hipertermi

8
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTERMI A. Konsep Dasar Teori 1. Pengertian a. Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menerus lebih tinggi dari 37 0 C (peroral) atau 38.8 0 C (perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor- faktor eksternal (Linda Juall Corpenito) b. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (NANDA International 2009-2011) c. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan normal (Doenges Marilynn E.) Mekanise kehilangan panas 1. Radiasi Mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gel. Panas inframerah (panjang gelombang 5 – 20 mm), tanpa adanya kontak langsung Mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60% ) Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit 1. Konduksi Perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda – benda yg ada disekitar tubuh Proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil à sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus

description

hipertermi

Transcript of hipertermi

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTERMIA. Konsep Dasar Teori1. Pengertiana. Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menerus lebih tinggi dari 370C (peroral) atau 38.80C (perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal (Linda Juall Corpenito)b. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal(NANDA International 2009-2011)c. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang lebih besar darijangkauan normal(Doenges Marilynn E.)Mekanise kehilangan panas1. Radiasi Mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gel. Panas inframerah (panjang gelombang 5 20 mm), tanpa adanya kontak langsung Mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60% ) Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit1. Konduksi Perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda benda yg ada disekitar tubuh Proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus Perpindahan langsung dari badan ke obyek tanpa gerakan : kompres1. Evaporasi Perpindahan panas dengan penguapan (cairan gas) Selama suhu kulit >> tinggi suhu lingkungan panas hilang melalui radiasi & konduksi, tetapi ketika suhu lingkungan >> tinggi suhu kulit , tubuh melepaskan panas dengan evaporasi @ 1 gram air yg mengalami evaporasi kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilo kalori Kondisi tidak berkeringat, evaporasi berlangsung 450 600 ml/hari kehilangan panas terus menerus dgn kec. 12 16 kalori/jam Evaporasi tidak dapat dikendalikan o/k terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit & sistem pernafasan (IWL)1. Konveksi Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Kehilangan panas melalui konveksi sekitar 15% Melalui sirkulasi : kipas angin2. Etiologi1. Dehidrasi 1. Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-obatan2. Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa.3. Peradangan4. Ketidak efektifan suhu sekunder pada usia lanjut5. Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris.3. Manifestasi Klinis1. Suhu tinggi 37.80C (1000F) peroral atau 38.80C (1010F)2. Taki kardia3. Kulit kemerahan4. Hangat pada sentuhan5. Menggigil6. Dehidrasi7. Kehilangan nafsu makan1. Proses Terjadi 1. Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)2. Peningkatan denyut jantung3. Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan4. Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot5. Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi6. Merasakan sensasi dingin7. Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi8. Rambut kulit berdiri9. Pengeluaran keringat berlebihan10. Peningkatan suhu tubuh1. Fase II: proses demam2. Proses menggigil lenyap3. Kulit terasa hangat / panas4. Merasa tidak panas atau dingin5. Peningkatan nadi dan laju pernafasan6. Peningkatan rasa haus7. Dehidrasi ringan hingga berat8. Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf9. Lesi mulut herpetik10. Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang ) 1. Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein1. Fase III: pemulihan 1. Kulit tampak merah dan hangat2. Berkeringat3. Menggigil ringanKemungkinan mengalami dehidrasiPada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1 yang akan mengaktifkan sel T. suhu tinggi (demam) juga berfungsi meningkatkan keaktifan (kerja) sel T dan B terhadap organisme pathogen. Namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam (peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar sisa metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu demam dapat mengaktifkan kejang.1. KomplikasiPengaruh hipertermia terhadap sawar darah otak/ BBB adalah meningkatkan permeabilitas BBB yang berakibat langsung baik secara partial maupun komplit dalam terjadinya edema serebral (Ginsberg, et al, 1998). Selain itu hipertermia meningkatkan metabolisme sehingga terjadi lactic acidosis yang mempercepat kematian neuron (neuronal injury) dan menambah adanya edema serebral (Reith, et al, 1996). Edema serebral (ADO Regional kurang dari 20 ml/ 100 gram/ menit) ini mempengaruhi tekanan perfusi otak dan menghambat reperfusi adekuat dari otak, dimana kita ketahui edema serebral memperbesar volume otak dan meningkatkan resistensi serebral. Jika tekanan perfusi tidak cukup tinggi, aliran darah otak akan menurun karena resistensi serebral meninggi. Apabila edema serebral dapat diberantas dan tekanan perfusi bisa terpelihara pada tingkat yang cukup tinggi, maka aliran darah otak dapat bertambah (Hucke, et al, 1991).Dengan demikian daerah perbatasan lesi vaskuler itu bisa mendapat sirkulasi kolateral yang cukup aktif, kemudian darah akan mengalir secara pasif ke tempat iskemik oleh karena terdapatnya pembuluh darah yang berada dalam keadaan vasoparalisis. Melalui mekanisme ini daerah iskemik sekeliling pusat yang mungkin nekrotik (daerah penumbra) masih dapat diselamatkan, sehingga lesi vaskuler dapat diperkecil sampai daerah pusat yang kecil saja yang tidak dapat diselamatkan lagi/nekrotik (Hucke, et al, 1991).Apabila sirkulasi kolateral tidak dimanfaatkan untuk menolong daerah perbatasan lesi iskemik, maka daerah pusatnya yang sudah nekrotik akan meluas, sehingga lesi irreversible mencakup juga daerah yang sebelumnya hanya iskemik saja yang tentunya berkorelasi dengan cacat fungsional yang menetap, sehingga dengan mencegah atau mengobati hipertermia pada fase akut stroke berarti kita dapat mengurangi ukuran infark dan edema serebral yang berarti kita dapat memperbaiki kesembuhan fungsional (Hucke, et al, 1991).1. Pemeriksaan Diagnostika. Pemeriksaan Laboratorium1. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan medis yang diberikan yaitu: 1. Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen.1. Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu: 1. Beri pasien banyak minum. pasien menjadi lebih mudah dehidrasi pada waktu menderita panas. Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan mencegah dehidrasi.2. Beri pasien banyak istirahat, agar produksi panas yang diproduksi tubuh seminimal mungkin.3. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher belakang.1. KONSEP DASAR ASKEP HIPERTERMI2. Pengkajian 1. Data Subyektif Pasien mengatakan badannya panas1. Data Obyektif Suhu tubuh pasien meningkat Pasien terlihat lemas Mukosa tampak kering1. Diagnosa KeperawatanPeningkatan suhu tubuh berhubunga dengan proses infeksi ditandai dengan:- Pasien mengatakan badannya terasa panas- Mukosa bibir kering- Wajah pasien tampak merah1. Perencanaan / Intervensia. Rencana TujuanSetelah diberikan ASKEP selama 324 jam diharapkan hipertermi dapat teratasi dengan kriteria hasil:- Suhu tubuh pasien turun- Suhu 36-37,5- Mukosa bibir pasien tidak kering lagi- Kulit pasien tidak hangat bila disentuh- Pasien tidak lemasb. Rencana TindakanNo.IntervensiRasional

1.

2.3.4.5.6.Observasi TTV pasienObservasi KU pasienBerikan kompres hangatBerikan minum air putih yang banyakAnjurkan pasien untuk memakai baju tipis dan menyerap keringatKolaborasi pemberian obat antipiretikUntuk mengetahui perkembangan pasienUntuk mengetahui perkembangan pasienKompres hangat mampu menurunkan suhu tubuh pasien agar kembali normalMempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengganti cairan yang hilang akibat hipertermiUntuk mempercepat proses penguapan panasDengan pemberian obat tersebut dapat menetralkan panas tubuh dan membantu antibody melawan infeksi1. Pelaksanaan 1. Sesuai dengan rencana tindakan yang akan diberikan1. Evaluasia.Suhu tubuh pasien turunb.Suhu 36-37,5c.Mukosa bibir pasien tidak kering lagid.Kulit pasien tidak hangat pada sentuhane.Pasien tidak lemasDAFTAR PUSTAKALynda Juall Corpenito.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis.Jakarta.EGCDoenges M.E.1999.Rencana Keperawatan Edisi 3. Jakarta.EGCNanda International.2009-2011.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta.EGC

INTERVENSI DAN RASIONAL KEJANG DEMAM 1. Intervensi dan Rasional1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi.Tujuan : suhu tubuh normal 36 0C-37 0C pada klienIntervensi : - Kaji penyebab hipertermiR/ Hipertermi merupakan salah satu gejala/kompensasi tubuh terhadap adanya infeksi baik secara lokal maupun secara sistemik. hal ini perlu diketahui sebagai dasar dalam rencana intervensi.- Observasi suhu badanR/ proses peningkatan suhu menunjukkan proses penyakit infeksius akut- Beri kompres hangat pada dahi/axillaR/ Daerah dahi / axilla merupakan jaringan tipius dan terdapat pembuluh darah sehingga proses vasodilatasi pembuluh darah lebih cepat sehingga pergerakan molekul cepat.- Beri minum sering tapi sedikit.R/ Untuk mengganti cairan yang hilang selama proses evaporasi.- Anjurkan ibu untuk memakaikan pakaian tipis dan yang dapat menyerap keringat.R/ Pakaian yang tipis dapat membantu mempercepat proses evaporasi.- Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretikR/ Obat antipiretik bekerja sebagai pengatur kembali pusat pengatur panas