histrionik
-
Upload
givenchy-semen -
Category
Documents
-
view
169 -
download
3
description
Transcript of histrionik
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan bangsa yang identik dengan keramahtamahannya. Namun, semakin
kesini semakin didapati peristiwa-peristiwa yang jauh dari kebudayaan dan norma yang ada di
Indonesia. Hal ini tidak lain disebabkan oleh manusia sebagai masyarakat Indonesia yang mewarnai
Indonesia dengan suatu hal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Perilaku-perilaku
menyimpang yang ditimbulkan manusia ini bisa muncul karena latarbelakang yang berbeda-beda.
Disini akan di spesifikkan pada kasus gangguan kepribadian histrionik.
Gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik,
ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. Tetapi, menyertai penampilan mereka yang
flamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan yang mendalam
dan berlangsung lama. Pasien dengan gangguan kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari
perhatian yang tinggi. Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat
segalanya terdengar lebih penting dibandingkan kenyataannya. Perilaku menggoda sering ditemukan
baik pada pria maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi
psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent. Mereka mungkin
bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka bahwa mereka menarik
bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada habisnya. Tetapi,
hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi asyik dengan diri sendiri dan
berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20).
Kehidupan sehari-hari individu dengan gangguan histrionik atau histrionic personality
disorder atau yang sering disebut dengan HPD digambarkan sebagai kehidupan yang dramatis,
memiliki antusias berlebihan dan terkesan genit. Kadang perilaku yang dimunculkan dapat
membangkitkan hasrat seksual orang lain, ekspresi emosi berlebihan (termasuk dalam pakaian) dan
mudah dipengaruhi orang lain. Individu dengan gangguan kepribadian histrionik selalu ingin mencari
perhatian dari orang lain, tujuannya adalah untuk mendapatkan pengukuhan dirinya. Individu ini akan
selalu menanyakan pendapat orang lain mengenai hal-hal yang menyangkut dirinya, dimulai cara
pakaian, dandanan, hingga masalah pribadi lainnya.
Terdapat beberapa perdebatan tentang term Histrionik Personality Disorder ini, hal ini bisa
dilihat dari beberapa jurnal yang mencoba menelisik dan mengkomparasikan antara Histrionik
Personality Disorder dengan gangguan kepribadian yang lain. Seperti yang dilakukan oleh S.-A.
Cooper and R. A. Collacott (1995) yang meneliti tentang Histrionik Personality Disorder sebagai
sesuatu yang mirip dengan learning disabilities, atau mengaitkannya dengan gejala narsistik (Shahar,
2008).
Histrionic personality disorder merupakan penyakit yang belum begitu banyak dikenal
khalayak ramai, oleh karenanya penulis merasa perlu untuk membahas dan mengkaji seputar
histrionik.
1
B. TUJUAN PENULISAN
Penulisan ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar klinis, tujuan lain yaitu
untuk mengeksplorasi secara lebih dalam kasus histrionic personality dissorder.
II. ISI
A. DEFINISI
Histrionic Personality Disorder adalah salah satu dari personality disorder, dan merupakan sub
(turunan) dari dramatic personality disorders (b class). Secara harfiah, histrionic diambil dari bahasa
latin, "Histrionicus" yang berarti 'pertaining to be an actor'.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV-R), Histrionik
dianggap sebagai sebuah gangguan kepribadian (Histrionic Personality Disorder = HISTRIONIK
PERSONALITY DISORDER), yang didefinisikan sebagai sebuah pola emosi yang berlebihan dan
kebiasaan mencari perhatian, termasuk kebutuhan akan persetujuan/pembenaran dan biasanya dimulai
pada awal masa dewasa. Gangguan ini biasanya mulai terdiagnosa ketika sikap-sikap ini menjadi
bersifat menetap dan sangat menyusahkan.
Selain itu, Durrand dan Barlow (2006) menjelaskan histrionik sebagai gangguan kepribadian dengan
ciri-ciri terlalu dramatis dan tampak seperti orang yang baru berakting, sehingga digunakan juga
istilah histrionic treatical.
Histrionik termasuk dalam gangguan kepribadian kluster B (dramatis, emosional atau eratis)
yang melibatkan pola emosialitas yang eksesif dan suka mencari perhatian.
Penderita gangguan histronik cenderung mengekspresikan emosi-emosiny asecara berlebih-
lebihan, misalnya memeluk seseorang yang baru dikenal atau menangis tak terkontrol saat menonton
filem cengeng (Pfohl, 1995). Mereka juga congkak, self centered, dan merasa tidak nyaman bila tidak
menjadi pusat perhatian. Penampilan dan perilakunya seringkali tampak menggoda, dan mereka
biasanya sangat peduli pada penampilannya (pat, misalnya, membelanjakan banyak uang untuk
membeli perhiasan mahal dan menceritakannya kepada semua orang yang mau mendengarkan).
Selain tiu mereka secara konstan mencari kepastian dan persetujuan dari orang lain dan bisa menjadi
gusar atau marah bila oranglain tidak memperhatikan atau memberikan pujian kepadanya. Penderita
gangguan kepribadian histrionik juga cenderung impulsif dan memiliki banyak kesulitan untuk
menunda pujian.
Cognitif style yang terkait dengan gangguan kepribadian histrinik adalah impresionistik
(Shapiro, 1965) yang ditandai oleh adanya kecenderungan untuk melihat berbagai situasi secara
global, hitam putih. Pembicaraannya sering tidak jelas, kurang mengandung deteil dan ditandai
dengan hiperbola (Pfohl, 1991) sebagai contoh, ketika ditanyai tentang kencannya kemaren malem,
pat meungkin akan mengatakan “pokoknya asyik” tetapi tidak dapat memberikan keterangan
terperinci. Tinggiinya angka diagnosis gangguan ini dikalangan perempuan bila dibandingkan laki-
laki memunculkan pertanyaan tentang sifat gangguan ini dan kriteria diagnostiknya.
2
Terdapat sebagian orang pihak yang berpikir bahwa fitur-fitur gangguan kepribadian
histrionik, seperti over dramatisasi, kesombongan, sifat menggoda dan kepedulian yang berlebihan
terhadap penampilan fisik sebenarnya merupakan ciri-ciri stereotipikal perempuan barat dan ini bisa
menghasilkan overdiagnosis di kalangan perempuan. Sprock (2000) menela’ah pertanyaan penting ini
dan menemukan beberapa bukti tentang adanya bias dikalangan psikolog dan psikiater yang lebih
mengaitkan diagnostiknya dengan perempuan daripada dengan laki-laki.
Gangguan kepribadian dikodekan dalam aksis II menurut DSM (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders) dan membaginya menjadi tiga kelompok:
1. Kelompok A : Orang yang dianggap aneh atau eksentrik.
Gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal.
2. Kelompok B : Orang dengan perilaku terlalu dramatik, emosional, atau eratik.
Gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsistik.
3. Kelompok C : Orang yang sering kali tampak cemas atau ketakutan.
Gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-kompulsif.
B. SEBAB-SEBAB (biopsikososiospiritua)
Faktor penyebab utama gangguan ini tidak diketahui secara pasti, namun diduga pengalaman
masa kanak-kanak dan faktor genetik keduanya mempunyai pengaruh kemunculan gangguan
kepribadian ini. Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak pada wanita dibandingkan pria,
kebanyakan gangguan kepribadian histrionik pada pria, ―dengan gejala-gejala yang sama lebih
cenderung didiagnosa sebagai gangguan kepribadian antisosial. Kemungkinan hal ini terjadi karena
pada pria histrionik cenderung untuk menarik dari lingkungan sosial dibandingkan wanita histrionik
(Durand & Barlow, 2006)
Salah satu hipotesis tentang histrionik yaitu kemungkinan adanya hubungan dengan gangguan
kepribadian anti sosial. Bukti menunjukkan bahwa gangguan kepribadian histrionik dan gangguan
kepribadian anti sosial jauh lebih sering muncul berbarengan dibanding yang perkirakan. Lilien feld
dkk (1986) misalnya menemukan bahwa kira-kira 2/3 orang dengan gangguan kepribadian histrionik
juga memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian anti sosial (Durand & Barlow, 2006).
1. Biologis
Secara genetis, kemungkinan bawah ciri-ciri karakter mayornya merupakan sifat yang
diturunkan. Sedangkan ciri-ciri karakter lainnya disebabkan oleh kombinasi fenotip dari
genetika dan lingkungan, termasuk pengalaman di masa kecil.
2. Psikologis
Sumbangsih kognitif dan pengalaman masalalu yang suram menjadi salah satu pemicu
lahirnya gangguan ini.
3. Sosial
Lingkungan dan faktor genetik termasuk pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan
termasuk kurangnya perhatian orangtua.
3
4. Spiritual
kurangnya mendekatkan diri dengan Tuhan membuat salah satu dimensi kemanusiaan yang
dimiliki manusia terasa gersang.
C. PENDEKATAN MENURUT ALIRAN-ALIRAN
1. Psikoanalisa
Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental
seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang mengatakan bahwa
seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan dimana
perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan (Nida Al
Hasanat, 2004 : 20).
Psikoanalisa menduga gangguan ini disebabkan oleh sikap otoriter sang ayah ketika
masa kanak-kanak individu. Kebiasaan menggoda dan memuji anak tidak tepat juga dapat
menimbulkan gangguan kepribadian ini dikemudian hari. Jadi imbas kejadian masalalu sangat
erat kaitannya dengan munculnya gangguan ini.
D. GEJALA
Fitur-fitur gangguan kepribadian histrionik meliputi:
1. Pola pervasif dan emosionalitas yang eksesif dan mencari perhatian, yang bermula pada masa
dewasa awal dan muncul diberbagai macam konteks.
2. Merasa tidak nyaman dalam situasi-situasi di mana orang itu tidak menjadi pusat perhatian.
3. Interaksi dengan orang lain seringkali ditandai dengan perilaku yang menggoda atau
provokatif secara seksual, yang tidak pada tempatnya.
4. Memperlihatkan ekspresi emosi yang berubah-ubah dengan cepat dan “dangkal”.
5. Secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian.
6. Gaya berbicara yang terlau impresionistik dan kurang mengandung detail.
7. Mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh keadaan.
8. Menggangap hubungannya lebih intim divbanding kenyataan.
Penderita HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER biasanya menunjukkan setidaknya lima atau
lebih dari gejala-gejala berikut:
1. Secara konstan mencari pembenaran dan pernyataan setuju dari orang lain.
2. Terlalu mendramatisir keadaan dengan menunjukkan reaksi emosi yang berlebihan (drama
queen).
3. Terlalu sensitif terhadap kritikan dan ketidaksetujuan dari lingkungan.
4. Sikap atau penampilan menggoda yang tidak pada tempatnya.
5. Terlalu perhatian pada penampilan fisik.
6. Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.
7. Toleransi yang rendah terhadap frustasi serta pada kegembiraan yang tertunda/kegagalan.
4
8. Menunjukkan perubahan emosi secara cepat dan terlihat dangkal bagi orang lain.
9. Opininya mudah dipengaruhi oleh orang lain, tapi sulit untuk di-back up secara terperinci.
10. Cenderung mempercayai sebuah hubungan lebih dekat/intim dibandingkan kenyataan yang
sesungguhnya (GR-an).
11. Membuat keputusan secara terburu-buru.
12. Mengancam akan melakukan tindakan bodoh untuk mendapatkan perhatian (misalnya bunuh
diri).
E. ONSET
`Beberapa psikolanalisis mengemukakan bahwa faktor yang menjadi penentu itu dapat
diketahui sejak kecil, serta adanya pola penentuan atensi serta mempertontonkan perilaku yang
dramatis yang dimulai sejak remaja. Simptom itu dapat terlihat itu seumur hidup, namun juga dapat
berkurang atau berubah tergantung dari usia (www.minddisorder.com)
F. PREVALENSI
Prevalensi secara pasti terkait prosentase penderita ataupun rasio individu yang mengalami
gangguan histrionik ini tidak diketahui secara pasti. Penulis tidak mendaatkan referensi baku untuk
nominalnya. Namun dapat dijelaskan bahwa potensi gangguan kepribadian histrionik pada wanita dan
pria adalah sama.Wanita dengan HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER berorientasi kedalam
dirinya sendiri, berperilaku menurut suka hatinya dan sangat tergantung pada orang lain. Emosi yang
labil dan terikat dengan hubungan yang tidak dewasa, —kekanak-kanakan.
Wanita dengan gangguan kepribadian histrionik mempunyai harapan-harapan yang tidak
realistis, memiliki fantasi berlebihan dengan orang-orang yang ia kenal. Ekspresi emosional yang
dangkal ketika ia menghadapi distres dan kesulitan untuk memahami orang lain membuat dirinya sulit
dalam mempertahankan hubungan dengan pasangannya. Banyak menuntut, harapan yang tinggi
dan disertai luapan amarah yang meledak-ledak membuat pasangannya lebih memilih untuk menjauh
setelah mengenalnya lebih dalam. Beberapa wanita HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER yang
cenderung memiliki gangguan kepribadian borderline juga melukai tubuhnya atau berpura-pura untuk
bunuh diri sebagai cara untuk menarik pasangannya atau orang lain untuk mendapatkan perhatian
yang lebih.
Pada pria, pelbagai permasalahan yang dihadapi dapat berupa krisis identitas diri, impulsif dan
gangguan berhubungan dengan orang lain. Kecenderungan antisosial, tidak mampu bersikap dewasa,
dramatis (walaupun sebagian dari mereka sanggup menahannya) adalah masalah yang sering dihadapi
oleh pria dengan gangguan HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER. Selain itu, pria sangat
introspektif dan merasa bersalah terhadap dirinya sendiri bila ia tidak mampu untuk dekat dengan
seseorang atau orang lain.
5
Pria HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER dengan tendensi antisosial melakukan isolasi
diri dan menghindari hubungan sosial untuk beberapa hari bahkan beberapa tahun ketika ia merasakan
ketidaknyamanan atau bila terjadi kesalahpahaman yang membuat dirinya terusik.
G. TERAPI (berdasarkan jurnal acuan)
Dalam psikoterapi, terapis harus dapat memilih terapi yang tepat untuk gangguan kepribadian
histrionik. Adapun beberapa terapi yang ditawarkan bagi individu yang mengalami HISTRIONIK
PERSONALITY DISORDER yaitu :
1. Cognitive-behavioral therapy
Terapi kognitif dirancang untuk membantu individu mengenal dan mengubah penyimpangan-
penyimpangan cara berpikir yang muncul dari perasaan dan perilaku dari pelbagai masalah
yang sedang dihadapi. Pikiran semacam itu mencakup tema-tema tentang tidak bisa mengurus
diri sendiri.Terapi kognitif untuk berfokus pada pergeseran dari global, dibisikkan berpikir
untuk yang lebih metodis, sistematis, dan terstruktur fokus pada masalah. Terapi kognitif-
perilaku individu dengan DKH mengajarkan untuk mengidentifikasi pemikiran otomatis,
untuk bekerja pada perilaku impulsif, dan lebih baik untuk mengembangkan kemampuan
proses pemecahan masalah.
2. Group therapy
Menggunakan role-playing, individu dengan DKH dapat mengeksplorasi hubungan
interpersonal dan hasil untuk memahami lebih baik proses yang terkait dengan skenario yang
berbeda. Kelompok terapis perlu memantau kelompok karena individu dengan DKH
cenderung untuk mengambil alih dan menguasai orang lain.
3. Psycodinamic therapy
Terapi psikodinamik ini menjadi alternatif untuk menginterfensi gangguan histrionok karena
terapi ini bisa membantu orang untuk agar si penderita ini lebih menyadari tentang apa yang
dia rasakan. Terapi ini membutuhkan target untuk menyelesaikan konflik individual dan
membantu pasien untuk mengikis pasiennya.
4. Family therapy
Terapi keluarga melatih anggota keluarga menghargai individu, meningkatkan komunikasi
dan penyelesaian masalah secara bersama-sama dan saling mendukung. Anggota keluarga
akan dilatih terlebih dahulu untuk bersikap dan berperilaku yang mendukung penyembuhan
individu. Terapi ini dianggap lebih baik karena proses terapi berlangsung setiap saat. Terapi
keluarga juga dapat dilakukan oleh pasangan individu (couples therapy)
5. Medikasi obat
Termasuk dalam proses penyembuhan secara farmakoterapi.
6
Adapun tritmen lain yang bisa dilakukan
Tritment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 260):
a. Psikoterapi. Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari perasaan
mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam (inner feeling) mereka adalah
suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam kelompok atau
individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian histrionik.
b. Farmakoterapi. Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya, seperti
penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat antiansietas untuk
kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.
Terapinya :
Psikoterapi
Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, dalam kelompok atau individual, kemungkinan merupakan
terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian ini.
Farmakoterapi
Jika gejala sebagai sasarannya, penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat
antiansietas untuk kecemasan, dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi dapat digunakan.
H. PREVENSI
Meskipun pencegahan dari gangguan ada kemungkinan tidak mungkin untuk dilakukan,
namun pengobatan dapat memungkinkan seseorang yang rentan terhadap gangguan ini untuk
mempelajari cara-cara yang lebih produktif menghadapi situasi. Diagnosis dini dapat membantu
pasien dan anggota keluarga untuk mengenali pola reaktif meluas emosi antara individu dengan
histronic personlaity disorder. Mendidik orang-orang, khususnya para profesional kesehatan mental,
tentang karakter abadi orang dengan DKH mungkin membuat beberapa kasus ringan perilaku
dramatis berkembang menjadi full-blown kasus maladaptive DKH. Penelitian lebih lanjut dalam
pencegahan perlu untuk menyelidiki hubungan antara variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin,
budaya, dan etnisitas dan DKH.
I. KUALITAS HIDUP (psikososial-spiritual)
1. Psikososial
Kualitas hidup penderita histrionik secara piskososial dia merasa terasingkan dirinya dan
merasa kesepian yang sangat. Hal-hal yang di tunjukkan di luar seperti dia memakai baju yang
berwarna terlalu cerah, suka pamer dan lain-lain itu merupakan salah satu kompensasi yang
dia lakukan agar dia mendapat perhatian.
2. Spiritual
Secara spiritual, penderita histrionik merasakan ada dimensi yang belum terisi, yaitu dimensi
bathiniyah yang hanya bisa di dapatkan ketika berhubungan dengan agama.
7
J. Sertakan ayat al-qur’an atau al-hadist
Allah tidak menyukai hambaNya yang berlebihan. Dalam hal ini penderita histrionik merupakan
individu yang suka melebih-lebihkan apa yang dia miliki dan memamerkannya.
Seperti yang tertera pada surat An Nisaa' ayat 38
38. Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-
orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu
menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.
Al Baqarah ayat 264
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[168].
Dan juga ditemukan pada surat Al Furqaan ayat 67
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan
adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
[168]. Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat
pahala di akhirat.
8
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah kami membaca beberapa literatur terkait dengan pengertian histrionoc personality
disorder, maka dapat disimpulkan bahwa Histrionic Personality Disorder = HPD adalah sebuah pola
emosi yang berlebihan dan kebiasaan mencari perhatian, termasuk kebutuhan akan persetujuan atau
pembenaran dan biasanya dimulai pada awal masa dewasa, sesuai dengan Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder (DSM IV-R). Gangguan ini biasanya mulai terdiagnosa ketika sikap-sikap
ini menjadi bersifat menetap dan sangat menyusahkan.
Gangguan kepribadian dikodekan dalam aksis II menurut DSM (Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders) dan membaginya menjadi tiga kelompok:
1. Kelompok A : Orang yang dianggap aneh atau eksentrik.
Gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal.
2. Kelompok B : Orang dengan perilaku terlalu dramatik, emosional, atau
eratik.
Gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsistik.
3. Kelompok C : Orang yang sering kali tampak cemas atau ketakutan.
Gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-kompulsif.
Kasus
9
Saya sering tiba-tiba diserang rasa lemah, tidak berdaya, keluar keringat dingin, jantung berdebar
keras, yang biasanya diikuti napas tersengal.
Serangan itu akan diikuti rasa cemas, bahkan saya terkadang takut mati, Bu. Bila sudah dipijit, digosok
minyak angin, baru enak dan setelah berbaring beberapa jam pelan-pelan pulih kembali.
Serangan seperti ini bermula suatu hari beberapa bulan lalu saat saya terserang diare. Saya
mengunjungi beberapa dokter, tetapi dokter tidak menemukan penyebabnya. Pemeriksaan laboratorium
klinis, tekanan darah, sampai MRI saya lalui, semua hasilnya baik, tetapi penyakit saya tidak kunjung
sembuh.
Akhirnya, saya dirujuk ke psikiater dan diberi beberapa obat penenang. Memang obat itu membuat
tidur lebih nyenyak dan ketika bangun merasa sehat sebentar, tetapi tanpa diduga saya masih sering
terserang penyakit itu.
Saat ini saya tidak lagi bekerja karena perusahaan yang saya dirikan sudah dipegang anak saya. Saya
berkonsultasi kepada Ibu karena ingin tahu apa yang terjadi dalam diri saya. Demikian Ny K (53) dengan
nada lantang dan jelas, serta kondisi fisik tampak kokoh, bugar, bahkan dapat dikatakan gemuk.
Tn K (54) menambahkan: Istri saya sebenarnya pribadi yang kokoh, pekerja keras, dan punya
antisipasi masa depan yang sangat bagus. Dia merintis beberapa usaha demi masa depan anak-anak kami
dan semua diawali dengan kerja keras, mandiri dan ambisi tinggi. Dia berhasil walaupun sering membuat
anak-anaknya yang harus menjalankan usahanya terseret-seret ritme kerja ibunya. Saya akui beberapa
tahun lalu saya agak tergelincir dan pernah sekadar ”main mata” dengan seorang gadis. Alhamdulillah
belum sampai mendalam, istri saya tahu. Memang terjadi keributan, tetapi saya berjanji tidak akan
melakukan lagi. Karena hanya keledai yang akan mengulang kesalahan, ya Bu. Saya duga peristiwa inilah
yang mengawali keluhan penyakit beruntun yang istri saya sampaikan. Padahal, hasil pemeriksaan
fisiknya begitu prima.
Dinamika pikologis
Ny K adalah orang yang cerdas dan memiliki ambisi prestasi tinggi, tetapi kecenderungan
memaksakan kehendaknya sangat ekstrem. Artinya, bila Ny K memiliki keinginan, ia akan berupaya
semaksimal mungkin agar tercapai, apa pun caranya.
Selain itu, kebutuhan akan perhatian dan sikap posesif terhadap apa pun yang dia miliki, seperti
terhadap suami, juga sangat tinggi. Contohnya, setelah peristiwa ”main mata”, bila suami mendapat tugas
ke luar kota, maka dengan upaya keras dia selalu berhasil mendapat tiket untuk akhirnya dapat
mendampingi suami bertugas di luar kota.
Hal lain yang kemudian tercermati suami, bila karena waktu mendesak dan gagal memperoleh tiket,
Ny K akan serta-merta terserang penyakit itu sehingga terkesan sangat menderita dan tidak berdaya,
memohon agar suami tidak jadi berangkat ke luar kota karena Ny K takut mati saat suami tak di rumah.
Dengan alasan serangan penyakit istri tersebut, Tn K meminta izin kepada atasan tidak jadi ke luar kota.
10
Analisis
Ny K berkepribadian histrionik. Aspek psikis dan fisik individu terkait erat dan saling mengisi satu
sama lain. Artinya, bila sesuatu terjadi pada aspek psikis, maka aspek fisik pun terpengaruh dan
sebaliknya. Kekhawatiran ditinggal suami merupakan stimulasi yang sangat berpengaruh terhadap kerja
fungsi psikofisiologis sehingga kelenjar keringat aktif dan terjadi mobilisasi kerja saraf jantung. Serentak
Ny K terserang keluhan di atas, yaitu berkeringat dingin, debaran jantung meningkat, napas tersengal, dan
tidak berdaya.
Gangguan fungsi psikofisiologis tersebut merupakan efek gangguan fungsi psikis oleh keinginan kuat
selalu bisa menyertai suami ke mana pun pergi dan keinginan kuat menghambat kepergian suami dengan
memunculkan gejala fisik tersebut.
Ny K memiliki kepribadian histrionik dengan kecenderungan memanipulasi lingkungan agar
memperoleh pemuasan kebutuhan akan perhatian berlebih dari lingkungan. Dengan kecerdasan tinggi, Ny
K berhasil menampilkan perilaku teatrikal (permainan sandiwara). Sakit tanpa dasar gangguan organik
jelas itu bisa saja tidak disadari Ny K, tetapi sangat menguntungkan karena bisa memaksa suami
membatalkan perjalanan dinas dan mendampingi dia. Apalagi dengan alasan tambahan buatan, yaitu takut
mati.
Konseling
a. Menyadarkan dinamika psikologis yang menjadi penyebab dasar penyakit Ny K.
b. Memfasilitasi pemanfaatan potensi positif Ny K, seperti kecerdasannya dan kegigihan dalam
meraih prestasi kerja.
c. Meningkatkan keyakinan diri dan kepercayaan akan kesetiaan suami.
d. Menyadarkan bahwa lari pada penyakit bukanlah solusi pemecahan masalah yang matang dan
mantap, apalagi bila seringnya suami menghindar dari dinas ke luar kota akan berpengaruh
terhadap karier suami.
11
12