Hipotesis jenis penelitian
Click here to load reader
-
Upload
waras-budi-utomo -
Category
Documents
-
view
878 -
download
3
Transcript of Hipotesis jenis penelitian
Hipotesis
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan
kepada hasil penelitian ini dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban
sementara dari penelitian ini. Jawaban sementara dari suatu penelitian ini biasanya disebut
hipotesis. Jadi hipotesis di dalam suatu penelitianr berarti jawaban sementara penelitian,
patokan juga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut. melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau
salah, dapat diterima atau ditolak.
Hipotesis hanya ada pada penelitian analitik. Hipotesis sangat penting bagi suatu
penelitian karena hipotesis ini maka penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing
(mengarahkan) dalam pengumpulan data.
Secara garis besar hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian.
2. Memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data.
3. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau
data.
4. Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang
akan diteliti (diamati).
Dari hipotesis peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih sementara
dan harus dibuktikan kebenarannya (hipotesis) sebagai titik tolak atau arah dari
pelaksanaan penelitian. Meskipun hipotesis ini sifatnya suatu ramalan, tetapi bukan hanya
sekadar ramalan sebab, hipotesis ditarik dari dan berdasarkan suatu hasil serta
Problematik yang timbul dari penelitian pendahuluan dan hasil pemikiran yang logis dan
rasional. Hipotesis juga dapat dirumuskan dari teori ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
Bentuk Rumusan Hipotesis
Pada hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan yang
diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris. Biasanya
hipotesis terdiri dan pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan antara dua
variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat dependent
variabel. Variabel bebas ini merupakan variabel penyebapnya atau variabel pengaruh,
sedang variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel terpengaruh.
Contoh sederhana :
Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru-paru paru. Di dalam contoh ini merokok
adalah variabel yaitu variabel independen (penyebabnya), sedangkan kanker paru-paru
merupakan variabel dependen atau akibatnya.
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa hipotesis adalah suatu simpulan sementara atau
jawaban sementara dari suatu penelitian sebab itu hipotesis harus mempunyai landasan
teoretis, bukan hanya sekadar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan ilmiah,
melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan.
Ciri-ciri suatu hipotesis antara lain sebagai berikut:
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa
hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang
atau akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-
bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai
hasil yang objektif
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan
perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
Jenis-Jenis Rumusan Hipotesis
Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan tiga. yakni:
1. Hipotesis Nol atau Hipotesis Statistik
Hipotiesis Nol biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak
adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kelompok atau lebih mengenai suatu hal
yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan antara dua variabel, disebut
hipotesis alternatif.
Contoh sederhana : hipotesis nol
a) Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara
penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.
b) Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang tidak mendapat ASI pada
waktu bayi, dengan status gizi anak balita yang mendapat ASI pada waktu bayi.
c) Tidak ada perbedaan angka penderita sakit diare antara kelompok penduduk yang
menggunakan air minum dari PAM dengan kelompok penduduk yang menggunakan
air minum dari sumur.
2. Hipotesis Alternatif
Hipotiesis alternative disebut juga hipotesis penelitian. Hipoteses ini biasanya
dibuat untuk menyatakan sesuatu ketidaksamaan atau adanya suatu perbedaan yang
bermakna antara kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan.
Hipotesis nol akan diuji scara statistic, bila rumusannya ditolak, maka hipotesis
alternatifhya yang diterima. Itulah sebabnya maka seperti rumusan hipotesis nol
dipertentangkan dengan rumusan hipotesis altematif. Hipotesis nol biasanya menggunakan
rumus Ho (misalnya HO : x = y) sedangkan hipotesis alternatif menggunakan simbol Ha
(misalnya, Ha : x = > y).
Berdasarkan isinya, suatu hipotesis juga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: pertama,
hipotesis mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama, yaitu hipotesis yang menjadi
sumber dari hipotesis-hipotesis yang lain. Kedua, hipotesis minor, hipotesis penunjang,
atau anak hipotesis, yaitu hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis mayor. Di dalam
pengujian statisik hipotesis ini sangat penting, sebab dengan pengujian terhadap tiap
hipotesis minor pada hakikatnya adalah menguji hipotesis mayornya.
Contoh tidak sempurna :
Hipotesis mayor: “Sanitasi lingkungan yang buruk mengakibatkan tingginya penyakit
menular”. Dari contoh ini dapat diuraikan adanya dua variabel, yakni variabel penyebab
(sanitasi lingkungan) dan variabel akibat (penyakit menular). Kita ketahui bahwa penyakit
menular itu luas sekali, antara lain mencakup penyakit-penyakit diare, demam berdarah,
malaria, TBC, campak, dan sebagainya. Sehubungan dengan banyaknya macam penyakit
menular tersebut, kita dapat menyusun hipotesis minor yang banyak sekali, yang masing-
masing memperkuat dugaan kita tentang hubungan antara penyakit-penyakit tersebut
dengan sanitasi lingkungan, misalnya :
a) Adanya korelasi positif antara penyakit diare dengan buruknya sanitasi
lingkungan
b) Adanya hubungan antara penyakit campak dengan rendahnya sanitasi
lingkungan.
c) Adanya hubungan antara penyakit kulit dengan rendahnya sanitasi lingkungan.
Apabila dalam pengujian statistik hipotesis-hipotesis tersebut terbukti bermakna korelasi
antara kedua variabel di dalam masing-masing hipotesis minor tersebut, maka berarti
hipotesis mayornya juga diterima. Jadi ada korelasi yang positif antara sanitasi lingkungan
dengan penyakit menular.
Sumber
1. Pratiknya.Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta, Raja Grapindo
Persada; 2000.
2. Arjatmo Tjokro. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Jakarta, FKUI.
3. Sokidjo Notoatmojo, 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.
1999.
4. Hidayat AA. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta.Salemba
medika; 2007,
5. Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung. Alfabeta;2004
JENIS PENELITIAN
Penelitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara atau sudut pandang.
Menurut kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi atas
a. Penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan
menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan
disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai
subyek yang diteliti. Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada analisis persentase
dan anlisis kecenderungan (trend) tanpa mengkaitkan dengan keadaan populasi dimana
data tersebut diambil. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta. Ciri-ciri Metode
Deskriptif (i) Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. (ii) Secara umum
dinamakan metode survei.
b. Penelitian inferensial atau analitik.
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian
hipotesis. Dengan demikian kesimpulan penelitian jauh melampaui sajian data kuantitatif
saja. Dalam penelitian inferensial kita dapat berbicara mengenai besarnya peluang
kesalahan dalam pengambilan kesimpulan, hubungan dan kekuatan hubungan.
Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam yaitu :
A. Penelitian kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada datadata numerik
(angka) yang diolah dengan metoda statistika.
1. Non Eksperimental.
a. Ex post facto.
penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa
atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-
faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. disebut dengan after the fact
b. Histories.
Tujuan penelitian histories adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara
sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memferivikasi, serta mensistensiskan bukti-bukti untuk menegakkan
fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Ciri yang menonjol dari penelitian
historis adalah; Penelitian histories lebih bergatung pada data yang diobservasi orang
lain.
2. Eksperimental.
a. Eksperimental murni.
b. Eksperimen kuasi, subjek tunggal.
B. Penelitian kualitatif.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses
penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Berdasarakan tujuan penelitian dibedakan menjadi :
a. Eksploratif.
Penelitian eksploratif digunakan untuk menelusuri kemungkinan adanya hubungan sebab
akibat timbulnya penyakit baru yang sebelumnya tidak pernah ada dan factor-faktor
penyebabnya belum pernah diketahui
b. Deskriptif
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan
menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan
disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai
subyek yang diteliti
c. Analitik.
Penelitian analitik melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis
d. Eksperimental.
Studi experimen merupakan studi epidemiologi analitik yang paling baik untuk melihat
hubungan sebab-akibat karena peneliti dapat mengontrol status variabel “prediktor”pada
subjek-subjek yang diteliti
Berdasarkan pendekatannya dibedakan menjadi :
a. Potong lintang (Cross Sectional)
b. Longitudinal ( Case control, Cohort, Eksperimen)
Berdasarkan keterlibatan peneliti dibedakan menjadi :
a. Observasional
b. Intervensional
1) Berdasarkan kelompok :
1. Within group atau pre and post test design.
2. Between group atau dua kelompok.
2) Berdasarkan proses randomisasi
1. Eksperimen murni
2. Quasi eksperiment.