Infus Kalsium Untuk Mencegah Sindroma Hiperstimulasi Ovarium Double Blind RCT
HIPERTENSI PADA...
Transcript of HIPERTENSI PADA...
HIPERTENSI PADA
KEHAMILAN
Dr. dr. Haidar Alatas SpPD-KGH, MH., MM.
PAPDI Cabang Purwokerto
Dipresentasikan:Seminar Nasional Penyakit Tidak Menular Penyebab Kematian Maternal
Prodi D3 Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang - PurwokertoGrand Karlita Hotel Purwokerto
9 Maret 2019
CVNama : Dr. dr. Haidar Alatas, SpPD-KGH, M.H., M.M.
Tpt/tgl lahir : Kudus / 21 Januari 1957
Agama : Islam
Alamat kantor : RSU Banyumas, Jl. Rumah Sakit No. 1 Banyumas, KSM Penyakit Dalam dan Unit Hemodialisa
No. telp / Fax : (0281) 796191 / (0281) 796133
Alamat rumah : Jl. Ahmad Yani 26, Purwokerto, Jawa Tengah
No. telp / Fax : (0281) 640795 / (0281) 640095
Handphone : 0811261521
Alamat email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Dokter umum
2. SpPD
3. KGH
4. Magister Hukum
5. MM RS
6. S3 Kedokteran
Tahun 1977 – 1985
Tahun 1990 – 1996
Tahun 2002 – 2012
Tahun 2008 – 2010
Tahun 2011 – 2012
Tahun 2013 – 2018
UNDIP Semarang
UNDIP Semarang
UGM Yogyakarta
UNSOED
UNSOED
FK UGM Yogyakarta
PENDAHULUAN• Hipertensi: besarnya tekanan darah yang melebihi normal.
• JNC 7 (2003) dan ESH-ESC (2018) → hipertensi bila sistolik ≥140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.
• JNC 7 ada prehipertensi → sistolik 120-139 mmHg dan ataudiastolik 80-89 mmHg.
• ACC/AHA (2017) hipertensi stage I → sistolik 130-139 mmHgatau diastolik 80-89 mmHg.
• Prehipertensi (JNC 7) dan hipertensi stage I (ACC/AHA) belummemerlukan obat antihipertensi.
• Hipertensi menjadi masalah kesehatan utama di dunia.
• WHO 2013 ada 1 Milyar penduduk dunia hipertensi.
• Prevalensi hipertensi di US 33 %, Afrika 46% dan di negaramaju 35%.
• Di Indonesia 27,8% (2013) → 34,1% (2018)
• Hipertensi merupakan faktor risiko utama peningkatan angkakesakitan dan kematian karena penyakit kardiovaskular,serebrovaskular dan gagal ginjal tahap akhir.
PENDAHULUAN
Hipertensi pada kehamilan → penyebab utama
kematian ibu.
Di US angka kejadian 6-10 % → 4 juta wanita
hamil → 240.000 hipertensi setiap tahun.
Angka kejadian stroke pada wanita hamil dengan
hipertensi meningkat dibanding tidak hamil → 15%
kematian ibu hamil di US → pendarahan
intraserebral.
KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Ibu:
•Eklampsia, stroke, multiple organ failure, persalinan cesar,persalinan dini, abruptio plasenta, DIC.
•Jangka panjang: hipertensi pada kehamilan berikutnya,komplikasi kardiovaskular, penyakit ginjal kronik.
Janin:
•Kelahiran preterm (27% pre-eklampsia), induksi kelahiran,gangguan pertumbuhan janin (25% pre-eklampsia), sindrompernapasan, kematian janin (4% pre-eklampsia).
KLASIFIKASI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
• Hipertensi pada kehamilan: TD ≥140/90 mmHg. Ringan-sedang(140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat (≥160/110 mmHg).
• Hipertensi Kronis: terjadi sebelum kehamilan atau ditemukansebelum 20 minggu kehamilan dan merupakan hipertensi esensial /primer.
• Hipertensi Kronis + Pre-eklampsia: hipertensi kronis memiliki risiko4-5 kali terjadi pre-eklampsia pada kehamilannya.
• Hipertensi Gestational: hipertensi yang terjadi setelah 20 minggukehamilan tanpa proteinuria.
• Pre-eklampsia / Eklampsia: sindrom pada kehamilan (>20 minggu),hipertensi (≥140/90 mmHg) dan proteinuria (>0,3 g/hari).
KLASIFIKASI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
TandaHipertensi
kronisH. kronis +
preeklampsiaH. gestasional
Preeklampsia / eklampsia
Waktu onset Sbl kehamilan /
< 20 minggu
24-26 minggu > 20 minggu ≥ 20 minggu
Proteinuria Tidak ada Ada Tidak ada Ada
Angka kejadian 3,6-9 % 0,2-1 % 6 % 2-5 %
zP
atolo
gi
Pre
-ek
lam
psi
a
z
Faktor Risiko Pre-eklampsia
Faktor Risiko Tinggi Faktor Risiko Menengah
Hipertensi pd kehamilan sblnya Kehamilan pertama
Penyakit ginjal kronik Usia ≥ 40 tahun
Penyakit autoimmune Interval kehamilan ≥ 10 tahun
Diabetes mellitus Riwayat keluarga
Hipertensi kronis Kehamilan kembar
zPengobatan Hipertensi Pada Kehamilan
▪ Obat yang umum digunakan dalam pengobatan
hipertensi pada kehamilan adalah labetalol, methyldopa,
nifedipine, clonidine, diuretik, dan hydralazine.
▪ Labetalol adalah obat yang paling aman.
▪ Diuretik dan CCB mungkin aman tetapi data minimal dan
tidak digunakan sebagai firstline drug.
z
Pengobatan Hipertensi Pada Kehamilan
ACC/AHA 2017 dan ESC/ESH 2018
▪ Merekomendasikan: labetalol, methyldopa dan nifedipine.
▪ Dilarang: ACE inhibitor, ARB dan direct renin inhibitors
(Aliskiren).
Studi tentang pengobatan hipertensi pada kehamilan
menggunakan sistematik review dan meta analisis yang melibatkan 14
studi RCT (1804 wanita hamil) didapatkan bahwa penggunaan obat
antihipertensi ternyata tidak mengurangi atau meningkatkan risiko
kematian ibu, proteinuria, efek samping, operasi cesar, kematian
neonatal, kelahiran prematur, atau bayi lahir kecil. Penelitian mengenai
obat antihipertensi pada kehamilan masih sedikit (Ogura et al., 2019).
z
▪ Ada satu studi meta regresi di Kanada dengan
45 RCT melibatkan 3773 wanita hamil, obat
antihipertensi yang digunakan adalah
methyldopa, clonidine, acebutolol, atenolol,
labetalol, metoprolol, oxprenolol, pindolol,
propranolol, bendroflumethiazide,
chlorothiazide, hydrochlorothiazide, ketanserin,
hydralazine, isradipine, nicardipine, nifedipine,
verapamil (NICE, 2011).
z
Obat A
ntihip
ert
ensi O
ral
Golo
ngan A
CE
dan A
RB
Yang
Tid
ak B
ole
hD
iberikan P
ada
Keham
ilan
zLabetalol
▪ Golongan Beta blockers—combined alpha- and beta-
receptor, dosisnya 200-800 mg, diberikan 2 kali sehari.
▪ Sebagai obat pilihan untuk hipertensi pada kehamilan.
▪ Hanya digunakan selama trimester pertama kehamilan,
masa menyusui tidak dianjurkan.
▪ Di Indonesia labetalol belum ada dalam Fornas.
zO
bat A
nti H
ipert
en
si O
ral
Go
lon
ga
n B
eta
Blo
cke
r
Labetalol
z
Methyldopa
Methyldopa
zz
Methyldopa direkomendasikan sebagai obat antihipertensipada kehamilan, bahkan wanita usia produktif denganhipertensi yang ingin hamil dianjurkan mengganti obatantihipertensi dengan methyldopa atau nifedipine, labetalol.
Di Indonesia obat methyldopa tersedia di FormulariumNasional bentuk tablet 250 mg dan dapat diberikan 3 kalisehari selama sebulan.
Walaupun methyldopa telah digunakan secara luas padapengobatan hipertensi dengan kehamilan tetapi dianjurkantetap mempertimbangkan manfaat dan kerugiannyaterutama pada saat menyusui.
•Efek samping : sedasi, drowsiness, mulut
kering, depresi, postural hypertension,
rebound hypertension, withdrawal
syndrome, dan beberapa kejadian
autoimmune.
•Methyldopa tidak ada efek teratogenik,
tetapi perlu sikap kehati-hatian dalam
pemberian trimester I.
z
Penelitian Methyldopa Pada Hipertensi Dan Kehamilan
z
Nifedipine
Nifedipine LA
z
Nifedipine
▪ Golongan CCB-dihydropyridines, yang dianjurkan adalah long
acting (Nifedipine LA / adalat oros ®).
▪ Penelitian besar pengobatan hipertensi dan kehamilan
dengan menggunakan CCB adalah obat nifedipine.
▪ Nifedipine digunakan secara luas pada hipertensi dengan
kehamilan, tetapi tidak dianjurkan pada kehamilan sebelum
20 minggu dan menyusui.
▪ Nifedipine tidak semuanya aman, meningkatkan risiko
kejadian tidak diinginkan
Efek Samping Nifedipine
• Efek samping nifedipine biasanya ringan dan hanya
sementara.
• Sakit kepala, muka merah, dan sensasi rasa panas.
• Mual, pening, rasa Iesu, reaksi kulit, paresthesia, hipotensi
dan peningkatan denyut jantung.
• Akumulasi cairan di tungkai bawah (edema) akibat dilatasi
pembuluh darah.
z
Khan, 2010 Bateman, 2015 Webster, 2017
Subyek Wanita hamil dengan CCB Wanita hamil
22.908 CCB
2.506.730 tanpa CCB
Wanita hamil :112
Labetalol (55),
Nifedipine (57)
Metode Sistematik review dan meta-
regression analysis
Membandingkan risiko
kejang neonatal pada
subyek yang mendapat
CCB dan tanpa CCB
RCT, membandingkan
labetalol dan nifedipine
pada wanita hamil dengan
hipertensi kronik
Simpulan Nifedipine >60 mg
meningkatkan kejadian
tachycardia dan hipotensi
Tidak signifikan adanya
peningkatan risiko kejang
neonatal pada ibu hamil
yang mendapat CCB
Kelompok nifedipine
berisiko superimpose
preeklampsia dibanding
labetalol
Penelitian Nifedipine Pada Hipertensi Dan Kehamilan
Clonidine
Clonidine oral
z
Clonidine Pada Hipertensi dan Kehamilan
▪ Satu golongan dengan methyldopa.
▪ Mekanisme kerja clonidine sama seperti methyldopa tetapi masa
kerjanya lebih singkat. Efek samping serius lebih sering ditemukan →
rebound hypertension bila dihentikan mendadak.
▪ Dilaporkan bahwa clonidine aman dan baik.
▪ Clonidine sebaiknya dihindari pada awal kehamilan karena teratogenik,
pada kondisi ini methyldopa lebih aman.
zDiuretik Hydrochlorothiazide
Furosemide
z
Diuretik
▪ Diuretik dapat menurunkan tekanan darah dan edema, oleh karena
itu dokter obsetri sering menggunakan pada kehamilan.
▪ Ada studi meta-analisis melibatkan 7000 subjek yang diberi diuretik
(hydrochlorothiazide/HCT) untuk mencegah pre-eklampsia. Studi
ini melibatkan 11 RCT. Hasilnya adalah tidak signifikan adanya
kejadian kematian perinatal.
▪ HCT bisa digunakan pada kehamilan dengan dosis kecil (12,5-25
mg/hari) agar efek samping minimal.
▪ Triamterene dan amirolide dikatakan tidak teratogenik.
▪ Spirolactone tidak direkomendasikan.
z
▪ Studi cochrane systematic review berisi 5 studi RCT
melibatkan 1836 wanita hamil membandingkan efek
pemberian diuretik (thiazide) dan tanpa diuretik (control)
dalam mencegah pre-eklampsia.
▪ Disimpulkan bahwa tidak ada manfaat yang jelas
penggunaan diuretik untuk mencegah pre-eklampsia.
▪ Dengan ditemukannya efek samping, penggunaan diuretik
untuk pencegahan pre-eklampsia dan komplikasinya tidak
dapat direkomendasikan.
Churchill et al., 2007
z Hydralazine
Hydralazine
zHydralazine
▪ Hydralazine telah digunakan pada semua trimester kehamilan
dan tidak teratogenik.
▪ Hydralazine oral dapat digunakan untuk hipertensi kronis pada
trimester kedua dan ketiga.
▪ Hydralazine belum masuk Fornas.
▪ Efek samping berkaitan dengan vasodilatasi dan aktivasi sistem
saraf simpatis: sakit kepala, mual, flushing, dan berdebar-debar,
polineuropati, memacu sindrom lupus, trombositopenia,
penurunan aliran darah ke uterus dan hipotensi.
z
Patel, 2018 Sharma, 2010
Subyek 152 wanita hamil + hipertensi berat
76 (labetalol)
76 (hydralazine)
60 wanita hamil + hipertensi emergensi
30 (hydralazine)
30 (nifedipine)
Metode RCT membandingkan efektifitas dan
keamanan antara labetalol IV dan
hydralazine IV untuk hipertensi berat
pada kehamilan
RCT membandingkan efektifitas antara
hydralazine IV dan nifedipin oral untuk
hipertensi emergensi pada kehamilan
Kesimpulan Labetalol dan hydralazine efektif
menurunkan hipertensi berat pada
kehamilan.
Labetalol lebih cepat menurunkan
tekanan darah daripada hydralazine.
Efek samping keduanya hampir sama
Hydralazine dan nifedipin efektif
menurunkan tekanan darah.
Tidak ada efek samping major.
Nifedipin oral lebih dipilih karena dosis
tetap, mudah diberikan, mudah
didapatkan, murah.
Penelitian Hydralazine Pada Hipertensi Dan Kehamilan
IBU MENYUSUI DENGAN HIPERTENSI
•Wanita yang masih menggunakan obat antihipertensi
setelah persalinan dianjurkan menghindari obat
diuretik.
•Disarankan mengonsumsi obat antihipertensi yang
tidak memiliki efek negatif pada bayi.
•Labetalol, nifedipine, enalapril, captopril, atenolol dan
metoprolol lebih direkomendasikan.
Pencegahan Hipertensi Pada Kehamilan
•Oleh karena sebagian besar hipertensi tidak diketahuietiologinya (Hipertensi esensial, Hipertensi primer,Hipertensi idiopatik)→ Pencegahan?
•Pada Hipertensi sekunder dan Hipertensi terisolasiperlu strategi pencegahan tersendiri.
z
➢Pasien hipertensi obesitas turunkan berat badan.
➢Diet DASH (dietary approaches to stop hypertension).
➢Kurangi konsumsi sodium.
➢Perbanyak suplemen potassium kecuali pasien CKD.
➢Olahraga teratur.
➢Mengurangi/tidak konsumsi alkohol.
Pencegahan
z
Hipertensi Normotensi
Pencegahan
• Hipertensi gestasional merupakan indikasi terbentuknya
hipertensi kronis di masa depan sehingga perlu diawasi dan
dilakukan tindakan pencegahan.
• Beta blocker dan CCB lebih superior daripada methyldopa
dalam pencegahan pre-eclampsia.
• Penggunaan diuretik untuk pencegahan pre-eklampsia dan
komplikasinya tidak dapat direkomendasikan.
KESIMPULAN
➢Hipertensi pada kehamilan → 6-10 %.
➢Pre-eklampsia/eklampsia, hipertensi kronis pada kehamilan,
hipertensi kronis disertai pre-eklampsia, dan hipertensi
gestational.
➢Firstline terapi : labetalol, methyldopa dan nifedipine.
➢Memerlukan pendekatan multidisiplin dari dokter obsetri,
internis, nefrologis dan anestesi.
➢Tingkat kekambuhan tinggi pada kehamilan berikutnya.
➢Trimester I : labetalol (kalau ada), methyldopa.
➢Trimester II : methyldopa, nifedipine.
➢Trimester III : methyldopa, nifedipine.
➢Menyusui : labetalol, nifedipine, enalapril,
captopril, atenolol, metoprolol.
➢Menyusui : ARB, amlodipine, ACE (kecuali
enalapril & captopril) → evidennya minimal.
KESIMPULAN
TERIMA
KASIH