hiperemesis gravidarum

15
TEMA : HIPEREMESIS A. PENGERTIAN Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi. Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari. Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. Hyperemisis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan minum hingga BB sangat turun, turgor kulit menurun dan timbul aseton dalam air kencing . Hyperemisis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana mual muntah yang menyebabkan pekerjaan sehari – hari ibu menjadi terganggu dan keadaan umumnya menjadi buruk . B. ETIOLOGI Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan : 1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan 2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor

description

hiperemesis gravidarum, mual muntah berlebihan dalam kehamilan

Transcript of hiperemesis gravidarum

TEMA : HIPEREMESIS

A. PENGERTIANHiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi.Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari hari dan bahkan membahayakan hidupnya.Hyperemisis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan minum hingga BB sangat turun, turgor kulit menurun dan timbul aseton dalam air kencing.Hyperemisis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana mual muntah yang menyebabkan pekerjaan sehari hari ibu menjadi terganggu dan keadaan umumnya menjadi buruk. B. ETIOLOGIPenyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pastiBeberapa faktor predisposisi yang ditemukan :1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien

C. PATOFISIOLOGI

Hiperemesis gravidrumIntake nutrisi menurunPengeluaran nutrisi berlebihanKehilangan cairan berlebihanDehidrasiKetidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhCairan ekstra seluler dan plasmaGangguan keseimbangan cairan dan elektrolitHemokonsentrasi Aliran darah ke jaringan menurunMetabolisme intra sel menurunOtot lemahKelemahan tubuhIntoleransi aktivitas Perfusi jaringan otak menurunPenurunan kesadaranFaktor alergiFaktor predisposisiEmesis gravidarumKomplikasi Peningkatan estrogenPenurunan pengosongan lambungPeningkatan tekanan gasterPenyesuaian

D. KLASIFIKASIHiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :1. Tingkat Ia. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan : 1) Dehidrasi : turgor kulit turun 2) Nafsu makan berkurang 3) Berat badan turun 4) Mata cekung dan lidah keringb. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagusc. Nadi meningkat dan tekanan darah turund. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menite. Tampak lemah dan lemas 2. Tingkat IIa. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :1) Turgor kulit makin turun2) Lidah kering dan kotor3) Mata tampak cekung dan sedikit ikterisb. Kardiovaskuler1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit2) Nadi kecil karena volume darah turun3) Suhu badan meningkat4) Tekanan darah turunc. LiverFungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterusd. GinjalDehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :1) Oliguria2) Anuria3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasane. Kadang kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.3. Tingkat IIIa. Keadaan umum lebih parahb. Muntah berhentic. Sindrom mallory weissd. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau komae. Terdapat ensefalopati werniche 1) Nistagmus2) Diplopia3) Gangguan mentalf. KardiovaskulerNadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkatg. Gastrointestinal1) Ikterus semakin berat2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajamh. GinjalOliguria semakin parah dan menjadi anuria

E. PENCEGAHANPrinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah :1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)3. Hindari makanan berminyak dan berbau4. Defekasi teratur

F. PENATALAKSANAAN

1. Obat-obatanSedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Antasida2. IsolasiPenderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.3. Terapi psikologikPerlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.4. Cairan parenteralBerikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.5. Penghentian kehamilanPada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.6. Dieta. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

G. PROGNOSISDengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun, pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.H. KOMPLIKASIKomplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:a. Komplikasi ringan:Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernickes, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.

I. Pengkajian 1. Data SubjektifNausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.

2. Data ObjektifPemeriksaan fisik a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi. b. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan.c. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasiKebutuhan Dasar Khususa. Aktifitas istirahatTekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).b. Integritas egoKonflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.c. EliminasiPerubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.d. Makanan/cairanMual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.e. PernafasanFrekuensi pernapasan meningkat.f. KeamananSuhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam komag. SeksualitasPenghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.h. Interaksi sosialPerubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.Tes Laboratoriuma. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

J. Diagnosa KeperawatanBerdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

K. IntervensiNoDiagnosa keperawatanPerencanaan

TujuanIntervensiRasional

1.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntahDalam waktu 3x24jam setelah diberikan tindakan pemenuhan nutrisi klien terpenuhiDengan criteria hasil :1.Berat badan ideal2.Bising usus normal3.Membrane mukosa lembab1. Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari2. Pantau asupan dan haluaran pasien

3. Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga 4. Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam

1. Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat2. Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cairan3. Untuk memantau peningkatan dan penurunannya4. Untuk memantau aspirasi

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktifDalam waktu 3x24 jam 1.Membrane mukosa lembab2.CRT kurang dari 3 detik3.TTV normal

1.Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan sampai stabil. Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam

2.Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain.3.Timbang pasien pada waktu yang sama setiap hari

4.Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut setiap 8 jam5.Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam 6.Periksa berat jenis urin setiap 8 jam1. Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit.2. Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan hipovolemia

3. Untuk memberikan data yang lebih akurat dan konsisten. Berat badan merupakan indicator yang baik untuk status cairan.4. Untuk memeriksa dehidrasi

5. Untuk menghindari dehidrasi membrane mukosa6. Peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan dehidrasi

3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisikSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam terjadi peningkatan toleransi aktivitas dengan criteria hasil :1.Melaporkan dan mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur 2.Skala mobilitas 0-1 3.Skala kekuatan otot 5 (dapat melawan tahanan4.Klien terlihat segar1. Kaji tingkat berfungsi pasien dengan menggunakan skala mobilitas fungsional. Komunikasikan tingkat ini pada staf

2. Kecuali dikontraindikasikan, lakukan ROM setiap 2 sampai 4 jam. Tingkatkan dari pasif ke aktif, sesuai toleransi pasien.3. Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot

4. Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas (mis. Peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea, dan sebagainya)1. Komunikasi diantara anggota staf dapat meyakinkan kontiunitas perawatan dan mempertahankan kemandirian2. Latihan ROM dapat mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot

3. Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi kamanan pasien /resiko cedera4. Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan

L. Evaluasi

1. Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan2. Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang3. TTV tetap stabil4. Volume cairan tetap adekuat5. Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap6. Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,0107. Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)8. Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman9. Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap10. Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi11. Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransiDAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,Arif dkk : Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta,2001Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC