histrionik

18
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan bangsa yang identik dengan keramahtamahannya. Namun, semakin kesini semakin didapati peristiwa- peristiwa yang jauh dari kebudayaan dan norma yang ada di Indonesia. Hal ini tidak lain disebabkan oleh manusia sebagai masyarakat Indonesia yang mewarnai Indonesia dengan suatu hal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Perilaku-perilaku menyimpang yang ditimbulkan manusia ini bisa muncul karena latarbelakang yang berbeda-beda. Disini akan di spesifikkan pada kasus gangguan kepribadian histrionik. Gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. Tetapi, menyertai penampilan mereka yang flamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien dengan gangguan kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang tinggi. Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar lebih penting dibandingkan kenyataannya. Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent. Mereka mungkin bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka bahwa mereka menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada habisnya. Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi asyik dengan diri sendiri dan berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20). Kehidupan sehari-hari individu dengan gangguan histrionik atau histrionic personality disorder atau yang sering disebut dengan HPD 1

description

kepribadian histrionik

Transcript of histrionik

Page 1: histrionik

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan bangsa yang identik dengan keramahtamahannya. Namun, semakin

kesini semakin didapati peristiwa-peristiwa yang jauh dari kebudayaan dan norma yang ada di

Indonesia. Hal ini tidak lain disebabkan oleh manusia sebagai masyarakat Indonesia yang mewarnai

Indonesia dengan suatu hal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Perilaku-perilaku

menyimpang yang ditimbulkan manusia ini bisa muncul karena latarbelakang yang berbeda-beda.

Disini akan di spesifikkan pada kasus gangguan kepribadian histrionik.

Gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik,

ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. Tetapi, menyertai penampilan mereka yang

flamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan yang mendalam

dan berlangsung lama. Pasien dengan gangguan kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari

perhatian yang tinggi. Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat

segalanya terdengar lebih penting dibandingkan kenyataannya. Perilaku menggoda sering ditemukan

baik pada pria maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi

psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent. Mereka mungkin

bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka bahwa mereka menarik

bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada habisnya. Tetapi,

hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi asyik dengan diri sendiri dan

berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20).

Kehidupan sehari-hari individu dengan gangguan histrionik atau histrionic personality

disorder atau yang sering disebut dengan HPD digambarkan sebagai kehidupan yang dramatis,

memiliki antusias berlebihan dan terkesan genit. Kadang perilaku yang dimunculkan dapat

membangkitkan hasrat seksual orang lain, ekspresi emosi berlebihan (termasuk dalam pakaian) dan

mudah dipengaruhi orang lain. Individu dengan gangguan kepribadian histrionik selalu ingin mencari

perhatian dari orang lain, tujuannya adalah untuk mendapatkan pengukuhan dirinya. Individu ini akan

selalu menanyakan pendapat orang lain mengenai hal-hal yang menyangkut dirinya, dimulai cara

pakaian, dandanan, hingga masalah pribadi lainnya.

Terdapat beberapa perdebatan tentang term Histrionik Personality Disorder ini, hal ini bisa

dilihat dari beberapa jurnal yang mencoba menelisik dan mengkomparasikan antara Histrionik

Personality Disorder dengan gangguan kepribadian yang lain. Seperti yang dilakukan oleh S.-A.

Cooper and R. A. Collacott (1995) yang meneliti tentang Histrionik Personality Disorder sebagai

sesuatu yang mirip dengan learning disabilities, atau mengaitkannya dengan gejala narsistik (Shahar,

2008).

Histrionic personality disorder merupakan penyakit yang belum begitu banyak dikenal

khalayak ramai, oleh karenanya penulis merasa perlu untuk membahas dan mengkaji seputar

histrionik.

1

Page 2: histrionik

B. TUJUAN PENULISAN

Penulisan ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar klinis, tujuan lain yaitu

untuk mengeksplorasi secara lebih dalam kasus histrionic personality dissorder.

II. ISI

A. DEFINISI

Histrionic Personality Disorder adalah salah satu dari personality disorder, dan merupakan sub

(turunan) dari dramatic personality disorders (b class). Secara harfiah, histrionic diambil dari bahasa

latin, "Histrionicus" yang berarti 'pertaining to be an actor'.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV-R), Histrionik

dianggap sebagai sebuah gangguan kepribadian (Histrionic Personality Disorder = HISTRIONIK

PERSONALITY DISORDER), yang didefinisikan sebagai sebuah pola emosi yang berlebihan dan

kebiasaan mencari perhatian, termasuk kebutuhan akan persetujuan/pembenaran dan biasanya dimulai

pada awal masa dewasa. Gangguan ini biasanya mulai terdiagnosa ketika sikap-sikap ini menjadi

bersifat menetap dan sangat menyusahkan.

Selain itu, Durrand dan Barlow (2006) menjelaskan histrionik sebagai gangguan kepribadian dengan

ciri-ciri terlalu dramatis dan tampak seperti orang yang baru berakting, sehingga digunakan juga

istilah histrionic treatical.

Histrionik termasuk dalam gangguan kepribadian kluster B (dramatis, emosional atau eratis)

yang melibatkan pola emosialitas yang eksesif dan suka mencari perhatian.

Penderita gangguan histronik cenderung mengekspresikan emosi-emosiny asecara berlebih-

lebihan, misalnya memeluk seseorang yang baru dikenal atau menangis tak terkontrol saat menonton

filem cengeng (Pfohl, 1995). Mereka juga congkak, self centered, dan merasa tidak nyaman bila tidak

menjadi pusat perhatian. Penampilan dan perilakunya seringkali tampak menggoda, dan mereka

biasanya sangat peduli pada penampilannya (pat, misalnya, membelanjakan banyak uang untuk

membeli perhiasan mahal dan menceritakannya kepada semua orang yang mau mendengarkan).

Selain tiu mereka secara konstan mencari kepastian dan persetujuan dari orang lain dan bisa menjadi

gusar atau marah bila oranglain tidak memperhatikan atau memberikan pujian kepadanya. Penderita

gangguan kepribadian histrionik juga cenderung impulsif dan memiliki banyak kesulitan untuk

menunda pujian.

Cognitif style yang terkait dengan gangguan kepribadian histrinik adalah impresionistik

(Shapiro, 1965) yang ditandai oleh adanya kecenderungan untuk melihat berbagai situasi secara

global, hitam putih. Pembicaraannya sering tidak jelas, kurang mengandung deteil dan ditandai

dengan hiperbola (Pfohl, 1991) sebagai contoh, ketika ditanyai tentang kencannya kemaren malem,

pat meungkin akan mengatakan “pokoknya asyik” tetapi tidak dapat memberikan keterangan

terperinci. Tinggiinya angka diagnosis gangguan ini dikalangan perempuan bila dibandingkan laki-

laki memunculkan pertanyaan tentang sifat gangguan ini dan kriteria diagnostiknya.

2

Page 3: histrionik

Terdapat sebagian orang pihak yang berpikir bahwa fitur-fitur gangguan kepribadian

histrionik, seperti over dramatisasi, kesombongan, sifat menggoda dan kepedulian yang berlebihan

terhadap penampilan fisik sebenarnya merupakan ciri-ciri stereotipikal perempuan barat dan ini bisa

menghasilkan overdiagnosis di kalangan perempuan. Sprock (2000) menela’ah pertanyaan penting ini

dan menemukan beberapa bukti tentang adanya bias dikalangan psikolog dan psikiater yang lebih

mengaitkan diagnostiknya dengan perempuan daripada dengan laki-laki.

Gangguan kepribadian dikodekan dalam aksis II menurut DSM (Diagnostic and Statistical

Manual of Mental Disorders) dan membaginya menjadi tiga kelompok:

1. Kelompok A : Orang yang dianggap aneh atau eksentrik.

Gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal.

2. Kelompok B : Orang dengan perilaku terlalu dramatik, emosional, atau eratik.

Gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsistik.

3. Kelompok C : Orang yang sering kali tampak cemas atau ketakutan.

Gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-kompulsif.

B. SEBAB-SEBAB (biopsikososiospiritua)

Faktor penyebab utama gangguan ini tidak diketahui secara pasti, namun diduga pengalaman

masa kanak-kanak dan faktor genetik keduanya mempunyai pengaruh kemunculan gangguan

kepribadian ini. Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak pada wanita dibandingkan pria,

kebanyakan gangguan kepribadian histrionik pada pria, ―dengan gejala-gejala yang sama lebih

cenderung didiagnosa sebagai gangguan kepribadian antisosial. Kemungkinan hal ini terjadi karena

pada pria histrionik cenderung untuk menarik dari lingkungan sosial dibandingkan wanita histrionik

(Durand & Barlow, 2006)

Salah satu hipotesis tentang histrionik yaitu kemungkinan adanya hubungan dengan gangguan

kepribadian anti sosial. Bukti menunjukkan bahwa gangguan kepribadian histrionik dan gangguan

kepribadian anti sosial jauh lebih sering muncul berbarengan dibanding yang perkirakan. Lilien feld

dkk (1986) misalnya menemukan bahwa kira-kira 2/3 orang dengan gangguan kepribadian histrionik

juga memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian anti sosial (Durand & Barlow, 2006).

1. Biologis

Secara genetis, kemungkinan bawah ciri-ciri karakter mayornya merupakan sifat yang

diturunkan. Sedangkan ciri-ciri karakter lainnya disebabkan oleh kombinasi fenotip dari

genetika dan lingkungan, termasuk pengalaman di masa kecil.

2. Psikologis

Sumbangsih kognitif dan pengalaman masalalu yang suram menjadi salah satu pemicu

lahirnya gangguan ini.

3. Sosial

Lingkungan dan faktor genetik termasuk pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan

termasuk kurangnya perhatian orangtua.

3

Page 4: histrionik

4. Spiritual

kurangnya mendekatkan diri dengan Tuhan membuat salah satu dimensi kemanusiaan yang

dimiliki manusia terasa gersang.

C. PENDEKATAN MENURUT ALIRAN-ALIRAN

1. Psikoanalisa

Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental

seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang mengatakan bahwa

seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan dimana

perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan (Nida Al

Hasanat, 2004 : 20).

Psikoanalisa menduga gangguan ini disebabkan oleh sikap otoriter sang ayah ketika

masa kanak-kanak individu. Kebiasaan menggoda dan memuji anak tidak tepat juga dapat

menimbulkan gangguan kepribadian ini dikemudian hari. Jadi imbas kejadian masalalu sangat

erat kaitannya dengan munculnya gangguan ini.

D. GEJALA

Fitur-fitur gangguan kepribadian histrionik meliputi:

1. Pola pervasif dan emosionalitas yang eksesif dan mencari perhatian, yang bermula pada masa

dewasa awal dan muncul diberbagai macam konteks.

2. Merasa tidak nyaman dalam situasi-situasi di mana orang itu tidak menjadi pusat perhatian.

3. Interaksi dengan orang lain seringkali ditandai dengan perilaku yang menggoda atau

provokatif secara seksual, yang tidak pada tempatnya.

4. Memperlihatkan ekspresi emosi yang berubah-ubah dengan cepat dan “dangkal”.

5. Secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian.

6. Gaya berbicara yang terlau impresionistik dan kurang mengandung detail.

7. Mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh keadaan.

8. Menggangap hubungannya lebih intim divbanding kenyataan.

Penderita HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER biasanya menunjukkan setidaknya lima atau

lebih dari gejala-gejala berikut:

1. Secara konstan mencari pembenaran dan pernyataan setuju dari orang lain.

2. Terlalu mendramatisir keadaan dengan menunjukkan reaksi emosi yang berlebihan (drama

queen).

3. Terlalu sensitif terhadap kritikan dan ketidaksetujuan dari lingkungan.

4. Sikap atau penampilan menggoda yang tidak pada tempatnya.

5. Terlalu perhatian pada penampilan fisik.

6. Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.

7. Toleransi yang rendah terhadap frustasi serta pada kegembiraan yang tertunda/kegagalan.

4

Page 5: histrionik

8. Menunjukkan perubahan emosi secara cepat dan terlihat dangkal bagi orang lain.

9. Opininya mudah dipengaruhi oleh orang lain, tapi sulit untuk di-back up secara terperinci.

10. Cenderung mempercayai sebuah hubungan lebih dekat/intim dibandingkan kenyataan yang

sesungguhnya (GR-an).

11. Membuat keputusan secara terburu-buru.

12. Mengancam akan melakukan tindakan bodoh untuk mendapatkan perhatian (misalnya bunuh

diri).

E. ONSET

`Beberapa psikolanalisis mengemukakan bahwa faktor yang menjadi penentu itu dapat

diketahui sejak kecil, serta adanya pola penentuan atensi serta mempertontonkan perilaku yang

dramatis yang dimulai sejak remaja. Simptom itu dapat terlihat itu seumur hidup, namun juga dapat

berkurang atau berubah tergantung dari usia (www.minddisorder.com)

F. PREVALENSI

Prevalensi secara pasti terkait prosentase penderita ataupun rasio individu yang mengalami

gangguan histrionik ini tidak diketahui secara pasti. Penulis tidak mendaatkan referensi baku untuk

nominalnya. Namun dapat dijelaskan bahwa potensi gangguan kepribadian histrionik pada wanita dan

pria adalah sama.Wanita dengan HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER berorientasi kedalam

dirinya sendiri, berperilaku menurut suka hatinya dan sangat tergantung pada orang lain. Emosi yang

labil dan terikat dengan hubungan yang tidak dewasa, —kekanak-kanakan.

Wanita dengan gangguan kepribadian histrionik mempunyai harapan-harapan yang tidak

realistis, memiliki fantasi berlebihan dengan orang-orang yang ia kenal. Ekspresi emosional yang

dangkal ketika ia menghadapi distres dan kesulitan untuk memahami orang lain membuat dirinya sulit

dalam mempertahankan hubungan dengan pasangannya. Banyak menuntut, harapan yang tinggi

dan disertai luapan amarah yang meledak-ledak membuat pasangannya lebih memilih untuk menjauh

setelah mengenalnya lebih dalam. Beberapa wanita HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER yang

cenderung memiliki gangguan kepribadian borderline juga melukai tubuhnya atau berpura-pura untuk

bunuh diri sebagai cara untuk menarik pasangannya atau orang lain untuk mendapatkan perhatian

yang lebih.

Pada pria, pelbagai permasalahan yang dihadapi dapat berupa krisis identitas diri, impulsif dan

gangguan berhubungan dengan orang lain. Kecenderungan antisosial, tidak mampu bersikap dewasa,

dramatis (walaupun sebagian dari mereka sanggup menahannya) adalah masalah yang sering dihadapi

oleh pria dengan gangguan HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER. Selain itu, pria sangat

introspektif dan merasa bersalah terhadap dirinya sendiri bila ia tidak mampu untuk dekat dengan

seseorang atau orang lain.

5

Page 6: histrionik

Pria HISTRIONIK PERSONALITY DISORDER dengan tendensi antisosial melakukan isolasi

diri dan menghindari hubungan sosial untuk beberapa hari bahkan beberapa tahun ketika ia merasakan

ketidaknyamanan atau bila terjadi kesalahpahaman yang membuat dirinya terusik.

G. TERAPI (berdasarkan jurnal acuan)

Dalam psikoterapi, terapis harus dapat memilih terapi yang tepat untuk gangguan kepribadian

histrionik. Adapun beberapa terapi yang ditawarkan bagi individu yang mengalami HISTRIONIK

PERSONALITY DISORDER yaitu :

1. Cognitive-behavioral therapy

Terapi kognitif dirancang untuk membantu individu mengenal dan mengubah penyimpangan-

penyimpangan cara berpikir yang muncul dari perasaan dan perilaku dari pelbagai masalah

yang sedang dihadapi. Pikiran semacam itu mencakup tema-tema tentang tidak bisa mengurus

diri sendiri.Terapi kognitif untuk berfokus pada pergeseran dari global, dibisikkan berpikir

untuk yang lebih metodis, sistematis, dan terstruktur fokus pada masalah. Terapi kognitif-

perilaku individu dengan DKH mengajarkan untuk mengidentifikasi pemikiran otomatis,

untuk bekerja pada perilaku impulsif, dan lebih baik untuk mengembangkan kemampuan

proses pemecahan masalah.

2. Group therapy

Menggunakan role-playing, individu dengan DKH dapat mengeksplorasi hubungan

interpersonal dan hasil untuk memahami lebih baik proses yang terkait dengan skenario yang

berbeda. Kelompok terapis perlu memantau kelompok karena individu dengan DKH

cenderung untuk mengambil alih dan menguasai orang lain.

3. Psycodinamic therapy

Terapi psikodinamik ini menjadi alternatif untuk menginterfensi gangguan histrionok karena

terapi ini bisa membantu orang untuk agar si penderita ini lebih menyadari tentang apa yang

dia rasakan. Terapi ini membutuhkan target untuk menyelesaikan konflik individual dan

membantu pasien untuk mengikis pasiennya.

4. Family therapy

Terapi keluarga melatih anggota keluarga menghargai individu, meningkatkan komunikasi

dan penyelesaian masalah secara bersama-sama dan saling mendukung. Anggota keluarga

akan dilatih terlebih dahulu untuk bersikap dan berperilaku yang mendukung penyembuhan

individu. Terapi ini dianggap lebih baik karena proses terapi berlangsung setiap saat. Terapi

keluarga juga dapat dilakukan oleh pasangan individu (couples therapy)

5. Medikasi obat

Termasuk dalam proses penyembuhan secara farmakoterapi.

6

Page 7: histrionik

Adapun tritmen lain yang bisa dilakukan

Tritment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 260):

a. Psikoterapi. Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari perasaan

mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam (inner feeling) mereka adalah

suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam kelompok atau

individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian histrionik.

b. Farmakoterapi. Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya, seperti

penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat antiansietas untuk

kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.

Terapinya :

Psikoterapi

Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, dalam kelompok atau individual, kemungkinan merupakan

terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian ini.

Farmakoterapi

Jika gejala sebagai sasarannya, penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat

antiansietas untuk kecemasan, dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi dapat digunakan.

H. PREVENSI

Meskipun pencegahan dari gangguan ada kemungkinan tidak mungkin untuk dilakukan,

namun pengobatan dapat memungkinkan seseorang yang rentan terhadap gangguan ini untuk

mempelajari cara-cara yang lebih produktif menghadapi situasi. Diagnosis dini dapat membantu

pasien dan anggota keluarga untuk mengenali pola reaktif meluas emosi antara individu dengan

histronic personlaity disorder. Mendidik orang-orang, khususnya para profesional kesehatan mental,

tentang karakter abadi orang dengan DKH mungkin membuat beberapa kasus ringan perilaku

dramatis berkembang menjadi full-blown kasus maladaptive DKH. Penelitian lebih lanjut dalam

pencegahan perlu untuk menyelidiki hubungan antara variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin,

budaya, dan etnisitas dan DKH.

I. KUALITAS HIDUP (psikososial-spiritual)

1. Psikososial

Kualitas hidup penderita histrionik secara piskososial dia merasa terasingkan dirinya dan

merasa kesepian yang sangat. Hal-hal yang di tunjukkan di luar seperti dia memakai baju yang

berwarna terlalu cerah, suka pamer dan lain-lain itu merupakan salah satu kompensasi yang

dia lakukan agar dia mendapat perhatian.

2. Spiritual

Secara spiritual, penderita histrionik merasakan ada dimensi yang belum terisi, yaitu dimensi

bathiniyah yang hanya bisa di dapatkan ketika berhubungan dengan agama.

7

Page 8: histrionik

J. Sertakan ayat al-qur’an atau al-hadist

Allah tidak menyukai hambaNya yang berlebihan. Dalam hal ini penderita histrionik merupakan

individu yang suka melebih-lebihkan apa yang dia miliki dan memamerkannya.

Seperti yang tertera pada surat An Nisaa' ayat 38

38. Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-

orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu

menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.

Al Baqarah ayat 264

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-

nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya

kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu

seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia

bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah

tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[168].

Dan juga ditemukan pada surat Al Furqaan ayat 67

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan

adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

[168]. Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat

pahala di akhirat.

8

Page 9: histrionik

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah kami membaca beberapa literatur terkait dengan pengertian histrionoc personality

disorder, maka dapat disimpulkan bahwa Histrionic Personality Disorder = HPD adalah sebuah pola

emosi yang berlebihan dan kebiasaan mencari perhatian, termasuk kebutuhan akan persetujuan atau

pembenaran dan biasanya dimulai pada awal masa dewasa, sesuai dengan Diagnostic and Statistical

Manual of Mental Disorder (DSM IV-R). Gangguan ini biasanya mulai terdiagnosa ketika sikap-sikap

ini menjadi bersifat menetap dan sangat menyusahkan.

Gangguan kepribadian dikodekan dalam aksis II menurut DSM (Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders) dan membaginya menjadi tiga kelompok:

1. Kelompok A : Orang yang dianggap aneh atau eksentrik.

Gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal.

2. Kelompok B : Orang dengan perilaku terlalu dramatik, emosional, atau

eratik.

Gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsistik.

3. Kelompok C : Orang yang sering kali tampak cemas atau ketakutan.

Gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-kompulsif.

Kasus

9

Page 10: histrionik

Saya sering tiba-tiba diserang rasa lemah, tidak berdaya, keluar keringat dingin, jantung berdebar

keras, yang biasanya diikuti napas tersengal.

Serangan itu akan diikuti rasa cemas, bahkan saya terkadang takut mati, Bu. Bila sudah dipijit, digosok

minyak angin, baru enak dan setelah berbaring beberapa jam pelan-pelan pulih kembali.

Serangan seperti ini bermula suatu hari beberapa bulan lalu saat saya terserang diare. Saya

mengunjungi beberapa dokter, tetapi dokter tidak menemukan penyebabnya. Pemeriksaan laboratorium

klinis, tekanan darah, sampai MRI saya lalui, semua hasilnya baik, tetapi penyakit saya tidak kunjung

sembuh.

Akhirnya, saya dirujuk ke psikiater dan diberi beberapa obat penenang. Memang obat itu membuat

tidur lebih nyenyak dan ketika bangun merasa sehat sebentar, tetapi tanpa diduga saya masih sering

terserang penyakit itu.

Saat ini saya tidak lagi bekerja karena perusahaan yang saya dirikan sudah dipegang anak saya. Saya

berkonsultasi kepada Ibu karena ingin tahu apa yang terjadi dalam diri saya. Demikian Ny K (53) dengan

nada lantang dan jelas, serta kondisi fisik tampak kokoh, bugar, bahkan dapat dikatakan gemuk.

Tn K (54) menambahkan: Istri saya sebenarnya pribadi yang kokoh, pekerja keras, dan punya

antisipasi masa depan yang sangat bagus. Dia merintis beberapa usaha demi masa depan anak-anak kami

dan semua diawali dengan kerja keras, mandiri dan ambisi tinggi. Dia berhasil walaupun sering membuat

anak-anaknya yang harus menjalankan usahanya terseret-seret ritme kerja ibunya. Saya akui beberapa

tahun lalu saya agak tergelincir dan pernah sekadar ”main mata” dengan seorang gadis. Alhamdulillah

belum sampai mendalam, istri saya tahu. Memang terjadi keributan, tetapi saya berjanji tidak akan

melakukan lagi. Karena hanya keledai yang akan mengulang kesalahan, ya Bu. Saya duga peristiwa inilah

yang mengawali keluhan penyakit beruntun yang istri saya sampaikan. Padahal, hasil pemeriksaan

fisiknya begitu prima.

Dinamika pikologis

Ny K adalah orang yang cerdas dan memiliki ambisi prestasi tinggi, tetapi kecenderungan

memaksakan kehendaknya sangat ekstrem. Artinya, bila Ny K memiliki keinginan, ia akan berupaya

semaksimal mungkin agar tercapai, apa pun caranya.

Selain itu, kebutuhan akan perhatian dan sikap posesif terhadap apa pun yang dia miliki, seperti

terhadap suami, juga sangat tinggi. Contohnya, setelah peristiwa ”main mata”, bila suami mendapat tugas

ke luar kota, maka dengan upaya keras dia selalu berhasil mendapat tiket untuk akhirnya dapat

mendampingi suami bertugas di luar kota.

Hal lain yang kemudian tercermati suami, bila karena waktu mendesak dan gagal memperoleh tiket,

Ny K akan serta-merta terserang penyakit itu sehingga terkesan sangat menderita dan tidak berdaya,

memohon agar suami tidak jadi berangkat ke luar kota karena Ny K takut mati saat suami tak di rumah.

Dengan alasan serangan penyakit istri tersebut, Tn K meminta izin kepada atasan tidak jadi ke luar kota.

10

Page 11: histrionik

Analisis

Ny K berkepribadian histrionik. Aspek psikis dan fisik individu terkait erat dan saling mengisi satu

sama lain. Artinya, bila sesuatu terjadi pada aspek psikis, maka aspek fisik pun terpengaruh dan

sebaliknya. Kekhawatiran ditinggal suami merupakan stimulasi yang sangat berpengaruh terhadap kerja

fungsi psikofisiologis sehingga kelenjar keringat aktif dan terjadi mobilisasi kerja saraf jantung. Serentak

Ny K terserang keluhan di atas, yaitu berkeringat dingin, debaran jantung meningkat, napas tersengal, dan

tidak berdaya.

Gangguan fungsi psikofisiologis tersebut merupakan efek gangguan fungsi psikis oleh keinginan kuat

selalu bisa menyertai suami ke mana pun pergi dan keinginan kuat menghambat kepergian suami dengan

memunculkan gejala fisik tersebut.

Ny K memiliki kepribadian histrionik dengan kecenderungan memanipulasi lingkungan agar

memperoleh pemuasan kebutuhan akan perhatian berlebih dari lingkungan. Dengan kecerdasan tinggi, Ny

K berhasil menampilkan perilaku teatrikal (permainan sandiwara). Sakit tanpa dasar gangguan organik

jelas itu bisa saja tidak disadari Ny K, tetapi sangat menguntungkan karena bisa memaksa suami

membatalkan perjalanan dinas dan mendampingi dia. Apalagi dengan alasan tambahan buatan, yaitu takut

mati.

Konseling

a. Menyadarkan dinamika psikologis yang menjadi penyebab dasar penyakit Ny K.

b. Memfasilitasi pemanfaatan potensi positif Ny K, seperti kecerdasannya dan kegigihan dalam

meraih prestasi kerja.

c. Meningkatkan keyakinan diri dan kepercayaan akan kesetiaan suami.

d. Menyadarkan bahwa lari pada penyakit bukanlah solusi pemecahan masalah yang matang dan

mantap, apalagi bila seringnya suami menghindar dari dinas ke luar kota akan berpengaruh

terhadap karier suami.

11

Page 12: histrionik

12