HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

13
1 HIKMAH DARI MUSIBAH BENCANA ALAM Oleh: dr. M Faiq Sulaifi Bangsa ini sudah masuk dalam tahap yang memprihatinkan. Semenjak terjadinya reformasi, bangsa Indonesia selalu dirundung musibah yang tiada henti-hentinya. Ada tsunami, gunung meletus, gempa bumi, banjir, kelaparan dan terror. Allah berfirman: ب و ا م آ ز را ر ن ت م ا ا ذ ا س ع ا ف ا و ا م ن “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl: 112) Negeri manakah yang dimaksud oleh Allah dalam ayat di atas? Para ahli tafsir berbeda pendapat menjadi 2 kelompok: Ada yang menyatakan bahwa negeri tersebut adalah Makkah. Ini pendapat kebanyakan ulama. Ada yang menyatakan bahwa selain Makkah juga negeri-negeri lainnya yang berbuat serupa. Ini dikuatkan oleh Al-Imam Asy-Syaukani. (Lihat Fathul Qadir: 4/271) Berbagai sikap masyarakat atas bencana yang menimpa mereka Tetapi apa yang kita lihat? Bisakah bangsa kita mengambil hikmah dan pelajaran dari musibah-musibah tersebut dan kembali kepada Allah ? Bahkan di antara masyarakat kita yang mayoritas muslim terutama kaum terpelajarnya ada yang mengucapkan kata-kata kufur, ucapan-ucapan seorang atheis yang tidak mempercayai hari kiamat. Mereka menyatakan: “Ini merupakan kejadian alam biasa dan tidak berhubungan dengan adzab dan peringatan Allah .” Alangkah mirip ucapan mereka dengan ucapan orang-orang kafir. Allah berfirman:

description

Ini adalah makalah tentang hikmah diturunkannya bencana alam kepada kita agar kita segera kembali kepada Allah.Dan agar orang yang menyatakan bahwa ini adalah kejadian alam biasa segera sadar dan beriman kepada adzab Allah. Makalah ini juga membahas tentang anggapan sebagaian orang bahwa bencana alam merupakan kejadian alam biasa dan bantahan-bantahannya.

Transcript of HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

Page 1: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

1

HIKMAH DARI MUSIBAH BENCANA ALAM

Oleh: dr. M Faiq Sulaifi

Bangsa ini sudah masuk dalam tahap yang memprihatinkan. Semenjak terjadinya reformasi, bangsa Indonesia selalu dirundung musibah yang tiada henti-hentinya. Ada tsunami, gunung meletus, gempa bumi, banjir, kelaparan dan terror.

Allah berfirman:

ا ذا ا م ت ن را رز آ م ا وب

ن ما واف اع س

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl: 112)

Negeri manakah yang dimaksud oleh Allah dalam ayat di atas?

Para ahli tafsir berbeda pendapat menjadi 2 kelompok:

Ada yang menyatakan bahwa negeri tersebut adalah Makkah. Ini pendapat kebanyakan ulama.

Ada yang menyatakan bahwa selain Makkah juga negeri-negeri lainnya yang berbuat serupa. Ini dikuatkan oleh Al-Imam Asy-Syaukani. (Lihat Fathul Qadir: 4/271)

Berbagai sikap masyarakat atas bencana yang menimpa mereka

Tetapi apa yang kita lihat? Bisakah bangsa kita mengambil hikmah dan pelajaran dari musibah-musibah tersebut dan kembali kepada Allah ?

Bahkan di antara masyarakat kita yang mayoritas muslim terutama kaum terpelajarnya ada yang mengucapkan kata-kata kufur, ucapan-ucapan seorang atheis yang tidak mempercayai hari kiamat. Mereka menyatakan: “Ini merupakan kejadian alam biasa dan tidak berhubungan dengan adzab dan peringatan Allah .” Alangkah mirip ucapan mereka dengan ucapan orang-orang kafir. Allah berfirman:

Page 2: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

2

ن إ إن و ا إ و وم مت ام إ او

“Dan mereka (orang-orang kafir) berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jatsiyah: 24)

Allah juga berfirman:

ا وأ ا ت اأ ءا ا أم وم ام ن رام

“Dan sesungguhnya mereka (kaum musyrik Mekah) telah melalui sebuah negeri (Sadum) yang (dulu) dihujani dengan hujan yang sejelek-jeleknya (hujan batu). Maka apakah mereka tidak menyaksikan runtuhan itu; bahkan adalah mereka itu tidak mengharapkan akan kebangkitan.” (QS. Al-Furqan: 40)

Di antara mereka ada yang saling menyalahkan dan mencari kambing hitam. Ada yang menyalahkan pemerintahnya. Ada yang menyalahkan pakar geofisika. Bahkan ada yang menyalahkan para ulamanya. Subhanallah! Alangkah mirip ucapan mereka dengan ucapan orang-orang kafir di kalangan Fir’aun.

Allah berfirman:

و ا ط إم أ و وا وإن ه ا ا ء ذا

أ ن

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 131)

Bahkan di antara mereka dengan sikap kesombongannya ada yang berkata: “Kita ini sudah memiliki teknologi yang canggih. Dengan alat-alat modern kita akan bisa mencegah dan mengatasi berbagai bencana seperti tsunami, gempa dan sebagainya.” Ucapan mereka ini menyerupai ucapan kaum ‘Aad ketika diperingatkan

Page 3: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

3

oleh Nabi Hud tentang adzab Allah yang akan menimpa mereka jika tidak segera bertaubat. Allah berfirman:

د وا رضا ا او أ ة ووا أ نأ ي اا أ

ة امو ون

“Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?" Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami.” (QS. Fushshilat: 15)

Dengan sikap-sikap tersebut akhirnya tiada henti-hentinya kita ditimpa musibah yang bermacam-macam.

Dengan tulisan ini diharapkan kita bisa mengambil pelajaran dari hikmah diturunkannya musibah kepada kita ini.

Apakah pelajaran yang dapat kita ambil dari musibah?

Sebagai seorang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya kita dituntut untuk bisa mengambil hikmah dan pelajaran atas berbagai bencana yang menimpa kita.

Berikut ini adalah beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari adanya bencana

Kemestian ujian dari Allah

Adanya bencana, penyakit, dan kelaparan adalah ujian dari Allah . Allah berfirman:

وم وا ن وإ

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’: 35)

Al-Imam Ibnu Abbas berkata tentang ayat di atas: “Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian, kesulitan dan kemudahan, sehat

Page 4: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

4

dan sakit, kekayaan dan kemiskinan, halal dan haram, perbuatan taat dan perbuatan maksiat, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Katsir: 5/342)

Allah juga berfirman:

و رضا أ نا دون و ذ مت و توا

ن

“Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. Al-A’raf: 168)

Al-Hafizh As-Suyuthi berkata: “Dan Kami menguji mereka dengan kenikmatandan bencana agar mereka kembali dari perbuatan fasiq mereka.” (Tafsir Al-Jalalain: 3/121)

Kekuatan dan kekuasaan Allah

Adanya bencana juga menunjukkan betapa kuasa dan kuatnya Allah . Allah berfirman:

مإ ء ذاه إردمن أل أم ن

“Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", maka jadilah ia.” (QS. An-Nahl: 40)

Janganlah ada di antara kita yang mengatakan bahwa daerah kami bebas dari ancaman gempa, daerah kami tidak memiliki ancaman banjir karena tidak memiliki sungai, daerah kami bebas dari ancaman gunung berapi! Allah maha mampu untuk mendatangkan banjir yang menenggelamkan seluruh kota hanya melalui sebuah got (selokan) kecil. Allah mengingatkan kita:

درا نأ ا وأ رو أأ

و س ام فت ما ن

Page 5: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

5

“Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab (siksa atau bencana) kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)".” (QS. Al-An’am: 65)

Ada 2 pengertian makna “adzab dari atas kamu” atau “dari bawah kakimu”.

a. Menurut pengertian pertama, ‘adzab dari atas kamu’ adalah adzab yang turun dari langit seperti hujan kerikil yang menimpa kaum Luth , hujan batu yang menimpa pasukan bergajah pimpinan Abrahah, angin, petir dan sebagainya. Sedangkan ‘adzab dari bawah kakimu’ adalah longsor yang menenggelamkan Qarun, gempa, banjir bandang dan sebagainya. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas, Muqatil dan As-Suddi

b. Menurut pengertian kedua, ‘adzab dari atas kamu’ adalah adzab dari para pemimpin yang jahat. Sedangkan ‘adzab dari bawah kakimu’adalah para bawahan yang buruk. Ini juga pendapat Ibnu Abbas dari jalan lain. Demikian pemaparan Al-Imam Ibnul Jauzi Al-Hanbali. (Lihat kitab beliau Zaadul Masiir fi Ilmit Tafsiir: 2/354)

Menakut-takuti hamba-hamba-Nya

Allah mengirimkan ayat-ayat-Nya yang berupa gempa, petir, banjir agar hamba-hamba-Nya takut kepada-Nya. Allah berfirman:

و نأ ت م ن إب أ نوا د وآ ا ة ا و م

إ ت

“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-takuti.” (QS. Al-Isra’: 59)

Al-Allamah As-Sa’di berkata: “Maksudnya adalah bahwa tujuan dikirimkan ayat-ayat itu bukanlah semata-mata agar beriman dengan hanya melalui cara itu. Akan

Page 6: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

6

tetapi tujuannya adalah agar mereka takut dan berhenti dari perbuatan menyimpang yang mereka kerjakan selama ini.” (Taisir Karimir Rahman: 461)

Ketetapan takdir Allah

Tidak ada satu negeri pun (yang durhaka dan menyimpang) kecuali kehancurannya sebelum hari kiamat sudah ditetapkan oleh Allah. Allah berfirman:

اب ذ ن ا ا أو ا م إ وإن

را

“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-Isra: 58)

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata: “Ini adalah berita dari Allah bahwa telah ditetapkan dalam Lauh mahfuzh (catatan takdir) dan pasti akan terjadi bahwa tidaklah ada suatu negeri pun kecuali akan dihancurkan dengan cara membinasakan seluruh penduduknya atau mengirimkan adzab kepada mereka dengan siksa yang keras, adakalanya dengan pembunuhan, atau suatu cobaan dengan kehendak-Nya. Itu semua terjadi akibat dosa dan kesalahan mereka…” (Tafsir Ibni Katsir: 5/89)

Perbuatan maksiat menyebabkan bencana

Semua bentuk maksiat dan pelanggaran syariat dari mulai syirik, bid’ah, dosa besar sampai dosa kecil akan membawa resiko bagi pelakunya baik itu individu atau masyarakat untuk tertimpa bencana. Allah berfirman:

وا دا أن ا ال و ارض و ن اات د

“Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menyerukan bahwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (QS. Maryam: 90-91)

Al-Imam Ibnu Abbas berkata:

Page 7: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

7

ول أن ودت ا إ ا و وال وارض اات اك إن

ا

“Sesungguhnya perbuatan syirik itu membuat langit, bumi, gunung dan semua makhluk selain ats-tsaqalain (jin dan manusia) menjadi kaget dan terperanjat. Dan hampir-hampir mereka bergeser karena perbuatan syirik dalam rangka mengagungkan Allah .” (HR. Ibnu Jarir dari jalan Ali bin Abi Thalhah dengan sanad hasan. Lihat Ash-Shahihul Masbur fit Tafsiiril Ma’tsur karya Dr. Hikmat bin Basyir: 3/352)

Kita lihat kesyirikan di negeri kita sudah dalam keadaan yang mengkhawatirkan, dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih semuanya ada. Ada larung sesaji, jamasan, sedekah bumi, meminta barakah di makam wali, perdukunan primitive, perdukunan online seperti REG MAMA LAUREN, REG WETON, tayangan The Master, komplit semua jenis kesyirikan ada. Anehnya ini dilindungi dengan alasan melestarikan budaya nenek moyang. Maka seandainya –Na’udzubillah min dzalik- jika seluruh penduduk Indonesia dihantam gempa karena alasan seperti ini maka Allah maha mampu dan tidak berbuat zhalim sedikitpun.

Hukuman atas dosa-dosa kita

Bencana dan musibah yang menimpa kita baik itu badai, banjir, gempa dan sebagainya merupakan hukuman dari Allah atas dosa-dosa kita. Allah berfirman:

مأ م رأ و أ ا و

ن أم ما و ا ن و أ و ارض

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabut: 40)

Page 8: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

8

Allah juga berfirman:

و أ ونا حم و بم ده ا ا

“Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Isra’: 17)

Allah juga berfirman:

و أ أ و

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (darikesalahan-kesalahanmu).” (QS. Syura: 30)

Al-Allamah As-Sa’di berkata: “Tidak ada musibah yang menimpa hamba baik atas badannya, hartanya, anak-anaknya, yang mereka sukai, yang berharga atas mereka kecuali dengan sebab kesalahan yang mereka lakukan…” (Taisiir Kariimir Rahman: 756)

Bencana itu adalah pasukan Allah dan siap menjalankan perintah-Nya

Allah memiliki banyak pasukan. Ada pasukan banjir. Ada pasukan api, pasukan petir, pasukan flu burung dan sebagainya hanya Allah yang mengetahui. Allah berfirman:

و د ر إ

“Dan tidak ada yang mengetahui pasukan Tuhanmu melainkan Dia sendiri.” (QS. Al-Muddatstsir: 31)

Semua pasukan tersebut siap menjalankan perintah Allah untuk menghukum hamba-hamba-Nya yang berbuat dosa. Allah berfirman:

أ د ن ا و أ واتا رضوا ط و ن وإ

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik

Page 9: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

9

dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran: 83)

Allah juga mengirimkan pasukan petir kepada orang-orang yang membantah adanya Allah dan menjadikan-Nya sebagai partikel , molekul atau atom. Allah berfirman:

و اا ء ن ود ا و لا

“Dan Allah mengirimkan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.” (QS. Ar-Ra’d: 13)

Anas bin Malik berkata: “Rasulullah pernah mengirimkan salah seorang sahabatnya ke Makkah untuk mengajak salah seorang pemimpin kaum musyrikin masuk Islam. Orang itu bertanya: “Tuhanmu itu dari partikel apa? Dari emas? Ataukah dari tembaga?” Maka ucapan orang itu membikin sahabat Nabi tadi marah dan mengadukan perkataan tersebut kepada Rasulullah . Kemudian Rasulullah tetap memerintahkannya mendakwahi orang itu sampai berulang tiga kali. Pada kesempatan terakhir Allah mengirimkan petir yang menyambar orang itu sampai mati. Sahabat tadi melaporkan kejadian tersebut kepada rasulullah dan turunlah surat Ar-Ra’du ayat 13.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Ashim dan Al-Bazzar dan dishahihkan oleh Al-Haitsami dan Al-Albani. Lihat Ash-Shahihul Masbur: 3/112)

Tidak adanya amar ma’ruf dan nahi munkar

Jika kaum muslimin meninggalkan dakwah untuk mencegah kemungkaran dan memerintahkan kebaikan di antara mereka maka Allah akan meratakan mereka semua dengan bencana dan adzab tanpa kecuali, baik orang fasiknya, pelacurnya, penyembah berhalanya, ataupun ulama dan ahli ibadahnya. Allah berfirman:

اب ا أن واا ظا ا واا

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal: 25)

Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi berkata: “Ayat ini adalah peringatan keras bagi kaum mukminin agar tidak meninggalkan perbuatan taat kepada Allah dan rasul-

Page 10: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

10

Nya dan tidak meninggalkan kegiatan amar ma’ruf (memerintahkan kebaikan) dan mencegah kemungkaran sehingga tersebarlah kejahatan dan kerusakan serta turunlah bencana yang mengenai orang shaleh dan orang jahat, orang baik dan orang buruk, orang adil dan orang zhalim.” (Aisarut Tafasir: 2/37)

Setelah semuanya yang baik dan yang jahat binasa, maka Allah akan membangkitkan mereka lagi pada hari kiamat sesuai dengan niatnya masing-masing.

Ketika Rasulullah menjelaskan bahwa nanti akan ada pasukan dari utara yang akan memerangi Imam Mahdi di Ka’bah. Ketika mereka sampai di daerah Baida’, Allah tenggelamkan mereka ke dalam bumi dari awal mereka sampai akhir mereka. Aisyah bertanya:

لر ا و وآ و اأ و

“Wahai Rasulullah, bagaimana mereka ditenggelamkan (ke dalam bumi) dari awal sampai akhir mereka sedangkan di sana ada pasar-pasar mereka dan juga ada orang-orang yang tidak ikut (memerangi Ka’bah)?” Maka rasulullah menjawab:

و وآ ن م

“Mereka semua dari awal hingga akhir mereka akan ditenggelamkan (ke dalam bumi) kemudian dibangkitkan (pada hari kiamat) sesuai dengan niat mereka masing-masing.” (HR. Bukhari: 1975, Muslim: 5134, At-Tirmidzi: 2097, Ibnu Majah: 4055)

Ketika bencana adzab menimpa Bani Isra’il, Allah menyelamatkan orang-orang yang melarang kemungkaran dari bencana tersebut. Allah berfirman:

ام واذ مأ ن ا ءا موأ ا ااب ظ ام

ن

“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” (QS. Al-A’raf: 165)

Page 11: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

11

Agar kembali kepada Allah

Di antara tujuan Allah menurunkan bencana baik berupa gempa, banjir dan kekeringan adalah agar hamba-hamba-Nya kembali kepada-Nya dengan bertaubat dan memperbaiki ibadah kepada-Nya. Allah berfirman:

و مل أن آ وم اتا ون

“Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf: 130)

Allah juga berfirman:

و رأ إ أ م ء اءوا ن

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yangsebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS. Al-An’am: 42)

Allah juga berfirman:

و ماب أ ماا ن و

“Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan adzab kepada mereka, maka mereka tidak tunduk kepada Tuhan mereka, dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri.” (QS. Al-Mukminun: 76)

Bencana adalah adzab (siksa) dunia

Selain menurunkan adzab akhirat dan adzab kubur, Allah juga menurunkan adzab dunia agar mereka kembali kepada-Nya. Allah berfirman:

و ابا دماب دون اا ا ن

“Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka (orang-orang fasiq)sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di

Page 12: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

12

akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As-Sajdah: 21)

Makna ‘adzab dunia’ dalam ayat di atas adalah musibah-musibah yang menimpa di dunia, penyakit-penyakit, bencana-bencana dan segala yang menimpa hamba-hamba Allah agar mereka bertaubat kepada-Nya. Demikian penjelasan para ahli tafsir seperti Ibnu Abbas , Ubai bin Ka’ab , Abul Aliyah, Hasan Al-Bashri, Ibrahim An-Nakha’I, Adl-Dlahhak, Mujahid, Athiyyah, Alqamah dan lain-lain. (Fathul Qadiir: 6/369)

Allah juga berfirman:

اب ةا ماب اة وا أ و ا واق

“Bagi mereka (orang-orang yang menyekutukan Allah) azab dalam kehidupan dunia dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 34)

Janganlah merasa aman dari bencana

Sebagai seorang yang beriman kita tidak pantas untuk merasa aman dari makar, bencana dan musibah dari Allah . Sangat tidak pantas bagi kita untuk berkata: “Daerah kami tidak akan kena banjir.” “Daerah kami terlindungi dari longsor.” Dan sebagainya. Bencana alam itu datangnya tiba-tiba hanya Allah saja yang mengetahui kapan dan di mana akan terjadi bencana tersebut. Hujan batu yang menimpa kaum Luth datang pada waktu subuh. Tsunami yang menimpa Aceh datang pada pagi hari waktu dluha.

Allah berfirman:

أ ى أن اأ ن وم ()وأأ ى أن اأ و

اون ا إ ا ا أا() ن

“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik (waktu dluha) ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak

Page 13: HIKMAH MUSIBAH dan BENCANA

13

terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 97-99)

Allah juga berfirman:

أ وا ا تا نأ ا رضو اأ ابا ون ()

ر ءوف ر ن ف أو() أو

“Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, atau Allah mengazab mereka diwaktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu), atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 45-47)

Al-Allamah Asy-Syiqithi berkata: “Allah mengingkari orang-orang melakukan keburukan yang berupa kekufuran dan kemaksiatan dalam keadaan merasa aman dari adzab Allah dan tidak merasa takut terhadap siksa-Nya yang pedih, pukulan-Nya yang keras. Allah mampu menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan membinasakan mereka dengan berbagai adzab.” (Adlwa’ul Bayan: 3/11)

Penutup

Demikian makalah ini disusun sebagai bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar agar Penulis dilindungi oleh Allah dari segala adzab baik di dunia, alam kubur, maupun akhirat. Penulis mengharapkan bagi siapa saja yang membaca tulisan ini agar menyebarkannya kepada kaum muslimin agar mereka segera sadar atas hikmah bencana yang menimpa mereka dan akhirnya Allah segera menghilangkan berbagai bencana yang menimpa kaum muslimin. Amin

م ا كو إ إ مأ كب أوأ إ

Selesai ditulis tanggal 15 Syawal 1430 H di Babat Lamongan