Horde Olum
Click here to load reader
-
Upload
dini-layunsari -
Category
Documents
-
view
33 -
download
4
Transcript of Horde Olum
LAPORAN KASUS MATA II
HORDEOLUM EKSTERNA OCULAR DEXTRA
Oleh :
Dini Layunsari
H1A 005 015
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
DI BAGIAN/SMF MATA RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2010
RESUME KASUS
Perempuan, 23 tahun datang ke poli mata RSUP NTB dengan keluhan mata kanan
terasa nyeri sejak 4 hari yang lalu (16 Oktober 2010). Terdapat benjolan yang terasa
sakit dan berwarna kemerahan pada kelopak bawah mata kanan. Mata kanan terasa
mengganjal, berair, dan nyeri bertambah pada saat membungkuk. Nyeri juga timbul
pada saat mengedipkan mata. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
Dari pemeriksaan pada mata kanan didapatkan: visus 6/12, pada pemeriksaan dengan
pin hole visus mata kanan 6/6, kulit palpebra inferior terdapat benjolan, nyeri tekan (+),
edema (+), hiperemis (+), konjungtiva palpebra inferior hiperemis, konjungtiva bulbi
terdapat injeksi konjungtiva, injeksi silier (-) , kornea jernih, lensa jernih, reflek pupil
(+). Pada mata kiri didapatkan: visus 6/12 pada pemeriksaan dengan pin hole visus
mata kiri 6/6. Pasien didiagnosa dengan hordeolum eksterna ocular dekstra. Rencana
terapi pada pasien yaitu memberikan KIE pada pasien, pemberian salep antibiotik.
Prognosis pada pasien ini adalah baik.
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama :Nn “R”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23 tahun
Alamat : Bayan
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal pemeriksaan : 19 Oktober 2010
Anamnesis
Keluhan utama: mata kanan nyeri
Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke poli mata RSUP NTB dengan keluhan
mata kanan terasa nyeri sejak 4 hari yang lalu (16 Oktober 2010). Kelopak bawah mata
kanan terasa membengkak dan berwarna kemerahan. Pada hari senin tanggal 18
Oktober 2010 muncul benjolan yang terasa sakit dan berwarna kemerahan pada
kelopak bawah mata kanan. Mata kanan terasa mengganjal, berair, dan nyeri
bertambah pada saat membungkuk. Nyeri juga timbul pada saat mengedipkan mata.
Tidak ada riwayat trauma sebelumnya,
Riwayat penyakit dahulu: Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit yang
sama. Riwayat hipertensi (-), riwayat DM (-), riwayat trauma sebelumnya (-), , riwayat
memakai kaca mata (-).
Riwayat penyakit keluarga: tidak ada keluarga yang menderita hipertensi maupun
DM
Riwayat alergi: tidak ada riwayat alergi terhadap makanan atupun obat-obatan
Pemeriksaan fisik
Vital sign: TD: 120/80 mmHg FR: 18x/menit FN: 80x/menit
Pemeriksaan fisik umum:
KU : baik
Kesadaran/GCS : composmentis/ E4V5M6
Keadaan gizi : cukup
Status lokalisasi mata:
Pemeriksaan Mata kanan Mata kiri
Visus 6/12 pin hole : 6/6 6/12 6/6
Gerakan bola mata baik ke segala arah,
terdapat rasa nyeri saat
berkedip
baik ke segala arah, tidak
ada rasa nyeri
Kulit palpebra superior
- Edema
- Hyperemia
-
-
-
-
Kulit palpebra inferior
- Edema
- Benjolan
+
+
-
-
- Hyperemia
- nyeri tekan
+
+
-
-
Konjungtiva palpebra
superior
Hiperemi (-)
Corpus alienum (-)
Hiperemi (-)
Corpus alienum (-)
Konjungtiva palpebra
inferior
Hiperemi (+)
Corpus alienum (-)
Hiperemi (-)
Corpus alienum (-)
Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi siliar (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Kornea Jernih
Corpus alienum (-)
Jernih
Corpus alienum (-)
Bilik mata depan Dalam, hifema (-),
hipopion (-)
Dalam, hifema (-),
hipopion (-)
Iris Warna coklat
Iridodialisis (-)
Warna coklat
Iridodialisis (-)
Pupil Bentuk bulat regular
dengan diameter 3mm,
Refleks langsung/tidak
langsung : +/+
Bentuk bulat regular
dengan diameter 3mm,
Refleks langsung/tidak
langsung : +/+
Lensa Jernih Jernih
Palpasi TIO Kesan normal Kesan normal
Diagnosis: Hordeolum eksterna ocular dekstra
Rencana terapi:
1. KIE pasien bahwa kondisi pasien dalam keadaan baik, tidak mengkhawatirkan
yang masih bisa ditangani. Anjurkan pasien untuk memberikan kompres hangat
selama 10 – 15 menit 3 – 4 kali sehari pada mata yang sakit.
2. Salep antibiotik .
Prognosis: Baik
DISKUSI KASUS
Hordeolum ialah suatu infeksi supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum
dibagi menjadi dua yaitu hordeolum eksternum dan internum. Hordeolum eksternum
merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Sedangkan hordeolum internum
merupakan infeksi yang mengenai kelenjar meibom.
Pada hordeolum eksternum penonjolan mengarah ke kulit palpebra. Nanah
dapat keluar dari pangkal bulu mata. Penonjolan pada hordeolum internum mengarah
ke daerah konjungtiva tarsal. Biasanya hordeolum internum berukuran lebih besar
dibandingkan dengan hordeolum internum.
Hordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, sakit
pada kelopak mata. Kalau menunduk, rasa sakit bertambah, rasa mengganjal, warna
kemerahan, dan nyeri bila ditekan. Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat
bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum,
kelenjar preaurikel, yaitu kelenjar yang terdapat di belakang telinga, biasanya turut
membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses (kantung nanah) dan pecah dengan
sendirinya.
Penegakan diagnosis pada pasien ini didasarkan atas hasil anamnesis. Pasien
mengeluhkan mata kanan terasa nyeri sejak 4 hari yang lalu (16 Oktober 2010).
Kemudian muncul benjolan yang terasa sakit dan berwarna kemerahan pada kelopak
bawah mata kanan. Mata kanan terasa mengganjal, berair, dan nyeri bertambah pada
saat membungkuk. Nyeri juga timbul pada saat mengedipkan mata.
Dari pemeriksaan fisik pada mata kanan didapatkan benjolan pada kelopak
bawah berwarna kemerahan dan nyeri pada penekanan. Konjungtiva palpebra tampak
hiperemi dan konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva.
Terapi yang diberikan pada pasien adalah KIE pasien. Berusaha menenangkan
pasien bahwa sakit yang diderita adalah sakit ringan yang masih bisa ditangani.
Anjurkan pasien untuk kompres hangat selama 10 – 15 menit 3 – 4 kali sehari pada
mata yang sakit. Apabila diperlukan dapat diberikan antibiotik lokal dan sistemik. Jika
terdapat nanah yang berhubungan dengan akar bulu mata, dapat dikeluarkan dengan
mencabut bulu mata. Insisi dilakukan kalau tidak ada perbaikan dalam 48 jam.
Insisi pada hordeolum terlebih dulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain
tetes. Untuk anestesi lokal dipakai lidokain atau prokain 2%. Pada hordeolum internum
dibuat insisi pada daerah fluktuasi yang menandakan adanya abses. Insisi tegak lurus
margo palpebra untuk menghindari banyaknya kelenjar yang terkena.
Pada hordeolum eksternum dibuat insisi horizontal sejajar margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskokleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
kemudian diberi salep antibiotik dan bebat mata. Penyulit yang dapat terjadi pada
hordeolum dapat berupa selulitis palpebra dan abses palpebra.
RINGKASAN AKHIR
Perempuan, 23 tahun datang ke poli mata RSUP NTB dengan keluhan mata
kanan terasa nyeri sejak 4 hari yang lalu (16 Oktober 2010). Terdapat benjolan yang
terasa sakit dan berwarna kemerahan pada kelopak bawah mata kanan. Mata kanan
terasa mengganjal, berair, dan nyeri bertambah pada saat membungkuk. Nyeri juga
timbul pada saat mengedipkan mata. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
Dari pemeriksaan pada mata kanan didapatkan: visus 6/12, pada pemeriksaan
dengan pin hole visus mata kanan 6/6, pada gerakan bola mata terasa nyeri saat
berkedip, pada kulit palpebra terdapat benjolan, nyeri tekan (+), edema (+), hiperemis
(+),konjungtiva palpebra inferior hiperemis, konjungtiva bulbi terdapat injeksi
konjungtiva , kornea jernih, lensa jernih, reflek pupil (+). Pada mata kiri didapatkan:
visus 6/12 pada pemeriksaan dengan pin hole visus mata kiri 6/6. Pasien didiagnosa
dengan hordeolum eksterna ocular dekstra. Rencana terapi pada pasien yaitu
memberikan KIE pada pasien, pemberian salep antibiotik. Prognosis pada pasien ini
adalah baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S.2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. Vaughan, D., dkk., 2000. Oftalmologi Umum. Edisi ke-14. .Jakarta :Widya
Medika
3. Ilyas, Sidarta,dkk.2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto