Hiperkes dalam industri otomotif

17
KELOMPOK 3 ANGGOTA : NISFIATUR RIZKA ROZIANA RAHMAWATI SATRIO NUGROHO SITI NUR SA’ADAH

Transcript of Hiperkes dalam industri otomotif

Page 1: Hiperkes dalam industri otomotif

KELOMPOK 3

ANGGOTA :

• NISFIATUR RIZKA• ROZIANA RAHMAWATI• SATRIO NUGROHO• SITI NUR SA’ADAH

Page 2: Hiperkes dalam industri otomotif

HIPERKES DALAM INDUSTRI OTOMOTIF

Page 3: Hiperkes dalam industri otomotif

PENDAHULUAN

Potensi bahaya yang selalu membayangi pekerja di industri otomotif harus diminimalisir agar loss tidak terjadi. Mengidentifikasi bahaya melalui flow process setiap produksi merupakan hal yang penting dilakukan agar pelaksanaan K3 dalam perusahaan dapat berjalan lancar

Page 4: Hiperkes dalam industri otomotif

Flow Process Industri Otomotif

Dalam industri otomotif, khususnya pembuatan kendaraan, umumnya melakukan produksi pembuatan komponen mesin (casting danengine) dan pembuatan serta perakitan body kendaraan.

Di bawah ini adalah flow process perakitan body kendaraan yang dilakukan industri otomotif pada umumnya:

Page 5: Hiperkes dalam industri otomotif

1. Pressing / Stamping

Proses ini dimulai dengan penerimaan material-material body kendaraan dari berbagai supplier dengan design yang telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga tepat guna dan berlaku secara komersial. Pada proses stamping terjadi proses pengepresan pembuatan body kendaraan, seperti tangki bahan bakar, kerangka kendaraan, dan komponen-komponen subassembly seperti kabin, dek, dan rangka chasis.

Page 6: Hiperkes dalam industri otomotif

LANJUTAN... POTENSI BAHAYA

Potensi bahaya utama pada proses stamping adalah bahaya mekanik yaitu terjepit dan terpotong, khususnya pada tangan yang berisiko terkena mesin press. Dampak yang terjadi adalah bagian tubuh yang terkena tersebut akan mengalami luka, amputasi bahkan kematian pada pekerja. Selain tangan, kaki dan leher juga akan terkena cedera akibat terkena potongan logam dari proses pressing.

Page 7: Hiperkes dalam industri otomotif

LANJUTAN... PENGENDALIAN BAHAYA

Upaya preventif yang harus dilakukan untuk meminimalisasi bahaya mekanik dan ergonomik pada proses pressing adalah dengan menggunakan machinery safe guarding atau penutup bagian mesin yang berbahaya, pengendalian safety, sistem otomatis serta subtitusi alat dengan menggunakan alat yang lebih aman, dan penggunaan APD seperti apron sebagai pelindung badan, dan APD lain untuk memproteksi kaki, leher, lengan, dan telapak tangan.

Page 8: Hiperkes dalam industri otomotif

2. WELDING

Pada bagian ini, part-part kendaraan yang sudah dipres digabung menjadi sebuah kerangka kendaraan melalui suatu pengelasan yang menggunakan alat spot welder. Proses welding merupakan proses pembuatan body kendaraan melalui beberapa tahapan proses seperti body welding, metal finishing, dan frame welding.

Page 9: Hiperkes dalam industri otomotif

LANJUTAN... POTENSI BAHAYA

Potensi bahaya pada proses welding adalah bahaya kimia, fisik dan mekanik. Bahaya kimia pada proses ini adalah asap logam, debu las logam, dan inhalasi gas pembakaran dan gas dari lapisan elektrode. Asap logam pada welding dapat menyebabkan metal fume fever dan debu las akan menyebabkan penyakit silikosis dan penyakit ISPA lainnya.

Sedangkan bahaya fisiknya adalah percikan api, radiasi sinar ultraviolet, bising, dan suhu yang tinggi. Percikan api akan menimbulkan kulit tersengat, sedangkan radiasi sinar UV akan mempengaruhi indera penglihatan dan dapat menimbulkan kanker kulit

Page 10: Hiperkes dalam industri otomotif

LANJUTAN... PENGENDALIAN BAHAYA

Untuk meminimalisasi dampak kesehatan dari proses welding, perusahaan harus menyediakan ventilasi yang baik, yaitu dengan menggunakan exhaust lokal sebagai alat untuk membuang gas-gas hasil welding ke luar ruangan. Tak hanya itu, harus tersedia pula screen proteksi dan partisi serta pekerja harus menggunakan APD seperti kacamata google, gloves, dan apron.

Page 11: Hiperkes dalam industri otomotif

3. PAINTING

Pada proses ini kendaraan yang sudah digabung menjadi sebuah kerangka kendaraan melalui proses pengelasan. Selanjutnya melalui tahap pengecatan (painting) agar kendaraan lebih awet dan terlihat bagus untuk di pandang.

Page 12: Hiperkes dalam industri otomotif

LANJUTAN... POTENSI BAHAYA

Dalam proses painting, terdapat banyak potensi bahaya kimia diantaranya Timah dapat mengganggu peredaran darah, sistem pencernaan, dan sistem saraf pusat termasuk otak. Selain itu, bila melakukan praktek autopsi akan memperlihatkan terdapat kerusakan pada ginjal, liver dan sistem reproduksi akibat terpajan timah.

Page 13: Hiperkes dalam industri otomotif

LANJUTAN... PENGENDALIAN BAHAYA

Untuk mengurangi terjadinya pengecatan yang berlebihan dan meningkatkan keamanan bagi karyawan direkomendasikan untuk menggunakan pengecatan semi otomatis, dimana ruang pengecatan dilengkapi dengan tangan-tangan robot yang bergerak fleksible. Hanya bagian-bagian yang sulit saja dilakukan secara manual. pengendalian bahaya yang harus dilakukan adalah penggunaan APD seperti pelindung saluran pernapasan

Page 14: Hiperkes dalam industri otomotif

4. ASSEMBLYSetelah body dinyatakan baik dan selesai dari

proses pengecatan menurut kriteria tertentu, maka tahap pemasangan mesin dan assesoris segera dilakukan.

Assesoris yang dimaksud adalah kelengkapan kendaraan seperti, lampu, kaca, kabel- kabel, panel-panel, instrument serta kelengkapan lain sesuai jenis kendaraan

Page 15: Hiperkes dalam industri otomotif

LANJUTAN... POTENSI BAHAYA

Potensi bahaya dalam proses assembly sebagian besar merupakan bahaya mekanik, fisik, ergonomik, dan psikologi. Bahaya mekanik yang dapat terjadi diantaranya adalah injury pada kepala saat bekerja di bawah mobil yang hampir utuh. Bahaya fisik berupa debu akibat partikel-partikel yang beterbangan sisa proses sebelumnya yang dapat mengganggu sistem pernapasan pekerja.

Page 16: Hiperkes dalam industri otomotif

LANJUTAN... PENGENDALIAN BAHAYA

Rekomendasi pengendalian yang harus dilakukan adalah penggunaan APD yang baik agar terhindar dari bahaya mekanik. Seperti pemakaian helmet sebagai pelindung kepala, penggunaan gloves agar jari tangan tidak terjepit atau terpotong saat merakit body-body kendaraan, safety shoes yang dapat melindungi telapak kaki dari komponen mobil yang terjatuh, bahkan penggunaan masker juga diperlukan untuk melindungi saluran pernapasan pekerja dari debu partikel yang beterbangan sisa dari proses sebelumnya.

Page 17: Hiperkes dalam industri otomotif

SEKIANTERIMAKASIH