Hipertensi Resume
-
Upload
tiara-putri-zulyana -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
Transcript of Hipertensi Resume
Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik ≥ 160 mmHg
dan tekanan diastolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. ( Brunner dan
Sudarth, 2001 ).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg ( Sylvia Price : 2005 ).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
( morbiditas ) dan angka kematian ( mortalitas ). ( Kushariyadi : 2008 ).
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi berdasarkan penyebab hipertensi dibedakan menjadi :
1. Hipertensi Esensial / Hipertensi primer
Penyebab hipertensi primer belum diketahui namun ada beberapa faktor
resiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah yaitu :
Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orangtuanya adalah penderita hipertensi.
Dipengaruhi oleh umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ),
jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan), ras ( kulit hitam
lebih banyak dari kulit putih).
Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ),
kegemukan, stres, merokok, minum alkohol, minum obat-
obatan (ephedrine, prednison, epinefrin)
Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin,
angiotensin dan aldosteron.
2. Hipertensi Sekunder
Jenis hipertensi yang terjadi akibat komplikasi dari penyakit tertentu
yaitu sebagai berikut :
Penyakit ginjal : Glomerulonefritis,
Piyelonefritis, nekrosis tubular, tumpr
Penyakit vascular : Aterosklerosis, hiperplasia, trombosis, aneurisma,
emboli kolesterol dan vaskulitis
Kelainan endokrin : diabetes melitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme
Penyakit saraf : stroke, ensephalitis, sydrom Gulian barre
Obat-obatan : kontrasepsi oral, kortikosteroid
Menurut The Seventh Report of The Join National Committe on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
( JNC 7 ) klasifikasi normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2
yaitu sebagai berikut : (Tabel 1 )
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan Darah TDS
(mmH
g)
TDD
(mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-
139
80 - 89
Hipertensi derajat 1 140-
159
90 - 99
Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100
TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik
Masih ada beberapa Kriteria hipertensi menurut, The Join Nation
Comitten on Detection, Evolution and Treatmen of High Blood Presure,
suatu badan penelitian hipertensi di USA menentukan batasan yang berbeda.
Pada laporan 1993 yang dikenal dengan sebutan JPC.V tekanan pada darah
orang dewasa berumur 18 tahun diklasifikasikan sebagai berikut : ( Tabel 2 )
No Kriteria Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
1. Normal <130 <85
2. Pembatas ( high normal ) 130-139
3. Hipertensi
Derajat 1 : ringan( mildn) 140-159 90-99
Derajat 2 : sedang
( moderate )
160-179 100-109
Derajat 3 : berat ( severel ) 180-209 110-119
Derajat 4: sangat berat ≥ 210 ≥ 120
Catatan : jika penderita mempunyai tekanan sistolik dan diastolik yang tidak
termasuk dalam satu kriteria maka ia termasuk dalam kriteria yang lebih tinggi.
Misalnya seseorang yang mempunyai tekanan darah 180/120 mmHg .
Berdasarkan ketentuan tergolong ke hipertensi derajat 4 atau sangat berat.
2.3 Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer.
Konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipust vasomotor pada
medula diotak. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus
bergerak ke sistem saraf simpatis ke gaglia sympatis. Neuron pra ganglion
melepaskan asetilkolin dan merangsang serabut saraf pasca ganglion sehingga
pembuluh darah melepaskan norefinefrin terjadi konstriksi pembuluh darah.
Rasa cemas, takut mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokonstriktor. Dimana kelenjar adrenal terangsang, meningkatkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol, steroid memperkuat respon
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga menurunkan aliran darah ke ginjal dan
melepas renin.
Renin mengubah angiotensin I,II mensekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi Na dan Air ditubulus ginjal sehingga
meningkatkan volume intravaskuler, terjadi hipertensi.
Namun ada beberapa faktor yang berpengaruh pada pengendalian Tekanan
Darah yaitu sebagai berikut :
Asupan garam berlebih : meningkatkan volume cairan
Jumlah nefron berkurang : retensi Na ginjal, penurunan permukaan filtrasi
Stress : penurunan permukaan filtrasi, aktivitas berlebih
saraf simpatis, renin angiotensin berlebih
Perubahan genetis : perubahan membran sel terjadi konstriksi
fungsional, hipertrofi struktural
Obesitas : Terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat (hiper insulinemia).
Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua,
menurunnya permeabilitas pembuluh darah
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena kurangnya
efektivitas pembuluh darah perifer intuk oksigenasi
Meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer
WOC dari Hipertensi :
Tanda dan gejala Hipertensi
Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi tidak sama pada
setiap orang, bahkan kadang timbul tanpa gejala. Pada lansia dan orang biasa bisa
dikatakan gejala hipertensi sama sedangkan tanda hipertensinya berbeda. Secara
umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut :
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telingga berdenging
Crow (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah
Retensi
Na Ginjal
Asupan
garam
berlebih
Jumlah
nefron
berkurang
stres
Vol. cairan Konstriksi Vena
Permukaan filtrasi Aktivitas
berlebihan
saraf simpatis
Renin
angiotensi
berlebih
Perubahan
genetis
Perubahan
membran
sel
Konstriksi
fungsionil
Hipertrofi
struktural
Preload kontraktilitas
Hipertensi
ntung
obesitas Hiper
insulinemi
a
mengalami hipertensi bertahun - tahun berupa :
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranial
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,
muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba - tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain - lain ( Novianti,2006 ).
Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan non Farmakologi
a. Pengaturan diet
Menurunkan asupan garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi. Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram per hari.
Diet tinggi potasium, dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian potasium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding
vascular.
Meningkatkan konsumsi kaya buah dan sayur.
Menurunkan asupan kolesterol sebagain pencegah terjadinya jantung
koroner.
b. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
megurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup juga berkurang.
c. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda, bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung. Olahraga teratur
selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat
mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, untuk mengurangi efek
jangka panjang karena dapat menurunkan aliran darah ke berbagaiorgan dan
dapat meningkatkan kerja jantung.
e. Terapi - terapi Komplementer untuk Hipertensi berupa :
1. Terapi Tertawa
Darmojo dan Martono (2004) menjelaskan penatalaksanaan hipertensi
yang dianjurkan bagi lansia adalah terapi nonfarmakologis, salah satunya
yaitu dengan latihan fisik aerobik. Tertawa 20 menit setara dengan
berolahraga ringan selama 2 jam karena dengan tertawa peredaran darah
dalam tubuh lancar, kadar oksigen dalam darah meningkat, dan tekanan darah
akan normal. Tertawa sama dengan efek latihan fisik yang membantu
meningkatkan suasana hati, menurunkan hormon stres, meningkatkan
aktivitas kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah
sistolik serta meningkatkan kolesterol baik (Berk et al,1996).
Lansia tidak mampu melakukan banyak latihan fisik karena masalah
otot lemah dan radang persendian, oleh karena itu tawa merupakan latihan
ideal bagi mereka yang mempunyai keterbatasan fisik (Kataria, 2004).
Mengingat terapi tertawa bisa dilakukan oleh siapa saja dan orang yang akan
menjadi tutor hanya perlu sedikit latihan maka terapi tertawa ini layak
diterapkan.
Terapi tertawa yang dapat merelaksasi tubuh yang bertujuan
melepaskan endorphin ke dalam pembuluh darah sehingga apabila terjadi
relaksasi maka pembuluh darah dapat mengalami vasodilatasi sehingga
tekanan darah dapat turun (Kataria, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa :
1. Rata-rata tekanan darah lansia dengan hipertensi sistolik terisolasi
sebelum dilakukan terapi tertawa yaitu tekanan darah sistoliknya 175
mmHg dan tekanan darah diastoliknya 80 mmHg.
2. Rata-rata tekanan darah lansia dengan hipertensi sistolik terisolasi sesudah
dilakukan terapi tertawa yaitu tekanan darah sistoliknya 163, 79 mmHg
dan tekanan darah diastoliknya 69,21 mmHg
3. Ada pengaruh antara pemberian terapi tertawa terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi sistolik terisolasi.
2. Terapi Bekam
Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan umat muslim diseluruh
dunia pernah bersabda, “Kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara, yaitu
minum madu, hijamaah (bekam), dan besi panas. Aku tidak menganjurkan
umat-Ku dengan besi panas.” (H.R.Bukhari-Muslim).
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa terapi bekam adalah
salah satu pengobatan non farmakologis yang tergolong murah dan
merupakan anjuran Nabi Muhammad SAW sebagai panutan umat muslim
diseluruh dunia, yang diharapkan menjadi alternatif lain bagi masyarakat
untuk menjaga kesehatan khususnya dalam menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
Penelitian ini menyatakan bahwa mereka mendapat kenyamanan
setelah terapi bekam, mereka juga menyatakan sakit kepala dan nyeri tengkuk
yang sering mereka alami berkurang bahkan hilang. Bekam menjadikan
mikrosirkulasi pembuluh darah sehingga timbul efek relaksasi pada otot
sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Naufal, 2008).
Penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa terapi bekam terbukti
mempengaruhi beban kerja jantung, merevitalisasi pembuluh darah, dan
mendatangkan ketenangan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tekanan
darah. Oleh karena itu, terapi bekam efektif untuk membantu menurunkan
tekanan darah atau mengontrol tekanan darah agar tetap stabil pada penderita
hipertensi primer.
Berbekam adalah menghisap darah dan mengeluarkannya dari
permukaan kulit dengan jarum, kemudian ditampung dalam gelas bekam,
sehingga menyebabkan pemusatan dan penarikan darah (Yasin, 2007). Bekam
adalah pengeluaran darah dengan cara pengekopan dibagian tertentu pada
tubuh (Mustaqim, 2010).
Prosedur pelaksanaan terapi bekam :
Adapun cara melakukan bekam menurut Widada (2011), yaitu :
a. Siapkan gelas ukuran sedang yang telah dipasang alat pemantiknya,
dalam keadaan steril yang sebelumnya dapat direndam dalam alkohol
kemudian dikeringkan dan dibersihkan dengan kassa/tissu.
b. Bersihkan daerah yang di bekam dengan kapas/kassa yang telah diberi
alkohol. Lalu oleskan minyak habatussauda.
c. Kokang secukupnya 2-3 kali, tidak terlalu kuat atau lemah, kemudian
geserkan gelas bekam ke bagian titik yang dibekam, tanpa melepas
penyedotnya. Jika terlalu lemah sedotannya maka gelas bekam akan
lepas, sedot lagi secukupnya. Cara ini disebut "Bekam Luncur", untuk
mendapatkan kelenturan kulit dan daging sebelum bekam kering, serta
memberikan efek nyaman pada klien.
d. Kokang atau sedot secukupnya 4-5 kali sehingga gelas menempel berada
di daerah yang dibekam, kemudian tunggu 5-7 menit.
e. Bukalah penutup gelas bagian atas agar udara dapat masuk, sehingga
gelas bekam mudah diambil.
f. Ambil lancet pen lalu tusukkan ke daerah yang di bekam secukupnya
(jangan terlalu dalam dan banyak sayatan) dan arah sayatan harus searah
dematom kulit (jangan berlawanan karena saraf dan pembuluh darah bisa
terputus).
g. Ambil gelas dan pemantiknya, arahkan ke tempat semula, lalu kokang
secukupnya. Kemudian tunggu sampai darah keluar 5-7 menit.
h. Ambil tissu dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri, lalu perlahan
buka penutup udara bagian atas gelas dan segera buka, ditekan lalu
arahkan agar darah masuk semua ke dalam gelas bekam dengan tangan
kanan. Tahan tissu dengan tangan kiri sampai sisa darah habis dan
bersihkan dengan tissu tersebut sampai bersih.
i. Bersihkan gelas bekam yang berisi darah dengan tissu.
j. Tutup luka sayatan/tusukan dengan membersihkan sisa darah dan
mengoleskan betadine. Luka akan tertutup dan sembuh dalam waktu 3
hari.
3. Terapi Relaksasi
Terapi relaksasi ditujukan untuk menangani faktor psikologis dan
stress yang dapat emnyebabkan hipertensi. Hormon epineprin dan kortisol
yang dilepaskan saat stress menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan
menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung. Besarnya
peningkatan tekanan darah tergantung pada beratnya stress dan sejauh mana
kita dapat mengatasinya. Penanganan stress yang adekuat dapat berpengaruh
baik terhadap penurunan tekanan darah. Relaksasi yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan teknik pernapasan yang ritmis dan alami. Di
dalam relaksasi harus melakukan pernapasan yang ritmis agar dapat
mencapai hasil relaksasi yang optimal melalui penurunan gelombang otak
dari gelombang beta ke gelombang alpha. Pernapasan dengan irama yang
teratur akan menenangkan gelombang otak serta merelaksasikan seluruh otot
dan jaringan tubuh.
Langkah-langkah melakukan relaksasi dengan mendengarkan musik :
1. Siapkan musik klasik
2. Duduk di kursi dengan tenang dan santai, posisi tulang punggung tegak
lurus
3. Pusatkan pikiran
4. Bernapaslah secara alamiah, secara wajar
5. Tarik nafas perlahan melalui hidung dan hembuskan melalui mulut
6. Lakukan berulang-ulang selama 10 - 15 menit.
2. Penatalaksanaan Medis
Obat - obatan :
Diuretik : Chlorthalidon, Hydromox, lasix, Aldactone, Dyrenium
Diuretik bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah
jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan eksresi garam dan
airnya.
Calsium Channel Blocker ( CCB) Penyekat saluran kalsium
menurunkan kontraksi otot polos jantung atau arteri. Sebagai penyekat
saluran kalsium bersifat lebih spesifik untuk saluran lambat kalsium otot
jantung ; sebagian yang lain lebih spesifik untuk saluran lambat kalsium
otot polos vaskular. Dengan demikian, berbagai penyekat kalsium
memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan kecepatan
denyut jantung, volume sekuncup, dan TPR.
Angiotensisn Converting Enzyme Inhibitor ( ACEI), penghambat enzim
mengubah angiotensin 2 atau inhibitor ACE berfungsi untuk
menurunkan angiotensin 2 dengan menghambat enzim yang diperlukan
untuk mengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2, kondisi ini
menurunkan darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan
secara tidak langsung dengan menurunkan sekresi aldosterone, yang
akhirnya meningkatl]kan pengeluaran natrium pada urin kemudian
menurunkan volume plasma dan curah jantung.
Antagonis reseptor beta (ARB), terutama penyekat selektif, bekerja pada
reseptor beta dijantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan curah
jantung.
Antagonis reseptor alfa menhambat reseptor alfa di otot polos vaskular
yang secara normal berespon terhadap rangsangan saraf simpatis dengan
vasokontriksi. Hal ini akan menurunkan TPR.
Vasodilator arterior langsung dapat digunakan untuk menurunkan TPR.
Misalnya : Natrium, Nitroprusida, Nikardipin, Hidralazin, Nitrogliserin,
dll ( brunner dan suddarth : 2002 ).
Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7
- Normal dan prehipertensi ( tidak indikasi obat )
- Hipertensi derajat 1 : diuretik jenis Thiazide untuk sebagian besar kasus
dapat dipertimbangkan ACEI, ARB,BB, CCB, atau kombinasi
- Hipertensi derajat II : kombinasi 2 obat unstuk sebagian besar kasus
umumnya diuretika jenis Thiazide dan ACEI atau ARB atau BB atau CCB
Pilihan Obat Antihipertensi untuk kondisi tertentu
Indikasi yang memaksa Pilihan Terapi Awal
Gagal jantung Thiaz, BB, ACEI, ARB, Aldo ant
Pasca infra miokard BB, ACEI
Resiko penyakit pembuluh darah Thiaz, BB, ACEI,CCB
diabetes THIAZ,BB,ACEI, CCB
Penyakit Ginjal Kronis ACEI, ARB
Pencegahan Stroke berulang Thiaz, ACEI
BB = Beta Blocker
CCB = Calsium Channel Blocker
ACEI = Angiotensisn Converting Enzyme Inhibitor
ARB = Antagonis II reseptor beta
Jika dalam 6 bulan target pengobatan tidak tercapai, harus dipertimbangkan
melakukan rujukan ke dokter spesialis.
Format Pengkajian Klien Gerontik
1. IDENTITAS KLIEN1. Nama : Tn. A2. Umur : 68 Tahun3. Alamat : Jln mekarsari no. 27, Kec. Tugumulyo4. Pendidikan : SMP5. Tanggal masuk panti werdha : 8 Maret 20156. Jenis Kelamin : Laki-laki7. Suku : Jawa8. Agama : Islam9. Status Perkawinan : Kawin
2. STATUS KESEHATAN SAAT INIa. Nutrisi : Makan 3x sehari dengan diet rendah garam.
Jenis makanan bubur, ikan, sayur. Klien
hanya makan 6-7 sendok.
b. Cairan dan elektrolit : Klien minum 3-4 x perhari dengan jumlah ± 750 ml
c. Aktivitas : terganggu karena sering sakit kepala dan kaku kuduk (leher bagian belakang)
Keluhan-keluhan kesehatan utama ( sekarang ) : Keluhan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu, klien mengatakan sakitnya
berdenyut-denyut (sambil memegang kepalanya) serta terasa kaku kuduk, sakitnya datang sewaktu-waktu, klien juga mengatakan nyeri sendi dan penglihatannya kabur.
3. RIWAYAT KESEHATAN DAHULUa. Nutrisi :
makan 3x sehari, jenis makanan: nasi,
sayur, dan buah, serta nafsu makan
baik.
a.b. Cairan dan elektrolit : c. Aktivitas :
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
5. TINJAUAN SISTEM
Jelaskan tentang kondisi sistem-sistem dibawah ini yang terdapat pada klien Keadaan umum : Integumen : Sistem hemopeutik : Kepala : Mata : Teling : Mulut dan tenggorokan : Leher : Payudara : Sistem pernafasan : Sistem kardiovaskuler : Sistem genitoreproduksi : Sistem muskuloskeletal : Sistem saraf : Sistem endokrin :
6. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL & SPIRITUALa. Psikososial
Kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada orang lain.
Harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi, kepuasan klien dalam sosialisasi.
b. Identifikasi masalah emosional apakah klien mengalami susah tidur? apakah klien merasa gelisah? apakah klien sering murung atau menangis sendiri? apakah klien sering was-was atau khawatir?
Penjelasan pertanyaan diatas : Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 11 kali dalam 1 bulan? Ada masalah atau banyak pikiran? Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain? Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Cenderung mengurung diri?
C .Spiritual Agama kegiatan keagamaan, konsep/keyakinan klien tentang
kematian, harapan-harapan klien, dll
7. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIENA. KATZ Index
Termasuk kategori yang manakah klien?
A. Mandiri dalam makan, inkotenensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi ke tolilet, berpindah mandi
B Mandiri semuanya, kecuali salah satu saja dari fungsi di atasC Mandiri, kecuali mandi dan salah satu lagi fungsi yang lainD Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan salah satu lagi fungsi yang
lainE Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet dan salah salah satu lagi
fungsi yang lainF Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, berpindah dan salah satu
lagi fungsi yang lainG Ketergantungan untuk semua fungsi diatasH Lin-lain
Keterangan :Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu.
b. Modifikasi dari Barthel index : termasuk yang manakah klien ?
No. Kriteria Dengan Bantuan
Mandiri Keterangan
1. Makan 5 10 Frekuensi :Jumlah :Jenis :
2. Minum 5 10 Frekuensi :Jumlah :Jenis :
3. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, sebaliknya
5-10 15
4. Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)
0 5 Frekuensi :
5. Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)
5 10
6. Mandi 5 15 Frekuensi :
7. Jalan di permukaan datar
0 5
8. Naik turun tangga 5 109. Mengenakan pakaian 5 1010. Kontrol bowl (BAB) 5 10 Frekuensi :
Konsistensi :11. Kontrol bladder
(BAK)5 10 Frekuensi :
Warna :12. Olahraga/ latihan 5 10 Frekuensi :
Jenis :13. Rekreasi/ pemanfaatan
waktu luang5 10 Frekuensi :
Jenis :
Interprestasi hasil :130 : Mandiri65-125 : Ketergantungan sebagian
8. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan SPMSQ ( Short portable mental status questioner ).Intruksi :Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawabanCatat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
Benar Salah No Pertanyaan01 Tanggal berapa hari ini ?02 Hari apa hari ini ?03 Apa nama tempat ini ?04 Dimana alamat anda ?05 Berapa umur anda ?06 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir) ?07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ini ?08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?09 Siapa nama ibu anda ?10 Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan dari
setiap angka baru, semua secara menurun
Score total :
Interprestasi hasil :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
1. Identifikassi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam) Orientasi Registrasi Perhatian Kalkulasi Mengingat kembali Bahasa
No. Aspek
Kognitif
Nilai
Maksimal
Nilai
Klien
Kriteria
1. Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Orientasi 5 Dimana kita sekarang berada :
Negara Indonesia
Provinsi Sumsel
Kabupaten Ogan Ilir
Panti
Wisma
2. Registrasi 3 Sebut 3 nama objek (sebut oleh pemeriksa), 1
detik untuk mengatakan masing-masing obyek,
kemudian tanyakan kepada klien ketiga obyek
tadi (untuk disebut klien)
Obyek
Obyek
Obyek
3. Perhatian dan
kalkulasi
5 Minta klien untuk memulai dari angka dari
angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
93 86 79 72 65
FORMAT ANALISA DATA
No. DATA MASALAH KEP
1. Data Obyektif :
Data Subjektif :
Diagnosa keperawatan :
1.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK No. Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Rasional
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
1.
FORMAT CATATAN KEPERAWATANNo. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Tanggal :
Jam :
Tanggal :
Jam :
S :
O :
A :
P :
Tanggal :
Jam :
Tanggal :
Jam :
S :
O :
A :
P :
Daftar Pustaka
Aspiani, Reny Yuli. ( 2014 ). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik
Aplikasi NANDA, NIC dan NOC jilid 1. Jakarta : Trans Info Media
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Ed. IV. Jilid 1. .Jakarta : InternalPublishing
Fatimah. ( 2010 ). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan Gerontik. Jakarta : Trans Info Media
Kumala, poppy. ( 1998 ). Kamus saku kedokteran Dorland. Ed. 25. Jakarta :
EGC
Hikayati., Rostika Flora, Sigit Purwanto. (2011 dan 2012 ).
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS TERAPI
KOMPLEMENTER SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGATASI DAN
MENCEGAH KOMPLIKASI PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER
DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA KABUPATEN OGAN ILIR. Di
unduh tanggal 22 Agustus 2015