HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

108
1 HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi S1 Gizi DISUSUN OLEH : AINUN MARDIAH 2014.030032 PROGRAM STUDI S1 GIZI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

1

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA

DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PADA

PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD

SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Dalam Rangka

Menyelesaikan Pendidikan Program Studi S1 Gizi

DISUSUN OLEH :

AINUN MARDIAH

2014.030032

PROGRAM STUDI S1 GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

2

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

3

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

4

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN

STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN

DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD SURAKARTA

Merupakan karya sendiri (ASLI) dan isi dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh gelar

akademis disuatu instansi pendidikan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang

lain atau kelompok lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan

dalam daftar pustaka.

Surakarta, Juli 2018

Ainun Mardiah

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

5

MOTTO

“Sesungguhnya di setiap masalah disertai jalan keluar. Kemudian kamu

bertekad, maka berusahalah dan kepada Tuhanmu saja hendaklah kamu

menaruh harapan”

(Al-Insyirah: 6-8)

Masalah akan terasa ringan dengan bersabar dan berlapang dada

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

6

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sebagai rasa terimakasih yang tak terhingga

kepada :

1. ALLAH SWT, atas Rahmat dan izin-Nya sehingga saya dapat menyusun skripsi

ini hingga selesai.

2. Rasullulah SAW, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

beliau keluarga besar beserta para sahabat.

3. Ayahanda Machmud Ramli dan ibunda Rosnaini, sosok pertama dari tujuan

hidupku, yang begitu dibutuhkan, terimakasih untuk semangat, kasih sayang,

do’a, dan pengorbanannya yang tak pernah bertepi.

4. Kakak Mahdalina, abang Dadang Sujana dan adikku Alaikassalam tersayang

terimakasih untuk kasih sayang, ilmu yang berpengalaman dari kakak dan

abangku serta motivasi yang membangkitkan keyakinan dan semangat.

5. Almamaterku STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, khususnya Program

Studi S1 Gizi.

Terimakasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan, semoga skripsi ini dapat

berguna untuk kemajuan pengetahuan dimasa yang akan datang.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Hubungan Antara Depresi, Dukungan Keluarga, dan Status Gizi Dengan

Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Surakarta”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini berkat bantuan, dorongan serta

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan

hati, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta.

2. Tuti Rahmawati, S.Gz., M.Si., selaku Ketua Prodi S1 Gizi STIKES PKU

Muhammadiyah Surakarta sekaligus sebagai Pembimbing I yang

meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan arahan selama proses

penyusunan skripsi.

3. Dewi Marfuah, S.Gz., MPH., selaku Pembimbing II yang meluangkan

waktu untuk memberi bimbingan dan arahan selama proses penyusunan

skripsi.

4. Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati, S.Gz., M.Gizi., selaku penguji yang telah

memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

5. RSUD Kota Surakarta yang telah memberikan kesempatan penulis dalam

melakukan penelitian.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis,

semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2018

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

8

Penulis

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN

STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN

DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD SURAKARTA

Ainun Mardiah1*, Tuti Rahmawati2, Dewi Marfuah3

*Email: [email protected]

Kata Kunci

Depresi, Dukungan

Keluarga, Status Gizi,

Kadar Gula Darah

ABSTRAK

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai

dengan timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi

insulin. Salah satu penyebab terjadinya komplikasi yaitu depresi

dan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

hubungan antara depresi, dukungan keluarga dan status gizi

dengan kadar gula darah. Metode penelitian menggunakan

metode observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Teknik sampling penelitian yaitu purposive sampling.

Sampel penelitian sebanyak 54 sampel. Kadar gula darah

diperoleh dengan pemeriksaan menggunakan alat GCU. Data

depresi diperoleh dengan kuesioner Beck Depression Inventory

dan dukungan keluarga diperoleh dengan kuesioner dukungan

keluarga, data status gizi diperoleh dengan mengukur berat

badan dan tinggi badan sampel. Analisa data yang digunakan

yaitu Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan seluruh

sampel memiliki kadar gula darah tidak normal sebanyak 54

orang (100%), sebagian besar sampel mengalami depresi berat

sebanyak 33 orang (61,11%), sebagian besar dukungan keluarga

pada kategori sangat baik sebanyak 52 orang (96,3%) dan

sebagian besar status gizi pada kategori normal sebanyak 23

orang (46,6%). Uji hubungan depresi dengan kadar gula darah

(p=0,029), dukungan keluarga dengan kadar gula (p=0,996),

dan status gizi dengan kadar gula darah (p=0,439). Kesimpulan

ada hubungan depresi dengan kadar gula darah. Tidak ada

hubungan dukungan keluarga dan status gizi dengan kadar gula

darah.

1. Mahasiswa program studi S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

2. Dosen Pembimbing 1 S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

3. Dosen Pembimbing 2 S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

9

THE CORRELATION BETWEEN DEPRESSION, FAMILY SUPPORT AND

NUTRITIONAL STATUS WITH BLOOD SUGAR LEVELS IN TYPE 2

DIABETES MELLITUS PATIENTS IN HOSPITALS OF SURAKARTA

Ainun Mardiah1*, Tuti Rahmawati2, Dewi Marfuah3

*Email: [email protected]

Keywords

Depression, Family

Support, Nutritional

Status, Blood Sugar

Levels

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a metabolic disease marked by the onset

of hyperglycemia due to impaired insulin secretion. One of the

causes of the occurrence of complications i.e. depression and

family support. The purpose of this research is to know the

correlation between depression, family support and

nutritional status with blood sugar levels. The research

method was analytic observational method with cross

sectional approach. The sample was purposive sampling, the

sample was as many as 54. The blood sugar levels were

obtained by examination using GCU. The depression data

were obtained questionnaire Beck Depression Inventory,

family suport data were obtained questionnaire family suport

and the nutritional status data was obtained by measuring

weight and height of the samples. Analysis of the data used,

Rank Spearman. The results showed that blood sugar levels

are all sample is not normal as many as 54 people (100%),

mostly on the sample severe depression as many as 33 people

(61.11%), family support on the category most excellent as

much as 52 (96.3%) and nutritional status in large part on

normal category as many as 23 people (46.6%). Test the

correlation of depression with blood sugar levels (p = 0,029),

support families with blood sugar levels (p = 0,996),

nutritional status with blood sugar levels (p = 0,439). In the

conclusion there is a correlation of depression with blood

sugar levels. No family support correlation and nutritional

status with blood sugar levels.

1. Undergraduate studies program Student Nutrition STIKES PKU Surakarta

2. the Supervising Lecturer 1 S1 Nutrition STIKES PKU Surakarta

3. the Supervising Lecturer 2 S1 Nutrition STIKES PKU Surakarta

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................. v

LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

E. Keaslian Penelitian .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9

A. TinjauanTeori .......................................................................................... 9

1. Diabetes Mellitus Tipe 2 ................................................................... 9

2. Depresi ............................................................................................ 11

3. Dukungan Keluarga ........................................................................ 14

4. Status Gizi ....................................................................................... 17

5. Kadar Gula Darah ........................................................................... 24

B. Kerangka Teori...................................................................................... 31

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

11

C. Kerangka Konsep .................................................................................. 32

D. Hipotesis ................................................................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 33

A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................... 33

B. Tempat dan Waktu ................................................................................ 33

C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 33

D. Variabel Penelitian ................................................................................ 35

E. Definisi Operasional.............................................................................. 35

F. Instrumen Penelitian.............................................................................. 36

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................................ 37

H. Teknik Analisa Data .............................................................................. 37

I. Jalannya Penelitian ................................................................................ 40

J. Etika Penelitian ..................................................................................... 41

K. Jadwal Penelitian ..................................................................................42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 43

A. Profil Tempat Penelitian ....................................................................... 43

B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 44

C. Pembahasan ........................................................................................... 47

D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 57

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 58

A. Kesimpulan ........................................................................................... 58

B. Saran ...................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangaka Teori .................................................................................. 30

Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................................ 31

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

13

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaslian Penelitian ................................................................................ 5

Tabel 2. Klasifikasi IMT untuk populasi Asia Pasifik ........................................ 20

Tabel 3. Klasifikasi batas normal kadar gula darah ............................................ 24

Tabel 4. Definisi Operasional ............................................................................. 34

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia..................................................... 44

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 44

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Depresi ............................................... 45

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Dukungan Keluarga............................ 45

Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi .......................................... 46

Tabel 10. Hasil Hubungan Depresi Dengan Kadar Gula Darah ........................... 46

Tabel 11. Hasil Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kadar Gula Darah ...... 47

Tabel 12. Hasil Hubungan Status Gizi Dengan Kadar Gula Darah ...................... 47

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Menjadi Sampel Penelitian

Lampiran 3. Lembar Penjelasan Kepada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di

RSUD Surakarta

Lampiran 4. Formulir Pernyataan Kesediaan sebagai Sampel Penelitian

Lampiran 5. Formulir Pengumpulan Data

Lampiran 6. Kuesioner Back Depression Inventory

Lampiran 7. Kuesioner Dukungan Keluarga

Lampiran 8. Data Populasi Pasien Diabetes Mellitus tahun 2017

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian dan Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 8. Data Penelitian

Lampiran 9. Output SPSS

Lampiran 10. Lembar Konsultasi

Lampiran 11. Dokumentasi

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi terjadi pergeseran dari penyakit menular ke

penyakit tidak menular, salah satunya adalah penyakit Diabetes Mellitus.

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan

timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin (Bustan, 2010).

Jumlah penduduk dunia yang terkena Diabetes Mellitus semakin

mengkhawatirkan. Menurut World Health Organization, jumlah penduduk

dunia yang terkena Diabetes Mellitus pada tahun 2015 mencapai 415 juta

orang lebih dan pada tahun 2040 di perkirakan jumlah penderita diabetes di

dunia akan semakin meningkat hingga mencapai jumlah 642 juta orang atau

naik 70% dalam kurun waktu 25 tahun. Indonesia menempati urutan kelima

terbesar dari jumlah penderita Diabetes Mellitus dengan prevalensi 6,67%

dari total penduduk sebanyak 258 juta. WHO memprediksi kenaikan jumlah

penderita Diabetes Mellitus di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2016

menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (IDF, 2015).

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013,

proporsi penduduk usia ≥15 tahun yang menderita Diabetes Mellitus sebesar

6,9%. Prevalensi penderita Diabetes Mellitus berdasarkan wawancara

(pernah di diagnosa dan ada gejala) mengalami peningkatan dari 1,1%

menjadi 2,1 %. Prevalensi Diabetes Mellitus yang terdiagnosis dokter atau

gejala tertinggi, terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%)

dan Sulawesi Selatan (3,4%). Proporsi penduduk umur ≥ 15 tahun dengan

toleransi glukosa terganggu (TGT) mencapai 2,9%. Hal ini berarti akan

semakin banyak penduduk yang berisiko tinggi untuk menderita Diabetes

Mellitus (Balitbangkes, 2013).

Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan oleh faktor

risiko yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur, dan faktor

genetik, serta faktor risiko yang dapat diubah seperti tingkat pendidikan,

1

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

2

pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks

Masa Tubuh, dan lingkar pinggang (Riskesdas, 2008). Perilaku yang tidak

tepat dapat mengakibatkan peningkatan kadar gula darah, seperti merokok,

depresi, dukungan keluarga, status gizi, gaya hidup yang berlebih dan

ketidakpatuhan akan kesehatan (Deuschle, 2013).

Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan risiko Diabetes Mellitus

adalah depresi. Depresi lebih sering terjadi pada populasi pasien Diabetes

Mellitus dibandingkan dengan populasi secara umum. Kemunculan depresi

pada Diabetes Mellitus dapat meningkatkan resiko munculnya komplikasi

Diabetes Mellitus. Adanya depresi berkaitan dengan menurunnya kepatuhan

pasien mengikuti diet, kepatuhan minum obat, dan monitoring gula darah.

Hal tersebut akan menyebabkan diabetes tidak terkontrol (Deuschle, 2013).

Penderita Diabetes Mellitus yang sudah terkena depresi, jika

menggunakan obat antidepresan bisa mengakibatkan sistem kerja insulin

terganggu sehingga bisa meningkatkan kadar gula darah (Deuschle, 2013).

Penyakit Diabetes Mellitus mempunyai dampak negatif terhadap fisik

maupun psikologis pasien. Pasien mengalami kelemahan, penglihatan

kabur, dan sakit kepala. Dampak psikologis yang terjadi pada pasien dengan

Diabetes Mellitus seperti kecemasan, kemarahan, berduka, malu, rasa

bersalah, hilang harapan, depresi, kesepian, tidak berdaya (Potter & Perry

2010). Pasien dapat menjadi pasif, tergantung, merasa tidak nyaman,

bingung dan merasa menderita (Purwaningsih dan Karlina, 2010). Stres

pada pasien Diabetes Mellitus dibandingkan dengan populasi umum,

memiliki tingkat stres yang lebih tinggi, dan sebagaimana tingkat stres

meningkat, kontrol glikemik semakin memburuk dapat berakibat gangguan

pada pengontrolan kadar gula darah (Eom et al, 2011). Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit selama hidup, maka

pengawasan dan pemantauan dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus

setiap saat menjadi penting. Oleh karena itu, maka penatalaksanaan

penderita Diabetes Mellitus harus mendapat pengawasan tenaga kesehatan

maupun keluarga. Dalam hal ini peran keluarga sangat diperlukan,

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

3

khususnya dalam pengontrolan kadar gula darah pada penderita Diabetes

Mellitus ke dalam ambang batas normal atau mendekati batas normal

(Waspadji, 2009). Dalam keadaan tersebut keluarga berperan merawat dan

memberi motivasi anggota keluarga lain yang sakit serta memenuhi

kebutuhan, pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang sakit

(Friedman, 2010). Faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar gula darah pada pasien

Diabetes Mellitus tipe 2 adalah status gizi. Status gizi adalah suatu ukuran

mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang

dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Zat gizi yang tidak

sesuai dengan kebutuhan pasien jika berlebihan menyebabkan obesitas dan

jika kekurangan menyebabkan status gizi kurang. Obesitas terutama yang

bersifat sentral merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya

penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Tertimbunnya lemak tubuh yang

berlebih dapat menyebabkan respon sel beta terhadap glukosa darah

menjadi berkurang. Selain itu, reseptor insulin pada sel target menjadi

resisten dan jumlahnya berkurang sehingga insulin dalam darah tidak dapat

dimanfaatkan dan dapat meningkatkan leptin dan menyebabkan

peningkatan kadar gula darah (D’Adamo, 2008).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar

gula darah penderita Diabetes Mellitus adalah dengan program olahraga

yang baik, benar, teratur, dan terukur dapat membantu menstabilkan kadar

gula darah, mengurangi kebutuhan insulin dan obat-obatan, serta

memelihara berat badan dengan pencapaian status gizi yang baik

(PERKENI, 2011).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan antara depresi, dukungan keluarga dan status

gizi dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD

Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

4

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian sebagai berikut :

“Apakah ada hubungan antara depresi, dukungan keluarga dan status gizi

dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD

Surakarta ?”

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara depresi, dukungan keluarga

dan status gizi dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus

tipe 2.

b. Tujuan khusus

1. Mendeskripsikan tingkat depresi pada pasien Diabetes Mellitus

tipe 2 di Surakarta.

2. Mendeskripsikan dukungan keluarga pada pasien Diabetes

Mellitus tipe 2 di Surakarta.

3. Mendeskripsikan status gizi pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2

di Surakarta.

4. Mendeskripsikan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus

tipe 2 di Surakarta.

5. Menganalisis hubungan antara depresi dengan kadar gula darah

pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Surakarta.

6. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan kadar

gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Surakarta.

7. Menganalisis hubungan status gizi dengan kadar gula darah pada

pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang

diperoleh selama proses perkuliahan tentang hubungan antara depresi,

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

5

dukungan keluarga dan status gizi dengan kadar gula darah pada pasien

Diabetes Mellitus tipe 2.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan menambah hasil

penelitian dan dapat digunakan sebagai referensi ke penelitian

selanjutnya.

1. Bagi RSUD Surakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

RS dalam upaya memperbaiki depresi, dukungan keluarga dan

status gizi pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

kepada masyarakat akan pentingnya pengaruh depresi, dukungan

keluarga dan status gizi dengan kadar gula darah pada pasien

Diabetes Mellitus tipe 2.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan menfasilitasi paneliti dalam mengembangkan

kemampuan meneliti dalam hal depresi, dukungan keluarga dan

status gizi sekaligus mengaplikasikan ilmu yang didapat.

D. Keaslian Penelitian

Tabel 1

keaslian Penelitian

No Keaslian Penelitian

1. Nama Peneliti / tahun Isworo & Saryono/ 2010

Judul Hubungan depresi dan dukungan

keluarga terhadap kadar gula darah

pada Pasien Diabetes Mellitus tipe 2

Desain dan Variabel Peneltian Cross sectional

Variabel bebas : depresi dan dukungan

keluarga

Variabel terikat : kadar gula darah

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

6

No Keaslian Penelitian

Hasil Ada hubungan yang signifikan antara

depresi dan kadar gula darah dan

dukungan keluarga

Persamaan a. Meneliti variabel depresi

b. Meneliti variabel dukungan

keluarga

Perbedaan Penelitian yang akan dilakukan meneliti

variabel status gizi

2. Nama Peneliti / tahun Tamara Ervy, bayhakki dkk/ 2014

Judul Hubungan antara dukungan keluarga

dan kualitas hidup pasien Diabetes

Mellitus tipe 2 di RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau

Desain dan Variabel Penelitian Variabel bebas : Dukungan keluarga

Variabel tertikat : kualitas hidup

Hasil Ada hubungan dukungan keluarga dan

kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus

tipe 2 di RSUD Arifin Achmad Provnsi

Riau

Persamaan Meneliti dukungan keluarga

Perbedaan a. Penelitian yang akan dilakukan

meneliti variabel depresi

b. Penelitian yang akan dilakukan

meneliti variabel status gizi

c. Tidak meneliti kualitas hidup

3. Nama Peneliti / tahun Pratita, Nurina dewi / 2012

Judul Hubungan peran keluarga dengan

pengendalian kadar gula darah pada

pasien Diabetes Mellitus wilayah kerja

Puskesmas paruh Padang

Desain dan Variabel Penelitian Cross Sectional

Variabel bebas : Peran keluarga

Variabel terikat : kadar gula darah

Hasil Hubungan yang bermakna antara

hubungan peran keluarga dengan kadar

gula darah pada pasien Diabetes

Mellitus (p<0,05)

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

7

No Keaslian Penelitian

Persamaan Meneliti variabel peran keluarga

Perbedaan a. Penelitian yang dilakukan Meneliti

variabel depresi

b. Penelitian yang akan dilakukan

meneliti status gizi

4. Nama Peneliti / tahun Mujabi Faiq / 2017

Judul Hubungan kadar gula darah dengan

tingkat depresi dan aktifitas fisik pada

penderita Diabetes Mellitus di

puskesmas Gatak Sukoharjo

Desain dan Variabel Penelitian Cross Sectional

Variabel bebas : Tingkat depresi dan

aktifitas fisik

Variabel terikat : Kadar gula darah

Hasil Ada hubungan antara kadar gula darah

dengan tingkat depresi dan aktifitas fisik

pada penderita Diabetes Mellitus di

Puskesmas Gatak Sukoharjo

Persamaan Meneliti variabel tingkat depresi

Perbedaan a. Penelitian yang akan dilakukan

meneliti variabel dukungan keluarga

b. Penelitian yang akan meneliti

variabel status gizi

c. Tidak meneliti variabel aktifitas

fisik

5. Nama Peneliti / tahun Adnan Miftahul, dkk / 2013

Judul Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)

dengan kadar gula darah penderita DM

(Diabetes Mellitus) tipe 2 rawat jalan di

RS Tugurejo Semarang

Desain dan Variabel penelitian Cross sectional

Variabel bebas : Indeks massa tubuh

(IMT)

Variabel terikat : Kadar gula darah

Hasil Ada Hubungan antara Indeks Massa

Tubuh (IMT) dengan kadar gula darah

penderita Diabetes Mellitus tipe 2

dengan nilai p = 0,000 atau p < 0,05.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

8

No Keaslian Penelitian Persamaan Meneliti status gizi atau indeks massa

tubuh

Perbedaan a. Penelitian yang akan dilakukan

meneliti variabel depresi

b. Penelitian yang akan dilakukan

meneliti variabel dukungan

keluarga

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Diabetes Mellitus Tipe 2

a. Pengertian

Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi

akibat insensivitas sel terhadap insulin atau kadar insulin yang dalam

keadaan menurun atau berada dalam rentang normal. Kadar insulin

tersebut dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka Diabetes

Mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent Diabetes

Mellitus. Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan

metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan

sekresi insulin oleh sel beta pankreas atau ganguan fungsi insulin

(resistensi insulin) American Diabetes Mellitus Association (ADA,

2015).

Komplikasi yang dialami penderita Diabetes Mellitus

bervariasi diantaranya komplikasi fisik, psikologis, sosial dan

ekonomi. Komplikasi fisik yang timbul berupa kerusakan mata,

kerusakan ginjal, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke

bahkan sampai menyebabkan gangren (Barnes, 2009). Komplikasi

psikologis yang muncul diantaranya dapat berupa kecemasan.

Gangguan kecemasan yang muncul bisa disebabkan oleh long life

diseases karena komplikasi yang ditimbulkannya. Kecemasan ini

jika tidak diatasi akan semakin menyulitkan dalam pengelolaan

Diabetes Mellitus (Barnes, 2009).

b. Penyebab Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes Mellitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya

sekresi insulin, namun karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak

mampu merespon insulin secara normal (resistensi insulin).

Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya

9

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

10

aktivitas fisik serta penuaan. Pada penderita Diabetes Mellitus tipe

2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun

tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans secara autoimun

seperti Diabetes Mellitus tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada

penderita Diabetes Mellitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak

absolut (ADA, 2015). Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian

Diabetes Mellitus Tipe 2 diantaranya genetik, umur, riwayat lahir

dengan BBLR, serta faktor yang meningkatkan risiko penyakit

yakni aktivitas fisik atau gaya hidup, pola makan, hipertensi,

dislipidemia, diet tidak sehat dan stress ( Azmi, 2008 ).

c. Dampak Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat

mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi secara fisik, yaitu

akut dan kronis. Komplikasi akut, meliputi hipoglikemia,

hiperglikemia, hiperglikemik non-ketotik, sedangkan komplikasi

kronis dibagi menjadi 2, yaitu mikrovaskuler dan makrovaskuler

(Baradero, 2009). Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis,

selain menyebabkan komplikasi secara fisik, juga menimbulkan

dampak psikologis bagi penderitanya. Adapun dampak psikologis

yang timbul adalah kecemasan, frustasi, depresi, ketakutan,

ketegangan, ketergantungan, stres, dan lain-lain (Baradero, 2009).

Jumlah penderita Diabetes Mellitus yang terus meningkat

dan besarnya biaya perawatan pasien Diabetes Mellitus yang

terutama disebabkan oleh karena komplikasinya, maka upaya yang

paling baik adalah melakukan pencegahan. Upaya pencegahan dapat

dilakukan dengan tiga tahap yaitu pencegahan primer, sekunder dan

tersier. Pencegahan primer merupakan semua aktivitas yang

ditujukan untuk mencegah timbulnya hiperglikemia pada populasi

umum. Pencegahan sekunder, yaitu upaya mencegah atau

menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah menderita

Diabetes Mellitus dengan pemberian pengobatan dan tindakan

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

11

deteksi dini penyulit. Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk

mencegah komplikasi atau kecacatan melalui penyuluhan dan

pendidikan kesehatan (Suyono, 2010).

2. Depresi

a. Pengertian Depresi

Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu

perasaan tidak ada harapan lagi. Individu yang mengalami depresi

pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial

yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah

marah, tersinggung, hilang semangat, hilangnya rasa percaya diri,

hilang konsentrasi, dan menurunnya daya tahan tubuh (Lubis, 2009).

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang

ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan

berkelanjutan, sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak

mengalami gangguan dalam menilai realitas (Really Testing

Ability/RTA, masih baik), kepribadian tetap utuh (tidak mengalami

keretakan kepribadian splitting of personality) perilaku dapat

terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari, 2008).

b. Faktor Penyebab Depresi

Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi

dapat dibagi atas faktor biologi, genetik dan psikososial.

Biogenik amin, norepinefrin, dan serotonin merupakan dua

neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan

mood. Norepinefrin berkaitan dengan menurunnya regulasi reseptor

B-adrenergik dan respon antidepresan sehingga secara klinis

mengindikasikan adanya peran sistem noradrenergik dalam depresi.

Faktor genetik adalah faktor yang signifikan dalam perkembangan

gangguan mood. Faktor psikososial yaitu peristiwa atau kejadian

dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului

episode gangguan mood. Stres atau ketegangan akan menyebabkan

perubahan fungsional neurotransmiter dan sistem signalling

Page 26: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

12

intraneuronal yang akhirnya menyebabkan seseorang mempunyai

risiko yang tinggi untuk menderita gangguan mood (Harista dan

Lisiswanti, 2015).

Terdapat beberapa faktor risiko depresi diantaranya genetika

(riwayat penyakit depresi pada keluarga), kerentanan psikologis

(pola pikir negatif, kesepian, pengalaman hidup yang menekan),

lingkungan yang menekan dan kejadian dalam hidup (trauma pada

masa kanak-kanak, perceraian, masalah ekonomi, pekerjaan,

kurangnya dukungan sosial, menderita penyakit berat yang lama dan

hidup menderita dalam jangka waktu yang lama), faktor biologis

(depresi pasca melahirkan atau terkena infeksi virus) (Azmi, 2008).

c. Dampak Depresi Terhadap Gula darah

Dampak yang ditimbulkan dari depresi yakni naiknya gula

darah disebabkan meningkatnya glikogenolisis dihati dan

peningkatan glukagon terhambat pengambilan glukosa oleh otot dan

berkurangnya pembentukan insulin pankreas (Azmi, 2008).

Kemunculan depresi pada Diabetes Mellitus dapat

meningkatkan resiko munculnya komplikasi Diabetes Mellitus.

Adanya depresi berkaitan dengan menurunnya kepatuhan pasien

mengikuti restriksi diet, kepatuhan minum obat, dan monitoring gula

darah. Hal tersebut akan menyebabkan Diabetes Mellitus tidak

terkontrol. Komplikasi Diabetes Mellitus tidak terkontrol dapat

menyebabkan depresi yang berkepanjangan pada pasien (Hawari,

2008).

d. Kaitan Depresi dengan Kadar Gula Darah

Depresi merupakan gangguan psikologis yang sering

dikaitkan dengan stresor jangka panjang seperti penyakit kronis,

diantaranya Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus didefinisikan

sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai

dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat

Page 27: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

13

insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh

gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar

pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh

terhadap insulin ( Harista dan Lisiswanti, 2015).

Depresi klinis terjadi pada penderita Diabetes Mellitus.

Pasien Diabetes Mellitus dengan depresi belum mendapatkan

intervensi untuk mengatasi keduanya dengan baik. Kemunculan

depresi pada Diabetes Mellitus dapat meningkatkan risiko

munculnya komplikasi mortalitas pada pasien perempuan.

Perempuan dengan Diabetes Mellitus memiliki kontrol kadar gula

darah, tekanan darah, dan kolesterol darah yang lebih buruk dari

pada penderita Diabetes Mellitus pria. Oleh karena itu, risiko

komplikasi hingga kematian akibat Diabetes Mellitus pada

perempuan lebih tinggi dari pada pria (Harista dan Lisiswanti,

2015).

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa depresi lebih

sering terjadi pada populasi pasien Diabetes Mellitus dibandingkan

dengan populasi umum. Kemunculan depresi pada Diabetes

Mellitus dapat meningkatkan risiko menculnya komplikasi Diabetes

Mellitus. Adanya depresi berkaitan dengan menurunnya kepatuhan

pasien mengikuti restriksi diet, kepatuhan minum obat, dan

monitoring gula darah. Hal tersebut akan menyebabkan Diabetes

Mellitus tidak terkontrol. Komplikasi Diabetes Mellitus Keluarga

tidak terkontrol dapat menyebabkan depresi yang berkepanjangan

pada pasien (Hawari, 2008). Akibat yang ditimbulkan dari co-

morbiditas depresi pada pasien Diabetes Mellitus, screening untuk

depresi perlu untuk dilakukan (Harista dan Lisiswanti, 2015).

Depresi dengan Diabetes Mellitus tipe 2 dapat

mempengaruhi satu sama lain. Diabetes Mellitus adalah suatu

penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula,

atau glukosa dalam aliran darah. Keadaan ini menyebabkan

Page 28: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

14

hiperglikemia, suatu keadaan gula darah yang tingginya sudah

membahayakan. 10 faktor gender juga berperan dalam risiko

terjadinya Diabetes Mellitus. Secara prevalensi, perempuan dan pria

mempunyai peluang yang sama terkena Diabetes Mellitus, akan

tetapi penelitian menunjukkan sebanyak 67,0% perempuan

menderita Diabetes Mellitus sedangkan laki-laki 33,0%. Perempuan

lebih berisiko mengidap Diabetes Mellitus karena secara fisik

perempuan memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh yang

lebih besar. Sindroma siklus bulanan (premenstrual syndrome),

pasca-menopouse yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi

mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga

perempuan berisiko menderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Depresi

pada orang dengan Diabetes Mellitus berkaitan dengan kontrol

glikemik dan metabolik yang lebih buruk, percepatan timbulnya

komplikasi yang lebih cepat, dan risiko morbiditas dua kali lebih

besar dibandingkan dengan penderita Diabetes Mellitus tanpa

depresi (Harista Lisiswanti, 2015).

3. Dukungan Keluarga

a. Pengertian dukungan keluarga

Dukungan keluarga diartikan sebagai bantuan yang

diberikan oleh anggota keluarga yang lain sehingga akan

memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada orang yang

dihadapkan pada situasi stress. Dukungan keluarga adalah sikap,

tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit. Dukungan dibagi menjadi empat dimensi yaitu empathethic

(emosional) dijelaskan sebagai ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian orang-orang yang bersangkutan kepada keluarga yang

mengalami masalah kesehatan, dimensi encouragement (dorongan

semangat) dijelaskan bahwa keluarga bertindak sebagai sebuah

bimbingan umpan balik, membimbing, dan menengahi pemecahan

masalah, dimensi facilitative (instrumental) dijelaskan bahwa

Page 29: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

15

keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,

dan dimensi participative (partisipasi) dijelaskan bahwa keluarga

berfungsi sebagai kolektor dan penyebar informasi tentang dunia

contohnya memberi nasihat, petunjuk-petunjuk dan saran-saran

(Friedman, 2010).

b. Peran dukungan keluarga terhadap pasien Diabetes Mellitus tipe 2

Peran keluarga menggambarkan perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu, peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan

pola perilaku dari keluarga dan kelompok. Peran merupakan

serangkaian tingkah laku yang diharapkan orang lain terhadap

seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat

dipengaruhi keadaan sosial (Leny, 2010).

Peran keluarga terdiri dari peran formal dan peran informal.

Dalam peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait

sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga

membagi peran merata kepada para anggotanya seperti cara

masyarakat membagi peran menurut pentingnya pelaksanaan peran

bagi berfungsinya suatu sistem. Peran dasar yang membentuk posisi

sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai provinder

atau penyedia, pengatur rumah tangga perawat anak baik sehat

maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan

keluarga paternal dan maternal, peran terapeutik (memenuhi

kebutuhan efektif dari pasangan), dan peran sosial (Mubarak

dkk, 2009). Sedangkan dalam peran informal keluarga terdapat

peran merawat keluarga dan peran memotivasi/pendorong keluarga

(Friedman, 2010).

c. Manfaat dukungan keluarga terhadap pasien Diabetes Mellitus tipe

2

Dampak yang ditunjukkan oleh dukungan keluarga adalah

pasien dapat mengontrol kadar gula darah. Beberapa upaya yang

Page 30: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

16

biasa dilakukan untuk mencapai tujuan mengontrol kadar gula darah

adalah dengan kombinasi antara pengaturan diit, olahraga, obat anti

diabetik, penilaian kontrol dan pendidikan. Tidak pernah melakukan

kontrol, maka pemderita tersebut tidak mengetahui keadaan gula

darahnya, sehingga apabila kadar gula meningkat dan melakukan

kebiasaan yang dapat membuat kadar gula darahnya meningkat

maka penderita dapat mengalami komplikasi. Komplikasi Diabetes

Mellitus dapat terjadi setiap hari, setiap jam, bahkan setiap menit

(Nabyl, 2009).

d. Kaitan Dukungan keluarga dengan kadar gula darah

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan biasa berasal dari

orang lain (orang tua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat

dengan subyek dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah

laku tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu merasa

disayangi, diperhatikan dan dicintai ( Ali, 2009). Dukungan

keluarga memiliki 4 dimensi dukungan yaitu dukungan emosional,

dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan

informatif (Friedman, 2010). Dukungan keluarga dapat

mempengaruhi kepuasan seseorang dalam menjalani kehidupan

sehari-hari dimana peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek

perawatan kesehatan keluarga mulai dari strategi-strategi hingga

fase rehabilitasi.

Hasil wawancara penelitian Tamara dkk (2014) yang

dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli

2014 mengenai dukungan keluarga yang disarankan pasien, semua

pasien mengatakan merasakan dukungan dari keluarganya.

Dukungan yang biasa diterima pasien biasanya memberikan

semangat, serta membantu dalam pengobatan. Semua pasien juga

mengatakan memiliki semangat kembali untuk melakukan aktivitas

Page 31: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

17

sehari-hari serta dalam melakukan pengobatan yang harus dijalani

penderita ketika keluarga memberikan perhatian.

4. Status Gizi

a. Pengertian status gizi

Status Gizi merupakan keadaan tubuh yang merupakan hasil

akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam dan

penggunaannya. Salah satu cara untuk memantau status gizi orang

dewasa adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT).

Indeks massa tubuh merupakan indikator yang paling sering

digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan

lebih dan obesitas pada orang dewasa (Susilo & Wulandari, 2011).

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang

yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan

zat-zat gizi didalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Susilo &

Wulandari, 2011).

Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi

dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke

dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai

dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh

dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya

Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh

semua orang (Khairina, 2008). Status gizi rendah (Underweight)

merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang

masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat

terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran

kebutuhan individu. Status gizi lebih (overnutrition) merupakan

keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam

tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan. Hal ini terjadi

karena jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi yang

dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi disimpan

Page 32: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

18

dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi

gemuk (Khairina, 2008).

b. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi menurut Suhardjo (2003)

1) Faktor langsung

a) Konsumsi makanan

Konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh keluarga

bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli,

distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan secara

perorangan. Hal ini tergantung pula pada pendapatan,

agama, adat kebiasaan dan pendidikan masyarakat

bersangkutan.

b) Infeksi

Penyakit infeksi berkaitan dengan status gizi yang

rendah. Hubungan kekurangan gizi dengan penyakit infeksi

antara lain dapat dijelaskan melalui mekanisme pertahanan

tubuh yang mengalami kekurangan zat gizi dengan asupan

energi dan protein yang rendah, maka kemampuan tubuh

untuk membentuk protein yang baru berkurang. Tubuh akan

mudah mendapat serangan infeksi karena pembentukan

kekebalan tubuh seluler yang terganggu.

2) Faktor tidak langsung

a) Kesediaan pangan di tingkat rumah tangga

Hal ini terkait dengan produksi dan distribusi bahan

makanan dalam jumlah yang cukup mulai dari produsen

sampai di tingkat rumah tangga.

b) Daya beli keluarga yang kurang untuk memenuhi kebutuhan

bahan makanan bagi seluruh anggota keluarga

Hal ini terkait dengan masalah pekerjaan atau mata

pencaharian atau penghasilan suatu keluarga. Apabila

penghasilan keluarga tidak cukup dalam jumlah dan kualitas,

maka konsumsi atau asupan gizi tiap anggota keluarga akan

Page 33: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

19

berkurang yang pada gilirannya akan mempengaruhi

kesehatan dan perkembangan otak mereka.

c) Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi dan

kesehatan

Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh

keluarga dan daya beli memadai, tetapi karena kekurangan

pengetahuan ini bisa menyebabkan keluarga tidak

menyediakan makanan beraneka ragam setiap hari

keluarganya. Pada gilirannya asupan gizi tidak sesuai

kebutuhan.

c. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi merupakan sebuah proses

pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi. Oleh karena itu,

penilaian status gizi juga dapat didefinisikan sebagai interpretasi

informasi yang diperoleh dari penilaian asupan makan, biokimia,

antropometri dan studi klinik (Fahmida dkk, 2007).

1) Penilaian Langsung

a) Antropometri

Antropometri merupakan salah satu cara penilaian

status gizi yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang

disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada

umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi

tubuh seseorang (Supariasa, 2012).

Pengukuran status gizi untuk dewasa dapat dilakukan

dengan indeks antropometri dan menggunakan indeks massa

tubuh (IMT). Cara menemukan IMT dengan terlebih dahulu

menentukan IMT dewasa dengan rumus IMT setelah nilai IMT

diperoleh, dibandingkan dengan nilai IMT hasil perhitungan

pada diagram IMT sesuai dengan jenis kelamin dan usia

dewasa, penentuan kriteria dewasa disesuaikan dengan

Page 34: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

20

ketentuan kategori status gizi. Rumus dan kategori yang

digunakan adalah :

Rumus IMT

Tabel 2. Klasifikasi IMT untuk populasi Asia Pasifik

Kategori IMT (kg/m²)

Underweight <18,5

Normal 18,5 – 22,9

Overweight 23,0 – 24,9

Obesitas Tingkat 1 25,0 – 29,9

Obesitas tingkat 2 ≥30,0

b) Klinis

Pemeriksaan klinis terhadap pasien dimulai dari

menggali riwayat medis diikuti dengan pemeriksaan fisik

untuk mendeteksi dan mencatat gejala atau keluhan pasien dan

tanda fisik dari hasil pengamatan terkait dengan masalah gizi.

Masalah gizi yang dimaksud tidak hanya akibat kurang gizi

(undernutrition) dan gizi lebih (overundernutrition), tetapi

juga defisiensi (specific deficiency) serta ketidakseimbangan

(imbalance) zat gizi (Herlianty, 2011).

c) Biokimia

Penilaian status gizi metode biokimia ialah

pemeriksaan specimen seperti darah, urine, rambut, dan lain-

lain yang diuji menggunakan alat khusus, yang umumnya

dilakukan di laboratorium. Metode ini biasanya digunakan

sebagai peringatan dini terhadap kemungkinan munculnya

keadaan kekurangan atau kelebihan gizi yang lebih parah.

Tujuan penelitian biokimia ialah untuk mengetahui status gizi

seseorang dengan melakukan pemeriksaan status biokimia

pada jaringan atau cairan tubuh serta tes fungsional (Manjilala,

2016).

Page 35: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

21

d) Biofisik

Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan

melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan

dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa,

2012).

2) Penilaian Tidak Langsung

a) Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan merupakan salah satu

penilaian status gizi dengan melihat jumlah dan jenis

makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga.

Data yang didapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif.

Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan

yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui

frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga dalam

memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati,

2004).

b) Statistik Vital

Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian

status gizi melalui data-data mengenai statistik kesehatan

yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian

menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan

kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit

infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti

dan Triyanti, 2007).

c) Faktor Ekologi

Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor

ekologi karena masalah gizi dapat terjadi karena interaksi

beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik,

dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor

ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi

Page 36: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

22

salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan

sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa,

2001).

d. Pengaruh status gizi pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2

Kelebihan status gizi atau disebut juga dengan overweight

kemudian berpengaruh menjadi obesitas adalah pemicu terjadinya

Diabetes Mellitus tipe 2. Obesitas merupakan faktor risiko utama

untuk terjadinya Diabetes Mellitus (Gibney, 2009). Obesitas dapat

membuat sel tidak sensitive terhadap insulin (resisten insulin)

(Kariadi, 2009). Insulin berperan meningkatkan glukosa di banyak

sel dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat,

sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di

dalam darah juga dapat mengalami gangguan (Guyton, 2008).

Diabetes Mellitus dipengaruhi oleh status gizi, status gizi

obesitas menyebabkan resistensi insulin yang dapat berdampak

buruk terhadap jaringan sehingga menimbulkan komplikasi kronis

terutama obesitas sentral karena lipolisis pada obesitas sentral lebih

resisten terhadap efek insulin dibandingkan dengan adiposit

didaerah lain, sedangkan status gizi kurang berperan dalam

mudahnya seseorang terserang infeksi. Status gizi yang yang tidak

baik dan tidak terjaganya pilar pengelolaan Diabetes Mellitus

dengan baik dapat meningkatkan kejadian sindroma metabolik yang

dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. Selain itu, Diabetes

Mellitus merupakan penyakit yang terkait gen sehingga pemantauan

status gizi juga penting dilakukan pada keturunan pasien yang

merupakan kelompok risiko tinggi untuk dapat dilakukan perubahan

pola hidup (Guyton, 2008).

e. Kaitan status gizi dengan kadar gula darah

Obesitas terutama yang bersifat sentral merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit Diabetes Mellitus

tipe 2. Timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh dapat

Page 37: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

23

mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh terhadap kadar

gula darah penderita Diabetes Mellitus (Waspadji, 2009). Salah satu

upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah

penderita Diabetes Mellitus adalah dengan pencapaian status gizi

yang baik. Antropometri merupakan salah satu cara penentuan status

gizi.

Hasil penelitian Trisnawati dkk (2013) menunjukkan bahwa

terdapat dua variabel yang terbukti meningkatkan kejadian Diabetes

Mellitus tipe 2 yaitu obesitas berdasarkan lingkar pinggamg dan

umur, sedangkan variabel lain seperti hipertensi, aktivitas fisik,

merokok dan obesitas berdasarkan IMT tidak terbukti dapat

meningkatkan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2. Berdasarkan hasil

penelitian variabel umur ≥50 dapat meningkatkan kejadian Diabetes

Mellitus tipe 2 karena penuaan menyebabkan menurunnya

sensitivitas insulin dan fungsi tubuh untuk metabolisme glukosa.

Hal tersebut didukung hasil penelitian yang serupa oleh Suantika di

Bali (2014) didapatkan bahwa prevalensi Diabetes Mellitus pada

kelompok yang lebih muda. Variabel obesitas berdasarkan lingkar

pinggang dapat meningkatkan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2.

Hasil penelitian yang sama dikemukakan oleh Suantika

tahun 2014 diperoleh hasil prevalensi obesitas berdasarkan lingkar

pinggang sebesar 35%, pada laki-laki dengan lingkar pinggang ≥90

cm sebesar 27,5% dan perempuan dengan lingkar pinggang ≥80 cm

sebesar 43,4%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa obesitas sentral

khususnya di perut yang digambarkan oleh lingkar pinggang lebih

sensitive dalam memprediksi gangguan akibat resistensi insulin

pada Diabetes Mellitus tipe 2.

5. Kadar Gula Darah

a. Definisi

Glukosa merupakan karbohidrat yang diserap ke dalam

aliran darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa

Page 38: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

24

di hati. Glukosa adalah bahan bakar utama dalam jaringan tubuh

serta berfungsi untuk menghasilkan energi. Kadar glukosa darah

sangat erat kaitannya dengan penyakit Diabetes Mellitus.

Peningkatan kadar glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dL yang disertai

dengan gejala poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya untuk menentukan

diagnosis Diabetes Mellitus (Kurniawan, 2010).

Kontrol kadar gula darah dilakukan secara teratur

merupakan upaya pencegahan terjadinya komplikasi yang dilakukan

oleh pasien Diabetes Mellitus (Kurniawan, 2010). Standar

pemeriksaan kadar gula darah di pelayanan kesehatan idealnya

dilakukan minimal tiga bulan sekali setelah kunjungan pertama,

yang meliputi pemeriksaan kadar gula darah puasa, kadar gula darah

2 jam setelah makan, dan pemeriksaan HbA1C (Mahendra, 2008).

Tabel 3. Klasifikasi batas normal kadar gula darah

Normal (mg/dl) Tidak Normal (mg/dl)

Gula darah sewaktu

Gula darah puasa

Gula darah 2 jam

sesudah makan

≤200

<100 - 126

<140 – 200

>200

≥126

≥200

Sumber : ADA 2014

b. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah

Ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi kadar gula darah

diantaranya faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat

diubah yaitu sebagai berikut.

1) Faktor yang dapat diubah

a) Pola makan

Pola makan atau diet merupakan determinan penting

yang menentukan obesitas dan resistensi insulin. Konsumsi

makanan tinggi energi dan tinggi lemak, selain aktivitas

rendah, akan mengubah keseimbangan energi dengan

disimpannya energi sebagai lemak simpanan yang jarang

digunakan. Asupan energi yang berlebihan akan

Page 39: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

25

meningkatkan resitensi insulin sekalipun belum terjadi

kenaikan berat badan yang signifikan. Diet tinggi kalori,

tinggi lemak dan rendah karbohidrat berkaitan dengan

Diabetes Mellitus tipe 2. Diet kaya akan energi dan rendah

serat akan meningkatkan kenaikan berat badan dan resistensi

insulin bahkan pada populasi yang berisiko rendah

(Azrimaidaliza, 2011).

b) Obesitas

Kurangnya aktivitas fisik serta tingginya konsumsi

karbohidrat, protein, dan lemak yang merupakan faktor

risiko dari obesitas menyebabkan meningkatnya Asam

Lemak atau Free Fatty Acid (FFA) dalam sel. Peningkatan

FFA ini akan menurunkan translokasi transporter glukosa ke

membran plasma, dan menyebabkan terjadinya resistensi

insulin pada jaringan otot dan adipose (Teixeira Lemos et al,

2011).

Prevalensi Diabetes Mellitus sejalan dengan tingkat

obesitas, semakin tinggi pula prevalensi Diabetes Mellitus.

Setiap peningkatan 1 kg berat badan dapat meningkatkan

risiko terjadinya Diabetes Mellitus sebesar 4,5% (Sujaya,

2009).

c) Hipertensi

Hipertensi biasanya terjadi bila tekanan darah

mencapai lebih dari 140 mmHg (sistolik) dan 85-90 mmHg

(diastolik). Apabila kondisi hipertensi pada seseorang

dibiarkan tanpa perawatan, maka kondisi ini dapat

mengalami penebalan pembuluh darah arteri yang

menyebabkan diameter pembuluh darah menjadi

menyempit. Hal ini akan menyebabkan proses pengangkutan

glukosa dari dalam darah menjadi terganggu (Zieve, 2012).

Page 40: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

26

d) Pendidikan

Dari hasil Riskesdas (2013) ditemukan bahwa pada

tingkat pendidikan tidak sekolah hingga lulus SMA,

prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan

Diabetes Mellitus terus mengalami peningkatan, sedangkan

khusus untuk pendidikan lulusan perguruan tinggi,

prevalensi TGT dan Diabetes Mellitus meningkat

dibandingkan dengan kelompok pendidikan sebelumnya

(lulusan SMA).

e) Aktivitas Fisik

Hasil penelitian Lies (1998) menemukan bahwa

aktivitas fisik seseorang memiliki hubungan yang signifikan

dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil tersebut

diperkuat oleh penemuan serupa pada penelitian Yuniatum

(2003). Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan jumlah

energi yang dikonsumsi melebihi jumlah energi yang

dikeluarkan, sehingga menimbulkan keseimbangan energi

positif yang disimpan pada jaringan adipose. Hal ini

menyebabkan terjadinya resistensi insulin yang berkembang

menjadi Diabetes Mellitus tipe 2 (WHO, 2003 daam Sujaya,

2009). Oleh karena itu, disarankan bagi anak dari penderita

Diabetes Mellitus tipe 2 untuk mengatur asupan makan

dengan cepat, menghindari overweight, dan melakukan

aktivitas fisik secara teratur untuk mencegah timbulnya

Diabetes Mellitus (Pipicelli dkk, 2009).

f) Pekerjaan

Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), jika

dibandingkan antar kelompok responden yang tidak bekerja

memiliki prevalensi TGT dan Diabetes Mellitus yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok pekerjaan lain.

Prevalensi TGT dan Diabetes Mellitus pada kelompok tidak

Page 41: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

27

bekerja adalah masing-masing 12,6% dan 6,9%. Sementara

itu, prevalensi TGT terendah ada pada kelompok responden

yang dengan pekerjaan petani, nelayan, atau buruh dengan

prevalensi TGT sebesar 6%. Adapun kelompok responden

dengan prevalensi Diabetes Mellitus terendah yaitu ada pada

kelompok siswa sekolah dengan prevalensi Diabetes

Mellitus sebesar 1%.

g) Depresi

Kemunculan depresi pada Diabetes Mellitus dapat

meningkatkan resiko munculnya komplikasi Diabetes

Mellitus. Adanya depresi berkaitan dengan menurunnya

kepatuhan pasien mengikuti restriksi diet, kepatuhan minum

obat, dan monitoring gula darah. Hal tersebut akan

menyebabkan Diabetes Mellitus tidak terkontrol. Komplikasi

Diabetes Mellitus tidak terkontrol dapat menyebabkan

depresi yang berkepanjangan pada pasien (Hawari, 2008).

h) Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah salah satu lingkungan

eksternal yang dibutuhkan. Pendekatan secara individu

dalam penanggulangan Diabetes Mellitus lebih diarahkan

pada pendekatan terhadap keluarga karena keluarga

merupakan pendukung, penyedia pelayanan kesehatan

utama bagi individu yang menderita penyakit kronis seperti

Diabetes Mellitus (Hasbi, 2012).

Keluarga diberikan pendidikan kesehatan bertujuan

untuk peningkatan pemahaman akan tugas keluarga dalam

bidang kesehatan meliputi mengenal permasalahan penyakit

Diabetes Mellitus, mengambil keputusan untuk tindakan

kesehatan yang harus dilakukan terhadap anggota keluarga

yang menderita Diabetes Mellitus, merawat dan

memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin

Page 42: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

28

kesehatan untuk penanganan anggota keluarga dengan

Diabetes Mellitus (Hasbi, 2012).

2) Faktor yang tidak dapat diubah

a) Umur

Penelitian Iswanto (2004) menemukan ada hubungan

yang signifikan antara umur dengan kejadian Diabetes

Mellitus. sementara itu, berdasarkan hasil Riskesdas (2013),

peningkatan kelompok umur ternyata juga diikuti dengan

peningkatan prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)

dan Diabetes Mellitus. Namun pada Diabetes Mellitus,

prevalensi pada umur 75 tahun ke atas kembali menurun jika

dibandingkan dengan kelompok umur sebelumnya.

b) Jenis Kelamin

Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) menunjukkan

bahwa prevalensi TGT dan Diabetes Mellitus menurut

pemeriksaan gula darah pada perempuan lebih tinggi

dibandingkan dengan laiki-laki. Prevalensi TGT pada

perempuan adalah 11,5% dibandingkan dengan 8,7% pada

laki-laki, sedangkan prevalensi Diabetes Mellitus pada

perempuan adalah 6,4% dibandingkan dengan 4,9% pada

laiki-laki.

Variasi proporsi Diabetes Mellitus, khususnya pada

perempuan dapat disebabkan oleh bebarapa hal yaitu

dampak dari diabetes gestasional pada ibu dan bayi, serta

tingginya prevalensi Diabetes Mellitus pada perempuan

yang berusia tua, yang disebabkan oleh usia harapan hidup

perempuan yang lebih tinggi dari pria. Selain itu, perempuan

juga lebih rentan terkena faktor-faktor Diabetes Mellitus

dibandingkan dengan pria (Grant et al, 2009). Faktor-faktor

tersebut diantaranya indeks massa tubuh yang disertai

Page 43: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

29

tekanan darah yang lebih tinggi pada perempuan (Grant et

al, 2009).

c) Ras

Variasi kejadian Diabetes Mellitus menurut suku dan

ras juga dipengaruhi oleh kebiasaan makan dari masing-

masing ras. Penelitian pada masyarakat Bali tahun 2009

menunjukkan bahwa masyarakat yang lebih banyak

mengkonsumsi makanan tradisional dengan kandungan

lemak dan karbohidrat yang tinggi memiliki risiko yang

lebih besar untuk mengalami Diabetes Mellitus (Sudjana,

2009).

d) Faktor Genetik

Penelitian dari Genome-Wide Association

menemukan bahwa terdapat jenis Single Nucleaotide

Polimorphisms (SNPs) yang terkait dengan fungsi sel β

pankreas yang memicu terjadinya Diabetes Mellitus.

Namun, faktor lain seperti obesitas dan rendahnya aktivitas

fisik merupakan faktor yang lebih penting (Praet, 2009).

Penelitian di India Utara juga menemukan gen DOK5

sebagai gen yang menimbulkan kerentanan akan Diabetes

Mellitus dan obesitas (Tabassum dkk, 2010).

Hasil penelitian dari Iswanto (2004) yang

menemukan bahwa adanya riwayat diabetes pada kakek,

nenek, ayah, ibu, paman, bibi, kakak, atau adik berhubungan

signifikan dengan kejadian Diabetes Mellitus.

Penyakit Diabetes Mellitus diturunkan menurut

Hukum Mendel secara resesif autosomal dengan penetrasi

inkomplit. Apabila kedua orang tua merupakan penderita

Diabetes Mellitus, maka semua anaknya juga akan menderita

penyakit tersebut, sedangkan jika salah satu orang tua dan

Page 44: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

30

kakek menderita Diabetes Mellitus, maka 50% dari anak-

anaknya akan terkena Diabetes Mellitus (Iswanto, 2004).

c. Dampak Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah di

dalam darah meningkat. Apabila hiperglikemia tidak segera diatasi

dapat menyebabkan penyakit Diabetes Mellitus dengan ditunjang

pemeriksaan klinis seperti kadar gula darah puasa di atas 126 mg/dL

dan kadar gula darah 2 jam setelah makan di atas 200 mg/dL

(Tandra, 2009).

Penyakit diabetes dapat berkembang menjadi gangguan yang

lebih parah karena dapat menyebabkan bermacam-macam

komplikasi yaitu kerusakan saraf, kerusakan ginjal, kerusakan mata,

penyakit jantung, stroke, impotensi, dan hipertensi (Tandra, 2009).

Page 45: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

31

B. Kerangka Teori

Sumber : Isworo & Saryono/ 2010, Mujabi Faiq / 2016, Adnan Miftahul, dkk / 2013

Faktor yang dapat diubah :

1. Status Gizi

2. Pola makan

3. Hipertensi

4. Status pekerjaan

5. Pendidikan

6. Aktivitas fisik

7. Depresi

8. Dukungan keluarga

Faktor yang tidak dapat

diubah :

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Genetik

4. Suku/Ras

Kadar Gula Darah

Page 46: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

32

C. Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Ha : Ada hubungan depresi dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes

Mellitus tipe 2 di RSUD Surakarta.

Ha : Ada hubungan dukungan keluarga dengan kadar gula darah pada pasien

Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Surakarta.

Ha : Ada hubungan status gizi dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes

Mellitus tipe 2 di RSUD Surakarta.

Depresi

Dukungan Keluarga

Status Gizi

Kadar Gula

Darah

Page 47: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional

analitik dengan pendekatan cross sectional karena variabel depresi, dukungan

keluarga dan status gizi dengan kadar gula darah diukur dalam waktu yang sama.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Surakarta pada bulan Juli 2018

C. Populasi dan sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan

penderita diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Surakarta sebanyak 100 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan penderita

diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi sebagai berikut :

a. Kriteria sampel

1) Kriteria inklusi

a) Penderita diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan

b) Bisa berkomunikasi dengan baik

c) Bersedia menjadi sampel penelitian

d) Usia pasien 35-55 tahun

2) Kriteria Eksklusi

Pasien yang tidak bersedia menjadi sampel

b. Besar sampel

Perhitungan perkiraan jumlah sampel dalam satu populasi dalam

penelitian menggunakan Rumus Lemeshow (1997) ditentukan dengan

rumus sebagai berikut :

33

Page 48: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

34

(Z1² - α/2). P (1-P). N

n =

d2 (N-1) + Z1² - α/2. P (1-P)

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi (100)

Z1² - α/2 = Nilai Z pada batas atas untuk tingkat kepercayaan 95% =

1,96

P = Proporsi prevalensi (50%)

d2 = Presisi yang digunakan 10% (0,1%)

Perhitungan perkiraan besar sampel sebagai berikut :

(Z1² - α/2). P (1-P). N

n =

d2 (N-1) + Z1² - α/2. P (1-P)

(1,962). 0,5 (1-0,5).100

n =

0,12 (100-1)+ 1,962. 0,5 (1-0,5)

3,8416 . 25

n =

0,01 . 99 + 0,9604

96,04

n = = 49 orang

1,9504

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 49 orang

ditambah dengan drop out 10% jadi jumlah keseluruhan sampel ada 54

orang.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

35

c. Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pada

penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu

pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang

sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah depresi, dukungan keluarga dan

status gizi.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar gula darah.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

Pengukuran

Depresi Depresi merupakan suatu

pengalaman yang menyakitkan,

suatu perasaan tidak ada

harapan yang pernah dialami,

diukur dengan menggunakan

kuesioner yang berisi

pertanyaan berhubungan

dengan depresi.

Kuesioner

Back

Depression

Inventory

Skor Rasio

Dukungan

Keluarga

Dukungan keluarga diartikan

sebagai bantuan yang diberikan

kenyamanan fisik dan

psikologis pada orang yang

dihadapkan pada situasi stress,

diukur menggunakan kuesioner

yang berisi pertanyaan seputar

dukungan keluarga.

Kuesioner

dukungan

keluarga

Skor Rasio

Page 50: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

36

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu sebagai berikut :

1. Formulir pengumpulan data

Formulir identitas yang terdiri dari nama, usia, dan jenis kelamin, data

antropometri (berat badan, tinggi badan, IMT) dan kadar gula darah.

2. Informed consent

Formulir yang menyatakan kesediaan untuk menjadi sampel penelitian.

3. Timbangan injak

Digunakan untuk mengukur berat badan dengan ketelitian 0,1 kg dan

kapasitas 150 kg.

4. Mikrotoa

Digunakan untuk mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm dan

kapasitas 200 cm.

5. Alat cek gula darah (GCU)

Digunakan untuk mengecek kadar gula darah

6. Kuesioner Beck Depression Inventory

Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang depresi

pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2.

7. Kuesioner Dukungan Keluarga

Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang

dukungan keluarga pada Diabetes Mellitus tipe 2.

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

Pengukuran

Status Gizi Hasil perhitungan dari berat badan

(kg) dibagi dengan tinggi badan

dalam kuadrat (m2) yang kemudian

disesuaikan dengan kategori IMT

Timbangan

injak dan

mikrotoa

Kg/m2 Rasio

Kadar Gula

Darah

Kadar gula darah sewaktu yang

didapatkan dari hasil pemeriksaan

darah yang diambil dari jumlah

kandungan glukosa dalam plasma

darah

GCU g/dl Rasio

Page 51: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

37

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis dan sumber data

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sampel

meliputi :

1) Data identitas sampel, meliputi : nama, jenis kelamin, dan usia.

2) Data antropometri, meliputi : BB, TB, dan Status gizi

3) Data kuesioner depresi, dukungan keluarga, dan IMT status gizi.

4) Pemeriksaan gula darah dilakukan oleh peneliti

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang

berkaitan dengan sampel seperti data medis dan profil RSUD Surakarta.

2. Cara pengumpulan data

a. Antropometri

Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui berat badan, tinggi

badan dan status gizi.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui depresi dan dukungan

keluarga pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2.

c. Dokumentasi

Pengambilan data secara dokementasi mengenai data berupa catatan

yang diambil dari RSUD Surakarta yaitu populasi pasien Diabetes

Mellitus tipe 2 dan profil RSUD Surakarta.

H. Teknik Analisa Data

1. Teknik Pengolahan data

Penelitian ini diolah menggunakan teknik pengolahan data statistik

yaitu pengolahan data dengan menggunakan analitik statistik dengan program

komputer SPSS statistik 17.0. data yang telah dikumpulkan diolah melalui

beberapa tahap menurut Notoadmodjo (2012), yaitu :

a. Editing

Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil pengumpulan

data, baik isi maupun wujud alat pengumpul data yakni:

Page 52: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

38

1) Mengecek jumlah lembar pertanyaan.

2) Mengecek nama dan kelengkapan identitas sampel penelitian..

3) Mengecek macam isian data.

4) Mengecek formulir kuesioner

b. Coding

Pemberian kode tertentu untuk memudahkan dalam pemasukan

data. Pemberian kode dilakukan pada hasil kuesioner meliputi, depresi dan

dukungan keluarga. Kemudian tiap variabel dikategorikan sesuai dengan

jumlah skor/ nilai masing-masing variabel, sebagai berikut:

1) Nilai Beck Depression Inventor dikategorikan sebagai berikut :

a. Tidak ada depresi = 24 - 44

b. Depresi Ringan = 45 - 64

c. Depresi Sedang = 65 - 84

d. Depresi Berat = 85 - 104

e. Depresi Berat Sekali = 105 - 120

Keterangan Kategori :

Unfavorable Favorable

a. Sangat Sesuai 1 a. Sangat Sesuai 5

b. Sesuai 2 b. Sesuai 4

c. Netral 3 c. Netral 3

d. Tidak Sesuai 4 d. Tidak Sesuai 2

e. Sangat Tidak Sesuai 5 e. Sangat Tidak Sesuai 1

2) Nilai Dukungan Keluarga dikategorikan sebagai berikut :

Rumus :

Jumlah hasil jawaban

X 100%

Skor tertinggi

Keterangan Point :

a. Selalu = 3

b. Kadang- kadang = 2

c. Tidak pernah = 1

Page 53: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

39

Keterangan Kategori :

a. 70 – 100 % = Dukungan sangat baik

b. 50 – 69 % = Dukungan baik

c. 30 – 49% = Dukungan cukup

3) Nilai kategori IMT untuk populasi Asia Pasifik dikategorikan sebagai

berikut:

a. Underweight = < 18,5

b. Normal = 18,5 – 22,9

c. Overweight = 23,0 – 24,9

d. Obesitas tingkat 1 = 25 – 29,9

e. Obesitas tingkat 2 = ≥ 30,0

4) Nilai kategori kadar gula darah menurut ADA 2014 Gula darah

sewaktu.

a. Normal = ≤ 200 mg/dl

b. Tidak normal = > 200 mg/dl

c. Entry Data

Data yang dimasukkan pada proses entry data yaitu data depresi,

dukungan keluarga, status gizi dan kadar gula darah yang telah melalui

proses coding kedalam program SPSS Versi 17. Data-data yang terkumpul

di analisa secara univariat dan bivariat dengan program SPSS versi 17.

d. Tabulating

Menyusun data dengan mengorganisir data sedemikian rupa

sehingga mudah untuk dijumlah, disusun, disajikan dalam bentuk tabel

atau grafik. Data yang disajikan dalam bentuk tabel adalah data depresi,

dukungan keluarga, status gizi dan kadar gula darah.

2. Analisis Data

Analisis data meliputi data statistik menurut Notoatmodjo (2012),

sebagai berikut :

Page 54: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

40

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik

dari setiap variabel. Analisis univariat dalam penelitian ini menghasilkan

distribusi frekuensi variabel dependen kadar gula darah serta variabel

independen meliputi depresi, dukungan keluarga dan status gizi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan

untuk melihat hubungan variabel dependen dan variabel independen yaitu

hubungan antara depresi, dukungan keluarga dan status gizi dengan kadar

gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Surakarta.

Penelitian ini menggunakan uji korelasi atau uji hubungan, sebelum

uji hubungan dilakukan uji kenormalan data menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov. Data depresi dan status gizi berdistribusi normal,

sedangkan data dukungan keluarga dengan kadar gula darah berdistribusi

tidak normal, yang selanjutnya akan dilakukan uji Rank Spearman. Uji

tersebut untuk menganalisis:

1. Hubungan depresi dengan kadar gula darah

2. Hubungan dukungan keluarga dengan kadar gula darah

3. Hubungan status gizi dengan kadar gula darah

I. Jalannya Penelitian

Langkah-langkah proses penelitian :

1. Tahap persiapan

a. Menyusun proposal penelitian

b. Melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah populasi

subyek

c. Mengajukan surat izin melakukan penelitian di RSUD Kota Surakarta

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi dengan pihak RSUD Kota Surakarta

b. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada sampel

Page 55: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

41

c. Memberikan lembar informed consent bagi yang bersedia menjadi

sampel

d. Melakukan wawancara mengenai kuesioner depresi dan dukungan

keluarga

e. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan

f. Pemeriksaan kadar gula darah secara langsung

3. Tahap Akhir

a. Melakukan pengolahan data dengan SPSS

b. Menyusun hasil penelitian

J. Etika Penelitan

Etika penelitian berguna sebagai pelindung terhadap tempat dan peneliti

itu sendiri. Penelitian ini dilaksanakan setelah peneliti memperoleh rekomendasi

dari pembimbing dan mendapat izin dari ketua STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta. Selanjutnya peneliti melakukan penelitian dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi sampel penelitian)

Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada sampel, terlebih

dahulu peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Calon sampel yang bersedia untuk diteliti diberi lembar

persetujuan dan harus ditandatangani, sedangkan calon sampel yang tidak

bersedia atau menolak diteliti, peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak-haknya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari sampel, maka peneliti

tidak mencantumkan nama sampel pada lembar pengumpulan data, cukup

memberikan kode yaitu pemberian angka pada masing-masing lembar

tersebut.

3. Confidentialy (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh sampel dijamin oleh

peneliti, bahwa informasi tersebut hanya boleh diketahui oleh peneliti dan

Page 56: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

42

pembimbing serta hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan

atau dilaporkan sebagai hasil penelitian. Selanjutnya lembar pengumpulan

data dimusnahkan oleh peneliti dengan cara dibakar setelah jangka waktu

dua tahun.

K. Jadwal Penelitian

Terlampir

Page 57: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Tempat Penelitian

RSUD Kota Surakarta merupakan fasilitas layanan kesehatan milik

Pemerintah Kota Surakarta. RSUD Kota Surakarta telah terdaftar dari tanggal

30 desember 2014 dengan nomer surat izin 449/0749/B-01/IORS/XII/2014

dari walikota Surakarta dengan sifat tetap dan berlaku selama 5 tahun. RSUD

Kota Surakarta merupakan rumah sakit umum daerah yang terletak di Jl. Lettu

Sumarto, No.1, Kadipiro, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah. Visi RSUD

Kota Surakarta yaitu menjadi rumah sakit pilihan dengan pelayanan yang

bermutu guna mewujudkan masyarakat yang waras. Adapun misi RSUD Kota

Surakarta yaitu meningkatkan sumber daya manusia, meningkatkan sarana dan

prasarana, meningkatkan manajemen rumah sakit dan meningkatkan mutu

pelayanan (Profil RSUD Surakarta, 2017).

RSUD Kota Surakarta memiliki 25 dokter spesialis tetap dan 11 dokter

umum, memiliki 15 klinik rawat jalan yaitu klinik spesialis penyakit dalam,

spesialis bedah, spesialis anak, spesialis kandungan, spesialis mata, spesialis

syaraf, spesialis THT, spesialis kulit, spesialis anestesi, spesialis radiologi,

spesialis bedah urologi, spesialis gizi, spesialis patologi klinik, spesialis

konservasi gigi, spesialis jiwa, 8 jenis bangsal yang terdiri dari bangsal

anggrek, bangsal bougenville, bangsal dahlia, bangsal mawar, perinatologi,

VK, VIP, dan ICU, 4 unit penunjang yaitu fisioteraphy, hemodialisa,

laboratorium, dan radiologi (Profil RSUD Surakarta, 2018).

Jumlah pasien Diabetes Mellitus rawat jalan di RSUD Surakarta tahun

2017 berdasarkan survei pendahuluan pada kisaran umur 35-65 tahun yaitu

Diabetes Mellitus tipe 1 sebanyak 751 orang dan Diabetes Mellitus tipe 2

sebanyak 400 orang (Profil RSUD Surakarta, 2017).

43

Page 58: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

44

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Sampel

a. Usia

Distribusi sampel berdasarkan usia dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Usia (thn) n %

35-45 22 40,74

46-55 32 59,26

Total 54 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 5 distribusi sampel menurut usia diketahui

sebagian besar sampel berusia antara 46-55 tahun sebanyak 32 orang

(59,26%). Rata-rata usia sampel yaitu 49.69±6.48 tahun.

b. Jenis kelamin

Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 26 48,15

Perempuan 28 51,85

Total 54 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 6 distribusi jenis kelamin diketahui bahwa

sebagian besar sampel berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang

(51,85%).

c. Depresi

Kategori distribusi sampel berdasarkan depresi dikelompokkan

menjadi 3 yaitu depresi berat, depresi sedang dan depresi ringan.

Distribusi depresi sampel dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut:

Page 59: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

45

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Depresi

Kategori Depresi n (%) Min Maks x ±SD

Depresi Berat 33 61,11 61 102 85.56±8.41

Depresi Sedang 19 35,19

Depresi Ringan 2 3,7

Total 54 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa sebagian besar sampel

mengalami depresi berat sebanyak 33 orang (61,11%). Rata-rata tingkat

depresi sampel 85.56±8.41 yaitu dalam kategori depresi berat.

d. Dukungan keluarga

Kategori distribusi sampel berdasarkan dukungan keluarga

digolongkan menjadi 3 yaitu dukungan sangat baik, dukungan baik dan

dukungan cukup. Distribusi dukungan keluarga sampel dapat dilihat

pada tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Dukungan Keluarga

Kategori Dukungan

Keluarga

n (%) Min

(%)

Maks

(%) x ±SD(%)

Dukungan sangat baik 52 96,3 56,23 100 86.53±8.31

Dukungan baik 1 1,85

Dukungan cukup 1 1,85

Total 54 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 8 distribusi dukungan keluarga, didapatkan hasil

sebagian besar sampel memiliki dukungan keluarga sangat baik sebanyak

52 orang (96,3%). Rata-rata nilai dukungan keluarga sampel 86.53±8.31%

yang artinya keluarga memberikan dukungan sangat baik kepada sampel.

e. Status gizi

Distribusi status gizi sampel dapat dilihat pada tabel 9 sebagai

berikut:

Page 60: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

46

Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi

Kategori Status Gizi n (%) Min Maks x ±SD

(kg/m2)

Underweight 1 1,85 18,36 31,36 23.57±2.89

Normal 23 42,6

Overweight 15 27,78

Obesitas Tingkat 1 13 24,07

Obesitas Tingkat 2 2 3,7

Total 54 100

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 9 didapatkan hasil sebagian besar sampel

memiliki status gizi dalam kategori normal sebanyak 23 orang (42,6%).

Rata-rata status gizi sampel 23.57±2.89 kg/m2 yaitu dalam kategori

overweight.

f. Kadar Gula Darah

Distribusi sampel berdasarkan kadar gula darah diketahui bahwa

semua sampel memiliki kadar gula darah tidak normal dengan rata-rata

299.48±33.368 mg/dl.

2. Hubungan Depresi dengan Kadar Gula Darah

Hasil analisis statistik depresi dengan kadar gula darah sampel dapat

dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Hubungan Depresi dengan Kadar Gula Darah

Variabel x ±SD rs p*

Depresi 85.56±8.41 0,298 0,029

Kadar Gula Darah

(mg/dl) 299.48±33.368

Sumber:* Rank Spearman

Berdasarkan tabel 10, analisis statistik kedua variabel yaitu depresi

dan kadar gula darah yang diuji menggunakan uji Rank Spearman diperoleh

nilai p= 0,029 yang berarti ada hubungan depresi dengan kadar gula darah

pada pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Surakarta.

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kadar Gula Darah

Hasil analisis statistik dukungan keluarga dengan kadar gula darah

sampel dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

Page 61: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

47

Tabel 11. Hasil Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kadar Gula Darah

Variabel x ±SD rs p*

Dukungan Keluarga 86.53±8.31% 0,001 0,996

Kadar Gula Darah (mg/dl) 299.48±33.368

Sumber:* Rank Spearman

Berdasarkan tabel 11, analisis statistik kedua variabel yaitu

dukungan keluarga dan kadar gula darah yang diuji menggunakan uji Rank

Spearman diperoleh nilai p= 0,996 yang berarti tidak ada hubungan

dukungan keluarga dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus

di RSUD Kota Surakarta.

4. Hubungan Status Gizi dengan Kadar Gula Darah

Hasil analisis statistik status gizi dengan kadar gula darah sampel

dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Hubungan Status Gizi dengan Kadar Gula Darah

Variabel x ±SD rs p*

Status Gizi 23.57±2.89 0,107 0,439

Kadar Gula Darah

(g/dl) 299.48±33.368

Sumber:* Rank Spearman

Berdasarkan tabel 12, analisis statistik kedua variabel yaitu status

gizi dan kadar gula darah yang diuji menggunakan uji Rank Spearman

diperoleh nilai p= 0,439 yang berarti tidak ada hubungan status gizi dengan

kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Surakarta.

C. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Sampel

a. Usia

Sampel pada penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus tipe 2

di RSUD kota Surakarta yang berusia dari 35-55 tahun yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi. Sebagian besar usia sampel 46-55 (59,26%).

Menurut Nugroho (2008) umur adalah salah satu faktor yang paling

umum yang mempengaruhi seorang individu untuk menyadari Diabetes

Melitus. Risiko meningkat secara signifikan setelah usia 45 tahun dan

Page 62: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

48

meningkat lagi setelah usia 65 tahun. Rata-rata usia sampel yaitu

49.69±6.48 tahun.

Menurut Tjahjadi (2002) menyatakan bahwa pada umumnya

penderita Diabetes mellitus tipe 2 berusia di atas 45 tahun. Risiko

bertambah sejalan dengan pertambahan usia, upayakan memeriksa gula

darah jika usia telah diatas 45 tahun, atau segera jika ada faktor risiko

lain (Arisman, 2011). Komposisi umur pasien diabetes di negara maju

kebanyakan sudah berumur 65 tahun, sedangkan di negara berkembang

sebagian besar pasien diabetes berumur antara 45 sampai 64 tahun

(Suyono, 2011).

Hasil yang sama juga ditemukan pada hasil penelitian Wicaksono

(2011) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menjadi faktor

risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2 adalah usia >45 tahun. Penuaan

yang dialami oleh seseorang berhubungan dengan penurunan toleransi

glukosa yang ada di dalam tubuh. Hal ini disebabkan oleh adanya

penurunan sensitivitas insulin dan gangguan sekresi insulin. Semakin

bertambahnya usia seseorang menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik

yang dilakukan dan dengan terjadinya peningkatan akumulasi lemak

tubuh juga menjadi penyebab diabetes mellitus tipe 2. Kejadian diabetes

tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia (Hupfeld dan Olefsky,

2016).

b. Jenis kelamin

Sampel pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin

perempuan dari pada laki-laki. Sebagian besar sampel Diabetes Mellitus

pada perempuan berjumlah 28 sampel (51,85%). Setelah usia 30 tahun,

perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding pria. Menurut

penelitian yang dilakukan Wahyuni dan Alkaff (2013) perempuan lebih

berisiko mengidap diabetes karena secara fisik perempuan memiliki

peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Sindroma

siklus bulanan (premenstrual syndrome), pasca-menopouse yang

membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat

Page 63: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

49

proses hormonal tersebut sehingga perempuan berisiko menderita

diabetes melitus tipe 2.

Pada penelitian Wardani dan Isfandiari (2014) yang dilakukan di

Puskesmas Jagir Surabaya menunjukkan bahwa responden dengan jenis

kelamin perempuan mengalami gejala komplikasi mikrovaskuler lebih

banyak daripada responden dengan jenis kelamin laki– laki. Hal tersebut

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Avogaro, dkk (2007)

menyebutkan bahwa komplikasi Diabetes Mellitus pada perempuan lebih

tinggi dibandingkan pada laki – laki yang mengalami Diabetes mellitus

tipe 2.

c. Depresi

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai

dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan,

sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam

menilai realitas (Really Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian

tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian splitting of

personality) perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal

(Hawari, 2008).

Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi yaitu

faktor biologi, genetik dan psikososial. Biogenik amin, norepinefrin, dan

serotonin merupakan dua neurotransmiter yang paling berperan dalam

patofisiologi gangguan mood. Norepinefrin berkaitan dengan

menurunnya regulasi reseptor B-adrenergik dan respon antidepresan

sehingga secara klinis mengindikasikan adanya peran sistem

noradrenergik dalam depresi. Faktor genetik adalah faktor yang

signifikan dalam perkembangan gangguan mood. Faktor psikososial

yaitu peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan

sering mendahului episode gangguan mood. Stres atau ketegangan akan

menyebabkan perubahan fungsional neurotransmiter dan sistem

signalling intraneuronal yang akhirnya menyebabkan seseorang

Page 64: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

50

mempunyai risiko yang tinggi untuk menderita gangguan mood (Harista

dan Lisiswanti, 2015).

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel mengalami

depresi berat yaitu sebanyak 33 orang (61,11%). Rata-rata depresi

sampel 85.56±8.41 dengan nilai depresi minimum 61 dan nilai depresi

maksimum 102. Dampak yang ditimbulkan dari depresi yakni naiknya

gula darah disebabkan meningkatnya glikogenolisis di hati dan

peningkatan glukagon terhambat pengambilan glukosa oleh otot dan

berkurangnya pembentukan insulin pankreas (Azmi, 2008).

d. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga diartikan sebagai bantuan yang diberikan

oleh anggota keluarga yang lain sehingga akan memberikan kenyamanan

fisik dan psikologis pada orang yang dihadapkan pada situasi stress.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggota keluarga yang sakit. Dukungan dibagi menjadi empat

dimensi yaitu empathethic (emosional) dijelaskan sebagai ungkapan

empati, kepedulian dan perhatian orang-orang yang bersangkutan kepada

keluarga yang mengalami masalah kesehatan, dimensi encouragement

(dorongan semangat) dijelaskan bahwa keluarga bertindak sebagai

sebuah bimbingan umpan balik, membimbing, dan menengahi

pemecahan masalah, dimensi facilitative (instrumental) dijelaskan

bahwa keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit, dan dimensi participative (partisipasi) dijelaskan bahwa

keluarga berfungsi sebagai kolektor dan penyebar informasi tentang

dunia contohnya memberi nasihat, petunjuk-petunjuk dan saran-saran

(Friedman, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel

mendapatkan dukungan sangat baik sebanyak 52 sampel (96,3%) dari

keluarga dalam merawat Diabetes Mellitus. Rata-rata nilai dukungan

keluarga yaitu 86.53±8.31%.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

51

Dampak yang ditunjukkan oleh dukungan keluarga adalah

pasien dapat mengontrol kadar gula darah. Beberapa upaya yang

biasa dilakukan untuk mencapai tujuan mengontrol kadar gula darah

adalah dengan kombinasi antara pengaturan diit, olahraga, obat anti

diabetik, penilaian kontrol dan pendidikan. Pasien yang tidak pernah

melakukan kontrol, maka pasien tersebut tidak mengetahui keadaan

gula darahnya, sehingga apabila kadar gula meningkat dan

melakukan kebiasaan yang dapat membuat kadar gula darahnya

meningkat maka pasien dapat mengalami komplikasi. Komplikasi

Diabetes Mellitus dapat terjadi setiap hari, setiap jam, bahkan setiap

menit (Nabyl, 2009).

e. Status gizi

Status Gizi merupakan keadaan tubuh yang merupakan hasil

akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam dan

penggunaannya. Salah satu cara untuk memantau status gizi orang

dewasa adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT).

Indeks massa tubuh merupakan indikator yang paling sering

digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan

lebih dan obesitas pada orang dewasa (Susilo & Wulandari, 2011).

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang

yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan

zat-zat gizi didalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Susilo &

Wulandari, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel

memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 23 orang (42,6%). Rata-

rata IMT sampel 23.57±2.89 kg/m2. Diabetes Mellitus dipengaruhi

oleh status gizi, status gizi obesitas menyebabkan resistensi insulin

yang dapat berdampak buruk terhadap jaringan sehingga

menimbulkan komplikasi kronis terutama obesitas sentral karena

lipolisis pada obesitas sentral lebih resisten terhadap efek insulin

Page 66: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

52

dibandingkan dengan adiposit didaerah lain, sedangkan status gizi

kurang berperan dalam mudahnya seseorang terserang infeksi.

Status gizi yang yang tidak baik dan tidak terjaganya pilar

pengelolaan Diabetes Mellitus dengan baik dapat meningkatkan

kejadian sindroma metabolik yang dapat menyebabkan terjadinya

komplikasi. Selain itu, Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang

terkait gen sehingga pemantauan status gizi juga penting dilakukan

pada keturunan pasien yang merupakan kelompok risiko tinggi

untuk dapat dilakukan perubahan pola hidup (Guyton, 2008).

Obesitas terutama yang bersifat sentral merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit Diabetes Mellitus

tipe 2. Timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh dapat

mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh terhadap kadar

gula darah penderita Diabetes Mellitus (Waspadji, 2009). Salah satu

upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah

penderita Diabetes Mellitus adalah dengan pencapaian status gizi

yang baik

f. Kadar gula darah

Glukosa merupakan karbohidrat yang diserap ke dalam

aliran darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa

di hati. Glukosa adalah bahan bakar utama dalam jaringan tubuh

serta berfungsi untuk menghasilkan energi. Kadar glukosa darah

sangat erat kaitannya dengan penyakit Diabetes Mellitus.

Peningkatan kadar glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl yang disertai

dengan gejala poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya merupakan salah

satu untuk mengetahui atau menentukan diagnosis penyakit

Diabetes Mellitus (Kurniawan, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan semua sampel memiliki kadar

gula darah tidak normal sebanyak 54 orang (100%). Nilai rata-rata

kadar gula darah sampel yaitu 299.48±33.368 mg/dl dengan nilai

Page 67: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

53

kadar gula darah minimum 235 mg/dl dan nilai kadar gula darah

maksimum 400 mg/dl. Kontrol kadar gula darah dilakukan secara

teratur merupakan upaya pencegahan terjadinya komplikasi yang

dilakukan oleh pasien Diabetes Mellitus (Kurniawan, 2010). Standar

pemeriksaan kadar gula darah di pelayanan kesehatan idealnya

dilakukan minimal tiga bulan sekali setelah kunjungan pertama,

yang meliputi pemeriksaan kadar gula darah puasa, kadar gula darah

2 jam setelah makan, dan pemeriksaan HbA1C (Mahendra, 2008).

2. Hubungan Depresi dengan Kadar Gula Darah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan depresi

dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD

Kota Surakarta dengan nilai p= 0,029. Nilai rata-rata depresi 85.56±8.41

dan rata-rata kadar gula darah 299.48±33.368 mg/dl dengan nilai rs=

0,298 yang berarti hubungan searah, semakin tinggi nilai depresi maka

semakin tinggi kadar gula darah. Berdasarkan penelitian dengan

wawancara bahwa setiap pasien mengalami keluhan yang hampir sama,

seperti penyesalan atau kekecewaan terhadap penyakit yang diderita yang

disebabkan oleh diri sendiri yaitu kurangnya aktifitas fisik dan kebiasaan

pola makan yang salah. Kurangnya olahraga disebabkan oleh waktu yang

digunakan untuk bekerja dan kurangnya informasi terkait olahraga yang

bisa dilakukan serta kebiasaan pola makan yang selalu banyak

mengkonsumsi asupan karbohidrat berlebih. Sebagian besar pasien juga

mengatakan bahwa faktor ekonomi juga menjadi salah satu masalah untuk

melakukan kontrol yang rutin pada kadar gula darah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Setyani (2012) yang

menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat depresi dengan kadar gula

darah pada diabetes melitus tipe II di RSUD Karanganyar. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikeda et al (2000), pada

penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan antara ansietas,

depresi, self efficacy dan kadar gula darah pada 113 pasien diabetes melitus

tipe II. Pada penelitian Ardiani (2009) dengan judul hubungan antara

Page 68: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

54

tingkat depresi dengan kemandirian dalam Activity Of Daily Living (ADL)

pada pasien Diabetes Melitus di RSUD Pandan Arang Boyolali, dengan

sampel 24 responden.

Dalam keadaan stres, ACTH meningkat, peningkatan ACTH ini

dapat mengaktifkan korteks adrenal untuk mensekresi hormon

glukokortikoid, terutama kortisol (hidrocortison) (Sholeh, 2006). Depresi

dapat menyebabkan peningkatan aktivitas sumbu HPA (Hipotalamus-

Pituitary-Adrenal). Hipersekresi CRH (Corticotropin Releasing Hormon)

merupakan gangguan sumbu HPA yang sangat penting pada depresi.

Terjadinya hipersekresi CRH diduga akibat adanya gangguan pada sistem

umpan balik kortisol atau adanya kelainan sistem monoaminergik dan

neuromodulator yang mengatur CRH. Peningkatan CRH ini akan

berakibat tingginya sintesa dan pengeluaran ACTH oleh hipofisis yang

selanjutnya akan merangsang pengeluaran kortisol dari kelenjar adrenal.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan gangguan depresi mayor pada

penderita Diabetes Mellitus adalah umur >64 tahun, perempuan,

pendidikan minimal SMA, pendapatan rendah, persepsi yang kurang baik

tentang status kesehatan, dan merokok (Tarno, 2004).

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kadar Gula Darah

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan dukungan

keluarga dengan kadar gula darah darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe

2 di RSUD Kota Surakarta dengan nilai p= 0,996. Pada penelitian ini

berdasarkan wawancara dengan keluarga pasien yaitu dukungan yang

dilakukan sudah sangat baik sehingga kontrol rutin kadar gula darah terus

dilakukan. Dukungan keluarga yang diberikan berupa dukungan materi dan

empati tetapi keluarga belum memberikan dukungan berupa informasi dan

dukungan berupa penghargaan seperti memberikan pujian pada pasien

minum obat tepat waktu. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab kadar

gula darah pasien dalam keadaan nilai tetap atau masih dalam keadaan tinggi

sehingga tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kadar gula darah.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

55

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wardani dan

Isfandiari (2014) yaitu tidak ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan gejala komplikasi mikrovaskuler, pada penderita diabetes mellitus.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinto, dkk (2008) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sikap, perilaku, dan

partisipasi keluarga terhadap kadar gula darah penderita DM tipe 2. Pada

penelitian Nailufar (2010) mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan kadar gula darah pada penderita Diabetes

mellitus.

Rata-rata sampel penelitian memiliki dukungan keluarga sudah

sangat baik, hal ini dikarenakan banyaknya dukungan keluarga yang

diberikan kepada sampel yang menderita Diabetes Mellitus tipe 2. Setiap

sampel diberikan dukungan berupa dukungan materi dan dukungan

emosi/empati. Dukungan keluarga yang sangat baik tidak mempengaruhi

kadar gula darah yang terkontrol/pengendalian gula darah yang tidak baik

pada sampel yang menderita Diabetes Mellitus tipe 2 dikarenakan

kurangnya dukungan informasi dan dukungan penghargaan. Pada dukungan

keluarga terdapat beberapa aspek, yaitu dukungan informasi, dukungan

penghargaan, dukungan materi, dan dukungan emosi / empati Wardani dan

Isfandiari (2014).

Peran keluarga menggambarkan perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu, peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga dan kelompok. Peran merupakan serangkaian tingkah

laku yang diharapkan orang lain terhadap seseorang sesuai dengan

kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi keadaan sosial (Leny,

2010).

Page 70: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

56

4. Hubungan Status Gizi dengan Kadar Gula Darah

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan status gizi dengan

kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Kota

Surakarta dengan nilai p= 0,439. Sebagian besar sampel memberikan

pernyataan pada saat wawancara bahwa sampel lebih banyak

mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat lebih dan jarang melakukan

aktifitas fisik walaupun keadaan status gizi sampel sebagian besar masih

tergolong normal. Asupan karbohidrat yang berlebih dapat menyebabkan

tingginya kadar gula darah sehingga sampel harus memperhatikan pola

makan yang baik dan melakukan aktifitas fisik seperti olahraga yang

disukai. Hal tersebut menyatakan tidak ada hubungan status gizi dengan

kadar gula darah dikarenakan asupan makan dan aktifitas fisik dapat

mempengaruhi langsung kadar gula darah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nurgajayanti (2017)

tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kadar glukosa

darah dengan nilai p=0,394. Risiko kadar glukosa darah tidak terkontrol

pada orang yang memiliki status gizi lebih 2 kali lebih besar dibandingkan

pada orang yang memiliki status gizi baik. Penelitian yang dilakukan oleh

Dalawa, dkk (2013) dengan hasil analisis diperoleh sebagian besar

responden dengan status gizi lebih yang memiliki kadar gula darah normal.

Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang dengan status gizi lebih tidak

selalu memiliki kadar gula darah tinggi .

Menurut Sustriani (2004) dalam Witasari, dkk (2009) mengatakan

bahwa tingkat gula darah tergantung pada kegiatan hormon yang

dikeluarkan oleh kelenjar adrenal yaitu adrenalin dan kortikosteroid.

Adrenalin akan memacu kenaikan kebutuhan gula darah, dan kortikosteroid

akan menurunkannya kembali. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Theresia (2012) tentang hubungan

overweight dengan peningkatan kadar gula darah puasa yang mengatakan

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara overweight dengan

peningkatan kadar gula darah dengan nilai p>0,05 (0,99).

Page 71: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

57

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti belum

mengendalikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kadar gula darah

seperti asupan makan dan aktifitas fisik.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sebagian besar sampel (61,11%) mengalami depresi dalam kategori berat

dengan nilai rata-rata 85.56±8.41.

2. Sebagian besar sampel (96,3%) mendapat dukungan keluarga sangat baik

dengan rata-rata 86,53±8,31%.

3. Sebagian besar sampel (42,6%) memiliki status gizi normal dengan nilai

IMT rata-rata 23,57±2,89 kg/m2.

4. Semua sampel (100%) memiliki kadar gula darah tidak normal dengan nilai

rata-rata 299,48±33,368 mg/dl.

5. Ada hubungan depresi dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes

Mellitus tipe 2 di RSUD Kota Surakarta (p= 0,029).

6. Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kadar gula darah pada

pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Kota Surakarta (p= 0,996).

7. Tidak ada hubungan status gizi dengan kadar gula darah pada pasien

Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Kota Surakarta (p=0,439)

B. Saran

1. Bagi RSUD Kota Surakarta

Merujuk setiap pasien dari jawat jalan ke Poli Gizi untuk

mendapatkan konseling gizi dalam upaya meningkatkan pengetahuan

tentang gizi dan diet pasien.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan menambah atau menganalisis

variabel lain yang mempengaruhi kadar gula darah meliputi asupan makan

dan aktifitas fisik untuk mengetahui hubungan dengan kadar gula darah.

58

Page 73: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

59

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

American Diabetes Association. 2015. Standards of medical care in diabetes.

American Diabetes Care, 3(1), 1-93

Azmi. Anna A,. Perumal, Kamala A. 2008. Tax Fairnes Dimensions In An Asian

Context: Malaysian perpective. International Review of Business Research

paper Vol. 4 No.5.

Azrimaidaliza. 2011. Hiperlipidemia dengan Risiko Antrerosklerosis dan

Hipertensi.

Balitbang Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS. Jakarta:

Balitbang Kemenkes RI.

Baradero, dkk. 2009. Prinsip & Praktik Keperawatan Perioperatif. Jakarta: EGC.

Barnes P.J. & Adcock I.M. 2009. Glucocorticoid resistance in inflammatory

diseases. Lancet, 373(9678),1905-1917.

Bustan. 2010. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

D’Adamo, Peter J. 2008. Diet Sehat Diabetes Sesuai Golongan Darah. Yogyakarta:

Dekapratasa.

D. Pratita, Nurina. 2012. Hubungan Dukungan Pasangan dan Health Locus Of

Control Dengan Kepatuhan Dalam Menjalani Proses pengobatan Pada

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Surabaya. Vol. 1, No 5.

Deuschle, Michael. 2013. Effects of antidepressants on glucose metabolism and

diabetes mellitus ty pe 2 in adults. Central Institute of Menta Health,

Unversity of Hedelberg, Medil Faculty Mannheim, Germany.

Eom, Young Sil. et al. 2011. Evaluation of Stress in Korean Clientss with Diabetes

Mellitus Using the Problem Areas in Diabetes-Korea Questionnaire.

Diabetes & Metabolisme, Volume 35, pp. 182-187.

Fahmida, U and Dillon, D. H. 2007. Nutritional Assesment. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

60

Friedman, Marilyn M. 2010. Buku ajar Keperawatan Keluarga. Riset, Teori dan

Prakek. Jakarta : EGC

Gibney, M.J., et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Grant, J. F, Hicks N, Taylor A. W, Chittleborough C. R, Philips P. J. 2009. Gender-

Specific Epidemiology of Diabetes: a Representative Cross-Sectional

Study. International Journal for Equity in Health. Vol. 8 No.6

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.

Jakarta: EGC

Harista, R.A., & Lisiswanti, R. 2015. Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus

Tipe 2. Jurnal Ilmiah. 4 (9).

Hartriyanti & Triyanti. 2007. Penilaian Status Gizi: Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKM UI.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Hasbi, M. 2012. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penderita

Diabetes Mellitus dalam Melakukan Olahraga di Wilayah Kerja Puskesmas

Praya Lombok Tengah. Karya Tulis Ilmiah Strata dua. Fakultas Ilmu

Keperawatan. Universitas Indonesia.

Hawari, Dadang. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Herlianti, Y. 2011. Model Supervisi Pendidikan Sains Berbasis Pedagogical

Content Knoeledge. Bogor: Tabloid Aksara Edisi 42-45.

Hupfeld, C. J & Olefsky, J. M. 2016. Chapter 40 – type 2 Diabetes Mellitus:

Etiology, Phatogenesis, and Natural History A2 (Seventh Edition).

Philadelphia: WB. Saunders.

IDF. (2015). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition Update, International Diabetes

federation 2014.

Isworo A, Saryono. 2010. Hubungan Depresi Dan Dukungan Keluarga Terhadap

Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.The Soedirman

Journal of Nursing. 5: 37-44.

Kariadi,Sri Hastuti. 2009. Diabetes: Panduan Lengkap Untuk Diabetisi. Jakarta:

Mizan Media Utama.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

61

Kementerian Kesehatan. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar,

(RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007. Depkes, Jakarta.

Khairina, D. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi

Berdasarkan IMT pada Pembantu Rumah Tangga (PRT) Wanita di

Perumahan Duta Indah Bekasi. Depok: Universitas Indonesia.

Lemeshow,s,et al. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan (Terjemahan).

Yogyakarta: Gajah Mada universitas Press.

Lubis, Namora Lumongga. 2009. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Mahendra, Krisnatuti D, Tobing A, Boy. 2008. Care Your Self Diabetes Mellitus.

Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Manjilala. 2016. Penilaian Status Gizi Secara Biokimia. Jakarta: EGC.

Miftahul, Adnan dkk. 2013. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar

Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS

Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang.

Volume 2, Nomor 1.

Mubarak dan Chayatin. 2009. Teori Dan Aplikasi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Pendidikan Kesehatan, Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan, edisi 1

hal 72. Jakarta: Salemba.

Mujabi, Faiq dan Wachidah Yuniartika. 2017. Hubungan Kadar Gula Darah

Dengan Tingkat Depresi dan Aktifitas Fisik Pada Penderita Diabetes

Mellitus Di Puskesmas Gatak Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Nabyl. 2009. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Mellitus.

Yogyakarta: Aula Publisher.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter, Perry. 2010. Fundamental Of Nursing : Consep, Proses and Practice. Edisi

7. Vol.3. Jakarta : EGC

Purwaningsih, Wahyu dan Ina Karli. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa.Cetakan

II.Yogyakarta : Nuha Medika.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

62

Rinto, Nidya A; Sunarto; Fidiniangsih, Ika. 2008. Hubungan Antara Sikap, Perilaku

dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Pedoman Pewawancara Petugas

Pengumpul Data. Jakarta: Badan Balitbangkes, Depkes RI.

Setyani, Tutut. 2012. Hubungan Tingkat Depresi Dengan Kadar Gula Darah Pada

Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sholeh M., 2006. Terapi Salat Tahajud. Jakarta : PT Mizan Publika

Suantika, P. I. R. 2014. Hubungan self care diabetes dengan kualitas hidup pasien

DM tipe 2 di poliklinik interna rumah sakit umum daerah bandung. Skiripsi.

Bali: Universitas Udayana.

Sudjana. 2009. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sunjaya, l. 2009. Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali Sebagai Faktor Risiko

Diabetes Mellitus Tipe 2 di Tabanan. Jurnal Skala Husada. Volume 6

No.1 2009:75-81.

Supariasa. 2012. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.

Susilo. Y, Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Diabetes Mellitus Ed 1.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Tamara, E., Nauli, F.N., Bayhakki. 2014. Hubungan antara dukungan Keluarga

dan Kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe II di rsud arifin achmad

provinsi riau. JOM PSIK, 1(2),1-7.

Tandra, Hans. 2009. Osteoporosis Mengenal, Mengatasi, dan Mencegah Tulang

Keropos. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tarno. 2004. Hubungan Antara Cemas, Depresi Dan Kadar Gula Darah Serta

Reduksi Urin Penderita Diabetes Melitus. Skripsi. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Teixeria, L. 2011. Regular Physical Exercise Training Assists in Preventing Type

2 Diabetes Development: Focus on Its Antioxidant and Anti-

Page 77: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

63

inflammatory Properties. Biomed Central Cardiovascular Diabetology.

10 (2):1-15

Trinawati, S, K & Setyo,S. 2013. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe

II Di Puskesmas Kecamatan Cengkreng Jakarta Barat Tahun 2012,

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1):1-7.

Wahyuni, Sri dan Alkaff. 2013. Diabetes Mellitus Pada Perempuan Usia

Reproduksi di Indonesia. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol. 3 No 46 – 51

Wardani dan Isfandiari. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga Dan Pengendalian

Kadar Gula Darah Dengan Gejala Komplikasi Mikrovaskule. Jurnal Berkal

Epidemiologi.Vol 2 No 1 hal 1-12.

Wardlaw, G.M. 2007. Perspective in Nutrition. 7th ed. Mc Graw-Hill, New

York.USA

Waspadji, S. 2009. Diabetes Mellitus: Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang

Rasional Dalam : Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu Edisi 2.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

WICAKSONO, R. P. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Diabetes Melitus Tipe 2. (Studi Kasus di Poliklinik Penyakit Dalam

Rumah Sakit Dr. Kariadi). Faculty of Medicine

Page 78: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

64

Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

No

.

Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Pembuatan

Proposal

2 Ujian Proposal

3 Revisi proposal

dan pengurusan

perijinan

4 Pengambilan

data dan

penelitian

5 Analisa data

6 Penyusunan

laporan hasil

penelitian

7 Ujian hasil

penelitian

8 Revisi hasil

penelitian dan

pengumpulan

skripsi

Page 79: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

1

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI SAMPEL

Responden yang saya hormati, saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Ainun Mardiah

Nim : 2014030032

Mahasiswa Program Studi S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta, Melakukan Penelitian Tentang :

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN

STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN

DIABETES MELLITUS TIPE 2 SURAKARTA

Oleh karena itu, saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi sampel.

Jawaban akan saya jaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian.

Atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan, saya ucapkan

terimakasih.

Surakarta, Juli 2018

Peneliti

Ainun Mardiah

Page 80: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

2

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SAMPEL PENELITIAN

Saya, Ainun Mardiah akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan

Antara Depresi, Dukungan Keluarga, dan Status Gizi Dengan Kadar Gula

Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Surakarta”.

Penelitian bertujuan mengetahui hubungan depresi, dukungan keluarga, dan

status gizi dengan kadar gula darah..

A. Keikutsertaan dalam penelitian

Sampel bebas memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa

ada paksaan. Apabila sampel sudah memutuskan untuk ikut serta, sampel

juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa dikenakan denda atau

sanksi apapun.

B. Prosedur penelitian

Apabila sampel bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, sampel

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan ini dua rangkap, satu

untuk sampel dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah

1. Wawancara untuk menanyakan identitas sampel dan kuisioner tentang

depresi dan dukungan keluarga.

2. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan.

3. Menghitung IMT dari antropometri guna untuk menentukan status gizi.

4. Melakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu.

C. Kewajiban sampel penelitian

Sampel sebagai penelitian, pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe

2 berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian seperti yang

tertulis diatas.

D. Risiko dan efek samping

Dalam penelitian ini, tidak terdapat risiko dan efek samping.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

3

E. Manfaat

Keuntungan langsung yang sampel dapatkan adalah mendapatkan

hasil kecenderungan depresi dan dukungan keluarga serta sebagai acuan

perbaikan status gizi.

F. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas sampel penelitian

akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan dalam penelitian.

G. Pembiyaan

Semua biaya yang berkaitan dengan penelitian akan ditanggung oleh

peneliti.

H. Informasi tambahan

Sampel diperbolehkan untuk menanyakan semua hal yang belum

jelas sehubungan dengan penelitian ini. Sewaktu-waktu jika membutuhkan

penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi : Ainun Mardiah

(082374582456)

Page 82: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

4

Lampiran 4

FORMULIR PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI SAMPEL

PENELITIAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

No. Telp/HP :

Umur :

Sampel bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang bejudul “Hubungan

Antara Depresi, Dukungan Keluarga dan Status Gizi dengan Kadar Gula

Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Surakarta” yang

dilakukan oleh :

Nama : Ainun Mardiah

NIM : 2014030032

Program Studi : S1 Gizi

Perguruan Tinggi : STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Surakarta, Juli 2018

Responden

(.............................................)

Page 83: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

5

Lampiran 5

FORMULIR PENGUMPULAN DATA

A. Identitas Sampel

1. Nama :

2. Tanggal lahir :

3. Jenis kelamin :

4. Alamat :

B. Data Antropometri

1. Berat badan : Kg

2. Tinggi badan : cm

3. IMT : kg/m2

C. Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Kadar Gula darah Sewaktu : mg/dl

D. Data Pendukung

1. Depresi :

2. Dukungan keluarga :

Page 84: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

6

Lampiran 6

BLUEPRINT SKALA DEPRESI TERHADAP KADAR GULA DARAH

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

Isilah blueprint pernyataan unfavorable dan favorable di bawah ini dengan

tepat menggunakan tanda silang (X) pada pilihan ganda a,b,c,d dan e berikut

ini :

Keterangan :

a. Sangat sesuai : SS

b. Sesuai : S

c. Netral : N

d. Tidak sesuai : TS

e. Sangat tidak sesuai : STS

No Aspek Item-item

favorable Unfavorable

1 Kekecewaan 1. Saya tidak pernah

merasakan kecewa

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

2. Hidup saya sangat

menyenangkan

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3. Saya hidup dengan damai

tanpa kekecewaan

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

1. Saya kecewa karna tidak ada

yang memperdulikan saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

2. Saya tidak pernah

merasakan senang dalam

hidup saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3. Saya tidak pernah

merasakan damai dalam

hidup saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

2 Pekerjaan 1. Saya mempunyai

pekerjaan

a. SS

1. Saya tidak mempunyai

pekerjaan

a. SS

Page 85: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

7

b. S

c. N

d. TS

e. STS

2. Pekerjaan saya membuat

saya senang

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3. Saya mempunyai

pekerjaan yang sangat

banyak

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

2. Pekerjaan saya membuat

banyak pikiran dalam hidup

saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3. Saya tidak mempunyai

pekerjaan yang banyak

sehingga membuat saya

berpikir akan kehidupan

saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3 Sosial Ekonomi 1. Saya mempunyai banyak

uang sehingga saya senang

dengan kehidupan saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

2. Kehidupan saya sederhana

tapi saya senang

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3. Saya di biayai hidup oleh

keluarga saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

1. Saya tidak mempunyai

banyak uang untuk

kehidupan saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

2. Kehidupan yang sederhana

membuat saya kesusahan

untuk pengobatan diri saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3. Saya sangat membebani

keluarga saya untuk

kehidupan saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

4 Kesepian 1. Saya tidak pernah merasa

kesepiandalam hidup saya

a. SS

b. S

1. Saya merasakankesepian

setiap waktu

a. SS

b. S

Page 86: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

8

c. N

d. TS

e. STS

2. Saya merasa banyak orang

di sekeliling saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3. Saya tidak pernah sendiri

jika berada diaman saja

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

c. N

d. TS

e. STS

2. Saya merasa sendiri ketika

waktu tertentu

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

3. Saya selalu merasakan

sendiri dalam hidup saya

a. SS

b. S

c. N

d. TS

e. STS

Page 87: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

9

Lampiran 7

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang sesuai

dengan yang anda alami dan rasakan sejak mempunyai anggota keluarga yang

mengikuti program pengobatan dan perawatan.

No Pengisian Dukungan Keluarga Selalu Jarang Tidak Pernah

1. Apakah anda menerima segala

kondisi yang dihadapi pasien

2. Apakah anda memberitahukan

penjelasan dan melatih cara

menjaga kebersihan diri pasien

3. Apakah anda ikut merasakan

kesulitan seperti kondisi yang

dihadapi oleh pasien

4. Apakah anda menceritakan hasil

perkembangan perawatan dan

pengobatan kepada pasien

5. Apakah anda bertekad untuk

mendampingi pasien sampai

keadaannya lebih baik

6. Apakah anda menjelaskan

bagaimana mengatasi masalah

kepada pasien

7. Apakah anda ikut merasakan

masalah yang dihadapi oleh

pasien sehingga menjadi masalah

yang harus dihadapi bersama

8. Apakah anda memberikan

penjelasan kepada pasien

mengenai pentingnya minum obat

9. Apakah anda membantu pasien

dengan tulus dan ikhlas

10. Apakah anda mendampingi

pasien ketika dilakukan

pemeriksaan dan perawatan oleh

petugas kesehatan

11. Apakah anda menjelaskan kepada

pasien bagaimana minum obat

yang benar

12. Apakah anda merasa turut

bertanggung jawab atas

Page 88: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

10

perawatan pasien, karena pasien

adalah bagian dari anggota

keluarga

13. Apakah anda melatih pasien

melakukan aktivitas sesuai

kemampuan hobi, seperti olahraga

yang disukai pasien

14. Apakah anda memberikan

kepercayaan kepada pasien untuk

beraktivitas diluar rumah dengan

tetap dalam bimbingan

15. Apakah anda memberikan pujian

ketika pasien melakukan hal

positif seperti minum obat tepat

waktu

16. Apakah anda membantu pasien

minum obat dan mengawasi obat

benar-benar diminum

Page 89: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

11

Page 90: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

12

Page 91: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

13

Page 92: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

14

Page 93: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

15

Page 94: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

16

Page 95: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

17

Page 96: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

1

Lampiran

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD SURAKARTA

Jenis

Kelamin

Usia BB TB Nilai

Depresi

Kategori

Depresi

Nilai

Dukungan

Keluarga

Kategori

Dukungan

Keluarga

Nilai

IMT

Kategori

IMT

Nilai

Kadar

Gula

Darah

Kategori

Kadar Gula

Darah

Laki-

Laki

48 55 170 86 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

19.03 Normal 256 Tidak

Normal

Peremp

uan

36 56 152 98 Depresi

Berat

91.70 Dukungan

Sangat Baik

24.23 Overweight 311 Tidak

Normal

Laki-

Laki

55 70 165 90 Depresi

Berat

83.30 Dukungan

Sangat Baik

25.71 Obesitas

Tingkat 1

288 Tidak

Normal

Laki-

Laki

50 50 155 85 Depresi

Berat

85.41 Dukungan

Sangat Baik

20.81 Normal 280 Tidak

Normal

Peremp

uan

55 45 150 76 Depresi

Sedang

72.91 Dukungan

Sangat Baik

20.00 Normal 325 Tidak

Normal

Laki-

Laki

53 65 160 95 Depresi

Berat

89.58 Dukungan

Sangat Baik

25.39 Obesitas

Tingkat 1

325 Tidak

Normal

Peremp

uan

53 60 148 89 Depresi

Berat

91.70 Dukungan

Sangat Baik

27.39 Obesitas

Tingkat 1

321 Tidak

Normal

Peremp

uan

50 55 157 96 Depresi

Berat

83.30 Dukungan

Sangat Baik

22.31 Normal 354 Tidak

Normal

Laki-

Laki

51 64 167 86 Depresi

Berat

93.75 Dukungan

Sangat Baik

22.94 Normal 260 Tidak

Normal

Page 97: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

2

Peremp

uan

38 59 150 88 Depresi

Berat

89.58 Dukungan

Sangat Baik

26.24 Obesitas

Tingkat 1

280 Tidak

Normal

Laki-

Laki

41 73 181 95 Depresi

Berat

81.25 Dukungan

Sangat Baik

22.28 Normal 235 Tidak

Normal

Peremp

uan

49 58 151 93 Depresi

Berat

89.58 Dukungan

Sangat Baik

23.53 Overweight 368 Tidak

Normal

Laki-

Laki

44 72 170 86 Depresi

Berat

89.58 Dukungan

Sangat Baik

24.91 Overweight 285 Tidak

Normal

Peremp

uan

48 50 150 88 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

22.23 Normal 280 Tidak

Normal

Peremp

uan

45 68 158 80 Depresi

Sedang

72.91 Dukungan

Sangat Baik

27.20 Obesitas

Tingkat 1

298 Tidak

Normal

Laki-

Laki

53 63 150 86 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

28.00 Obesitas

Tingkat 1

350 Tidak

Normal

Peremp

uan

46 57 152 90 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

24.67 Overweight 305 Tidak

Normal

Peremp

uan

50 50 148 78 Depresi

Sedang

83.30 Dukungan

Sangat Baik

22.82 Normal 300 Tidak

Normal

Peremp

uan

45 65 157 100 Depresi

Berat

93.75 Dukungan

Sangat Baik

26.37 Obesitas

Tingkat 1

305 Tidak

Normal

Laki-

Laki

43 60 165 86 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

22.09 Normal 307 Tidak

Normal

Peremp

uan

55 55 150 91 Depresi

Berat

75.00 Dukungan

Sangat Baik

23.44 Overweight 296 Tidak

Normal

Peremp

uan

37 60 160 80 Depresi

Sedang

87.50 Dukungan

Sangat Baik

23.44 Overweight 300 Tidak

Normal

Laki-

Laki

40 60 180 102 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

18.51 Normal 268 Tidak

Normal

Page 98: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

3

Laki-

Laki

46 56 172 80 Depresi

Sedang

93.75 Dukungan

Sangat Baik

18.92 Normal 275 Tidak

Normal

Peremp

uan

52 60 150 78 Depresi

Sedang

81.25 Dukungan

Sangat Baik

26.67 Obesitas

Tingkat 1

295 Tidak

Normal

Laki-

Laki

51 63 164 74 Depresi

Sedang

97.91 Dukungan

Sangat Baik

23.42 Overweight 300 Tidak

Normal

Laki-

Laki

50 55 152 89 Depresi

Berat

75.00 Dukungan

Sangat Baik

23.80 Overweight 399 Tidak

Normal

Peremp

uan

55 50 150 83 Depresi

Sedang

83.30 Dukungan

Sangat Baik

22.22 Normal 308 Tidak

Normal

Peremp

uan

53 53 150 91 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

23.55 Overweight 400 Tidak

Normal

Peremp

uan

50 45 150 86 Depresi

Berat

56.23 Dukungan

Baik

20.00 Normal 290 Tidak

Normal

Peremp

uan

46 60 157 75 Depresi

Ringan

95.83 Dukungan

Cukup

24.32 Overweight 263 Tidak

Normal

Laki-

Laki

38 58 150 82 Depresi

Sedang

95.83 Dukungan

Sangat Baik

25.78 Obesitas

Tingkat 1

251 Tidak

Normal

Peremp

uan

51 56 150 75 Depresi

Sedang

100.00 Dukungan

Sangat Baik

24.89 Obesitas

Tingkat 1

298 Tidak

Normal

Laki-

Laki

53 52 149 72 Depresi

Sedang

97.92 Dukungan

Sangat Baik

23.42 Overweight 325 Tidak

Normal

Laki-

Laki

52 78 172 61 Depresi

Ringan

100.00 Dukungan

Sangat Baik

26.36 Obesitas

Tingkat 1

275 Tidak

Normal

Laki-

Laki

45 85 168 101 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

30.11 Obesitas

Tingkat 2

345 Tidak

Normal

Peremp

uan

55 60 170 99 Depresi

Berat

89.58 Dukungan

Sangat Baik

20.76 Normal 300 Tidak

Normal

Page 99: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

4

Laki-

Laki

55 65 157 76 Depresi

Sedang

70.83 Dukungan

Sangat Baik

26.37 Obesitas

Tingkat 1

290 Tidak

Normal

Peremp

uan

36 60 155 73 Depresi

Sedang

87.50 Dukungan

Sangat Baik

24.97 Overweight 300 Tidak

Normal

Laki-

Laki

40 66 177 88 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

21.06 Normal 320 Tidak

Normal

Laki-

Laki

36 58 160 83 Depresi

Sedang

91.70 Dukungan

Sangat Baik

22.65 Normal 305 Tidak

Normal

Laki-

Laki

36 50 165 85 Depresi

Berat

87.50 Dukungan

Sangat Baik

18.36 Underweig

ht

292 Tidak

Normal

Peremp

uan

40 60 160 82 Depresi

Sedang

72.92 Dukungan

Sangat Baik

23.43 Overweight 250 Tidak

Normal

Peremp

uan

45 65 156 85 Depresi

Berat

93.75 Dukungan

Sangat Baik

27.70 Normal 308 Tidak

Normal

Laki-

Laki

35 55 167 86 Depresi

Berat

83.30 Dukungan

Sangat Baik

19.72 Normal 300 Tidak

Normal

Laki-

Laki

42 56 166 92 Depresi

Berat

97.91 Dukungan

Sangat Baik

20.32 Normal 312 Tidak

Normal

Peremp

uan

50 65 169 88 Depresi

Berat

83.30 Dukungan

Sangat Baik

22.76 Normal 315 Tidak

Normal

Peremp

uan

55 45 150 73 Depresi

Sedang

81.25 Dukungan

Sangat Baik

20.00 Normal 258 Tidak

Normal

Peremp

uan

45 55 168 83 Depresi

Sedang

75.00 Dukungan

Sangat Baik

19.48 Normal 300 Tidak

Normal

Laki-

Laki

55 70 169 91 Depresi

Berat

85.41 Dukungan

Sangat Baik

24.51 Overweight 305 Tidak

Normal

Laki-

Laki

50 70 175 99 Depresi

Berat

89.58 Dukungan

Sangat Baik

22.86 Normal 280 Tidak

Normal

Page 100: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

5

Peremp

uan

46 50 145 85 Depresi

Berat

81.25 Dukungan

Sangat Baik

23.78 Overweight 295 Tidak

Normal

Peremp

uan

38 58 150 83 Depresi

Sedang

87.50 Dukungan

Sangat Baik

25.78 Obesitas

Tingkat 1

251 Tidak

Normal

Laki-

Laki

35 50 153 78 Depresi

Sedang

95.83 Dukungan

Sangat Baik

31.36 Obesitas

Tingkat 2

270 Tidak

Normal

Page 101: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

1

OUTPUT SPSS

jenis kelamin sampel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 26 48.1 48.1 48.1

perempuan 28 51.9 51.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

kategori nilai depresi sampel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid depresi berat 33 61.1 61.1 61.1

depresi sedang 19 35.2 35.2 96.3

depresi ringan 2 3.7 3.7 100.0

Total 54 100.0 100.0

kategori nilai dukungan keluarga sampel (persen)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid dukungan cukup 1 1.9 1.9 1.9

dukungan baik 1 1.9 1.9 3.7

dukungan sangat baik 52 96.3 96.3 100.0

Total 54 100.0 100.0

nilai status gizi sampel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid obesitas tingkat 2 2 3.7 3.7 3.7

obesitas tingkat 1 13 24.1 24.1 27.8

overweight 15 27.8 27.8 55.6

normal 23 42.6 42.6 98.1

underweight 1 1.9 1.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 102: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

2

kategori nilai kadar gula darah sampel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak normal 54 100.0 100.0 100.0

Statistics

usia

sampel

berat badan

sampel

tinggi badan

sampel

nilai

depresi

sampel

nilai dukungan

keluarga

sampel

nilai status

gizi sampel

nilaI kadar

gula sampel

N Valid 54 54 54 54 54 54 54

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 46.69 59.24 159.11 85.56 86.5320 23.5717 299.48

Std. Deviation 6.480 8.147 9.494 8.415 8.31469 2.89348 33.368

Minimum 35 45 145 61 56.23 18.36 235

Maximum 55 85 181 102 100.00 31.36 400

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

nilai depresi sampel .085 54 .200* .980 54 .520

nilai dukungan keluarga

sampel .176 54 .000 .926 54 .003

nilai status gizi sampel .064 54 .200* .980 54 .491

nilaI kadar gula sampel .140 54 .010 .931 54 .004

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 103: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

3

Correlations

nilai depresi

sampel

nilaI kadar gula

sampel

Spearman's rho nilai depresi sampel Correlation Coefficient 1.000 .298*

Sig. (2-tailed) . .029

N 54 54

nilaI kadar gula sampel Correlation Coefficient .298* 1.000

Sig. (2-tailed) .029 .

N 54 54

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

nilai dukungan

keluarga

sampel

nilaI kadar

gula sampel

Spearman's rho nilai dukungan keluarga

sampel

Correlation Coefficient 1.000 .001

Sig. (2-tailed) . .996

N 54 54

nilaI kadar gula sampel Correlation Coefficient .001 1.000

Sig. (2-tailed) .996 .

N 54 54

Correlations

nilai status gizi

sampel

nilaI kadar gula

sampel

Spearman's rho nilai status gizi sampel Correlation Coefficient 1.000 .107

Sig. (2-tailed) . .439

N 54 54

nilaI kadar gula sampel Correlation Coefficient .107 1.000

Sig. (2-tailed) .439 .

N 54 54

Page 104: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

4

Page 105: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

5

Page 106: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

6

Page 107: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

7

Page 108: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI ...

8

DOKUMENTASI

Gambar 1. Wawancara terkait pertanyaan

kuesioner

Gambar 2. Pengisian biodata sampel

Gambar 3. Pengecekan Kadar gula

darah pada sampel dengan kelompok

umur 46-55

Gambar 4. Pengecekan kadar gula

darah pada sampel dengan kelompok

umur 35-45