HIPERTENSI KOMPLIT

72
1 Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk

description

kdkdmdkdkd

Transcript of HIPERTENSI KOMPLIT

Page 1: HIPERTENSI KOMPLIT

1

Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang

banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular,

namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan

arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang

mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler

Page 2: HIPERTENSI KOMPLIT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler

yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit

menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau

Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi

pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih

jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan

ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati

penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-

faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi

(pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga

perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia

sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan

972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. 

Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset

kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu,

60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya

pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat,

hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di

galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan

Hipertensi. Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari 2005

jumlah pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat

Penderita Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%,

Nyeri lambung 12%, Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare

3%, Radang paru-paru 1%, Sakit kepala 1%, Penyakit lain 1 %.

Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga

resiko tinggi hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan

kematian karena hipertensi dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.

2

Page 3: HIPERTENSI KOMPLIT

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan pada klien (lansia)

dengan penyakit hipertensi.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi proses terjadinya hipetensi pada lanjut usia

b. Mengetahui definisi, tanda dan gejala, komplikasi pada hipertensi,

penatalaksanaan, dan evaluasi dalam asuhan keperawatan pada

klien (lansia) dengan hipertensi

3

Page 4: HIPERTENSI KOMPLIT

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik

dengan konsisten diatas 140/90 mmHg.1 Menurut WHO, penyakit

hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama

dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95

mmHg.

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya

diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan

tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan

diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara

95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105

dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg

atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic

karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom,

1995 ).

  Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran

menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan

pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)

  Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari

140 mmHg atau tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic

ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2

waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)

 Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan

vesikalis perifer arterior (Mansjoer, 2000 : 144)

4

Page 5: HIPERTENSI KOMPLIT

Tabel 2.1Kategori Hipertensi pada Dewasa

Kategori Tekanan sistolik

(mmHg)

Tekanan Diastolik (mmHg)

Normal

Prahipertensi

Hipertensi :

Derajat 1

Derajat 2

< 120

120 – 139

140 – 159

>160

< 80

80 – 89

90 – 99

> 100

Sumber : Gunawan, Lany. 2001

B. ETIOLOGI

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2

golongan besar yaitu :

1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya. Faktor resiko hipertensi esensial yaitu :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah

umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin

(laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam

lebih banyak dari kulit putih).

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr),

kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain

5

Page 6: HIPERTENSI KOMPLIT

misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine,

prednison, dan epineprin).

d. Usia

Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena

adanya ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah,

menurunnya distensi dan daya regang pembuluh darah.

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh

penyakit lain

Tabel 2.2Penyebab Hipertensi Sekunder

Area yang terganggu Mekanisme

Ginjal

a. Penyakit parenkim

ginjal

(glomerulonefritis,

gagal ginjal)

b. Penyakit

renovaskular

Kelenjar adrenal

a. Sindrom cushing

b. Aldosteronisme

primer

c. Fenokromositoma

Koarktasi Aorta

a. Sering kali menyebabkan hipertensi

dependen renin atau natrium.

Perubahan fisiologis dipengaruhi

insufisiensi ginjal

b. Berkurangnya perfusi ginjal karena

aterosklerosis atau fibrosis yang

membuat arteri renalis menyempit;

menyebabkan tahanan vaskular

perifer meningkat.

a. Meningkatnya volume darah

b. Aldosteron menyebabkan retensi

natrium dan air, yang membuat

volume darah meningkat

c. Sekresi yang berlebihan dari

katekolamin (norepinefrin membuat

tahanan vaskular perifer meningkat)

6

Page 7: HIPERTENSI KOMPLIT

Trauma kepala atau tumor

kranial

Hipertensi akibat

kehamilan

Menyebabkan tekanan darah meningkat

pada ekstermitas atas dan berkurangnya

perfusi pada ekstermitas bawah.

Meningkatnya takanan intrakranial akan

mengakibatkan perfusi serebral

berkurang; iskemia yang timbul akan

merangsang pusat vasomotor medula

untuk meningkatkan tekanan darah

Penyebab umum belum diketahui. Ada

teori bahwa vasospasme umum bisa

menjadi faktor penyebab.

Sumber: Kodim, Nasrin. 2003.

C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,

yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.

Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,

meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

7

Page 8: HIPERTENSI KOMPLIT

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan

rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology.

Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer

bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia

lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh

jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung

dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

8

Page 9: HIPERTENSI KOMPLIT

PATHWAY

Umur Jenis kelamin Gaya hidup

Obesitas

Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta

Saraf simpatis ( pelepasan kolekolamin)

Aktivitas epineprin dan norepineprin

Vasokonstriksi

Peningkatan tekanan darah

Gangguan sirkulasi

Otak Retina

Sistemik

Resistensi Suply O2 Spasme artriole

Vasokontriksi

Pembuluh

Darah otak Sinkop Diplopia

after load

Nyeri kepala Gangguan Resti injury/ciedra

COP Perfusi

jaringan

9

Page 10: HIPERTENSI KOMPLIT

D. TANDA DAN GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)

1. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanandarah, selain penentuan tekanan arteri oleh

dokter yang memeriksa. Hal ini berartihipertensi arterial tidak akan

pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis.

2. Manifestasi klinis

Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang

menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,

kelelahan, Sesak nafas, Gelisah,Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran

menurun.6

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan

gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan

kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ

yang divaskularisasi oleh pembuluh darah yang bersangkutan. penyakit

arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai

hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan

beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan

sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menahan

peningkatan beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan

patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan

urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah

dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan

stroke atau serangan iskemik trasien yang termanifestasi sebagai

10

Page 11: HIPERTENSI KOMPLIT

paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan ketajaman

penglihatan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

2. Pemeriksaan retina

3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti

ginjal dan jantung

4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,

pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.

7. Foto dada dan CT scan

F. PENGKAJIAN PRIMER

1. Airway

Adakah sumbatan atau penumpukan sekret

2. Breathing

a. Sesak napas pada saat aktifitas

b. Tachipnea, orthopnea, PND

c. Batuk dengan atau tanpa sputum

d. Riwayat merokok

a. Distress pernapasan atau penggunaan otot bantu pernapasan

b. Bunyi napas tambahan

c. Sianosis

3. Circulation

a. Peningkatan Tekanan darah

b. Postural hipotensi

c. Nadi : kuat pada karotis, jugural dan radial.

d. Tachicardi

e. Bunyi jantung III atau IV.

f. JVP meningkat

11

Page 12: HIPERTENSI KOMPLIT

g. Ekstermitas : dingin, capillary refill meningkat, pucat,

sianosis, diaporesis.

4. Disability

Kecemasan, depresi, euphoria, mudah marah. (+ kesadaran,

kemampuan beraktifitas).

5. Exposure

Adanya jejas atau luka pada seluruh permukaan kulit.

6. Aktifitas

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea.

7. Sirkulasi

Gejala: Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode

palpitasi.

Tanda: Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,

jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular,

distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin

(vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/

bertunda.

8. Integritas Ego

Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress

multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan

pekerjaan.

Tanda: Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue

perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan

menghela, peningkatan pola bicara.

9. Eliminasi

Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau

riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).

10. Makanan/cairan

12

Page 13: HIPERTENSI KOMPLIT

Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi

garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan

BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan

diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema,

glikosuria.

11. Neurosensori

Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit

kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan

menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam)

Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan

kabur,epistakis).

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi

bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman

tangan.

12. Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan

jantung),sakitkepala.

13. Pernafasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja

takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa

pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan

bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

14. Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.    

G. PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Kepala

13

Page 14: HIPERTENSI KOMPLIT

Wajah pucat

2. Mata

a. Konjungtiva anemis

b. Reflek pupil ada atau tidak ada

c. Reflek kornea postif atau negative

d. Adakah edema papil

e. Pupil isokor atau anisokor

3. Telinga

Terdapat serumen atau sekret atau tidak

4. Mulut

a. Terdapat perdarahan di mulut atau tidak

b. Bibir sianosis atau tidak

c. Membran mukosa bibir kering atau lembab

d. Gigi lengkap atau tanggal

e. Lidah jatuh kebelakang atau tidak

5. Leher

a. Terdapat fraktur leher atau tidak

b. Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau limfe atau tidak

c. Adakah deviasi trakea atau tidak

6. Dada

a. Jantung : bunyi tambahan

b. Paru : bunyi tambahan

c. Penggunaan otot bantu dada

d. Sesak nafas ( diipnea )

7. Ekstremitas

a. Akral dingin

b. Capiraly refil > 2 detik

c. Kelemahan

d. Pucat

8. Genitaurinarius

Riwayat obstruksi atau penyakit ginjal.

14

Page 15: HIPERTENSI KOMPLIT

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan

peningkatan tekanan pembuluh darah otak.

b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

afterload vasokontriksi.

c. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun.

d. Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berhubungan dengan

sirkulasi darah yang kurang ke otak

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional15

Page 16: HIPERTENSI KOMPLIT

Gangguan rasa

nyaman : nyeri

kepala berhubungan

dengan peningkatan

tekanan pembuluh

darah otak.

Rasa nyeri

berkurang setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

2 X 24 jam dengan

KH :

- Pasien

mengatakan nyeri

berkurang.

- Ekspresi wajah

klien rileks.

a. Teliti keluhan nyeri,

catat intensitasnya,

lokasinya dan

lamanya.

b. Pertahankan tirah

baring selama fase

akut.

c. Minimalkan

aktivitas

vasokontriksi yang

dapat meningkatkan

sakit kepala.

d. Kolaborasi

pemberian

analgetik.

a. Mengidentifikasi

karakteristik nyeri

merupakan faktor yang

penting untuk menentukan

terapi yang cocok serta

mengevaluasi kefektifan

dari terapi.

b. Meminimalkan stimulasi/

meningkatkan relaksasi.

c. Aktivitas yang

meningkatkan

vasokontriksi

menyebabkan sakit kepala

pada adanya peningkatan

tekanan vaskuler serebral.

d. Menurunkan/ mengontrol

nyeri.

16

Page 17: HIPERTENSI KOMPLIT

Penurunan curah

jantung

berhubungan

dengan peningkatan

afterload

vasokontriksi.

TD dalam rentang

normal setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

2 X 24 jam.

a. Pantau tekanan darah.

b. Amati warna kulit,

kelembaban dan

suhu.

c. Berikan lingkungan

tenang dan nyaman.

d. Pertahankan

pembatasan aktivitas.

e. Anjurkan teknik

relaksasi.

f. Kolaborasi

pemberian obat

antihipertensi.

a. Untuk mengetahui derajat

hipertensi.

b. Adanya pucat, dingin, kulit

lembab mungkin berkaitan

dengan vasokontriksi/

mencerminkan penurunan

COP.

c. Membantu menurunkan

rangsang simpatis,

meningkatkan relaksasi.

d. Menurunkan stress dan

ketegangan yang

mempengaruhi tekanan

darah.

e. Mengontrol tekanan darah.

f. Menurunkan resiko injuri.

17

Page 18: HIPERTENSI KOMPLIT

Resiko injuri

berhubungan

dengan kesadaran

menurun.

Resiko injuri

berkurang setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

2 X 24 jam dengan

KH:

Pasien merasa

tenang dan tidak

takut jatuh.

a. Atur posisi pasien

agar aman.

b. Batasi aktivitas.

c. Bantu dalam

ambulasi.

a. Mengetahui respon

fisiologi terhadap stress

aktivitas.

b. Mengurangi penggunaan

energi juga membantu

keseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen.

c. Kemajuan aktivitas

bertahap mencegah

peningkatan kerja jantung

tiba-tiba.

Resiko

ketidakefektifan

perpusi jaringan

otak berhubungan

dengan sirkulasi

darah yang kurang

ke otak

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3 jam resiko

ketidakefektifan

perfusi jaringan otak

dengan kriteria

hasil :

a. kesadaran baik

b. tanda vital

stabil

c. Nyeri kepala

berkurang/hilag

d. Tidak ada tanda

PTIK

a. Bedrest dengan posisi

kepala terlentang atau

posisi elevasi 15-45 °

sesuai indikasi

b. Monitor tanda-tanda

vital tiap 2 jam

c. Monitor adanya

diplopia, pandangan

kabur, nyeri kepala

d. Monitor level

kebingungan dan

a. Mengurangi tekanan arteri

dengan meningkatkan

draimage vena dan

memperbaiki sirkulasi

serebral

b. Mengetahui setiap

perubahan yang terjadi

pada klien secara dini dan

untuk penetapan tindakan

yang tepat

18

Page 19: HIPERTENSI KOMPLIT

orientasi

e. Monitor tonus otot

pergerakan

f. Monitor tekanan

intrkranial dan respon

neurologis

g. Catat perubahan

pasien dalam

merespon stimulus

h. Monitor status cairan

f. untuk mengetahui perubahan

nilai GCS, mengkaji adanya

kecenderungan pada tingkat

kesadaran dan potensial

peningkatan TIK dan

bermanfaat dalam menentekan

lokasi.

h. pembatasan cairan dapat

menurunkan edema serebral.

LAMPIRAN GAMBAR

19

Page 20: HIPERTENSI KOMPLIT

20

Page 21: HIPERTENSI KOMPLIT

21

Page 22: HIPERTENSI KOMPLIT

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Tanggal masuk : 29 Desember 2013 Pukul 17.30 WIB

Tanggal pengkajian : 30 Desember 2013 pukul 09.25 WIB

Identitas Pasien

1. Nama : Ny. M

2. Usia : 50 Tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Alamat : Ledok, Salatiga

5. Agama : Islam

6. Diagnose medis : Hipertensi dan Vomitus

7. No. register : 12-13-228893

8. Bahasa : Bahasa Jawa

9. Pendidikan : SD

10. Suku : Jawa

11. Status marital : Menikah

Identitas Penanggung Jawab

1. Nama : Ny. F

2. Usia : 30 Tahun

3. Hub dgn pasien : Anak pasien

4. Alamat : Ledok, Salatiga

5. No. Yag bisa dihub : -

Pengkajian Primer

1. Airway

Jalan nafas Ny. M tampak patensi jalan nafas baik, tidak terdapat

penumpukan sekret dan benda asing yang menyumbat jalan nafas.

2. Breathing

22

Page 23: HIPERTENSI KOMPLIT

Ny. M tidak mengalami sesak nafas, bernafas seperti biasa dan spontan,

tidak menggunakan alat bantu pernafasan, RR = 18 kali/menit dengan

kekuatan normalmnya 16- 24 kali / menit.

3. Circulation

Nadi = 105x/menit kekuatan takikardi. Normal nadi 60-100x / menit

Suhu = 37,5

Tekanan Darah

Jam Tekanan Darah

08.34 216/100 mmHg

09.20 190/60 mmHg

09.27 184/80 mmHg

10.16 191/62 mmHg

11.22 166/75 mmHg

11.50 150/80 mmHg

Tidak terdapat edema, capilarry refill <2 detik, konjunctiva anemis dan

kulit pucat

4. Disability

Nilai GCS pada Ny. T adalah 15, dengan E=4, M=6, V=5 (14-15 =

compos mentis).

5. Exposure

Tidak terdapat jejas pada kulit dan tidak terdapat trauma benturan

dislokasi pada klien.

Pengkajian Sekunder

1. Keluhan Utama

Ny. M mengeluh sakit pada daerah kepala hingga leher dengan

skala nyeri 8.

P = pasien mengatakan nyeri saat berdiri23

Page 24: HIPERTENSI KOMPLIT

Q = nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk

R = pasien mengatakan nyeri terasa dari kepala bagian atas hingga leher

S = skala nyeri 8

T = nyeri tekan dan nyeri gerak dirasakan ± 2 jam secara terus - menerus.

Nyeri akan semakin hebat jika bergerak.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. M datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kepala

bagian atas dari kepala hingga leher, tampak pucat dan lemas karena Ny.

M sudah 2 hari tidak makan, kepala pusing sudah dari tanggal 27

Desember 2013, Sebelumnya Pasien sudah memeriksakan diri di

puskesmas terdekat. Kemudian oleh puskesmas dirujuk ke RSUD Kota

Salatiga.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Ny. M mengatakan sebelumnya tidak pernah DM dan jantung. Ny.

M hanya menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu, Ny M

jarang minum obat hanya mengkonsumsi minuman seperti rebusan daun

alpokat sehari 3 x.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak terdapat penyakit

yang cukup serius, seperti hipertensi, jantung atau diabetes melitus.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Bentuk mesochepal, rambut panjang dan lurus, warna rambut hitam

bercampur putih dan berbau, penyebaran rambut merata, kulit kepala

kurang bersih, tidak ada lesi.

b. Mata

Mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak

menggunakan alat bantu penglihatan.

c. Telinga

24

Page 25: HIPERTENSI KOMPLIT

Simetris, tidak ada serumen yang keluar, tidak ada benjolan maupun

lesi, tidak menggunakan alat bantu pendengaran

d. Mulut dan gigi

Mulut bersih, gigi berwarna agak kekuningan, tidak ada lesi dan

sariawan, terdapat karies, jumlah gigi 4.

e. Leher

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak pembesaran

vena jugularis.

f. Jantung

I = Tidak tampak sianosis, IC tidak tampak,

Pa = IC teraba di intercosta ke 5

Pe = konfigurasi jantung dalam batas normal

Au = tidak terdengar bunyi jantung tambahan.

g. Dada dan paru

I = simetris kanan dan kiri

Pa = pengembangan paru simetris kanan dan kiri,

Pe = suara redup 1/3 basal paru kanan dan kiri. Normal sonor

vasikuler

Au = vesikuler

h. Abdomen

I = Tidak terdapat lesi, warna kulit merata, tidak terdapat

jaringan parut,

perut rata (datar)

Au = bising usus 10 x/menit,

Pa = tidak terdapat nyeri tekan

Pe = tympani

i. Genetalia

Tidak terpasang DC cateter

j. Ekstremitas atas

25

Page 26: HIPERTENSI KOMPLIT

Look = tidak terdapat lesi, tidak ada edema, warna kulit kecoklatan,

capillary reffil < 2 detik.

Feel = tidak terasa nyeri tekan, tidak terasa baal.

Move = tidak terasa nyeri gerak, kekuatan otot tangan kanan/kiri =

5/5.

k. Ektremitas bawah

Look = tidak terdapat lesi, tidak ada edema, warna kulit kecoklatan,

capillary reffil <2 detik

Feel = tidak terasa nyeri tekan, tidak terasa baal.

Move = tidak terasa nyeri gerak, kekuatan otot kaki kanan/kiri = 5/5

6. Nutrisi dan Cairan

Ny. M mengatakan sudah 2 hari tidak nafsu makan dikarenakan

mual dan ketika habis makan pasien muntah, pasien hanya makan 2

sendok bubur, minum air mineral 3 gelas per hari. Pasien diberikan

terapi intra vena dengan cairan ringer laktat 20 tpm. Turgor kulit normal,

abdomen normal dan bibir tidak kering.

7. Eliminasi

Ny. M mengatakan biasanya BAB 2 hari sekali dengan konsistensi

lunak, tidak keras dan tidak ada darah, warna feses kuning kecoklatan.

Sebelum sakit pasien BAK secara spontan ke kamar mandi 4 x sehari

dengan warna urin jernih, tidak terdapat darah dan tidak terasa nyeri saat

BAK.

8. Aktivitas dan Latihan

Ny. M mengatakan pusing setiap bangun tidur

Bathing Dressing Toileting Transfering Continance feeding

Mandiri Madiri Mandiri Mandiri Mandiri mandiri

Keterangan

INDEKS KATZ: angka ketergantungan A

9. Stres dan koping

26

Page 27: HIPERTENSI KOMPLIT

Klien mengatakan merasa cemas dengan kesehatannya (ringan,

sedang, berat=tidak bisa tidur, takut mati?), klien mengaku belum pernah

masuk rumah sakit selama menderita hipertensi.

10. Hiegine dan integritas kulit

Klien mandi 1xsehari, sebelum masuk rumah sakit klien dibantu

keluarga, klien mengganti pakaian dan menggosok setelah mandi.

11. Konsep diri

a. Body image

Klien mengatakan tidak menyukai badannya yang lemah.

b. Identitas diri

Klien mengatakan dia adalah seorang wanita berusia 67 tahun.

c. Peran

Klien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga dan istri.

d. Ideal diri

Klien berharap segera sembuh dan bisa beraktivitas kembali.

e. Harga diri

Klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya.

12. Pemeriksaan penunjang:

EKG Tanggal 30 DESEMBER 2013 jam 11.00 wib

Hasilnya : sinus takikardia

27

Page 28: HIPERTENSI KOMPLIT

13. Terapi medis Tanggal 30 Desember 2013

Nama

obat

Dosis Cara

pemberian

Indikasi Kontraindiksai Efeksamping

Isosorbide

dinitrate

5 mg

3X1

hari

Sublingua

lis

Obat ini mengendurkan

pembuluh darah,

meningkatkan persediaan

darah dan oksigen ke

jantung, Untuk mencegah

sakit di dada yang

disebabkan oleh angina.

Pasien yang

hipersensitif

terhadap

Isosorbide

dinitrate

Pemberian IV (khususnya jika diberikan dengan

terlalu cepat); Bisa menyebabkan efek CV

(hipotensi akut, kegelisahan retosternal,

bergejolak, tachycardia); Efek GI (mual dan

muntah-muntah, sakit pada bagian perut);

EfekCNS (sakit kepala, kepeningan, ketakutan,

kegelisahan, kejang otot, syncope); Efek lainnya

(diaphoresis); pemberian yang diperpanjang

telah dihubungkan dengan methemoglobinemia

Bisoprol

ol

fumaret

0,5

mg

1X1

hari

Oral Bisoprolol diindikasikan

untuk pengobatan

hipertensi, bisa juga

digunakan

sebagai   monoterapi atau

a. Pasien yang

hipersensitif

terhadap

bisoprolol.

b.  Bisoprolol

a. Pada sistem saraf pusat: sakit kepala, vertigo,

ansietas, konsentrasi berkurang.

b. Pada kardiovaskular: bradikardia, palpitasi,

28

Page 29: HIPERTENSI KOMPLIT

kombinasi dengan

antihipertensi golongan lain

dikontraindikas

ikan pada

penderita cardi

ogenic shock,

kelainan

jantung,

bradikardia

sinus

sakit dada, cold extremities, hipotensi dan

gagal jantung.

c. Pada gastrointestinal: nyeri perut, gastritis,

mual, muntah, diare, konstipasi.

d. Pada kulit: kulit kemerahan,iritasi kulit,

jerawat, gatal-gatal, dermatitis eksfoliatif

e. Pada pernafasan: asma, bronkospasme, batuk,

sinusitis

Alprazol

am

0,5

mg.

1X1

mala

m

Oral a. Antiansietas termasuk

neurosis ansietas, gejala-

gejala ansietas

b.Antidepresi termasuk

ansietas

yang  berkaitan  dengan

depresi

c. Antipanik termasuk

penyakit-penyakit atau

gangguan panik dengan

a. Penderita yang

hipersensitif

terhadap

benzodiazepin,

b. Penderita

glaukoma

sudut sempit

akut, penderita

insufisiensi

a. drowsiness, kekeringan, sakit kepala ringan

yang jarang terjadi

b. Perubahan berat badan, nervousness,

gangguan memori/amnesia, gangguan

koordinasi, gangguan gastrointestinal dan

manifestasi autonomik, pandangan kabur,

sakit kepala, depresi, insomnia tremor

c. Seperti benzodiazepin yang lain, dapat terjadi:

stimulasi, agitasi, kesulitan berkonsentrasi,

konfusi, halusinasi, peningkatan tekanan

29

Page 30: HIPERTENSI KOMPLIT

atau tanpa agoraphobia pulmonari akut intraokular

d.  Pernah dilaporkan pada penggunaan

benzodiazepin ansiolotik, seperti :distonia,

iritabilitas, anoreksia, fatique, gangguan bicara

lemah otot, gangguan libido, irregularitas

menstruasi, inkontinensia, retensi urin dan

abnormal fungsi hati.

captopril 25

mg

3X1

bila

perlu

Oral a. Untuk hipertensi berat,

hingga sedang,

kombinasi dengan tiazida

memberikan efek aditif,

sedangkan kombinasi

dengan beta bloker

memberikn efek kurang

aditif.

b. Untuk gagal jantung,

yang tidak cukup

responsive atau tidak

dapat dikontrol dengan

Penderita yang

hipersensitif

terhadap

captropil atau

panghambat ACE

lainnya. Misalnya

pasien

mengalami

angioedema

selama

pengobatan

dengan

a. Proteinuria

b. Neutropenia/ agranulositosis

c. Hipotensi

d. Ruam dan pruritus

e. Perubahan rasa (taste alteration)

f. Retensi kalium ringan

30

Page 31: HIPERTENSI KOMPLIT

diuretic dan digitalis,

dalam hal ini pemberian

captropil diberikan

bersama diuretic dan

digitalis.

penghambat ACE

lainnya.

31

Page 32: HIPERTENSI KOMPLIT

B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

N

O

DATA

FOKUS

MASALAH ETIOLOGI DIAGNOSA

KEPERAWATAN

1 DS:

a. Ny. M

mengatak

an kepala

terasa

nyeri

b. Nyeri

pada

skala 8

dari 1-10

c. Ny. M

mengatak

an pusing

d. Nyeri dan

pusing

dirasakan

pada saat

baru

beranjak

dari

tempat

tidur

DO :

a. Ny. M

Terlihat

meringis

kesakitan

b. Ny. M

Nyeri (sakit

kepala)

peningkatan

tekanan

vaskuler

serebral

Nyeri (sakit kepala)

berhubungan dengan

peningkatan tekanan

vaskuler serebral

32

Page 33: HIPERTENSI KOMPLIT

terlihat

memegan

g

kepalanya

2 DS :

Pasien

mengatakan

merasakan

pusing.

DO :

a. Nadi =

105x/men

it

b. TD =

216/100

mmHg

c. Capilarry

refill <2

detik

Resiko tinggi

terhadap

penurunan curah

jantung

Perubahan

afterload

Resiko tinggi

terhadap penurunan

curah jantung

berhubungan dengan

perubahan afterload

3 DS :

A. Ny. M

mengatak

an merasa

pusing

B. Ny. M

mengatak

an mual

DO :

a. TD :

216/100

mmhg

Resiko

ketidakefektifan

perfusi jaringan

otak

sirkulasi

darah yang

kurang ke

otak

Resiko

ketidakefektifan

perfusi jaringan otak

berhubungan dengan

sirkulasi darah yang

kurang ke otak

33

Page 34: HIPERTENSI KOMPLIT

b. RR :

18x/menit

(Herdman, T. Heather. 2010)

C. INTERVENSI

34

Page 35: HIPERTENSI KOMPLIT

Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil

Kode

NIC

Intervensi

Nyeri (sakit

kepala)

berhubungan

dengan

peningkatan

tekanan

vaskuler

serebral

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam

Tekanan vaskuler

serebral tidak

meningkat dengan

kriteria hasil :

a. Pasien

mengungkapkan

sakit kepala

berkurang dari

skala 8 menjadi

1

b. Pasien tampak

nyaman.

c. TTV pasien

dalam keadaan

normal

6482

5900

Enviromental

management comfort

a. Pertahankan tirah

baring

b. Sediakan

lingkungan yang

tenang

c. Berikan sedikit

penerangan

d. Minimalkan

gangguan

lingkungan dan

rangsangan.

e. Batasi aktivitas.

a. Distraction

a. Berikan posisi

nyaman,

b. Berikan teknik

relaksasi nafas

dalam

c. Ajarkan keluarga

dan klien

melakukan teknik

relaksasi nafas

dalam

d. Lakukan

pemeriksaan TTV

Resiko tinggi Setelah dilakukan 5980 a. Pantau TTV 1 jam

35

Page 36: HIPERTENSI KOMPLIT

terhadap

penurunan

curah jantung

berhubungan

dengan

perubahan

afterload

tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam

Resiko tinggi

terhadap resiko

penurunan curah

jantung dapat diatasi

dengan kriteria hasil :

a. Tekanan darah

menurun atau

normal (normal :

b. Tidak terjadi

vasokonstriksi,

c. Tidak terjadi

iskemia miokard

d. memenuhi

kebutuhan

perawatan diri

sekali

b. Catat edema

umum

c. Pertahankan

pembatasan

aktivitas seperti

istirahat di tempat

tidur/kursi

d. Anjurkan tehnik

relaksasi

e. Kolaborasi

Pemberian obat

Isosorbide dinitrate 5

mg (sesuai program)

Resiko

ketidakefektifan

perfusi jaringan

otak

berhubungan

dengan

sirkulasi darah

yang kurang ke

otak

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3 jam resiko

ketidakefektifan

perfusi jaringan otak

dengan kriteria hasil :

e. kesadaran baik

f. tanda vital stabil

g. Nyeri kepala

berkurang/hilang

h. tidak ada tanda

PTIK

5820 i. Bedrest dengan

posisi kepala

terlentang atau

posisi elevasi 15-

45° sesuai indikasi

j. Monitor tanda-

tanda vital tiap 2

jam

k. Monitor adanya

diplopia,

pandangan kabur,

nyeri kepala

l. Monitor level

kebingungan dan

36

Page 37: HIPERTENSI KOMPLIT

orientasi

m. Monitor tonus otot

pergerakan

n. Monitor tekanan

intrakranial dan

respon nerologis

o. Catat perubahan

pasien dalam

merespon stimulus

p. Monitor status

cairan

D. IMPLEMENTASI

37

Page 38: HIPERTENSI KOMPLIT

Waktu No

Dx

Implementasi Evaluasi TTD

30-12-

2013

09.00

09. 15

09.30

09.15

09.20

1 Enviromental

management comfort

a. Menyeediakan

lingkungan yang

tenang

b. Mempertahankan

tirah baring

c. Memberikan sedikit

penerangan

d. Meminimalkan

gangguan lingkungan

dan rangsangan.

S :Pasien

mengatakan sedikit

nyaman dengan

ruangan yang

disediakan.

O : pasien tampak

nyaman.

S : pasien

mengatakan merasa

tenang dan nyaman.

O : pasien tampak

nyaman dan tidak

cemas.

S : pasien

mengatakan sudah

cukup dengan

penerangan

diruangan.

O : pasien tampak

merasa nyaman dan

tidak cemas.

S : Pasien

mengatakan sedikit

ke ganggu karena

suara suara yang

sedikit ramai

O :Pasien tampak

38

Page 39: HIPERTENSI KOMPLIT

09.25

e. Membatasi aktivitas.

b. Distraction

a. Memberikan posisi

nyaman

b. Mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam

c. Mengobservasi TTV

sedikit merasa

cemas.

S : Pasien merasa

sedikit cemas

O : Pasien tampak

gelisah

S : pasien

mengatakan sudah

nyaman dengan

posisi tidurnya

O : pasien tampak

nyaman dan enakan.

S : pasien

mengatakan

bersedia untuk

diajarkan nafas

dalam

O : pasen nampak

mengikuti

S : Klien bersedia

di TTV

O : TD = 166/75

mmHg, N = 82

x/menit, S = 37o C,

RR = 20 x/menit

30-12-

2013

10.00

2

a. Mencatat edema

umum

b. Mempertahankan

pembatasan aktivitas

S : Klien bersedia

dikaji

O : Tidak ada edema

S : Klien bersedia

membatasi aktivitas

39

Page 40: HIPERTENSI KOMPLIT

10.10

10.20

seperti istirahat

ditempat tidur/kursi

Kolaborasi

a. Memberikan obat

Isosorbide dinitrate 5 mg

(sesuai program)

b. Memberikan obat

Bisoprolol fumaret 0,5

mg (sesuai program)

O : Klien mengikuti

instruksi

S : Klien bersedia

menerima obat

O : Obat diberikan,

klien kooperatif

S :Klien bersedia

diberikan obat

O : Obat diberikan,

klien kooperatif

26-12-

2013

10.30

10. 35

10. 40

10.45

10.50

3 a. Membantu klien

bedrest dengan posisi

kepala terlentang atau

posisi elevasi 15-45 °

sesuai indikasi

b. Memonitor adanya

diplopia, pandangan

kabur, nyeri kepala

c. Memonitor level

kebingungan dan

orientasi

S : Klien bersedia

dibantu

O : Klien istirahat

dengan posisi kepala

terlentang, posisi

elevasi 15-45o

S : Klien mengatakan

pandangan sedikit

kabur dan merasa

nyeri pada kepala

pada skala 6

O : Klien meringis

menahan nyeri

S : Klien mengatakan

masih mengingat

hari, tanggal, dan

tempat dirinya

berada sekarang

40

Page 41: HIPERTENSI KOMPLIT

10.55

11.00

d. Memonitor tonus otot

pergerakan

e. Memonitor tekanan

intrkranial dan respon

nerologis

f. Mencatat perubahan

pasien dalam merespon

stimulus

g. Memonitor status

cairan

O : Klien terlihat

tidak bingung

S : Klien bersedia

dimonitor

O : Klien dapat

bergerak bebas tanpa

rasa sakit

S : Klien bersedia

dimonitor

O : Klien merespon

rangsang stimulus

nyeri dengan baik

S : Klien bersedia

dikaji

O : Tidak ada

perubahan pada klien

dalam merespon

stimulus

S : Klien bersedia

dimonitor

O : Klien diberikan

infuse RL 20 tetes

per menit

Waktu No

Dx

Implementasi Evaluasi

31-12-

2013

06.00

1 Enviromental

management comfort

f. mempertahankan

tirah baring

S : pasien

mengatakan merasa

41

Page 42: HIPERTENSI KOMPLIT

06.15

06.30

06.45

07.00

07.10

g. menyediakan

lingkungan yang

tenang

h. memberikan sedikit

penerangan

i. Minimalkan

gangguan lingkungan

dan rangsangan.

j. Batasi aktivitas.

tenang dan nyaman.

O: pasien tampak

nyaman dan tidak

cemas.

S:Pasien

mengatakan sedikit

nyaman dengan

ruangan yang

disediakan.

O: pasien tampak

nyaman.

S: pasien

mengatakan sudah

cukup dengan

penerangan

diruangan.

O: pasien tampak

merasa nyaman dan

tidak cemas.

S: Pasien

mengatakan sedikit

ke ganggu karena

suara suara yang

sedikit ramai

O:Pasien tampak

sedikit merasa

cemas.

S: Pasien merasa

sedikit cemas

O: Pasien tampak

gelisah

42

Page 43: HIPERTENSI KOMPLIT

c. Distraction

d. Berikan posisi

nyaman

e. Mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam

f. Berikan keluarga dan

klien melakukan

teknik nafas dalam

S: pasien

mengatakan sudah

nyaman dengan

posisi tidurnya

O: pasien tampak

nyaman dan enakan.

S: pasien

mengatakan

bersedia diajari

O: pasien tampak

mengikuti

S: pasien

mengatakan

bersedia untuk

diajarkan terapi

nafas dalam

O: pasen dan keluar

sangat antusias.

31-12-

2012

10.00

10.10

2 c. Pantau TTV

d. Catat edema umum

e. Pertahankan

pembatasan aktivitas

seperti istirahat

S : Klien bersedia di

TTV

O : TD = 166/75

mmHg, N = 82

x/menit, S = 37o C,

RR = 20 x/menit

S : Klien bersedia

dicatat

O : Tidak ada edema

S : Klien bersedia

membatasi aktifitas

O : Klien mengikuti

43

Page 44: HIPERTENSI KOMPLIT

10.20

ditempat tidur/kursi

Kolaborasi

a. berian obat Isosorbide

dinitrate 5 mg (sesuai

program)

b. berian obat Bisoprolol

fumaret 0,5 mg (sesuai

program)

instruksi

S : Klien bersedia

diberikan obat

O : Obat diberikan,

klien kooperatif

S :Klien bersedia

diberikan obat

O : Obat diberikan,

klien kooperatif

01-01-

2014

14.30

14.45

14.50

15.00

15.10

15.15

3 a. Bedrest dengan posisi

kepala terlentang atau

posisi elevasi 15-45 °

sesuai indikasi

b. Monitor adanya

diplopia, pandangan

kabur, nyeri kepala

c. Monitor level

kebingungan dan

orientasi

d. Monitor tonus otot

S : Klien bersedia

bedrest

O : Klien istirahat

dengan posisi kepala

terlentang, posisi

elevasi 15-45o

S : Klien mengatakan

pandangan sedikit

kabur dan merasa

nyeri pada kepala

pada skala 6

O : Klien meringis

menahan nyeri

S : Klien mengatakan

masih mengingat

hari, tanggal, dan

tempat dirinya

berada sekarang

O : Klien terlihat

tidak bingung

S : Klien mengatakan

44

Page 45: HIPERTENSI KOMPLIT

15.20

pergerakan

e. Monitor tekanan

intrkranial dan respon

nerologis

f. Catat perubahan pasien

dalam merespon

stimulus

g. Monitor status cairan

bersedia dimonitor

O : Klien dapat

bergerak bebas tanpa

rasa sakit

S : Klien bersedia

dimonitor

O : Klien merespon

rangsang stimulus

nyeri dengan baik

S : Klien bersedia

dikaji

O : Tidak ada

perubahan pada klien

dalam merespon

stimulus

S : Klien bersedia

dimonitor

O : Klien diberikan

infuse RL 20 tetes

per menit

E. EVALUASI

45

Page 46: HIPERTENSI KOMPLIT

Diagnosa Evaluasi TTD

Nyeri (sakit kepala)

berhubungan dengan

peningkatan tekanan

vaskuler serebral

S :

Klien mengatakan nyeri berkurang

O :

Klien terlihat lebih tenang

S: 3

A :

Masalah teratasi sebagia

P :

Lanjutkan intervensi , pemberian

teknik relaksasi nafas dalam

Eka

Patah

LiLik

Imam

Resiko tinggi terhadap

penurunan curah jantung

berhubungan dengan

perubahan afterload

S :

Klien mengatakan perasaannya

lebih baik

O :

TD = 166/75 mmHg,

N = 82 x/menit,

S = 37o C,

RR = 20 x/menit

Klien mengikuti semua instruksi

Klien terlihat lebih tenang

A :

Masalah belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi Kolaborasi

Pemberian obat Isosorbide dinitrate

5 mg (sesuai dengan program)

Eka

Patah

Lilik

Imam

Resiko ketidakefektifan

perpusi jaringan otak

berhubungan dengan

S :

Klien mengatakan nyeri kepala

berkurang

Eka

Patah

46

Page 47: HIPERTENSI KOMPLIT

sirkulasi darah yang

kurang ke otak

O :

TD = 166/75 mmHg,

N = 82 x/menit,

S = 37o C,

RR = 20 x/menit

Kesadaran composmentis

S= 3

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

Monitor keadaan klien

Lilik

Imam

DAFTAR PUSTAKA

47

Page 48: HIPERTENSI KOMPLIT

1. Baradero Marry, Marry Wilfrid Dayrit, dan Yakobus Siswadi. 2008.

Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan.

Jakarta: EGC.

2. Kodim Nasrin. 2003. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @

tempointeraktif.com

3. Jackson M. dan Lee Jackson. 2009. Seri Panduan Praktis:

Keperawatan Klinis. Jakarta: Erlangga

4. Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi ,

Yogyakarta: Kanisius

5. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal

Bedah Vol 2. Jakarta : EGC

6. Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan

gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.

7. Herdman, T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan NANDA :

definisi dan klasifikasi 2009-2011, alih bahasa : Made Sumarwati

(et. al). Jakarta: EGC.

8. Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta:

EGC

9. Moorhead, Sue dkk. 2008.Nursing Outcomes Classification

(NOC),Fourth Edition.UnitedState:Mosby

10. Bulecheck,Gloria dkk. 2008.Nursing Interventions Classification

(NIC),Fifth Edition.UnitedState : Mosby

48