hipertiroidism

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk digunakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin 2. Bagaimana Klasifikasi Hormon 3. Bagaimana Reaksi Sel Target Sistem Endokrin 4. Bagaimana Prinsip Kerja Hormon 1 | LBM 1

description

hipertiroidism

Transcript of hipertiroidism

TUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk digunakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin 2. Bagaimana Klasifikasi Hormon3. Bagaimana Reaksi Sel Target Sistem Endokrin 4. Bagaimana Prinsip Kerja Hormon 5. Etiologi Hipertiroid 6. Patofisiologi Hipertiroid 7. Manifestasi klinis pada Hipertiroid8. Diagnosis Hipertitoid9. Penatalaksanaan Hipertiroid10. Komplikasi pada Hipertiroid

BAB IITINJUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.

Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon yakni

A. Hipofisis

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior. Hipofisis lobus anterior

Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dan gangguannya

Hormon yang dihasilkanFungsi dan gangguannya

Hormon Somatotropin (STH), Hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH) Merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa) dan otot. kekurangan hormon ini pada anak-anak-anak menyebabkan pertumbuhannya

terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.

Hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin

Adrenocorticotropic hormone(ACTH)Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat)

Prolaktin (PRL) atau Lactogenic hormone (LTH) Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar susu

Hormon gonadotropin pada wanita :

1. Follicle Stimulating Hormone (FSH)

2. Luteinizing Hormone (LH)

Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen

Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan progestron

Hormone gonadotropin pada pria :

1. FSH

2. Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)

Merangsang terjadinya spermatogenesis (proses pematangan sperma)

Merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen

Hipofisis pars mediaJenis hormon serta fungsi hipofisis pars media

NoHormonFungsi

1.MSH (Melanosit Stimulating Hormon)Mempengaruhi warna kulit individu. dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.

Hipofisis lobus posteriorHormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini.

NoHormonFungsi

1.OksitosinMenstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan

2.Hormon ADHMenurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior

B. Kelenjar TiroidGlandula thyroidea berasal dari ductus thyroglossus, dimana dalam perkembangannya akan menghilang dan sisanya pada bagian atas sebagai foramen caecum linguae sedang bagian bawah adalah glandula thyroidea. Kelenjar ini adalah satu-satunya kelenjar yang paling dini tumbuhKelenjar ini terletak di leher depan, berbentuk seperti huruh H, bagian vertikal merupakan lobi sedang bagian horizontal merupakan isthmus glandula thyroidea. Berada setinggi VC5-VT1, menutupi bagian atas trakea, sedang masing-masing lobus meluas dari pertengahan cartilago thyroidea sampai cartilago trachealis 4 atau 5, isthmus membentang dari cartilago trachealis 2-3. Pada wanita kelenjar ini lebih besar dan semakin membesar pada kehamilan serta menstruasi. Kadang kala dijumpai lobus ketiga pada linea mediana dari isthmus ke cranial, disebut lobus pyramidalis. Kadangkala dijumpai lobus jaringan fibrous atau fibromusculer (m.levator glandula) yang berupa pita yang membentang dari corpus ossis hyoidei sampai istmus atau lobus pyramidalis. Kadang-kadang di sekitar lobus atau di atas isthmus dijumpai masa kecil terpisah dari jaringan thyroid, disebut glandula thyroidea accesoria. Kelenjar ini dibungkus oleh capsula propria (true capsula) dan capsula spuria (false capsula). Kelenjar thyroidea tersusun atas dua macam sel sekretorik, yaitu:a. Sel FolikelSel ini mensekresi tri-iodothyronin dan tetra-iodothyronin (thyroxin) yang memacu BMR dan pertumbuhan somatik maupun psikis individu.b. Sel Parafolikuler (Sel C)Terletak di antara folikel-folikel thyroid, mensekresi thyrocalcitonin yang membantu deposisi garam-garam calcium pada tulang dan jaringan-jaringan lain serta cenderung menimbulkan hipokalsemia. Efek ini berlawanan dengan efek dari glandula parathyroidea. Neurovaskuler dari kelenjar thyroidea terdiri dari :a. Arteriae A.thyroidea superior, cabang pertama a.carotis eksterna. A.thyroidea inferior, cabang truncus thyrocervicalis Kadang-kadang dijumpai a.thyroidea ima cabang a.anonyma/arcus aortae dan aa.thyroidea accesoria cabang r.trachealis/r.oesophagealis. b. Venae V.thyroidea superior, berakhir pada v.facialis/v.jugularis intern V.thyroidea media, berakhir pada v.jugularis interna V.thyroidea inferior, berakhir pada`v.brachiocephalica sinistra V.thyroidea quartana (Kocher) keluar di antara v.thyroidea media dan inferior untuk berakhir pada v.jugularis interna.

Fisiologi TiroidThyroid-stimulating hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anteroir, adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir semua langkah dalam pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid dirangsang oleh TSHSelain meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya mengecil) dan sekresi hormonnya berkurang. Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi (peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan hiperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai respon terhadap stimulasi TSH yang berlebihan.

Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan-balik negatif, mematikan sekresi TSH, sementara thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipothalamus secara tropik menghidupkan sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipothalamus-hipofisis- tiroid, inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior. Seperti lengkung umpan-balik negatif lainnya, lengkung antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan stabilitas keluaran (sekresi) hormon tiroidBiosintesis Hormon Tiroid

Sintesis dari T4 dan T3 oleh kelenjar tiroid melibatkan enam langkah utama:(1) transpor aktif dari I melintasi membrana basalis ke dalam sel tiroid (trapping of iodide); (2) oksidasi dari iodida dan iodinasi dari residu tirosil dalam tiroglobulin;(3)penggabunganmolekuliodotirosindalam tiroglobulin membentuk T3 dan T4; (4) proteolisis dari tiroglobulin, dengan pelepasan dari iodotirosin dan iodotironin bebas; (5) deiodinasi dari iodotirosin di dalam sel tiroid, dengan konservasi dan penggunaan dari iodida yang dibebaskan, dan (6) di bawah lingkungan tertentu, deiodinisasi-5' dari T4 menjadi T3 intratiroidal.Sintesis hormon tiroid melibatkan suatu glikoprotein unik, tiroglobulin, dan suatu enzim esensial, peroksidase tiroid (TPO).

Metabolisme dan Kerja Hormon TiroidHormon-hormon tiroid memiliki efek pada pertumbuhan sel, perkembangan dan metabolisme energi . Efek-efek ini bersifat genomik, melalui pengaturan ekspresi gen, dan yang tidak bersifat genomik, melalui efek langsung pada sitosol sel, membran, dan mitokondria. Untuk melengkapi efek ini, hormon tiroid yang tidak terikat, melewati membran sel secara menyeluruh dan memasuki inti sel, tempat hormon tiroid tersebut terikat secara khusus dan mengaktifkan reseptor hormon tiroid. Reseptor hormon tiroid yang diaktifkan kemudian terikat pada inti DNA melalui ikatan DNA, dan meningkatkan transkripsi messenger asam ribonukleat (mRNA) serta sintesis protein. Lebih dari 30 gen diatur oleh hormon tiroid.

Lebih khusus lagi, tiroksin dan triyodotironin merangsang proses pemindahan elektron penghasil energi dalam sistem enzim pernapasan mitokondria sel. Rangsangan hormon tiroid dalam prooses oksidatif menyebabkan rangsangan pada termogenesiti. Selain itu, unfuk efek termogenik ini, tiroksin dan triyodotironin meningkatkan kerja epinefrin dengan cara meningkatkan kepekaan reseptor beta terhadap katekolamin. Hormon tiroid juga merangsang pertumbuhan somatis dan berperan dalam perkembangan normal sistem saraf pusat. Tidak adanya hormon-hormon ini, membuat retardasi mental dan kematangan neurologik timbul pada saat lahir dan bayi.

C. Kelenjar adrenalin

Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).

No.HormonPrinsip kerja

1

Bagian korteks adrenal

a. Mineralokortikoid

b. GlukokortikoidMengontol metabolisme ion anorganik Mengontrol metabolisme glukosa

2Bagian Medula Adrenal

Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalinKedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut :a. dilatasi bronkiolusb. vasokonstriksi pada arteric. vasodilatasi pembuluh darah otak dan ototd. mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hatie. gerak peristaltik

f. bersama insulin mengatur kadar gula dara

D. Pankreas

Pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di bawahlambung dalam abdomen. Organ ini memiliki 2 fungsi : fungsi endokrin dan fungsi eksokrin.Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar pankreas, memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas ke dalam usus halusPankreas terdiri dari 2 jaringan utama, yaitu:a. Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.b. Pulau langerhans yang mengeluarkan sekretnya keluar. Tetapi, menyekresikan insulin dan glukagon langsung ke darah.Pulau-pulau langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pankreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk opoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50, sedangkan yang terbesar 300, terbanyak adalah yang besarnya 100-225. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1-2 juta Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau-pulau langerhans, yaitu kumpulan kecil sel yang tersebar di seluruh organ.Ada 4 jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut,a. Sel alfa, jumlah sekitar 20-40 %, memproduksi glukagon yang menjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai antiinsulin like activity.b. Sel beta menyekresi insulin yang menurunkan kadar gula darah.c. Sel delta menyekresi somastatin, hormon penghalang hormon pertumbuhan yang menghambat sekresi glukagon dan insulin. d. Sel F menyekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaan untuk fungsi yang tidak jelas. Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah Sintesis insulin dimulai dalam bentuk prepoinsulin (precursor hormon insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, prepoinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung (secretory vesicle) dalam sel tersebut. Di sini, dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel Mekanisme secara fisiologis di atas, diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme glukosa, sehubungan dengan fungsi insulin dalam proses utilasi glukosa dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta memproduksi insulin, meskipun beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, juga dapat memiliki efek yang sama. Mekanisme sintesis dan sekresi insulin setelah adanya rangsangan terhadap sel beta cukup rumit, dan belum sepenuhnya dipahami secara jelas Ada beberapa tahapan dalam sekresi insulin, setelah molekul glukosa memberikan rangsangan pada sel beta. Pertama, proses untuk dapat melewati membran sel yang membutuhkan senyawa lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang terdapat dalam berbagai sel yang berperan proses metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai "kenderaan" pengangkut glukosa masuk dari luar ke dalam jaringan tubuh. Glucose transforter 2 (GLUT 2) yangterdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini merupakan langkah penting, agar selanjutnya ke dalam sel, molekul glukosa tersebut dapat mengalami proses glikolisis dan fosforilasi yang akan membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbebas tersebut, dibutuhkan untuk mengaktifkan proses penutupan K channel yang terdapat pada membran sel. Terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel menyebabkan depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian oleh proses pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya ion Ca sehingga meningkatkan kadar ion Ca intrasel, suasana yang dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat dijelaskan.

D. Ovarium dan testis.

OVARIUM

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.3. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)4. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

TESTIS

Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel sel benih (sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus. Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior. Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.2.2 Klasifikasi Hormon

1. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacam- macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

HormonYang menghasilkanFungsi

AldosteronKelenjar adrenalMembantu keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium

Antidiuretik(vasopresin)Kelenjar HipofisaMenyebabkan ginjal menahan air Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah

KartikosteroidKelenjar adrenalAnti peradangan

KartikotropinKelenjar HipofisaMengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal

EritropoietinGinjalMerangsang pembentukan sel darah merah

EstrogenIndung telurMengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita

GlukagonPankreasMeningkatkan kadar gula darah

Hormon pertumbuhanKelenjar HipofisaMengendalian pertumbuhan & perkembanganMeningkatkan pembentukan protein

InsulinPankreasMenurunkan kadar gula darah Mempengaruhi metabolismeglukosa,protein & lemak di seluruh tubuh

LH (Luteinizing Hormone)

FSH (Follicle Stimulating Hormone)Kelenjar HipofisaMengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & smentum,pematangan sel telur,siklus menstruasi)Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara & bahkan mungkin sifat kepribadian

OksitosinKelenjar HipofisaMenyebabkan kontraksi otot rahim& saluran susu di payudara

Hormon ParatiroiKelenjar ParatiroidMengendalikan pembentukan tulang

Mengendalikan pelepasan kalsium& fosfat progesteron indung telur Mempersiapkan lapisan rahimuntuk penanaman sel telur yang telah dibuahiMempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu

PolaktinKelenjar HipofisaMemulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu

Renin & angiotensinGinjalMengenalikan tekanan darah

Hormon TiroidKelenjar TiroidMengatur pertumbuhan, pematangan& kecepatan metabolism

TSH (Tyroid-Stimulating Hormone)Kelenjar HipofisaMerangsang pembentukan & pelepasan kelenjar tiroid

2.3 Reaksi Sel Target sistem HormonManakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda : Pertama melalui penggunaan mediator intraselular dan, kedua yaitu mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (misalnya enzim, steroid).

2.4 Prinsip Kerja Hormon

Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari.2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjalJika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas- batas yang tepat.Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 HipertiroidTirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Sedangkan hipertiroid adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Jadi hipertiroid dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormone tiroid yang berlebihan

3.2 Etiologi Lebih dari 90% hipertiroid adalah akibat penyakit Graves dan nodul tiroid toksik Penyakit Graves Nodul tiroid toksis: multinodular dan mononodular toksis Tiroiditis: de Quervains dan silent Hipertiroidisme neonatal Hipertiroidisme faktisius Sekresi TSH yang tidak tepat oleh hipofisis: tumor, nontumor (sindrom resistensi hormone tiroid) Yodium eksogen Metastase kanker tiroid Koriokarsinoma dan mola hidatidosa Struma ovarii Karsinoma testicular embrional Pilyostotic fibrous dysplasia (Sindrom Mc-Cune-Albright)

3.3 Patofisiologi HipertiroidPenyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.

3.4 Manifestasi Klinis Hipertiroid Manifestasi klinis dari hipertiroid diantaranya : Penderita sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus merasa khawatir dan klien tidak dapat duduk diam. Denyut nadi yang abnormal yang ditemukan pada saat istirahat dan beraktivitas; yang diakibatkan peningkatan dari serum T3 dan T4 yang merangsang epinefrin dan mengakibatkan kinerja jantung meningkat hingga mengakibatkan HR meningkat. Peningkatan denyut nadi berkisar secara konstan antara 90 dan 160 kali per menit, tekanan darah sistolik akan meningkat. Tidak tahan panas dan berkeringat banyak diakibatkan karena peningkatan metabolisme tubuh yang meningkat maka akan menghasilkan panas yang tinggi dari dalam tubuh sehingga apabila terkena matahari lebih, klien tidak akan tahan akanpanas. Kulit penderita akan sering kemerahan (flusing) dengan warna ikan salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak dan basah. Adanya Tremor Eksoftalmus yang diakibatkan dari penyakit graves, di mana penyakit ini otot-otot yang menggerakkan mata tidak mampu berfungsi sebagaimana mesti, sehingga sulit atau tidak mungkin menggerakkan mata secara normal atau sulit mengkoordinirgerakan mata akibatnya terjadi pandangan ganda, kelopak mata tidak dapat menutup secara sempurna sehingga menghasilkan ekspresi wajah seperti wajah terkejut. Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat badan yang progresifdan mudah lelah. Perubahan defekasi dengan konstipasi dan diare. Pada usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung.

3.5 Diagnosis HipertiroidSebagian besar pasien memberikan gejala klinis yang jelas, tetapi pemeriksaan laboratorium tetap perlu untuk menguatkan diagnosis. Pada kasus-kasus subklinis dan pasien usia lanjut perlu pemeriksaan laboratorium yang cermat untuk membantu menetapkan diagnosis hipertiroidisme. Diagnosis pada wanita hamil agak sulit karena perubahan fisiologis pada kehamilan seperti pembesaran tiroid serta manifestasi hipermetabolik, sama seperti tirotoksikosis. Menurut Bayer MF, pada pasien hipertiroidisme akan didapatkan Thyroid Stimulating Hormon Sensitive (TSHs) tak terukur atau jelas subnormal dan Free T4 (FT4) meningkat. Bila tak dapat menentukan TSHs, dapat dengan indeks WAYNE/NEW CASTLE + BMR dan NTN. Indeks Wayne

No Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Berat Nilai

1 Sesak saat kerja +1

2 Berdebar +2

3 Kelelahan +2

4 Suka udara panas -5

5 Suka udara dingin +5

6 Keringat berlebihan +3

7 Gugup +2

8 Nafsu makan naik +3

9 Nafsu makan turun -3

10 Berat badan naik -3

11 Berat badan turun +3

No Tanda Ada Tidak Ada

1 Tyroid teraba +3 -3

2 Bising tyroid +2 -2

3 Exoptalmus +2 -

4 Kelopak mata tertinggal gerak bola mata +1 -

5 Hiperkinetik +4 -2

6 Tremor jari +1 -

7 Tangan panas +2 -2

8 Tangan basah +1 -1

9 Fibrilasi atrial +4 -

10 Nadi teratur < 80x per menit 80 90x per menit > 90x per menit - - +3 -3 - -

Hipertiroid jika indeks > 20 NEW CASTLE INDEXItemGradeScore

Age of onset (year)15-240

25-34+4

35-44+8

45-54+12

>55+16

Psychological precipitantPresentAbsent -50

Frequent chekingPresentAbsent -30

Severe anticipatory anxietyPresentAbsen-30

Increased appetitePresentAbsen+50

Goiter Present Absent +30

Thyroid bruitPresent Absent +180

Exophthalmos PresentAbsent +90

Lid retractionPresent Absent +20

Hyperkinesis Present Absent +40

Fine finger tremorPresent Absent +70

Pulse rate> 90/min80-90 > min< 80/min+16+80

Hipertiroid +40 - +803.6 Penatalaksanaan HipertiroidTujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormone tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).a. Obat antitiroid.Digunakan dengan indikasi :1) Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap,pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis.2) Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.3) Persiapan tiroidektomi4) Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.5) Pasien dengan krisis tiroid.Obat diberi dalam dosis besar pada permulaan sampai eutiroidisme lalu diberikan dosis rendah untuk mempertahankan eutiroidisme.

Table Obat antitiroid yang sering digunakanObat Dosis awal (mg/hari)Pemeliharaan (mg/hari)

Karbimazol 30-605-20

Metilmazol 30-605-20

Propiltiourasil 300-60050-200

Ketiga obat ini mempunyai kerja imunosupresif dan dapat menurunkan konsentrasi thyroid stimulating antibody (TSAb) yang bekerja pada sel tiroid. Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18-24 bulan. Pemakaian obat-obatan ini dapat menimbulkan efek samping berupa hipersensitivitas dan agranulositosis. Apabila timbul hipersensitivitas maka obat diganti, tetapi bila timbul agranulositosis maka obat dihentikan.Efek berbagai obat yang digunakan dalam pengelolahan tirotoksikosis.Kelompok ObatEfeknya Indikasi

Obat Anti TiroidPropiltiourasil (PTU)Metilmazol (MMI)Karbimazol (CMZ MMI)Antagonis adrenergic-Menghambat sintesis hormone tiroid dan berefek imunosupresif (PTU juga menghambat konversi T4 T3Pengobatan lini pertama pada Graves. Obat jangka pendek prabedah/pra-RAI

B-adrenergic-antagonisPropanololMetoprololAtenololNadolo Mengurangi dampak hormone tiroid pada jaringanObat tambahan kadang sebagai obat tunggal pada tiroiditis

Bahan mengandung IodineKalium iodidaSolusi LugolNatrium IpodatAsam IopanoatMenghambat keluarnya T4 dan T3.Menghambat T4 dan T3 serta produksi T3 ekstratiroidalPersiapan tiroidektomi. Pada krisis tiroid bukan untuk penggunaan rutin.

Obat lainnyaKalium perkloratLitium karbonatGlukokortikoidsMenghambat transport yodium, sintesis dan keluarnya hormone.Memperbaiki efek hormone di jaringan dan sifat imunologiBukan indikasi rutin pada subakut tiroiditis berat, dan krisis tiroid.

Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200mg/hari atau lebih lagi. b. Pengobatan dengan yodium radioaktifIndikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada:1) Pasien umur 35 tahun atau lebih.2) Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi.3) Gagal mancapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid.4) Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat anti tiroid.5) Adenoma toksis, goiter multinodular toksik.Digunakan Y131 dengan dosis 5-12mCi peroral. Dosis ini dapat mengendalikan tirotoksikosis dalam3 bulan, namun 1/3 pasien menjadi hipotiroidisme, eksaserbasi hipertiroidisme, dan tiroiditis.c. OperasiTiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Indikasi operasi adalah:1) Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar.2) Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid.3) Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.4) Adenoma toksik atau struma multinodular toksik.5) Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih.

3.7 Komplikasi HipertiroidKomplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.Hipertiroid yang menyebabkan komplikasi terhadap jantung, termasuk fibrilasi atrium dan kelainan ventrikel akan sulit terkontrol. Pada orang Asia dapat terjadi episode paralisis yang diinduksi oleh kegiatan fisik atau masukan karbohidrat dan adanya hipokalemia dapat terjadi sebagai komplikasi. Hiperkalsemia dan nefrokalsinosis dapat terjadi. Pria dengan hipertiroid dapat mengalami penurunan libido, impotensi, berkurangnya jumlah sperma, dan ginekomastia

BAB IVPENUTUP

KESIMPULANHipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis. Lebih dari 90% hipertiroid adalah akibat penyakit Graves dan nodul tiroid toksik.Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.

DAFTAR PUSTAKAPrice & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC

Hyperthyroid http://www.endocrineclinic.com/Resources/Hyperthyroidism.pdf (Diakses 19 Februari 2015)

Hyperthyroidism http://medpeds.med.ucla.edu/MPOC/11-12/3-12-12,%20Hyperthyroidism%20-%20Ly/AFP%20Hyperthyroidism.pdf (Diakses 19 Februari 2015)

21 | LBM 1