HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/54038/1/01.NASKAH PUBLIKASI.pdfi...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN …eprints.ums.ac.id/54038/1/01.NASKAH PUBLIKASI.pdfi...
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH
KARANGANYAR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
Pada jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh:
SEPTI NUZULIA RAHMAWATI
F.100130218
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH
KARANGANYAR
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
SEPTI NUZULIA RAHMAWATI
F.100130218
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Achmad Dwityanto O., S.Psi.,M.Si
NIK/NIDN. 805/0609106802
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH
KARANGANYAR
Yang diajukan oleh:
SEPTI NUZULIA RAHMAWATI
F.100130218
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 13 Juli 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Achmad Dwityanto O., S.Psi M.Si
Penguji Pendamping I
Drs. Mohammad Amir, M.Si, Psikolog
Penguji Pendamping II
Aad Satria Permadi.,S.Psi.,MA
Surakarta, 13 Juli 2017
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Dekan
Dra. Moordiningsih, M.Si
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terdapat bukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya
diatas, maka saya akan pertanggung jawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 11 Juni 2017
Penulis
SEPTI NUZULIA RAHMAWATI
F.100130218
1
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH
KARANGANYAR
ABSTRAK
Tingginya tingkat pengangguran terutama lulusan SMK dengan persentase sebesar
9,84 persen menimbulkan kehawatiran tersendiri bagi siswa SMK terutama kelas XII
yang akan memasuki dunia kerja. Hal tersebut menimbulkan kecemasan tersendiri
yaitu kecemasan yang berhubungan dengan karier karena takut akan kegagalan dalam
dunia kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi dunia
kerja yaitu efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja. Hipotesis yang diajukan yaitu
ada hubungan negative antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah cluster random sampling
sebanyak 60 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
menggunakan alat ukur skala efikasi diri dan kecemasan menghadapi dunia kerja.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 dengan menggunakan
korelasi product moment, diperoleh hasil koefisien korelasi r sebesar -0,518 dengan
signifikansi p = 0,000 (p≤0,01), yang berarti ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapai dunia kerja pada siswa
SMK. Kategori efikasi diri tergolong tinggi hal ini ditunjukkan dengan (RE) 89,65 >
(RH) yakni 72. Sedangkan kategori kecemasan menghadapi dunia kerja tergolong
sangat rendah hal ini ditunjukkan dengan (RE) 62,87l <(RH) yakni 122,5.
Sumbangan efektif efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja sebesar
26,8% yang dapat diperoleh dari koefisien determinan (r2) sebesar 0,268. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor lain sebesar 73,2% yang mempengaruhi
kecemasan menghadapi dunia kerja diluar efikasi diri.
Kata Kunci : efikasi diri, kecemasan menghadapi dunia kerja
ABSTRACT
The high unemployment rate, especially the graduates of SMK with a percentage of
9.84 percent raises its own concern for students of SMK especially class XII who will
enter the workforce. This raises the anxiety of anxiety related to a career for fear of
failure in the workplace. One of the factors that affect the anxiety of facing the work
world is self efficacy. This study aims to determine the relationship between self
efficacy with anxiety against the world of work. Hypothesis proposed that there is a
negative relationship between self efficacy with anxiety facing the world of work.
Sampling technique in this research is cluster random sampling counted 60 people.
This research uses quantitative method by using measuring instrument of self efficacy
scale and anxiety to face work world. Data analysis in this study using SPSS 16.0 by
2
using product moment correlation, obtained correlation coefficient r -0,518 with
significance p = 0,000 (p≤0,01), which means there is a very significant negative
relationship between self efficacy with anxiety facing the world Work on vocational
students. High self efficacy category is indicated by (RE) 89,65 >(RH) that is 72.
While category of anxiety face work world is very low this is indicated by (RE)
62,87l <(RH) of 122.5. Effective contribution of self efficacy with anxiety to face the
working world of 26,8% can be obtained from the determinant coefficient (r2) of
0.268. This shows that there are other factors of 73,2% that affect the anxiety of
facing the world of work outside of self efficacy.
Keywords: self efficacy, anxiety against the world of work
1. PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya zaman yang ditandai dengan munculnya
teknologi yang semakin modern, menuntut orang berfikir mendapatkan
pekerjaan dengan gaji yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari.karena minimnya lapangan pekerjaan namun semakin banyak pencari kerja,
sehingga membuat perusahaan-perusaahan berkomitmen untuk mencari sumber
daya manusia dengan kualitas tinggi. Hal ini ditandai pada setiap tahunnya
perusahaan menargetkan kualitas tenaga kerja yang semakin meningkat,
sehingga untuk masyarakat yang tidak mempunyai kualitas yang tinggi dan
kompetensi yang diperlukan oleh perusahaan akan semakin besar peluang untuk
menjadi pengangguran.
Menurut Badan Pusat Statistik atau yang biasa dikenal dengan BPS,
angka pengangguran di Indonesia semakin meningkat sekitar 300 ribu orang
selama satun tahun mulai dari bulan Februari 2014 hingga Februari 2015.
Menurut kepala BPS Suryamin mengungkapkan bahwa angkatan kerja di
Indonesia pada bulan kedua ini berjumlah 128,3 juta orang atau meningkat
sebesar 6,4 juta orang dibanding Agustus 2014. Sedangkan apabila dibandingkan
dengan Februari lalu bertambah sekitar 3 juta orang.(Liputan6.com, 2015).
3
Berdasarkan data ketenagakerjaan Indonesia, jumlah pengangguran
meningkat sekitar 10 ribu orang. Yakni dari 7.02 juta orang pada Febuari 2016
menjadi 7,03 orang per Agustus 2016. Adapun jumlah penduduk yang bekerja
meningkat 3,59 juta orang dari semula 114,84 juta orang pada Agustus 2106.
Namun jika dibandingkan dengan data ketenagakerjaan periode Februari 2016,
jumlah penduduk yang bekerja justru mengalami penurunan 2,24 juta orang dari
120,65 juta orang per Februari 2016 menjadi 118,41 juta orang per Agustus
2016. (nnindonesia.com, 2016)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 siswa lulusan
sekolah menengah kejuruan (SMK) ataupun Diploma I/II/III lebih rentan
menganggur ketimbang lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi terdapat pada lulusan SMK dengan
persentase sebesar 9,84 persen, dan disusul dengan lulusan Diploma I/II/III
dengan persentase sebesar 7,22 persen. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)
menempati urutan ketiga dengan persentase sebesar 6,95 persen, dan berikutnya
adalah lulusan universitas dengan persentase sebesar 6,22 persen. Adapun TPT
dari lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,76 persen.
(Kompas.com 2016)
Dengan demikian terdapat kecemasan tersendiri bagi orang yang akan
menghadapi dunia kerja, terutama lulusan SMK hal tersebut karena sempitnya
lapangan pekerjaan dan belum adanya pengalaman kerja sebelumnya.
Kecemasan menurut Nevid dkk (2005) yaitu suatau keadaan aprehensif ataupun
keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Beberapa hal yang biasanya dicemaskan meliputi kesehatan, relasi sosial, ujian,
karir, relasi internasional dan kondisi lingkungan.Berdasarkan penelitian yang
sudah dilakukan oleh (Hartini dan Mach, 2012) terdapat korelasi yang signifikan
antara penerimaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada
tunadaksa, yang artinya semakin tinggi penerimaan diri, maka kecemasan dalam
menghadapi dunia kerja akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya.
4
Salah satu upaya untuk mengatasi timbulnya kecemasan menghadapi
dunia kerja adalah dengan cara memiliki efikasi diriyang baik. Menurut Bandura
(1994) efikasi dirimerupakan kepercayaan individu tentang kemampuan yang
dimiliki untuk menunjukkan suatu perilaku.
Menurut Bandura (dalam Nevid dkk, 2005) mengatakan bahwa apabila
seseorang yang tidak mempunyai kemampuan untuk menanggulangi tantangan-
tantangan penuh stress yang dihadapi, maka akan terasa semakin cemas saat
berhadapan dengan tantangan-tantangan tersebut. Seperti pada penelitian yang
dilakukan Ogbodo dan Onyishi (2012) membuktikan bahwa seseorang yeng
memiliki efikasi diriyang tinggiakan mempengaruhi individu untuk berani
menghadapi tantangan dalam pekerjaan, begitu juga sebaliknya seseorang yang
memiliki efikasi diri yang rendah akan cenderung takut dalam menghadapi
tantangan dalam pekerjaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telat dijabarkan diatas, dapat
ditarik rumusan masalah yaitu: “Apakah ada hubungan antara efikasi diridengan
kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa SMK?”. Sehingga dari
permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitianyang berjudul
“ Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja
Pada Siswa SMK Muhammadiyah Karanganyar”.
Tujuan penelitian ini yaitu : 1. mengetahui hubungan antara efikasi diri
dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa SMK, 2. mengetahui
tingkat efikasi diri pada siswa SMK, 3. mengetahui tingkat kecemasan pada
siswa SMK dalam menghadapi dunia kerja, 4. Mengetahui sumbangan efikasi
diri terhadap kecemasan siswa SMK. Hipotesis penelitian ini adalah ada
hubungan negative antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia
kerja.
5
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Adapun variabel tergantung (Y) yaitu kecemasan menghadapi dunia
kerja dan variabel bebas (X) yaitu efikasi diri. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XII jurusan farmasi, analisis kesehatan dan teknik jaringan computer yang
berjumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random
sampling. Metode pengambilan data menggunakan skala efikasi diri dan
kecemasan menghadapi dunia kerja. Teknik analisis data dengan menggunakan
uji korelasi product-moment.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisisen korelasir sebesar
-0,518 dengan signifikansi p = 0,000 (p≤0,01), yang berarti ada hubungan negatif
yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapai dunia
kerja pada siswa SMK, yang artinya semakin tinggi efikasi diri maka semakin
rendah kecemasan menghadapi dunia kerja yang dialami oleh siswa SMK, begitu
juga sebaliknya semakin rendah rendah efikasi diri maka semakin tinggi
kecemasan menghadapi dunia kerja yang dialami oleh siswa SMK. Hal ini sesuai
dengan pendapat Browman (dalam Herawati, 2001) faktor yang mempengaruhi
kecemasan menghadapi dunia kerja diantaranya kepercayaan diri dan kuranganya
keahlian serta pengalaman. Faktor Kepercayaan diri yaitu meliputi keberhasilan
individu di masa lalunya, khususnya dalam suatu pekerjaan yang dapat
meningkatkan rasa percaya diri serta mengurangi rasa takut ataupun cemas.
Keberhasilan tersebut dapat dicapai apabila memiliki efikasi diri yang tinggi
sehingga yakin akan kemampuannya untuk memperoleh keberhasilan. Sementara
untuk kegagalan di masa lalu membuat individu merasa lebih pesimis, tidak
percaya diri dan dapat meningkatkan rasa cemas dalam menghadapi persaingan
dunia kerja. Faktor kurangnya keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan,
apabila individu kurang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang
6
pekerjaan, maka individu akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
persaingan dunia kerja sehingga menimbulkan kekhawatiran.
Bandura (Santrock, 2003) yang mengatakan bahwa individu yang
memiliki efikasi diri yang tinggi ditandai dengan memiliki sikap optimis, suasana
hati yang positif, memiliki pemikiran bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang
merugikan namun justru memotivasi diri untuk melakukan yang lebih baik,
sedangkan individu yang memiliki efikasi diri rendah ditandai dari sikap yang
pesimis, suasana hati negatif, merasa bersalah dan memperbesar kesalahan
mereka.
Tingkat efikasi diri subjek tergolong tinggi, hal ini ditunjukkan dengan
rerata empiric (RE) 89,65 lebih besar dari rerata hipotetik (RH) yakni 72,5. Yang
berada dalam kategori sedang berjumlah subjek 9 (15%) dengan rentang angka
63,8 ≤ X< 81,2, sedangkan yang berada dalam kategori tinggi dengan rentang
angka 81,2≤ X< 98,6 sebanyak 43 (71,6%) dan yang berada dalam kategori
sangat tinggi dengan rentangan angka 98,6 ≤ X< 116 sebanyak 8 (13,3%).
Kategori tinggi disini dapat diartikan bahwa subjek memiliki efikasi diri yang
tinggi yang dilihat dari magnitude (tingkat kesulitan) yaitu keyakinan bahwa
subjek mampu mengerjakan tugas-tugas baik yang mudah maupun yang sulit,
generality (bidang tugas) yaitu bahwa subjek mengusai berbagai macam keahlian
yang berhubungan dengan persiapan dengan menghadapi dunia kerja dan mampu
mengerjakan tugas yang berbeda secara bersamaan dan strength(kekuatan) yaitu
subjek yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan
berbagai macam tugas tanpa bergantung dengan orang lain. Tingkat efikasi diri
yang tergolong tinggi yang dimiliki oleh siswa SMK Muhammadiyah
Karanganyar dikarenakan pada kelas X dan XI siswa diwajibkan untuk magang
ditempat-tempat yang sudah di tentukan oleh pihak sekolah, dengan demikian
akan mengasah ketrampilan yang sudah dimiliki oleh siswa yang berkaitan
dengan bidang studi yang diambil. Karena siswa akan diperkenalkan secara
langsung untuk terjun dan mempraktikkan ilmu yang sudah mereka dapatkan.
7
Kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa SMK Muhammadiyah
karanganyar tergolong sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari perolehan rerata
empiric (RE) 62,87 lebih kecil dari rerata hipotetik (RH) yakni 122,5.Subjek
yang termasuk dalam kategori sangat rendah dengan rentang 49 ≤ X< 78,4
sebanyak 55 (91,7%) sedangkan yang termasuk kategori rendah dengan rentang
78,4 ≤ X< 107,8 sebanyak 5 (8,3%). Kecemasan menghadapi dunia kerja
tergolong sangat rendah dapat diartikan bahwa subjek hanya kemungkinan kecil
mengalami seperti yang terdapat pada aspek kecemasan menghadapi dunia kerja
yang diantaranya yaitu reaksi fisik, perilaku, pemikiran dan suasana hati.
Menurut Nugroho (2010) kecemasan menghadapi dunia kerja adalah perasaan
khawatir yang dialami seseorang ketika menghadapi atau memasuki dunia
kerja.Tingkat kecemasan menghadapi dunia kerja yang tergolong sangat rendah
yang dimiliki oleh siswa SMK Muhammadiyah Karanganyar dikarenakan siswa
selalu diberi informasi terkait lapangan pekerjaan maupun informasi tentang
persiapan untuk memasuki dunia kerja oleh pihak sekolah, selain itu adanya
kerjasama antara pihak sekolah dengan berbagai perusahaan mempermudah
lulusan untuk diterima di perusahaan tersebut.
Sumbangan efektif atau peranan efikasi diri dengan kecemasan
menghadapi dunia kerja sebesar sebesar 26,8% yang dapat diperoleh dari
koefisien determinan (r2) sebesar 0,268. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
faktor-faktor lain sebesar 73,2% yang mempengaruhi kecemasan menghadapi
dunia kerja diluar efikasi diri diantaranya kepercayaan diri, kurangnya keahlian
dan pengalaman dalam bidang pekerjaan, genetis, kurangnya dukungan sosial,
peristiwa traumatis, dan konflik psikologis yang tidak terselesaikan. (dalam
Wicaksono, 2016).
8
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
4.1.1 Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara efikasi diri
dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa SMK, yang
artinya semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah kecemasan
yang dialami siswa dalam menghadapi dunia kerja, begitu juga
sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka semakin tinggi
kecemasan yang dialami siswa dalam menghadapi dunia kerja.
4.1.2 Tingkat efikasi diri siswa tergolong tinggi
4.1.3 Tingkat kecemasan menghadapi dunia kerja yang dialami siswa
tergolong sangat rendah.
4.1.4 Peranan efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja
sebesar 26,8% Hal ini menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor lain
sebesar 73,2% yang mempengaruhi kecemasan menghadapi dunia
kerja selain efikasi diri, yaitu kepercayaan diri, kurangnya keahlian
dan pengalaman dalam bidang pekerjaan, genetis, kurangnya
dukungan sosial, peristiwa traumatis, dan konflik psikologis yang
tidak terselesaikan.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
penulis memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat:
4.2.1 Bagi Pihak SMK, Hasil penelitian ini diharapkan pihak SMK
Muhammadiyah Karanganyar dapat mempertahankan efikasi diri
siswa, agar hal tersebut dapat menurunkan kecemasan menghadapi
dunia kerja pada siswa. Aspek efikasi diri yaitu strength (kekuatan)
memberikan sumbangan paling besar terhadap kecemasan
menghadapi dunia kerja. Untuk meningkatkan aspek tersebut secara
9
operasional dapat dilakukan dengan cara memberikan motivasi
ataupun pelatihan tentang hal-hal yang dibutuhkan oleh perusahaan-
perusahaan dan harus di dimiliki siswa untuk memasuki dunia kerja,
sehingga siswa merasa yakin dengan kemampuannya dapat
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
4.2.2 Bagi Siswa, Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat
mempertahankan atau meningkatkan efikasi diri siswa, agar hal
tersebut dapat menurunkan kecemasan menghadapi dunia kerja pada
siswa. Aspek efikasi diri yaitu strength (kekuatan) memberikan
sumbangan paling besar terhadap kecemasan menghadapi dunia
kerja. Untuk meningkatkan aspek tersebut secara operasional dapat
dilakukan dengan cara melatih siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran, salah satunya dengan cara menerapkan sistem belajar
dengan metode presentasi.
4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian
yang lebih bervariasi dengan variabel selain efikasi diri, karena
terdapat 73,2% faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi
dunia kerja selain efikasi diri, diantaranya kepercayaan diri dan
dukungan sosial.
4.3 Persantunan
Rasa cinta, kasih sayang dan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya untuk kedua orang tua penulis yang selalu mendo’akan, memberi
semangat serta memberi dukungan. Kakak penulis yang selalu
menyemangati dan memberikan dukungan, serta bapak Achmad Dwityanto
O., S.Psi., M.Si yang telah memberikan semangat dan memberikan
bimbingan dalam proses penyusunan skripsi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Pustaka
Ariyanti, F. 2015. 7,45 Juta Penduduk RI Menganggur, Terbanyak Lulusan SMK. 5
Mei 2015. Diunduh dari http://bisnis.liputan6.com/read/2226109/745-juta-
penduduk-ri-menganggur-terbanyak-lulusan-smk.
As'ad, M. (1995). Psikologi Industri (ed. 4). Yogyakarta: Liberty.
Azwar, S. (2015a). Penyusunan Skala Psikologi (ed. 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
, S. (2015b). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandura, A. (1994). Efikasi diri. Jurnal Encyclopedia of human, vol. 04, 71-81.
Davidson, M. B. (1990). Terapi Kognitif untuk Depresi dan Kecemasan. (R. K.
Sutadi, Trans.) Semarang: IKIP Semarang Press.
Djalali, S. D. (2015). Percaya Diri, Dukungan Sosial dan Kecemasan Siswa
Menghadapi Seleksi Perguruan. Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 4, No. 03,
298.
Fauzi, Y. 2016. BPS: Jumlah Pengangguran di Indonesia Menciut 530 Ribu Orang.
Diunduh dari http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161107152144-
92-170923/bps-jumlah-pengangguran-di-indonesia-menciut-530-ribu-
orang/.
Hambly, K. (1986). Mengatasi Ketegangan. Jakarta: Arcan.
Hartini, D. M. (2012). Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kecemasan
Menghadapi Dunia Kerja Pada Tunadaksa Di UPT Rehabilitasi Sosial
Cacat Tubuh Pasuruhan. Jurnal Psikologis Klinis dan Kesehatan Mental,
Vol. 1 No. 02, 82.
Herawati. (2001). Hubungan antara Kecemasan akan Sempitnya lapangan Pekerjaan
dengan Motivasi Menyelesaikan Studi. Surakarta : Fakultas Psikologi
UMS: Skripsi (tidak diterbitkan).
John, L. A. (1997). Personality . Canada: Simultaneously.
Legowo, dkk (2009). Correlation Between Efikasi diri And Perception Of
Leadhership Transformational Style With Job Participation On The
Employees. Jurnal Psikohumanika, Vol.II No.1 ISSN 1979-0341, 26.
Lindzey, C. S. (1994). Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius.
Nevid, S. A. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.
11
Nugroho, T. F. (2012). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan
dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Semester Akhir di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi (tidak
diterbitkan)
Ogbodo, I. E. (2012). The Contributions of Efikasi diri and Perceived Organisational
Support When Taking Charge at Work. Journal Industrial of Psychology,
Vol 38 (1), 7.
Padesky, D. G. (1995). Manajemen Pikiran. Bandung: kaifa.
Prabantini, D. (2004). Cara Pintar Mebidik Pasar Kerja. Yogyakarta: Andi Offset.
Pramudipta, R. (2014). Hubungan Antara Efikasi diri dengan Subjective Well Being
Siswa SMA Negeri 1 Belitang. Surakarta : Fakultas Psikologi UMS:
Skripsi (tidak diterbitkan).
Purnamasari, N. A. (2011). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga dan Self
Regulated Learning pada Siswa Kelas VIII. Jurnal Humanitas, Vol. VIII
No.1 , 20.
Samani, S. K. (2016). Psychometric Properties of Teacher Efikasi diri Scale. Journal
Social and Behavioral Sciences, Vol. 217, 618-618.
Santrock. J. W (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja (ed. 6). Jakarta :
Erlangga
Semiun, Y. (2006). Teori Kepribadian Dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta:
Kanisius.
Shaughnessy, E. B. (2007). Metodologi Penelitian Psikologi (ed.7). (H. P. Soetjipto,
Trans.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Smorti, M. (2015). Expectations towards Future, Resiliency, Social Efikasi diri in
Adolescents After Bone Cancer Treatment. Journal Procedia - Social and
Behavioral Sciences, Vol. 185, 124.
Suryowati, E. 2016.Lulusan SMK dan Diploma Lebih Rentan "Nganggur"
Ketimbang Lulusan SD. 4 Mei 2016. Diunduh dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/04/153200726/Lulusan.SMK
.dan.Diploma.Lebih.Rentan.Nganggur.Ketimbang.Lulusan.SD,
Tallis, F. (1995). Mengatasi Rasa Cemas. Jakarta: Arcan.
Triananda, K. 2015. 11% dari Total Pengangguran di Indonesia Merupakan Lulusan
SMK. 27 April 2015. Diunduh dari
http://www.beritasatu.com/pendidikan/268899-11-dari-total-pengangguran-
di-indonesia-merupakan-lulusan-smk.html.
12
Wang, H.-Y. Q.-M. (2015). Relationship between social support and self-efficacy in
women psychiatrists. Journal Chinese Nursing Research, Vol. 2, 103.
Wicaksono, D. R (2016). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan
Menghadapi Dunia Kerja Pada Siswa SMK. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma: Skripsi (tidak diterbitkan)
Yunita, E. (2013). Hubungan antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan
Menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Semester Akhir Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta: Skripsi (tidak diterbitkan)