Hormon Dan Emtabolisme
-
Upload
khairunnisa-esam -
Category
Documents
-
view
240 -
download
0
description
Transcript of Hormon Dan Emtabolisme
Pengaruh Hormon dan Metabolisme Terhadap Berat Badan
1.0 Pendahuluan
Dalam tubuh manusia, setiap makanan yang di makan akan melalui proses metabolisme.
Antara proses metabolisme yang berlaku di dalam tubuh adalah proses metabolisme karbohidrat,
metabolisme asam lemak dan metabolisme protein. Dalam proses metabolisme karbohidrat,
berlaku beberapa proses seperti glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis,
glikogenolisis serta glukoneogenesis. Bagi metabolisme asam lemak pula terjadi proses lipolisis,
sintesis de novo, sintesis triasil gliserida, oksidasi beta asam lemak dan sintesis kolesterol. Proses
- proses ini sangat dipengaruhi oleh hormon. Sekresi hormon ini pula dipengaruhi oleh
pengambilan pemakanan yang seimbang.
2.0 Metabolisme Karbohidrat
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosa massa karbohidrat
makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi
di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk.
Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi manusia dan bahan bakar universal bagi
janin. Glukosa diubah menjadi karbohidrat lain misalnya glikogen untuk simpanan, ribose untuk
membentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, bergabung dengan lipid atau dengan
protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan. Jalur-jalur metabolisme karbohidrat. Terdapat
beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat,
glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai bahan bakar atau sumber energi utama untuk sel
hidup. Selain itu, karbohidrat juga berperan dalam menghasilkan senyawa intermediet amphibolik
seperti piruvat, laktat dan gliserida. Karbohidrat juga diperlukan untuk mensintesis
glikosaminoglikan, bahan khas seperti laktosa susu dan senyawa non karbohidrat seperti asam
nukleat.1
2.1 Glikolisis Embden Meyerhof
Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa yang
mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat yang
mempunyai 3 atom C. Reaksi ini berlangsung di dalam sitosol (sitoplasma). Reaksi glikolisis
1 |
mempunyai sembilan tahapan reaksi yang dikatalisis oleh enzim tertentu, tetapi disini tidak akan
dibahas enzim-enzim yang berperan dalam proses glikolisis ini. Dari sembilan tahapan reaksi
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu fase investasi energi, yaitu dari tahap 1
sampai tahap 4, dan fase pembelanjaan energi, yaitu dari tahap 5 sampai tahap 9.1
Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu molekul ATP, yang
kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-fosfat. Setelah itu, glukosa 6-fosfat
diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu fruktosa 6-fosfat. Satu molekul ATP yang lain
memberikan satu gugus fosfatnya kepada fruktosa 6-fosfat, yang membuat ATP tersebut menjadi
ADP dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat dipecah
menjadi dua senyawa yang saling isomer satu sama lain, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan PGAL
(fosfogliseraldehid atau gliseraldehid 3-fosfat). Tahapan-tahapan reaksi diatas itulah yang disebut
dengan fase investasi energi.2
Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami oksidasi dan
mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami penambahan molekul fosfat
anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-difosfogliserat. Kemudian masing-masing 1,3-
difosfogliserat melepaskan satu gugus fosfatnya dan berubah menjadi 3-fosfogliserat, dimana
gugus fosfat yang dilepas oleh masing-masing 1,3-difosfogliserat dipindahkan ke dua molekul
ADP dan membentuk dua molekul ATP. Setelah itu, 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi
menjadi 2-fosfogliserat. Setelah menjadi 2-fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing
2-fosfogliserat dipisahkan, menghasilkan fosfoenolpiruvat. Terakhir, masing-masing
fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat terakhirnya, yang kemudian diterima oleh dua molekul
ADP untuk membentuk ATP, dan berubah menjadi asam piruvat.2
Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan menghasilkan produk
kotor berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air. Akan
tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga hasil bersih reaksi ini adalah
2 molekul asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, dan 2 molekul air. Perlu
dicatat, pencantuman air sebagai hasil glikolisis bersifat opsional, karena ada sumber lain yang
tidak mencantumkan air sebagai hasil glikolisis. Dari hasil glikolisis tersebut akan masuk dalam
siklus krebs, sebelum masuk dalam reaksi fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.3
2.2 Oksidasi Piruvat
2 |
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam
piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang bertempat di matriks
mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani
reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen yang cukup dan
akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke dalam siklus Krebs, karena
asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan molekul yang dapat
menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua atom C (2 C). Karena itu,
asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.1
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C
menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A). Reaksi
dekarboksilasi oksidatif ini sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus
Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria.
Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis akan melepaskan satu
gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan mengandung sedikit energi, yaitu dalam
bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon yang tersisa dari piruvat akan dioksidasi menjadi
asetat (bentuk ionisasi asam asetat).
Selanjutnya, asetat akan mendapat transfer elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi
NADH. Kemudian, koenzim A (suatu senyawa yang mengandung sulfur yang berasal dari vitamin
B) diikat oleh asetat dengan ikatan yang tidak stabil dan membentuk gugus asetil yang sangat
reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya ke dalam siklus Krebs untuk
proses oksidasi lebih lanjut. Selama reaksi transisi ini, satu molekul glukosa yang telah menjadi 2
molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan 2 molekul NADH.1,2
2.3 Siklus Asam Sitrat
Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus Krebs adalah reaksi
antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian membentuk asam sitrat. Siklus
Krebs disebut juga dengan siklus asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus
tersebut, yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat.2
Pertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke
dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Setelah
"mengantar" asetil masuk ke dalam siklus Krebs, ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar dari
siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air sehingga
3 |
terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi dengan melepas ion H+, yang
kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan melepaskan satu molekul CO2 dan membentuk
asam a-ketoglutarat. Setelah itu, asam a-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul CO2, dan
teroksidasi dengan melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH.
Selain itu, asam a-ketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk suksinil
ko-A. Setelah terbentuk suksinil ko-A, molekul ko-A kembali meninggalkan siklus, sehingga
terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam suksinat
menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat
anorganik menjadi satu molekul ATP. Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi dan
melepaskan dua ion H+, yang kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan
terbentuklah asam fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan
menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat, karena itu asam fumarat
berubah menjadi asam malat.3
Terakhir, asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang
kemudian diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat kembali terbentuk.
Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat asetil ko-A dan kembali menjalani siklus
Krebs. Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2
FADH2, dan 4 CO2.1-4
2.4 HMP Shunt
HMP Shunt (Hexose Mono Phosphate=Pentose Phosphate Pathway) merupakan jalan lain
untuk oksidasi glukosa, melalui dehidrogenasi dengan NADP sebagai aseptor H. HMP Shunt
terjadi di sitosol dan tidak menghasilkan ATP namun tujuannya adalah untuk menyediakan
NADPH + H+ (NADPH yang tereduksi) dan ribose 5-P untuk sintesis nukleotida (RNA-DNA).
NADPH antara lain digunakan untuk sintesis asam lemak, kolestrol dari asetil koAa, hormon
steroid dari kolestrol, asam amino dan hormon tiroid. HMP Shunt aktif di hati, jaringan adiposa,
sel darah merah, korteks adrenal, kelenjar tiroid, kelanjar mammae yang sedang laktasi dan
kelenjar testis namun kurang aktif di otot skelet atau lurik.1
2.5 Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat
kadar gula darah menjadi tinggi seperti setelah makan,glikogenesis terjadi terutama dalam sel-sel
4 |
hati dan sel-sel otak rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergantung pada
pada persendian konstan gula darah untuk energi. Glikogenesis adalah sintesis protein dari
glukosa, seperti yang di temukan pada otot, tempat glukosa di simpan sebagai glikogen.
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan dalam
hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan
analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%),
otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.1,3
Gambar 1. Proses Glikogenesis dan glukoneogenesis.1
2.6 Glikogenolisis
5 |
Glikogenolisis jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen
harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan
glikogenolisis. Glikogenolisis berlangsung dengan jalur yang berlainan. Dengan adanya enzim
fosforilase, fosfat anorganik melepaskan sisa glukose non mereduksi ujung dalam satu persatu
untuk menghasilkan D-glukose fosfat 1-fosfat.
Proses glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen yang berlangsung lewat jalan
yang berbeda, tergantung pada proses yang mempengaruhinya. Molekul glikogen menjadi lebih
kecil atau lebih besar, tetapi jarang apabila ada molekul tersebut dipecah secara sempurna.
Meskipun pada hewan, glikogen tidak pernah kosong sama sekali. Inti glikogen tetap ada untuk
bertindak sebagai aseptor bagi glikogen baru yang akan disintesis bila diperoleh cukup persediaan
karbohidrat. Sekitar 85% D-glukose 1-fosfat, sedang 15% dalam bentuk glukose bebas.3
Proses pada saat makan, hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk memulihkan
glukosa di dalam darah (glikogenolisis) atau dengan bekerja bersama ginjal, mengkonversi
metabolit non karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino menjadi glukosa. Upaya untuk
mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang memadai di dalam darah sangat penting bagi
beberapa jaringan tertentu, glukosa merupakan bahan bakar yang wajib tersedia, misalnya otak
dan eritrosit.
Proses dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat.
Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan jalur Embeden-Meyerhof.
Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua fase. Pada fase
pertama glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses fosforilasi. Fase kedua dimulai dari
proses oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak
pada aspek energi yang berkaitan dengan reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut.2
Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui piruvat setelah glikolisis. Pada organisme
aerobik, glikolisis menyusun hanya tahap pertama dari keseluruhan degradasi aerobik glukosa
menjadi CO2 dan H2O. Piruvat yang terbentuk kemudian dioksidasi dengan melepaskan gugus
karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk gugus asetil pada asetil koenzim A. Lalu gugus
asetil dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O oleh siklus asam sitrat, dengan melibatkan
molekul oksigen.
Lintas inilah yang dilalui piruvat pada tubuh manusia. Glukosa dimetabolisasi menjadi
piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia melalui lintasan glikolisis. Glukosa merupakan
substrat yang unik karena glikolisis bisa terjadi dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob), ketika
produk akhir glukosa tersebut berupa laktat. Meskipun demikian, jaringan yang dapat
menggunakan oksigen (aerob) mampu memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim A, yang
6 |
dapat memasuki siklus asam sitrat untuk menjalani proses oksidasi sempurna menjadi CO2 dan
H2O dengan melepasan energi bebas dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif.1
2.7 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun
tubuh. Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain
glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk
menghindari simtoma hipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi
dengan substrat yang merupakan produk dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam
suksinat, asam laktat, asam oksaloasetat.1
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase
mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa.
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan suatu
reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang
diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.1,2
Proses glukoneogenesis dimana asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat
dibawa oleh darah ke hati. Disini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui
serangkaian reaksi dalam suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat danbeberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung
terutama dalam hati. Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan
kebalikandari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversible,
artinya diperlukan enzim lain untuk kebalikannya.
• Glukosa + ATP → heksokinase Glukosa-6-Posfat + ADP
• Fruktosa-6-posfat + ATP fosforuktokinase → fruktosa 1,6 diposfat + ADP
• Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase → asam piruvat + ATP
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui
pembentukan asam oksaloasetat. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara
hidrolisisoleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase. Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-
fosfat dengan katalisglukosa-6-fosfatase.4
7 |
3.0 Metabolisme Lemak
Lemak di dalam tubuh manusia terdiri dari dua jenis golongan yaitu asam lemak jenuh dan
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang tidak mempunyai ikatan
rangkap C. Misalnya, asam miristat, asam arahidat, asam stearat dan asam lignoserat. Asam lemak
tidak jenuh pula merupakan asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap C. Misalnya, asam
oleat, asam linoleat, asam arakidonat dan EPA. Fungsi lemak di dalam tubuh adalah sebagai
sumber energi, komponen membran, bahan baku hormon. surfaktan, insulator suhu dan listrik.2
Lemak diproses di dalam tubuh dengan tiga cara yaitu pencernaan, absorpsi dan
transportasi. Pencernaan lemak terjadi di usus. Proses ini dibantu dengan lipase pancreas,
fosfolipase A2, kolesterol esterase, bikarbonat dan empedu. Proses absorpsi lemak yang terjadi di
usus pula dibantu oleh garam empedu dan dua monogliserida. Garam empedu akan bergabung
dengan lemak untuk membentuk misel dan kemudiannya akan diabsorpsi ke usus dan membentuk
kilomikron. Lemak ditransportasi ke darah dalam bentuk kilomikron, VLDL, HDL, LDL, IDL dan
FFA-albumin.1
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid
adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut
dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai
pendek juga dapat melalui jalur ini.2
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut
oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus
(enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida
(lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan
sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam
lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi
simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu
jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol,
untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak
jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan
yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
8 |
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi
jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam
lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida
jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.3
3.1 Oksidasi Asam Lemak
Oksidasi asam lemak jenuh terjadi dalam 4 cara yaitu oksidasi beta asam lemak di
mitokondria, oksidasi beta asam lemak di peroksisom, oksidasi alfa asam lemak dan oksidasi
omega asam lemak. Oksidasi beta asam lemak di mitokondria merupakan proses yang paling
utama. Proses ini merupakan proses aerobic karena memerlukan oksigen. Selain itu, proses ini
juga memerlukan NAD dan FAD. Senyawa awal dari proses ini adalah asil-koA dan diaktivasi
oleh enzim tiokinase. Hasil akhirnya ialah asetil-koA dan propionil-koA. Namun, untuk asam
lemak dengan atom C lebih besar dari 12 perlu karnitin supaya dapat ke mitokondria.
Oksidasi beta asam lemak di peroksisom adalah suatu proses untuk asam lemak rantai
panjang yang mempunyai 20 hingga 22 atom C. Proses ini tidak menghasilkan ATP tetapi
menghasilkan oktanoil-koA dan asetil-koA. Aktivasi awal proses ini dilakukan oleh asil-koA
sintetase dan pada reaksi ke-2 ia menghasilkan H2O2 yang diubah oleh katalase. Diet tinggi lemak
dan obat hipolipidemik dapat menginduksi proses ini.
Oksidasi alfa asam lemak melakukan penghilangan satu atom karbon pada asam lemak
dan tidak melibatkan ikatan asam lemak dengan koenzim A. Dalam proses ini tidak ada energi
apapun yang dihasilkan.Sebelum memulai oksidasi, terlebih dahulu asam lemak dihidroksilasi.
Baik itu hidroksilasi pada asam lemak rantai pendek maupun hidroksilasi asam lemak rantai
panjang (untuk sintesis sfingolipid). Proses hidroksilasi ini kemungkinan besar terjadi di
retikulum endoplasma dan mitokondria yang melibatkan “fungsi oksidasi campuran.”
Proses oksidasi omega asam lemak termasuk jalur yang jarang. Jalur ini terjadi di retikulum
endoplasma pada hampir semua jaringan tubuh dan juga di hepar. Sama seperti oksidasi alfa asam
lemak, proses ini juga melibatkan hidroksilasi sebelum oksidasi asam lemak. Dalam hal ini
hidroksilasi terjadi pada karbon metil di akhir gugus karboksil atau karbon disebelah metil
akhir.Jalur ini juga melibatkan “fungsi oksidasi campuran” (mixed function oxidase) dan
membutuhkan sitokrom P450, O2, dan NADPH.1-4
9 |
3.2 Biosintesis Asam Lemak
Karbohidrat dan asam amino yang dikonsumsi berlebihan akan dikonversi menjadi asam
lemak dan disimpan sebagai triasilgliserol. Dan proses ini (selanjutnya kita sebut sintesis asam
lemak) paling banyak terjadi di hati, ginjal, jaringan adiposa dan kelenjar mamaria. Dalam proses
ini, asetil KoA bertindak sebagai substrat langsung atau bahan utamanya, sedangkan palmitat
sebagai produk akhirnya.2
Sintesis asam lemak melibatkan asetil KoA dan NADPH. Asetil KoA disini berfungsi
sebagai sumber atom karbon sementara NADPH berperan sebagai bahan pendukungnya saja.
Sintesis asam lemak terjadi dalam 3 proses. Yang diantaranya:1
1. Produksi asetil KoA dan NADPH
2. Pembentukan Malonil KoA dari asetil KoA
3. Reaksi kompleks sintesis asam lemak
Produksi asetil KoA dan NADPH
Asetil KoA dan NADPH merupakan syarat paling penting dalam sintesis asam lemak.
Asetil KoA diproduksi di dalam mitokondria melalui oksidasi asam lemak dan piruvat, asam
amino dan juga dari badan keton.1,3
Seperti yang sudah di atas sebelumnya, bagaimana oksidasi asam lemak dapat
menyediakan asetil KoA di dalam mitokondria. Dimulai dari proses yang terjadi di sitoplasma
sampai ke dalam mitokondria. Asetil KoA yang dihasilkan tersebutlah yang menjadi salah satu
sumber bahan untuk sintesis asam lemak ini.
Sedangkan sumber asetil KoA yang diperoleh dari piruvat disediakan oleh piruvat
dehidrogenase. Piruvat yang masuk ke dalam mitokondria akan diubah menjadi asetil KoA dan
oksaloasetat. Piruvat dehidrogenase akan merubah piruvat menjadi asetil KoA sedangkan piruvat
karboksilase mengubah piruvat menjadi oksaloasetat.Sedangkan bahan NADPH dapat diperoleh
dari jalur pentosa fosfat dan bisa juga dari NADPH yang dihasilkan enzim malat.2
Kemudian, untuk memulai proses sintesis asam lemak, asetil KoA akan bergabung terlebih
dahulu dengan oksaloasetat membentuk sitrat. Asetil KoA harus diubah dulu menjadi sitrat karena
asetil KoA tidak mampu menembus membran mitokondria. Sitrat yang baru saja dibentuk mampu
dengan bebas menembus membran mitokondria sampai ke sitoplasma. Di sitoplasma sitrat ini
akan dipecah oleh sitrat liase menjadi asetil KoA dan oksaloasetat. Pada tahap ini, oksaloasetat
diteruskan hingga membentuk malat sedangkan asetil KoA dilanjutkan ke proses berikutnya, yaitu
pembentukan malonil KoA dari asetil KoA.2
10 |
Pembentukan Malonil KoA
Asetil KoA dikarboksilasi menjadi malonil KoA oleh asetil KoA karboksilase. Malonil
KoA nantinya akan mendonor 2 unit karbon untuk ditambahkan ke rantai asam lemak yang
sedang tumbuh pada kompleks asam lemak sintase. Proses pembentukan ini membutuhkan
vitamin biotin. Reaksi ini terjadi dalam dua tahap: (1) karboksilasi biotin yang membutuhkan ATP
dan (2) pembentukan malonil KoA dengan pemindahan gugus karboksil ke asetil KoA.
Saat asetil KoA karboksilase diaktifkan kadar malonil KoA akan meningkat. Saat sintesis asam
lemak berlangsung, malonil KoA akan menginhibisi oksidasi asam lemak agar asam lemak yang
akan terbentuk nantinya tidak langsung dioksidasi.1
Kompleks Asam Lemak Sintase
Asam lemak sintase merupakan enzim besar yang terdiri dari dimer yang identik, yang
masing-masing subunitnya (monomer) memiliki tujuh aktivitas enzim asam lemak sintase pada
rantai polipeptida. Setiap monomernya berberat molekul 240.000 dan memiliki sebuah protein
pembawa asil (ACP, acyl carrier protein). Fungsi ACP dalam sintesis asam lemak adalah
bertindak sebagai suatu karier perantara. Segmen ACP memiliki sebuah residu 4-fosfopanteteinil
yang berasal dari pemutusan koenzim A. Kedua subunit tersebut tersusun (kepala ke leher). Salah
satu subunit bergandengan dengan gugus fosfopanteteinil sulfhidril sedangkan subunit yang
lainnya bergandengan dengan sisteinil sulfhidril.3
Pada proses ini, gugus asetil dari asetil KoA akan dipindahkan ke gugus fosfopanteteinil
sulfhidril ACP pada satu subunit, dan kemudian ke gugus siteinil sulfhidril pada subunit yang
lainnya. Gugus malonil dari malonil KoA kemudian melekat ke gugus fosfopanteteinil sulfhidril
ACP pada subunit pertama. Gugus asetil dan malonil berkondensasi sehingga menyebabkan
pelepasangugus karboksil malonil sebagai karbondioksida. Kemudian sebuah rantai ?-keto asil
(C4) akan melekat pada gugus fosfopanteteinil sulfhidril.1,3
Rantai asil lemak 4-karbon tersebut kemudian dipindahkan ke gugus sisteinil sulfhidril dan
kemudian bergaung dengan sebuah gugus malonil. Urutan reaksi ini terus menerus dilakukan
sehingga panjang rantai mencapai 16 karbon (palmitat). Dalam tahap ini, palmitat dibebaskan.
Selanjutnya palmitat dapat mengalami desaturasi atau pemanjangan rantai.3,4
3.3 Ketogenesis
Asetoasetat, D-3-hidroksibutirat dan aseton merupakan senyawa-senyawa keton yang
sangat penting bagi tubuh. Apabila laju oksidasi asam lemak tinggi, hati akan memproduksi
banyak asetoasetat dan D-3-hidroksibutirat.2 Proses ketogenesis ini terjadi di dalam matriks
11 |
mitokondria dengan asetil KoA sebagai bahan utamanya. Asetil KoA yang dibentuk dari oksidasi
asam lemak, piruvat, atau beberapa asam amino merupakan prekursor badan keton.
Proses ketogenesis terjadi melalui tahap-tahap berikut:1
1. Dua mol asetil KoA bergabung dan membentuk asetoasetil KoA yang dikatalisis oleh
enzim tiolase.
2. Asetoasetil KoA yang baru saja terbentuk akan bergabung dengan molekul asetil KoA
yang lain untuk membentuk HMG-KoA.
3. HMG-KoA dipecah menjadi asetoasetat dan melepas asetil KoA oleh HMG-KoA liase.
4. Asetoasetat secara spontan dapat mengalami dekarboksilasi sehingga membentuk aseton
yang termasuk salah satu senyawa keton.
3.4 Sintesis Triasil Gliserol
Sintesis triasilgliserol paling sering terjadi di hati dan di sel lemak. Triasilgliserol
merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Di hati gliserol 3 fosfat dapat diperoleh dari
fosforilasi gliserol dan dari glikolisis. Gliserol yang ada di hati difosforilasi oleh enzim gliserol
kinase.2
Sayangnya jaringan adiposa tidak memiliki enzim gliserol kinase ini sehingga pasokan
gliserol 3 fosfat di jaringan adiposa hanya diperoleh dari jalur glikolisis. Pada gambar di samping,
jalur glikolisis dimulai dari bahan glukosa hingga menjadi bentuk DHAP (Dalam gambar tersebut
jalur glikolisis hanya ditampilkan secara singkat, tidak dipaparkan secara jelas). Dihidroksiaseton
fosfat (DHAP) selanjutnya direduksi oleh gliserol 3 fosfat dehidrogenase menjadi gliserol 3 fosfat.
Proses selanjutnya dapat diterangkan dengan tahap-tahap berikut:
1. Gliserol 3-fosfat yang sudah tersedia (baik dari fosforilasi gliserol maupun dari jalur
glikolisis) akan ditambahkan dengan grup asil. Proses ini dikatalisis oleh gliserol 3-fosfat
asiltransferase sehingga akan membentuk asam lysofosfatidat.
2. Grup asil lainnya akan ditambahkan pada asam lysofosfatdat untuk membentuk asam
fosfatidat. Proses ini juga dikatalisis oleh enzim asiltransferase.
3. Asam fosfatidat mengalami defosforilasi dan menghasilkan diasilgliserol.
4. Diasilgliserol bergabung dengan grup asil yang lain yang dikatalisis oleh asiltransferase
hingga membentuk triasilgliserol.
Tiga asam lemak yang ditemukan di triasilgliserol bukanlah asam lemak yang sama. Pada
karbon 1 ditemukan asam lemak jenuh (misal asam palmitat) sedangkan pada karbon 2 dan 3
dapat ditemukan asam lemak tidak jenuh (misal asam oleat).1-3
3.5 Metabolisme Kolesterol
12 |
Proses biosintesis kolesterol dapat dijelaskan dalam beberapa tahap berikut.
1. Sintesis HMG KoA (hidroksi metilglutaril KoA)
Proses ini mirip dengan proses pembentukan HMG KoA dalam mekanisme ketogenesis.
Hanya berbeda lokasi saja. Ketogenesis terjadi di mitokondria sedangkan sintesis kolesterol
terjadi di sitoplasma. Kesimpulannya ada dua lokasi sintesis HMG KoA di dalam sel. Yang satu
terjadi di dalam mitokondria (ketogenesis) dan yang satunya lagi terjadi di sitoplasma (sintesis
kolesterol).
Dua molekul asetil KoA awalnya berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Dan molekul asetil
KoA lainnya ditambahkan sehingga menghasilkan HMG KoA.3,4
2. Pembentukan mevalonat
Enzim HMG KoA akan mereduksi HMG KoA menjadi mevalonat. Enzim ini berada di
retikulum endoplasma. Pada proses reduksi ini dibutuhkan ekivalen pereduksi yang disuplai oleh
NADPH. HMG KoA juga sangat dipengaruhi oleh hormon misalnya seperti hormon insulin dan
glukagon. Jika kadar glukagon meningkat, HMG KoA reduktase mengalami fosforilasi dan
menjadi tidak aktif sedangkan jika kadar insulin yang meningkat, enzim tersebut akan mengalami
defosforilasi dan menjadi aktif. Begitu juga dengan hormon tiroid dan glukokortikoid. Hormon
tiroid meningkatkan aktivitas reduktase ini sedangkan glukokortikoid menurunkannya.3
3. Produksi unit isoprenoid
Selanjutnya mevalonat mengalami fosforilasi oleh ATP. Kemudian mevalonat kinase
mengkonversi mevalonat menjadi 3-fosfo 5-pirofosfomevalonat. Yang terjadi berikutnya adalah
dekarboksilasi oleh enzim fosfomevalonat sehingga terbentuk isopentenil pirofosfat.
Kesimpulannya, reaksi pertama dari tahap ini adalah mevalonat diubah menjadi 3-fosfo 5-
pirofosfomevalonat yang kemudian didekarboksilasi menjadi isopentenil pirofosfat. Isopentenil
pirofosfat inilah salah satu unit isoprenoid yang dimaksud. Sedangkan unit isoprenoid lainnya
adalah 3,3-dimetilali pirofosfat. 3,3-dimetilali pirofosfat diperoleh dari reaksi isomerase yang
dikatalisis oleh enzim isomerase isopentenil pirofosfat.Dalam beberapa referensi, unit isoprenoid
disebut unit 5-karbon isoprenoid.1
4. Sintesis skualen
Isopentenil pirofosfat (Isopentenyl pyrophosphate, IPP) dan 3,3-dimetilalil pirofosfat
(dimethylallyl pyrophosphate, DPP) berkondensasi membentuk geranil pirofosfat (10C). Dalam
tahap ini terjadi penambahan satu unit isoprenoid lagi untuk menghasilkan farnesil pirofosfat. Unit
isoprenoid ditambahkan disini adalah satu molekul IPP. Molekul IPP tersebut akan berkondensasi
dengan GPP untuk membentuk farnesil pirofosfat (15C). Dua unit farnesil pirofosfat bergabung
dan direduksi sehingga menghasilkan skualen (30C).1,2
13 |
5. Pengubahan skualen menjadi kolesterol (Langkah terakhir sintesis kolesterol)
Pada reaksi selanjutnya enzim skualen monooksigenase mengubah skualen menjadi
skualen 2,3 epoksida. Reaksi ini membutuhkan NADPH dan oksigen molekular (O2). Kemudian
skualen 2,3 epoksida mengalami siklisasi untuk menghasilkan lanosterol. Pembentukan kolesterol
dari lanosterol mengalami reaksi-reaksi penting berikut:
1. Reduksi atom karbon dari 30C menjadi 27C.
2. Penghilangan dua gugus metil dari C4 dan satu gugus metil dari C14.
3. Pemindahan ikatan rangkap dari C8 ke C5.
4. Reduksi ikatan rangkap antara C24 dan C25.
Setelah keempat reaksi penting di atas selesai, kolesterol akhirnya terbentuk.1,4
4.0 Hormon
Hormon adalah bahan kimia yang dilepaskan daripada satu atau banyak sel dan
mempengaruhi sel-sel lain pada organisme. Hormon mengatur proses metabolik, dan hanya
sejumlah kecil hormon yang diperlukan dalam mempengaruhi sel-sel metabolisme. Hormon ini
secara kimia menghantar sinyal daripada satu sel ke sel yang lain. Hormon ini diproduksi oleh
kelenjar endokrin yang tidak mempunyai saluran dan tersebar di seluruh tubuh.5,6
Yang termasuk kelenjar endokrin adalah hipofisis atau kelenjar pituitari, kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenal, pulau-pulau Langerhans, serta testis
dan ovaria. Hormon yang disekresi oleh kelenjar endokrin langsung dicurahkan ke dalam darah
dan menuju sel sasaran yang spesifik.5 Ada hormon yang mempunyai satu jenis sel sasaran dan
hormon lain mempunyai banyak sel sasaran. Darah mendistribusikan hormon ke seluruh tubuh,
tapi hanya sel sasaran yang spesifik yang mampu merespons tiap hormon, dan sel sasaran yang
spesifik ini mempunyai reseptor untuk mengikat hormon tertentu.
Hormon tropic adalah hormon yang berfungsi mengatur produksi dan sekresi hormon lain.
Contohnya adalah TSH ( Thyroid Stimulating Hormone) yang dihasilkan di hipofise anterior
berfungsi untuk mengatur perkembangan sekresi kelenjar tiroid. Hormon nontropik pula adalah
hormon yang mempunyai pengaruh langsung terhadap jaringan dan sel sasaran. Contohnya adalah
hormon tiroid yang penting dalam meningkatkan konsumsi oksigen dan aktifitas metabolik
hampir semua sel tubuh. Satu kelenjar endokrin mungkin mengsekresi banyak hormon,
contohnya adalah hipofise anterior.6
Antara hormon yang disekresi oleh hipofise anterior adalah STH (Somatotrophic
Hormon), LTH (Luteotrophic Hormon), FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing
Hormon), ACTH (Adreno Cortico Trophic Hormon), dan TSH (Thyroid Stimulating Hormone).
Terdapat juga satu hormon yang disekresi oleh lebih dari satu kelenjar endokrin, yaitu
14 |
somatostatin. Satu hormon juga dapat memiliki lebih dari satu sel sasaran, dan dapat menginduksi
lebih dari satu jenis efek. Contohnya, vasopressin yang dihasilkan oleh hypothalamus atau
hipofise anterior dapat meningkatkan reabsorpsi air di tubuli ginjal dan vasokonstriksi arteriola di
seluruh tubuh.5
4.1 Growth Hormone
Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (HumanGrowth
Hormon) adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan
pembentukan tubuh, terutama pada masa anak-anak dan pubertas.Growth Hormone berperan
meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan organ-organ di dalam tubuh. HG
bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai diatumbuh besar. Setelah
manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini
bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisiyang prima.5,6
Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume dan kekuatan yang
cukup dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga berperan meningkatkanfungsi,
perbaikan dan memelihara kesehatan dari otot, jantung, paru-paru, hati, ginjal, persendian,
persarafan tubuh, dan otak. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (Human
GrowthHormon) adalah kelenjar pituitary. Produksi dari HGH(Human Growth Hormon) sangat
mempengaruhi produksi hormon-hormon lain di dalamtubuh. HG diproduksi pada tiga sampai
empat jam pertama dari waktu tidur, dan produksinya mencapai puncak pada masa remaja, hingga
mencapai kadar 1500 µg perhari. Pada pria dan wanita muda dengan usia 25 tahun dan bertumbuh
dengan baik, produksi GH mencapai 350 µg perhari. Secara normal, seseorang akan mengalami
penurunan kadar dariGH sejak usia memasuki 20 tahun yaitu menurun sebesar 14 % setiap
pertumbuhan 10 tahunusia, dan akan memiliki GH dalam jumlah yang sedikit ataupun tidak sama
sekali pada usia 65 tahun.6
Penurunan kadar GH di dalam tubuh, akan menyebabkan berbagai kemunduran, baik
kemunduran fisik maupun mental.5 Tanda dan gejala tanda-tanda adanya penurunan GH pada
orang dewasa diantaranya adalah rambut yang menipis, kulit menjadi tipis, kering dan mengendur,
kedua belah pipi yang mengendur, gusi yang menyusut, perut yang membesar dan kenyal seperti
karet ban, otot-otot tubuh yang mengendur, mudah atau senantiasa merasa leleh dan sulit kembali
menjadi bugar walupun telah beristirahat, perasaan tidak menyukai dan pandangan yang buruk
tentang lingkungan sekitar sehingga cenderung lebih suka menyendiri dan disertai perasaan
cemasserta khawatir yang dialami terus menerus.5,6
15 |
Peningkatan ataupun untuk mempertahankan kadar GH dapat dilakukan secara alamiah
tanpa melalui pemberian obat-obatan. Cara alamiah tersebut dengan memakan-makanan, dengan
jumlah kalor dan protein yang cukup terutama makanan –makanan berupa buah-buahan, daging
terutama dari golongan unggas, telur dan ikan, kurangi konsumsialkohol, cuka, maupun minuman
ataupun makanan yang mengandung kafein, gula , permen,kue-kue, roti, pasta, sereal dan produk-
produk olahan dari susu.6
4.2 Insulin dan Glukagon
Pada berbagai kondisi insulin dan glukagon secara normal merupakan hormon pengatur
yang paling dominan mengubah jalur metabolik dari anabolisme netto menjadi katabolisme netto
bolak-balik dan penghematan glukosa, yang masing-masing bergantung pada apakah tubuh berada
dalam keadaan kenyang atau puasa . Kita akan lebih banyak membahas dan mengkaji hormon
glukagon dan insulin, karena kedua hormon ini memegang peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak.5
Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, sekresi hormon
insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon
akan meningkatkan kadar gula dalam darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah,
dan asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan
epinefrin.Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis
(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta
meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat).5
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Hormon
ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah serta mendorong
penyimpanan zat-zat gizi tersebut .5 Hormon insulin digunakan secara nyata untuk mempengaruhi
metabolisme karbohidrat dan protein pada otot rangka. Hormon ini memudahkan penyerapan
glukosa dan asam amino ke dalam otot rangka dan hati, dengan demikian berperan dalam proses
glycogenesis. Secara bersamaan, insulin menghalangi pelepasan glukosa hati (glycogenolysis) dan
produksi glukosa baru dari nutrien nonkarbohidrat (gluconeogenesis).6
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolisme yang juga dipengaruhi oleh insulin
dan berlawanan dengan efek insulin. Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon ini
menimbulkan berbagai efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yaitu (1) Efek pada
karbohidrat, mengakibatkan peningkatan pembentukan dan pengeluaran glukosa oleh hati
sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah.5
16 |
Glukagon menimbulkan efek hiperglikemik dengan menurunkan sintesis glikogen,
meningkatkan glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis.(2) Efek pada lemak, mendorong
penguraian lemak dan menghambat sintesa trigliserida. Glukagon meningkatkan pembentukan
keton (ketogenesis) di hati dengan mendorong perubahan asam lemak menjadi badan keton (3)
Efek pada protein, glukagon menghambat sintesa protein dan meningkatkan penguraian protein di
hati. Stimulasi glukoneogenesis juga memperkuat efek katabolik glukagon pada metabolisme
protein di hati. Walaupun meningkatkan katabolisme protein di hati, glukagon tidak memiliki efek
bermakna pada kadar asam amino darah karena hormon ini tidak mempengaruhi protein otot,
simpanan protein yang utama di tubuh.5,6
5.0 Gizi
Kebutuhan gizi seseorang dipengaruhi tinggi badan, berat badan, umur, jenis kelamin,
pertumbuhan, keadaan hamil atau menyusui, aktivitas sehari-hari dan penyakit. Keadaan
kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yang ditentukan oleh kualitas serta kuantitas
hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam
susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain.
Kuantitas menunjukkan kuantum masing-maisng zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.
Kebutuhan gizi bagi seorang individu termasuklah kalori, protein, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral dan air.7 Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kuantitas
maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya,
disebut konsumsi adekuat. Sebaliknya, konsumsi yang kurang baik kualitas maupun kuantitasnya
akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisiensi.
Antara penyakit yang berhubungan dengan gizi adalah penyakit gizi lebih (obesitas),
penyakit gizi kurang (malnutrition, undernutrition), penyakit metabolik bawaan dan penyakit
keracunan makanan.7,8
5.1 Penyusunan Menu
Salah satu faktor penyebab masalah gizi adalah terbatasnya pengetahuan dan kesadaran gizi
masyarakat, sehingga meskipun makanan cukup tersedia dan beraneka ragam, namun masyarakat
belum mampu memilih dan menkonsumsi makanan yang beraneka ragam dan mempunyai nilai
gizi yang tinggi. Pada umumnya, orang merasakan kebutuhan gizinya telah terpenuhi apabila
merasa kenyang. Anggapan tersebut kurang tepat sebab bisa saja seseorang dikatakan kenyang
makanan, tetapi lapar gizi.8
Susunan hidangan yang disajikan di atas meja sesuatu keluarga dipengaruhi oleh banyak
faktor. Untuk masyarakat awam susunan hidangan lebih ditentukan oleh kebiasaan turun-menurun
17 |
dan menurut kebutuhan kepuasan psychis. Hidangan yang menuruti citarasa dan mempunyai nilai
sosial tinggi akan lebih banyak dipilih dibandingkan dengan makanan yang tidak menarik dan
dianggap tidak mempunyai nilai sosial yang memuaskan.
Untuk masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi,
pertimbangan kebutuhan fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan
psychis. Tetapi umumnya, akan terjadi kompromi antara kebutuhan psychis dan kebutuhan
fisiologis tubuh, sehingga terdapat komposisi hidangan yang memenuhi kepuasan psychis maupun
kebutuhan fisiologis tubuh. Maka hidangan akan mempunyai sifat lezat di samping mempunyai
nilai gizi yang tinggi.
Susunan hidangan seimbang dinyatakan dalam slogan “empat sehat, lima sempurna”.
Hidangan empat sehat terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buah. Bahan
makanan pokok merupakan sumber utama kalori atau energi, dan merupakan yang terpenting
dalam susunan hidangan. Lauk-pauk mencakup bahan pangan lauk seperti daging dan ikan, yang
umumnya merupakan sumber protein utama di dalam hidangan. Hidangan yang memperlihatkan
adanya empat komponen ini dalam kwantum yang mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh,
dianggap akan memberikan kesehatan gizi yang memuaskan bagi seorang dewasa.7,8
Untuk golongan rentan gizi, ditambah dengan sejumlah susu yang mencukupi, menjadi lima
sempurna. Susu merupakan bahan makanan sumber protein berkualitas tinggi dan mudah dicerna,
dan akan meningkatkan nilai gizi protein yang terdapat dalam hidangan. Golongan rentan gizi
adalah golongan yang paling dahulu akan menderita bila suatu masyarakat kekurangan
penyediaan bahan makanan. Yang termasuk golongan rentan adalah bayi dan anak-anak,ibu yang
sedang hamil dan sedang menyusukan.
Syarat-syarat makanan sehari-hari bagi individu atau keluarga haruslah makanan yang
memberikan nutrien yang lengkap, memenuhi cita rasa, bervariasi, tampak menarik dan bersih,
tidak bertentangan dengan agama dan kepercayaan dan memberikan kepuasan tanpa mengurangi
harga diri. Selain itu, tentukan jumlah anggota keluarga bagi penyediaan menu keluarga.
Perhatikan umur, jenis kelamin dan berat badan, dan cocokkan umur individu dengan
kelompok umur dalam table, yaitu kelompok wanita usia 16 hingga 19 tahun, dengan berat badan
45 kg, karena berat badan individu tidak sama dengan berat badan pada table, maka perlu
dilakukan penyesuaian. Lakukan penghitungan dengan cara berat badan individu dibagi dengan
berat badan pada table sesuai kelompok umur, dikalikan dengan anjuran makanan.8
Contoh hasil perhitungan adalah seperti berikut:7
- Nasi 45/46x3x300 gr = 880 gr
18 |
- Ikan 45/46x2,5x50gr = 122 gr
- tempe 45/46x3x50 gr = 146 gr
- Sayur 45/46x1.5x100gr = 147 gr
- Buah 45/46x2x150gr = 293 gr
Tabel 1 : Nutrisi dan rekomendasi.8
Nutrien Rekomendasi
Energi BMI harus dipertahankan pada nilai 22
Karbohidrat Harus mengambil karbohidrat yang menyediakan 50-55% energy
Makanan serat tinggi, 30g per hari
25g sukrosa dan fruktosa per hari
Lemak Harus mengambil makanan berlemak yang menyediakan 30-35% energy
Mengambil bahan makanan Lemak jenuh menyediakan energy melebihi 10%
dan tidak jenuh sebanyak 10-15%.
Protein Mengambil makanan berprotein yang menyediakan 10-15% energy
Garam Bagi tekanan darah normal, diambil <6g per hari
Bagi hipertensi, diambil <3g per hari
6.0 Kesimpulan
Metabolisme sumber makanan yang terjadi di dalam tubuh manusia itu sangat kompleks.
Sehinggakan kalau terjadi defisiensi enzim yang mengakatalisa reaksi-reaksi metabolisme ini
dapat menyebabkan gangguan di dalam tubuh. Hal ini juga bisa menganggu sekresi hormon. Jadi,
kita harus mengambil makanan dengan pola dan gizi yang seimbang supaya kesihatan tubuh
badan kita tidak terganggu. Hipotesis diterima.
Daftar pustaka
19 |
1. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harper’s illustrated biochemistry.
28th edition. United States: Mc Graw Hill; 2009.p.341-2, 361-4.
2. Garret RH, Grisham CG. Biochemistry. 5th Edition. USA:Cengage Learning; 2012; p 260-
92
3. Pamela CC, Richard AH. Metabolisme karbohidrat, lipid dan asam amino. Lippincott’s
Biochemistry, 2008 ; 4 : 69-291.
4. Metabolisme karbohidrat. Diunduh dari,
http://www.pdf-search-engine.com/metabolisme-karbohidrat-pdf.html, 13 Oktober 2013
5. Lauralee S. Human physiology from cells to system. 8th edition. Canada: Brooks/Cole
Cengage Learning; 2012:p 280-6, 760-1, 708-9, 757-60.
6. Sherwood L. Human physiology from cells to system. 7th ed. Canada: Brooks cencage
learning; 2010; p 206-25
7. Achmad Djaeni. Penyusunan menu. Ilmu Gizi, 2008 ; 7 : 8-15.
8. Barker HM. Gizi. Nutrition and Dietetics for Health Care, 2006 ; 10 : 3,263.
20 |