Hiperemesis Gravidarum

download Hiperemesis Gravidarum

of 18

description

Laporan aksus hiepremesi gravidarum

Transcript of Hiperemesis Gravidarum

  • 0

    LAPORAN KASUS

    HIPEREMESIS GRAVIDARUM

    Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik Bagian

    Ilmu Obstetri dan Ginekologi di RSUD dr. Adhyatma, MPH Tugurejo Semarang

    Dokter Pembimbing :

    dr. M. Taufiqy Setyabudi, Sp.OG

    Disusun Oleh :

    Akhmad Afrianto

    H2A008004

    KEPANITERAAN KLINIK

    BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

    2013

  • 1

    LEMBAR PENGESAHAN

    Laporan kasus ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh dokter pembimbing

    dari :

    Nama : Akhmad Afrianto

    NIM : H2A008004

    Fakultas : Kedokteran

    Universitas : Universitas Muhammadiyah Semarang

    Judul kasus : Hiperemesis Gravidarum

    Pembimbing : dr. M. Taufiqy Setyabudi, Sp.OG

    Semarang, Maret 2013

    Pembimbing

    dr. M. Taufiqy Setyabudi, Sp.OG

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan keluhan

    mual muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan morning sickness,

    dialami 80% wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar

    terjadi pada usia kehamilan trimester I . Mual biasanya terjadi pada pagi hari, dapat

    juga timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu

    setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung 10 minggu. Derajat beratnya mual

    dan muntah yang terjadi pada kebanyakan kehamilan sampai dengan gangguan yang

    berat dimana keluhan semakin memburuk, menetap, hingga mengganggu aktivitas

    sehari-hari dikenal dengan hiperemesis gravidarum.1,2

    Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan

    sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga

    segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi

    keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi

    dan terdapat aseton dalam urin.1,2

    Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan

    perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan

    simptom akan teratasi hingga akhir trimester I. Etiologinya belum diketahui secara

    pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan

    endokrin, biokimia dan psikologis.1,2,4

    Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-

    90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60%

    multi gravida. Dari seluruh kehamilan di USA 0,3-2% diantaranya mengalami

    hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan biasanya

    dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu, puncaknya pada usia kehamilan 11-13

    minggu, dan kebanyakan sembuh pada umur kehamilan 12-14 minggu, 1-10% dapat

    berlanjut melampaui 20-22 minggu.3,4

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi Hiperemesis Gravidarum.

    Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

    kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu

    hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan

    sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan

    sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

    B. Etiologi

    Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan

    perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet

    dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum

    diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat

    hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2

    Faktor-faktor yang

    menjadi predisposisi diantaranya:2,3

    a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan

    hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.

    b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan

    perubahan metabolik.

    c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa

    takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab

    dan sebagainya.

    d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

    C. Patologi

    Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh

    keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2

    a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak

    sentilobuler tanpa nekrosis.

  • 4

    b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan

    sub-endokardial.

    c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.

    d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

    D. Klasifikasi

    Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,

    yaitu:1,2

    a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap

    makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah

    pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang

    terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan

    darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit

    berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.

    b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum

    dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 140x/

    menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor,

    kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat

    menurun.

    c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah

    berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus,

    gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.

    E. Diagnosis

    Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2

    a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.

    b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada

    keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.

    c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada

    vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensinya

    lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru.

  • 5

    d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan

    kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola

    hidatidosa.

    e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan

    proteinuria.

    F. Gejala Klinik.

    Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai

    adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang

    berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan

    laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan

    hematokrit.1,2,3

    G. Diagnosis Banding

    Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai

    gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut

    antara lain:

    a) Appendicitis akut.

    Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut

    sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut

    keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare

    juga bisa dijadikan petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut

    dan tanpa appendicitis akut.

    b) Ketoasidosis diabetes.

    Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil

    mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil

    apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan

    kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula darah,

    dan pemeriksaan gas darah.

    c) Gastritis dan ulkus peptikum.

    Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien

    mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan

  • 6

    NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat membedakan

    dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus peptikum karena hampir

    semua pasien dengan hiperemesis gravidarum mempunyai keluhan nyeri

    epigastrium yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan

    gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien

    hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.

    d) Hepatitis.

    Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat

    biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai

    peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan

    Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata. Kadang-

    kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat III

    (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita hepatitis

    dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita

    hepatitis.

    e) Pankreatitis akut

    Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum

    alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium,

    kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke

    punggung, kadang-kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar ke

    abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat membantu

    menegakkan diagnosis.

    f) Tumor serebri.

    Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang

    hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi

    hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai

    hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil sebaiknya

    dihindari karena berbahaya bagi janin.

    H. Komplikasi 1

    a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya

    diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera

  • 7

    ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya

    kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang

    perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul

    dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata

    (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.

    b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian

    gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

    I. Pencegahan

    Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan

    dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

    suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-

    kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan

    akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan

    sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan

    yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang

    teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3

    J. Penatalaksanaan 1-4

    Obat-obatan.

    Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.

    Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang

    dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada

    keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti prometazin (avopreg),

    proklorperazin, atau mediamer B6.

    Isolasi.

    Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya

    dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti

    dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak

    diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan

    isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

  • 8

    Terapi psikologik

    Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

    hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

    menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

    belakang penyakit ini.

    Cairan parenteral

    Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein

    dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila

    perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek

    dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam

    amino secara intra vena.

    Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin

    perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu

    dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan

    pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan.

    Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik

    dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat

    ditambah dengan makanan yang tidak cair.

    Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk

    melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan

    psikiatrik, manifestasi klinis berupa:

    Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan

    jiwa Ensephalopati Wernick.

    Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.

    Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,

    jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat dan tekanan

    darah menurun.

  • 9

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. SN

    Umur : 26 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Pendidikan Terakhir : SLTP

    Alamat : Jatisari RT.03/RW. V Gunung Pati Semarang

    Tanggal masuk : 01/03/2013

    No. CM : 409416

    Biaya pengobatan : Jampersal

    Nama Suami : Tn. AM

    Umur : 28 tahun

    Alamat : Jatisari RT.03/RW. V Gunung Pati Semarang

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Swasta

    Pendidikan Terakhir : SLTP

    II. ANAMNESIS

    Anamnesis dilakukan secara heteroanamnesis dengan pasien dan keluarga pasien

    pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 di bangsal Bougenvil.

    Keluhan Utama :

    Pasien datang ke RSUD Tugurejo dengan rujukan dokter Puskesmas

    Gunungpati karena mual dan muntah.

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo dengan keluhan mual dan muntah

    sejak kemarin 3 hari yang lalu (26 Februari 2013). Mual muntah awalnya

    hanya terjadi pada pagi hari saja dan terjadi setelah makan dan minum,

  • 10

    namun sejak 2 hari sebelum masuk RSUD Tugurejo muntah yang dialami >

    10 kali per hari dengan volume kurang lebih 1/2 - 3/4 gelas besar. Isi yang

    dimuntahkan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya,

    pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin

    bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat

    istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak

    mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa

    kering, nafsu makan dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB

    dan BAK dirasakan semakin menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati

    dan berat badan menurun. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam

    kehidupan rumah tangganya maupun dalam pekerjaan.

    Riwayat Haid :

    Menarche : 14 tahun

    Haid : teratur

    Siklus : 28 hari

    Lama Haid : 5 hari

    Hari Pertama Haid Terakhir : 13 Desember 2012

    Hari Perkiraan Lahir : 20 September 2013

    Riwayat Nikah :

    Merupakan pernikahan yang pertama dan sudah sudah berjalan 8 tahun.

    Riwayat Obstetri :

    G2P1A0

    1. Perempuan, aterm, berat badan lahir 3000 gram, lahir spontan di

    tolong oleh bidan, sekarang usia 7 tahun, sehat

    2. Hamil ini.

    Riwayat Keluarga Berencana (KB) :

    Pasien mengaku menggunakan KB suntik 3 bulanan, sudah berhenti 2,5

    tahun yang lalu.

    Riwayat Ante Natal Care (ANC) :

    Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 3 kali, belum mendapatkan

    imunisasi TT

  • 11

    Riwayat Penyakit Dahulu

    - Riwayat Hipertensi : disangkal

    - Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

    - Riwayat Asma : disangkal

    - Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

    - Riwayat Alergi Obat : disangkal

    - Riwayat Gastritis : disangkal

    - Riwayat penyakit selama kehamilan: disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga

    - Riwayat Hipertensi : disangkal

    - Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

    - Riwayat Asma : disangkal

    - Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

    Riwayat Sosial Ekonomi

    Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bekerja sebagai

    swasta, mempunyai 1 orang anak. Biaya pengobatan menggunakan

    Jampersal. Kesan ekonomi: kurang

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 di bangsal

    Bougenvil.

    Status internus

    Keadaan Umum : tampak lemas

    Kesadaran : composmentis

    Tanda Vital :

    Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg

    Nadi : 104 x / menit, isi dan tegangan kurang

    Pernapasan : 22 x / menit, teratur

    Suhu : 37,5 0C

    Mata : mata cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (+/+),

    sklera ikterik (-/-)

  • 12

    Telinga : discharge (-/-)

    Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)

    Mulut : sianosis (-), bibir kering (+)

    Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

    Thorak :

    Cor : BJ I, II reguler, bising (-)

    konfigurasi jantung dalam batas normal

    Pulmo : SD vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

    Abdomen : TFU tidak teraba, turgor kulit menurun, bising usus (+) , nyeri

    tekan epigastrium (+)

    Ekstremitas :

    Superior Inferior

    Edema

    Akral dingin

    Refleks Fisiologis

    Refleks Patologis

    -/-

    -/-

    +N/+N

    -/-

    -/-

    -/-

    +N/+N

    -/-

    Status Ginekologi

    VT : fluor (-), fluksus (-)

    Vagina/Uretra/Vulva : tak ada kelainan

    Portio : sebesar jempol tangan

    OUE : tertutup

    Adnekasa parametrium : tak ada kelainan

    Cavum douglass : tak ada kelainan

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Usulan : pemeriksaan laboratorium:darah rutin, kimia urin, elektrolit, gula darah

    pemeriksaan USG

    V. DIAGNOSA KERJA

    G2P1A0, usia 26 tahun, hamil 11 minggu.

    Hiperemesis Gravidarum

  • 13

    VI. PENATALAKSANAAN

    Infus RL 20 tpm + drip B12 1 ampul

    Injeksi Ondansetron 1 x 1 ampul

    Asam folat 1 x 400 mg

    Mediamer B6 3 x 1 tablet

    VII. PROGNOSIS

    Quo Ad Visam : dubia ad bonam

    Quo Ad Sanam : dubia ad bonam

    Quo Ad fungionam : dubia ad bonam

    Quo Ad Vitam : dubia ad bonam

  • 14

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Pada laporan kasus ini akan dibahas pasien Ny. SN usia 26 tahun, G2P1A0,

    hamil 11 minggu dengan hiperemesis gravidarum. Pasien datang ke IGD RSUD

    Tugurejo dengan keluhan mual dan muntah sejak kemarin 3 hari yang lalu. Mual

    muntah awalnya hanya terjadi pada pagi hari saja dan terjadi setelah makan dan

    minum, namun sejak 2 hari SMRS muntah yang dialami > 10 x / hari dengan volume

    1/2 - 3/4 gelas besar. Isi muntahan berupa makanan minuman yang dikonsumsi

    sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin

    bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu

    pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas

    sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan dirasakan menurun karena

    pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan semakin menurun. Pasien juga

    mengeluh nyeri ulu hati. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan

    rumah tangganya maupun dalam pekerjaan.

    Riwayat haid pasien: menarche pada usia 14 tahun, haid teratur dengan siklus

    28 hari, lama haid 5 hari, HPHT 13-12-2012 sehingga HPL 20-9-2013. Riwayat

    pernikahan: berumah tangga selama 8 tahun, merupakan pernikahan yang pertama.

    Riwayat Obstetri : G2P1A0, anak pertama perempuan, aterm, berat badan lahir 3000

    gram, lahir spontan di tolong oleh bidan, sekarang usia 7 tahun dalam kondisi sehat.

    Riwayat KB: suntik 3 bulanan, sudah berhenti 2,5 tahun yang lalu. Pasien ANC di

    bidan 3 kali, belum mendapatkan imunisasi TT.

    Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum karena

    berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala mual dan muntah yang

    berat, dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari sampai

    pekerjaanya. Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi dehidrasi karena

    kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah. Pada

    pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, tekanan darah 100 / 70

    mmHg, nadi 88 x / menit, frekuensi pernapasan 22x / menit, teratur, suhu 37,5 0C,

    mata cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (+/+) dan bibir kering (+).

  • 15

    Dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

    kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu

    hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat

    mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan

    menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

    Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:

    Tingkat I : Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan

    minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,

    lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat

    sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,

    turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal. Tingkat II : Gejala lebih

    berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi

    cepat dan > 100 140x/ menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat,

    lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat

    menurun. Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah

    berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan

    jantung, bilirubin, dan proteinuria.1,2,3

    Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita ini adalah adanya

    riwayat telat haid sejak tanggal 13 Desember 2012, pasien sudah melakukan tes

    kehamilan dengan hasil yang positif, sedangkan pada pemeriksaan fisik ditemukan

    adanya hiperpigmentasi pada areola mamae.

    Pasien dimasukan dalam hiperemesis gravidarum tingkat II, karena muntah

    semakin berat, penderita tampak lemah, mata cekung, turgor kulit menurun dan bibir

    kering, frekuensi nadi cepat (104x/menit), pernafasan agak cepat (22 x/menit), mata.

    Namun dalam penegakan diagnosis ini perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, kimia

    urin, elektrolit, gula darah dan USG.

    Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi rehidrasi dan

    koreksi elektrolit, isolasi, terapi nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan psikoterapi.

    Terapi cairan dilakukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian cairan rehidrasi.

    Umumnya kehilangan air dan elektrolit diganti dengan cairan isotonik, misalnya Ringer

    Laktat, ringer asetat atau normal salin. Cairan yang digunakan untuk memperbaiki

  • 16

    keadaan pasien ini adalah kristaloid yaitu Ringer Laktat, dengan pertimbangan bahwa

    pada pasien terjadi penurunan volume cairan intravaskuler dan kecenderungan defisit

    cairan intraseluler dan interstisial. Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat parameter

    seperti tekanan darah arteri rata-rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang dari 100x per

    menit, ekstremitas hangat dengan pengisian kapiler baik, susunan saraf pusat baik,

    produksi urine baik 0.5-1 ml

    Pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan antara lain vitamin B12 drip 1

    ampul dalam infus RL, injeksi Ondansetron 1 x 1 ampul, asam folat 1 x 400 mg dan

    mediamer B6 3 x 1 tablet.

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu

    Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 814-

    818.

    2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis

    Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.

    3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:

    Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri

    dan Ginekologi RSUD ULIN FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.

    4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:

    http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).