HUBUNGAN ANEMIA DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN …
Transcript of HUBUNGAN ANEMIA DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN …
HUBUNGAN ANEMIA DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA PADA BURUH WANITA DI
PT.KARYA TANAH SUBUR ( KTS ) KECAMATAN
KAWAY XVIKABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
ROSMALINDA
NIM : 08C10104100
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH2013
ii
HUBUNGAN ANEMIA DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA PADA BURUH WANITA DI
PT.KARYA TANAH SUBUR ( KTS ) KECAMATAN
KAWAY XVIKABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
ROSMALINDANIM : 08C10104100
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH2013
iii
LEMBAR PENGESAHAN
JudulSkripsi : HUBUNGAN ANEMIA DAN KONSUMSIMAKANAN DENGAN PRODUKTIVITASKERJA PADA BURUH WANITA DI PT. KARYATANAH SUBUR (KTS) KECAMATAN KAWAYXVI KABUPATEN ACEH BARAT.
Nama Mahasiswa : ROSMALINDANIM : 08C10104100Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Menyetujui,Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Sufyan Anwar, SKM, MARS Yarmaliza, SKMNIDN.0121067602
Mengetahui :
Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Program StudiMasyarakat Ilmu kesehatan Masyarakat
Sufyan Anwar, SKM, MARS Marniati, SKM, M.KesNIDN. 0121067602 NIDN. 0104097801
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi/Tugas Akhir Dengan judul :
HUBUNGAN ANEMIA DAN KONSUMSI MAKANAN DENGANPRODUKTIVITAS KERJA PADA BURUH WANITA DI
PT. KARYA TANAH SUBUR ( KTS ) KECAMATANKAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT
Yang Disusun Oleh
Nama Mahasiswa : ROSMALINDA
NIM : 08C10104100
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 24 Oktober 2013 danDinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Sufyan Anwar, SKM, MARS
(Dosen Pembimbing Ketua) ........................................................
2. Yarmaliza, SKM
(Dosen Pembimbing Anggota) .........................................................
3. T. Abdullah, SKM, MPH
(Dosen Penguji I) .........................................................
4. Erni Yulisma, SKM
(Dosen Penguji II) .........................................................
Alue peunyareng, 24 Oktober 2013Ketua Program Studi IlmuKesehatan Masyarakat
Marniati, SKM, M.KesNIDN. 0104097801
v
ABSTRAK
Rosmalinda. Hubungan Anemia Dan Konsumsi Makanan Dengan ProduktivitasKerja Pada Buruh Wanita di PT. Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat oleh Sufyan Anwar, SKM, MARS dan Yarmaliza, SKM.Pekerja wanita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap anemia gizi.Hal ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam makanan dan pekerjaan yangberat, serta secara alamiah wanita setiap bulan mengalami menstruasi. Salah satutanda seseorang mengalami anemia dapat dilihat dari pemeriksaan kadarhemoglobin yang menunjukkan angka kurang dari normal sehingga produktivitaskerja menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan AnemiaDan Konsumsi Makanan Dengan Produktivitas Kerja Pada BuruhWanita di PT.Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, pengumpulan datadilakukan mulai tanggal 14sampai dengan 21September 2013 di PT. Karya TanahSubur. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh buruh wanita lepasdengan jumlahsampel 45orang yang diambil dengan teknik Accidental Sampling. Uji statistikmenggunakan Chi-square test pada taraf signifikan 95%.Hasil penelitian didapatkan bahwa yang anemia (53,3%) dan yang tidak anemia(46,7%). Tingkat konsumsi makanan yang baik (46,7%) dan yang kurang baik(53,3%). Produktivitas kerja yang baik (51,1%) dan yang kurang baik (48,9%).Dari uji statistik diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara anemia denganproduktivitas kerja dimana nilai p-value 0,024 yang berarti lebih kecil dari α(0,05),ada hubunganantara konsumsimakanan dengan produktivitas kerja dimanap-value 0,011 berarti lebih kecil dari α (0,05). Dari hasil penelitian ini, penelitimenyarankan kepada perusahaan agar lebih sering memberikan penyuluhankesehatan kepada pekerja dan pekerja harus lebih memperhatikan konsumsimakanannya.
Kata Kunci :Anemia, Konsumsi Makanan, Produktivitas Kerja.
vi
BIODATA PENULIS
Nama : RosmalindaJenis Kelamin : PerempuanTempat Tanggal Lahir : Krueng Beukah, 12 Juni 1990Agama : IslamStatus : BelumMenikahAlamat Rumah : Jl.Sisingamanga Raja
Kelurahan Drien RampakKecamatan Johan PahlawanKabupaten Aceh Barat
Alamat Email :[email protected]
Nama Ayah : Nyak Usuh (alm)NamaIbu : SyarifahAlamat Orang Tua : Jl.Meulaboh - Pantecermin
Desa Krueng BeukahKecamatan PantecerminKabupaten Aceh Barat
PendidikanFormal1996- 2002 : SD N Gunung Tarok2002- 2005 : SMP N 2 Kaway XVI2005- 2008 : SMA N 3 Meulaboh2008 - 2013 : FKM–UTU
Organisasi2009 : Atlit POMDA UTU2009- 2010 : Anggota KPUM UTU
Aggota BEM FKM UTUAnggota PEMA UTU
vii
Bismillahirrahmannirrahim
Ya Allah jadikanlah ilmu yang saya dapatkan selama kuliah ini bagaikanCahaya matahari yang bermanfaat bagi semua orang dan mudahkanlah
Saya dalam menuntut ilmu bagaikan saya menghirup udara
“ sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamutelah selesai ( dari sesuatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh – sungguh
dengan urusan yang lain “ ( QS. Alam Nasyrah : 6 - 7 )
kebahgiaan akan terasa lebih lengkap apabila kita dikelilingi oleh orang- orang yangkita cintai, ada beberapa orang yang tentu tidak di ragukan lagi cintanya yaitu keluargaterutama orang tua. Keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini tidak terlepas
dari cinta, kasih sayang, dukungan serta bimbingan dari orang tua.
Karya ini kupersembahkan untukKedua orang tuakuAbang, Kakak dan adikku tercintaSahabatku tersayangDan orang-orang yang sudah mendukungku dengan tulusDan ikhlas.
Alhamdulillah...Sebuah langkah usai sudah, satu cita telah ku gapai, namun itu bukanakhir dari perjalanan melainkan awal dari satu perjuangan...
Ibunda....Dengan do’a dan perjuanganmu aku melangkah untuk menggapai cita-citaku.Terimakasih atas kasih sayang dan pengorbananmu sehingga aku dapatmencapai citaku ini.
Almarhum Ayahanda...Terimakasih engkau telah mendidikku dan bekerja banting tulang untukkusehingga berkat didikan dan perjuanganmu aku mencapai citaku walaupunengkau tak dapat melihat keberhasilanku dan hanya dengan do’a aku dapatmembahagiakanmu.
Ayahanda & Ibunda Tersayang...Ku tata masa depan dengan do’a mu ku gapai cita dan impian dengan pengorbananmu...
Untuk keluargaku, terimakasih atas kasih sayang, motivasi dandukungannya semoga ilmu yang aku dapatkan ini dapat menjadikan aku lebihbaik dan dapat membanggakan kalian.
Untuk Bapak Sufyan Anwar, SKM, MARS, ibu Yarmaliza, SKM,Bapak T. Abdullah, SKM, MPH dan ibu Erni Yulisma, SKM, Terimakasih ataswaktu, bimbingan, arahan serta kritikan dan sarannya.
viii
Untuk tulusnya persahabatan yang telah terjalin, special buat sahabat-sahabatku Ayu Andani, SKM, Risma Lisa, SKM, Azriana, SKM, buat Shinta danNana cepat- cepat nyusul ya dan semua teman-teman FKM UTU Let ’08. Terimakasih Semoga persahabatan kita menjadi persaudaraan yang abadi selamanya.
Rosmalinda
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :“Hubungan Anemia dan
Konsumsi Makanan dengan Produktivitas Kerja pada BuruhWanita di PT. Karya
Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013”.
Selama penyusunan proposal skripsi ini, penulis tidakluput dari kendala.
Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih sebesar-besarnya kepada :
Orang tua penulis, Ayahanda Nyak Usuh (Alm) dan Ibunda Syarifah atas
segala yang telah diberikan. Bapak Drs. Alfian Ibrahim, MS. Selaku Rektor
Universitas Teuku Umar Meulaboh. Bapak Sufyan Anwar, SKM, MARS, selaku
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh dan
selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dalam membimbing penulis
dalam menyusun skripsi ini. Ibu Yarmaliza, SKM, selaku pembimbing II yang
telah membantu dan meluangkan waktu dalam membimbing penulis dalam
menyusun skripsi ini. Ibu Marniati, SKM, M.Kes selaku ketua program studi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh. Pimpinan dan
seluruh Staf PT. Karya Tanah Subur yang telah memberi izin penelitian dan
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Seluruh dosen dan
staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Teuku Umar Meulaboh yang telah memberikan dorongan serta saran kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan keganjalan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi
ini dimasa mendatang.
Meulaboh, Oktober 2013
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL LUAR ....................................................................... iHALAMAN JUDUL DALAM ................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iiiLEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ivABSTRAK ................................................................................................... vBIODATA PENULIS .................................................................................. viKATA MUTIARA........................................................................................ viiKATA PENGANTAR.................................................................................. ixDAFTAR ISI................................................................................................. xiDAFTAR TABEL ....................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB IPENDAHULUAN1.1. LatarBelakang........................................................................... 11.2. RumusanMasalah...................................................................... 51.3. TujuanPenelitian ....................................................................... 5
1.3.1 TujuanUmum.............................................................. 51.3.2 TujuanKhusus ............................................................. 5
1.4. ManfaatPenelitian ..................................................................... 61.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................... 61.4.2 Manfaat Aplikatif........................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Anemia ...................................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Anemia ....................................................... 72.1.2. Penyebab Anemia ....................................................... 82.1.3. Dampak Anemia ......................................................... 92.1.4. Klasifikasi Anemia ..................................................... 102.1.5. Masalah Anemia Pada Tenaga Kerja Wanita ………. 11
2.2. Konsumsi Makanan................................................................... 132.2.1. Tingkat Konsumsi Makanan ....................................... 132.2.2. Pengaturan Makan....................................................... 14
2.3. Produktivitas Kerja.................................................................... 182.4. Kerangka Teori ......................................................................... 192.5. Kerangka Konsep ...................................................................... 202.6. Hipotesis.................................................................................... 21
BAB III METODELOGI PENELITIAN3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian................................................ 223.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 22
3.2.1. Lokasi............................................................................ 223.2.2. Waktu............................................................................ 22
xii
3.3. Populasi dan Sampel.................................................................. 233.3.1. Populasi......................................................................... 233.3.2. Sampel .......................................................................... 23
3.4 Metode Pengumpulan Data....................................................... 233.4.1. Data Primer ................................................................... 233.4.2. Data Sekunder............................................................... 24
3.5 Definisi Operasional ................................................................. 253.6. Aspek Pengukuran ..................................................................... 263.7. Teknik Analisis Data ................................................................. 26
3.7.1. Analisa Univariat .......................................................... 263.7.2. Analisa Bivariat ............................................................ 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ....................................... 284.2. Hasil Penelitian ......................................................................... 29
4.2.1. Analisis Univariat .......................................................... 304.2.2. Analisis Bivariat ............................................................. 31
4.3. Pembahasan .............................................................................. 344.3.1. Hubungan Anemia dengan
Produktivitas Kerja ....................................................... 344.3.2. Hubungan Konsumsi Makanan
Dengan Produktivitas Kerja .......................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 375.2. Saran .................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kadar Hemoglobin (Hb) dan Volume Hematokrit (Ht)Sebagai indicator anemia ………………………………………. 8
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 25
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kareteristik Berdasarkan UmurBuruh Wanita di PT. KTS Tahun 2013......................................... 27
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan PendidikanBuruh Wanita di PT. KTS Tahun 2013 ....................................... 28
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa KerjaBuruh Wanita di PT. KTS Tahun 2013 ........................................ 28
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan AnemiaPada Buruh Wanita di PT. KTS Tahun 2013 ............................... 39
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi MakananPada Buruh Wanita di PT. KTS Tahun 2013 ............................... 39
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Produktivitas KerjaPada Buruh Wanita di PT. KTS Tahun 2013 ............................... 30
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Antara Anemia Dengan Produktivitas KerjaPada Buruh Wanita di PT. KTS Tahun 2013................................ 31
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Antara Konsumsi Makanan DenganProduktivitas Kerja Pada Buruh Wanitadi PT. KTS Tahun 2013 ................................................................ 32
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................... 19
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...................................................................... 20
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisoner
2. Tabelskor
3. Tabel master
4. Frekuensi tabel dan output hasil pengolahan data
5. Surat izin penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar
6. Surat keterangan sudah melakukan penelitian dari PT. Karya Tanah Subur
Kecamatan Kaway XVI Kabupten Aceh Barat.
7. Dokumentasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalamrangka menunjang keberhasilan pembangunan dan menyongsong
era globalisasi, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor penentu
dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja. Dalam hubungan tersebut
penduduk Indonesia harus mempunyai derajat kesehatan dan gizi yang lebih baik.
Produktivitas kerja mempunyai kaitan dengan gizi yaitu kurang gizi akan
menurunkan daya kerja.Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang
sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan
berkembangnya IPTEK dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas
dan mempunyai produktivitas tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan
dan daya saing. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan
dengan produktivitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan
status gizi baik (Adnyana, S. 2003).
Menurut data statistik pekerja wanita di Indonesia setiap tahun meningkat.
Peningkatan ini dilihat dari segi positif bertambahnya tenaga produktif, dan dari
segi negatif status kesehatan, gizi pekerja umumnya belum mendapat perubahan
yang baik sehingga berakibat akan menurunkan produktivitas kerja ongkos
produksi menjadi tidak efisien. Pelayanan kesehatan, gizi yang belum memadai
dapat dilihat pada pekerja kelas menengah ke bawah umumnya menderita kurang
gizi seperti kurang energi protein, anemia, penyakit infeksi. Sedangkan kelas
2
menengah keatas umumnya terjadi kegemukan. Masalah gizi pada pekerja sebagai
akibat langsung yakni kurangnya asupan makanan tidak sesuai dengan beban
kerja (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2003).
Kelompok masyarakat yang rawan terkena anemia adalah bayi, balita,
remaja, wanita usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui. Di Indonesia prevalensi
anemia pada kelompok umur ini relative besar yaitu berkisar 40-57% (Depkes,
2003).
Buruh wanita merupakan kelompok masyarakat yang sangat berisiko
terhadap terjadinya anemia karena konsumsi zat besi yang rendah dalam pola
makannya sehari-hari. Riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bekerja
sama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Kantor Menteri Urusan Peranan
Wanita mengungkapkan bahwa sekitar 50% dari 25 juta pekerja wanita di
Indonesia menderita anemia gizi besi yang disebabkan konsumsi makanan bergizi
yang rendah karena upah yang mereka terima masih rendah. Anemia pada pekerja
wanita ini dapat menurunkan produktivitas kerja mereka karena berbagai
penelitian telah membuktikan bahwa pada pekerja yang anemia mempunyai
produktivitas kerja yang lebih rendah dibandingkan pekerja yang tidak anemia
(Oppusunggu, 2009).
Berdasarkan Hasil penelitian di Wagirah PT. Ayu Bumi Sejati Kelurahan
Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan tahun 2010. menunjukkan bahwa
buruh wanita yang anemia (52,5%) lebih banyak daripada yang tidak anemia
(47,5%). Status gizi buruh wanita normal sebanyak 57,5%, gemuk 20,0%, tetapi
ada kurus sebanyak 22,5%. Diantara 21 orang buruh wanita yang anemia yang
3
mengkonsumsi kacang-kacangan dengan frekuensi 1-3x/hari adalah buncis,
kacang hijau, kacang panjang. Sebagian kecil buruh wanita dari 21 orang yang
anemia mengkonsumsi sayuran hijau setiap hari, yaitu bayam, daun singkong dan
kangkung. Buruh wanita yang tidak anemia lebih banyak mengkonsumsi
suplemen dengan dosis 500 mg dan frekuensi sering. Jenis suplemen yang lebih
banyak diminum buruh wanita yang tidak anemia adalah neurobion. Konsumsi zat
gizi (energi, protein dan zat besi) yang baik lebih banyak pada buruh wanita yang
tidak anemia, terutama pada wanita yang baik konsumsi zat besinya.
Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat
besi (Fe) sehingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi
besi.Peningkatan partisipasi angkatan kerja wanita dalam arus pembangunan dan
perubahan pola lapangan kerja memerlukan antisipasi secara proaktif terhadap
permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi. Sesuai dengan peranannya,
wanita selain sebagai pekerja juga sebagai istri dan ibu rumah tangga. Peran
ganda tersebut menjadikan wanita harus dapat mengatur waktunya untuk keluarga
dan pekerjaan. Dalam melaksanakan fungsi reproduksinya, wanita mengalami
menstruasi setiap bulannya, hamil, melahirkan dan menyusui. Hal tersebut
menjadikan wanita termasuk dalam golongan yang mempunyai resiko tinggi
untuk terkena anemia (Untari R, dkk. 2004).
Salah satu faktor yang menentukan produktivitas adalah status gizi tenaga
pekerja yang baik yang salah satunya adalah ferum (zat besi) di dalam tubuh
jumlahnya haruslah mencukupi.
4
Pekerjawanita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap
anemia gizi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam makanan dan
pekerjaan yang berat, serta secara alamiah wanita setiap bulan mengalami
menstruasi. Salah satu tanda seseorang mengalami anemia dapat dilihat dari
pemeriksaan kadar hemoglobin yang menunjukkan angka kurang dari normal(
DepKes R.I, 2002 ).
Pada penelitian ini saya mengambil objek penelitian pada PT Karya
Tanah Subur (KTS). Yang berkedudukan di Desa Padang Sikabu Kecamatan
Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat. PT. KTS adalah perusahaan minyak kelapa
sawit yang mana PT. KTS ini meliputi eksplorasi dan produksi minyak kelapa
khususnya kelapa sawit yang dilakukan di dalam negeri. Sebagai salah satu
BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) yang mengusahakan bidang pengelolaan
minyak mentah dan karnel dari kelapa sawit secara nasional di daerah Kabupaten
Aceh Barat, PT. KTS berpotensi untuk mengembangkan ekonomi minyak kelapa
sawit yang memberikan hasil semaksimal mungkin dalam memperoleh
keberhasilan pembangunan nasional.
Dari data yang penulis peroleh, jenis pekerja di PT. Karya Tanah Subur
terbagi dua yaitu pegawai tetap dan buruh lepas. Data pegawai tetap wanita di
PT.Karya Tanah Subur sebanyak 15 orang dan buruh lepas wanita sebanyak 145
orang, dan dari data tersebut penulis hanya mengambil buruh lepas wanita saja
yang berjumlah 145 orang karena buruh wanita lepas lebih banyak melakukan
aktifitas fisik sehingga mereka lebih banyak membutuhkan asupan energi. Dari
uraian data diatas penulis ingin melakukan penelitian yang akan di tuangkan
5
dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi yang berjudul “ Hubungan
Anemia dan Konsumsi Makanan dengan Produktifitas Kerja pada Buruh Wanita
di PT.Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun
2013 “.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah nya
adalah: Apakah adaHubunganAnemia dan Konsumsi Makanan dengan
Produktivitas Kerja pada Buruh Wanita di PT. Karya TanahSubur Kecamatan
Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara anemia dan konsumsi makanan
dengan prodiktivitas kerja pada buruh wanita di PT. Karya Tanah Subur
Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013”.
1.3.2 Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui hubungan anemiadengan produktivitas kerja buruh
wanita di PT. Karya Tanah SuburKecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh
Barat.
6
b) Untuk mengetahui hubungankonsumsi makanan dengan produktivitas
kerja buruh wanita di PT. Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Teoritis
a. Memberikan informasi bagi petugas kesehatan yang ada di perusahaan
mengenai anemia dan konsumsi pangan pada buruh wanita yang bekerja
di PT. Karya Tanah SuburKecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh
Barat Tahun 2013sehingga dapat di jadikan masukan kepada petugas
dalam memberikan penyuluhan kepada buruh wanita tentang kejadian
anemia yang dapat menurunkan produktifitas kerja.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenaigambaran kejadian
anemia dan konsumsi pangan pada buruh wanita di PT. Karya Tanah
Subur Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 ”.
1.4.2 Aplikatif
Memberikan informasi mengenai hubungan anemia dan konsumsi
makanan dengan produktivitas kerja pada buruh wanita di PT. Karya Tanah Subur
Kecamatan Kaway XVI Kabupaten AcehBarat Tahun 2013sehingga para buruh
wanita lebih memperhatikan konsumsi makanan sehari-hari agar tidak terjadi
anemia dan produktivitas kerja meningkat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1 Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi rendahnya kadar hemoglobin (HB) pada sel
darah merah (eritrosit). Keadaan ini terjadi karena zat besi yang diserap tidak
seimbang dengan zat besi yang di pakai.Akibatnya proses pembentukan sel darah
merah terganggu. bila tubuh terkena anemia atau kurang darah, tubuh akan merasa
cepat lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai. Riset menunjukkan bahwa wanita lebih
banyak mengalami anemia di banding dengan pria.Sekitar 20% wanita, 50%
wanita hamil, dan 3% pria mengalami anemia. Hal ini dikarenakan wanita
mengalami proses menstruasi, hamil, menyusui, di mana kebutuhan zat besi
sangat besar. Untuk memenuhinya, dibutuhkan zat besi tambahan dalam
membentuk sel darah merah baru (Irianto,2004).
Jumlah zat besi yang hilang karna haid, pada 95% populasi adalah 1,6 mg
per hari. Sehingga jumlah zat besi yang hilang akibat haid ditambah kehilangan
basal menjadi sekitar 2,4 mg per hari. Satu di antara 3 wanita menderita
anemia.Tidak heran bila para vegetarian cenderung mudah menderita anemia.
Apalagi disertai kebiasaan tidak sarapan atau frekuensi makan tidak teratur tanpa
kualitas makanan seimbang. Demikian pula pengidap gangguan penyerapan zat
besi dalam usus. Ini bias terjadi karna gangguan pencernaan atau d konsumsinya
8
substansi penghambat seperti kopi, teh, atau serat makanan tertentu tanpa asupan
zat besi yang cukup
2.1.2 Penyebab Anemia
Secara umum ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi (Arisman,
2009) yaitu
1) Kehilangan darah secara kronis
Pada laki-laki dewasa, sebagian besar kehilangan darah disebabkan oleh
proses pendarahan akibat penyakit (atau trauma), atau akibat pengobatan suatu
penyakit.Sementara pada wanita,terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap
bulan.Jika darah yang keluar selama menstruasi sangat banyak(banyak wanita
yang tidak sadar kalau darah haidnya terlalu banyak) akan terjadi anemia
defisiensi zat besi.
Tabel 2.1 Kadar hemoglobin (Hb) dan volume hematokrit (Ht) sebagai
indicator anemia
Dikutip dari “ The management of nutrition in majoremergencies ”, WHO
2000
Usia/jenis kelamin Kadar Hb ( /L) Hematokrit (g/L)Anak 6 bulan – 2 tahunAnak 5 – 11 tahunAnak 12 – 14 tahunLelaki dewasaWanita tak hamilWanita hamil
<110< 115<120< 130< 120< 110
<0,33< 0,34< 0,36< 0,39< 0,36< 0,33
2) Asupan dan sarapan tidak adekuat
Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang
berasal dari daging hewan.Disamping banyak mengandung zat besi, sarapan zat
9
besi dari sumber makanan tersebut mempunyai angka keterserapan sebesar 20-
30%.Sayangnya sebagian besar penduduk di negara yang (belum) sedang
berkembang tidak (belum) mampu menghadirkan bahan makanan tersebut di meja
makan.Ditambah dengan kebiasaan mengkomsumsi makanan yang dapat
mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh) secara bersamaan pada
waktu makan menyebabkan serapan zat besi semakin rendah.
3) Peningkatan kebutuhan
Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang
melalui tinja, air kencing, dan kulit.Kehilangan basis ini diduga sebanyak 14
µg/kgBB/hari. Jika dihitung berdasarkan jenis kelamin, kehilangan basis zat besi
untuk orang dewasa lelaki mendekati 0.9 mg dan 0,8 mg untuk wanita.
2.1.3 Dampak Anemia
Pada wanita, anemia ini dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas
kerja, turunnya kebugaran, dan turunnya daya tahan tubuh sehingga mudah
sakit.Buruh wanita merupakan kelompok masyarakat yang sangat beresiko
terhadap terjadinya anemia karena konsumsi zat besi yang rendah dalam pola
makannya sehari-hari. Riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bekerja
sama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Kantor Menteri Urusan Peranan
Wanita mengungkapkan bahwa sekitar 50% dari 25 juta pekerja wanita di
Indonesia menderita anemia gizi besi yang disebabkan konsumsi makanan gizi
yang rendah karena upah yang mereka terima masih rendah. Anemia pada pekerja
wanita ini dapat menurunkan produktivitas kerja mereka karena berbagai
10
penelitian telah membuktikan bahwa pada pekerja yang anemia mempunyai
produktifitas kerja yang lebih rendah dibandingkan pekerja yang tidak anemia.
Dilihat dari dampak fisik anemia gizi besi dapat menyebabkan rasa cepat
lelah.Rasa cepat lelah terjadi karena pada penderita anemia gizi besi pengolahan
(metabolism) energy oleh otot tidak berjalan sempurna karena otot kekurangan
oksigen yang dibutuhkan oleh sel-sel otot ini diangkut oleh zat besi dalam darah
(hemoglobin). Untuk menyesuaikan dengan kekurangan jatah ok,sigen maka otot
member produksi energi. Akibatnya, mereka yang menderita anemia gizi besi
akan cepat lelah bila bekerja karena cepat kehabisan energi (soekirman, 2000).
Cepatnya rasa lelah yang dialami para pekerja yang menderita anemia gizi
besi akan menurunkan prodiktifitas kerja. Menurunnya produktifitas kerja, selain
disebabkan oleh menurunnya hemoglobin darah, juga disebabkan oleh
berkurangnya enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme energi tersebut.
(almatsier, 2001).
2.1.4 Klasifikasi Anemia
Klasifikasi derajat anemia menurut WHO yang dikutip dalam buku
Handayani W, dan Haribowo AS, (2008) :
1) Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
2) Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
3) Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
4) Berat Hb < 6,00 gr%
11
2.1.5 Masalah AnemiaPadaTenagaKerjaWanita
Peningkatan partisipasi angkatan kerja wanita dalam arus pembangunan
dan perubahan pola lapangan kerja memerlukan antisipasi secara proaktif terhadap
permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi. Sesuai dengan peranannya,
wanita selain sebagai pekerja juga sebagai istri dan ibu rumah tangga. Peran
ganda tersebut menjadikan wanita harus dapat mengatur waktunya untuk keluarga
dan pekerjaan. Dalam melaksanakan fungsi reproduksinya, wanita mengalami
menstruasi setiap bulannya, hamil, melahirkan dan menyusui. Hal tersebut
menjadikan wanita termasuk dalam golongan yang mempunyai resiko tinggi
untuk terkena anemia(Untari R, dkk. 2004).
Anemia menimbulkan gejala letih, lesu dan cepat lelah yang akibatnya
dapat menurunkan produktivitas kerja. Pekerja yang menderita anemia
produktivitas kerja 20% lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang sehat
dengan gizi yang baik. Penyebab tingginya angka anemia pada pekerja wanita
disebabkan karena:
1) Kurangnya komsumsi makanan kaya besi, terutama yang berasal dari
sumber hewani.
2) Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada
kehamilan, masa tumbuh kembang pada penyakit infeksi.
3) Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan termasuk haid yang
berlebihan, sering melahirkan pada infeksi cacing.
4) Tidak seimbangnya antara kebutuhan tubuh akan zat besi dibandingkan
dengan penyerapan dari makanan.
12
5) Wanita cenderung menderita anemia daripada pria, karena :
a. Kurangnya mengkomsumsi makanan kaya besi
b. Mengalami haid setiap bulan, sehingga membutuhkan zat besi dua kali
lebih banyak.
c. Melaksanakan diet pengurangan berat badan karena ingin langsing
(Oppusunggu, 2009).
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam,
hati, telur) dan bahan makanan nabati sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, tempe). Asupan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk
dan nenas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam
usus. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet darah.
Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seprti
cacingan, malaria dan penyakit TBC (Olivia, dkk. 2004).
Riset menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih banyak mengalami
Anemia dibanding dengan pria. Sekitar 20% wanita dewasa, 50% wanita hamil,
3% pria mengalami anemia. Pada wanita perlu memberi perhatian khusus pada
anemia. Tak heran bila wanita cenderung menderita kekurangan zat besi karena
hilangnya zat itu pada waktu haid tiap bulan tanpa diimbangi asupan makanan
yang cukup mengandung zat besi. Kecenderungan wanita berdiet karena ingin
mempertahankan bentuk tubuh ideal, tanpa mempertimbangkan jumlah zat besi
13
penting yang masuk, terutama zat besi. Selain menstruasi, kondisi rawan lain saat
hamil dan menyusui (Nasution dan Lubis, 2004).
Suplementasi zat besi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status
gizi dan meningkatkan produktivitas kerja di dalam mengembangkan sumber daya
manusia yang tangguh dan mantap. Seorang tenaga kerja hanya dapat bekerja
selama ia memiliki energi yang diperoleh dari makanan. Gizi kerja yang baik akan
meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja sehingga angka sakit yang
disebabkan oleh penyakit akibat kerja maupun penyakit umum dapat ditekan,
angka mankir kerja karena sakit juga akan turun dengan sendirinya, yang pada
akhirnya produktivitas akan meningkat (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, 2003).
2.2 Konsumsi Makanan
2.2.1 Tingkat Konsumsi Makan
Tingkat konsumsi makan (pola makan) adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan
penyakit. Dalam pola makan sehari-hari seseorang harus menjaga dan
berhubungan dengan kebiasaan kesehariannya (Tips Kesehatan, 2009).
Tingkat konsumsi makan adalah susunan makanan yang mencakup jenis
dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum
dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pola konsumsi
pangan di Indonesia masih belum sesuai dengan pola pangan ideal yang tertuang
14
dalam pola pangan harapan. Konsumsi dari kelompok padi-padian (beras, jagung,
terigu), masih dominan baik di kota maupun di desa namun perlu diwaspadai
bahwa jenis konsumsi pangan yang bersumber lemak, minyak dan gula sudah
berlebihan. Kelebihan dari kedua pangan ini akan membawa dampak negatif bagi
kesehatan terutama penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, jantung dan
diabetes (Ariani, M, 2004).
Tingkat konsumsi makan adalah berbagai informasi yang memberikan
gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap
hari oleh satu orang atau merupakan ciri khas untuk sesuatu kelompok masyarakat
tertentu (Santoso, 2004).
2.2.2 Pengaturan Makan
Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena
tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan
seseorang untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif. Makanan
anekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga seperti beras, jagung,
gandum, roti, dan ubi menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan
sumber zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang berasal dari bahan makanan nabati seperti
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah ikan,
ayam, susu serta hasil olahannya. Makanan sumber zat pengatur adalah semua
15
sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan
mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi
minimal harus berasal dari setiap satu jenis makanan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur. Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan
tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan
buah). Dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam termasuk sumber
makanan berserat cukup (25 gram/hari) seperti padi-padian, kacang kacangan,
sayur dan buah-buahan.
Makanan yang dikonsumsi, yang dianjurkan adalah makanan seimbang
yang terdiri atas (Santoso, 2004):
a. Sumber zat tenaga, misalnya nasi, roti, mie, bihun, jagung, ubi, singkong,
tepung-tepungan, gula dan sebagainya.
b. Sumber zat pembangun, misalnya ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-
kacangan, tahu, tempe dan sebagainya.
c. Sumber zat pengatur, misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan terutama yang
berwarna hijau dan kuning.
Zat-zat yang terkandung dalam makanan bergizi:
1. Energi
Konsumsi energi yang tidak seimbang akan menyebabkan keseimbangan
positif atau negatif. Kelebihan energi dari energi yang dikeluarkan akan diubah
menjadi lemak tubuh sehingga berat badan berlebih atau kegemukan. Keadaan
16
tersebut tidak hanya karena kelebihan asupan karbohidrat, dan lemak, tetapi juga
disebabkan kurang bergerak atau kurang aktifitas fisik.Sebaliknya bila asupan
lebih energi kurang dari yang dikeluarkan, terjadi keseimbangan
negatif.Akibatnya, berat badan lebih rendah atau ideal (Departemen gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2011).
2. Protein
Protein adalah molekul makro dan bagian dari semua sel hidup serta
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Nilai gizi protein ditentukan oleh
kadar asam amino esensial. Sumber protein dapat berasal dari protein nabati dan
hewani (Santoso, 2004).
Protein sebagai pembentuk energi, angka energi yang ditunjukkan
tergantung dari macam dan jumlah bahan makanan nabati dan hewani yang
dikonsumsi manusia setiap harinya (Kartasapoetra & Marsetyo, 2010).
3. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang esensial untuk pemeliharaan
kesehatan dan kelangsungan hidup. Kekurangan vitamin A dapat meningkatkan
resiko terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare,
meningkatkan angka kematian karena campak serta menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan (Almatsier, 2001).
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani seperti hati, kuning telur,susu
(di dalam lemaknya) dan mentega. Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi
17
tubuh, antara lain fungsi penglihatan, fungsi kekebalan, fungsi pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Zat Besi (Fe)
Zat besi merupakan mineral makro yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh diantaranya, sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh,
sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai
reaksi enzim dalam jaringan tubuh (metabolisme energi, sistem kekebalan).
Secara luas defisiensi Zat besi berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya
Manusia SDM, yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktifitas kerja.
Sumber baik zat besi adalah makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan.
Sumber baik lainnya adalah telur, sereal tumbuk, kacang-kacangan, sayur-sayuran
hijau dan beberapa jenis buah (Santoso, 2004).
5. Seng (Zn)
Seng merupakan mineral makro yang esensial bagi tubuh. Sebagian seng
berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot dan tulang. Sumber paling baik seng
adalah sumber protein hewani terutama daging, hati, kerang dan telur. Dalam
fungsi tubuh, seng berperan dalam fungsi kekebalan tubuh, pembentukan kulit,
metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. Apabila kekurangan seng dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual. disamping itu
fungsi pencernaan juga terganggu dan dapat menimbulkan diare dan gangguan
fungsi kekebalan (Santoso, 2004).
18
2.3 Produktivitas kerja
Menurut Dewan Produktivitas Nasional RI, secara umum produktivitas
mengandung pengertian perbandingan atau rasio antara hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Produktivitas tenaga kerja selalu
dikaitkan dengan efektivitas dan efisiensi yang berkaitan dengan tenaga kerja
diartikan sebagai ukuran keberhasilan tenaga kerja yang menghasilkan suatu
produk dalam waktu tertentu. Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu
unsur penting dalam memajukan perusahaan karena dengan produktivitas yang
tinggi maka perusahaan akan memperoleh hasil yang besar.Pentingnya
peningkatan produktivitas karena peningkatan produktivitas dapat menunjang
lajunya pertumbuhan ekonomi, apabila perekonomian tumbuh dan berkembang
maka akan dapat menciptakan kesempatan kerja baru akan menaikkan tingkat
pendapatan masyarakat, jika pendapatan masyarakat bertambah dapat
meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kesejahteraan
masyarakat akan memperkuat Ketahanan Nasional (Oppussunggu, 2009).
Produktivitas adalah suatu ukuran sejauh mana sumberdaya dan di
pergunakan dengan baik sehingga dapat mewujutkan hasil tertentu yang di
inginkan (atmosoeprapto, 2001) .
Mengingatbahwa salah satu tujuan Pembangunan Nasional adalah
terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dengan tingkat
produktivitastinggi, maka upaya penanggulangan anemia gizi (kekurangan zat
besi) pada pekerja wanita perlu mendapat prioritas (Maas, L.T, 2003).
19
Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari
dan/ atau malam hari. Jam kerja bagi para pekerja di sector swasta di atur dalam
UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaanketentuan, khususnya Pasal 77
sampai dengan 85. Pasal 77 ayat 1, UU No.13/ 2003 mewajibkan setiap
pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah
di atur dalam 2 sistem seperti yang telah di sebut di atas yaitu:
1. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari
kerja dalam 1 minggu.
2. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari
kerja dalam 1 minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga di berikan batasan jam kerja
yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari
ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggapmasuk sebagai
waktu kerja lembur sehingga pekerja/ buruh berhak atas upah lembur.
20
2.4 Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini di ambil menurut De Maeyer dan
Kartasapoetra (2005).
Gambar 2.1 Kerangka Teori
2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan judul penelitian yang telah ditetapkan, kerangka konsep
penelitian menerangkan keadaan mengenai hubungan variabel bebas (Independen)
dengan variabel terikat (Dependen), dimana variabel independennya yaitu anemia
dan konsumsi maknanan, sementara variabel dependennya yaitu produktivitas
kerja.
Kerangka konsep penelitian ini menunjukkan bahwa anemia dan konsumsi
makanan berhubungan dengan produktivitas kerja pada buruh wanita, maka
kerangka konsepnya dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Alat2. Cara dan lingkungan
kerja3. Anemia
Konsumsi Makanan
Produktivitas Kerja
21
Variabel Independen Variabel Dependen
2.6Hipotesis
1. Ada hubungan antara anemia dengan produktivitas kerja pada buruh
wanita di PT. Karya Tanah SuburKecamatan Kaway XVI Kabupaten
Aceh Barat.
2. Ada hubungan antara konsumsi makanan dengan produktivitas kerja
pada buruh wanita di PT. Karya Tanah SuburKecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat.
Anemia
Konsumsi makananan
Produktivitas kerja
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode survei
analitik yang bertujuan untuk melihat atau mencari hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen yaitu hubungan antaraanemia dan
konsumsi makanan dengan produktivitas kerja pada buruh wanita di PT. Karya
Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat sebagaimana yang
terdapat dalam kerangka konsepsional.
Metode survei analitik ini menggunakan desain cross sectional yaitu suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara foktor-faktor risiko dengan
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat (point time approach) (Notoatmojdo, 2005).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Karya Tanah Subur
Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.
3.2.2 Waktu Penelitian
Adapun waktupenelitian ini telah dilakukan pada tanggal 14-21 September
2013.
23
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buruh wanita lepas di PT.
Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yang diambil secara
Accidental sampling.Pengambilan sampel secara aksidental sampling (accidental)
ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.Sampel pada penelitian
ini yaitu buruh wanita lepas di PT. Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat.Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan selama
1 minggu pada bulan September sebanyak 45 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dan berkaitan langsung dengan
permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini, yaitu meliputi anemia,
konsumsi makanan dan produktivitas kerja. pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan Hemoglobin.
Pengumpulan data primer dibantu oleh tenaga medis dan rekan-rekan yang telah
dibimbing oleh peneliti
24
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan data dan informasi yang diperoleh
melalui arsip yang ada di PT. Karya Tanah Subur Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat yang meliputi jumlah buruh wanita lepas dari instansi
tersebut.
25
3.5 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1. Variabel Penelitian
No Variabel Independen1 Variabel : Anemia.
Definisi :
Cara ukur :
Alat ukur :
Hasil ukur :
Skala ukur :
Anemia adalah suatu kondisi rendahnya kadarhemoglobin (Hb) pada sel darah merah(eritrosit).Wawancara dan pemeriksaan Hb
Alat tes Hb
1. Hemoglobin Normal2. Hemoglobin Kurang
Ordinal.
Variabel : Konsumsi MakananDefinisi :
Cara ukur :Alat ukur :
Hasil ukur :
Skala ukur :
Susunan makanan yang mencakup jenis danjumlah bahan makanan rata-rata per orang perhariyang umum dikonsumsi/dimakanpenduduk dalam jangka waktu tertentu.WawancaraKuesioner
1. Baik2. Kurang baik
OrdinalVariabel Dependen
3 Variabel : Produktivitas Kerja.Definisi :
Cara ukur :
Alat ukur :
Hasil ukur :
Skala ukur :
Suatu ukuran sejauh mana sumberdaya dan dipergunakan dengan baik sehingga dapatmewujutkan hasil tertentu yang di inginkan.Wawancara
Kuesioner
1. Baik2. Kurang baik.
Ordinal.
26
3.6 Aspek Pengukuran Variabel
3.6.1 Anemia
Hb normal : Apabila Responden memiliki Hemoglobin ≥ 12 gr%
Hb Kurang : Apabila Responden memiliki Hemoglobin< 12gr%
3.6.2 Konsumsi Makanan
Baik : Apabila responden dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan melalui kuesioner dengan hasil rentang dari
tabel skor > 8
Kurang baik : Apabila responden dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan melalui kuesioner dengan hasil rentang dari
tabel skor ≤ 8
3.6.3 Produktivitas Kerja
Baik : Apabila Responden dapat menjawab pertanyaan >3
Kurang baik : Apabila Responden dapat menjawab pertanyaan≤3
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau
per variabel. Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan atau
menjelaskan masing-masing variabel yang diteliti dalam bentuk distribusi
frekuensi dari setiap variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa
besar proporsi variabel yang diteliti dan disajikan dalam bentuk tabel.
27
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
hubungan dua variabel. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan satu
variabel independen dengan satu variabel dependen, yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (Chi-square), karena semua data
diukur dalam skala katagorik dikotomi (melihat hubungan antara variabel
katagorik dengan variabel katagorik).
Prinsip dasar uji kai kuadrat (Chi-square) adalah membandingkan
frekuensi yang terjadi (observed) dengan frekuensi harapan (expected). Uji
statistik kai kuadrat (Chi-square) juga untuk melihat suatu hubungan (jika ada)
antara dua variabel sehingga diperoleh nilai X2 dan kemaknaan statistik (nilai p
value).
Penelitian dilakukan dengan dasar sebagai berikut :
1. Jika p value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antaraanemia
dan konsumsi makanan dengan produktivitas kerja pada buruh wanita lepas.
2. Jika p value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antaraanemia dan konsumsi makanan dengan produktivitas kerja pada buruh
wanita lepas.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan perangkat komputer.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
PT. Karya Tanah Subur sebagai salah satu perusahaan yang terbangun
dalam PT. Astra Agro Lestari yang berlokasi di Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat Propinsi DI.Aceh.Secara Geografis areal pengukuran ini
terletak 4.o20.’14.” s/d 4.o 24.’33.” LU dan 96.o4.’51.” s/d 96.o 10.’17.” BT.
Areal perkebunan PT. Karya Tanah Subur mempunyai bentuk topografi datar
sampai berbukit, dengan jenis tanah kambisol dan podsolik.Komoditi yang
ditanam di perkebunan ini adalah kelapa sawit.
Penelitian ini dilakukan di PT. Karya Tanah Subur (KTS)
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur buruhWanita di PT. KTS Tahun 2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan umur pada
kategori dewasa awal sebanyak 26 orang (57,8%), kategori dewasa tengah
sebanyak 15 orang (33,3%) dan kategori dewasa akhir sebanyak 4 orang (8,9%).
No. Umur Frekuensi Persentase (%)1. Dewasa awal (21-40 thn) 26 57,8%2. Dewasa tengah (40-60 thn) 15 33,3%3. Dewasa akhir (≥ 61 thn) 4 8,9%
Jumlah 45 100 %
29
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan pendidikan buruhwanita di PT. KTS Tahun 2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan
adalah yang berpendidikan SD sebanyak 14 orang (31,1%), yang berpendidikan
SMP sebanyak 23 orang (51,1%) dan yang berpendidikan SMA sebanyak 8 orang
(17,8%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Buruh Wanita diPT. KTS Tahun2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Masa Kerja
adalah baru sebanyak8 orang (17,8%), sedang sebanyak 22 orang (48,9%) dan
lama sebanyak 15 orang (33,3%).
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Karya Tanah Subur (KTS) Kecamatan
Kaway XVI Kabupaten Aceh, dari tanggal 14 September sampai dengan
21September 2013. Dari data yang dikumpulkan terdapat 45 sampel dari populasi
No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)1. SD 14 31,1%2. SMP 23 51,1%3. SMA 8 17,8 %
Jumlah 45 100 %
No. Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)1. Baru (0-1 Tahun) 8 17,8%2. Sedang (1-3 Tahun) 22 48,9%3. Lama ( > 3 Tahun) 15 33,3 %
Jumlah 45 100 %
30
yang ada. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dan diolah
komputerisasi dengan metode uji Chi-square Test
4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Anemia
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anemia Pada Buruh WanitadiPT. KTS Tahun 2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Anemia,
terbanyak berada pada kategori Hb Kurang dengan jumlah 24 orang (53,3%).
4.2.1.2 Konsumsi Makanan
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Makanan Pada BuruhWanita di PT. KTSTahun 2013
Sumber : Data Primer Diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Konsumsi
No. Anemia Frekuensi Persentase (%)1. Hb Normal 21 46,7%2. Hb Kurang 24 53,3 %
Jumlah 45 100 %
No. Konsumsi makanan Frekuensi Persentase (%)1. Baik 21 46,7%2. Kurang 24 53,3 %
Jumlah 45 100 %
31
Makanan, terbanyak berada pada kategori Kurang baik dengan jumlah 24 orang
(53,3%).
4.2.1.3 Produktivitas Kerja
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Produktivitas Kerja Pada BuruhWanita di PT. KTSTahun 2013
Sumber : Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan
Produktivitas kerja, terbanyak berada pada kategori Baik dengan jumlah 23 orang
(51,1%).
4.2.2 Analisis Bivariat
4.2.2.1 Hubungan Anemia dengan Produktivitas Kerja
Tabulasi silang hubungan antara anemia dengan produktivitas kerja buruh
wanita di PT. KTS Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat
dari tabel 4.7 di bawah ini:
No Produktivitas Kerja Frekuensi Persentase (%)1. Baik 23 51,1%2. Kurang 22 48,9 %
Jumlah 45 100 %
32
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Antara Anemia Dengan Produktivitas KerjaBuruh WanitadiPT. KTSTahun 2013
No Anemia
Produktivitas Kerja JumlahUji Statistik
Baik KurangP OR
F % F % F %1. Hb Normal 15 71,4 6 28,6 21 100
0,024 52. Hb Kurang 8 33,3 16 66,7 24 100Jumlah 23 22 45
Dari data Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden,
diketahui responden pada kategori Hb Normal dari 21 orang terdapat 15 orang
(71,4%) yang produktivitas kerjanya baik sedangkanpada kategori Hb kurang dari
24 orang terdapat 16 orang (66,7%) yang produktivitasnya kurang baik.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,024 yang berarti
lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara anemia dengan produktivitas kerja.
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu buruh wanita yang Hb nya
Normal mempunyai peluang 5 kali untuk meningkatkan produktivitas kerjanya
dibandingkan dengan buruh wanita yang Hb nya Kurang.
4.2.2.2 Hubungan Konsumsi Makanan dengan Produktivitas Kerja.
Tabulasi silang hubungan antara konsumsi makanan dengan produktivitas
kerja pada buruh wanita di PT. KTS Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh
Barat, dapat dilihat dari tabel 4.8 di bawah ini:
33
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Antara Konsumsi Makanan dengan ProduktivitasKerja Buruh Wanita di PT. KTS Tahun 2013
No
Konsumsimakanan
Produktivitas Kerja JumlahUji Statistik
Baik KurangP OR
F % F % F %1. Baik 6 28,6 15 71,4 21 100
0,011 0,12. Kurang 17 70,8 7 29,2 24 100Jumlah 23 22 45
Dari data Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 45 responden,
diketahui responden pada kategori konsumsi makanan baik dari 21 orang terdapat
15 orang (71,4%) yang produktivitas kerjanyakurang sedangkan pada kategori
konsumsi makanan kurang dari 24 orangterdapat 17 orang (70,8%) yang
produktivitas kerjanya baik.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,011 yang berarti
lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antarakonsumsi makanan dengan produktivitas kerja.
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu buruh wanita yang Konsumsi
Makanannya Baik mempunyai peluang 0,1 kali untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya dibandingkan dengan buruh wanita yang Konsumsi Makanannya kurang
baik.
34
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Anemia dengan Produktivitas Kerja
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa anemia mempunyai hubungan
dengan produktivitas kerja. Hasil penelitian ini yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji Chi-square dengan hasil 0,024menunjukkan bahwa nilai ini
lebih kecil dari level of significan α = 0,05 (p-value < 0,05), Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara anemia dengan produktivitas kerja pada
buruh wanita di PT. Karya Tanah Subur (KTS).
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu buruh wanita yang Hb nya
Normal mempunyai peluang 5 kali untuk meningkatkan produktivitas kerjanya
dibandingkan dengan buruh wanita yang Hb nya Kurang.
Dari hasil pengamatan danwawancara selama peneliti melakukan
penelitian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa benar kalau buruh wanita yang
anemia akan menghasilkan produktivitas kerja yang kurang baik karena buruh
wanita yang anemia akan merasa cepat lelah sehingga buruh wanita cenderung
lebih sering beristirahat.
Penelitian ini sejalan dengan teori De Maeyer, untuk mendapatkan
produktivitas yang tinggi, makafaktor alat, cara dan lingkungan kerja harus betul-
betul serasi kemampuan, kebolehan dan batasan manusia pekerja. Apabila tenaga
kerja kekurangan kadar hemoglobin, maka tenaga yang dihasilkan oleh tubuh
akan berkurang dan badan menjadi cepat lelah sehingga produktivitas kerja juga
rendah.
35
Masalah gizi pada pekerja tersebut sebagai akibat langsung kurangnya
asupan makanan yang tidak sesuai dengan beban kerja atau jenis pekerjaan hal ini
menunjukkan bahwa 30% pekerja wanita menderita anemia dan menyebabkan
produktivitas mereka menurun hingga 20% (Kurniawan, 2002).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Riris Oppusunggu (2009) dimana
hasil penelitian menunjukkan kadar Hemoglobin sangat mempengaruhi
produktivitas kerja, hal ini terlihat dengan meningkatnya kadar Hemoglobin darah
kemudian diikuti dengan peningkatan produktivitas kerja. Hubungan peningkatan
kadar Hemoglobin dengan produktivitas kerja menunjukkan hasil yang signifikan
(p < 0,05) dan nilai r = 0,635 berarti mempunyai hubungan yang erat artinya
apabila Hemoglobin meningkat maka produktivitas kerja juga akan meningkat.
4.3.2 Hubungan Konsumsi Makanan dengan Produktivitas Kerja
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa konsumsi makanan
mempunyai hubungan dengan produktivitas kerja. Hasil penelitian ini yang telah
dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dengan hasil 0,011 menunjukkan
bahwa nilai ini lebih kecil dari level of significan α = 0,05 (p-value < 0,05), Jadi
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi makanan dengan
produktivitas kerja pada buruh wanita di PT. Karya Tanah Subur (KTS).
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu buruh wanita yang Konsumsi
Makanannya Baik mempunyai peluang 0,1 kali untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya dibandingkan dengan buruh wanita yang Konsumsi Makanannya kurang
baik.
36
Penelitian ini sejalan dengan teori yang mengatakan manusia yang sehat
dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualiatas maupun kuantitasnya akan
memiliki kesanggupan maksimal dalam menjalani hidupnya. Kemampuan
maksimal ini disebut kapasitas orang dewasa. Jadi untuk memperoleh kapasitas
orang dewasa yang maksimal, manusia harus memperoleh makanan yang cukup
sehingga memperoleh semua zat gizi yang di perlukan untuk pertumbuhan,
perbaikan, dan pemeliharaan jaringan tubuh serta terlaksananya fungsi faal normal
dalam tubuh, selain memperoleh energi yang cukup untuk memungkinkan bekerja
secara normal (Moehji, 2002).
Tanpa makanan yang cukup, energi sebagai sumber tenaga dalam
melakukan pekerjaan akan diambil dari energi cadangan dan protein dalam sel
tubuh. Kekurangan dan kelebihan zat gizi yang di terima tubuh seseorang
akansama mempunyai dampak negatif. Perbaikan konsumsi makanan dan
peningkatan status gizi sesuai atau seimbang dengan yang diperlukan tubuh
merupakan unsur penting bagi peningkatan kualitas hidup manusia, sehat, kreatif
dan produktif. (Kartasapoetra dan Marsetyo, 2005)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Karya Tanah Subur
Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, hubungan anemia dan konsumsi
makanan dengan produktivitas kerja pada buruh wanita, maka penulis mengambil
kesimpulan dan saran sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
1. Adanya hubungan antara anemia dengan konsumsi makanan dengan nilai
p-value 0,024 yang berarti lebih kecil dari α 0,05.
2. Adanyahubungan antara konsumsi makanan dengan produktivitas kerja
dengan nilai p-value 0,011 yang berarti lebih kecil dari α 0,05.
5.2 Saran-Saran
1. Diharapkan kepada perusahaan agar lebih sering memberikan penyuluhan
kepada para pekerja tentang anemia dan cara pencegahannya agar para
pekerja tahuapa yang akan di sebabkan bila merekaterkena anemia.
2. Diharapkan kepada pekerja agar lebih memperhatikan konsumsi
makanannya supaya tidak terjadi anemia sehingga dapat menghasilkan
produktivitas kerja yang baik dan apabila perusahaan mnyelenggarakan
pemeriksaan kesehatan jangan takut untuk memeriksakan kesehatannya
karena dengan kita memeriksakan kesehatan sehingga kita tahu
bagaimana kondisi tubuh sehingga kita dapat lebih cepat menangani
kondisi tubuh kita
38
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, S. 2003. Analisis Hasil Suplementasi Tablet Besi pada Tenaga KerjaWanita di 6 Perusahaan di Bali. Badan Perencanaan Pembangunan DaerahProvinsi Bali.
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia. Jakarta : 2001.
Ariani, M.2004. Analisis Perkembangan Konsumsi Pangan dan Gizi. ICASERDWorking Paper No 67.
Arisman.Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Ed. 2.Jakarta :EGC, 2009.
Atmosoeprapto K. 2001. Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan. Jakarta:Elex Media Komputindo., editor..
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis gerakan pekerjawanita sehat dan produktif (GPWSP) bagi petugas perusahaan. Jakarta;2002
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat.Gizi Dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2003. ProgramPenanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Gizi pada Wanita Usia Subur.Depkes. Jakarta.
Irianto, kus. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. CV. Yrama Widya. Bandung.
Kartasapoetra G, Marsetyo H. 2005. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, KesehatandanProduktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
, 2011. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan danProduktivitasKerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Kurniawan A. 2002. Policies in alleviating micronutrient deficiencies:Indonesia’s experience. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition 11(3):S360–S370.
Maas, L.T. 2003. Masalah Gizi dalam kaitannya dengan Ketahanan Fisik danProduktivitas Kerja. FKM. USU.
39
Moehji S. 2002. Ilmu Gizi: Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar
Nasution dan Lubis, 2004. Hubungan Konsumsi Zat Besi dan Status Gizidengan Produktivitas Kerja wanita Pencetak Batu Bata di KecamatanPagar Merbau. FKM. USU.
Olivia, dkk. 2004. Seluk Beluk Food Suplement. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama
Oppusunggu, R. 2009. Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)terhadap Productivitas Kerja Wanita Pensortir Daun tembakau Di PT. XKabupaten Deli Serdang. Tesis Sekolah Pascasarjana USU. Medan.
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6889/1/09E01321.pdf) diunduh tanggal15 september 2013)
Santoso, S. Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta : 2004.
Untari R, dkk. 2004. Anemia dan Kelelahan Kerja pada Wanita yang Bekerja diMalam Hari. Jurnal Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat-UGM.
www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/upah-kerja/jam-kerja.(diunduh 25 agustus 2013)