Hipertensi Kronik Dalam Kehaamilan

download Hipertensi Kronik Dalam Kehaamilan

of 10

description

Hipertensi Kronik Dalam Kehaamilan

Transcript of Hipertensi Kronik Dalam Kehaamilan

  • HIPERTENSI KRONIK DALAM KEHAMILAN

  • MANIFESTASI KLINIKUsia umumnya > 30 tahun. Obesitas. Multipara. Umumnya disertai masalah medis sistemik lain : DM atau penyakit ginjal. Berhubungan dengan ras dan bersifat familial.Tidak disertai dengan proteinuria. Diagnosa ditegakkan dengan adanya riwayat HT sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan > 20 minggu. Dan menetap sampai 6 minggu pasca persalinan.

  • DIAGNOSIS

  • PEMERIKSAAN JANIN

  • PEMERIKSAAN LABORATORIUMECG : Hipertrofi ventrikel kiri pada 5 10% penderita. Laboratorium : - Kenaikan serum creatinine- Penurunan clearance creatinine - ProteinuriaX-ray : umumnya normal, kadang-kadang memperlihatkan kardiomegaliPemeriksaan mata dan pemeriksaan USG ginjalPemeriksaan laboratorium lain :Pemeriksaan fungsi ginjal,fungsi hepar,Hb,hematokrit dan trombosit

  • PENATALAKSANAANPengendalian hipertensi-Metildopa suatu 2-reseptor agonis,Dosis awal 500 mg 3x/hari,maksimal 3 gr /hariCCB Nifedipine,Dosis bervariasi antara 30-90 mg/hariDiuretik thiazid Tidak diberikan karena akan mengganggu volume plasma sehingga mengganggu aliran darah utero-plasentaAntihipertensi diberikan:Sedini mungkin pada batas tekanan darah dianggap hipertensi,yaitu pada stage 1 hipertensi tekanan darah sistolik 140 mmHg,diastolik 90 mmHg.Bila terjadi disfungsi end organ.

  • B. Efek pemberian antihipertensi terhadap pemberian ASI

    Pengetahuan mengenai farmakokinetik obat anti HT dalam ASI sangat minimal. Pemberian Thiazide diuretic harus dihindarkan oleh karena dapat menyebabkan penurunan produksi ASI. Methyldopa diperkirakan aman bagi ibu menyusui. Kecuali propanolol, jenis beta blocker lain terdapat dalam ASI dengan kadar tinggi. Kadar Clonidine dan Captopril dalam ASI sangat minimal.

  • Persalinan pada kehamilan dengan hipertensi kronik

  • KOMPLIKASI IBU DAN JANINKomplikasi Maternal Superimposed PE (1/3 pasien) Keadaan pasien lebih cepat memburuk dibandingkan PE murni Solusio plasenta ( 0.4 10%) DIC disseminated intravascular coagulation ATN acute tubular necrosis RCN renal cortical necrosis

    B. Komplikasi Janin Prematuritas ( 25 30%). IUGR (10 15%). HK superimposed PE cenderung terjadi pada kehamilan 26 34 minggu sehingga sering menyebabkan terjadinya persalinan preterm. Peningkatan mortalitas perinatal akibat solusio plasenta.

  • PROGNOSIS1. Pada penderita HT ringan atau sedang, outcome kehamilan baik dengan perinatal survival sekitar 95 97%. 2. Prognosa buruk bila : HT berat terjadi pada trimester I. Onset superimposed PE pada kehamilan < 28 minggu. Insufisiensi ginjal sebelum kehamilan. Penyakit kardiovaskular hipertensif. Kardiomiopathia kongestif.