HIMPUNAN MATERI SOSIALISASI PERPRES NO 4 TAHUN 2015

72
HIMPUNAN MATERI SOSIALISASI PERPRES NO. 4 TAHUN 2015 tentang PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA BATU ( IDE’S| Bidang Aset BPKAD ) Center of integrity ULP Center of information Center of education BALAI DESA PUNTEN – BUMIAJI 12-13 PEBRUARI 2015 1

description

Perpres No. 4 tahun 2015SOP ULP 2015

Transcript of HIMPUNAN MATERI SOSIALISASI PERPRES NO 4 TAHUN 2015

  • HIMPUNAN MATERI SOSIALISASI PERPRES NO. 4 TAHUN 2015

    tentang

    PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH

    UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA BATU

    ( IDES| Bidang Aset BPKAD )

    Center of integrity

    ULP

    Center of information

    Center of education

    BALAI DESA PUNTEN BUMIAJI12-13 PEBRUARI 2015

    1

  • MAKSUD & TUJUAN DIBENTUKNYA ULP

    Proses Pengadaan B/J Pemerintah menjadi lebihEfektif dan Efisien

    Proses Pengadaan B/J Pemerintah menjadi lebihTerpadu & Terkendali

    Menjamin persamaan kesempatan, akses dan hakbagi Penyedia B/J agar tercipta persaingan usaha

    yang sehat (penyedia B/J yang overload, black list

    dapat terpantau)

    Menjamin proses Pengadaan B/J Pemerintahdilakukan oleh aparatur yang profesional &

    kompeten

    Meningkatkan kinerja SKPD/Satker dalammenjalankan tupoksi, karena tidak lagi

    melaksanakan Pengadaan B/J di lingkungannya.

    2

  • SOSIALISASI

    PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

    P E R U B A H A N K E 4

    P E R P R E S 5 4 / 2 0 1 0

    FARDHON MURDIYANTORO, ST, MM

    3

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    PendahuluanLatar Belakang dan Tujuan

    Banyaknya terjadi pelelangan gagal yang menghambatpelaksanaan pekerjaan

    Perlu meningkatkan kecepatan proses pengadaan Penyederhaan proses pengadaan barang/jasa Medorong penggunaan eProcurement dan ePurchasing

    4

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    PERPRES 54/2010 BESERTA PERUBAHANNYAPerubahan pertama sampai dengan ke-4

    70 17235542010

    Pengganti Keppres 80/2003

    2011 2012 2014

    4

    2015

    Tambahan Penunjukan

    Langsung Jasa Konsultan

    Hukum di Pasal 44

    Tambahan Penunjukan

    Langsung Pupuk dan Benih

    Pasal 38

    Penyempurnaan istilah,

    Penegasan Tupoksi,

    Perubahan Kriteria Pemilihan

    dan bukti perjanjian

    dll

    Penekanan eProc dan

    ePurchasing, penyederhaan

    prosedur dan perlindungan

    pengelola PBJ

    dll

    5

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 1 angka 9

    Perpres 70/2012Pasal 1 angka 9

    Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk

    untuk melaksanakan Pengadaan Langsung.

    Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk

    melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan

    Langsung, dan E-Purchasing.

    Catatan !Penugasan pejabat pengadaan dilakukan untuk pengadaan yang dianggap sederhana dan cukup

    dikerjakan oleh 1 orang personil. Dalam kenyataannya tidak hanya pengadaan langsung yang

    dianggap sederhana dan bisa dikerjakan oleh seorang pejabat pengadaan tetapi juga penunjukan

    langsung sampai dengan 200 juta (50 juta untuk konsultan) dan juga epurchasing.

    6

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 17 ayat (2) huruf h

    Perpres 70/2012Pasal 17 ayat (2) huruf h

    Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan Penyedia

    barang/jasa untuk:

    a. Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan

    Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang

    bernilai paling tinggi Rp 200 juta; dan/atau

    b. Pengadaan Langsung untuk paket pengadaan

    Jasa Konsutasi yang bernilai paling tinggi Rp 50

    juta

    Khusus Pejabat Pengadaan menetapkan Penyedia

    barang/jasa untuk:

    a. Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung

    untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan

    Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi

    Rp200 juta; dan/atau

    b. Pengadaan Langsung atau Penunjukan Langsung

    untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang

    bernilai paling tinggi Rp50 juta

    Catatan !Perubahan ini merupakan kelanjutan dari perubahan Pasal 1 angka 9, dimana Pejabat

    Pengadaan tidak hanya melaksanakan pengadaan langsung sampai dengan Rp. 200 juta

    (konsultan sd Rp. 50 juta) tetapi juga Penujukan Langsung sampai dengan Rp.200 juta

    (konsultan sd Rp. 50 juta).

    7

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 19 ayat (1) huruf l

    Perpres 54/2010Pasal 19 ayat (1) huruf l

    sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok

    Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi

    kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT

    Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal

    21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal

    25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak)

    paling kurang 3(tiga) bulan terakhir dalam tahun

    berjalan

    memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan

    telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun

    terakhir

    Catatan !Perubahan ini dimaksudkan untuk menyederhanan persyaratan perpajakan. Kalau dalam Perpres

    70/2012, penyedia disyaratkan untuk memiliki NPWP, SPT Tahunan dan Pajak Bulanan, maka

    pada Perpres 5/2015 cukup memiliki NPWP dan SPT Tahunan (lihat penjelasan pasal).

    8

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 25 ayat (1a) dan (1b)

    Perpres 70/2012Pasal 25 ayat (1a)

    PA pada Pemerintah Daerah mengumumkan

    Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa

    secara terbuka kepada masyarakat luas,

    setelah APBD yang merupakan rencana

    keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas

    dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah

    dan DPRD

    PA pada Pemerintah Daerah mengumumkan

    Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa

    secara terbuka kepada masyarakat luas,

    setelah rancangan peraturan daerah tentang

    APBD yang merupakan rencana keuangan

    tahunan Pemerintah Daerah disetujui

    bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD

    PA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

    ayat (1a) mengumumkan kembali Rencana

    Umum Pengadaan, apabila terdapat

    perubahan/penambahan DIPA/DPA.

    Catatan !Perubahan pada ayat (1a) hanya penyempurnaan kalimat sedangkan penambahan ayat (1b)

    dimaksudkan untuk menegaskan bahwa perubahan DIPA/DPA mengakibatkan perubahan RUP

    dan perubahan tersebut harus diumumkan kembali.

    9

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 45 ayat (1)

    Perpres 54/2010Pasal 45 ayat (1)

    Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap

    Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki

    karakteristik sebagai berikut:

    a. merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I;

    dan/atau

    b. bernilai paling tinggi Rp 50 juta

    Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap

    Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling

    tinggi Rp50 juta

    Catatan !Kebutuhan jasa konsultansi dengan nilai kecil tidak terkait dengan kebutuhan operasional K/L/D/I,

    karena itu ketentuan tersebut dihapuskan karena akan mempersempit kriteria dan menyulitkan.

    Kalau ketentuan tersebut diberlakukan, maka pengadaan Jasa Konsultansi yang bukan

    merupakan kebutuhan operasional, maka berapapun nilainya harus dilakukan dengan seleksi,

    padahal pengadaan langsung dilakukan karena nilainya sampai dengan Rp. 50 juta dianggap

    nilai yang kecil dan cocok dengan metode Pengadaan Langsung.

    10

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 55 ayat (1) dan tambahan ayat (6)

    Perpres 70/2012Pasal 55 ayat (1)

    Tanda bukti perjanjian terdiri atas:

    a. bukti pembelian;

    b. kuitansi;

    c. Surat Perintah Kerja (SPK); dan

    d. surat perjanjian.

    Tanda bukti perjanjian terdiri atas:

    a. bukti pembelian;

    b. kuitansi;

    c. Surat Perintah Kerja (SPK); dan

    d. surat perjanjian.

    e. surat pesanan

    Surat Pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) huruf e digunakan untuk Pengadaan

    Barang/Jasa melalui E-Purchasing dan pembelian

    secara online.

    Catatan !Penambahan surat pesanan merupakan penyesuaian dari metode pemilihan menggunakan

    e-Purchasing yang berbasis IT.

    11

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 70 ayat (2)

    Perpres 70/2012Pasal 70 ayat (2)

    Jaminan Pelaksanaan dapat diminta PPK kepada

    Penyedia Jasa Lainnya untuk Kontrak bernilai di atas

    Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), kecuali untuk

    Pengadaan Jasa Lainnya dimana aset Penyedia sudah

    dikuasai oleh Pengguna.

    Jaminan Pelaksanaan tidak diperlukan dalam hal:

    a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa

    Lainnya yang dilaksanakan dengan

    metodePengadaan Langsung, Penunjukan

    Langsung Untuk Penanganan Darurat, Kontes,

    atau Sayembara;

    b. Pengadaan Jasa Lainnya, dimana aset Penyedia

    sudah dikuasai oleh Pengguna; atau

    c. Pengadaan Barang/Jasa dalam Katalog

    Elektronik melalui E-Purchasing.

    Catatan !Dalam beberapa jenis pengadaan, jaminan pelaksanaan memang tidak diperlukan bahkan

    terkadang menyulitkan. Oleh karena itu, perpres memberikan kemudahan untuk beberapa kondisi

    maka jaminan pelaksanaan tidak perlu disyaratkan.

    12

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 73 ayat (1)

    Perpres 70/2012Pasal 73 ayat (1)

    Dalam rangka percepatan pelaksanaan

    Pengadaan Barang/Jasa, Kelompok Kerja ULP

    dapat mengumumkan pelaksanaan Pengadaan

    Barang/Jasa secara luas kepada masyarakat

    dengan syarat:

    a. setelah penetapan APBD untuk Pengadaan

    Barang/Jasa yang bersumber dari APBD;

    b. setelah rencana kerja dan anggaran

    Kementerian/Lembaga/Institusi disetujui

    oleh DPR untuk pengadaan yang bersumber

    dari APBN.

    Kelompok Kerja ULP segera mengumumkan

    pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa

    secara luas kepada masyarakat setelah RUP

    diumumkan.

    Catatan !Pada dasarnya perpres mendorong agar proses pemilihan segera dilakukan setelah RUP

    diumumkan, agar dalam triwulan pertama proses pemilihan sudah dapat diselesaikan. Ketentuan

    ini untuk mendorong percepatan program pemerintah dan penyerapan anggaran. Perubahan ini

    juga dimaksudkan untuk menyederhanakan redaksi perpres.13

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 73 ayat (2)

    Perpres 70/2012Pasal 73 ayat (2)

    Dalam hal DIPA/DPA tidak ditetapkan atau alokasi

    anggaran dalam DIPA/DPA yang ditetapkan kurang

    dari nilai Pengadaan Barang/Jasa yang diadakan,

    proses Pemilihan dibatalkan.

    Untuk Pengadaan Barang/Jasa tertentu, Kelompok

    Kerja ULP dapat mengumumkan pelaksanaan

    pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara luas

    kepada masyarakat sebelum RUP diumumkan.

    Catatan !Dua ketentuan ini sebenarnya berbeda, jadi lebih tepat sebagai penggantian daripada perubahan.

    Maksud penggantian ini adalah untuk memberikan ruang kepada ULP agar dapat mengumumkan

    pelaksanaan pemilihan walaupun RUP belum diumumkan. Pengumuman pelaksanaan pemilihan

    biasanya dibutuhkan untuk pengadaan yang membutuhkan perencanaan yang lama, pekerjaan

    kompleks atau pekerjaan rutin yang harus dilaksanakan diawal tahun. Menunda pengumuman

    RUP tidak berarti tidak ada RUP, namun menunda pengumuman diartikan RUP sudah tersusun

    minus penetapan anggaran, jadi penundaan pengumuman semata karena anggaran belum

    disahkan. Namun aspek ain dai RUP seperti analisis kebutuhan, cara pengadaan, organisasi dll

    sudah ditetapkan.

    14

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 86 ayat (2a)

    Perpres 54 2010

    sampai perubahan ke-3

    Tidak diatur Dalam hal proses pemilihan Penyedia

    Barang/Jasa dilaksanakan mendahului

    pengesahan DIPA/DPA dan alokasi

    anggaran dalam DIPA/DPA tidak disetujui

    atau ditetapkan kurang dari nilai

    Pengadaan Barang/Jasa yang diadakan,

    proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa

    dilanjutkan ke tahap penandatanganan

    kontrak setelah dilakukan revisi DIPA/DPA

    atau proses pemilihan Penyedia

    Barang/Jasa dibatalkan.

    Catatan !Ketentuan baru ini dimaksudkan untuk mengakomodasi

    suatu kondisi, dimana DIPA/APA belum disahkan tetapi

    proses pemilihan harus dilakukan. Misalnya kebutuhan

    makan minum, jasa internet, jasa kebersihan dan lainnya

    yang dibutuhkan sejak awal tahun. Sehingga walaunpun

    DIPA/DPA belum disahkan, maka proses pemilihan harus

    dilakukan. Setelah proses pemilihan dilakukan namun

    ternyata anggarannya tidak mencukupi, maka

    tindaklanjutnya bisa dilakukan revisi DIPA/DPA dan lanjut

    tandatangan kontrak atau pemilihan dibatalkan bilamana

    DIPA/DPA tidak disahkan atau disahkan kurang dari nilai

    perkiraan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengurangi

    potensi lelang gagal.

    15

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 86 ayat (3)

    Perpres 70/2012 Pasal 86 ayat (3)

    Para pihak menandatangani Kontrak setelah

    Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan

    Pelaksanaan paling lambat 14 (empat belas)

    hari kerja terhitung sejak diterbitkannya SPPBJ.

    Para pihak menandatangani Kontrak setelah

    Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Jaminan

    Pelaksanaan.

    Catatan !Perubahan ketentuan ini dilakukan agar tidak membatasi lama waktu penyerahan jaminan

    pelaksanaan. Mengingat sering kali setelah penetapan pemenang terjadi masalah sanggahan,

    sanggahan banding dan pengaduan yang membutuhkan waktu yang lama untuk diselesaikan.

    Selain itu ketentuan ini untuk mengakomodasi situasi dimana pelelangan sudah selesai dan

    tinggal menunggu SPPBJ dan kontrak, namun anggaran masih dalam tahap revisi sehingga

    untuk lanjut ke SPPBJ dan kontrak harus menunggu selesai revisi yang lama waktunya tidak bisa

    dipastikan. Ketentuan ini juga mengurangi potensi lelang gagal.

    16

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 89 ayat (2) dan (2a)

    Perpres 70/2012 Pasal 89 ayat (2)

    Pembayaran prestasi kerja diberikan kepada

    Penyedia Barang/Jasa setelah dikurangi angsuran

    pengembalian Uang Muka dan denda apabila ada,

    serta pajak

    Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada

    Penyedia Barang/Jasa senilai prestasi pekerjaan

    yang diterima setelah dikurangi angsuran

    pengembalian Uang Muka dan denda apabila ada,

    serta pajak.

    Pembayaran untuk pekerjaan konstruksi, dilakukan

    senilai pekerjaan yang telah terpasang

    Catatan !Perubahan ketentuan ini hanya menegaskan bahwa pembayaran yang dilakukan tidak

    diperkanankan melampaui prestasi pekerjaan, khusus utuk pekerjaan konstruksi yang dapat

    dibayarkan adalah pekerjaan yang telah terpasang.

    17

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 89 ayat (4)

    Perpres 70/2012 Pasal 89 ayat (4)

    Pembayaran bulanan/termin untuk Pekerjaan

    Konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang telah

    terpasang, termasuk peralatan dan/atau bahan yang

    menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan

    diserahterimakan, sesuai dengan ketentuan yang

    terdapat dalam Kontrak

    Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur

    pada ayat (2) dan ayat (2a), pembayaran dapat

    dilakukan sebelum prestasi pekerjaan

    diterima/terpasang untuk:

    a. pemberian Uang Muka kepada Penyedia

    Barang/Jasa dengan pemberian Jaminan Uang

    Muka;

    b. Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya

    dapat dilakukan pembayaran terlebih dahulu,

    sebelum Barang/Jasa diterima setelah

    Penyedia Barang/Jasa menyampaikan jaminan

    atas pembayaran yang akan dilakukan;

    c. pembayaran peralatan dan/atau bahan yang

    menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan

    diserahterimakan, namun belum terpasang.

    Catatan !Perubahan ketentuan pada ayat ini termasuk perubahan

    besar dari redaksi ayat dan dijelaskan dengan lebih

    rinci. Ketentuan ini menjelaskan pembayaran sebelum

    prestasi pekerjaan dihasilkan. Contoh untuk ketentuan

    huruf b adalah sewa menyewa, jasa asuransi, beasiswa

    dll. Contoh untuk ketentuan huruf c adalah lift untuk

    pekerjaan konstruksi.18

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 89 ayat (4a)

    Perpres 54/2010

    Sampai perubahan ke-3

    Tidak diatur Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

    pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

    huruf b, termasuk bentuk jaminan diatur oleh Menteri

    Keuangan

    Catatan !Ketentuan ini merupakan ketentuan baru yang menegaskan bahwa tatacara pembayaran termasuk

    jaminan akan diatur lebih rinci oleh Menteri Keuangan.

    19

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Perpres 54/2010 Pasal 91 ayat (2)

    Yang dapat digolongkan sebagai Keadaan Kahardalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi:a. bencana alam;b. bencana non alam;c. bencana sosial;d. pemogokan;e. kebakaran; dan/atauf. gangguan industri lainnya sebagaimana

    dinyatakan melalui keputusan bersamaMenteri Keuangan dan menteri teknis terkait.

    Dihapus

    Catatan !Ketentuan tentang jenis keadaan kahar dihapuskan. Hal ini dilakukan untuk menghindari

    pembatasan kondisi keadaan kahar. Karena dalam kenyataannya banyak peristiwa yang

    menganggu penyelesaian pekerjaan yang sifatnya bukan kesalahan penyedia atau diluar kendali

    para pihak, yang secara prinsip harusnya dianggap sebagai keadaan kahar. Namun karena tidak

    ada di Pasal 91 ayat (2), maka kondisi tadi tidak dianggap keadaan kahar.20

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 93 ayat (1a)

    Perpres 54/2010

    Sampai perubahan ke-3

    Belum diatur Pemberian kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa

    menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima

    puluh) hari kalender, sejak masa berakhirnya

    pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) huruf a.1. dan huruf a.2., dapat melampaui

    Tahun Anggaran.

    Catatan !Ketentuan ini merupakan ketentuan baru yang dimaksudkan untuk menegaskan bahwa

    pemberian kesempatan 50 hari kerja tidak terkait tahun anggaran, sehingga pemberian

    kesempatan ini dimungkinkan untuk dilakukan walaupun melampaui tahun anggaran. Sedangkan

    tatacara pengelolaan keuangannya akan diatur oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam

    Negeri.

    21

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 93 ayat (3)

    Perpres 54/2010

    Sampai perubahan ke-3

    Belum diatur Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara

    sepihak oleh PPK karena kesalahan Penyedia

    Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    Kelompok Kerja ULP dapat melakukan Penunjukan

    Langsung kepada pemenang cadangan berikutnya

    pada paket pekerjaan yang sama atau Penyedia

    Barang/Jasa yang mampu dan memenuhi syarat.

    Catatan !Ini adalah salah satu ketentuan baru yang sangat penting untuk menangani masalah pemutusan

    kontrak sebelum pekerjaan selesai. Untuk menyelamatkan pekerjaan dan untuk memastikan

    pekerjaan selesai, maka harus diberikan kemudahan untuk menetapkan penyedia yang akan

    melanjutkan sisa pekerjaan yang tentu prosesnya tidak boleh lama, karena pekerjaan sisa harus

    segera dikerjakan dan penunjukan langsung adalah metode yang tepat yang bisa digunakan.

    22

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 106 ayat (1)

    Perpres 54/2010 Pasal 106 ayat (1)

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat dilakukan

    secara elektronik.Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dilakukan

    secara elektronik.

    Catatan !Perubahan ketentuan ini terkesan sederhana, tetapi maknanya sangat signifikan terhadap arah

    kebijakan kita. Dengan menghilangkan kata dapat, maka pelelangan secara elektronik bukanlah

    sebagai pilihan tetapi menjadi suatu keharusan. Selain itu ketentuan pengadaan nantinya akan

    diarahkan untuk menunjang pelelangan secara elektronik, sejalan dengan makin ditinggalkannya

    pelelangan manual. Artinya secara sederhana dapat dikatakan bahwa default nya proses

    pelelangan adalah secara elektronik.

    23

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 108 ayat (3) dan ayat (4)

    Perpres 54/2010

    Sampai perubahan ke-3

    Belum diatur 3) K/L/D/I mempergunakan Sistem Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik yang

    dikembangkan oleh LKPP.

    4) Ketentuan lebih lanjut tentang Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik

    ditetapkan oleh LKPP.

    Catatan !Ketentuan ini mengamanatkan bahwa sistem pengadaan elektronik yang digunakan oleh K/L/D/I

    wajib menggunakan system yang dikembangkan oleh LKPP, dalam hal ini SPSE. Dengan

    ketentuan ini maka K/L/D/I tidak diperkenankan menggunakan system yang dikembangkan

    instansinya sendiri atau system lain diluar yang dikembangkan oleh LKPP. Ketentuan ini menjadi

    sangat penting dalam upaya membuat single system untuk eProcurement Indonesia.

    24

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 109 ayat (7)

    Perpres 70/2012 Pasal 109 ayat (7)

    Belum diatur Dalam pelaksanaan E-Tendering dilakukan dengan

    ketentuan sebagai berikut:

    a. tidak diperlukan Jaminan Penawaran;

    b. tidak diperlukan sanggahan kualifikasi;

    c. apabila penawaran yang masuk kurang dari 3

    (tiga) peserta, pemilihan penyedia dilanjutkan

    dengan dilakukan negosiasi teknis dan

    harga/biaya;

    d. tidak diperlukan sanggahan banding;

    e. Untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi

    a) daftar pendek berjumlah 3 (tiga) sampai 5

    (lima) penyedia Jasa Konsultansi;

    b) seleksi sederhana dilakukan dengan metode

    pascakualifikasi.

    Catatan !Ini adalah ketentuan yang revolusioner untuk

    pengadaan barang/jasa pemerintah ke depan.

    Ketentuan ini menggambarkan keinginan yang kuat

    untuk menyederhanakan dan mempercepat proses

    pengadaan. Hal ini juga dimungkinkan dengan

    perkembangan teknologi informasi saat ini.

    Dengan dibangunnya Vendor Management System,

    maka tahapan kualifikasi menjadi sangat mudah atau

    bahkan mungkin tidak perlu dilakukan oleh Pokja ULP.

    Demikian pula dengan ketentuan dihapuskannya

    ketentuan pelelangan gagal yang diakibatkan oleh

    pemasukan penawaran kurang dari 3, memungkinkan

    potensi pelelangan gagal berkurang.

    25

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 109 ayat (8)

    Perpres 70/2012 Pasal 109 ayat (8)

    Belum diatur Ketentuan lebih lanjut mengenai E-Tendering ditetapkan

    oleh LKPP.

    Catatan !Ketentuan ini hanya mempertegas bahwa pengembangan eTendering hanya akan ditetapkan oleh

    LKPP, sehingga K/L/D/I lain tidak memiliki kewenangan untuk menetapkan sistemnya sendiri.

    26

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 109A

    Perpres 54/2010

    Sampai perubahan ke-3

    Belum diatur

    Catatan !Ini adalah ketentuan revolusioner berikutnya. Metode

    pelelangan yang kemudian dikenal eTendering Cepat ini

    akan membuat pelelangan menjadi sangat sederhana,

    bahkan tidak diperlukan sanggahan dan sanggahan

    banding, karena tidak akan lagi terjadi penawaran gugur

    karena aspek kualifikasi, administrasi bahkan teknis.

    Sehingga kompetisi hanya terkait dengan masalah harga.

    Namun demikian, pelelangan ini hanya dimungkinkan

    dilakukan untuk pengadaan barang/jasa yang secara

    teknis sudah standar, sehingga semua penawaran

    seluruhnya dianggap lulus teknis. Untuk sementara

    pelelangan ini hanya dapat diakukan SPSE v4.

    1) Percepatan pelaksanaan E-Tendering dilakukan

    dengan memanfaatkan Informasi Kinerja Penyedia

    Barang/Jasa

    2) Pelaksanaan E-Tendering sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dilakukan dengan hanya memasukan

    penawaran harga untuk Pengadaan Barang/Jasa yang

    tidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi,

    dan teknis, serta tidak ada sanggahan dan sanggahan

    banding.

    3) Tahapan E-Tendering sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) paling kurang terdiri atas:

    a. undangan;

    b. pemasukan penawaran harga;

    c. pengumuman pemenang.

    27

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 110

    Perpres 70/2012Pasal 110

    3) Dalam rangka pengelolaan sistem katalog

    elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan

    Penyedia Barang/Jasa untuk Barang/Jasa

    tertentu.

    4) K/L/D/I melakukan E-Purchasing terhadap

    barang/jasa yang sudah dimuat dalam sistem

    katalog elektronik.

    3) Dihapus

    4) K/L/D/I wajib melakukan E-Purchasing terhadap

    Barang/Jasa yang sudah dimuat dalam sistem katalog

    elektronik sesuai dengan kebutuhan K/L/D/I.

    5) E-Purchasing dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaan/

    PPK atau pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan

    Instansi/Institusi.

    6) Ketentuan lebih lanjut mengenai E-Purchasing

    ditetapkan oleh LKPP

    Catatan !Ketentuan ini menghapus ketentuan mengenai kontrak

    payung yang dilakukan oleh LKPP dengan penyedia.

    Ketentuan lainnya menyatakan bahwa e-Purchasing

    merupakan metode pemilihan yang wajib dilakukan oleh

    K/L/D/I. Kemudian pelaksananya bisa dilakukan oleh

    siapun yang diberi tugas tidak terbatas pada Pokja ULP

    atau Pejabat Pengadaan.28

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 110

    Perpres 54/2010

    Sampai perubahan ke-3

    Belum diatur 3) Pimpinan K/L/D/I wajib memberikan pelayanan hukum

    kepada PA/KPA/PPK/ULP/Pejabat Pengadaan/PPHP

    /PPSPM/Bendahara/APIP dalam menghadapi

    permasalahan hukum dalam lingkup Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah.

    4) Khusus untuk tindak pidana dan pelanggaran

    persaingan usaha, pelayanan hukum sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3) hanya diberikan hingga

    tahappenyelidikan.

    Catatan !Ketentuan ini lahir dari banyaknya keluhan dari pengelola pengadaan yang sering mengalami

    masalah hukum dalam menjalankan tugasnya. Di lain sisi sering tidak mendapatkan hak layanan

    hukum dan Instansinya, padahal masalah tersebut timbul karena posisinya sebagai pelaksana

    pengadaan.

    29

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Matriks PerubahanDari Perpres 54/2010 dan perubahan terhadap Perpres 4/2015

    Perpres 4/2015Pasal 129

    Perpres 54/2010

    Sampai perubahan ke-3

    Belum diatur 6) Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa di Desa diatur

    dengan peraturan Bupati/Walikota yang mengacu

    pada pedoman yang ditetapkan oleh LKPP.

    7) Pimpinan K/L/D/I mendorong konsolidasi pelaksanaan

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

    Catatan !Ketentuan ayat (6) menegaskan bahwa untuk pengadaan barang/jasa di Desa diatur oleh

    Bupati/Walikota, yang dalam Perka LKPP tentang Pengadaan Desa sudah diatur terlebih dahulu.

    Ayat (7) merupakan amanat agar pimpinan K/L/D/I mendorong konsolidasi

    30

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    Ketentuan Peralihan

    1. Proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah

    yang sedang dilaksanakan, dilanjutkan dengan tetap

    berpedoman pada ketentuan sebelum diubah

    berdasarkan Peraturan Presiden ini.

    2. Perjanjian/Kontrak yang ditandatangani sebelum

    berlakunya Peraturan Presiden ini, tetap berlaku

    sampai dengan berakhirnya Perjanjian/Kontrak.

    3. Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

    diundangkan.

    31

  • W OW P RE S E NT A T ION T HE ME

    MODERN DARK

    SUWUN

    Sumber: Perpres 54 2010 besertaperubahannya Nandang Sutisna, IAPI

    32

  • Ides 1

    MATRIKS PERBEDAAN

    ANTARA PERATURAN PRESIDEN No. 54 TAHUN 2010, No. 35 TAHUN 2011, & PERATURAN PRESIDEN No. 70 TAHUN 2012

    Dengan

    PERATURAN PRESIDEN No. 172 TAHUN 2014 & N0. 4 TAHUN 2015

    TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    I. DEFINISI

    1. LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah yang

    selanjutnya disebut LKPP

    adalah lembaga Pemerintah

    yang bertugas

    mengembangkan dan

    merumuskan kebijakan

    Pengadaan Barang/Jasa

    sebagaimana dimaksud dalam

    Peraturan Presiden Nomor 106

    Tahun 2007 tentang Lembaga

    Kebijakan Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah

    Lembaga Kebijakan

    Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah yang selanjutnya

    disebut LKPP adalah lembaga

    Pemerintah yang bertugas

    mengembangkan dan

    merumuskan kebijakan

    Pengadaan Barang/Jasa

    sebagaimana dimaksud dalam

    Peraturan Presiden Nomor 106

    Tahun 2007 tentang Lembaga

    Kebijakan Pengadaan Barang/

    Jasa Pemerintah sebagaimana

    diubah dengan Peraturan

    Presiden Nomor 157 Tahun 2014

    tentang Perubahan atas Peraturan

    Presiden Nomor 106 Tahun 2007

    tentang Lembaga Kebijakan

    Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah

    Perubahan yang

    terjadi adalah

    dasar hukum

    pembentukan

    LKPP

    2. Pejabat

    Pengadaan

    Pejabat Pengadaan adalah

    personil yang ditunjuk untuk

    melaksanakan Pengadaan

    Langsung.

    Pejabat Pengadaan adalah

    personil yang ditunjuk untuk

    melaksanakan Pengadaan

    Langsung, Penunjukan

    Langsung, dan E-Purchasing.

    Peranan Pejabat Pengadaan saat ini lebih diperluas yaitu dapat melakukan penunjukan langsung

    hingga maksimal 200 Juta dan E-Purchasing.

    33

  • Ides 2

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    II. ORGANISASI PENGADAAN

    3. Tugas Pokok dan

    Kewenangan

    Pejabat

    Pengadaan

    Pengadaan Langsung untuk

    paket Pengadaan Barang/

    Pekerjaan Konstruksi/Jasa

    Lainnya yang bernilai paling

    tinggi Rp200.000.000,00 (dua

    ratus juta rupiah) dan/atau

    Pengadaan Langsung untuk

    paket Pengadaan Jasa

    Konsultansi yang bernilai Paling

    tinggi Rp50.000.000,00 (lima

    puluh juta rupiah)

    Pengadaan Langsung atau

    Penunjukan Langsung untuk

    paket Pengadaan

    Barang/Pekerjaan

    Konstruksi/Jasa Lainnya yang

    bernilai paling tinggi

    Rp200.000.000,00 (dua ratus

    juta rupiah); dan/atau

    Pengadaan Langsung atau

    Penunjukan Langsung untuk

    paket Pengadaan Jasa

    Konsultansi yang bernilai paling

    tinggi Rp50.000.000,00 (lima

    puluh juta rupiah)

    4. Persyaratan

    Sertifikat untuk

    Kepala ULP

    Pengecualian persyaratan

    kepemilikan sertifkat hanya

    berlaku dalam hal Kepala ULP

    tidak merangkap anggota

    Kelompok Kerja ULP

    Pengecualian persyaratan

    kepemilikan sertifkat hanya

    berlaku dalam hal Kepala ULP

    tidak merangkap anggota

    Kelompok Kerja ULP/Pejabat

    Pengadaan

    5. Persyaratan

    Pajak Untuk

    Penyedia

    sebagai wajib pajak sudah

    memiliki Nomor Pokok Wajib

    Pajak (NPWP) dan telah

    memenuhi kewajiban

    perpajakan tahun terakhir

    (PPTK Tahunan) serta memiliki

    laporan bulanan PPh Pasal 21,

    PPh Pasal 23 (bila ada transaksi),

    PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN

    (bagi Pengusaha Kena Pajak)

    paling kurang 3 (tiga) bulan

    terakhir dalam tahun berjalan.

    memiliki Nomor Pokok Wajib

    Pajak (NPWP) dan telah

    memenuhi kewajiban

    perpajakan tahun terakhir

    Dengan menghilangkan persyaratan pajak 3 bulan terakhir, maka kerumitan evaluasi kualifikasi dan benturan

    dengan peraturan perpajakan dapat dihindari

    6. Persyaratan

    Pajak untuk

    Metode

    Pengadaan

    Langsung

    Belum Diatur Persyaratan pemenuhan

    kewajiban perpajakan tahun

    terakhir, dikecualikan untuk

    Pengadaan Langsung dengan

    menggunakan bukti pembelian

    atau kuitansi

    Pengadaan langsung yang menggunakan bukti pembelian atau kuitansi cukup mempersyaratkan

    kepemilikan NPWP

    34

  • Ides 3

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    III. RENCANA UMUM PENGADAAN

    7. Pengumuman

    RUP

    PA pada Pemerintah Daerah

    mengumumkan Rencana

    Umum Pengadaan Barang/Jasa

    secara terbuka kepada

    masyarakat luas, setelah APBD

    yang merupakan rencana

    keuangan tahunan Pemerintah

    Daerah dibahas dan disetujui

    bersama oleh Pemerintah

    Daerah dan DPRD.

    PA pada Pemerintah Daerah

    mengumumkan Rencana

    Umum Pengadaan Barang/Jasa

    secara terbuka kepada

    masyarakat luas, setelah

    rancangan peraturan daerah

    tentang APBD yang merupakan

    rencana keuangan tahunan

    Pemerintah Daerah disetujui

    bersama oleh Pemerintah

    Daerah dan DPRD

    Pengumuman RUP tidak lagi menunggu persetujuan APBD, melainkan cukup persetujuan Raperda APBD

    IV. METODE PEMILIHAN

    8. Penunjukan

    Langsung

    Ditambahkan:

    Pekerjaan Pengadaan dan

    penyaluran benih unggul yang

    meliputi benih padi, jagung,

    dan kedelai, serta pupuk yang

    meliputi Urea, NPA, dan ZA

    kepada petani dalam rangka

    menjamin ketersediaan benih

    dan pupuk secara tepat dan

    cepat untuk pelaksanaan

    peningkatan ketahanan pangan

    Penambahan ini dilakukan pada Perpres 172 Tahun 2014 yang bertujuan untuk mendukung program

    pemerintah mencapai kedaulatan pangan.

    9. Pengadaan

    Langsung Jasa

    Konsultansi

    Pengadaan Langsung dapat

    dilakukan terhadap Pengadaan

    Jasa Konsultansi yang memiliki

    karakteristik sebagai berikut:

    a. merupakan kebutuhan

    operasional K/L/D/I;

    dan/atau

    b. bernilai paling tinggi

    Rp50.000.000,00 (lima puluh

    juta rupiah)

    Pengadaan Langsung dapat

    dilakukan terhadap Pengadaan

    Jasa Konsultansi yang bernilai

    paling tinggi Rp50.000.000,00

    (lima puluh juta rupiah)

    Ketentuan kebutuhan operasional dihapus karena dapat berarti pengadaan langsung jasa konsultansi

    dapat dilakukan berapapun nilainya selama memenuhi ketentuan operasional.

    35

  • Ides 4

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    V. TANDA BUKTI PERJANJIAN

    10. Tanda Bukti

    Perjanjian

    Tanda bukti perjanjian terdiri

    atas:

    a. bukti pembelian;

    b. kuitansi;

    c. Surat Perintah Kerja (SPK);

    dan

    d. surat perjanjian

    Tanda bukti perjanjian terdiri

    atas:

    a. bukti pembelian;

    b. kuitansi;

    c. Surat Perintah Kerja (SPK);

    d. surat perjanjian; dan

    e. surat pesanan

    Surat pesanan diperuntukkan khusus untuk pengadaan yang dilaksanakan secara E-Purchasing dan

    pembelian secara online

    VI. JAMINAN PELAKSANAAN

    11. Penggunaan

    Jaminan

    Pelaksanaan

    Jaminan Pelaksanaan dapat

    diminta PPK kepada Penyedia

    Jasa Lainnya untuk Kontrak

    bernilai diatas Rp 200.000.000,-

    (dua ratus juta rupiah), kecuali

    untuk Pengadaan Jasa Lainnya

    dimana aset Penyedia sudah

    dikuasai oleh Pengguna

    Jaminan Pelaksanaan tidak

    diperlukan dalam hal:

    a. Pengadaan

    Barang/Pekerjaan

    Konstruksi/Jasa Lainnya

    yang dilaksanakan dengan

    metode Pengadaan

    Langsung, Penunjukan

    Langsung Untuk

    Penanganan Darurat,

    Kontes, atau Sayembara; b. Pengadaan Jasa Lainnya,

    dimana aset Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna; atau

    c. Pengadaan Barang/Jasa dalam Katalog Elektronik melalui E-Purchasing.

    Penggunaan jaminan lebih dipertegas pada metode pemilihan dan bukan sekedar berdasarkan nilai paket

    lagi.

    Juga apabila proses pemilihan menggunakan e-purchasing, maka tidak diperlukan jaminan pelaksanaan

    VII. PENGUMUMAN PEMILIHAN PENYEDIA

    12. Waktu

    Pengumuman

    Pemilihan

    Pengumuman pemilihan

    penyedia dilakukan setelah

    penetapan APBD untuk anggaran

    APBD dan setelah persetujuan

    RKA untuk APBN

    Pengumuman Pemilihan

    penyedia dilakukan setelah

    RUP diumumkan atau untuk

    pengadaan barang/jasa tertentu

    dapat dilakukan sebelum RUP

    diumumkan

    Pengumuman pemilihan penyedia saat ini didasarkan kepada RUP dan bukan kepada anggaran lagi.

    Pengumuman pemilihan yang mendahului RUP dapat dilakukan untuk:

    pengadaan Barang/Jasa yang membutuhkan waktu perencanaan dan persiapan pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang lama;

    pekerjaan kompleks; dan/atau pekerjaan rutin yang harus dipenuhi di awal tahun anggaran dan tidak boleh berhenti.

    VIII. PENANDATANGANAN KONTRAK

    36

  • Ides 5

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    13. Kontrak dan

    Penetapan

    Anggaran

    Penandatanganan Kontrak

    Pengadaan Barang/Jasa

    dilakukan setelah DIPA/DPA

    ditetapkan.

    Dalam hal proses pemilihan

    Penyedia Barang/Jasa

    dilaksanakan mendahului

    pengesahan DIPA/DPA dan

    alokasi anggaran dalam

    DIPA/DPA tidak disetujui atau

    ditetapkan kurang dari nilai

    Pengadaan Barang/Jasa yang

    diadakan, proses pemilihan

    Penyedia Barang/Jasa

    dilanjutkan ke tahap

    penandatanganan kontrak

    setelah dilakukan revisi

    DIPA/DPA atau proses

    pemilihan Penyedia

    Barang/Jasa dibatalkan

    14. Kontrak dan

    Jaminan

    Pelaksanaan

    Para pihak menandatangani

    Kontrak setelah Penyedia

    Barang/ Jasa menyerahkan

    Jaminan Pelaksanaan paling

    lambat 14 (empat belas) hari

    kerja terhitung sejak

    diterbitkannya SPPBJ

    Para pihak menandatangani

    Kontrak setelah Penyedia

    Barang/Jasa menyerahkan

    Jaminan Pelaksanaan.

    Batas waktu

    penyerahan

    jaminan

    pelaksanaan

    dihapuskan

    IX. PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN

    15. Waktu

    Pembayaran

    Pembayaran prestasi kerja

    diberikan kepada Penyedia

    Barang/Jasa setelah dikurangi

    angsuran pengembalian Uang

    Muka dan denda apabila ada,

    serta pajak

    Pembayaran prestasi pekerjaan

    diberikan kepada Penyedia

    Barang/Jasa senilai prestasi

    pekerjaan yang diterima setelah

    dikurangi angsuran

    pengembalian Uang Muka dan

    denda apabila ada, serta pajak.

    Lebih dipertegas

    bahwa

    pembayaran

    berdasarkan

    prestasi yang

    diterima

    16. Pembayaran

    Pekerjaan

    Konstruksi

    Pembayaran bulanan/termin

    untuk Pekerjaan Konstruksi,

    dilakukan senilai pekerjaan

    yang telah terpasang, termasuk

    peralatan dan/atau bahan yang

    menjadi bagian dari hasil

    pekerjaan yang akan

    diserahterimakan, sesuai dengan

    ketentuan yang terdapat dalam

    Kontrak.

    Pembayaran untuk pekerjaan

    konstruksi, dilakukan senilai

    pekerjaan yang telah terpasang

    37

  • Ides 6

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    17. Pembayaran

    Sebelum

    Prestasi

    Belum Diatur Pembayaran dapat dilakukan

    sebelum prestasi pekerjaan

    diterima/terpasang untuk:

    a. Pemberian Uang Muka

    kepada Penyedia

    Barang/Jasa dengan

    pemberian Jaminan Uang

    Muka; b. Pengadaan Barang/Jasa

    yang karena sifatnya dapat

    dilakukan pembayaran

    terlebih dahulu, sebelum

    Barang/Jasa diterima

    setelah Penyedia

    Barang/Jasa menyampaikan

    jaminan atas pembayaran

    yang akan dilakukan; c. Pembayaran peralatan

    dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, namun belum terpasang.

    Contoh kegiatan yang karena sifatnya harus dilakukan pembayaran terlebih dahulu, antara lain namun

    tidak terbatas pada sewa menyewa, jasa asuransi dan/atau pengambil alih risiko, kontrak

    penyelenggaraan beasiswa, belanja online, atau jasa penasehat hukum.

    Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan namun

    belum terpasang, dibayar senilai peralatan dan/atau bahan tersebut, tidak termasuk biaya pemasangan

    dan biaya uji fungsi.

    Penyelesaian pekerjaan pemasangan dan uji fungsi peralatan dan/atau bahan dilakukan dalam Tahun

    Anggaran berjalan.

    X. KEADAAN KAHAR

    18. Kategori

    Keadaan Kahar

    Yang dapat digolongkan

    sebagai Keadaan Kahar dalam

    Kontrak Pengadaan

    Barang/Jasa meliputi:

    a. Bencana Alam; b. Bencana Non Alam c. Bencana Sosial d. Pemogokan e. Kebakaran; dan/atau f. gangguan industry lainnya

    sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.

    Contoh Keadaan Kahar dalam

    Kontrak Pengadaan

    Barang/Jasa antara lain namun

    tidak terbatas pada:

    a. bencana alam,

    b. bencana non alam,

    c. bencana sosial,

    d. pemogokan,

    e. kebakaran,

    f. gangguan industri lainnya

    sebagaimana dinyatakan

    melalui keputusan bersama

    Menteri Keuangan dan

    menteri teknis terkait.

    Pengertian

    keadaan kahar

    yang dulunya ada

    pada Pasal 91

    Ayat (2) dihapus

    Kategori keadaan kahar lebih diperluas dan disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak.

    38

  • Ides 7

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    XI. PEMUTUSAN KONTRAK

    19. Ketentuan 50

    Hari dan Tahun

    Anggaran

    Belum diatur dengan jelas Pemberian kesempatan

    kepada Penyedia Barang/Jasa

    menyelesaikan pekerjaan

    sampai dengan 50 (lima puluh)

    hari kalender, sejak masa

    berakhirnya pelaksanaan

    pekerjaan, dapat melampaui

    Tahun Anggaran.

    Ketentuan ini mengikuti Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum yang

    sudah menetapkan hal ini sebelumnya.

    20. Tindak Lanjut

    Pemutusan

    Kontrak

    Belum diatur dengan jelas Dalam hal dilakukan

    pemutusan Kontrak secara

    sepihak oleh PPK karena

    kesalahan Penyedia

    Barang/Jasa, Kelompok Kerja

    ULP dapat melakukan

    Penunjukan Langsung kepada

    pemenang cadangan

    berikutnya pada paket

    pekerjaan yang sama atau

    Penyedia Barang/Jasa yang

    mampu dan memenuhi syarat.

    Ketentuan ini memberikan kepastian terhadap pelaksanaan pekerjaan, dimana apabila terjadi pemutusan

    kontrak, maka tahapan pengadaan kembali diulang melalui metode pemilihan penyedia dalam bentuk

    penunjukan langsung oleh Pokja ULP.

    XII. PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

    21. Kewajiban

    PBJ Secara

    Elektronik

    Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah dapat dilakukan

    secara elektronik

    Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah dilakukan secara

    elektronik

    Menghilangkan

    kata dapat

    pada Pasal 106

    ayat 1

    Berdasarkan ketentuan ini, maka pengadaan barang/jasa pemerintah wajib dilaksanakan secara

    elektronik dimulai saat Perpres No. 4 Tahun 2015 berlaku.

    Ruang lingkup pengadaan secara elektronik ini adalah E-Tendering dan E-Purchasing. Hal ini berarti

    penunjukan langsung, pengadaan langsung, kontes, dan sayembara dilaksanakan secara non elektronik

    22. Penggunaan

    SPSE

    Belum diatur K/L/D/I mempergunakan

    Sistem Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah

    Secara Elektronik yang

    dikembangkan oleh LKPP.

    Berdasarkan ketentuan yang tertuang pada Pasal 108 Ayat (3) dan (4), maka SPSE yang digunakan adalah

    SPSE yang dikembangkan oleh LKPP. K/L/D/I tidak boleh menggunakan aplikasi lain untuk pengadaan secara

    elektronik.

    39

  • Ides 8

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    23. Ketentuan

    E- Tendering

    Belum diatur dengan jelas Dalam pelaksanaan E-

    Tendering dilakukan dengan

    ketentuan sebagai berikut:

    a. tidak diperlukan Jaminan Penawaran;

    b. tidak diperlukan sanggahan kualifikasi;

    c. apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta, pemilihan penyedia dilanjutkan dengan dilakukan negosiasi teknis dan harga/biaya;

    d. tidak diperlukan sanggahan banding;

    e. untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi: 1) daftar pendek berjumlah

    3 (tiga) sampai 5 (lima)

    penyedia Jasa

    konsultansi;

    2) seleksi sederhana

    dilakukan dengan

    metode pascakualifikasi.

    24. Percepatan

    Pelaksanaan

    E- Tendering

    Belum diatur 1. Percepatan pelaksanaan E-

    Tendering dilakukan dengan

    memanfaatkan Informasi

    Kinerja Penyedia

    Barang/Jasa.

    2. Pelaksanaan E-Tendering

    dilakukan dengan hanya

    memasukan penawaran

    harga untuk Pengadaan

    Barang/Jasa yang tidak

    memerlukan penilaian

    kualifikasi, administrasi, dan

    teknis, serta tidak ada

    sanggahan dan sanggahan

    banding.

    3. Tahapan E-Tendering sebagaimana dimaksud paling kurang terdiri atas: a. undangan;

    b. pemasukan penawaran

    harga;

    c. pengumuman pemenang.

    Percepatan pelaksanaan e-Tendering baru diperkenalkan pada Perpres Nomor 4 Tahun 2015 dan

    mempergunakan informasi kinerja penyedia (Vendor Management System). Pemilihan penyedia dilaksanakan

    terhadap data penyedia yang sudah terdapat pada sistem sehingga tidak diperlukan evaluasi kualifikasi lagi.

    Demikian juga barang/jasa yang akan diadakah sudah bersifat jelas dan tegas sehingga tidak diperlukan

    evaluasi administrasi dan teknis. Persaingan hanya terjadi pada sisi harga. Sehubungan dengan hal ini, maka

    waktu pelaksanaan pemilihan penyedia dapat jauh lebih singkat

    40

  • Ides 9

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    25. Kontrak Payung

    pada E-Katalog

    Dalam rangka pengelolaan

    sistem katalog elektronik

    sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), LKPP melaksanakan

    Kontrak Payung dengan

    Penyedia Barang/Jasa untuk

    Barang/Jasa tertentu.

    Dihapus

    26. Kewajiban

    Menggunakan

    E- Purchasing

    Belum diatur K/L/D/I wajib melakukan E-

    Purchasing terhadap

    Barang/Jasa yang sudah

    dimuat dalam sistem katalog

    elektronik sesuai dengan

    kebutuhan K/L/D/I.

    27. Pelaksana

    E- Purchasing

    Belum diatur E-Purchasing dilaksanakan

    oleh Pejabat Pengadaan/PPK

    atau pejabat yang ditetapkan

    oleh Pimpinan Instansi/Institusi.

    XIII. PELAYANAN HUKUM TERHADAP PENGELOLA PENGADAAN

    28. Kewajiban

    Pelayanan

    Hukum

    Belum diatur Pimpinan K/L/D/I wajib

    memberikan pelayanan hukum

    kepada PA/KPA/PPK/ULP/

    Pejabat Pengadaan/ PPHP/

    PPSPM/Benda hara/APIP

    dalam menghadapi

    permasalahan hukum dalam

    lingkup Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah.

    29. Ruang Lingkup Belum diatur Pelayanan hukum hanya

    diberikan hingga tahap

    penyelidikan untuk tindak

    pidana dan pelanggaran

    persaingan usaha

    Ketentuan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum kepada pengelola pengadaan sehingga dapat

    melaksanakan tugasnya secara baik dan tenang. Juga untuk memastikan bahwa K/L/D/I tetap bertanggung

    jawab dalam proses pengadaan barang/jasa

    41

  • Ides 10

    NO TOPIK PERPRES 54/2010, PERPRES

    35/2011, DAN PERPRES 70/2012

    PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015

    KETERANGAN

    XIV. KETENTUAN LAIN

    30. Pengadaan

    Barang/Jasa di

    Desa

    Belum diatur Ketentuan Pengadaan

    Barang/Jasa di Desa diatur

    dengan peraturan

    Bupati/Walikota yang mengacu

    pada pedoman yang ditetapkan

    oleh LKPP.

    Menindaklanjuti UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka Desa memiliki pengaturan pengadaan

    barang/jasa sendiri serta tidak tunduk kepada Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Perubahannya. Hal ini karena

    sumber anggaran PBJ Desa adalah APBDes yang tidak termasuk ruang lingkup Pasal 2 Perpres No. 54 Tahun

    2010 dan Perubahannya. Oleh sebab itu, setiap Kepala Daerah wajib membuat aturan PBJ pada Desa

    di Wilayahnya namun tetap mengacu kepada pedoman yang ditetapkan oleh LKPP

    31. Konsolidasi

    Pengadaan

    Belum diatur Pimpinan K/L/D/I mendorong

    konsolidasi pelaksanaan

    Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah.

    Saat ini pelaksanaan pengadaan di K/L/D/I terkotak-kotak berdasarkan kegiatan dan anggaran. Dengan

    munculnya aturan ini, maka pelaksanaan pengadaan didorong dilaksanakan secara terkonsolidasi sehingga

    tidak lagi banyak dilaksanakan secara pengadaan langsung dan dapat mendorong pelaksanaan pengadaan

    yang lebih efektif dan efisien.

    42

  • Management Training SPSE Versi 4

    TUS@2015

    PANITIA

    43

  • Admin

    AGENCY

    VERIFIKATOR

    PENYEDIA

    HELPDESK POKJA

    AUDITOR

    SATKER LPSE

    PPK

    HIRARKI PEMBENTUKAN USER SPSE 3.6

    PPHP PP TRAINER

    Admin RUP

    Management Training SPSE 3.6 44

  • DASAR HUKUM

    PEPRES No.4 Tahun 2015

    Tentang Perubahan ke-4

    Perubahan Perpres no 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa

    Pasal 109 ayat 7 huruf C

    Bila penawaran yang masuk kurang dari 3 peserta pemilihan penyedia

    dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga biaya

    Management Training SPSE 3.6 45

  • No Tahapan SPSE 3.5 SPSE 3.6

    1. Jaminan

    Penawaran

    Memerlukan jaminan

    penawaran tidak diperlukan Jaminan

    Penawaran;

    2. Sanggah Kualifikasi Memerlukan sanggahan

    kualifikasi tidak diperlukan sanggahan

    kualifikasi;

    3 Pengiriman

    Penawaran

    apabila penawaran yang masuk

    kurang dari 3 (tiga) peserta,

    maka di lelang ulang

    apabila penawaran yang

    masuk kurang dari 3 (tiga)

    peserta, pemilihan penyedia

    dilanjutkan dengan dilakukan

    negosiasi teknis dan

    harga/biaya;

    Management Training SPSE 3.6 46

  • No Tahapan SPSE 3.5 SPSE 3.6

    4. Sanggah Banding Memerlukan sanggah banding tidak diperlukan sanggah

    banding

    5. Pemilihan Penyedia untuk pemilihan Penyedia Jasa

    Konsultansi:

    1) daftar pendek berjumlah 5

    sampai 7 penyedia Jasa

    Konsultansi;

    2) seleksi sederhana dilakukan

    dengan metode prakualifikasi

    untuk pemilihan Penyedia Jasa

    Konsultansi:

    1) daftar pendek berjumlah 3

    (tiga) sampai 5 (lima) penyedia

    Jasa Konsultansi;

    2) seleksi sederhana

    dilakukan dengan metode

    pascakualifikasi.

    Management Training SPSE 3.6 47

  • Management Training SPSE 3.6

    PPK Panitia Penyedia

    Mulai

    Buat Paket

    Buat Lelang

    Lelang Diumumkan

    Melihat

    Pengumuman dan

    Mendaftar Lelang

    Download Dokumen

    Lelang

    Aanwijzing

    Upload Dokumen

    Penawaran

    Aanwijzing

    A

    SPSE VERSI

    3.6

    48

  • PPK Panitia Penyedia

    Pembukaan Dok.

    Penawaran

    Evaluasi

    Penetapan

    Pemenang

    Pengumuman

    Pemenang

    Sanggahan Menjawab

    Sanggahan

    Selesai

    A

    Input SPPBJ

    Input Kontrak

    SPSE VERSI

    3.6

    49

  • Halaman SPSE 3.6

    Management Training SPSE 3.6 50

  • 51

  • Management Training SPSE 3.6 52

  • TUS@2014

    Terima Kasih

    email : [email protected]

    Telp : (021) 2993 5577

    Management Training SPSE 3.6 53

  • Management Training SPSE Versi 4

    TUS@2015

    54

  • SPSE

    Inisiasi dengan Kepres 80/2003 Centralized Pilot Project di

    Bappenas 2006

    Uji Coba 5 LPSE Decentralized 2008

    Perpres 54/2010 Perpres 70/2012 2010 / 2012

    Pengembangan Teknologi Kemudahan Penggunaan 2014

    55

  • EVOLUSI

    200

    8

    201

    4

    V2

    V3

    V4

    56

  • AR

    SIT

    EK

    TU

    R

    57

  • 58

  • - Kinerja aplikasi meningkat

    - Pengembangan & perbaikan lebih cepat

    - Resumable upload & download

    - Enkripsi & dekripsi terintegrasi

    59

  • Admin

    AGENCY

    VERIFIKATOR

    PENYEDIA

    HELPDESK POKJA

    AUDITOR

    SATKER LPSE

    PPK

    HIRARKI PEMBENTUKAN

    USER

    PPHP PP TRAINER

    Admin RUP

    Management Training Pengenalan SPSE Versi 4 60

  • Management Training SPSE Versi 4

    No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0

    1. Pembuatan Paket Belum terasosiasi dengan e-

    RUP

    Sudah Terasosiasi dengan e-RUP

    Dokumen Lelang dibuat manual

    dan di upload pada SPSE

    Dokumen Lelang dibuat secara

    elektronik melalui aplikasi SPSE

    Syarat penawaran belum

    tersedia pada aplikasi

    Syarat penawaran sudah tersedia

    (terperinci) pada aplikasi

    2. Pemasukan

    dokumen

    penawaran

    -Menggunakan APENDO Ver. 3

    - Penyedia masih melakukan

    proses enkripsi

    -Menggunakan APENDO Ver.4

    - Proses enkripsi dilakukan oleh

    sistem

    - penawaran dikirim dengan

    mengisi form atau upload dokumen

    melalui Apendo

    61

  • Management Training Pengenalan SPSE Versi 4

    No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0

    3. Pembukaan

    Dokumen

    Penawaran

    1. Menggunakan APENDO

    ver.3

    2. Panitia melakukan proses

    dekripsi file penawaran.

    3. Panitia melakukan input

    harga secara manual

    1. Menggunakan APENDO ver.4

    2. proses dekripsi file penawaran

    dilakukan oleh sistem.

    3. Harga penawaran peserta akan

    tampil otomatis di aplikasi.

    4. Proses Evaluasi 1. Evaluasi kualifikasi belum

    menggunakan Vendor

    Management System

    2. Pada proses evaluasi harga

    masih dilakukan koreksi

    aritmatik secara manual.

    3. Aplikasi SPSE belum

    menginformasikan secara

    terperinci hasil evaluasi.

    1. Evaluasi kualifikasi sudah

    menggunakan Vendor

    Management System (segera

    diintegrasikan).

    2. Pada proses evaluasi harga,

    koreksi aritmatik dilakukan

    secara otomatis oleh aplikasi.

    3. Aplikasi SPSE sudah

    menginformasikan secara

    terperinci hasil evaluasi.

    62

  • Management Training Pengenalan SPSE Versi 4

    No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0

    7. Berita Acara dan

    SPPBJ

    1. Berita Acara dan SPPBJ

    masih dibuat oleh panitia

    secara manual dan diupload

    pada aplikasi

    1. Berita Acara dan SPPBJ dibuat

    (digenerate) melalui aplikasi

    8. Kontrak dan

    Pelaksanaan

    Kontrak

    1. Kontrak belum dapat

    digenerate melalui aplikasi

    2. Pelaksanaan kontrak belum

    dapat didokumentasikan

    melalui aplikasi

    1. Pembuatan dan manajemen

    pelaksanaan kontrak dapat

    dilakukan dengan

    menggunakan e-Kontrak

    2. Aplikasi e-Kontrak:

    a. Generate dokumen kontrak

    b. Dokumentasi pelaksanaan

    kontrak

    c. Berita Acara digenerate

    melalui aplikasi

    63

  • Management Training Pengenalan SPSE Versi 4

    PROSES LELANG V4

    PPK Panitia Penyedia

    Mulai

    Buat Paket

    Pilih RUP

    Lelang Diumumkan

    Melihat

    Pengumuman dan

    Mendaftar Lelang

    Download Dokumen

    Lelang

    Aanwijzing

    Upload Dokumen

    Penawaran

    Penjelasan

    Dokumen

    A

    Buat Lelang & e-SDP

    64

  • Management Training Pengenalan SPSE Versi 4

    PROSES LELANG V4

    PPK Panitia Penyedia

    Pembukaan Dok.

    Penawaran APENDO 4

    Evaluasi

    Penetapan

    Pemenang

    Pengumuman

    Pemenang

    Sanggahan Menjawab

    Sanggahan

    Selesai

    A

    Generate SPPBJ

    & BA

    Generate Dok

    Kontrak

    65

  • Management Training SPSE Versi 4 66

  • Management Training SPSE Versi 4

    67

  • Management Training Pengenalan SPSE Versi 4

    TUS@2015

    Terima Kasih

    email : [email protected]

    Telp : (021) 2993 5577

    68

  • Tidak

    BAGAN ALUR MEKANISME PROSES PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK

    URAIAN SKPD ULP

    LPSE PENYEDIA

    BARANG/JASA ESTIMASI WAKTU PA/KPA PPK KEPALA SEKRETARIAT POKJA

    1. PA/KPA menetapkan Rencana Umum 30 hari Pengadaan Paket Pengadaan

    2. PA/KPA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan lewat LPSE di Website Pemerintah Daerah dan Portal Pengadaan Nasional serta

    Papan pengumuman resmi untuk masyarakat

    3. PA/KPA menetapkan PPK (PA dapat bertindak Sebagai PPK atau PA mengangkat KPA, dan

    KPA bertindak sebagai PPK)

    4. Kaji Ulang Rencana Umum Pengadaan (RUP) 10 Hari Setelah

    diterima ULP dengan Unit Layanan Pengadaan (Kebijakan

    Umum dan Penganggaran)

    5. PPK menyusun dan menyerahkan paket Pengadaan/Paket Pekerjaan kepada kepala

    ULP

    15 menit

    pemeriksaan kelengkapan

    dokumen

    6. Kepala ULP menerima usulan dari SKPD yang

    Kemudian diteruskan pada Sekretariat untuk

    dibuatkan Dokumen Usulan

    7. Sekretariat meneliti Dokumen yang kemudian Diteruskan dan didistribusikan pada pokja

    8. Sekretariat menginventarisir dan menjadwal paket pekerjaan dari usulan SKPD dan 3 hari

    Mengundang SKPD dan Pokja untuk rapat Koordinasi.

    Menetapkan Rencana Umum

    Pengadaan Mengkoordinasi

    Rencana UmumPengadaan

    Pengumuman

    Rencana Umum

    Pengadaan

    Pengumuman

    Rencana Umum

    Pengadaan

    Menetapkan PPK & SK PPK

    Paket Pengadaan / Pekerjaann Menerima Usulan

    Pengadaan, terdiri dari:

    - SK PPK

    - BA Kaji Ulang RUP

    - DPA

    - KAK

    - HPS

    - BOQ (bill of

    Quantity)

    - Dokumen

    Perencanaan (RAB

    Gambar)

    - Spesifikasi

    Barang/Spesifikasi

    Teknis

    - Rancangan Kontrak

    Pendistribusian

    Dokumen Usulan

    Pengadaan

    Menginventerisir

    rencana

    pelaksanaan

    pengadaan dan

    membuat jadwal

    Mempelajari

    Dokumen Usulan

    Pengadaan

    Lampiran Peraturan Kepala Unit Layanan Pengaadaan Kota Batu Nomor : Tahun 2015 Tanggal : Februari 2015

    RUP Kaji Ulang Rencana Umum

    Pengadaan

    Ya

    A

    Dokumen Usulan

    Pengadaan

    69

  • URAIAN SKPD ULP

    LPSE PENYEDIA

    BARANG/JASA

    ESTIMASI WAKTU PA/KPA PPK KEPALA SEKRETARIAT POKJA

    9. PPK dan Pokja melakukan pengkajian Ulang Usulan paket Pengadaan/Paket Pekerjaan

    2 Hari

    10. PPK menetapkan dokumen rencana pelaksanaan 2 hari pengadaan

    11. Pokja membuat Dokumen Pengadaan, persyaratan, rincian penawaran, regristrasi, serta 4 hari

    Set jadwal

    12. Sekretariat menginventarisir paket Pekerjaan yang akan dilelang.

    13. Pokja mengumumkan pengadaan di Menyesuaikan

    Portal Pengadaan Nasional Melalui LPSE / Papan

    pengumuman resmi Untuk masyarakat.

    Paket

    Pekerjaan

    Sesuai Perpes no 4 Tahun

    2015

    E-Tendering

    Minimal 12 HariKerja

    E-Tendering

    Cepat dgn

    SIKAP Minimal 3

    Hari Kerja

    14. Kepala ULP menyampaikan Usulan Penetapan 2 hari Pemenang kepada PA dengan tembusan kepada PPK

    15. Pokja membuat Surat Penetapan Pemenang 1 hari Berdasarkan BAHP/BAHS untuk nilai sampai Dengan Rp. 100 M (Barang/Konstrusi/Jasa

    Lainnya) dan Rp. 10 M (Konsultansi)

    Rapat

    Koordinasi

    Rapat

    Koordinasi

    Surat Penetapan Rencana

    Pelaksanaan Pengadaan

    Dokumen

    Pengadaan

    Proses Lelang

    Pengantar Usulan

    Penetapan Pemenang

    Menetapkan Calon

    Pemenang

    (konst/Barang/Jasa

    lainnya 100 M dan

    Jasa Konsultansi 10

    M) dengan membuat

    BAHP/BAHS

    inventaris

    A

    B

    C

    70

  • URAIAN SKPD ULP

    LPSE PENYEDIA

    BARANG/JASA

    ESTIMASI

    WAKTU PA/KPA PPK KEPALA SEKRETARIAT POKJA

    16. PA membuat Surat Penetapan Pemenang Berdasarkan BAHP/BAHS untuk nilai sampai 2 hari Rp. 100 M (Barang/Konstrusi/Jasa lainnya) atau

    Rp. 10 M (konsultansi). Apabila tidak setuju,

    PA memerintahkan evaluasi ulang atau

    Menyatakan pelelangan GAGAL.

    17. Pokja mengumumkan pemenang 1 hari Pelelangan di website Pemerintah Daerah dan

    Porta Pengadaan Nasional serta papan pengumuman

    resmi untuk masyarakat

    18. Jika terdapat sanggahan, Pokja berkoordinasi dengan Koordinator sanggah dan Kepala ULP dalam menjawab 3-5 hari

    Sanggahan tersebut E-Tendering Cepat dgn

    SIKAPtidak

    diperlukan

    sanggah 19. Pokja menyampaikan BAHP/BAHS kepada Kepala ULP

    untuk diteruskan kepada PPK Sebagai dasar menerbitkan

    Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

    Tidak

    diperlukan

    sanggahan

    kualifikasi Tidak

    diperlukan

    sanggahan

    banding

    Menetapkan Calon

    Pemenang

    (konst/Barang/Jasa

    lainnya > 100 M

    dan Jasa

    Konsultansi > 10

    M) Pengumuman

    Pemenang

    Mengakses

    pengumuman

    pemenang

    Sanggah Menjawab

    sanggahan

    Setuju

    Pengantar

    BAHP/BAHS

    C

    B

    D

    Tidak Setuju Evaluasi Ulang /

    Lelang Gagal

    71

  • URAIAN SKPD ULP LPSE

    PENYEDIA

    BARANG/JASA

    ESTIMASI

    WAKTU PA/KPA PPK KEPALA SEKRETARIAT POKJA

    20. Jika PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ, Karena tidak sependapat atas penetapan Pemenang oleh ULP, maka diberitahukan

    Kepada PA/KPA untuk diputuskan.

    21. PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan Evaluasi ulang atau pelelangan/seleksi

    Dinyatakan GAGAL.

    22. PA/KPA sependapat dengan ULP, maka PA/KPA memutuskan penetapan pemenang

    Oleh ULP bersifat final

    23. PPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

    Lelang

    Sederhana 4

    Hari Kerja Lelang Umum

    6 Hari Kerja

    24. PPK membuat Kontrak dengan Pemenang

    Penyedia Barang/Jasa

    KEPALA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA BATU

    Drs. SANYOTO WIDAYAT, M.AP Pembina Tk I

    NIP. 19660717 198603 1 006

    D PPK tidak

    bersedia

    menerbitkan

    SPPBJ

    PA/KPA

    sependapat

    dengan PPK

    PA/KPA

    sependapat

    dengan ULP

    Pelelangan Gagal

    Menerbitkan

    Surat

    Penunjukan

    Penyedia

    Barang/Jasa

    Membuat

    Kontrak

    C

    selesa

    72