajar, dan prestasi belajar matematika saling bertautan. Diharapkan dalam

penelitian ini emotional support dan konsep diri yang positif serta kesadaran siswa

untuk belajar mandiri akan menghasilkan prestasi belajar matematika lebih tinggi.

Sebaliknya emotional support dan konsep diri yang negatif serta kekurangsadaran

siswa untuk belajar mandiri akan menyebabkan prestasi belajar matematika yang

rendah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah ada

hubungan emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa. Penulis mengangkat judul ”Hubungan antara

Emotional Support, Konsep Diri dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi

Belajar Matematika Siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran

2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka masalah yang

muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya adalah

emosi. Interaksi antara guru dan siswa sekarang ini masih kurang efektif

dalam hal emotional support sehingga tidak membangkitkan semangat siswa

untuk belajar matematika.

2. Konsep diri siswa yang buruk akan terbawa hingga dewasa dan mengakibatkan

siswa tidak bisa berprestasi maksimal dalam hidupnya. Konsep diri negatif

dapat menghambat perkembangan potensi siswa untuk menjadi generasi yang

berkepribadian dan berdedikasi tinggi.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

3. Kemandirian dalam belajar merupakan keharusan dalam pendidikan saat ini.

Sedangkan tingkat kemandirian belajar siswa masih rendah karena belum

mampu mengatur aktivitas belajarnya sendiri. Siswa masih tergantung pada

guru.

4. Pada umumnya prestasi belajar matematika siswa cenderung rendah karena

kurangnya kepercayaan diri dan minat untuk mempelajarinya. Padahal

matematika sangat penting untuk mengembangkan logika berpikir.

C. Pembatasan Masalah

Suatu penelitian perlu dilakukan pembatasan masalah agar penelitian

dapat berjalan dengan baik. Berikut objek dan subjek penelitian yang akan dikaji

oleh peneliti :

1. Objek Penelitian

a. Emotional Support

Variabel emotional support dibatasi pada persepsi siswa akan hubungan positif

antara guru dan siswa yang terjadi saat proses belajar mengajar matematika

berlangsung. Hubungan tersebut meliputi penciptaan iklim positif, sensivitas

guru, dan penghargaan terhadap perspektif siswa.

b. Konsep Diri

Variabel konsep diri dibatasi pada pandangan dan sikap siswa tentang dirinya

sendiri terkait dengan dimensi akademik dan non akademik yang berkembang

dari hasil interaksi dengan lingkungan.

c. Kemandirian Belajar

Variabel kemandirian belajar dibatasi pada kemampuan siswa untuk

melakukan proses belajar aktif baik secara independen atau kolaboratif dalam

rangka mencapai tujuan belajar.

d. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika dibatasi pada hasil belajar matematika yang telah

dicapai siswa dalam satu semester terakhir. Prestasi ini memberikan gambaran

seberapa besar tingkat penguasaan siswa terhadap matematika setelah siswa

mengalami proses belajar.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

2. Subjek Penelitian

Responden diambil dari sejumlah siswa SLB-D YPAC Surakarta.

SLB-D YPAC Surakarta merupakan salah satu unit dari SLB D YPAC Surakarta

yang terdiri dari siswa-siswi dengan sebagian besar mengalami cacat fisik akan

tetapi memiliki IQ normal sehingga mereka dapat mengikuti materi pelajaran

seperti halnya di sekolah reguler.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian ke dalam beberapa

pertanyaan berikut :

1. Bagaimanakah hubungan antara emotional support dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 ?

2. Bagaimanakah hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar matematika

siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 ?

3. Bagaimanakah hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 ?

4. Bagaimanakah hubungan antara emotional support, konsep diri dan

kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC

Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk memperoleh

data dan informasi tentang emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar

berhubungan dengan prestasi belajar matematika. Adapun tujuan khusus

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara emotional support dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

4. Untuk mengetahui hubungan antara emotional support, konsep diri dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar matematika

siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki dua jenis manfaat yang dijelaskan

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan pengaruh yang berdaya guna secara teoritis bagi kepentingan

akademis dalam bidang ilmu pendidikan khususnya psikologi pendidikan luar

biasa.

b. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi dalam meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa.

c. Dapat dijadikan sebagai alternatif model inovasi dalam pengembangan

emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar

matematika siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Informasi bagi para guru, orang tua, maupun siswa dalam upaya meningkatkan

dan mengembangkan prestasi belajar matematika siswa.

b. Bahan masukan bagi SLB-D YPAC Surakarta untuk dijadikan pertimbangan

secara operasional dalam merumuskan pola pengembangan prestasi belajar

matematika siswa yang akan datang.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk

melakukan penelitian lanjut tentang model pengembangan emotional support,

konsep diri dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa

pada institusi pendidikan lainnya.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Emotional Support

a. Emosi

Russell dan Barrett (1999) yang dikutip Larson (2009:257) dalam Adi

Ekopriyono (2009: http://www.rumahusaha.com/) mendefinisikan emosi

sebagai respon afektif terhadap stimulus eksternal atau internal, seperti

ekspektasi dan persepsi diri. Wikipedia Bahasa Indonesia (2009:

http://www.wikipedia.org/) “Emosi adalah istilah yang digunakan untuk

keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan,

pikiran, dan perilaku.” Goleman (2002 : 411) menyatakan emosi merujuk pada

suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan

serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Du Preez dalam Martin (2003: 91)

yang dikutip oleh Adi Ekopriyono (2009: http://www.rumahusaha.com/) emosi

adalah reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Dari pendapat-pendapat diatas

maka pada dasarnya emosi merupakan suatu keadaan biologis dan psikologis,

suatu perasaan, pikiran, dan perilaku yang muncul dalam menghadapi situasi

tertentu.

Emosi memiliki berbagai jenis. Descrates dalam Prawitasari (1995)

dalam Wulan (2008: http://one.indoskripsi.com/) menyatakan bahwa emosi

terbagi atas : hasrat, benci, sedih, heran, cinta dan kegembiraan. Goleman (2002:

411) mengemukakan beberapa macam emosi, yaitu :

a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri,

putus asa c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,

waspada, tidak tenang, ngeri d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur,

bangga e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa

dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih f. Terkejut : terkesiap, terkejut g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka

Page 27: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

h. malu : malu hati, kesal (Indoskripsi:2008)

Emosi berarti perasaan yang dapat menimbulkan tindakan. Setiap

emosi menawarkan pola tindakan tersendiri. Emosi merupakan dorongan untuk

bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah. Emosi menuntut kita

menghadapi bahaya yang mungkin terjadi. Dari macam-macam emosi di atas,

jenis emosi utamanya adalah amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta,

terkejut, jengkel, dan malu. Kesemua jenis emosi tersebut dimasukkan dalam

emosi positif dan emosi negatif yang timbul dari dalam diri seseorang.

b. Emosi Dalam Pembelajaran

Hernowo (2007:92) mengungkapkan adanya hubungan penting antara

emosi dengan permulaan kognitif yang dibutuhkan untuk pembelajaran. Emosi

positif memungkinkan otak mencipakan peta persepsi yang lebih baik. Siswa

dapat memilah pengalamannya dengan lebih baik dan mengingat pelajaran

dengan lebih jelas. DePorter dan Hernacki (1999:14) berpendapat bahwa emosi

positif akan membuat otak dapat bekerja secara optimal. Emosi positif yang

terus dibangun akan meningkatkan hal-hal yang berkaitan dengan kehormatan

diri dan kepercayaan diri. Erez dan Isen (2002:1) menyatakan bahwa emosi

positif mempengaruhi prestasi dengan membuat harapan untuk sukses dan

melakukan langkah perlindungan melawan stres dan pikiran mengganggu yang

muncul dari pengalaman negatif, misalnya kegagalan. Emosi positif dapat

ditingkatkan dengan membina interaksi positif antara guru-siswa dan

lingkungan sekolah yang positif (Roeser dan Eccles (1998) dalam Nur Husnul,

2009: http://nurhusnul.blogspot.com/).

Mengenai emosi negatif, Jalaluddin Rahmat dalam Hernowo (2007:29)

menyebutkan bahwa emosi negatif akan menyempitkan pikiran dan tindakan.

Sedangkan Simby dan Kilang (asy-Syakhs, 2001:27) berpendapat bahwa tingkat

kecemasan siswa berpengaruh pada keberhasilan dalam belajar di bidang

matematika. Jamalat Ghanim mengatakan ”perilaku anak yang tertinggal dalam

belajar dibandingkan dengan anak yang tinggi tingkat intelegensinya disebabkan

tidak adanya rasa percaya diri dan tingginya rasa cemas.” Sedangkan Abdul

Page 28: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Aziz asy-Syakhs (2001:28) menjelaskan bahwa banyak kata secara umum

berpengaruh negatif terhadap rendahnya tingkat keberhasilan bagi anak. Materi-

materi pendidikan membutuhkan contoh perbuatan nyata yang rasional dan

meyakinkan. Perkataan yang diungkapkan dengan gaya bahasa maupun perilaku

seseorang berkaitan dengan masalah ketertinggalan dalam belajar dalam kadar

yang besar.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas emosi positif adalah perasaan

yang mampu memaksimalkan kineja otak dan menciptakan persepsi yang baik.

Sebaliknya emosi negatif adalah perasaan yang dapat menyempitkan pikiran dan

menimbulkan persepsi yang buruk pada dirinya. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa emosi positif dapat meningkatkan pencapaian belajar siswa.

Sebaliknya, emosi negatif dapat menimbulkan ketertinggalan belajar pada

siswa.

c. Interaksi Guru-Siswa yang Efektif

Anwar Holil (2009: http://anwarholil.blogspot.com/) menyatakan

bahwa dalam proses interaksi guru dan siswa dibutuhkan komponen yaitu :

(1) Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan : yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Interaksi belajar mengajar sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian siswa mempunyai tujuan, (2) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematik yang relevan, (3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar, (4) Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa sebagai pusat pembelajaran, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar, (5) Dalam interaksi belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Guru memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi dan sebagai mediator dan proses belajar mengajar, (6) dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin. Langkah – langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan, (7) Ada batas waktu. Setiap tujuan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus dicapai,

Page 29: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

(8) Unsur penilaian. Untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai melalui interaksi belajar mengajar.

CLASS (Classroom Assessment Scoring System) dalam Muntner (2008:

http://www.readingrocket.com) membagi tiga jenis interaksi guru-siswa yang

efektif, yaitu :

1) Emotional Support

Emotional support yaitu hubungan positif antara guru dan siswa. Emotional

support (dukungan emosional) merupakan cara guru menolong siswa

mengembangkan kehangatan, hubungan yang saling mendukung,

kegembiraan akan mencari pengalaman dan semangat untuk belajar,

perasaan nyaman di kelas, dan otonomi atau kebebasan mencari

pengalaman.

2) Classroom Organization

Classroom organization yaitu kondisi kelas yang teratur dengan baik,

melayani siswa secara terus-menerus, dan melibatkan aktivitas

pembelajaran.

3) Instructional Support

Interaksi yang mengajarkan siswa untuk berpikir, senantiasa memberikan

balikan dan dukungan, dan menyediakan perkembangan bahasa.

Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa interaksi guru-siswa

yang efektif ditandai dengan adanya tujuan, prosedur, materi khusus, aktivitas

siswa, guru sebagai pembimbing, kedisiplinan, batas waktu, dan penilaian.

Seluruhnya diiringi dengan dukungan emosional, pengorganisasian kelas, serta

dukungan instruksional.

d. Pengertian Emotional Support

Muntner (2008: http://www.readingrocket.com) mengemukakan

emotional support merupakan cara guru menolong siswa mengembangkan

kehangatan, hubungan yang saling mendukung, kegembiraan akan mencari

pengalaman dan semangat untuk belajar, perasaan nyaman di kelas, dan otonomi

atau kebebasan mencari pengalaman. Sedangkan Rob dan Brian (1995) dalam

Wanzare (2009: http://www.springerlink.com/) mengemukakan personal and

Page 30: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

emotional support merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk saling

berbicara dan perlu merasakan kenyamanan dalam menanyakan nasehat dan

bantuan. Selanjutnya Lincoln (2003:225) emotional support adalah hubungan

timbal balik diantara individu yang melibatkan ekspresi perhatian dan kasih

sayang, menghargai, dan kepercayaan. Diaz Veiga (1987) dalam Quiles dan

Cantero (2009:227) menyatakan bahwa emotional support adalah keaktifan

dalam hal ekspresi kasih sayang, perhatian, empati, dan sebagainya. Dari

beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa emotional support

adalah hubungan positif dalam hal ini antara guru dan siswa yang meliputi

ekspresi perhatian, kenyamanan, kasih sayang, kehangatan, dan kepercayaan

dalam belajar.

e. Dimensi Emotional Support

Emotional support dibagi menjadi empat (Muntner, 2008:

http://www.springerlink.com/) yaitu :

1) Iklim positif, yaitu kenyamanan dan hubungan emosional yang dimiliki guru dengan siswa, sebaik hubungan interaksi antar teman sebaya. Iklim positif meliputi : hubungan, pengaruh positif, komunikasi positif, dan respek / rasa hormat.

2) Iklim negatif, yaitu tingkatan ekspresi negatif seperti rasa takut, permusuhan atau agresi yang diperlihatkan oleh guru dan atau siswa di kelas. Iklim negatif meliputi : pengaruh negatif, hukuman sebagai pengendali, sarkasme / ketidak respekan, dan perasaan negatif yang berat.

3) Sensitivitas guru meliputi : kesadaran, pendengar yang baik, membahas suatu masalah, dan kenyamanan siswa.

4) Penghargaan atas perspektif siswa yaitu respon guru terhadap akademik dan kebutuhan emosional siswa.Tingkatan interaksi guru dengan siswa dan aktivitas kelas yang ditekankan pada perhatian, motivasi, dan sudut pandang siswa.Penghargaan atas perspektif siswa meliputi : fleksibilitas dan fokus siswa, dukungan atas otonomi dan kepemimpinan, ekspresi siswa, dan pembatasan pergerakan.

Sedangkan Jacobson (1986) dalam Nursalam (2009:10) menyatakan bahwa

emotional support merupakan bagian dari dukungan sosial yang mencakup :

1) perasaan nyaman 2) dihargai 3) dicintai 4) diperhatikan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Rodin dan Salovey (1989) dalam Smet (1994:133) menyebutkan bahwa

dukungan emosional meliputi :

1) ungkapan empati 2) kepedulian 3) perhatian terhadap orang yang bersangkutan

Dari ketiga pendapat diatas maka kesimpulannya adalah dimensi emotional

support meliputi iklim yang membuat nyaman, kepedulian dan perhatian guru,

dan siswa merasa dihargai dan dicintai oleh guru.

2. Konsep Diri

a. Pengertian Konsep Diri

Hurlock (1993) dalam Gumilar (2008: http://www.gumilar.net/)

konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Centi

(2003) dalam Fasty Rola (2006:5) konsep diri merupakan gagasan tentang diri

sendiri yang berisikan bagaimana individu memandang dirinya sendiri sebagai

pribadi, bagaimana individu merasa tentang dirinya dan bagaimana individu

menginginkan dirinya menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan..

Shavelson dan Bolus dalam Muijs dan Reynolds (2008:218) mendefinisikan

konsep diri sebagai ”persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri yang terbentuk

melalui pengalamannya dengan lingkungan, interaksinya dengan orang-orang

yang memiliki arti penting, dan atribusi tentang perilakunya sendiri.” Dari dua

pendapat diatas maka definisi konsep diri mengarah pada pandangan dan sikap

individu tentang dirinya sendiri yang berkembang dari hasil interaksi dengan

lingkungan.

b. Faktor Pembentuk Konsep Diri

Rizki Mulya Rahman (2009: http://www.pmii-ciputat.or.id/)

mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan

perkembangan konsep diri, antara lain:

1) Usia 2) Inteligensi 3) Pendidikan 4) Status Sosial Ekonomi

Page 32: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

5) Hubungan Keluarga 6) Orang Lain 7) Kelompok Rujukan (Reference Group)

Sedangkan Coopersmith (Konsep Diri Positif : Menentukan Prestasi Anak,

2006:15) mengemukakan empat faktor yang berperan dalam pembentukan

konsep diri individu :

1. Faktor Kemampuan Setiapanak memiliki kemampuan.Oleh karena itu berilah anak peluang agar ia mampu melakukan sesuatu. 2. Faktor Perasaan Berarti Pupuklah rasa berarti pada diri anak dalam setiap aktivitas sekecil dan sesederhana apapun. Apabila dicemooh dapat menimbulkan perasaan hampa membentuk sikap negatif. 3. Faktor Kebajikan Bila anak telah memiliki perasaan berarti, maka akan tumbuh kebajikan dalam dirinya. Anak merasa lingkungan adalah tempat yang menyenangkan. Tempat dengan atmosfir menyenangkan akan menjadi wahana subur bagi anak karena ia akan berbuat kebajikan bagi lingkungan. 4. Faktor Kekuatan Pola perilaku berkarakteristik positif memberi kekuatan bagi anak untuk melakukan perbuatan yang baik. Dengan kekuatan diri, anak dapat menghalau upaya yang negatif.

Clara R Pudijogyanti (1995:12) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

konsep diri yaitu:

1) keadaan fisik 2) kondisi keluarga 3) reaksi orang lain terhadap individu 4) tuntutan orang tua terhadap anak 5) jenis kelamin, ras, dan status sosial ekonomi 6) keberhasilan dan kegagalan 7) orang-orang terdekat

Jadi berdasarkan pendapat-pendapat di atas faktor-faktor yang mempengaruhi

konsep diri terdiri dari faktor yang berasal dari diri siswa dan dari luar siswa.

Fisik, inteligensi, sosial, dan psikologis turut berpengaruh dalam kedua hal ini.

c. Jenis-jenis Konsep Diri

1) Konsep Diri Positif

Menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2005:105)

orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal:

Page 33: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

1) Kemampuan mengatasi masalah. 2) Merasa setara dengan orang lain. 3) Menerima pujian tanpa rasa malu. 4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,

keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.

5) Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Sedangkan menurut Hurlock (1978:238) dalam Rizki Mulya Rahman

(2009: http://www.pmii-ciputat.or.id/), konsep diri yang positif akan

berkembang jika seseorang mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan

dengan harga diri yang baik, kepercayaan diri yang baik, dan kemampuan

melihat diri secara realistik. Sifat-sifat ini memungkinkan seseorang untuk

berhubungan dengan orang lain secara akurat dan mengarah pada

penyesuaian diri yang baik. Seseorang dengan konsep diri yang positif

akan terlihat optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positip

terhadap segala sesuatu. Jadi konsep diri positif adalah gambaran positif

mengenai dirinya, keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya dan

keberhasilan dirinya.

2) Konsep Diri Negatif

Menurut Brooks dan Emmert dalam Fikri (2010:http://dunia-

fikri.blogspot.com/), ciri orang yang memiliki konsep diri negatif ialah

peka terhadap kritik, responsif sekali terhadap pujian, mempunyai sikap

hiperkritis, cenderung merasa tidak disenagi orang lain, merasa tidak

diperhatikan, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi. Sebaliknya konsep

diri yang negatif menurut Hurlock (1978:238) dalam Rizki Mulya Rahman

(2009: http://www.pmii-ciputat.or.id/) akan muncul jika seseorang

mengembangkan perasaan rendah diri, merasa ragu, kurang pasti serta

kurang percaya diri. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif

jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya,

tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang,

Page 34: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

tidak menarik, tidak disukai dan tidak memiliki daya tarik terhadap hidup.

Dari kedua pendapat ini konsep diri negatif menunjukkan sikap pesimistis

seseorang dalam menghadapi kehidupannya sehari-hari.

d. Dimensi Konsep Diri

Jumlah aspek yang dapat dimiliki sebagai bagian konsep diri

seseorang tidaklah terbatas. Calhoun dan Accocella (1990) dalam Fasty Rola

(2006:14-15) menyatakan bahwa dimensi konsep diri terbagi menjadi tiga hal

yaitu :

1. pengetahuan yang yang individu ketahui tentang dirinya sendiri 2. harapan di masa mendatang 3. penilaian terhadap diri sendiri

Dimensi konsep diri menurut Allen (2000) dalam Sofa (2009: http://massofa.wordpress.com/) terdiri atas

1) konsep diri aktual (persepsi atas siapa diri kita saat ini) 2) konsep diri ideal (persepsi diri yang diinginkan) 3) konsep diri pribadi (gambaran bagaimana menjadi diri sendiri) 4) konsep diri sosial (hubungan terhadap sesama)

Shavelson (Daniel Muijzs:2008) menghipotesiskan bahwa dikalangan anak-

anak dan remaja ada tujuh dimensi yang paling penting, yaitu :

1) konsep diri tentang pelajaran-pelajaran di sekolah 2) konsep diri tentang bahasa atau membaca 3) konsep diri tentang matematika 4) konsep diri tentang hubungan dengan teman sebaya 5) konsep diri tentang hubungan dengan orangtua 6) konsep diri tentang penampilan 7) konsep diri tentang kemampuan olahraga

Terlihat konsep diri menurut Shavelson lebih mendalam karena tidak hanya

mencakup konsep diri non akademik saja. Namun, konsep diri akademik juga

diikutsertakan.

3. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian

Menurut Drost (1993:22) dalam Retno Dwi Astuti (2005:22)

kemandirian adalah individu yang mampu menghadapi masalah-masalah

yang dihadapinya dan mampu bertindak secara dewasa. Menurut Mutadin

(2002) dalam Retno Dwi Astuti (2005:22) kemandirian adalah suatu sikap

Page 35: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, individu

akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai

situasi lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir

dan bertindak sendiri dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih

jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap. Sedangkan

Hasan Basri (1994:53) dalam Retno Dwi Astuti (2005:23) mengatakan

bahwa kemandirian adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya

mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian

adalah keadaan atau sikap individu dalam mewujudkan kehendak atau

keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain.

b. Pengertian Kemandirian Belajar

Abdullah (2001) dalam Irfan (2009: http://mtsnsewulan.com/)

mengemukakan pengertian belajar mandiri sebagai berikut:

1) Belajar mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. 2) Peran kemauan dan motivasi dalam belajar mandiri sangat penting di dalam memulai dan memelihara usaha siswa. 3) Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru ke siswa. 4) Belajar mandiri sangat kolaboratif dimana siswa bekerja sama dengan para guru dan siswa lainnya di dalam kelas. 5) Belajar mandiri mengembangkan pengetahuan yang lebih spesifik seperti halnya kemampuan untuk mentransfer pengetahuan konseptual ke situasi baru.

Haris Mujiman (2006:15) mencoba memberikan pengertian belajar

mandiri dengan lebih lengkap. Menurutnya belajar mandiri adalah

kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai

suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan

bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi

sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu

belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun

evaluasi belajar dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini belajar mandiri lebih

dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang

Page 36: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas, maka kemandirian belajar

diartikan sebagai suatu proses belajar yang terjadi pada diri seseorang, dan

dalam usahanya untuk mencapai tujuan belajar orang tersebut dituntut

untuk aktif , tidak tergantung kepada orang lain, termasuk gurunya. Jadi

kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri

segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya

merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan

siswa mau aktif di dalam proses pembelajaran yang ada.

c. Ciri-ciri kemandirian Belajar

Seorang anak dikatakan mandiri apabila anak memiliki ciri-ciri sebagai

berikut (Haris Mudjiman:2006:8) :

1) dapat menemukan identitas dirinya 2) memiliki inisiatif dalam setiap langkahnya 3) membuat pertimbangan-pertimbangan dalam tindakannya 4) bertanggung jawab atas tindakannya 5) dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhanya sendiri.

Guglielmino (1978) dalam Liddell (2008:15) mendeskripsikan 11

karakteristik kesiapan belajar mandiri :

1) Initiative / inisiatif 2) Independence / kebebasan 3) Persistence / ketekunan 4) Responsibility / tanggung jawab 5) self-discipline / disiplin diri 6) curiosity / rasa ingin tahu 7) desire (to learn or change) / keinginan mempelajari 8) basic skills / kecakapan dasar 9) pacing (completion) / langkah penyelesaian 10) joy in learning / kesenangan dalam belajar 11) goal orientation / orientasi pada tujuan Kedua pendapat di atas menyebutkan ciri-ciri yang hampir sama. Namun

pendapat yang dianggap lebih lengkap oleh penulis adalah pendapat dari

Guglielmino mengenai karakteristik belajar mandiri.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Menurut Bimo Walgito (1997:123) faktor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian adalah :

1) Faktor eksogen yaitu faktor yang berasal dari luar seperti keluarga,

sekolah dan, masyarakat

2) Faktor indogen yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri yang terdiri

dari faktor fisiologis (kondisi fisik) dan psikologis (bakat, minat, motivasi,

dan kecerdasan).

Faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar menurut Esti Indriani

(2006: 36-43) terbagi atas faktor dari dalam dan luar siswa :

a. Faktor dari diri siswa 1) Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya 2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah

yang dihadapi 3) Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya 4) Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya

b. Faktor dari luar diri siswa 1) Lingkungan Keluarga

a) Cara orang tua mendidik b) Relasi antar anggota keluarga c) Keadaan ekonomi keluarga

2) Lingkungan Sekolah a) Kemampuan guru didalam proses pembelajaran b) Ketersediaan sarana dan prasarana sebagai media dan sumber belajar c) Hubungan yang harmonis antar anggota sekolah

Dari kedua pendapat di atas maka kesimpulannya adalah faktor-faktor

yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah faktor eksternal, meliputi

; keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta faktor internal, meliputi ;

kondisi fisik fisik, minat, bakat, motivasi, kecerdasan, inisiatif, percaya

diri, dan tanggung jawab.

4. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Belajar

Menurut Slamet (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Page 38: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Ahmad Fauzi (2004:44) belajar adalah suatu proses

dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan

reaksi atas situasi atau rangsang yang terjadi. Selanjutnya Winkel (1996)

dalam Ridwan (2008: http://ridwan202.wordpress.com/) belajar adalah suatu

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat

secara relatif konstant. Prestasi belajar pada intinya mengacu pada prinsip

yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami

suatu perubahan dalam dirinya.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

(1995:787) menyatakan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan

menurut S. Nasution (1996:17) dalam Ridwan (2008:

http://ridwan202.wordpress.com) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang

dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar

dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan

psikomotor. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar

yang telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki dan ditandai dengan

perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang

dinyatakan dalam bentuk nilai atau hasil tes..

c. Matematika

Menurut Johnson dan Myklebust (1967:244) dalam Sri Windarti

(2009: http://sriwindarti. wordpress.com/) matematika adalah simbolis yang

fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan

yaitu menunjukkan kemampuan strategi dalam merumuskan, menafsirkan dan

Page 39: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, sedangkan

fungsi teoritisnya untuk memudahkan berpikir. Tim Penyusun Kamus Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1995:637) mendefinisikan

matematika sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan

dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah

bilangan. Logika matematika dikaitkan dengan otak yang melibatkan

komponen ; penghitungan secara matematis, berpikir logis, dan pemecahan

masalah. Stronge (2007:134-135) mengatakan bahwa ”Matematika bukan

sekedar nomor-nomor dan simbol-simbol, matematika adalah sebuah bahasa

pemahaman.” Jadi matematika merupakan ilmu tentang bilangan untuk

memudahkan berikir.

Guru matematika yang efektif menunjukkan kemampuan dalam

memfasilitasi siswa untuk mengerti, menganalisa. dan mengatasi masalah.

Guru menunjukkan konsep matematika yang aplikatif bagi siswa. Guru

menolong siswa untuk berpikir dan memahami bagaimana matematika secara

terang dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jika siswa

menemui kesulitan, guru mampu mendiagnosa dan melakukan remediasi pada

bahan pengetahuan tersebut atau mengidentifikasi mana yang belum

dimengerti oleh siswa. Siswa memperhitungkan masalah, menulis solusi, dan

mendiskusikannya.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Winkel (1996:26) menyatakan bahwa prestasi belajar siswa ditentukan

oleh faktor-faktor berikut:

1. Faktor yang ada pada diri siswa: a. Taraf intelegensi b. Bakat khusus c. Taraf pengetahuan yang dimiliki d. Taraf kemampuan berbahasa e. Taraf organisasi kognitif f. Motivasi g. Perasaan h. Sikap i. Minat

Page 40: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

j. Konsep diri k. Kondisi fisik dan psikis

2. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga a. Hubungan antara orang tua b. Hubungan orang tua-anak c. Jenis pola asuh d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

3. Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah a. Guru; kepribadian guru; sikap guru terhadap siswa; keterampilan didaktik, dan gaya mengajar. b. Orgaisasi sekolah; c. Sistem sosial di skeolah; d. Keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan; e. Hubungan sekolah dengan orang tua; f. Loksi sekolah.

Ahmadi dan Supriyono (2004:138) menyebutkan macam-macam faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar :

1. faktor internal a. faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh b. faktor psikologis yang terdiri atas faktor intelektif serta faktor non intelektif faktor kematangan fisik maupun psikis 2. faktor eksternal a. faktor sosial b. faktor budaya c. faktor lingkungan fisik d. faktor lingkungan spiritual atau keamanan

Dari kedua pendapat diatas maka disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal berasal dari keadaan diri siswa sendiri dan faktor

eksternal berasal dari luar diri siswa baik itu lingkungan sekolah maupun

lingkungan keluarga.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian CLASS (Classroom Assessment Scoring System)

tahun 2009 mengenai interaksi guru-siswa yang efektif menyatakan level tertinggi

emotional Support berasosiasi dengan perkembangan prestasi membaca dan

matematika. Sedangkan penelitian Turanh dalam Eurasian Journal of Educational

Page 41: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Research tahun 2009 yang berjudul Students’ Perceptions of Teachers’ Behaviors

of Social Emotional Support and Students’ Satisfaction with the Classroom

Atmosphere menghasilkan indikasi bahwa perilaku mendukung oleh guru sangat

kuat memprediksikan kenyamanan siswa dengan iklim kelas. Guru yang siswanya

memiliki perbedaan level kenyamanan secara statistik memiliki perbedaan

perilaku social-emotional support. Perilaku guru yang baik dapat memprediksikan

kenyamanan siswa dengan lingkungan pembelajaran dan ketika guru mendukung

siswanya secara social dan emosional, siswa akan merasa lebih nyaman dengan

iklim kelas.

Penelitian yang dilakukan oleh Ramazan Hazenzadeh pada tahun 2004

yang berjudul A Study of the Relationship Between Global Self-Concept and

Academic Achievement dalam International Journal of Mental Health and

Addiction mengenai konsep diri global terhadap prestasi belajar siswa sekolah

tinggi menunjukkan hasil hubungan yang signifikan baik siswa laki-laki maupun

perempuan. Siswa dengan level prestasi yang lebih baik memiliki konsep diri

global yang lebih positif.

Guglielmino dalam International Journal of Self-Directed Learning

tahun 2008 yang berjudul Why Self-Directed Learning mengemukakan alasan

mengapa kemandirian belajar itu penting. Kemandirian belajar merupakan respon

alamiah bagi kebutuhan belajar kita. Kemandirian belajar merupakan jalan untuk

mengubah lingkungan. Beberapa individu dapat belajar sendiri dan beberapa

lainnya perlu bantuan orang lain untuk dapat meningkatkan tanggungjawab,

kemampuan dan tingkah laku mereka demi kemandirian belajar seumur hidup.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan arah pemikiran untuk bisa

memberikan jawaban sementara atau masalah yang dirumuskan. Berikut

skemanya :

Page 42: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Keterangan :

X1 = Emotional Support ( variabel bebas )

X2 = Konsep Diri ( variabel bebas )

X3 = Kemandirian Belajar ( variabel bebas )

Y = Prestasi Belajar Matematika Siswa ( variabel terikat )

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu masalah yang

sedang diteliti dan harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu melalui langkah

penelitian. Berikut hipotesisnya :

1. Ada hubungan antara emotional support dengan prestasi belajar matematika

siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar matematika siswa

SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

3. Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika

siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

4. Ada hubungan antara emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar

dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010.

X1

X3

Y X2

H1

H2

H3

H4

Page 43: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SLB D YPAC Surakarta yang

beralamat di Jalan Slamet Riyadi No 364 Solo. Alasan pemilihan lokasi penelitian

antara lain :

1. SLB D YPAC merupakan tempat peneliti melakukan PPL sehingga peneliti

telah mengetahui keadaan lingkungan dan karakteristik siswa-siswi di sana.

2. Lokasi SLB D YPAC sangat strategis yaitu ditengah kota sehingga

memudahkan peneliti menuju ke tempat penelitian.

3. Di SLB D YPAC belum pernah dilakukan penelitian dengan judul telah

diajukan oleh peneliti sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi sekolah tersebut.

Sedangkan waktu penelitian dijadwalkan mulai bulan Desember 2009 sampai

Maret 2010. Berikut perencanaan jadwal penelitian :

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Desember’09 Januari’10 Februari ’10 Maret ’10

1 Pengajuan judul //////////////////

2 Pembuatan proposal //////////////////

3 Pengajuan proposal ////////////////// ///////////////

4 Ijin penelitian ///////////////

5 Instrumen penelitian ///////////////

6 Penelitian /////////////// //////////////////

7 Pengumpulan data //////////////////

8 Olah data ////////////////// //////////////

9 Laporan penelitian //////////////

B. Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif korelasional. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

Page 44: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang

ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada data penelitian yang dilakukan

(Suharsimi Arikunto, 2005:17). Sedangkan menurut Sugiyono (2004:11)

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel independen atau lebih tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang

lain. Jadi penelitian deskriptif adalah berusaha menuturkan pemecahan masalah

yang ada sekarang berdasarkan data-data untuk membuat gambaran secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu

obyek penelitian tertentu. Sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk

mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Oleh karena itu

penelitian korelasi juga dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif.

Penelitian korelasi ditujukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antar

variabel penelitian. Hasil yang diperoleh adalah taraf saling hubungan antara

variabel yang diteliti.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:115) populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian. Sedangkan Burhan Bungin (2006:99) kata populasi dalam

metode penelitian sangat populer digunakan untuk menyebutkan serumpun atau

sekelompok obyek yang menjadi sasaran penelitian. Dari dua pengertian di atas

populasi berarti kumpulan atau keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan

memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran

2009/2010. SLB-D YPAC Surakarta terdiri dari jenjang pendidikan Sekolah

Dasar (kelas I sampai VI) dan Sekolah Menengah Pertama (kelas VII sampai IX).

Seluruhnya berjumlah 53 siswa.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

2. Sampel

Menurut Irawan Soehartono (2000:57) yang dimaksud dengan sampel

adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat

menggambarkan populasinya. Sedangkan Augusty Ferdinand (2006:223)

menyatakan sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota

populasi. Jadi sampel adalah bagian tertentu dari unit populasi. Alasan perlunya

pengambilan sampel adalah : 1) keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, 2) lebih

cepat dan lebih mudah, 3) memberi informasi yang lebih banyak dan dalam, dan

4) dapat ditangani lebih teliti (Rozaini Nasution, 2003:1).

Pada prinsipnya tidak ada ketentuan yang baku dalam menentukan

jumlah anggota sampel. Memperhatikan metode analisis yang digunakan dan

kutipan dari Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003:110) yaitu ”Populasi yang

berjumlah dibawah seratus dapat dipergunakan sampel sebesar setengah dari

populasi tersebut” maka diambillah sebanyak 30 sampel. Sampel diambil dari

sebagian siswa kelas I sampai dengan kelas IX SLB-D YPAC Surakarta tahun

ajaran 2009/2010.

3. Teknik Sampling

Sampling adalah proses bagaimana memilih jumlah elemen yang

cukup dari sebuah populasi yang memungkinkan proses generalisasi hasil

penelitian (Augusty Ferdinand, 2006:224). Mengenai sampling, digunakan teknik

stratified random sampling. Stratified random sampling adalah teknik

pengambilan sampel dimana semua anggota dalam sampel dibagi kedalam

kelompok atau kategori kemudian dalam setiap kategori tersebut dipilih sampel

secara random. Syarat Penggunaan Metode Stratified Random Sampling (Rozaini

Nasution, 2003:3-4):

1. Populasi mempunyai unsur heterogenitas 2. Diperlukan kriteria yang jelas dalammembuat stratifikasi / lapisan

sesuai dengan unsur heterogenitas yang dimiliki 3. Harus diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang

akan dipilih (secara proporsional atau disproporsional) Langkah–langkah Stratified Random Sampling sebagai berikut (Hasan Mustofa,

2001:6-7) :

Page 46: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

1. Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan kriteria tertentu yang dimiliki unsur populasi. Masing-masing sub populasi diusahakan homogen 2. Dari masing-masing sub populasi selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan komposisi proporsional atau disproporsional 3. Total anggota yang dipilih ditetapkan sebagai jumlah anggota sampel penelitian

Tabel 2. Pembagian Sampel dengan Stratified Random Sampling Kelas Jumlah Proporsi Sampel Jumlah Sampel

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

5

7

6

8

4

5

6

4

8

11.11 %

11.11 %

11.11 %

11.11 %

11.11 %

11.11 %

11.11 %

11.11 %

11.11 %

3

3

3

4

4

3

3

4

3

Populasi 53 Sampel 30

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah sebagai alat ukur yang digunakan

dalam pengumpulan data serta penjelasan untuk tiap alat ukur yang digunakan.

Dalam teknik pengumpulan data, tiap-tiap variabel penelitian disebutkan berikut

instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data (FKIP,

2007:10). Dalam penelitian ini digunakan angket dan dokumentasi.

1. Angket

a. Pengertian Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau daftar

isian yang harus diisi yang berdasarkan kepada sejumlah subyek dan

berdasarkan atas jawaban dan atau isian itu penyelidik mengambil kesimpulan

mengenai subyek yang diselidiki (Psikodiagnostik, 2009:

Page 47: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

http://psikodianostik.blogspot.com/). Sedangkan WS. Winkel (1987) dalam

Nurliyah (2008:38-41) menyatakan bahwa angket adalah suatu daftar atau

kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga. Dari dua

pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang

harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data

untuk variabel emotional support, konsep diri, dan kemandirian belajar. Jenis

angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung tertutup.

Pengertian angket tertutup sebagaimana yang dijelaskan oleh Suharsimi

Arikunto (2006:152) menyebutkan “Kuesioner tertutup yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Jadi angket langsung

tertutup adalah pernyataan atau pertanyaan yang harus ditanggapi oleh

responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban yang sudah ada.

b. Langkah-langkah Menyusun Angket

Langkah-langkah penyusunan kuesioner agar efisien dan efektif

menurut Bagus Nurcahyo (2009: http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/) yaitu :

1) Menentukan variabel yang diteliti

2) Menentukan indikator

3) menentukan sub indikator

4) Mentransformasikan sub indikator menjadi kuesioner

Sedangkan Ravik Karsidi (2000:7) menyebutkan sebagai berikut :

1) Merumuskan tujuan 2) Menjabarkan peubah atau sub peubah yang mengacu pada tujuan

ke dalam konsep-konsep penting 3) Menyusun indikator dan parameter 4) Menterjemahkan setiap indikator ke dalam rumusan pertanyaan

operasional yang mampu dimengerti tanpa makna ganda bagi peneliti maupun penjawabnya

Dari kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan mengenai langkah

penyusunan angket dalam penelitian ini adalah :

1) Menentukan variabel penelitian

Page 48: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

2) Mengidentifikasi konsep dasar variabel

3) Mencari indikator dan sub indikator dari tiap aspek

4) Menjabarkan indikator ke dalam item-item angket positif dan negatif

c. Kisi-kisi Angket

Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-variabel

penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut

ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijadikan

butir-butir pernyataan.

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Emotional Support, Konsep Diri, dan Kemandirian Belajar

Item soal variabel konsep indikator

positif negatif jumlah

Emotional

support

Emotional support refers to the ways teachers help children develop warm, supportive relationships, experience enjoyment and excitement about learning, feel comfortable in the classroom, and experience appropriate levels of autonomy or independence. Muntner (2008)

1. Iklim

positif

2. Iklim

negatif

3. Sensitivitas

guru

4.

Penghargaan

atas perspektif

siswa

10,11,12

28,29

15,17

26,27

6,7,9

20,21,23

2,4

32,35

13,14

30,31

16,18

24,25

5,8

19,22

1,3

33,34

9

8

10

8

Jumlah 19 16 35

Konsep diri Konsep diri sebagai persepsi seseorang

1.akademik

a. bahasa

6,7,10

8,9

5

Page 49: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

tentang dirinya sendiri yang terbentuk melalui pengalamannya dengan lingkungan, interaksinya dengan orang-orang yang memiliki arti penting, dan atribusi tentang perilakunya sendiri. (Shavelson dan Bolus 1982)

b.pelajaran-

pelajaran di

sekolah

c.matematika

2.non

akademik

a.kemampuan

olahraga

b.penampilan

fisik

c. hubungan

sebaya

d. hubungan

orangtua

1,3

14,15

31,32,33

26,27

16,17,18

21,24,25

2,4,5

11,12,13

34,35

28,29,30

19,20

22,23

5

5

5

5

5

5

Jumlah 18 17 35

Kemandirian

belajar

Self-direction in learning can occur in wide variety of situations, ranging from a teacher-directed classroom to self-planned and self conducted learning project developed in response to personal or workplace interest or needs and conducted independently or collaboratively. (Guglielmino,

1. inisiatif

2.kebebasan

3.ketekunan

4.tanggung

jawab

5.disiplin diri

6.rasa ingin

tahu

7.keinginan

mempelajari

8.kecakapan

dasar

9. langkah

penyelesaian

10.kesenangan

1

4,6

7,8

13

14

17,18

21,23

24,25

27

30,31

2,3

5

9

10,11,12

15,16

19,20

22

26

28,29

32

3

3

3

4

3

4

3

3

3

3

Page 50: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

1978 dalam Liddell (2008:15))

belajar

11.orientasi

tujuan

33,34

35

3

Jumlah 18 17 35

d. Pemberian Skor Angket

Butir soal angket emotional support, konsep diri dan kemandirian

belajar dibuat berdasarkan kisi-kisi angket yang telah disusun sebelumnya.

Setiap alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda. Pemberian skor

penilaian angket dalam penelitian ini berpedoman pada skala Likert yang

dimodifikasi dimana responden diminta untuk menyatakan sikapnya dalam

empat kategori jawaban, yaitu :

Tabel 4. Skala Jawaban dan Bobot Item Linkert

Jawaban Bobot Item Positif Bobot Item Negatif

a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang

d. tidak pernah

4

3

2

1

1

2

3

4

e. Uji Coba Instrumen

1) Uji Validitas Angket

Validitas dimaksudkan sebagai "to measure what should be

measured" (Augusty Ferdinand, 2006:276). Validitas dalam penelitian

ini diukur dengan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan

rumus (Suharsimi Arikunto, 2006:196) :

( )å å å åå å å

--

-=

))()()(( 2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr = koefisien korelasi

N = banyak subyek

Page 51: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

X = nilai tiap butir item

Y = nilai keseluruhan butir item

Adapun hasil perhitungan dari uji validitas tiap angket yaitu :

a) Variabel Emotional Support

Hasil uji validitas variabel emotional support (X1) yaitu dari 35 item

soal, terdapat 11 item yang dinyatakan tidak valid. Item soal yang

dinyatakan valid adalah nomor 1, 3, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 17,

19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33 dan 34. Sedangkan item

soal yang tidak valid adalah nomor 2, 4, 5, 6, 11, 13, 18, 20, 21, 30

dan 35.

b) Variabel Konsep Diri

Hasil uji validitas konsep diri (X2) yaitu dari 35 item soal, terdapat

11 item yang dinyatakan tidak valid. Item soal yang dinyatakan valid

adalah nomor 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 21, 22, 23, 24, 26,

28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 dan 35. Sedangkan item soal yang tidak

valid adalah nomor 1, 5, 6, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 25 dan 27.

c) Variabel Kemandirian Belajar

Hasil uji validitas kemandirian belajar (X3) yaitu dari 35 item soal,

terdapat 9 item yang dinyatakan tidak valid. Item soal yang

dinyatakan valid adalah nomor 3, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 33 dan 34.

Sedangkan item soal yang tidak valid adalah nomor 1, 2, 4, 5, 10, 17,

26, 27 dan 35.

2) Uji Reliabilitas Angket

Sebuah instrumen pengukur data disebut reliabel atau

terpercaya apabila instrument itu secara konsisten memunculkan hasil

yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Teknik yang dipakai untuk

Page 52: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

menentukan reliabilitas instrumen adalah dengan rumus cronbach alpha.

Rumus koefisien reliabilitas instrumen tersebut adalah sebagai berikut

(Azuar Juliandi, 2007:http://www.azuarjuliandi.com/):

( ) ÷÷ø

öççè

æ-÷÷

ø

öççè

æ-

= å2

2

11 t

b

kk

rss

Keterangan : r = koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal

å 2bs = total varians butir

2ts = total varians

Adapun hasil perhitungan reliabilitas masing-masing variabel yaitu :

a) Variabel Emotional Support

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha 0,845. Ini

berarti hasil tersebut lebih besar daripada nilai kritik sebesar 0,60.

Dengan demikian data yang digunakan memiliki reliabilitas yang

baik.

b) Variabel Konsep Diri

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha 0,844.

Dengan demilian instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi

karena nilai koefisien yang diperoleh lebih besar dari 0,60.

c) Variabel Kemandirian Belajar

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alpha 0,865. Hasil

tersebut lebih besar daripada nilai kritik 0,60. Dengan demikian

instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

2. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2006:231) menyatakan bahwa dokumentasi

adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.

Dalam hal ini dokumentasi berupa buku raport siswa. Dokumentasi digunakan

Page 53: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

untuk menyusun data prestasi belajar matematika siswa. Data dokumentasi dalam

penelitian ini diperoleh dari nilai raport yang dinyatakan dalam bentuk angka atau

nilai rata-rata mata pelajaran matematika selama satu semester terakhir, yaitu

semester gasal tahun ajaran 2009/2010.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk

menganalisis data penelitian. Setelah data diperoleh, peneliti menganalisa secara

deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis regresi sederhana dan berganda.

Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah :

1. Emotional support ( 1X ), Konsep diri ( 2X ) dan Kemandirian Belajar ( )3X

sebagai variabel bebas.

2. Prestasi belajar matematika (Y) sebagai variabel terikat.

Prosedur analisis data penelitian ini sebagai berikut :

1. Uji Persyaratan

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel

berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini digunakan uji

Komolgorov Smirnov dengan SPSS 12 for Windows.

( )( )tFBDnt

nn sup¾¾ ®¾ ¥®

(Wikipedia Ensiklopedia, 2010: http://wikipedia.org/)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui kecocokan atau

ketidakcocokan suatu keadaan dengan model linear yang diambil. Untuk

menguji linieritas hubungan antar variabel digunakan uji F dengan SPSS 12

for Windows.

F hitung (1)= )()(

2

2

GSTCS

Page 54: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

F hitung (2)= resSregS

2

2

(Anton Sukarno, 2001:58-63)

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi

yang tinggi antara variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda.

Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel bebasnya, maka hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikatnya menjadi terganggu. Untuk

mengetahui independensi variabel 1X , 2X dan 3X maka digunakan Variance

Inflaction Factor yang disajikan oleh SPSS 12 for Windows.

211

iRVIF

-= (Wikipedia Ensiklopedia, 2010: http://wikipedia.org)

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana

terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas.

Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter

plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai

residual) yang disajikan oleh SPSS 12 for Windows. Model yang baik

didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul

di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian

menyempit.

e. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terjadi korelasi

antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana

adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi

Page 55: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

dengan data observasi sebelumnya. Uji statistik yang sering dipergunakan

adalah uji Durbin-Watson dengan SPSS 12 for Windows.

( )

åå

=

= --=

T

t t

T

t tt

e

eed

1

2

2

21

(Wikipedia Ensiklopedia, 2010:www.wikipedia.org)

2. Uji Hipotesis

Setelah uji persyaratan dipenuhi, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan uji hipotesis. Teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui

bagaimana hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat

adalah analisis korelasi sederhana. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara

tiga variabel bebas dengan satu variabel terikat digunakan analisis regresi

berganda. Hasil penghitungan dilakukan melalui SPSS 12 for Windows.

a. Analisis Korelasi Sederhana

1) 1X terhadap Y

{ }{ }å åå åå åå

--

-=

2221

21

111

)()(

))((

YYNXXN

YXYXNry

2) 2X terhadap Y

{ }{ }å åå åå å å

--

-=

2222

22

222

)()(

))((

YYNXXN

YXYXnry

3) 3X terhadap Y

{ }{ }å åå åå å å

--

-=

2223

23

333

)()(

))((

YYNXXN

YXYXnry

(Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar : 2008:121)

b. Analisis Regresi Berganda

1) menghitung koefisien korelasi sederhana antara 1X dengan Y, 2X dengan Y,

dan 3X dengan Y

a) 1X dengan Y

Page 56: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

{ }{ }å åå åå åå

--

-=

2221

21

111

)()(

))((

YYNXXN

YXYXNry

b) 2X dengan Y

{ }{ }å åå åå å å

--

-=

2222

22

222

)()(

))((

YYNXXN

YXYXnry

c) 3X dengan Y

{ }{ }å åå åå å å

--

-=

2223

23

333

)()(

))((

YYNXXN

YXYXnry

2) Menghitung Persamaan Regresi Linear Multipel

332211' xbxbxbaY +++=

3) Menghitung Koefisien Korelasi Antara Variabel Bebas ( 21, XX dan 3X )

dengan variabel terikat (Y)

å=

21232 )(

Y

regJKR y

4) uji signifikansi atau keberartian antara variabel terikat (Y) dengan variabel

bebas ( 21, XX dan 3X )

)1)(1( 1232

1232

---=

knRK

RF

y

y

5) Menghitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif 21, XX dan 3X

dengan Y

a) Menghitung Sumbangan Relatif 1X , 2X , 3X dengan Y

Prediktor 1X = 1SR % = %10011 xJKreg

yxb å

Prediktor 2X = 2SR % = %10022 xJKreg

yxb å

Prediktor %100% 3333 x

JKreg

yxbSRX å==

Page 57: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

b) Menghitung Sumbangan Efektif

Mencari sumbangan efektif 1X dengan Y

1232

11 %% yxRXSRXSE =

Mencari sumbangan efektif 2X dengan Y

1232

22 %% yxRXSRXSE =

Mencari sumbangan efektif 3X dengan Y

1232

33 %% yxRXSRXSE =

(Anton Sukarno, 2001: 67-77)

Page 58: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data adalah gambaran hasil pengumpulan data dari variabel

yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti terdiri dari tiga variabel

bebas dan satu variabel terikat.

1. Emotional support (X1) sebagai variabel bebas pertama

2. Konsep diri (X2) sebagai variabel bebas kedua

3. Kemandirian belajar (X3) sebagai variabel bebas ketiga

4. Prestasi belajar matematika (Y) sebagai variabel terikat

Data penelitian dikumpulkan melalui angket untuk ketiga variabel bebas dan

dokumentasi untuk variabel terikat.

Berdasarkan data induk penelitian, maka deskripsi data emotional

support (X1), variabel konsep diri (X2), variabel kemandirian belajar (X3) dan

prestasi belajar matematika (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Deskripsi Data Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance emotional support 30 51.00 90.00 70.1333 12.35602 152.671 konsep diri 30 52.00 94.00 71.2667 11.86107 140.685 kemandirian belajar 30 50.00 101.00 75.4000 13.58650 184.593 prestasi belajar matematika 30 56.00 84.00 66.7667 6.33373 40.116

Valid N (listwise) 30

Dari tabel terlihat bahwa variabel bebas yaitu emotional support

memiliki nilai minimum 51, nilai maksimum 90, nilai rata-rata 70,1333, standar

deviasi 12,35602, dengan varian 152,671. Variabel konsep diri memiliki nilai

minimum 52, nilai maksimum 94, nilai rata-rata 71,2667, standar deviasi

11,86107, dengan varian 140,685. Variabel kemandirian belajar memiliki nilai

minimum 50, nilai maksimum 101, nilai rata-rata 75,4, standar deviasi 13,5865,

varian 184,593. Variabel prestasi belajar matematika memiliki nilai minimum 56,

Page 59: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

nilai maksimum 84, nilai rata-rata 66,7667, standar deviasi 6,33373, varian

40,116.

Sedangkan deskripsi untuk masing-masing variabel diperoleh hasil sebagai

berikut :

1. Variabel Emotional Support (X1)

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Emotional Support

Frekuensi Kumulatif

Naik Interval Titik

Tengah Frekuensi Persen

Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif

86 – 92 89 30 100 7 23.33

79 – 85 82 23 76.67 2 6.67

72 – 78 75 21 0.70 5 16.67

65 – 71 68 16 53.33 4 13.33

58 – 64 61 12 0.40 7 23.33

51 – 57 54 5 16.67 5 16.67

Jumlah 30 100

Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas maka dapat diketahui

bahwa data variabel emotional support dengan frekuensi tertinggi terletak pada

interval 86 – 92 dan 58 – 64 yaitu masing-masing berjumlah 7 responden.

Sedangkan frekuensi terendah terletak pada interval 79 – 85 sedikitnya 2

responden. Lebih jelasnya digambarkan dalam diagram batang berikut ini :

Page 60: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

0

1

2

3

4

5

6

7

frekuensi

86 – 92 79 – 85 72 – 78 65 – 71 58 – 64 51 – 57

kelas interval

Emotional Support

Gambar 1. Diagram Batang Emotional Support

2. Variabel Konsep Diri (X2)

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Konsep Diri

Frekuensi Kumulatif

Naik Interval Titik

Tengah Frekuensi Persen

Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif

94 – 100 97 30 100 1 3.33

87 – 93 90 29 96.67 2 6.67

80 – 86 83 27 0.90 6 20.00

73 – 79 76 21 0.70 4 13.33

66 – 72 69 17 56.67 3 10.00

59 – 65 62 14 46.67 11 36.67

52 – 58 55 3 10.00 3 10.00

Jumlah 30 100

Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas maka dapat diketahui

bahwa data variabel konsep diri dengan frekuensi tertinggi terletak pada interval

59 - 65 yaitu sejumlah 11 responden. Sedangkan frekuensi terendah terletak pada

Page 61: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

interval 94 – 100 yaitu 1 responden. Lebih jelasnya digambarkan dalam diagram

di bawah ini :

0

2

4

6

8

10

12

frekuensi

94 –100

87 –93

80 –86

73 –79

66 –72

59 –65

52 –58

kelas interval

Konsep Diri

Gambar 2. Diagram Batang Konsep Diri

3. Variabel Kemandirian Belajar (X3)

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar

Frekuensi Kumulatif

Naik Interval Titik

Tengah Frekuensi Persen

Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif

95 – 103 99 30 100 4 13.33

86 – 94 90 26 86.67 3 10.00

77 – 85 81 23 76.67 4 13.33

68 – 76 72 19 63.33 8 26.67

59 – 67 63 11 36.67 8 26.67

50 – 58 54 3 10.00 3 10.00

Jumlah 30 100

Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas maka dapat diketahui

bahwa data variabel kemandirian belajar dengan frekuensi tertinggi terletak pada

interval 68 – 76 dan 59 – 67 yaitu masing-masing berjumlah 8 responden.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Sedangkan frekuensi terendah terletak pada interval 86 – 94 dan 50 – 58

sedikitnya 3 responden. Lebih jelasnya digambarkan dalam diagram di bawah ini :

012345678

frekuensi

95 –103

86 – 94 77 – 85 68 – 76 59 – 67 50 – 58

kelas interval

Kemandirian Belajar

Gambar 3. Diagram Batang Kemandirian Belajar

4. Variabel Prestasi Belajar Matematika (Y)

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Matematika

Frekuensi Kumulatif

Naik Interval Titik

Tengah Frekuensi Persen

Frekuensi

Absolut

Frekuensi

Relatif

81 – 85 83 30 100 1 3.33

76 – 80 78 29 96.67 0 0.00

71 – 75 73 29 96.67 5 16.67

66 – 70 68 24 80.00 8 26.67

61 – 65 63 16 53.33 8 26.67

56 - 60 58 8 26.67 8 26.67

Jumlah 30 100

Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas maka dapat diketahui

bahwa data variabel prestasi belajar matematika dengan frekuensi tertinggi

terletak pada interval 66 – 70, 61 – 65, dan 56 – 60 yaitu masing-masing

Page 63: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

berjumlah 8 responden. Sedangkan frekuensi terendah terletak pada interval 76 –

80 sejumlah 0 responden. Lebih jelasnya digambarkan dalam diagram di bawah

ini :

0

1

2

3

4

5

6

7

8

frekuensi

81 – 85 76 – 80 71 – 75 66 – 70 61 – 65 56 - 60

kelas interval

Prestasi Belajar Matematika

Gambar 4. Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov terdapat distribusi normalitas.

Adapun distribusi tingkat signifikansi variabel terdapat pada tabel :

Tabel 10. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

emotional support konsep diri

kemandirian belajar

prestasi belajar

matematika N 30 30 30 30

Normal Parameters(a,b) Mean 70.1333 71.2667 75.4000 66.7667 Std. Deviation 12.35602 11.86107 13.58650 6.33373 Most Extreme Differences

Absolute .137 .171 .116 .143

Positive .137 .171 .116 .143 Negative -.119 -.084 -.077 -.128 Kolmogorov-Smirnov Z .749 .939 .634 .784 Asymp. Sig. (2-tailed) .629 .341 .817 .570

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Output Kolmogorov-Smirnov tersebut menunjukkan nilai Asimp.Sig (2-tailed)

variabel emotional support 0,629 > 0,05 ; variabel konsep diri 0,341 > 0,05 ;

variabel kemandirian belajar 0,57 > 0,05. Jadi hipotesis nol (H0) diterima dan

hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Berarti data variabel emotional support, konsep

diri, kemandirian belajar, dan prestasi belajar matematika berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

a. Variabel Emotional Support dengan Prestasi Belajar Matematika

Tabel 11. Uji Linier Anova X1 dengan Y ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. prestasi belajar matematika * emotional support

Between Groups

(Combined) 970.533 21 46.216 1.917 .173

Linearity 461.178 1 461.178 19.133 .002 Deviation

from Linearity

509.355 20 25.468 1.057 .498

Within Groups 192.833 8 24.104 Total 1163.367 29

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F sebesar 1,057 dengan

signifikansi 0,498. Apabila dibandingkan dengan signifikansi yang telah

ditetapkan dengan signifikansi yang diperoleh dari analisis, hasilnya adalah 0,498

> 0,05. Berarti model regresi variabel emotional support dengan prestasi belajar

matematika adalah linier.

b. Variabel Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Matematika

Tabel 12. Uji Linier Anova X2 dengan Y ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. prestasi belajar matematika * konsep diri

Between Groups

(Combined) 996.700 18 55.372 3.655 .016

Linearity 636.813 1 636.813 42.030 .000 Deviation

from Linearity

359.887 17 21.170 1.397 .290

Within Groups 166.667 11 15.152 Total 1163.367 29

Page 65: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F sebesar 1,397 dengan signifikansi

0,29. Karena 0,29 > 0,05 berarti model regresi variabel konsep diri dengan

prestasi belajar matematika adalah linier.

c. Variabel Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika

Tabel 13. Uji Linier Anova X3 dengan Y ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. prestasi belajar matematika * kemandirian belajar

Between Groups

(Combined)

812.200 22 36.918 .736 .729

Linearity 442.335 1 442.335 8.817 .021 Deviation

from Linearity

369.865 21 17.613 .351 .970

Within Groups 351.167 7 50.167 Total 1163.367 29

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F sebesar 0,351 dengan signifikansi

0,97. Karena 0,97 > 0,05 berarti model regresi variabel kemandirian belajar

dengan prestasi belajar matematika adalah linier.

3. Uji Multikolinearitas

Tabel 14. Uji Regresi Multikolinearitas

Coefficients(a)

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF emotional support .627 1.594

konsep diri .421 2.377

1

kemandirian belajar

.540 1.851

a Dependent Variable: prestasi belajar matematika Batas tolerance value adalah > 0,10 atau Variance Inflaction Factor adalah di atas

10. Hasil analisis menunjukkan tolerance value adalah lebih dari 0,1 dan VIF

kurang dari 10 sehingga tidak terjadi multikolinearitas.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

4. Uji Heterokedastisitas

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-2

-1

0

1

2

3

Regr

essio

n Stud

entiz

ed R

esidu

al

Dependent Variable: prestasi belajar matematika

Scatterplot

Gambar 5. Uji Scatter Plot Heterokesdatisitas Pada grafik di atas titik-titik data menyebar tidak hanya mengumpul di atas atau

di bawah saja dan penyebaran titik-titik data tidak berpola. Oleh karena itu

model regresi berganda terbebas dari asumsi klasik heterokesdatisitas dan layak

digunakan dalam penelitian.

5. Uji Autokorelasi

Tabel 15. Uji Autokorelasi Durbin-Watson

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .787(a) .620 .576 4.12431 1.657

a Predictors: (Constant), kemandirian belajar, emotional support, konsep diri b Dependent Variable: prestasi belajar matematika Agar tidak terjadi autokorelasi yang harus dipenuhi adalah du < d < 4 – du.

Dengan menggunakan a = 5% maka du = 1,65 dan 4 – du = 2,35. Berdasarkan

Page 67: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

nilai output SPSS nilai Durbin watson menunjukkan angka sebesar 1,657. Ini

berarti 1,65 < 1,66 < 2,35 sehingga tidak terjadi autokorelasi.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hubungan antara Emotional Support dengan Prestasi Belajar Matematika

Tabel 16. Uji Korelasi Pearson X1 dengan Y

Correlations

1 .630**

. .000

30 30

.630** 1

.000 .

30 30

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

emotional support

prestasi belajarmatematika

emotionalsupport

prestasibelajar

matematika

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

Berdasarkan uji korelasi Pearson, koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0.630. Hasil

tersebut juga menunjukkan koefisien proporsi 0.000 lebih kecil dibandingkan

dengan taraf kesalahan yang digunakan yaitu 0.05. Dengan demikian hipotesis

yang menyatakan ada hubungan antara emotional support dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dinyatakan

diterima.

2. Hubungan antara Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Matematika

Tabel 17. Uji Korelasi Pearson X2 dengan Y

Correlations

1 .740**

. .000

30 30

.740** 1

.000 .

30 30

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

konsep diri

prestasi belajarmatematika

konsep diri

prestasibelajar

matematika

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Output SPSS di atas menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.740 dengan

koefisien proporsi 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05. Maka hipotesis

yang menyatakan ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dinyatakan

diterima.

3. Hubungan antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Matematika

Tabel 18. Uji Korelasi Pearson X3 dengan Y

Correlations

1 .617**

. .000

30 30

.617** 1

.000 .

30 30

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

kemandirian belajar

prestasi belajarmatematika

kemandirianbelajar

prestasibelajar

matematika

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.617.

Perhitungkan di atas menginformasikan koefisien proporsi 0.000 lebih kecil

dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan yaitu 0.05. Oleh karena itu

hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara kemandirian belajar dengan

prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran

2009/2010 dinyatakan diterima.

4. Hubungan antara Emotional Support, Konsep Diri dan Kemandirian

Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika

Tabel 19. Model Summary X1, X2, X3 dengan Y

Model Summary

Model R R

Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .787(a) .620 .576 4.12431 .620 14.131 3 26 .000

a Predictors: (Constant), kemandirian belajar, emotional support, konsep diri

Page 69: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Pada hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,576 yang berarti

bahwa variabel bebas emotional support, konsep diri, dan kemandirian belajar

secara bersama-sama mampu menjelaskan prestasi belajar matematika sebesar

57,6 % sedangkan sisanya 42,4 % dijelaskan oleh faktor lain atau variabel bebas

yang tidak diamati dalam penelitian ini. Sedangkan koefisien korelasi berganda

sebesar 0,787 berarti hubungan antara seluruh variabel bebas secara serempak

dengan variabel terikat adalah sangat erat.

Tabel 20. Anova X1, X2, X3 dengan Y ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 721.108 3 240.369 14.131 .000(a)

Residual 442.259 26 17.010

1

Total 1163.367 29

a Predictors: (Constant), kemandirian belajar, emotional support, konsep diri b Dependent Variable: prestasi belajar matematika Hipotesis keempat menyatakan bahwa ada hubungan antara emotional support,

konsep diri dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika. Untuk

menguji hipotesis tersebut digunakan uji F. Hasil analisis menunjukkan nilai

Fhitung sebesar 14,131 dengan nilai probabilitas 0,000. Berdasarkan nilai tersebut,

maka hipotesis keempat pada penelitian ini dinyatakan diterima karena karena

telah memenuhi syarat signifikansi 5% ( 0,000 < 0,05 ). Dengan hasil ini maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara emotional support, konsep diri

dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC

Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Tabel 21. Koefisien Regresi Berganda X1, X2, X3 dengan Y

Coefficients(a) Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 33.213 5.258 6.317 .000 emotional support

.141 .078 .276 1.808 .082

konsep diri .233 .100 .436 2.340 .027

1

kemandirian belajar .093 .077 .200 1.216 .235

a Dependent Variable: prestasi belajar matematika

Page 70: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut :

Y = 0,276 X1 + 0,436 X2 + 0,200 X3

Hasil analisis regresi terstandardisir ini menunjukkan bahwa koefisien regresi

untuk variabel emotional support (X1) sebesar 0,276 menunjukkan bahwa jika

variabel emotional support (X1) meningkatkan satu satuan maka variabel terikat

prestasi belajar matematika (Y) akan meningkatkan sebesar 0,276 dengan asumsi

koefisien regresi konsep diri (X2), kemandirian belajar (X3) sama dengan satu atau

konstan.

Koefisien regresi untuk variabel konsep diri (X2) sebesar 0,436 menunjukkan

bahwa jika variabel konsep diri (X2) meningkat satu satuan maka variabel terikat

prestasi belajar matematika (Y) akan meningkat sebesar 0,436 dengan asumsi

bahwa koefisien regresi emotional support (X1), kemandirian belajar (X3) sama

dengan satu atau konstan.

Koefisien regresi untuk variabel kemandirian belajar (X3) sebesar 0,200

menunjukkan bahwa jika variabel kemandirian belajar (X3) meningkat satu satuan

maka variabel terikat prestasi belajar matematika (Y) akan meningkat sebesar

0,200 dengan asumsi koefisien regresi emotional support (X1), kemandirian

belajar (X3) sama dengan satu atau konstan.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data, temuan penelitian membuktikan bahwa

seluruh variabel bebas yaitu emotional support, konsep diri, dan kemandirian

belajar secara bersama-sama berhubungan dengan prestasi belajar matematika

siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan hasil

perhitungan statistik sebagai berikut:

1. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel emotional support (X1)

memiliki koefisien korelasi 0.630 dan koefisien proporsi 0,000. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan antara emotional support dengan prestasi

belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Antara emotional support dengan prestasi belajar matematika memiliki

Page 71: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

hubungan yang kuat karena koefisien korelasi berada pada kelompok 0.41

sampai 0.7. Dengan demikian variabel emotional support merupakan variabel

yang menentukan bagi terbentuknya prestasi belajar matematika siswa SLB-D

YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Hasil uji hipotesis dengan variabel konsep diri (X2) menunjukkan koefisien

korelasi 0.740 dan koefisien proporsi 0,000. Berdasarkan hasil ini dapat

diketahui bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Koefisien korelasi tersebut berada pada kelompok 0.71 sampai dengan 0.99

yang berarti antara konsep diri dengan prestasi belajar matematika

menunjukkan keeratan korelasi yang sangat kuat. Dengan demikian variabel

konsep diri merupakan variabel yang sangat menentukan bagi terbentuknya

prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran

2009/2010.

3. Hasil uji hipotesis untuk variabel kemandirian belajar (X3) menunjukkan

koefisien korelasi 0.617 dan koefisien proporsi 0,000. Maka dapat dilihat

bahwa kemandirian belajar mempunyai hubungan dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Sama

halnya dengan variabel emotional support, variabel kemandirian belajar

berada pada kelompok 0.41 sampai dengan 0.7 sehingga memiliki keeratan

korelasi yang kuat dengan prestasi belajar matematika. Dengan demikian

variabel kemandirian belajar merupakan variabel yang menentukan bagi

terbentuknya prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta

Tahun Ajaran 2009/2010.

4. Hasil uji hipotesis secara simultan antara variabel emotional support (X1),

konsep diri (X2) dan kemandirian belajar (X3) menunjukkan nilai Fhitung 14,131

dan nilai probabilitas 0,000. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan

antara emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar dengan prestasi

belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Dari hasil persamaan regresi dihasilkan “Prestasi Belajar Matematika adalah

27,6 persen Emotional Support ditambah 43,6 Konsep Diri ditambah 20

Page 72: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

persen Kemandirian Belajar”. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

emotional support guru matematika dengan siswa, konsep diri dan

kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar

matematika yang diperoleh.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Emotional support memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi

belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Konsep diri memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar

matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

3. Kemandirian belajar memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi

belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

4. Emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar matematika

siswa SLB-D YPAC Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka implikasi teoritis dan praktis dari hasil

penelitian ini adalah :

1. Implikasi Teoritis

a. Penelitian terhadap emotional support menunjukkan bahwa emotional support

berhubungan positif dengan prestasi belajar matematika. Studi ini memperkuat

penelitian Classroom Assessment Scoring System dalam Child Development

and the Picower Foundation (2009:2) yang menyatakan bahwa “High levels of

emotional support are associated with growth in reading and math

achievement from kindergarten through third grade”.

b. Konsep diri yang dimiliki siswa berhubungan positif dengan prestasi belajar

matematika. Penelitian ini meneruskan penelitian dari Marsh (1992:1) yang

menyatakan bahwa “There is relation among the three categories of self

concept (global self concept, academic self concept and non academic self

concept); it was also reported there is a relationship between verbal

Page 74: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

performance and verbal self-concept, and between achievement in

mathematics with self-concept related to mathematics”.

c. Kemandirian belajar berhubungan positif dengan prestasi belajar matematika

siswa. Penelitian ini memperkuat temuan Hargis (Utari Sumarmo, 2010:

http://math.sps.upi.edu/) bahwa “Individu yang memiliki kemandirian belajar

yang tinggi cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi,

dan mengatur belajarnya secara efektif; menghemat waktu dalam

menyelesaikan tugasnya; mengatur belajar dan waktu secara efisien, dan

memperoleh skor yang tinggi dalam sains”.

d. Emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar matematika siswa.

Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan

dalam teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah belajar

matematika. Dengan demikian kesimpulan dari hasil penelitian ini merupakan

jawaban terhadap masalah penelitian ini.

2. Implikasi Praktis

a. Emotional support berhubungan dengan prestasi belajar matematika siswa. Oleh

karena itu sekolah harus menyadari bahwa suasana yang penuh kegembiraan

membawa kegembiraan pula dalam belajar. Guru matematika harus dapat

membangun suasana yang dipenuhi dengan emosi positif. Dengan demikian

siswa akan merasa nyaman, fokus terhadap pelajaran dan dapat menyerap

materi yang diajarkan oleh guru.

b. Konsep diri berhubungan dengan prestasi belajar matematika siswa. Sekolah

seharusnya membantu membentuk konsep diri positif pada siswa sedini

mungkin. Sekolah harus dapat meyakinkan siswa akan kemampuan dan

keberhasilan dirinya dalam belajar. Dengan membantu siswa memiliki konsep

diri yang sehat berarti sekolah telah membantu siswa agar dapat menerima dan

mengembangkan keunikan dan potensi yang dimilikinya.

c. Kemandirian belajar berhubungan dengan prestasi belajar matematika siswa.

Sekolah sebaiknya membiasakan para siswa agar menerapkan kemandirian

Page 75: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

yang efektif dalam belajar. Mulai dari menumbuhkan inisiatif dalam belajar,

menetapkan tujuan belajar, mengembangkan rasa ingin tahu, menciptakan

kesenangan dalam belajar dan seterusnya.

d. Emotional support, konsep diri dan kemandirian belajar siswa secara bersama-

sama berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu sekolah

sebaiknya mengatur secara seimbang dari ketiga hal di atas sehingga prestasi

belajar matematika siswa dapat berkembang secara maksimal.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan serta implikasi hasil penelitian yang telah dikemukakan

di atas, maka peneliti memberikan saran-saran :

1. Bagi Siswa

a. Para siswa sebaiknya memperhatikan emotional support dari guru dan mulai

meningkatkan hubungan positif dengan guru mereka sehingga tercipta iklim

yang positif.

b. Para siswa hendaknya menanamkan konsep diri yang positif. Siswa dapat

melakukannya dengan meyakini bahwa dirinya bisa melakukan apa yang

diinginkannya.

c. Para siswa sebaiknya mulai menumbuhkan kemandirian belajar. Diantaranya

dengan tidak tergantung pada guru dalam belajar dan mencoba menggali

sendiri hal-hal yang ingin diketahui dari berbagai sumber yang relevan.

2. Bagi Peneliti Lanjut

a. Penelitian ini menggunakan populasi yang relatif kecil (kurang dari 100)

sehingga hasil penelitian berlaku terbatas pada satu sekolah saja. Untuk

penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah populasi

dengan cara melakukan penelitian sejenis pada beberapa institusi pendidikan

lain sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk populasi yang

lebih besar.

b. Penelitian ini menggunakan gambaran kondisi emotional support, konsep diri

dan kemandirian belajar secara keseluruhan. Oleh karena itu dalam penelitian

Page 76: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

selanjutnya diharapkan mengkhususkan cakupan bahasan emotional support

dari orang tua, konsep diri khusus pada aspek akademik, kemandirian belajar

untuk mata pelajaran tertentu dan sebagainya. Pada akhirnya dapat digunakan

sebagai dasar yang lebih baik untuk memperoleh gambaran yang jelas

mengenai upaya peningkatan prestasi belajar matematika siswa.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

DAFTAR PUSTAKA Abdullah. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Malang: Universitas

Muhammadiyah. Adi Ekopriyono. 2009. Emosi. Semarang. <http://www.rumahusaha.com/portal/

mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=141>" Agus Prianto. 2008. Analisis Data dengan Program SPSS Versi 15. Malang :

SETARA Press. Ahmad Fauzi. 2004. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia. Ahmad Sudrajat. 2009. Kegiatan Belajar terhadap Prestasi yang Dicapai.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com Ahmadi dan Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Andi Yudha Asyfandiyar. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif ?. Bandung : DAR!

Mizan. Anton Sukarno. 2001. Statistik Lanjut. Surakarta : FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta Anwar Holil. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar : Interaksi sebagai Proses

Belajar Mengajar. anwarholil.blogspot.com/2009/.../interaksi-sebagai-proses belajar.html

Aristo Rahadi. 2008. Kemandirian Belajar Siswa SMP Terbuka.

www.aristorahadi.wordpress.com Asy-Syakhs, Abdul Aziz. 2001. Kelambanan dalam Belajar : Penyebab dan

Cara penanganannya. Jakarta : Gema Insani Press. Augusty Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Azuar Juliandi. 2007. Pengujian Reliabilitas menggunakan Excel.

http:/www.azuarjuliandi Bagus Nurcahyo. 2009. Metode Penelitian. bagus.staff.gunadarma.ac.id/.../fil /.../

Metode+Penelitian-5%2B6.ppt Bimo Walgito. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta :Andi Ofset.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Burhan Bungin. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Prenada Media.

Child Development and the Picower Foundation. 2009. Effective Teacher-

Students Interactions. Iowa Department of Education, EC Service Bureau March 2009

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi

Aksara. Clara R Pudjijogyanti. 1995. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Jakarta : PT Arcan. Cockcroft, W.H. 1982. Mathematics Counts. London: Her Majesty’s Stationary

Office. DePorter dan Hernacki, terjemah oleh Abdurahman, Alwiyah. 1999. Quantum

Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Dhesiana. 2009. Kemandirian dalam Belajar.

dhesiana.wordpress.com/2009/.../kemandirian-dalam-belajar/ Erez, A., & Isen, A. M. 2002. The Influence of Positive Affect on the Components

of Expectancy Motivation. Journal of Applied Psychology, 89, 1055–1067. Esti Indriani. 2006. Kemandirian Belajar Akuntansi dalam Implementasi

Kurikulum 2004 pada Siswa Kelas XI-IPS di SMA Negeri 3 Purworejo. Semarang : UNNES.

Fasty Rola. 2006. Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi pada

Remaja. Medan : USU Resipository. Fikri. 2010. Konsep Diri. http://dunia-fikri.blogspot.com/2010701/konsep-

diri.html FKIP. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta : FKIP UNS. Goleman, Daniel. 2002. Emotional Intelegence : Kecerdasan Emosional. Jakarta :

Gramedia. Guglielmino, Lucy M. 2008. Why Self Directed. Learning?. International Journal

of Self-Directed Learning Volume 5, Number 1, 1-11. Gumilar. 2010. Konsep Diri. www.gumilar.net/2010/02/16/konsep-diri/

Page 79: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Hamzah B Uno. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Haris Mudjiman. 2006. Belajar Mandiri. Surakarta : LPP UNS. _________. 2006. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar. Hasan Mustofa. 2001. Modul Metode Penelitian. manajemeninformatik.

files.wordpress.com/.../modul-metode-penelitian_iob.pdf Hasenzandeh, Ramazan, et al. 2004. A Study of the Relationship Between Global

Self-Concept and Academic Achievement. International Journal of Mental Health and Addiction. ISSN 1705-4583.

Hernowo. 2007. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara

Menyenangkan. Bandung : Penerbit Mizan Learning Center. Hurlock. 1999. Pengembangan Anak. Jakarta : Erlangga. _______. 2001. Child Development. India : McGraw-Hill Education. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta :

PT Bumi Aksara Iqbal Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi

Aksara. Irawan Soehartono.2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Irfan. 2009. Kemandirian Belajar. http://mtsnsewulan.com Konsep Diri Positif : Menentukan Prestasi Anak. 2006. Yogyakarta : Kanisius. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik, Model dan Stategi dalam Pembelajaran

Matematika. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah PPPG Matematika.

Laila Ningtyas dan Edward Theodorus. 2008. Bebaskan Ekspresimu : Cara

Cerdas Mengelola Emosi Bagi Remaja. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Liddell, Theresa N. 2008. Executive Women’s Self-Directed Learning and

Leading in Charitable Foundations.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Lincoln, Karen D. 2003. Correlates of Emotional Support and Negative Interction Among Older Black American. Journal of Gerontology : Social Sciences Vol 58B, No.4, S225-S233.

M Burhan Bungin. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Prenada Media Group.

Marry, Jane, dkk. 2008. The FAP Self Concept Scale ( adult form ). Published

Online. Springer Science+Bussiness Media B.V Marsh, H. W.1992. Self Description Questionnaire : A Theoretical and Empirical

Basis for the Measurement of Multiple Dimensions of Preadolescent-Self-concept: A Test Manual and a Research Monograph. Macarthure, Australia: University of Western Sidney.

Muhammad Faiq Dzaki. 2009. Interaksi sebagai Proses Belajar Mengajar.

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com. 6Maret 2009 Muijs, Daniel, dkk. 2008. Effective Teaching:Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, Muntner, M. (2008). Teacher-Student Interactions: The Key To Quality

Classrooms. The University of Virginia Center for Advanced Study of Teaching and Learning (CASTL). www.readingrocket.com

Nadhirin. 2009. Apa Sih Kecerdasan Emosional Itu ?. nadhirin.blogspot.com/...

/apa-sih-kecerdasan-emosional-itu.html Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosydakarya. Nur Husnul. 2009. Talk Less Do More : Terjemahan Jurnal.

nurhusnul.blogspot.com/2009/05/terjemahan-jurnal.html Nurliyah. 2008. Upaya Guru Meraih Prestasi Siswa. artikelmu.com/?p=17 Nursalam. 2009. Model Holistik Berdasar Teori Adaptasi Sebagai Upaya

Modulasi Respons Imun. Seminar Nasional Keperawatan. 16 Mei 2009. O'Shea, E. 2003. Self-Directed Learning in Nurse Education: A Review of the

Literature. Journal of Advanced Nursing, 43(1):62-70. Paul Ekman. 2007. Membaca Emosi Orang. Jakarta : Think.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Psikodiagnostik. 2009. Metoda Angket. psikodianostik.blogspot.com /2009/09/metoda-angket.html

Quiles and Cantero. 2009. Assessment of Social Support Dimensions in Patients

with Eating Disorders. The Spanish Journal of Psychology 2009, Vol. 12, No. 1, 226-235. ISSN 1138-7416

Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : CV Remaja Rosdakarya. Ravik Karsidi. 2000. Pengembangan Instrumen dalam Penelitian Sosial. Makalah

Disampaikan dalam Latihan Penelitian Tingkat Dasar di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakarta. Kartasura, 11 Juli 2000.

Retno Dwi Astuti. 2005. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian

Siswa dalam Belajar pada Siswa Kelas XI SMA N Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2005/2006. Semarang : UNNES

Ridwan. 2008. Kegiatan belajar dan Prestasi. ridwan202.wordpress.com

/.../kegiatan-belajar-dan-prestasi/ Rizki Mulya Rahman. 2009. Konsep Diri. <http://www.pmii-ciputat.or.id/sosial-

politik/187-konsep-diri.html#top> Ronny Kountur. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : PPM. Rozaini Nasution. 2003. Teknik Sampling. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Simpson, John and Weiner, Edmund. 1989. A New English Dictionary on

Historical Principles. United Kingdom: Oxford University Press. Slamet. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta. Smet. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana. Sofa. 2009. Konsep Diri.http://massofa.wordpress.com/2009/02/15/konsep-diri/ Sri Windarti. 2009. Dunia Matematika.sriwindarti.wordpress.com/dunia

matematika. Stronge, James H. 2007. Qualities of Effective Teachers. Danvers, USA :

Assocoation for Suervision and Curriculum Development. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI …/Hubungan... · Kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SLB-D YPAC Surakarta tahun ajaran 2009/2010, (4) Emotional

Suhadianto. 2008. Pengertian Konsep Diri. <http://suhadianto.blogspot.com /2008/12/pengertian-konsep-diri.html>

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta. _________________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. _________________. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Rineka Cipta. Tarmidi. 2008. Konsep Diri Siswa Underachiever. http://tarmidi.wordpress.com

/2008/05/27/ konsep-diri-siswa-underachiever Tarmizi. 2008. 8 Hal Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Kegagalan.

suluky.multiply.com/journal. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus

Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka. Turanh, A. S. 2009. Students’ Perceptions of Teachers’ Behaviors of Social

Emotional Support and Students’ Satisfaction with the Classroom Atmosphere. Egitim Arastirmalari - Eurasian Journal of Educational Research,35, 129146.

Utari Sumarmo. 2010. Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa dan Bagaimana

Dikembangkan pada Peserta Didik. math.sps.upi.edu/?p=61 Wanzare Z. O. 2009. Becoming Teacher Involves A Transition from Pre- Service

Training. www.springerlink.com/index/M4164477704U91T2.pdf Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta : Grasindo. Wikipedia, the Free Encyclopedia. 2010. www.wikipedia.org Wulan. 2008. Psikologi Abnormal. one.indoskripsi.com/judul-skripsi-

tugas.../pengertian-emosi