Hipertensi Dan Penyakit Jantung – Pembuluh Darah
description
Transcript of Hipertensi Dan Penyakit Jantung – Pembuluh Darah
Hipertensi dan Penyakit Jantung – Pembuluh Darah
Heidy Natalia Nivaan112014311
Epidemiologi• ↑risiko hipertensi : ↑peningkatan usia.• Populasi umum : 30-45%• Indonesia :6-15%• NHANES (2005-2008) ± 76,4 juta orang berusia ≥20 tahun adalah
penderita hipertensi
Etiologi
Hipertensi Primer• Idiopatik• Multifaktorial• Interaksi faktor-faktor yang
mendukung peningkatan TD• Faktor genetik
Hipertensi Sekunder• Gangguan yang berhubungan
dengan kelainan ginjal dan sistim endokrin
• Gangguan ginjal : penyakit parenkim ginjal, penyakit ginjal vaskular
• Penyakit endokrin : penyakit tiroid, penyakit adrenal.
Patofisiologi
Efek hipertensi• Efek pada jantung• Efek pada ginjal• Efek neurologik
– Perubahan retina– Gangguan SSP
Faktor Risiko
Yang tidak dapat diubah• Umur• Jenis kelamin• Genetik
Yang dapat diubah• Kebiasaan merokok• Konsumsi garam• Konsumsi minuman beralkohol• Obesitas• Kurangnya aktifitas fisik/olahraga
Stratifikasi faktor risikoFaktor Risiko
Laki-laki
Umur (laki-laki ≥55 tahun; perempuan ≥65 tahun
Merokok
Dislipidemia Kolesterol total >190 mg/dL, dan/atau Kolesterol LDL >115 mg/dL, dan/atau Kolesterol HDL: laki-laki <40 mg/dL; perempuan <46 thmg/dL, dan/atau Trigliserida >150 mg/dL
Gula darah puasa 102-125 mg/dL
Uji toleransi glukosa abnormal
Obesitas (IMT ≥25 kg/m2)
Obesitas abdominal (lingkar pinggang : laki-laki >90cm, perempuan >80 cm)
Riwayat keluarga penyakit kardiovaskular dini (laki-laki usia <55 tahun, perempuan usia <65 tahun
Kerusakan organ asimptomatik
Tekanan darah ≥60 mmHg (pada usia tua)
Hipertrofi ventrikel kiri dari EKG (indeks Sokolow Lyon) atau
Hipertrofi ventrikel kiri dari ekokardiografi (massa ventrikel kiri : laki-laki >115g/m2, perempuan 95 g/m2)
Penebalan dinding karotis (IMT >0,9 mm) atau plak
Carotid-femoral PWV >10 m/s
Penyakit ginjal kronik dengan eGFR <60 ml/menit/1,73 m2
Mikroalbuminuria (30-300 mg/24 jam), atau rasio albumin-kreatinin (30-300 mg/g; 3,4-34 mg/mmol), disarankan untuk pengambilan urin pagi hari
Diabetes Mellitus
Gula darah puasa ≥ 126 mg/dL atau gula darah sewaktu ≥200 dengan gejala klasik DM, atau
Gula darah puasa ≥126 mg/dL atau gula darah sewaktu ≥200 dalam 2 kali pemeriksaan, atau
Kadar gula plasma 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200, atau
HbA1c >6,5%
Penyakit kardiovaskular atau ginjal yang sudah terdiagnosis
Penyakit serebrovaskular : stroke iskemik, stroke perdarahan, TIA
Penyakit jantung coroner : infrak miokard, angina, revaskularisasi miokardial dengan PCI atau CABG
Gagal jantung
Penyakit pembuluh darah perifer ekstremitas bawah yang simptomatik
Penyakit ginjal kronik dengan eGFR <60 mL/menit/1,73m2, proteinuria (>300 mg/24 jm)
Retinopati lanjut : perdarahan,eksudat, papilledema
Klasifikasi• TDS 140 mmHg atau lebih, atau TDD 90 mmHg atau lebih, atau jika mengkonsumsi
obat antihipertensi. • Evaluasi awal pada seseorang dengan hipertensi meliputi :
– Konfirmasi diagnostik hipertensi– Analisis faktor risiko kardiovaskular, kerusakan organ target, dan penyakit
penyerta lainnya– Deteksi ada/tidaknya hipertensi sekunder, bila ada indikasi klinis
Kategori TD Sistolik TD Diastolik
Optimal <120 dan/atau <80 Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal Tinggi 130-139 dan/atau 85-89 Hipertensi Tingkat 1 140-159 dan/atau 90-99 Hipertensi Tingkat 2 160-179 dan/atau 100-109 Hipertensi Tingkat 3 ≥180 dan/atau ≥110
Hipertensi isolated systolic ≥140 dan/atau <90
Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 71,10
Klasifikasi Tekanan
Darah
TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 Dan < 80 Prehipertensi 120-139 Atau 80-90 Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99 Hipertensi derajat 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Anamnesis• Lama menderita hipertensi dan
derajat tekanan darah• Indikasi adanya hipertensi
sekunder • Faktor-faktor resiko • Gejala kerusakan organ• Riwayat pengobatan
antihipertensi sebelumnya
Pemeriksaan Fisik• Pengukuran rutin di kamar
periksa• Pengukuran 24 jam (Ambulatory
Blood Pressure Monitoring-ABPM)
• Pengukuran sendiri oleh pasien• Evaluasi penyakit penyerta
kerusakan organ target serta kemungkinan hipertensi sekunder
Pemeriksaan Penunjang• Tes darah rutin • Urinalisis • Profil lipid • Elektrolit • Fungsi ginjal• Asam urat• Gula darah• Elektrokardiografi (EKG)
Anjuran :• Ekokardiografi • Plasma rennin activity (PRA),
aldosteron, katekolamin urin• Ultrasonografi karotis dan
femoral• Ultrasonografi ginjal• Pemeriksaaan neurologis • Funduskopi• Mikroalbuminuria • Foto thorax.
Penatalaksanaan
Non Farmakologis• Penurunan berat badan• Mengurangi asupan garam• Olah raga• Mengurangi konsumsi alkohol• Berhenti merokok
Farmakologis• Diuretic, terutama jenis Thiazide
(Thiaz) Aldosteron Antagonist (Ald Ant)
• Beta Blocker (BB)• Calcium channel blocker atau
Calcium antagonist (CCB)• Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor (ACEI)• Angiotensin II Receptor Blocker
atau AT1 Receptor angiotensint/ blocker (ARB).
JNC 7• Pre hipertensi -> perbaikan pola hidup• Hipertensi derajat 1 perbaikan pola hidup + diuretik (ACEi/ARB/BB/CCB
dipertimbangkan)• Hipertensi derajat 2 perbaikan pola hidup + kombinasi 2 obat (Diuretik +
ACEi/ARB/BB/CCB)
The American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension 2013
Kombinasi obat• Diuretika dan ACEI atau ARB• CCB dan BB• CCB dan ACEI atau ARB• CCB dan diuretika• AB dan BB• Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat
Indikasi & KontraindikasiDiuretika
(Thiazide)Gagal jantung
kongestif, usia lanjut,
isolated systolic
hypertension, ras afrika
Gout Kehamilan
Diuretika (Loop) Insufisiensi ginjal, gagal jantung
kongestif
Gagal ginjal, hyperkalemia
Diuretika (anti aldosterone)
Angina pectoris, pasca infark miokardium, gagal jantung
kongestif, kehamilan, takiaritmia
Asma, penyakit paru obstruktif menahun, AV block (derajat
2 atau 3)
Penyakit pembuluh
darah perifer, intoleransi
glukosa, atlit atau pasien yang aktif
secara fisik
Calcium antagonist
(dihydropiridine)
Usia lanjut, isolated systolic
hypertension, angina
pectoris, penyakit
pembuluh darah perifer, aterosklerosis
karotis, kehamilan
Takiaritmia, gagal jantung
kongestif
Calcium antagonist (verapamil, diltiazem)
Angina pectoris, aterosklerosis
karotis, takikardia
supraventrikular
AV block (derajat 2 atau 3), gagal
jantung kongestif
Penghambat ACE Gagal jantung kongestif, disfungsi
ventrikel kiri, pasca infark miokardium, non-diabetik
nefropati, nefropati DM
tipe 1, proteinuria
Kehamilan, hyperkalemia, sianosis arteri
renalis bilateral
Angiontensin II receptor
antagonist (AT1-blocker)
Nefropati DM tipe 2,
mikroalbuminuria diabetic, proteinuria,
hipertrofi ventrikel kiri, batuk karena
ACEI
Kehamilan, hyperkalemia, stenosis arteri
renalis bilateral
Indikasi khusus
Indikasi yang memaksa Pilihan terapi awal
Gagal jantungPasca infark miokardRisiko penyakit pembuluh darah coronerDiabetesPenyakit ginjal kronisPencegahan stroke berulang
Thiaz, BB, ACEI, ARB, Aldo AntBB, ACEI, Aldo AntThiaz, BB, ACEI, ARB, CCBThiaz, BB, ACEI, ARB, CCBACEI, ARBThiaz, ACEI
• Penyakit jantung koroner :– Beta blocker : inotropik & kronotropik negatif denyut jantung↓– CCB : ↓ demand O2, ↑ supply O2– ACEi : tu/ PJK+DMT2 – ARB : intoleransi ACEi– Diuretik
• Gagal jantung : penggunaan diuretic, betablocker, ACEi dan ARB. Pemberian obat ditujukan untuk memperbaiki stimulasi simpatis dan sitim renin angiotensin yang berlebihan terhadap jantung
• Hipertrofi ventrikel kiri : Target TDS pada pasien hipertensi dengan penyakit jantung adalah <140 mmHg. Pemberian diuretik, beta blocker, ACEi, ARD dan atau MRA dengan tujuan menurunkan mortalitas dan rehospitalisasi. Pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi baik harus tetap diturunkan TDS hingga <140 mmHg dan pengobatan diutamakan untuk memperbaiki gejala.
• Penyakit arteri perifer : diutamakan pengendalian TD. Pemberian antihipertensi dengan target TDS <140 mmHg. Dipertimbangkan pemberian ACEi dan CCB pada arteriosklerosis karotis.