hiperbilirubinemia

21
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Refleksi kasus Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Ikterus Neonatorum Disusun oleh: Andi Amalia Nefyanti (1410029033) Pembimbing: dr. Hendra, Sp. A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of hiperbilirubinemia

Bagian Ilmu Kesehatan AnakRefleksi kasusFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

Ikterus Neonatorum

Disusun oleh:Andi Amalia Nefyanti (1410029033)

Pembimbing:dr. Hendra, Sp. A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA2015

BAB ITutorial Kasus

Identitas pasien Nama : By. Ny. F Jenis kelamin : Perempuan Umur: 9 hari Alamat: Jl. Soekarno Hatta Km 1, Samarinda Anak ke: 1 MRS: 31 Maret 2015

Identitas Orang Tua Nama Ayah: Tn. TR Umur: 25 tahun Alamat: Jl. Soekarno Hatta Km 1, Samarinda Pekerjaan: Swasta Pendidikan Terakhir: SMA Ayah perkawinan ke: 1 Riwayat kesehatan: Tidak ada penyakit yang menyertai

Nama Ibu: Ny. FA Umur: 23 tahun Alamat: Jl. Soekarno Hatta Km 1, Samarinda Pekerjaan: Swasta Pendidikan Terakhir: SMA Ibu perkawinan ke: 1 Riwayat kesehatan: Tidak ada penyakit yang menyertai

AnamnesisAnamnesis dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal 4 Maret 2015 dengan ibu kandung pasien pukul 09.00

Keluhan Utama :Kuning

Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien dirujuk dari RS. Moeis karena kuning sejak 1 hari SMRS AWS. Kuning tampak diseluruh badan pasien dari wajah hingga kaki. Pasien juga malas minum asi. Tali pusat bayi belum putus dan tampak berwarna merah. Selain itu pasien juga mengalami demam sejak 1 hari SMRS AWS.

Riwayat kehamilan ibu :Ibu pasien sering memeriksakan kehamilannya ke klinik bidan satu bulan sekali dan pernah di periksa ultrasonografi 1 kali dan bayi dikatakan dalam kondisi yang normal. Ibu pasien rutin mengkonsumsi obat-obat penambah darah dan vitamin yang didapatkan dari bidan. Selama hamil ibu pasien makan teratur 2-3 kali sehari. Aktivitas sehari-hari ibu bekerja sebagai karyawan di bagian administrasi, bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Setiap pergi dan pulang bekerja, pasien diantar jemput oleh suaminya, menggunakan sepeda motor.

Riwayat persalinan Sekarang :Bayi lahir dengan sectio caesarea pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 18.00 dengan usia kehamilan ibu 37-38 minggu. Bayi berjenis kelamin perempuan. Awalnya ibu pasien merasakan sakit pinggul yang menjalar hingga ke perut sehingga ibu pasien dibawa ke klinik bidan, di klinik bidan ketuban pasien pecah, ketuban berwarna jernih. namun bidan tidak bisa melakukan persalinan karena terjadi partus macet. Sehingga pasien dirujuk ke RS. Moies dan dilakukan tindakan sectio caesarea. Pada saat dilahirkan apgar score pasien 7. Tidak ada mekonium, tanda kecacatan pada fisik bayi, dan tanda-tanda trauma persalinan serta terdapat anus.

Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami kejadian kelahiran seperti yang dialami ibu pasien

Resume persalinan Usia kehamilan : 37-38 mingguLetak bayi : Persentasi kepalaKetuban pecah : Saat pembukaan lengkap atau komplitWarna air ketuban : JernihJenis pesalinan : Sectio caesarea dengan indikasi partus macet

Identitas pemeriksaan bayi:Berat badan lahir : 3000 gramPanjang badan lahir : 50 cmLingkar kepala: 34 cmLingkar dada: 32 cmPanjang lengan: 13 cmJarak kepala symphysis: 29 cmSymphysis kaki: 14 cmAnus: (+)Cacat: (-)

Pemeriksaan dilakukan tanggal 4 Maret 2015

TOTAL 20 TOTAL 14

Kesimpulan klasifikasi bayi menurut Lubchenco :Neonatus cukup bulan (CB) sesuai masa kehamilan (SMK)

IMUNISASIImunisasiUsia saat imunisasi

IIIIIIIVBooster IBooster II

BCG-////////////////////////////////////

Polio------

Campak--////////////////////////////

DPT---///////--

Hepatitis B ---///////--

PEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada tanggal 4 Maret 2015Kesan umum : Bergerak aktif (+) dan menangis kuatTanda Vital Frekuensi nadi: 134 x/menit, isi cukup, reguler Frekuensi napas: 41 x/menit Temperatur: 36,5o C per axilaAntropometriBerat badan : 3000 gramPanjang Badan: 50 cm

1. Kulit Kemerahan pada seluruh tubuh dan ekstremitas Tidak sianosis2. Kepala Ubun ubun teraba dan tidak cekung Tidak ada tanda trauma kelahiran Tidak ada kelainan kongenital3. Wajah Simetris Tidak ada kelainan wajah yang khas Tidak ada kelainan wajah akibat trauma lahir

4. Mata Anemis (-/-) Ikterik (-/-) Jumlahnya 2 sepasang Kornea tidak keruh Tidak didapatkan trauma5. Telinga Sekret (-) Jumlahnya 2 Bentuk sempurna6. Hidung Tidak terdapat sekcret Tidak ada pernafasan cuping hidung7. Mulut Sianosis (-) Bibir simetris Langit langit utuh

8. Leher Trakea teraba ditengah Tidak ada pembesaran KGB9. Dada Pergerakan dinding dada bersama dinding perut saat bernafas Retraksi (-)10. Payudara Tampak areola berbintil kecil Tidak ada tanda peradangan11. Paru Rhonki (-/-) Wheezing (-/-) Fekuensi nafas 41x/menit12. Kardiovaskular Frekuensi denyut jantung 134x/menit13. Abdomen Dinding perut lebih datar, tidak kembung14. Genitalia eksterna Labia mayora besar Tidak terdapat trauma15. Anus Terdapat anus16. Ekstremitas Akral hangat Gerakan ekstremitas aktif

Pemeriksaan PenunjangDarah lengkap (31 /3/15)Nilai normal

Leukosit 12,54.800-10.800 /uL

Hb1811,3-14,1 gr/dl

MCV10780-100

MCH38,927-34

MCHC35,532-36

Hematokrit51 %33-41 %

Platelet312.000150.000-450.000

GDS5450-150 mg/dl

1/4/15

Bilirubin total20,4

Bilirubin direct1,3

Bilirubin indirect19,1

Albumin4,3

Diagnosis Kerja IGD: Ikterus Neonatorum + Susp. Omfalitis + Hipoglikemi + Dehidrasi Ringan-Sedang

Penatalaksanaan- IVFD KAEN 4b 15-16 tts/ 24 jam- Asi atau oralit- Observasi tanda-tanda infeksi- Fototerapi

Prognosis : Dubia ad Bonam

BAB IIPEMBAHASAN

AnamnesisTeoriKasus

Riwayat persalinan traumatik dapat berpotensi menyebabkan perdarahan atau hemolisis. Bayi asfiksia dapat mengalami hiperbilirubinemia yang disebabkan ketidakmampuan hati memetabolisme bilirubin atau akibat perdarahan intrakranial. hiperbilirubinemia dapat terjadi bila asupan asi tidak adekuat, yang disebabkan peningkatan sirkulasi enterohepatik akibat kurangnya asupan ASI. Tanda bahaya pada bayi muda mencakup tidak mau menyusu, kejang, mengantuk, nafas 60x/menit, merintih, retraksi dan sianosis. Omfalitis ditandai dengan umbilikus yang merah, bengkak, bernanah, berbau.

Bayi lahir dengan sectio caesarea usia kehamilan ibu 37-38 minggu. Berat badan bayi 3000 gr dan panjang badannya 50 cm. Awalnya pasien melakukan persalinan di bidan namun setelah ketuban pasien pecah, terjadi partus macet. Sehingga pasien dirujuk ke RS. Moies dan dilakukan tindakan sectio caesarea. Apgar score pasien 7. Pada usia 5 hari, pasien dirujuk dari RS. Moeis karena kuning sejak 1 hari SMRS AWS. Kuning tampak diseluruh badan pasien dari wajah hingga kaki. Pasien malas minum asi. Tali pusat bayi belum putus dan tampak berwarna merah. Demam sejak 1 hari SMRS AWS.

Pemeriksaan Fisik TeoriKasus

Ikterus dapat dideteksi secara klinis dengan cara mengobservasi warna kulit setelah dilakukan penekanan menggunakan jari. Pemeriksaan terbaik dilakukan menggunakan cahaya matahari. Ikterus dimulai dari kepala dan meluas secara sefalokaudal. Walaupun demikian inspeksi visual tidak dapat dijadikan indikator yang andal untuk memprediksi kadar bilirubin serum. Penilaian ikterus neonatorum dengan Kramer0 Tidak ada1 Wajah dan leher, kadar bilirubin : 4,3-7,8 mg2 Dada dan punggung, kadar bilirubin : 5,4-12,2 mg3 Perut (dibawah umbilikus) hingga lutut, kadar bilirubin : 8,1-16,5 mg4 lengan dan ekstremitas bawah (dibawah lutut), kadar bilirubin : 11,1-18,3 mg5 tangan dan kaki, kadar bilirubin : >15 mgKeadaan umum bayi ini bergerak aktif dan menangis kuatTanda Vital Frekuensi nadi: 134 x/menit, isi cukup, reguler Frekuensi napas: 41 x/menit Temperatur : 36,5o C per axilaAntropometriBerat badan : 3000 gramPanjang Badan: 50 cm Pada saat masuk RSUD AWS badan pasien kuning dari wajah hingga seluruh kaki, saat dilakukan pemeriksaan fisik bayi sudah menjalani fototerapi dan pasien tidak lagi kuning Pada saat masuk RSUD AWS tali pusat pasien belum lepas dan berwarna kemerahan namun setelah 1 hari dirawat di ruang bayi, tali pusat pasien telah lepas dan tidak terdapat tanda peradangan.

PenunjangTeori Kasus

Hiperbilirubinemia fisiologis Kadar bilirubin tidak terkonjugasi (unconjugated bilirubin, UCB) pada neonatus cukup bulan dapat mencapai 6-8 mg/dL pada usia 3 hari, setelah itu berangsur turun. Pada bayi prematur, awitan ikterus terjadi lebih dini, kadar bilirubin naik perlahan tetapi dengan kadar puncak lebih tinggi, serta memerlukan waktu lebih lama untuk menghilang, mencapai 2 minggu.

Hiperbilirubinemia nonfisiologis Awitan ikterus sebelum usia 24 jam Peningkatan bilirubin serum >5 mg/dL/24 jam Kadar bilirubin terkonjugasi >2 mg/dL Bayi menunjukkan tanda sakit (muntah, letargi, kesulitan minum, penurunan berat badan, apneu, takipnu, instablilitas suhu) Ikterus yang menetap > 2 minggu31/3/2015Leukosit 12.500Hb 18MCV 107MCH 38,9MCHC 35,5HCT 51%PLT 312.000GDS 54

1/4/2015Bilirubin total 20,4Bilirubin direct 1,3Bilirubin indirect 19,1Albumin 4,3

PenatalaksanaanTeori Kasus

Kebutuhan cairan pada neonates (jumlah total oral dan iv) dapat diberikan 60 ml/kg/hari hari ke 1, 90 ml/kg/hari hari ke 2 dan hari ke 120 ml/kg/hari hari ke 3, kemudian ditingkatkan sampai 150ml/kgBB. Beri cairan lebih banyak jika bayi ditempatkan dibawah pemancar panas (1,2-1,5 kali). Pantau jumlah ASI yang diberikan, apakah sudah mencukupi atau belum. Pemberian ASI sejak lahir minimal 8 kali sehari. Terapi sinar jika : ikterus pada hari ke 1, ikterus berat meliputi telapak tangan dan telapak kaki, ikterus pada bayi kurang bulan dan ikterus yang disebabkan oleh hemolisis. Panduan untuk terapi sinar untuk bayi dengan usia gestasi 35 minggu yang dianut di Departemen IKA FKUI/RSCM mengacu pada diagram yang diajukan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) tahun 2004 Perawatan tali pusat dengan antiseptic (iodium povidon 2,5%/ chlorhexidine) 8x sehari sampai dengan nanah (-) Jika ditemukan tanda infeksi bakteri yang berat, beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin Beri kloksasilin (jika ada) sebagai pengganti penisilin jika pustula atau abses kulit meluas karena tanda ini dapat merupakan tanda-tanda infeksi stafilokokus. Sebagian besar infeksi yang berat pada neonatal harus diobati dengan antibiotic sekurangnya 10 hari.- IVFD KAEN 4b 15-16 tts/ 24 jam- Asi - Fototerapi- rawat tali pusat

2