Hog Cholera Klungkung

24
1  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lata r Be lakan g Ternak babi merupakan sal ah sat u bagi an pe nti ng dalam menunj ang  perekonomian banyak negara. Populasi babi terus meningkat dari tahun ke tahun terkait meningkatnya konsumsi masyarakat akan daging babi. Khusus di Bali , tern ak bab i mer upa kan komod iti ung gul an dimasyarak at. Hampir sebagia n besar masyaraka t Bali memelihara ternak babi sebaga i usaha pokok maupun sampingan. Dinas Peternakan Provinsi Bali melaporkan hasil cacah  jiwa ternak, populasi babi pada tahun !"" mencapai #$.#% ekor. &tupun masih sangat berpotensi untuk bertambah seiring perkembangan peternakan  babi yang terus meningkat dari tahun ketahun '( umantra. !"" ). Babi mempunyai peranan penting bagi masyarakat baik sebagai penyedia sumber pro tei n hewani , pen dap atan, lapa nga n pek erja an, tabung an sert a  penghasil pupuk 'Disnak, "###). Babi memiliki banyak keunggulan di ba ndingk an ternak lain ya itu laju pert umbuhan yang cep at, mu dah dikembangbiakkan, mudah mencari sumber pakan serta nilai karkas cukup ti nggi sebagai penyedia prot ei n hewani bagi ma nusia '*ugroho dan +hendrato, "##!). *ilai persentase karkas babi cukup tinggi, dapat mencapai - /! 0, sedangkan karkas sapi hanya -! ! 0, domba kambing $- -- 0 dan kerbau 1/ 0. Dalam usaha beternak pembibitan babi, ada beberapa kendala yang sering dihadapi peternak, salah satunya adalah penyakit yang dapat menyerang ternak babi, terutama bibitnya. 2da berbagai penyakit pada  babi yang dapat mengancam produktivitas suatu peternakan, apalagi bila babi yang terserang penya kit terseb ut sampai menimbulk an kemati an. 2dapun

Transcript of Hog Cholera Klungkung

Page 1: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 1/24

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ternak babi merupakan salah satu bagian penting dalam menunjang

perekonomian banyak negara. Populasi babi terus meningkat dari tahun ke

tahun terkait meningkatnya konsumsi masyarakat akan daging babi. Khusus di

Bali, ternak babi merupakan komoditi unggulan dimasyarakat. Hampir

sebagian besar masyarakat Bali memelihara ternak babi sebagai usaha pokok

maupun sampingan. Dinas Peternakan Provinsi Bali melaporkan hasil cacah

jiwa ternak, populasi babi pada tahun !"" mencapai # $. #% ekor. &tupun

masih sangat berpotensi untuk bertambah seiring perkembangan peternakan

babi yang terus meningkat dari tahun ketahun '(umantra. !"").

Babi mempunyai peranan penting bagi masyarakat baik sebagai penyedia

sumber protein hewani, pendapatan, lapangan pekerjaan, tabungan serta

penghasil pupuk 'Disnak, "###). Babi memiliki banyak keunggulan

dibandingkan ternak lain yaitu laju pertumbuhan yang cepat, mudah

dikembangbiakkan, mudah mencari sumber pakan serta nilai karkas cukup

tinggi sebagai penyedia protein hewani bagi manusia '*ugroho dan

+hendrato, "##!). *ilai persentase karkas babi cukup tinggi, dapat mencapai

- /! 0, sedangkan karkas sapi hanya -! ! 0, domba kambing $- --

0 dan kerbau 1/ 0. Dalam usaha beternak pembibitan babi, ada beberapa

kendala yang sering dihadapi peternak, salah satunya adalah penyakit yang

dapat menyerang ternak babi, terutama bibitnya. 2da berbagai penyakit pada

babi yang dapat mengancam produktivitas suatu peternakan, apalagi bila babi

yang terserang penyakit tersebut sampai menimbulkan kematian. 2dapun

Page 2: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 2/24

2

penyakit yang dapat menyerang babi diantaranya. Hog cholera,

streptococcosis, salmonellosis , maupun colibasilosis 'Doyle and Dolares,

!! ).

Hog cholera atau Classical Swine Fever merupakan satu dari beberapa

penyakit strategis yang ditetapkan oleh pemerintah. Penyakit ini masih

menjadi problematika pada industri peternakan di &ndonesia dan berpotensi

menimbulkan dampak negati3 terhadap perekonomian. Hog cholera adalah

penyakit virus yang sangat menular pada babi, dapat terjadi secara akut, sub

akut dan kronis yang disertai dengan angka morbiditas dan mortalitas tinggi.

Penyakit ini menyebar hampir di seluruh dunia, seperti 4ropa, 23rika Tengah

dan Timur, 5ina, &ndia, 2sia Timur, dan 2sia Tenggara termasuk &ndonesia,

6eksiko, 2merika Tengah dan (elatan, serta menyerang babi dari segala

umur 'Dirkeswan, "#/").

(alah satu penyebab yang paling mendukung untuk terjadinya penyakit ini

adalah kandang yang kotor, udara sekitar kandang lembab dan manajemen

pemeliharaan yang tidak higienis. (elain itu, penyebab utamanya disebabkan

oleh adanya pola lalu lintas hewan dan produknya ke daerah tujuan yang

kurang memperhatikan kajian risiko 'risk assessment). 7paya pengendalian

ledakan kasus Hog cholera pada peternakan rakyat hingga saat ini belum

memberikan hasil yang memuaskan . Hal ini disebabkan oleh pengelolaan

ternak babi tidak berdasarkan pada kaidah atau manajemen pemeliharaan

ternak dan juga adanya anggapan beternak babi merupakan usaha sampingan.

Kemungkinan kedua adalah kesulitan dalam memberantas penyakit H5 pada

babi liar atau babi hutan, dan mencegah penularan dari babi liar ke babi

Page 3: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 3/24

3

piaraan. Tindakan nyata yang sudah dilakukan pada daerah endemik penyakit

Hog cholera untuk mengurangi kerugian yang lebih tinggi yaitu dengan

melakukan tindakan vaksinasi secara sistemik.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa

masalah8a. Bagaimana gambaran epidemiologi penyakit Hog cholera di Kabupaten

Klungkung9 b. Bagaimana hubungan penyakit Hog cholera dengan Kesmavet9

1.3 Tujuan Penul san

2dapun tujuan dari penulisan ini adalah8

a. 6engetahui gambaran epidemiologi penyakit Hog cholera di Kabupaten

klungkung, Bali. b. 6engetahui hubungan antara penyakit Hog cholera dengan Kesmavet.

1.! Man"aat Penul san

2dapun tujuan dari penulisan ini adalah8

a. 6emberikan in3ormasi kepada mahasiswa dalam pemahaman mengenai

manajemen ternak babi yang baik, dan juga cara pencegahan, penanganan

dan pengendalian dari penyakit strategis Hog cholera. b. (ebagai re3erensi untuk Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan

Kabupaten Klungkung dalam melakukan penanganan maupun

pencegahan,sehingga angka kejadian kasus maupun kematian dapat

ditekan.

1.# $aktu %an Tem&at

Pelaksanaan kegiatan PPDH dilakukan pada tanggal $ / 2gustus !"-

bertempat di Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung,

Bali.

BAB II

TIN'AUAN PU(TA)A

Page 4: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 4/24

4

2.1 De" n s Pen*ak t (trateg s

Penyakit hewan strategis adalah penyakit hewan yang dapat

menimbulkan kerugian ekonomi, keresahan masyarakat, dan:atau kematian

hewan yang tinggi '77 Peternakan dan Kesehatan Hewan *o. "/, !!#).

Penyakit hewan menular strategis secara nasional 'Keputusan

Dirjen Peternakan Th. "##%) ada "" 'sebelas) jenis dan telah ditambah

jenis lagi oleh komisi ahli Keswan, adalah sebagai berikut8

". ;abies

. Brucellosis

1. 2nthra<

$. =embrana

-. Bovine >iral Diarrhae 'B>D)

. (epticemia 4pi?ootica '(4)

%. &n3ectious Bovine ;inotracheitis '&B;)

/. 5lassical (wine @ever 'Hog 5holera)

#. *ewcastle Disease

"!. &n3ectious Bursal Disease

"". (almonellosis" . Trypanosomiasis

"1. 2vian &n3luen?a '2&)

Dua penyakit terakhir 'nomor " dan "1) merupakan tambahan yang

diusulkan oleh Komisi 2hli Kesehatan Hewan.

PenyakitApenyakit tersebut di atas sering berubah si3at dari situasi

yang endemik di suatu daerah menjadi mewabah dan menimbulkan

kerugian yang cukup besar.2.2 Et +l+g H+g ,h+lera

>irus Hog 5holera tergolong ke dalam genus Pestivirus yang

termasuk dalam 3amili Flavivirdae , berbentuk bundar dengan diameter

berkisar antara $!A-! nm, mempunyai nucleocapsid berbentuk he<agonal

berukuran sekitar # nm, dan mengandung material genetik ;*2

berbentuk single stranded dan polarity positip 'Hor?inek, "#/"). (ecara

immunologis dan genetis, virus H5 mempunyai kesamaan yang sangat

Page 5: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 5/24

5

dekat dengan virus Bovine Viral Diarrhoea 'B>D), kedua virus ini adalah

anggota dari genus Pestivirus . >irus B>D selain patogen pada sapi,

kadang kadang dapat pula mengin3eksi dan menyebabkan penyakit pada

babi 'Terpstra dan dan +ensvoort, "#//). Kedua virus mempunyai

susunan genom dan protein yang sama, keduanya mempunyai kesamaan

se uence asam nukleat sebesar 0 dan asam amino sebesar /-0 '6eyers

et al., "#/#C ;uA6enap3, "##!). Karena persamaan yang banyak tersebut,

diagnosis de3initi3 5(@ sering sulit ditegakkan dengan hanya

menggunakan antibody poliklonal. Berdasarkan uji cross neutralisasi, virus

5(@ hanya dikenal satu serotype saja. Hal ini sangat memudahkan

vaksinasi, karena untuk memulai suatu program vaksinasi tidak perlu

dilakukan serotiping terlebih dahulu. (ekalipun virus 5(@ hanya dikenal

satu serotype saja, pengelompokan virus berdasarkan type antigen atau

perbedaan se uence ;*2 masih mungkin dilakukan. Pengelompokan ini

sangat berman3aat dalam investigasi epidemiologis, misalnya dalam

melacak asal virus dalam suatu wabah.

Berdasarkan virulensinya, virus 5(@ dapat dibagi menjadi tiga

kelompok yakni virus dengan virulensi tinggi, virulensi sedang dan

virulensi rendah. 2kan tetapi pengolompokan virus berdasarkan virulensi

ini kadangAkadang sangat sulit dilakukan karena virus yang biasanya

mempunyai virulensi rendah kadangAkadang dapat juga menimbulkan

penyakit yang parah 'Dahle dan iess, "##-). Disamping itu, virulensi

5(@ kemungkinan juga bukan si3at yang permanen karena kenaikan

virulensi dapat terjadi setelah pasasi virus pada babi 'Dunne, "#%-). >irus

5(@ termasuk virus yang resisten terhadap lingkungan yang buruk. 2kan

tetapi viabilitasnya sangat tergantung pada media dimana virus tersebut

berada. Pada media yang sederhana seperti supernatan kultur sel, virus

dapat diinaktivasi dengan pemanasan pada suhu - E 5 selama " jam, atau

pada suhu ! E 5 selama "! menit, sedangkan dalam darah yang

dide3ibrinasi in3ektivitas virus masih bertahan setelah mengalami

pemanasan selama " jam pada suhu $ E5 atau selama 1! menit pada suhu

/ E5. >irus juga stabil dalam kisaran pH yang panjang 'antara pH $ pH

Page 6: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 6/24

6

""). Karena selubung atau envelopenya mengandung lipid, virus sangat

rentan terhadap pelarut lemak seperti ether, chloro3orm, dan detergent

seperti deso<ycholate, nonidet P$! dansaponin 'Terpstra, "##").

2.3 E& %em +l+g

2.3.1 Pen*e-aran &en*ak t

Berdasarkan data F&4 dari bulan =anuari "##" sampai

(eptember "##$, H5 terdapat diseluruh dunia kecuali 2merika 7tara.

(ebagian besar wabah terjadi di 2sia terutama 5ina, &ndia dan *egara

negara 2sia Tenggara. Di 4ropa, kasus H5 terbanyak tedapat di =erman

'Kramer et.al ., "##-). Kejadian di &ndonesia wabah Hog cholera

pertama kali terjadi di (umatera pada bulan =anuari "##-, namun kasus

baru dikon3irmasi pada bulan 6ei "##-.

Penyakit ini telah tersebar di / kabupaten, yakni kabupaten Deli

serdang, Karo, Dairi, (imalungun, Tapanuli 7tara, Tapanuli Tengah,

*ias, dan Toba (amosir. Fleh karena pada bulan 2pril "##- terjadi pula

wabah di peternakan Kapuk, =akarta setelah ada pemasukan 1-! ekor

babi dari (umatera 7tara. Demikian pula terjadinya wabah di berbagai

daerah di &ndonesia erat kaitannya dengan pemasukan babi dari daerah

tertular. Perdagangan ternak babi dan produknya antar daerah atau

pulau yang tidak memperhatikan prosedur karantina berdampak serius

terhadap keamanan kesehatan ternak di daerah. (ebagai konsekuensinya

dampak sosial ekonomi menjadi sangat besar. Daerah wabah Hog

cholera di &ndonesia yang telah ditetapkan berdasarkan (K. 6entan *o.

///: Kpts:T*. - !:#:#% adalah Provinsi (umatera 7tara, ;iau,

(umatera Barat, DK& =akarta, =awa Tengah, Bali, Kalimantan Barat,

(ulawesi 7tara, (ulawesi (elatan dan Provinsi *usa Tenggara Timur.

Di Propinsi Bali, penyakit pertama kali dilaporkan di Desa (esetan

Denpasar (elatan Kota denpasar Pada bulan Fktober "##- dalam waktu

1 bulan penyakit dengan cepat menyebar ke kabupaten lainnya

Di Propinsi *TB sampai saat ini belum pernah ditemukan kasus

klinik, tetapi secara serologik dideteksi adanya antibodi virus H5 di

pulai ombok '(anthia, !!#). Di Propinsi *usa Tenggara Timur

Page 7: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 7/24

7

'*TT), kasus pertama kali terjadi di Desa Petawang dan +anga,

Kabupaten (umba Timur pada bulan =uni "##%, tidak diketahui dengan

pasti asal sumber penularan penyakit tersebut, tetapi penyakit diketahui

dengan cepat menyebar. Di Kabupaten (umba barat juga dilaporkan

pada tahun "##/. (elajunya pada bulan agustus "##/ kasus Hog cholera

dilaporkan di Desa Tarus, kabupaten Kupang, setelah itu penyakit

dengan cepat menyebar ke kabupaten lainnya di *TT, (ikka, Timor

Tengah 7tara 'T77), Kote Kupang, 2lor, dan ;ote *dao.

Babi yang terserang virus H5 ganas, tingkat morbiditas dan

mortalitasnya mencapai "!!0. Pada kasus wabah H5 yang terjadi di

Bali pada bulan FktoberADesember "##-, rataArata tingkat morbiditas

dan mortalitasnya dan tingkat kematian kasus masingAmasing !,"0,

1%,-0 dan ,$0. Pada babi andrace paling tinggi masingAmasing

//, 0, % ,#0 dan /%, 0 '(anthia, !!#).

2.3.2 He an rentan

(emua jenis atau ras babi rentan terhadap Hog cholera. Pada

babi peliharaan hampir -!0 kasus ini terjadi pada babi penggemukan,

"-0 babi pembibitan dan lebih dari !0 kelompok babi campuran.Telah dilaporkan pula bahwa 3aktor keturunan berpengaruh terhadap

tingkat in3eksi virus Hog cholera. Pada saat wabah H5 terjadi di

provinsi Bali pada bulan FktoberADesember "##-, babi Landrace

terlihat lebih banyak terserang dibandingkan babi Saddlebac dan babi

lokal '(anthia, !!#)

2.3.3 Umur -a- *ang terserang

Babi dari semua umur rentan terhadap Hog cholera. 2nakAanak

babi yang berumur $A- minggu dan berasal dari induk yang sebelumnya

pernah divaksinasi dengan virus ganas ternyata relati3 lebih kebal jika

dibandingkan dengan anakAanak babi yang lahir dari induk yang telah

divaksinasi dengan virus vaksin yang telah dilmahkan. Hal ini

kemungkinan kerena antibodi maternal dari anak babi setelah umur

tersebut sangat rendah dan tidak cukup untuk melindungi dari in3eksi

virus H5 ganas berikutnya. Babi Landrace kelompok umur kurang dari

Page 8: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 8/24

8

bulan yang terserang virus H5 menunjukkan prevalensi yang lebih

tinggi '//, 0) dibandingkan kelompok umur A- bulan dan lebih dari /

bulan '(anthia, !!#).

2.3.! ,ara &enularan

Babi adalah satuAsatunya induk semang alami virus H5, oleh

karena itu babi penderita merupakan sumber penularan yang terpenting.

>irus masuk ke dalam tubuh babi biasanya melalui rute oronasal. 5ara

penularan bisa dengan kontak langsung ataupun tidak langsung .

Penularan bisa secara hori?ontal ataupun vertikal, yakni dari induk

kepada 3etus yang dikandung

a. Penularan secara langsung

Penularan dari babi yang sakit atau carrier ke babi yang

sehat merupakan cara penularan yang paling sering terjadi. +abah

penyakit sering diawali dengan pemasukan babi baru dari daerah

atau peternakan yang tertular H5. Babi yang sakit menyebarkan

virus terutama melalui sekresi oronasal dan lakrimal ';essang,

"#%1). =umlah atau konsentrasi virus dalam sekresi tersebut danlamanya babi mengeluarkan virus tergantung kepada virulensi

virus. Babi yang terin3eksi oleh virus yang virulen akan

mengeluarkan virus ke dalam lingkungan sebelum timbul gejala

klinis sampai babi mati atau sampai terbentuk antibodi bagi babi

yang bertahan hidup. (edangkan babi yang terin3eksi oleh virus

yang virulensinya sedang ataupun rendah biasanya mengeluarkan

virus dalam jumlah yang lebih rendah dan dalam kurun waktu yanglebih pendek. Fleh karena itu, strain virus yang virulen biasanya

menularnya lebih cepat dan menimbulkan morbiditas yang jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan strain yang kurang virulen

'Terpstra, "##").

&n3eksi virus inAutero atau kongenital, oleh induk yang

bunting dan tertular menyebabkan embrio atau janin yang

dilahirkan mati, lemah atau cacat. Gang dilahirkan sehat akan

Page 9: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 9/24

9

bertindak sebagai sumber penularan selama berbulanAbulan, sampai

babi itu sendiri menjadi sakit '(ubronto, !!").

b. Penularan secara tidak langsungKarena virus Hog cholera cukup resisten terhadap

lingkungan yang kurang menguntungkan diluar induk semang,

penularan dengan cara tidak langsung juga sering terjadi. >irus

Hog cholera dapat bertahan dalam waktu yang lama dalam daging

babi dan beberapa produk olahannya, terutama dalam keadaan

dingin atau beku. 6asuknya Hog cholera ke negara atau daerah

yang bebas, sering akibat impor daging babi atau produknya ke

negara atau daerah tersebut . +abah Hog cholera bisa terjadi

apabila babi diberi makan dengan sisa dapur yang mengandung

daging babi tercemar virus tersebut tanpa dimasak terlebih dahulu.

5ara penularan melalui sisa dapur ini sering terjadi. Hasil survei

menunjukkan bahwa sekitar 0 dari semua wabah yang terjadi di

7(2 pada tahun "#%1 terjadi dengan cara seperti ini 'Dunne,

"#%-).

>irus Hog cholera dapat masuk ke suatu peternakan

bersama masuknya hewan muda yang secara klinis tampak sehat,

namun sesungguhnya sedang dalam stadium inkubasi penyakit atau

bersama babi bunting yang terin3eksi >irus Hog cholera 'Dharma

dan Putra, "##%) . Penularan secara mekanis juga dapat terjadi

karena kunjungan seseorang yang sebelumnya membawa virus dari

kandang lain, sepatu, truck, atau alatAalat lain yang tercemar. Babi

liar di hutan dekat peternakan, daerah lalu lintas ternak, hewan

piaraan atau liar dan burung atau serangga juga dapat menularkan

virus ke kandang yang semula bebas >irus Hog cholera '(ubronto,

!!").

2.! /ejala )l n s

6asa inkubasi H5 biasanya berkisar antara A hari . ejala

klinis H5 dapat dibedakan atas gejala penyakit akut, subakut atau kronis.

Page 10: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 10/24

10

2.!.1 H+g ,h+lera Akutejala klinis diawali dengan anore<ia, lesu, malas

bergerak dan demam. eukopenia dan thrombocytopenia hampir

selalu terjadi dan muncul sebelum demam dan berlanjut sampai

hewan mati. 5onjunctivitis yang ditandai dengan e<udates

mukopurulent pada mata sering terjadi. angguan saluran

pencernaan ditandai dengan konstipasi diikuti dengan diare.

KadangAkadang babi memuntahkan cairan berwarna kuning.

angguan lokomotor berupa kelemahan pada tungkai belakang

sehingga babi berjalan sempoyongan, bagian belakang tubuh

terayun ke kiri dan ke kanan saat berjalan 'swaying gait) atau babi

berdiri sambil bagian belakang tubuh disandarkan pada dinding

atau babi lain merupakan gejala yang khas pada penyakit ini.

Kemerahan yang diikuti keunguan pada kulit terutama pada daun

telinga, abdomen dan kaki bagian medial juga hampir selalu

terjadi 'Harkness, "#/-C +illiams dan 6atthews, "#//C +ood et

al ., "#//). Tingkat kematian pada H5 akut sangat tinggi dan

biasanya terjadi antara "! A ! hari setelah in3eksi.2.!.2 H+g ,h+lera (u- akut %an )r+n s

ejala H5 subakut sama seperti diuraikan diatas tetapi

lebih ringan dan penyakit berjalan lebih lambat. H5 dinyatakan

kronis apabila penyakit dapat berjalan lebih dari 1! hari

'6angeling dan Packer, "# #). Penyakit ditandai dengan

anore<ia, demam dan diare yang lama tetapi hilang timbul

'intermitten). Babi sangat kurus dan pertumbuhan sangat lambat.

ejala klinis yang terlihat pada babi yang bunting yang terin3eksi

H5 tergantung pada umur kebuntingan saat terjadi in3eksi dan

virulensi dari virus yang mengin3eksi . &n3eksi H5 pada babi

bunting dapat berakibat aborsi, mummi3ikasi, stillbirth, anak yang

lemah dan gemetaran, kematian neonatal, atau babi lahir kelihatan

sehat tetapi virus dalam tubuhnya berkembang dengan perlahanA

Page 11: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 11/24

11

lahan dan setelah beberapa minggu atau bulan baru timbul gejala

sakit. Pada babi yang terin3eksi virus hog cholera secara kronis,

gejala klinisnya sering tidak jelas dan hewannya bertindak

sebagai karier bagi penyebaran virus ke kelompok babi yang

sehat ';essang, "#/$).

2.# Pat+genes s

&n3eksi alami biasanya terjadi melalui rute oroAnasal. KadangA

kadang virus masuk ke dalam tubuh melalui konjunctiva, mukosa alat

genital, atau melalui kulit yang terluka. >irus H5 mengin3eksi selAsel

endothel sistem vaskular dan melakukan replikasi di dalam tonsil

dengan jalan memasuki sel epitel dari kripte tonsil dan segera meluas ke

jaringan lim3oretikuler disekitarnya. Dengan perantara cairan lim3e,

virus menyebar ke kelenjar lim3e yang salurannya bermuara di daerah

tonsil. Di dalam kelenjar lim3e, virus memperbanyak diri dan

selanjutnya terbawa ke daerah peri3er, kemudian ke jaringan lim3oid

limpa, sumsum tulang dan kelenjar lim3e visceral. Perkembangan virus

yang cepat juga terjadi di dalam sel leukosit, sehingga tingkat

viremianya tinggi. Proses penyebaran virus ke seluruh bagian tubuh

penderita memakan waktu A hari '(ubronto, !!").

2.#.1 In"eks +leh 0 rus 0 rulens T ngg

(train:tipe >H5 memberikan pengaruh yang sangat

bervariasi yang menyebabkan berbagai macam gejala. (train

yang memiliki virulensi tinggi berhubungan dengan gejala akut,

penyakitnya jelas dan mortalitas yang tinggi, termasuk gejalaneurologis dan perdarahan dalam kulit. (train dengan virulensi

rendah berhubungan dengan in3eksi subakut atau kronik yang

bisa menyulitkan deteksi, namun masih bisa menyebabkan

kematian pada 3etus dan hewan baru lahir ';umenap3 and Thiel,

!!/).

>irus dapat diisolasi dari organ ini sekitar % jam setelah

inokulasi peroral ';essang, "#%1). (etelah mengalami replikasi

Page 12: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 12/24

12

pada tonsil, virus menyebar ke lim3oglandula regional

'lim3oglandula mandibula, retro3aringeal, parotid dan cervical).

>irus dalam lim3oglandula tersebut dapat diisolasi kembali

sekitar " jam setelah inokulasi peroral. (etelah mengalami

replikasi di lim3oglandula ini, virus masuk ke dalam peredaran

darah yang mengakibatkan terjadinya viraemia awal. >irus

tertahan dan mengalami multiplikasi yang cepat pada limpa

yang merupakan target organ sekunder. 6ultiplikasi virus yang

cepat ini berakibat viraemia bertambah hebat. (elanjutnya virus

tertahan dan menginvasi lim3oglandula visceral dan super3icial,

sumsum tulang dan jaringanAjaringan lim3oid lain di mukosa

usus. >irus mencapai seluruh tubuh -A hari setelah inokulasi

peroral. Pada akhir stadium viramia, virus menetap dan

menginvasi seluruh organ tubuh yang sering berakibat kematian

'+ood et al ., "#//). (elain menginvasi sel lim3old, virus ini juga

menyebabkan degenerasi dan nekrosa pada sel endotel

pembuluh darah. Kerusakan pada pembuluh darah,

thrombocytopenia dan gangguan sintesa 3ibrinogenmengakibatkan perdarahan berupa petechiae dan ecchymosa

yang meluas, yang merupakan salah satu kelainan patologis

yang menonjol pada penyakit ini.

2.#.2 In"eks +leh 0 rus 0 rulens (e%ang %an Ren%ah

&n3eksi oleh virus dengan virulensi sedang mengikuti

pola yang sama seperti virus virulensi tinggi tetapi prosesnya

berjalan lebih lambat dan konsentrasi virus dalam darah dan

organAorgan tubuh lebih rendah. &n3eksi oleh virus virulensi

rendah terbatas hanya pada 3ase lim3atik. @ase viraemia terjadi

sangat singkat sekali. &n3eksi oleh virus dengan virulensi sedang

atau rendah sering berakibat H5 kronis '6angeling dan Packer,

"# #). Pada bentuk subAakut dikatakan bahwa terjadi demam

selama A1 minggu dan mati dalam 1! hari pasca in3eksi, pada

kasus akut masa inkubasi A hari dan mati dalam "!A ! hari

Page 13: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 13/24

13

pasca in3eksi sedangkan pada bentuk kronisnya hewan mati

dalam "A1 bulan dimana pada kasus kronis sering ditemukan

button ulcer pada ileum dan caecum '6usser dan Burnham,

!! ).

2.#.3 In"eks In Uter+

Babi bunting yang terkena H5 dapat menulari embrio

atau 3etus yang dikandungnya . >irus H5 dapat menembus

barier plasenta pada semua umur kehamilan. >irus menyebar

secara hematogenous pada plasenta kemudian menyebar ke

semua 3etus '>an Firschot, "#%#). (elanjutnya, perkembangan

virus pada 3etus ini sama dengan perkembangan virus virulen

pada in3eksi post natal seperti diuraikan diatas. 2kibat in3eksi in

utero pada 3etus tergantung pada saat terjadinya in3eksi dan

virulensi dari virus. @etus yang terin3eksi pada saat $- hari

pertama kebuntingan lebih mudah mengalami kematian prenatal

dibandingkan dengan 3etus yang terin3eksi saat umur

kebuntingan - hari atau lebih . Disamping itu, 3etus yang

terin3eksi oleh virus virulensi sedang pada kehamilan $- hari

terakhir kebuntingan berpeluang lebih besar untuk

memperlihatkan gejala klinis H5 pada saat atau beberapa saat

setelah kelahiran. (edangkan, 3etus yang terin3eksi oleh virus

virulensi rendah pada saat kebuntingan yang sama biasanya

tidak berakibat buruk karena 3etus dapat mengeliminasi virus

tersebut '>an Firschot, "#%#).

2. Pat+l+g

(ebagian besar lesi yang terjadi pada H5 akut adalah akibat

degenerasi hydrophic atau nekrosa sel endotel pembuluh darah kapiler

dan gangguan system pembekuan darah. 6ani3estasi dari kerusakan

diatas terlihat berupa perdarahan diseluruh tubuh dan thrombosis pada

beberapa organ. Perdarahan berupa ptechiae dan ecch!mosa terlihat

jelas pada selaput serosa, mukosa lambung dan usus, ginjal, kantong

Page 14: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 14/24

14

kencing, larings, epiglotis, hati, kulit dan subcutis. im3oglandula di

seluruh tubuh membengkak dan mengalami perdarahan terutama pada

bagian sinus peri3er. Ptechiae atau ecch!mosa pada ginjal . terjadi

pada permukaan korteks sehingga ginjal sering terlihat berbintikA

bintik seperti telur kalkun ' tur e!"egg idne! ). impa biasanya tidak

atau hanya sedikit membengkak tetapi sering memperlihatkan in3ark

yang hemorrhagic yang ditandai dengan benjolan berwarna gelap

terutama pada bagian tepi. &n3ark pada limpa, yang disebabkan oleh

thrombosis pada pembuluh darah kapiler, merupakan lesi yang khas

dan dianggap lesi yang mendekati pathognomonis. (elain pada limpa,

in3ark juga dapat terjadi pada tonsil dan kantong empedu. *ekrosis

atau ulcerasi berupa benjolan jaringan mati pada mukosa, yang disebut

Ibutton ulcerI, dapat terjadi pada colon, caecum atau lambung . esio

ini juga merupakan lesi yang spesi3ik dan merupakan lesi yang

mendekati pathognomonis. &n3ark dan perdarahan juga dapat terjadi di

paruAparu tetapi lesi ini sering berubah menjadi 3ibrinous

bronchopneumonia akibat in3eksi bakteri sekunder. Pada otak sering

terlihat kelainan berupa perivascular cu33ing 'Harkness, "#/-C+illiams dan 6atthews, "#//C +ood et al ., "#//).

Pada kasus H5 yang kronik, lesi yang terbentuk tidak spesi3ik.

esi yang paling sering ditemui adalah atro3i pada timus, dan

eksostosis pada persendian chondrocostal 'pertemuan antara tulang

rusuk dan tulang rawan) pada babi muda. esi berupa perdarahan

biasanya tidak ditemukan 'Harkness, "#/-).

2. D agn+s s

+abah H5 yang akut umumnya tidak sulit didiagnosis, karena

diagnosis yang akurat sering dapat dibuat berdasarkan karakteristik

epidemiologis, gejala klinis dan kelainan patologis. Diagnosis H5

dapat disimpulkan bila ditemukan wabah dengan morbiditas dan

mortalitas yang tinggi, gejala sempoyongan ' swa!ing gait ), demam

tinggi, persistent leucopenia dan thrombocytopenia pada pemeriksaan

klinis, serta perdarahan yang meluas, in3ark pada limpa dan button

Page 15: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 15/24

15

ulcers pada usus besar pada pemeriksaan post mortem 'Harkness,

"#/-). 2kan tetapi gejala klinis atau lesi seperti di atas sering tidak

ditemukan, terutama pada H5 yang subakut atau kronis, sehingga

diagnosis hanya bisa ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium

'+ood et al ., "#//).

Diagnosis banding H5 akut yang terpenting adalah #$rican

Swine Fever . ejala klinis dan perubahan patologis kedua penyakit

tersebut sangat mirip sehingga susah dan sering tidak dapat dibedakan.

Perbedaan paling penting antara kedua penyakit menurut 6aurer et

al ., '"#-/) adalah ditemukanya karyorrhe<is pada lim3osit pada

#$rican Swine Fever sedangkan pada H5 kelainan serupa tidak

ditemukan. Disamping itu, limpa babi penderita #$rican Swine Fever

biasanya sangat membengkak dan lim3oglandula visceral terlihat

seperti hematoma sedangkan pada babi penderita H5 limpa tidak atau

hanya sedikit membengkak dan perdarahan pada lim3oglandula

terdapat pada bagian peri3er 'Terpstra, "##"). Kadang kadang H5 akut

bisa dikelirukan dengan septicaemia akibat (almonellosis,

Pasteurelosis, (treptococcosis atau 4rysipelas . 7ntuk membedakanya

biasanya cukup dengan pemeriksaan bakteriologis darah .

2. Penanggulangan %an &en4egahanPenanggulangan Hog cholera pada babi bisa dilakukan dengan

cara vaksinasi baik akti3 maupun inakti3. 2nak babi dari induk yang

belum pernah divaksin bisa dilakukan vaksinasi pada saat umur

mingu, anak babi dari induk yang telah divaksin dan mendapatkan

kolostrum dari induk dapat terlindungi sampai berumur minggu,

kemudian dilakukan vaksinasi pada saat umur / minggu. >aksinasi

5(@ yang aman yaitu induk divaksin minggu sebelum kawin. 7ntuk

dapat mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh berjangkitnya wabah

5(@ yang disebabkan oleh virus dari 3amili 3laviviridae ini dapat

dilakukan dengan mengimplementasikan manajemen beternak babi

secara benar. 2dapun hal yang harus diperhatikan meliputi8 kandang

harus dalam keadaan kering dan bersih, pemilihan bibit harus benar,

Page 16: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 16/24

16

komposisi pakan harus sesuai dengan berat badan dan program

vaksinasi disesuaikan dengan petunjuk dari Dinas Peternakan. +abah

penyakit yang bersi3at sporadis dapat ditangani dengan pemberian

vitamin dan menangkal keterlibatan mikroorganisme sekunder dengan

pemberian antibiotic 'Berata et al, !!#).

BAB IIIMET5D5L5/I

3.1 Met+%e )e&ustakaan6etode kepustakaan merupakan metode yang dilakukan dengan

menggunakan re3erensi dari buku dan internet yang berhubungan dengan topik

yang dibahas, dalam hal ini topik yang dibahas yaitu mengenai penyakit Hog

cholera . Data yang didapat disusun, sehingga lebih mudah untuk dipahami. Data

yang digunakan dalam membuat laporan ini adalah data yang diperoleh dari Dinas

Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung selama lima tahun

terahkir yaitu dari tahun !"!A !"$.

3.2 L+kas %an $aktu Pengam- lan DataPengambilan data mengenai kasus terjadinya penyakit Hog cholera di

Kabupaten Klungkung, diambil di kantor Dinas Peternakan Perikanan dan

Kelautan Kabupaten Klungkung. Pengambilan data diambil dari rekapan data

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung selama lima

tahun terakhir dari tahun !"!A !"$ per Kecamatan yang ada di Kabupaten

Klungkung 'Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan

Dawan, dan Kecamatan *usa Penida).

Page 17: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 17/24

17

BAB I0HA(IL DAN PEMBAHA(AN

!.1 Has lData populasi dan terjadinya kasus Hog cholera pada babi di Kabupaten

Klungkung yang di dapat di Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Tabel $.".

Ta-el !.1 'umlah kasus Hog cholera %an &+&ulas ternak -a- *ang a%a %)a-u&aten )lungkung tahun 26167261!

*o. Tahun =umlah kasus =umlah populasi babi Prevalensi '0)

" !"! A #%.%/# ekor A

!"" ! ekor #/.$%" ekor !.! !

1 !" % ekor "!$.1$" ekor !.! -

$ !"1 "" ekor /-.%- ekor !.!"

- !"$ # ekor %/."/% ekor !.!""

(umber 8 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung

2010 2011 2012 2013 20140

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

97,789 98,471 104,341

85,75278,187

Populasi

Page 18: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 18/24

18

/am-ar !.1 D agram &+&ulas -a- *ang a%a % )a-u&aten )lungkungtahun 26167261!

2010 2011 2012 2013 20140

5

10

15

20

25

30

0

20

27

119

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

/am-ar !.2 D agram kasus Hog cholera &a%a -a- *ang a%a % )a-u&aten)lungkung tahun 26167261!

N+ Th. BE8,+l -a4 ll+s s (4a- es

(tre&t+4+4us,+44 % +s s Hog

chol era

P9. La

Ba- (a& Ba- (a& Ba- (a& Ba- (

".

.

1.

$.

-.

!"!

!""

!"

!"1

!"$

"!$

/ #

%

/$

%-#

.$!"

.$!!

.$##

".11"

".$!/

A

A

%

%

"$%

".!1%

//1

$$#

-!#

"

/

"/

"/

$ -

/"1

$/-

1 $

1$

A

A

"

A

1

-%

$-

--/

1$

$ #

A

!

%

""

#

A

". ##

".""

1

/

"

-

"

1

=76 2H 1."1/ "!.!1# " 1.! - .1#1 $ .!1" % .%"" ".

Ta-el !.2 'en s &en*ak t %an jumlah kasus % )a-u&aten )lungkung tahun 26167261!(umber 8 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung

Page 19: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 19/24

19

1!:

3#:

13:

;:

;:6:

1;:B4@ 5olibacillosis (cabies (treptococcus 5occidiosis

Hog 5holera P< ain

/am-ar !.3 Presentase jen s &en*ak t %an jumlah kasus tahun 26167261! %)a-u&aten )lungkung

Ta-el !.3 Per-an% ngan &+&ulas %an kasus &en*ak t Hog cholera &a%a -a-% -er-aga )e4amatan *ang a%a % )a-u&aten )lungkung tahun2613 %an 261!

N+ )e4amatan

2613 261!P+&ulas )asu

s

Pre<alens

=:>

P+&ulas )asu

s

Pre<alens

=:>". Banjarangka

n

".$1" !.! 0 .%1$ # !.!10

. Klungkung .-%" A A -.--1 A A1. Dawan 1!./# - !.!"0 1 .%/" A A$. *usa Penida 1. #1 A A $. /$ A A

=umlah %/."/% "" !.!10 /-.%- # !.!10(umber 8 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung

Page 20: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 20/24

20

Banjarangkan )lungkung Da an Nusa Pen %a6

1

2

3

!

#

;

16

261! 2613

/am-ar !.! /ra" k &er-an% ngan kasus Hog cholera &er )e4amatan %)a-u&aten )lungkung &a%a tahun 26137261!

Ta-el !.! )eja% an kasus Hog cholera &er )e4amatan %engan kasus tert ngg%an teren%ah &a%a tahun 2613 %an 261! % )a-u&aten )lungkung

Kecamatan Kasus Positif Kasus Negatif

Banjarangkan 9 22.725

Dawan 5 30.887

'umlah 1! #3. 12

Page 21: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 21/24

21

Banjarangkan Da an6

#666

16666

1#666

26666

2#666

36666

3#666

9 5

22,725

30,887

P+s t " Negat "

/am-ar !.# D agram &er-an% ngan kasus Hog cholera tert ngg %anteren%ah &er )e4amatan % )a-u&aten )lungkung &a%a tahun2613 %an 261!

!.2 Pem-ahasanPenyakit hewan strategis merupakan penyakit hewan yang berdampak

terhadap kerugian ekonomi tinggi karena bersi3at menular, menyebar dengan

cepat sehingga angka morbiditas dan mortalitasnya tinggi, dan berpotensi

mengancam kesehatan masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung - tahun terakhir

' !"!A !"$), penyakit Hog cholera masih ada di Bali, khususnya di Kabupaten

Klungkung. Terdapat $ kecamatan di Kabupaten Klungkung, akan tetapi hanya

pada kecamatan Banjarangkan dan Dawan saja kasus ini ditemukan. Kasus Hog

cholera tidak ditemukan pada tahun !"!, namun pada tahun !"" ditemukan

adanya ! kasus, pada tahun !" terjadi peningkatan menjadi % kasus,

kemudian pada tahunAtahun berikutnya terus mengalami penurunan, yaitu pada

tahun !"1 terdapat "" kasus dan tahun !"$ terdapat # kasus. Penurunan kasus

ini terkait dengan manajemen peternakan serta kinerja dinas Peternakan,

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung yang terus mengalami

peningkatan.Dari data di atas dapat diperoleh prevalensi penyakit Hog cholera pada

babi yang terjadi pada tahun !"!A !"$, sebagai berikut8

Page 22: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 22/24

22

Prevalensi = jumlahhewan yang sakit tahun x jumlah populasi yang beresikotahun x

x 100

Tahun 2010 ( )= 0

97.789 x 100

¿ 0

Tahun 2011 ( )= 20

98.471 x100

¿ 0.020 0

Tahun 2012 ( )= 27

104.341 x 100

¿ 0.025

Tahun 2013 ( )= 11

85.752 x 100

¿ 0.012 0

Tahun 2014 ( )= 9

78.187 x 100

¿ 0.011

Prevalensi penyakit Hog cholera berdasarkan data yang didapat dari Dinas

Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung, selama lima tahun

terakhir dari tahun !"!A !"$ mengalami 3luktuasi, yaitu pada tahun !"!

sebanyak !0, pada tahun !"" sebanyak !.! !0, pada tahun !" sebanyak

!.! -0, pada tahun !"1 sebanyak !.!" 0 dan tahun !"$ sebanyak !.!""0.@luktuasi yang terjadi pada kasus ini terkait dengan manajemen peternakan yang

mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya, tergantung peternakan

tersebut, serta vaksinasi yang tidak berjalan baik pada setiap tahunnya.Tingkat kejadian kasus Hog cholera yang tertinggi terjadi pada tahun !"$

terdapat di Kecamatan Banjarangkan, yaitu # kasus. Tingkat kejadian kasus Hog

cholera yang terendah terjadi pada tahun !"1 terdapat di Kecamatan Dawan,

yaitu - kasus. Kasus Hog cholera paling tinggi terjadi di Kecamatan Banjarangkan

Page 23: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 23/24

23

mungkin disebabkan karena manajemen perawatan ternak di kecamatan tersebut

masih kurang diperhatikan sehingga dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit

Hog cholera . 6anajemen perawatan yang kurang baik, dapat mengakibatkan

lingkungan menjadi kotor. ingkungan yang kotor dapat menyebarkan virus yang

dapat menyebabkan penyakit Hog cholera pada babi.Dilihat dari data tahun !"1 dan !"$ Kecamatan Klungkung dan *usa

Penida merupakan kecamatan yang tidak ditemukan kasus Hog cholera ,

peningkatan manajemen peternakan kemungkinan menjadi salah satu 3aktor tidak

adanya kasus Hog cholera di Kecamatan tersebut.Pada kejadian kasus Hog cholera pencegahan yang dilakukan oleh Dinas

Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Klungkung adalah dengan

melaksanakan kegiatan vaksinasi yang rutin dilakukan setiap tahun pada babiAbabi

yang terdapat di Kabupaten Klungkung. Tindakan pencegahan lainnya yang juga

dilakukan yaitu melalui biosekuriti yang dilakukan oleh peternak dalam upaya

mengurangi tingkat kejadian penyakit Hog cholera . 7paya lain dapat dilakukan

dengan mengadakan sosialisasi kepada peternak dan disarankan kepada peternak

agar segera melapor kepada dinas peternakan atau dokter hewan setempat jika

pada ternaknya ditemukan gejala penyakit yang mengarah ke Hog cholera agar

dapat dilakukan tindakan pengobatan secepat mungkin. 7ntuk pengobatan yang

dilakukan oleh Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Klungkung

hanya bersi3at supporti3 saja karena penyakit ini disebabkan oleh virus, obat yang

diberikan yaitu antibiotik.

BAB 0(IMPULAN DAN (ARAN

#.1 ( m&ulan

Page 24: Hog Cholera Klungkung

8/20/2019 Hog Cholera Klungkung

http://slidepdf.com/reader/full/hog-cholera-klungkung 24/24

24

Dari data yang diperoleh di Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Klungkung dapat disimpulkan, yaitu8". Tingkat prevalensi kejadian penyakit Hog cholera di Kabupaten Klungkung

pada tahun !"! tidak ada kasus ditemukan, pada tahun !"" yaitu !.! !0, pada tahun !" mengalami peningkatan yaitu !.! -0, pada tahun !"1

mengalami penurunan, yaitu !.!" dan pada tahun !"$ yaitu !.!"".2. Penyakit Hog cholera hanya terjadi pada dua kecamatan yaitu kecamatan

Banjarangkan dan Dawan dari empat kecamatan yang ada di Kabupaten

Klungkung.3. Pencegahan yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Klungkung dengan melakukan vaksinasi, dimana pencegahan ini

telah berhasil menurunkan prevalensi kasus pada tahun !"$.

#.2 (aranBerdasarkan hasil pengamatan penulis maka disarankan agar Dinas

Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung terus

mengadakan program sosialisasi tentang manajemen perawatan ternak

yang baik dan sosialisasi tentang penyakit Hog cholera sehingga

penyebaran penyakit ini dapat dicegah dan dikendalikan. >aksinasi secara

berkala, perbaikan manajemen kandang dan kesehatan ternak pentingdiperhatikan untuk mengurangi angka kasus penyakit Hog cholera ini.

(elain itu, peningkatan pengetahuan masyarakat peternak melalui edukasi

yang berkelanjutan dan pengawasan lalu lintas ternak juga perlu menjadi

perhatian untuk menekan terjadinya kasus penyakit Hog 5holera di

Kabupaten Klungkung. Pelayanan kesehatan hewan juga harus rutin

dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan ternak, khususnya

ternak babi, dan kerjasama perlu dilakukan antara pihakApihak yang terkait baik itu peternak, pemerintah dan bagian medis dimana hal ini akan

menunjang penanganan yang lebih cepat dan e3isien untuk kejadian kasus

Hog cholera di lapangan.