Hormon yang terkait kebutuhan nutrisi makro dan mikro nutrien
description
Transcript of Hormon yang terkait kebutuhan nutrisi makro dan mikro nutrien
Hormon yang terkait kebutuhan nutrisi makro dan mikro nutrien
Hormon kebutuhan nutrisi
A. Hormon Insulin
Insulin adalah hormon yang mengatur pusat untuk metabolisme karbohidrat dan lemak
dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan lemak untuk
mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati dan otot.
Insulin menghentikan penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan menghambat
pelepasan glukagon. Dengan pengecualian dari diabetes mellitus dan sindrom gangguan
metabolisme Metabolik, insulin diberikan dalam tubuh dalam proporsi konstan untuk
menghilangkan kelebihan glukosa dari darah, yang sebaliknya akan menjadi racun.
Ketika kadar glukosa darah turun di bawah tingkat tertentu, tubuh mulai menggunakan
gula disimpan sebagai sumber energi melalui glikogenolisis, yang memecah glikogen
yang tersimpan di hati dan otot menjadi glukosa, yang kemudian dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi. Seperti tingkat adalahekanisme metabolisme pusat kontrol,
statusnya juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk sistem tubuh lainnya (seperti
penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh). Selain itu, memiliki beberapa efek anabolik
lain di seluruh tubuh.
B. Hormon Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, meningkatkan kadar
glukosa darah.
Glukosa disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati-seperti
polimer rantai terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki reseptor
glukagon. Ketika glukagon mengikat pada reseptor glukagon, sel-sel hati mengubah
glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan melepaskan mereka ke dalam
aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai glikogenolisis. Seperti toko-toko menjadi
habis, glukagon kemudian mendorong hati untuk mensintesis glukosa tambahan oleh
glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis di hati, menyebabkan intermediet
glikolisis akan shuttled untuk glukoneogenesis.
C. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang pertumbuhan,
reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang disintesis,
disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral kelenjar hipofisis
anterior. Somatotropin (STH) mengacu pada hormon pertumbuhan 1 diproduksi secara
alami dalam hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang
diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan.
D. Hormon Tiroksin (Thyroxine)
Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Ini mendorong
sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan juga membantu mengatur metabolisme
tubuh.
Tiroksin diproduksi oleh kelenjar tiroid dengan cara yang sangat kompleks. Ketika
tingkat tiroksin dalam darah adalah rendah, hipotalamus otak (bagian dari otak yang
mengatur fungsi tubuh) menghasilkan hormon thyrotropin-releasing. Hal ini merangsang
kelenjar pituitary untuk menghasilkan Thyrotropin. Thyrotropin adalah hormon thyroid-
stimulating hormone (TSH) yang menggairahkan kelenjar tiroid. Ketika tingkat tiroksin
dalam darah adalah tinggi, hipotalamus melepaskan hormon yang menghambat produksi
TSH.
Makro dan mikro nutrien
Tubuh manusia membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang digunakan untuk
beraktivitas, pertunbuhan, perkembangan, dan pergantian sel-sel yang rusak. Nutrisi ini
dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu makronutrient dan mikronutrient. Kelompok nutrisi
nakronutrient adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Sementara mikronutrient adalah
vitamin, mineral, dan elektrolit.
Persentasi kebutuhan makronutrien lebih banyak dibanding mikronutrient.
Pada dasarnya, kebutuhan tubuh terhadap mikronutrien terpenuhi dalam jumlah yang sedikit.
Lain halnya dengan makronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah banyak karena memegang
fungsi penting yang utama yakni sumber energi.
Jenis makro nutrien
- Karbohidrat
- Lemak
- Protein
Jenis mikro nutrien
- Vitamin
- Mineral
- Elektrolit
Hormon yang berhubungan dengan makro dan mikro nutrie
- Hormon insulin
Insulin adalah hormon yang mengatur pusat untuk metabolisme karbohidrat dan
lemak dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan lemak
untuk mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati dan
otot.
Insulin menghentikan penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan menghambat
pelepasan glukagon. Selain itu hormon ini juga untuk sistem tubuh lainnya (seperti
penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh).
- Hormon tiroid
Salah satu mikronutrien sangat diperlukan oleh tubuh yaitu iodium.
Fungsi iodium di dalam tubuh yaitu memaksimalkan kerja kelenjar tiroid (kelenjar
gondok) dalam pembentukan hormon tiroid. Hormon ini berfungsi sebagai pengatur
suhu tubuh, merangsang jaringan tubuh untuk memproduksi protein dan energi dari
oksigen dan makanan.
Produksi hormon tiroid oleh kelenjar koloid diatur oleh hipotalmus dan kelenjar
pituitary atau kelenjar hipofise yang berada di otak agar tidak boleh lebih ataupun
tidak boleh kurang. Jika kadar hormon tiroid dalam tubuh rendah, kelenjar pituitary
memproduksi thyroid stimulating hormone (TSH) yang merangsang kelenjar tiroid
untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Begitupun sebaliknya, jika kadar
hormon tiroid dalam darah telah memadai, kelenjar pituitary akan mengurangi
produksi hormon TSH. Hormon TSH inilah yang kemudian dialirkan melalui darah
menuju kelenjar tiroid untuk memproduksi dan melepaskan hormon tiroid (T3 dan
T4).
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat adalah komponen makanan yang merupakan sumber energi yang utama bagi
organisme hidup. Dalam makanan,karbohidrat terdapat polisakarida yang dibuat dalam
tumbuhan dengan cara fotosintesis. Tumbuhan merupakan gudang yang menyimpan
karbohidrat dalam bentuk amilum dan selulosa. Pada manusia dan hewan, amilum berfungsi
untuk memproduksi energi dan glikogen adalah sumber energi.
Pada proses pencernaan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis yang menghasilkan
glukosa, fruktosa, galaktosa, dan monosakarida lainnya. Senyawa ini kemudian di absorbsi
melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Jalur metabolik glikolisis
Glikolisis memecah molekul glukosa 6 karbon menjadi 2 molekul 3 karbon (piruvat) dengan
melepas sejumlah kecil energi dalam bentuk 2 molekul ATP
1. Glukosa menjadi glukosa-6-fosfat. Setelah sampai di sel, glukosa langsung
terfosfolirasi menjadi glukosa-6-fosfat dengan penambahan sebuah gugus fosfat (P)
yang dipindahkan dari satu molekul ATP ke karbon keenam glukosa. Glukosa-6-fosfat
merupakan senyawa kunci yang menyiapkan glukosa dalam reaksi katabolik untuk
melepas energi atau reaksi anabolik untuk menyintesis glukosa menjadi glikogen.
2. Glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat. Dalam reaksi ini, atom hidrogen dan
oksigen disusun ulang untuk membentuk isomer glukosa-6-fosfat
3. Fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Penambahan gugus fosfat lain pada
glukosa-6-fosfat dari molekul ATP kedua menghasilkan senyawa 6-karbon dengan
gugus fosfat di kedua ujungnya.
4. Fruktosa-1,6-difosfat menjadi PGAL. Fruktosa 1,6-difosfat diputus di antara karbon
ketiga dan keempat untuk membentuk dua molekul gula 3-karbon yang berbeda :
gliseraldehid 3-fosfat (PGAL) dan dihidroksiaseton fosfat yang merupakan isomer
dan dapat diubah menjadi PGAL. Oleh karena itu, kedua molekul dapat disebut
sebagai dua molekul.
5. PGAL menjadi molekul difosfogliserat. Energi dihasilkan dari dua molekul PGAL pada
rangkaian proses selanjutnya, melibatkan reaksi redoks.
6. Dua molekul difosfogliserat menjadi 2 molekul 3-fosfogliserat. Ikatan fosfat baru
dalam 1,3-difosfogliserat kaya akan energi. Jika fosfat dalam setiap dua molekul
dipindahkan ke ADP, akan terbentuk dua molekul 3-fosfogliserat dan dua molekul
ATP. Perpindahan energi dari senyawa yang mengandung fosfat kaya energi disebut
fosfolirasi tingkat substrat.
7. Pada beberapa rekasi selanjutnya, kedua molekul 3-fosfogliserat menjalani
penyusunan ulang internal yang merelokasi ikatan fosfat dan menggantinya dengan
ikatan berenergi tinggi. Juga satu molekul air dihasilkan dari setiap dua molekul.
8. PEP menjadi piruvat. Akhirnya, melalui fosforilasi tingkat substrat, gugus fosfat
berenergi tinggi pada setiap molekul PEP dipindah ke dua molekul asam piruvat.
Respirasi Oksidatif. Siklus asam sitrat adalah bagian kedua proses katabolisme glukosa.
Siklus ini berlangsung dalam mitokondria sel dan merupakan serangkaian proses
dekarboksilasi (pelepasan karbondioksida) dan reaksi redoks.
1. Oksidasi asam piruvat menjadi asetil Koenzim A. Molekul asampiruvat memasuki
mitokondria dan teroksidasi pada kompartemen dalam, atau matriksnya. Suatu
langkah persiapan akan mereduksi asam piruvat 3-karbon menjadi gugus asetil 2-
karbon. Gugus ini disebut asetil koenzim A atau asetil KoA.
2. Pembentukan asam sitrat. KoA membawa gugus asetil dua-karbon ke dalam siklus
asam sitrat, tempatnya bereaksi dengan asam oksaloasetat empat-karbon untuk
membentuk asam sitrat enam-karbon. KoA dilepas untuk berkaitan dengan gugus
asetil lain dan satu molekul air untuk digunakan dalam sintesis asam sitrat.
3. Asam isositrat. Asam sitrat enam-karbon tersusun ulang membentuk asam isositrat.
Isositrat teroksidasi dan melepas dua elektron hidrogen untuk menjadi molekul
berentang hidup pendek, asam oksalosuksinat. Hidrogen-hidrogen yang ditarik oleh
NAD membentuk NADH ditambah H+ (NADH2).
4. Asam alfa-ketoglutarat. Asam oksaluksinat melepaskan satu karbon yang masuk ke
dalam proses pembuatan dua molekul CO2 pertama, dilepas dalam siklus sebagai
produk sisa. Molekul lima karbon yang tersisa, asam alfa ketoglutarat, teroksidasi.
NADH2 lain terbentuk saat dua elektron hidrogen ditarik oleh NAD dan molekul CO2
yang lain juga terbentuk.
5. Suksinil koenzim A. Pada reaksi selanjutnya, yang dikatalis oleh berbagai kompleks
enzim, asam alfa-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif. CO2 kedua
terlepas, NAD tereduksi menjadi NADH2, senyawa empat-karbon yang tersisa
berikatan dengan KoA sebagai suksinil KoA. Ikatan ini merupakan ikatan tidak stabil
yang berenergi tinggi; ikatan ini memiliki cukup energi untuk memfosforilasi ADP.
6. Asam suksinat. Energi dalam ikatan suksinil-KoA dilepas ke ikatan fosfat kaya energi
dalam guanosin trifosfat (GTP) oleh guanosin difosfat (GDP). Dari GTP, gugus fosfat
berenergi tinggi dilepaskan ke ADP untuk membentuk ATP melalui fosfolirasi tingkat
substrat.
7. Asam fumarat. Asam suksinat teroksidasi menjadi asam fumarat, tetapi hidrogen
tidak dilepas ke NAD, melainkan diambil oleh koenzim lain, FAD (flavin adenin
dinukleotida) yang mengandung vitamin riboflavin.
8. Asam malat. Jika ditambahkan air, asam fumarat akan diubah menjadi asam malat.
9. Asam oksaloasetat. Asam malat melepaskan hidrogen dan diubah menjadi asam
oksaloasetat. Dua hidrogen dilepas ke NAD, dan asam oksaloasetat dapat berikatan
dengan molekul KoA lain untuk memulai siklus kembali.
10. Ringkasan perolehan energi dari siklus asam sitrat. Untuk setiap molekul glukosa
(2asetil KoA) yang masuk siklus asam sitrat, akan terbentuk dua molekul ATP
tambahan. Total ATP dari proses glikolisis anaerob dan siklus asam sitrat aerob
adalah empat molekul ATP.
Metabolisme lipid
Lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi
untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dari tubuh. Makin banyak jumlah lemak, makin
baik fungsinya mempertahankan panas dalam tubuh. Pada proses oksidasi 1 gram lemak
dihasilkan energi sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram karbohidrat maupun protein hanya
menghasilkan 4 kkal. Selin itu lemak mempunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh
tertentu dari kerusakan akibat benturan atau goncangan. Lemak juga merupakan salah satu
bahan makanan yang mengandung vitamin A, D, E dan K.
Pencernaan lemak terutama terjadi di dalam usus, karena dalam mulut dan lambung tidak
terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak. Dalam usus, lemak diubah menjadi
emulsi, sehingga mudah berhubungan dengan enzim steapsin dalam cairan prankeas. Hasil
akhir proses pencernaan lemak ialah asam lemak, gliserol, monogliserida, digliserida serta
sisa trigliserida. Pengeluaran cairan pankreas dirangsang oleh hormon sekretin dan
pankreozimin. Sekretin meningkatkan jumlah elektrolit dan cairan pankreas, sedangkan
pankreozimin merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas. Lemak yang
keluar dari lambung masuk ke dalam usus merangsang pengeluaran hormon kolesistokinin
yang pada gilirannya menyebabkan kantung empedu ke dalam duodenum. Lipid lain yang
dapat terhidrolisis oleh cairan pankreas antara lain adalah lesitin oleh fosfolipase, fosfatase
dan esterase; ester kolesterol oleh kolesterol esterase dihidrolisis menjadi kolesterol dan
asamlemak.
Absorbsi hasil pencernaan lemak yang sebagian besar (70%) adalah asam lemak dan sebagian
lagi (20%) monogliserida terjadi pada usus kecil pada waktu asam lemak dan monogliserida
di absorbsi melalui sel-sel mukosa pada dinding usus , mereka diubah kembali (resintesis)
menjadi lemak atau trigiserida. Lemak yang terjadi ini berbentuk partikel-partikel kecil uyang
disebut kilomikron dan dibawa ke dalam darah melalui cairan limfe.
Metabolisme protein
Metabolisme protein dimulai setelah protein dipecah menjadi asam amino. Asam amino akan
memasuki siklus TCA bila dibutuhkan sebagai sumber energi atau bila berada dalam jumlah
berlebih dari yang dibutuhkan untuk sintesis protein. Mula-mula asam amino akan
mengalami deaminase, yaitu melepas gugus amino. Proses ini membutuhkan vitamin B6
dalam bentuk PLP. Asam amino kemudian dikatabolisme melalui tiga cara. Kira-kira separuh
dari asam amino yaitu alanin, serin, glisin, sistein, metionin, dan triptofan diubah menjadi
piruvat. Kurang lebih separuh lagi yaitu fenilalanin, tirosin, leusin, leusin, isoleusin, dan
lisin, seperti halnya asam lemak diubah menjadi asetil KoA. Sisa asam amino kecuali asam
aspartat diubah menjadi asam glutamat, dideaminase dan langsung memasuki siklus TCA.
Asam amino yang diubah menjadi piruvat dapat diubah menjadi glukosa. Oleh karena itu,
dinamakan asam amino glukogenik. Asam amino yang diubah menjadi asetil KoA dapat
digunakan untuk memperoleh energi atau dapat diubah menjadi lemak. Asam amino ini
dinamakan ketogenik. Asam amino yang langsung masuk ke dalam siklus TCA juga
merupakan asam amino glukogenik, karena dapat menghasilkan energi atau keluar dari siklus
dan diubah menjadi glukosa. Berbeda dengan lemak, protein merupakan sumber glukosa bila
karbohidrat tidak mencukupi. Sepertin halnya lemak dan karbohidrat, bila berlebihan asam
amino akan diubah menajdi lemak. Jadi, protein dalam jumlah berlebihan untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh, dapat diubah menjadi lemak tubuh dan menyebabkan kegemukan.