HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN...

35
HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PENDETA GEREJA TORAJA DI TORAJA OLEH ESLIANTI WILANDARI NOMARSA PATMA 80 2012 080 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN PSYCHOLOGICAL

WELL-BEING PADA PENDETA GEREJA TORAJA DI TORAJA

OLEH

ESLIANTI WILANDARI NOMARSA PATMA

80 2012 080

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

1

Page 3: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

2

Page 4: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.
Page 5: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.
Page 6: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.
Page 7: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN

PSYCHOLOGICALWELL-BEING PADA PENDETA GEREJA TORAJA DI

TORAJA

Eslianti Wilandari Nomarsa Patma

Christiana Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara career calling dan

psychological well-being pada Pendeta Gereja Toraja di Toraja. Jumlah partisipan dalam

penelitian ini adalah 150 orang dengan pengambilan data menggunakan tehnik snowball

sampling. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Alat ukur yang

digunakan adalah Calling and Vocation Questionnaire (CVQ) dan Ryff’s Psychological

Well-Being Scale (RPWB). Analisis data menggunakan Pearson Product Moment dengan

SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif signifikan

antara career calling dan psychological well-being dengan hasil r = 0.431 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.000 (p <0,05) yang artinya semakin tinggi career calling maka

semakin tinggi pula psychological well-being. Career calling memberikan sumbangan

terhadap psychological well-being sebesar 18.6% (r2=0.186) di mana 81.4% dipengaruhi

oleh faktor lain. Tingkat kategorisasi career calling berada pada kategori sangat tinggi

(mean 55.89) dan psychological well-being berada pada kategori tinggi (mean 89.98).

Kata kunci: career calling, pendeta gereja toraja, psychological well-being

Page 9: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

ii

Abstract

This study aims to inventigate the relationship between career calling and psychological

well-being in the Priest of Toraja Church in Toraja. The sample in this study was 150

people with decision-compaction using snowball sampling. This research is a quantitative

correlation. Measuring instrument used in this study refers to Calling and Vocation

Questionnaire (CVQ) and Ryff's Psychological Well-Being Scale (RPWB). Data analysis

using Pearson Product Moment with SPSS 16.0 for Windows. The results showed a

significant positive correlation between career calling and psychological well-being with

the result r = 0.431 and significance value of 0.000 (p <0.05), it means the higher of the

career calling then will also higher of psychological well-being. The main result shows

that career calling influence psychological well-being with 18.6%(r2=.0186) of

contribution, which 81.4% are explained by other factors.Categorization level of career

calling is very high (mean 55.89) and psychological well-being in high(mean 89.98).

Keywords: career calling, priest of toraja church, psychological well-being

Page 10: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

1

PENDAHULUAN

Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen, Katolik,

Hindu, Buddha dan Khonghucu (Penetapan Presiden RI Nomor 1 tahun 1965) beserta

dengan lembaga dan sebutan untuk setiap pemimpin (hamba Tuhan). Setiap agama

memiliki sebutan tersendiri bagi pemimpin agamanya. Dalam agama Kristen, menjadi

pemimpin (seorang pendeta) berarti menjadi pelayan. Menurut Dahlenburg (1999) pendeta

adalah seorang hamba yang diutus Tuhan untuk melayani dan bertanggung jawab dengan

apa yang Tuhan percaya untuk menyampaikan Injil kebenaran kepada semua orang. Oleh

sebab itu, seorang Pendeta juga akan menemukan pengalaman hidup dalam menjalankan

tugas pelayanannya yang memengaruhi kehidupan dan kesejahteraannya. Hal ini senada

dengan yang diungkapkan Ryff (dalam Binarti, 2012) menyebutkan bahwa psychological

well-being (PWB) seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup serta pemaknaan

hidup orang tersebut.

Sebagaimana yang diketahui bahwa PWB merupakan istilah yang menggambarkan

kesehatan psikologis seseorang berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif

(Ryff & Keyes, 1995). PWB juga merujuk pada pandangan Rogers mengenai individu

yang berfungsi penuh (fully-functioning person), pandangan Maslow mengenai aktualisasi

diri (self actualization), pandangan Jung tentang individuasi (individuation), konsep

Allport tentang kematangan konsep Erikson dalam menggambarkan individu yang

mencapai integrasi dibanding putus asa, konsep Neugarten tentang kepuasan hidup, serta

konsep Johada tentang kriteria positif pada individu yang bermental sehat (Ryff, 1989).

Dengan demikian, PWB seseorang dapat ditemukan dan dipengaruhi oleh banyaknya hal

dalam kehidupannya.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

2

Dalam kehidupan kependetaan seorang Pendeta, yang juga berlaku dalam

kependetaan Pendeta Gereja Toraja tentunya akan menemukan sejauh mana ia merasa

nyaman, damai dan juga bahagia berdasarkan apa yang diperoleh dari pengalaman hidup di

berbagai tempat tugasnya di mana salah satu wilayah yang menjadi tempat Pengabaran

Injil adalah Toraja yang terletak dibagian Utara Sulawesi Selatan, dengan mayoritas

beragama Kristen dan terdiri dari 2 kabupaten yaitu Tana Toraja (Makale) dan Toraja

Utara (Rantepao) yang mana kekristenan di Toraja pertama kali diperkenalkan oleh

seorang Zendeling (Pekabar Injil) dari Nederlandse Hervormde Kerk (NKH)

bernamaAntonie Arisvan deLoosdrecht (id.wikipedia.org).

Semakin berkembangnya zaman, membuat individu semakin mencari cara untuk

memperoleh kebahagiaan karena kebahagiaan menurut Badburn (dalam Ryff, 1989)

merupakan hasil dari kesejahteraan psikologis dan merupakan tujuan tertinggi yang ingin

dicapai oleh setiap manusia. Perolehan kebahagiaan ini didapatkan dari hal positif dan hal

negatif yang akan menentukan arah dan tujuan hidup individu tersebut. Selalu ada usaha

yang harus dilakukan untuk memperoleh tujuan hidup yang artinya semakin dekat dengan

tujuan hidup, semakin dekat pula kebahagiaan yang diperoleh seperti saat bekerja sebagai

seorang Pendeta. Dalam memaknai tugas panggilan, tentu akan berbeda setiap individu.

Hasil wawancara dengan Pendeta Gereja Toraja yang berdomisili di Toraja pada bulan

November dan Desember 2015 mengungkapkan bahwa menjadi seorang pendeta

merupakan suatu tanggung jawab hidup dan panggilan pelayanan menjadi alasan untuk

mengemban tanggung jawab tersebut. Di samping itu, menjadi seorang pendeta

memberikan kebahagiaan, menemukan makna dan arah kehidupan berdasarkan

pengalaman pribadi dan untuk menyusun tujuan hidupnya sebagai bentuk pelayanan.

Senada dengan yang diungkapkan Ryff (dalam Rahayu, 2008) bahwa pengalaman hidup

Page 12: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

3

tertentu dapat memengaruhi kondisi PWB seorang individu yang mencakup berbagai

bidang kehidupan dalam berbagai periode kehidupan.

PWB seorang Pendeta dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti tuntutan kerja,

lingkungan, dukungan sosial dan religiusitas. Selain itu, agama juga turut mengambil peran

dalam penentuan PWB seseorang (Pinquart & Sorenson, 2000). Selain itu, penelitian yang

dilakukan Puspita (2012) menunjukkan bahwa dukungan sosial dan pemaknaan pekerjaan

sebagai sebuah panggilan pada perawat berkorelasi positif dengan semangat kerja dan

dedikasi serta banyaknya waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan tanpa merasa terbebani.

Hal ini menunjukkan bahwa salah satu faktor yang dapat memengaruhi PWB seseorang

adalah karena panggilan (calling) dalam pekerjaan.

Selama reformasi Protestan pada abad 16 dan 17, persepsi mengenai calling

diperluas dan banyak pemimpin agama seperti Martin Luther dan John Calvin berpendapat

bahwa setiap pekerjaan memiliki signifikansi dengan spiritualitas (Wells, 2012). Hunter et

al. (2010) mendefinisikan calling sebagai (1) suatu panggilan dari Tuhan untuk mengejar

jenis pekerjaan tertentu, (2) bekerja yang dimotivasi oleh pencarian pemenuhan dan

keinginan untuk memengaruhi masyarakat dan (3) adanya gairah, bakat, arah dari Tuhan di

dalam hati seseorang (dalam Wells, 2012). Selain itu, Bandura, Elangovan et al. (dalam

Praskova, A., Creed, P.A., & Hood, M., 2015) mengemukakan bahwa career calling

melibatkan pengembangan dan pencapaian berdasarkan nilai pribadi, berorientasi pada

pada tujuan dan tindakan, adanya motivasi diri dan proses adaptif yang diperlukan dalam

pencapaian tersebut. Senada dengan hal ini, ditemukan bahwa sebagai seorang Pendeta

perlu pengembangan dan pencapaian yang dilakukan dalam menjalani pekerjaan tersebut.

Konsep career calling memiliki sejarah yang panjang dalam konteks budaya Barat.

Menurut Colozzi dan Colozzi (dalam Praskova A., et al, 2015), career calling dikonsepkan

Page 13: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

4

sebagai permintaan pribadi dari Tuhan bagi seseorang untuk memenuhi tugas atau peran

tertentu. Kemudian Hall dan Chandler, Weis, et al. dikembangkan lagi dengan

menambahkan penekanan pada pencarian secara aktif untuk pengembangan diri dan

pekerjaan (dalam Praskova A., et al, 2015). Di zaman modern ini, career calling diartikan

sebagai sebuah peluang untuk menciptakan pekerjaan sosial yang berguna untuk semua

lingkungan sosialnya (Wrzesniewski, 2010).

Jabatan kependetaan bukanlah jabatan pribadi yang dimiliki pendeta melainkan

suatu jabatan yang dipercayakan kepadanya oleh Tuhan (Deta, 2011). Jabatan kependetaan

akan membawa dirinya hidup dengan standar tingkah laku yang diharapkan masyarakat

(Ananda, 2009) karena setiap individu memiliki cara dan alasan dalam menentukan

pekerjaan mereka diantaranya karena pelayanan, panggilan, bahkan tuntutan orang

terdekat. Sebagai hamba Tuhan, jabatan yang dimiliki Pendeta adalah panggilan dalam

hidupnya yang didapat dari berbagai kejadian dan rutinitas yang dijalani karena tuntutan

pekerjaan misalnya pelayanaan di berbagai daerah kerja dikarenakan mutasi/perpindahan

tempat tugas dengan kondisi daerah yang ditempati juga tidak selalu sama, pertukaran

mimbar, pengalaman saat akan bertemu dengan orang-orang dalam Jemaat, pergumulan

dalam Jemaat dan juga dalam keluarga.

Rassieur (dalam Ananda, 2009), menemukan bahwa Pendeta memilik beban yang

sangat besar dalam melayani Jemaat dan lebih dari 3.500 Pendeta yang ditelitinya

menyatakan bahwa Pendeta mengalami stres yang menimbulkan tekanan dan pertentangan

antara realita yang terjadi dalam pelayanan dengan idealisme mereka ketika masuk dalam

profesi tersebut. Sionhanjaya (2013) mengungkapkan bahwa dalam perjalanan tugas dan

tanggung jawab sebagai seorang hamba Tuhan, ada berbagai tantangan dan tekanan yang

dialami oleh seorang hamba Tuhan. Selain itu, Dr. W. A. Criswell (2012) menulis sebuah

Page 14: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

5

artikel yang berjudul The Pastor Facing Discouragement and Failure (Pendeta yang

Sedang Menghadapi Keputusasaan dan Kegagalan) mengungkapkan beberapa masalah

yang dialami oleh hamba Tuhan misalnya saat akan mengevaluasi di dalam dirinya

mengenai penampilannya (saat berkhotbah) di atas mimbar; apa yang ia hayati sebagai

keberhasilan dan apa yang ia hayati menjadi kekurangannya. Ketika hamba Tuhan sedang

berkhotbah di depan mimbar, ia akan melihat respon yang ditunjukkan oleh jemaat

sebagai pendengar. Apabila ada jemaat yang tidur, ribut sendiri atau tidak memperhatikan,

hamba Tuhan akan melakukan introspeksi mengenai performanya ketika telah berkhotbah

dan apa yang menjadi keberhasilan dan kekurangannya (dalam Sionhanjaya, 2013).

Dalam Himpunan Keputusan Sidang Majelis Sinode XXIII Gereja Toraja (Juli

2011) mengenai pelayan dan kepemimpinan ditemukan beberapa hal diantaranya jumlah

tenaga pelayan yang cukup besar namun menjadi kelemahan keteladanan dan komitmen

pelayan gerejawi masih banyak dipertanyakan, kurang terbuka untuk mengembangkan diri,

kurangnya semangat meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan. Hal-hal ini

terkait pula dengan kesejahteraan psikologis yang dimiliki seorang Pendeta Gereja Toraja.

Di samping itu, hasil wawancara dengan beberapa Pendeta pada bulan Desember 2015 dan

Maret 2016 menunjukkan bahwa menjadi seorang Pendeta tidaklah mudah, Pendeta juga

terkadang berada dalam dilema antara tuntutan dan tanggung jawabnya, akan hal yang

diprioritaskan dalam kehidupannya yang tidak lepas dari apa yang ingin ditunjukkan dalam

gambaran idealis mengenai diri di tengah-tengah umat, akan melakukan penyesuaian diri

dengan kehidupan Jemaat dan lingkungan tempat tinggalnya yang tentunya membutuhkan

waktu dan proses, relasi dengan rekan kerja dan jemaat yang tidak selalu berjalan mulus,

bagaimana dalam pelayanannya terkadang mengalami gejolak beban yang dijalani seperti

menjaga sikap dan citra diri positif, tutur kata di tengah Jemaat dan lingkungan. Namun,

Page 15: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

6

penguatan dari orang terdekat dan dari dalam diri akan kembali membantu menjalani

pekerjaannya dan selalu berfikir positif, mampu melihat masa lalu sebagai bagian dari

dalam diri, perlu menyelesaikan permasalahan sesegera mungkin dengan

mempertimbangan segala hal. Dari berbagai pengalaman tersebut yang kemudian dijadikan

sebagai bahan evaluasi diri sebagai bagian dari pembentukan diri. Hal ini senada dengan

yang dikemukakan Keyes et al. (2000) bahwa PWB mengacu pada persepsi dan evaluasi

individual mengenai kualitas hidupnya (dalam Mardiah, 2010). Dengan demikian, sebagai

seorang Pendeta juga tidak lepas dari persoalan kependetaannya dalam jemaat yang

memengaruhi kehidupan dan kesejahteraannya. Untuk itulah perlu adanya keseimbangan

dalam menjalankan tugas pelayanan untuk pemenuhan kesejahteraan psikologisnya.

Berdasarkan fenomena yang ada di atas, penulis menemukan bahwa meskipun

masih ada Pendeta yang belum merasakan kesejahteraan psikologis secara penuh namun

sebagai seorang Pendeta, panggilan dalam pekerjaan menjadi motivasi dan semangat

dalam pekerjaan karena setiap individu menginginkan kesejahteraan psikologis dalam

kehidupannya.. Hipotesis yang diajukan peneliti adalah terdapat hubungan positif

signifikan antara career calling dan PWB pada Pendeta Gereja Toraja di Toraja.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

7

TINJAUAN PUSTAKA

A. Psychological Well-Being

Definisi Psychological Well-Being

Psychological Well-Being merupakan salah satu pandangan dalam psikologi positif

dengan pandangan bahwa kesehatan mental individu mengarah pada adanya

kesejahteraan. Pengertian PWB yang digagas oleh Ryff (1989) merupakan suatu

pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang, bukan hanya sekedar bebas dari

tekanan atau permasalahan mental saja tetapi juga lebih dari itu sebagai suatu keadaan

ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki

tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi

yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan dan terus bertumbuh secara personal.

Dimensi-dimensi Psychological Well-Being

Terdapat 6 dimensi yang memengaruhi PWB menurut Ryff (1989) diantaranya:

a. Penerimaan Diri (self-acceptance)

Penerimaan diri diartikan sebagai sikap positif terhadap diri sendiri yaitu

mengenali dan menerima berbagai aspek dalam dirinya baik yang positif maupun

yang negatif serta memiliki perasaan positif terhadap kehidupan masa lalunya.

b. Hubungan positif dengan orang lain (positive relation with others)

Hubungan positif dengan orang lain diartikan sebagai kemampuan individu untuk

mengelola hubungannya dengan orang lain secara emosional, adanya rasa

kepercayaan satu sama lain yang membuat individu tersebut merasa nyaman yang

ditimbulkan dari adanya kedekatan yang berarti dengan orang yang tepat sebagai

kualitas hubungan dengan orang lain.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

8

c. Otonomi (autonomy)

Otonomi diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengambil keputusan

sendiri dan mandiri, mampu melawan tekanan sosial untuk berpikir dan bersikap

dengan cara yang benar, berperilaku sesuai dengan standar an nilai individu dan

mengevaluasi diri berdasarkan standar pribadi.

d. Penguasaan lingkungan (environmental mastery)

Penguasa lingkungan diartikan sebagai adanya kemampuan untuk memilih atau

menciptakan lingkungan yang sesuai, suatu perasaan yang kompeten dan

penguasaan dalam mengatur lingkungan, memiliki minat yang kuat akan hal-hal

diluar dirinya, berpartisipasi dalam berbagai aktivitas serta mampu

mengendalikannya.

e. Tujuan hidup (purpose in life)

Tujuan hidup diartikan sebagai tujuan yang hendak dicapai dalam hidup yang

memiliki keterarahan, keyakinan dan pandangan tertentu yang dapat memberikan

arah dalam hidupnya, memiliki perasaan menyatu dan seimbang.Perubahan tujuan

dalam hidup merupakan bagian dari rentang kehidupan seperti menjadi produktif

dan kreatif.Individu yang berfungsi positif memiliki tujuan, niat dan arah dalam

tujuan hidup, yang berkontribusi pada perasaan bahwa hidup ini bermakna.

f. Pertumbuhan pribadi (personal growth)

Perkembangan diri diartikan sebagai kemampuan untuk melalui tahap-tahap

perkembangan, adanya keterbukaan pada pengalaman baru, menyadari potensi

yang ada dalam dirinya dan melakukan perbaikan dalam hidupnya setiap waktu.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi PWB antara lain status sosial ekonomi,

dukungan sosial, usia, religiusitas, budaya, kepribadian dan juga jenis kelamin. Selain

Page 18: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

9

itu, dalam penelitian Wardani (2014) memperoleh hasil bahwa career calling

berkorelasi positif terhadap PWB petugas Lembaga Permasyarakatan Klas I Semarang.

Artinya bahwa setiap pekerjaan membutuhkan panggilan kerja terlebih pada Pendeta di

mana kependetaan yang dimiliki terkait dengan kehidupan Jemaat, terkait dengan tugas

pelayanan kependetaan seperti yang telah dikemukakan di atas dalam Pasal 13.

B. Career Calling

Definisi Career Calling

Career Calling didefinisikan sebagai panggilan akan pekerjaan yang melibatkan aspek

tertentu yang akanmemunculkan rasa kompetensi, adanya penguatan perasaan,

berlangsung lama dan lebih spesifik (Dobrow & Tosti-Kharas, dalam Praskova A., et

al, 2015), pencarian diri dan kenikmatan (Dobrow & Chandler, Novak, dalam Praskova

A.,et al, 2015). Dalam penelitian ini menggunakan definisi dari Dik & Duffy (dalam

Dumulecu, D., Opre A., & Ramona, B. 2015) yang mendefinisikan bahwa panggilan

dalam karir sebagai makna pribadi yang dialami individu di luar dirinya, untuk

pendekatan tertentu dalam kehidupannya dengan berorientasi pada tindakan, perasaan

akan tujuan tersebut atau kebermaknaan dengan memegang nilai-nilai dan tujuan

sebagai sumber utama motivasi.

Aspek-Aspek Career Calling

Menurut Dik, Duffy dan Eldridge (dalam Dumulescu et al, 2015), Career Calling

terdiri dari:

a. Transcendent Summons

Transcendent Summons diartikan sebagai makna pribadi terkait pengakuan pilihan

karir sebagai bagian dari kehidupannya yang sesuai dengan nilai dan identitas yang

dimilikinya yaitu penting untuk dirinya, bermanfaat dan menghasilkan kepuasan.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

10

b. Purposeful Work

Purposeful Work diartikan sebagai keterlibatan aktif yang mencerminkan orientasi

tindakan dalam mengejar calling terkait kepentingan, kompetensi, pemenuhan yang

didorong dari dalam diri.

c. Prosocial Orientation

Prosocial Orientation diartikan sebagai keterlibatan dalam tujuan sosial dengan

memberikan kontribusi kepada masyarakat dan rasa kepuasan karena memberikan

bantuan terhadap orang lain.

C. Pendeta Gereja Toraja

Gereja Toraja (disingkat GT) adalah satu kelompok gereja Protestan di Indonesia yang

bermula di Toraja, Sulawesi Selatan (id.m.wikipedia.org). Pendeta Gereja Toraja

adalah seorang hamba Tuhan yang melayani dan bertanggung jawab menyampaikan

Kabar Baik kepada Jemaat dalam lingkup Gereja Toraja. Dalam pasal 30 ayat 2 tentang

Jabatan Khusus Pendeta dalam Tata Gereja, Gereja Toraja yang dapat memangku

jabatan pendeta adalah:

Anggota sidi

Telah menyelesaikan pendidikan Teologi minimal pada jenjang S-1 pada perguruan

teologi yang diakui oleh Gereja Toraja.

Telah menyelesaikan pendidikan kependetaan yang diselenggarakan oleh Badan

Pekerja Sinode Gereja Toraja.

Telah melaksanakan pelayanan dengan baik sebagai proponen dalam satu atau

beberapa jemaat sekurang-kurangnya satu tahun.

Ajarannya telah diperiksa oleh panitia yang dibentuk oleh Badan Pekerja Sinode.

Memegang teguh ajaran dan menunjukkan kelakuan yang sesuai dengan Firman

Page 20: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

11

Allah dan Pengakuan Iman Gereja Toraja.

Memahami dan menaati Tata Gereja Gereja Toraja.

Mampu dan bersedia bekerja sama dengan orang lain.

Istri atau suami dapat menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari.

Istri atau suami tidak menjadi anggota gereja yang berbeda ajaran.

Hubungan antara Career Calling dengan Psychological Well-Being Pada Pendeta

Gereja Toraja Di Toraja

Penelitian Dik dan Duffy (dalam Wardani, 2014), mengemukakan bahwa seseorang

yang telah memasuki dunia kerja lebih mampu menemukan career calling untuk kepuasan

hidupnya dibanding dengan individu yang masih duduk dibangku pendidikan. Kepuasan

hidup sendiri dari berbagai hal dalam kehidupannya. Sebagai individu, seorang Pendeta

memiliki banyak peran. Di samping menjadi hamba Tuhan, Pendeta juga memiliki

kehidupan keluarga sendiri. Dik dan Duffy (2009) mengemukakan bahwa panggilan

seseorang dalam pekerjaannya dipengaruhi oleh faktor keyakinan kepada Tuhan,

kebutuhan sosial, pengaruh budaya, atau dorongan dari dalam diri (dalam Adams, 2012).

Dalam peran sebagai seorang Pendeta, mereka dituntut untuk menjadi pelayanan di

tengah-tengah Jemaat yang harus siap memberikan kehidupan dalam pelayanan Kabar

Baik serta terkadang melibatkan kehidupan pribadi, berada di antara pilihan-pilihan yang

membuat mereka dilema. Saat mereka menerima dan menjalankan tugas pelayanan

tersebut, mereka harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Saat mereka

menerima sebagai bagian dari makna dan tujuan hidup, maka mereka merasa puas atas

pencapaiannya. Pekerjaan dianggap sebagai bagian yang tidak terpisah dari kehidupan

individu (Bellah et al. & Wrzesniewski et al, dalam Praskova et al, 2015). Keyakinanlah

Page 21: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

12

yang memberikan individu suatu perasaan tentang makna dan tujuan hidup yang membuat

mereka terbuka akan pengalaman-pengalaman. Ditambahkan lagi oleh Hall dan Chandler

(dalam Praskova et al, 2015) bahwa disamping rasa yang kuat akan tujuan hidupnya,

individu perlu memiliki dorongan internal yang didasarkan pada nilai-nilai dan identitas

yang ada padanya, memiliki motivasi menjalani pekerjaannya, self-exploring, adaptif dan

percaya diri terhadap pekerjaannya. Makna pribadi tentang karir memberikan pengaruh

terhadap kehidupan seseorang sesuai nilai dan identitasnya yang bermanfaat dan

menghasilkan kepuasan. Sebagai seorang Pendeta Gereja Toraja dengan lingkungan

kependetaannya, perlu penyesuaian dan penguasaan lingkungan dengan menciptakan

lingkungan yang sesuai dengan kondisi. Selain itu, perlu penguasaan diri, penerimaan akan

potensi dalam diri, semangat pengembangan diri.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional.

Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).

Identifikasi Variabel-variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Variabel bebas (X, independen) : Career Calling

Variabel terikat (Y, dependen) : Psychological Well-being

Partisipan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rantepao dan Makale, Toraja, Sulawesi Selatan. Partisipan

dalam penelitian ini berjumlah 150 orang (82 laki-laki dan 68 orang perempuan) dengan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

13

menggunakan tehnik snowball sampling di mana pengambilan sampel mula-mula dari

beberapa orang kemudian terus bertambah hingga dirasa cukup mewakili populasi.

Pengambilan tehnik ini didasarkan pada jangkauan wilayah tugas yang tidak semuanya

diketahui lokasinya oleh peneliti.

Instrumen/Alat Penelitian

Dalam pengumpulan data penelitian ini, digunakan 2 skala psikologi mencakup skala

psikologi career calling dan skala psychological well-being. Adapun skala yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1. Calling and Vocation Questionnaire (CVQ)dari B.J. Dik., Eldridge, B.M. Steger,

M.F. & Duffy, R. D (2012) yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan partisipan

penelitian. Skala ini terdiri dari 24 aitem dengan 12 aitem favorable dan 12 aitem

unfavorable yang terdiri dari dari 8 butir aitem transcendent summons, 8 butir aitem

purposeful work dan 8 butir aitem prosocial orientation. Pengujian reliabilitas dan

seleksi aitem (daya diskriminasi) pada penelitian ini menggunakan data try out

terpakai. Penentuan aitem-aitem yang memiliki daya diskriminasi menggunakan

ketentuan dari Guilford (2000) yaitu aitem dikatakan memiliki daya diskriminasi yang

tinggi apabila korelasi aitem ≥ 0.2. Daya diskriminasi aitem bergerak dari 0.205- 0.554

dan diperoleh 17 aitem yang memiliki daya diskriminasi dengan reliabilitas (α) sebesar

0.764.

2. Ryff’s Psychological Well-Being Scale (RPWB)dari Ryff (1989) yang dimodifikasi

dan disesuaikan dengan partisipan penelitian. Skala ini terdiri dari 42 aitem dengan 22

aitem favorable dan 20 aitem unfavorable yang terdiri dari 7 butir aitem self

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.764 17

Page 23: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

14

acceptance, 8 butir aitem environmental mastery, 7 butir aitem positive relation with

other, 7 butir aitem purpose in life, 7 butir aitem personal growth dan 8 butir aitem

autonomy. Pengujian reliabilitas dan seleksi aitem (daya diskriminasi) pada penelitian

ini menggunakan data try out terpakai. Penentuan aitem-aitem yang memiliki daya

diskriminasi menggunakan ketentuan dari Guilford (2000) yaitu aitem dikatakan valid

apabila korelasi aitem ≥ 0.2. Daya diskriminasi aitem bergerak dari 0.212-0.442 dan

diperoleh 32 aitem yang memiliki daya diskriminasi dengan reliabilitas (α) sebesar

0.816.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.816 32

Kedua skala ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari 5 kategori jawaban yaitu SS, S,

N, TS, dan STS dengan masing-masing pilihan jawaban memiliki skor. Untuk aitem

favorable, skor jawaban SS adalah 4, jawaban S adalah 3, jawaban N adalah 2, jawaban TS

adalah 1 dan jawaban STS adalah 0. Untuk aitem unfavorable, skor jawaban diberikan

kebalikan dari skor jawaban aitem favorable. Dalam modifikasi skala telah mendapatkan

pengawasan dan bimbingan dari ahli yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penyebaran skala, terlebih dahulu peneliti bertemu dengan 2 orang

Pendeta di Salatiga (Pdt. R, Pdt. M), 1 orang tenaga Pengajar Teologi (F), dan 1 aktivis

Gerejawi (L). Tujuan bertemu dengan beberapa orang tersebut adalah untuk membantu

peneliti melihat pernyataan-pernyataan yang tertuang dalam skala sudah dipahami/belum

(uji bahasa). Setelah itu, peneliti melakukan penyebaran skala. Penyebaran pertama 28

Februari 2016 dan memperoleh 7 skala di wilayah terdekat lebih dahulu. Penyebaran

Page 24: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

15

selanjutnya tanggal 29 Februari 2016 sebanyak 10 skala, tanggal 1 Maret - 9 Maret 2016

sebanyak 120 skala yang terkumpul. Penyebaran skala ini ada yang langsung dari rumah ke

rumah, menghubungi terlebih dahulu untuk membuat janji pertemuan, mendatangi

langsung di Kantor BPS GT (Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja), ada juga yang dari satu

pertemuan ke pertemuan lainnya. Skala yang terkumpul hingga tanggal 9 Maret sebanyak

137 skala. 13 Skala lainnya terkumpul pada tanggal 17 Maret 2016. Peneliti menyebarkan

skala sebanyak 170 skala. Namun, terdapat beberapa skala yang tidak kembali dan juga

tidak dapat digunakandikarenakan adanya skala yang diisi oleh partisipan yang tidak

memenuhi karakteristik penelitian. Skala yang telah diisi oleh partisipan yang tidak

memenuhi karakteristik dianggap gugur sehingga total skala yang digunakan sebanyak 150

skala. Pada beberapa kesempatan peneliti juga tidak bertemu langsung dengan partisipan,

melainkan peneliti mengumpulkan skala dari sumber kedua (data sekunder).

Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan

menggunakan SPSS 16.0 for windows. Reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha,

seleksi aitem menggunakan ltem-total Statistic, uji normalitas menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test, uji linieritas menggunakan ANOVA, uji korelasi menggunakan

Correlations.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

16

HASIL PENELITIAN

ANALISIS DESKRIPTIF

Tabel 1.1 Statistik deskriptif skala career calling dan psychological well-being pada

Pendeta Gereja Toraja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

CC 150 45 67 55.89 4.781 22.861

PWB 150 60 118 89.98 10.465 109.510

Valid N (listwise) 150

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh data minimun pada variabel career calling

sebesar 45 dan data maksimum sebesar 67 dengan mean 55.89 dan standar deviasi 4.781.

Untuk variabel PWB, data minimum sebesar 60 dan maksimum sebesar 118 dengan mean

89.98 dan standar deviasi 10.465. Untuk variabel career calling memiliki total 17 aitem

dan PWB 32 aitem dengan masing-masing terdiri dari 5 alternatif jawaban dan skor yang

bergerak dari 0-4. Kategorisasi dibuat menjadi 5 kategori yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi,

Sedang, Rendah dan Sangat Rendah. Adapun total skor terendah untuk career calling

adalah 0 dan tertinggi adalah 68 dan untuk PWB, skor terendah adalah 0 dan tertinggi 128

dengan interval sebagai berikut:

Page 26: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

17

Tabel 1.2 Kategorisasi Skor skala Career Calling

No. Interval Kategori Mean F Presentase

1. 54.4 ≤ x ≤ 68 Sangat Tinggi

55.89

99 66%

2. 40.8 ≤ x ≤ 54.4 Tinggi 51 34%

3. 27.2 ≤ x ≤ 40.8 Sedang 0 0%

4. 13.6 ≤ x ≤ 27.2 Rendah 0 0%

5. x ≤ 13.6 Sangat Rendah 0 0%

TOTAL 150 100%

x = career calling

Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 99 Pendeta (66%) yang memiliki

career calling sangat tinggi dan 51 Pendeta (34%) berada pada kategori tinggi.

Tabel 1.3 Kategorisasi Skor skala Psychological Well-Being

No. Interval Kategori Mean F Presentase

1. 102.4 ≤ x ≤ 128 Sangat Tinggi

89.98

17 11%

2. 76.8 ≤ x ≤ 102.4 Tinggi 118 79%

3. 51.2 ≤ x ≤ 76.8 Sedang 15 10%

4. 25.6 ≤ x ≤ 51.2 Rendah 0 0%

5. x ≤ 25.6 Sangat Rendah 0 0%

TOTAL 150 100%

x = psychological well-being

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa terdapat 17 Pendeta (11%) yang memiliki

PWB yang sangat tinggi, 118 Pendeta (79%) berada pada kategori tinggi dan 15 Pendeta

(10%) berada pada kategori sedang.

UJI ASUMSI

Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test yang menunjukkan skala

career calling (K-S-Z = 1.279, p = 0.076, p > 0.05) dan PWB (K-S-Z = 0.863, p = 0.446,

p > 0.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel career calling dan PWB

memiliki sebaran data yang berdistribusi normal. Tabel 2.1 menunjukkan data uji

normalitas.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

18

Tabel 2.1 Uji Normalitas Alat Ukur

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CC PWB

N 150 150

Normal Parametersa Mean 55.89 89.98

Std. Deviation 4.781 10.465

Most Extreme Differences Absolute .104 .070

Positive .104 .070

Negative -.062 -.063

Kolmogorov-Smirnov Z 1.279 .863

Asymp. Sig. (2-tailed) .076 .446

a. Test distribution is Normal.

Uji Linieritas

Uji linieritas menggunakan uji ANOVA yang menunjukkan data career calling dan PWB

linier dengan nilai signifikansi deviation from linearity sebesar 0.563 (p > 0.05). Uji

linieritas juga menunjukkan bahwa variabel career calling dan PWB memperoleh nilai

Fhitung pada deviation from linearity sebesar 0.923 dan linearity sebesar 33.459.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa variabel career calling

dan PWB bersifat linier. Tabel 2.2 menunjukkan data hasil uji linieritas.

Tabel 2.2 Uji Linieritas Alat Ukur

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

PWB * CC Between Groups (Combined) 4794.080 22 217.913 2.402 .001

Linearity 3035.733 1 3035.733 33.459 .000

Deviation from Linearity 1758.347 21 83.731 .923 .563

Within Groups 11522.860 127 90.731

Total 16316.940 149

Page 28: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

19

UJI KORELASI

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa data

berdistribusi normal dengan nilai sig. (p> 0.05) dan kedua variabel penelitian linier (p>

0.05), maka uji korelasi yang dilakukan menggunakan Pearson Correlation Product

Moment. Berdasarkan hasil uji korelasi antara kedua variabel dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan positif signifikan antara kedua variabel. Tabel 3. menunjukkan hasil uji

korelasi.

Tabel 3. Uji korelasi dengan Pearson Correlation Product Moment

Correlations

CC PWB

CC Pearson Correlation 1 .431**

Sig. (1-tailed) .000

N 150 150

PWB Pearson Correlation .431** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 150 150

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PEMBAHASAN

Hasil uji korelasi menunjukkan adanya korelasi positif signifikan antara career

calling dan PWB pada Pendeta Gereja Toraja di mana r = 0.431, r2

= 0.186, dengan nilai

signifikansi 0.000 (p <0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi career calling,

maka semakin tinggi PWB pada pendeta Gereja Toraja.Sebaliknya, semakin rendah career

calling, maka semakin rendah PWB pada pendeta Gereja Toraja. Berdasarkan hasil analisis

deskriptif, data menunjukkan bahwa rata-rata partisipan penelitian memiliki career calling

yang sangat tinggi dan PWB yang tinggi. Hasil wawancara pada 5 orang Pendeta

mengemukakan bahwa meskipun sejak awal tidak terpikir untuk menjadi seorang Pendeta,

Page 29: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

20

namun kependetaan saat ini merupakan panggilan dan hidup yang dalam perjalanannya

menemukan adanya berbagai kesulitan seperti untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan, pengembangan potensi diri, dedikasi akan tanggung jawab ataupun

permasalahan dengan jemaat/majelis/rekan kerja.

Selain itu, setiap individu memiliki tujuan dalam hidupnya dan seorang Pendeta

juga tentunya memiliki hal itu seperti ditemukan melalui wawancara, bahwa rencana masa

depan terwujud bukan hanya ketika menjadi seorang Pendeta tetapi banyak lahan karena

rencana masa depan itu luas dan kependetaan itu sendiri dimaknai sebagai hidup dan

mulia. Artinya, kependetaan tidak hanya dijadikan sebagai jabatan kependetaan tetapi lebih

dari itu yakni kependetaan adalah panggilan akan tugas yang mulia. Dalam penelitian

sebelumnya dikemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara career calling dan

PWB didukung dengan dukungan sosial dan dedikasi terhadap pekerjaan pada karyawan

(Puspita, 2012). Artinya dengan partisipan yang berbeda tetap menunjukkan adanya

hubungan antara kedua variabel. Selain itu, perlunya menjalin hubungan dengan jemaat

dan orang di sekitar yang memengaruhi cara individu berinteraksi, pengembangan potensi

dalam diri yang akan memengaruhi pelayanan dan evaluasi diri dikarenakan pertemuan

dengan orang-orang yang berbeda-beda pemahaman sehingga dengan demikian, kehidupan

di sekitar memberikan kontribusi dalam menjalani kehidupan dan panggilan pelayanan.

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan

adanya hubungan positif antara keduanya seperti mengakui pekerjaan sebagai bagian dari

hidup, terkait dengan kepentingan dan pemenuhan dari dalam diri serta adanya kepuasaan

karena melibatkan diri dalam kehidupan orang banyak. Senada dengan penelitian Susanti

(2012) menemukan bahwa perasaan bahagia yang dimiliki dapat menumbuhkan tujuan

dalam hidup. Career calling ini dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan

Page 30: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

21

kependetaan seorang pendeta. Hal ini diperoleh dari wawancara dan observasi bahwa

pendeta mendapatkan makna kependetaannya saat dia merasakan dampak yang

ditimbulkan. Dampak ini dapat berupa hal positif maupun hal negatif, namun dengan

memaknai kependetaan sebagai bagian dari hidup dapat meningkatkan semangat dan juga

dedikasi akan tugas panggilan tersebut.

Selain itu, faktor usia juga dapat memengaruhi PWB seorang Pendeta. Sionhanjaya

(2013) mengungkapkan bahwa seiring dengan pertambahan usia, maka seseorang memiliki

prinsip hidup yang semakin kokoh guna menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dari hasil

kajian penelitian ini menunjukkan bahwa apabila seorang Pendeta memiliki career calling

yang tinggi akan menyebabkan PWB yang juga tinggi. Selain itu, dalam penelitian ini

ditemukan bahwa jenis kelamin tidak memengaruhi career calling maupun PWB pada

Pendeta (nilai signifikansi sebesar 0.125 untuk career calling dan 0.249 untuk PWB).

Berdasarkan fakta lapangan, hal ini juga dimungkinkan karena perempuan saat ini sudah

terbuka terkhusus dalam Pendeta Gereja Toraja diperoleh hasil wawancara dengan 3 orang

Pendeta perempuan dan menunjukkan bahwa keterbukaan mereka saat ini didasarkan pada

keinginan untuk setara dengan laki-laki dan keterbukaan akan pengalaman yang diperoleh

karena dengan demikian, apa yang dikerjakan dalam kependetaan tidak memiliki batasan

untuk pengembangan diri dan Jemaat.

Ditemukan pula bahwa career calling memberikan sumbangan sebesar 18.6%,

artinya 81.4% PWB Pendeta masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti religiusitas.

Ellison (1991) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara ketaatan beragama

(religiosity) dengan PWB (dalam Ladesang, 2012).Sebagaimana menjadi seorang Pendeta

tidak lepas dari perannya dalam kehidupan berjemaat dan akan ketaatannya dalam

beragama. Selain itu, faktor kedua bisa juga karena kepribadian seperti hasil penelitian

Page 31: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

22

yang dilakukan oleh Schumutte dan Ryff (1997) mengenai hubungan antara lima tipe

kepribadian (the big five traits) dengan dimensi-dimensi PWB dan hasilnya menunjukkan

bahwa masing-masing kepribadian memiliki pengaruh terhadap dimensi-dimensi PWB

(dalam Ladesang, 2012). Ketiga, dapat dimungkinkan karena faktor kecerdasan emosional

(emotional inteligence). Hasil penelitian Gros dan John (2003), menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan individual dalam pengalaman dan ekspresi emosi yang berdampak

secara berbeda terhadap kebahagiaan (dalam Hutapea, 2011). Selain itu, faktor lainnya bisa

dikarenakan kepuasan hidup maupun gaya hidup. Kepuasan seseorang akan kehidupannya

juga dapat membawanya mencapai kesejahteraan psikologis. Dengan demikian, masih

terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi PWB seseorang. Di samping itu,

penelitian ini menjawab bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara kedua variabel

pada Pendeta Gereja Toraja.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan dari penelitian

ini telah dibuktikan dengan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara

career calling dan PWB pada Pendeta Gereja Toraja dengan nilai koefisien korelasi (r)

0.431 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Career calling partisipan berada pada

kategori sangat tinggi dengan mean 55.89 dan PWB berada pada kategori tinggi dengan

mean 89.98. Hasil ini menunjukkan career calling memiliki kontribusi terhadap PWB

Pendeta Gereja Toraja di Toraja. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi

career calling maka semakin tinggi pula PWB yang dimiliki Pendeta Gereja Toraja.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

23

SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian sebagai

berikut:

1. Bagi Pendeta Gereja Toraja

a. Untuk meningkatkan PWB Pendeta terutama terkait peningkatkan pengevaluasian

diri dan penyesuaian lingkungan guna pengembangan diri dalam pelayanan dan

pencapaian kesejahteraan psikologis.

b. Pendeta diharapkan semakin menjaga hubungan dengan orang lain dalam

kehidupan sehari-hari dan berjemaat sehingga tercipta hubungan yang lebih

harmonis karena dengan demikian segala aktivitas yang dilakukan dapat berjalan

dengan lebih baik.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan mempertimbangkan untuk memperluas partisipan

sehingga tidak hanya bagi para Pendeta Gereja Toraja melainkan pada Pendeta

lainnya.

b. Peneliti juga dapat memperbaiki alat ukur dan mengontrol variabel-variabel

sekunder seperti penggunaan bahasa yang mudah dipahami partisipan.

c. Peneliti selanjutnya perlu untuk mengembangkan penelitian ini dengan penggalian

data yang lebih mendalam dengan menggunakan metode kualitatif sehingga

peneliti dapat melihat gambaran dari variabel yang ada.

d. Apabila akan menggunakan topik dan partisipan yang sama, dapat melakukan

perbandingan bagi Pendeta aktif, pensiun/emiritus, cuti maupun disiplin Gerejawi

atau dari segi usia, masa kerja, tempat tugas.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

24

e. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan variabel lain yang

memengaruhi PWB sehingga mendapatkan bukti lain mengenai faktor yang

memengaruhi PWB.

f. Peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba terlebih dahulu pada partisipan

yang bukan partisipan penelitian kemudian menyebarkan skala sehingga skala

yang nantinya digunakan merupakan skala/alat ukur yang sudah lebih baik.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

25

DAFTAR PUSTAKA

Adams, C. M. (2012). Calling and career counseling with college students: finding

meaning in work and life. Journal of College Counseling15 (1), 65–80.

Ananda, W. K. (2009). Coping with stress pelayanan pada pendeta Gereja Kristen Jawa di

Salatiga. Skripsi. Fakultas Psikologi UKSW. Salatiga.

Azwar. (2010). Metode penelitian.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Binarti, Annisa. (2012). Hubungan antara parental attachment, peer attachment, dan

psychological well-being pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia.

Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta

Dahlenburg, G.D. (1999) Siapakah pendeta itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia

Deta, Sriyanti Umbu. (2011). Kependetaan di era globalisasi: studisosio-teologis

pemahaman pendeta Klasis Wewewa terhadap panggilan di era globalisasi.

Skripsi.FakultasTeologi UKSW. Salatiga.

Dik, B.J., Eldridge, B, M., Steger, M.F., & Duffy, R. D. (2012). Development and

validation of the calling and vocation questionnaire (CVQ) and brief calling scale

(BCS). Journal of Career Assesment, 20, 242-263.

Dumulecu, D., Opre A., & Ramona, B.(2015). Is your career meaningful?" exploring

career calling on a romanian students sample. Journal of Social and Behavioral

Sciences, 187, 553-558.

Gereja Toraja. (Juli 2011). Himpunan Keputusan Sidang Majelis Sinode XXIII Gereja

Toraja. Tallunglipu. Toraja Utara

Guilford. (2000). Psychometric methods. California: McGraw-Hill Book Company, Inc

Hutapea, Bonar. (2011). Emotional intelegence dan psychological well-being pada

manusia lanjut usia anggota organisasi berbasis keagamaan di Jakarta. Insan. 13

(2), 64 - 73.

Ladesang, Fadli. (2012, Oct 19). Psychological well being-positive psychology.

Retrieved from http://ladesang.blogspot.co.id/2012/10/apa-tujuan-hidum-mu-

sobat-psychological.html.

Mardiah, D. (2010). Hubungan antara stres dengan psychological well-being pada isteri

karyawan perkebunan kelapa sawit. USU.

Penetapan Presiden Republik Indonesia. (1965). Pencegahan penyalahgunaan dan/atau

penodaan agama.Retrieved

fromhttp://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1965_1.pdf.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA CAREER CALLING DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10179/2/T1_802012080_Full... · hubungan antara career calling. dengan . psychological well-being.

26

Praskova, A., Creed, P.A., & Hood, M. (2015). The development and initial validation of a

career calling scale for emerging adults. Journal of Career Assesment, 23, 91-

106.doi: 10.1177/1069072714523089.

Pinquart, M & Sorensen, S. (2000). Influences of socioeconomic status, social network and

competence on subjective well-being in later life: a meta-analysis. Psychology and

Aging, 15 (2), 187-224.

Puspita, M.D. (2012). Hubungan antara dukungan social dan makna kerja sebagai

panggilan (calling) dengan keterikatan kerja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya, 1, 1-17.

Rahayu, M. A. (2008). Psychological well-being pada istri kedua dalam pernikahan

poligami (studi kasus pada dewasa muda). Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi UI.

1-162.

Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of

psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57 (6),

1069-1081.

Ryff, C. D. & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited.

Journal of Personality and Social Psychology, 69 (4), 719-727.

Sionhanjaya, Felicia. (2013). Studi deskriptif mengenai psychological well-being pada

rohaniawan kristen (hamba Tuhan) perkumpulan Gereja “X” di Bandung. Skripsi.

Fakultas Psikologi: Universitas Maranatha Bandung.

Susanti. (2012). Hubungan harga diri dan psychological well-being pada wanita lajang

ditinjau dari bidang pekerjaan. Jurnal Ilmiah, 1 (1). Fakultas Psikologi:

Universitas Surabaya

Gereja Toraja. (2013). Tata gereja dan peraturan-peraturan khusus Gereja Toraja (Edisi

1). Rantepao: SULO

Wardani, A.A (2014).Hubungan career calling dan psychological well-being pada petugas

di lembaga pemasyarakatan klas 1 Semarang. Jurnal Psikologi: UNDIP.

Wells, Cara. (2012). Career calling and work motivation in traditional and non-traditional

college students. Honors Theses. University of Southern Mississippi.

Wrzesniewski, A. (2010). Handbook of Positive Organizational Scholarship: Callings.

Oxford: Oxford University Press.