HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH...

23
Page 1 of 23 HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke Habasyah yang pertama, yang dilakukan oleh sekitar 15 orang sahabat Nabi shallallahu „alaihi wa sallam. Setelah sekitar 3 bulan tinggal di Habasyah, sebagian mereka kembali lagi ke Makkah karena mendengar kabar ada sikap melunak dari kaum musyrikin terhadap kaum muslimin. Namun berita tersebut ternyata dusta. Bahkan terjadi tekanan yang lebih keras dari mereka kepada Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam berupa pemboikotan. Karena tekanan musyrikin Quraisy semakin keras, maka sekitar 80 orang muslimin melakukan hijrah ke Habasyah. Hal ini membangkitkan kemarahan suku Quraisy, dan mendorongnya untuk berfikir tentang hijrah itu, serta menganggapnya sebagai bahaya besar. Hal ini karena hijrah itu akan menjadi sebab dikenalnya Islam di Habasyah, dan menjadi kesempatan mereka mempersiapkan diri untuk mengembalikan kekuatannya mendukung dan membela Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam. Mereka yakin bahwa ini bukan sekedar hijrah untuk menyelamatkan diri, akan tetapi hijrah untuk menguatkan dan menyiapkan kaum muslimin. Maka mereka berkumpul dan menyepakati pengiriman Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi‘ah, bersama dengan membawa hadiah kepada Najasyi dan orang-orang di sekitarnya. Keduanya berangkat. Setelah sampai di Habasyah kedunya membawa hadiah khsusus untuk Najasyi dan hadiah untuk orang-orang di sekelilingnya. Keduanya berkata kepada meraka, ْ بُ مٍ ْ ِ دِ وا بُ اءَ حَ ، وِ ِ لَ ْ اِ ْ ِ ي دِ ا فْ ىُ لُ خْ دَ ْ مَ لَ ، وْ مِ هِ مْ ىَ نَ ْ ِ ىا دُ نَ ازَ ا قَ ىِ ائَ هَ كُ طْ ِ مً اطاَ هّ نِ ئُ ْ حَ هُ هُ قِ سْ ػَ وَ ، ٍ عِ دَ خ اَ ذِ اَ ، قْ مُ هّ دُ رَ حِ لِ ْ لُ ْ ى اَ لِ ئْ مِ هِ مْ ىَ نَ افَ سْ ا أشَ ىْ لَ طْ زَ أْ دَ نَ ، وْ مُ خْ أهَ َ وْ مُ هَ لِ طْ سُ ْ أنِ بِ هْ َ لَ ا غْ وُ رْ حِ أشَ قَ ِ لَ ي ذِ فَ ِ لَ ْ ا اَ هْ ىَ حَ ز اَ ىَ ػَ م“Sesungguhnya ada beberapa orang bodoh dari bangsa kami yang meninggalkan agama kaumnya dan tidak memeluk agama tuan raja. Mereka datang dengan agama baru, yang kita dan kalian semua tidak mengenalnya. Dan sesunggunya para pembesar kaumnya telah mengutus kami kepada tuan raja untuk meminta pemulangan mereka, maka kami memohon hal ini kepada tuan raja agar mengirimkan mereka pulang bersama kami.” Sikap Najasyi Para pembantu Najasyi mengusulkan kepadanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi‘ah. Maka Najasyi marah dan mengatakan, ّ تَ ، حَ ايَ ىِ طْ َ ى مَ لَ ي غِ وْ وُ ازَ خْ اخَ ي وِ دَ ِ بِ ا بْ ىُ لَ صَ هَ ي وِ وْ وُ زَ اوَ حً ماْ ىَ نُ مّ ِ لَ أطَ ِ َ وَ ُ ْ ىُ هَ اّ مَ غْ مُ هُ ألْ طَ أَ قْ مُ هَ ىُ غْ دَ ى أ تهمْ ػَ ىَ ا مَ رَ هُ ْ ىُ هَ اَ مِ رْ حَ ى ؾَ لَ غُ اَ حّ ِ السَ انَ ْ نِ ئَ ا، وَ مِ هْ يَ لِ ئْ مُ هَ تْ مّ لَ طَ نْ حِ نِ ادَ ا صَ اهَ ّ نِ اَ ا قَ رَ هْ مُ هَ ازَ ىِ حُ ذْ يَ ظْ وأح“Demi Allah, saya tidak akan menyerahkan kaum yang meminta perlindungan kepadaku, tinggal di negeriku dan memilih kami dari pada yang lainnya, sehingga kami panggil mereka

Transcript of HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH...

Page 1: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 1 of 23

HIJRAH KE HABASYAH

Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Habasyah yang pertama, yang dilakukan oleh sekitar 15 orang sahabat Nabi shallallahu

„alaihi wa sallam. Setelah sekitar 3 bulan tinggal di Habasyah, sebagian mereka kembali lagi

ke Makkah karena mendengar kabar ada sikap melunak dari kaum musyrikin terhadap kaum

muslimin. Namun berita tersebut ternyata dusta. Bahkan terjadi tekanan yang lebih keras dari

mereka kepada Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam berupa pemboikotan.

Karena tekanan musyrikin Quraisy semakin keras, maka sekitar 80 orang muslimin

melakukan hijrah ke Habasyah. Hal ini membangkitkan kemarahan suku Quraisy, dan

mendorongnya untuk berfikir tentang hijrah itu, serta menganggapnya sebagai bahaya besar.

Hal ini karena hijrah itu akan menjadi sebab dikenalnya Islam di Habasyah, dan menjadi

kesempatan mereka mempersiapkan diri untuk mengembalikan kekuatannya mendukung dan

membela Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam. Mereka yakin bahwa ini bukan sekedar

hijrah untuk menyelamatkan diri, akan tetapi hijrah untuk menguatkan dan menyiapkan kaum

muslimin.

Maka mereka berkumpul dan menyepakati pengiriman Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi

Rabi‘ah, bersama dengan membawa hadiah kepada Najasyi dan orang-orang di sekitarnya.

Keduanya berangkat. Setelah sampai di Habasyah kedunya membawa hadiah khsusus untuk

Najasyi dan hadiah untuk orang-orang di sekelilingnya. Keduanya berkata kepada meraka,

مب ، وحاءوا بد ل

ال

ىا في دلدخ م

ىمهم ، ول

ن ىا د

ازن

هائىا ق

طك م

اطا

ئن ه ح

ه ه

ػسق

وخدع ، ال

ااذ

هم ، ق لحرد

ل ى ال

ىمهم ئل

ن

ساف

ىا أش

زطل

د أ

خم ، ون

أه

هم وال

سطل ه بأن أشحروا غل

ق ل

في ذ ل

ا ال

زحىه

مػىا

“Sesungguhnya ada beberapa orang bodoh dari bangsa kami yang meninggalkan agama

kaumnya dan tidak memeluk agama tuan raja. Mereka datang dengan agama baru, yang kita

dan kalian semua tidak mengenalnya. Dan sesunggunya para pembesar kaumnya telah

mengutus kami kepada tuan raja untuk meminta pemulangan mereka, maka kami memohon

hal ini kepada tuan raja agar mengirimkan mereka pulang bersama kami.”

Sikap Najasyi

Para pembantu Najasyi mengusulkan kepadanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada

Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi‘ah. Maka Najasyi marah dan mengatakan,

طىاي ، حت ى مخازووي غل

دي واخ

ىا ببال

صل حاوزووي وه

ىما

م ن

أطل

وهللا ال

ال هى ا هم غم

طأل

أدغىهم ق

ى أ

ا مىػتهم هر هى حر ما

ى ؾ

غل حا ان الس

يهما، وئن

متهم ئل

ا صادنحن طل

اهان

ا ق

ذ حىازهم هر

وأحظي

“Demi Allah, saya tidak akan menyerahkan kaum yang meminta perlindungan kepadaku,

tinggal di negeriku dan memilih kami dari pada yang lainnya, sehingga kami panggil mereka

Page 2: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 2 of 23

dan kami tanyakan tentang apa yang dikatakan kedua orang ini. Jika betul kedua orang ini

maka akan saya serahkan kepada mereka, dan jika mereka itu tidak seperti yang keduanya

katakan, maka saya tidak akan menyerahkannya dan akan saya lindungi dengan baik.”

Kemudian Najasi mengutus seseorang untuk menghadirkan para sahabat Nabi shallallahu

„alaihi wa sallam itu. Setelah dipanggil dan hadir di hadapan Najasi, mereka ditanya,

ىالدخ

م ج

م ، ول

ىم

خم قه ن

ازن

د ق

ري ن

ال ا الد

ل ؟ به ما هر

ل هره ال حد م

أ في د

في دني ، وال

“Agama apakah yang telah membuat kalian meninggalkan kaum kalian, juga tidak membuat

kalian masuk ke dalam agamaku, atau ke dalam agama orang pengikut berbagai

kepercayaan?”

Ja’far Bin Abu Thalib Menjelaskan Tentang Islam

ىاح كحي ال

أ وه

خت

ل ال

أصىام وه

ػبد لا

ت و هل حاهل

ىما أ

ا ن ى

ي ل

ها ال ح

جىاز أ

يء ال س

زحام وو

ؼ لا

هط

ش وه

ظبه وػسف

ا و مى

ىا زطىال

ئل

الل

ى بػث حت ل

ى ذ

ا غل ى

ق

ػل ا الض ىي مى

هل ال

أ خه

ماه

ه وأ

وصدن

ػ ده وو لىىح

ى الل

ا ئل

دغاه

ه ق

اق

ان وغك

وز حجازة ولا

ال دوهه م ا م

ه وآباؤ ح

ػبد ه

ا و ى

ؼ ما ي

لخ

بده وه

حازم و ال غ

ل

جىاز وال

ال حم وحظ ت الس

ت وصل

ماه

داء لا

حدث وأ

ا بصدم ال

مسه

وأ ا غ

ماء وجهاه الد

وحده ال

ػبد اللن و

ا أ

مسه

حصىت وأ

ف ال

ردم ون

ال ل ما

وز وأ الص ى

ىاحش ون

كا ال

مسه

ا وأ

سى به ش

و

ى ن صد

م ق

طال

مىز لا

ه أ د غل ػد

ق ا

ام ن اة والص

ة والص

ال ا بالص

ػبده

ى ما حاء به ق

بػىاه غل ا به واج اه وآمى

ػدا غل

ىا ق

حل ل

ىا ما أ

لحل

ىا وأ

م غل مىا ما حس ا وحس

سى به ش

م و

ل وحده ق

ا الل

خىىه

ا وق

بىه

ػر

ىمىا ق

ىا ن

ديىا لحر م غلبائث ق

خ

ال ظخحل م

ا و ى

ظخحل ما ي

ن و

وأ

غبادة الل ان م

وز ى غبادة لا

ا ئل

وه ا د

هسوه

ا ن

اى غل

رهتدى واخ

ى بل

سحىا ئل

ىا وبحن ديىا خ

ي ىا ب

ىا وحال

ىا غل ه

ا وش

مىه

ل طىاى وزؾبىا في حىازى وظ ى م

ل ها ال ح

م غىدى أ

لظ

ه

ن ال

ا أ

وزحىه

“Wahai raja, kami dulu adalah kaum Jahiliyyah menyembah berhala-berhala, memakan

bangkai, berbuat perbuatan keji, memutus silaturrahmi, berbuat buruk kepada tetangga,

yang kuat dari kami memakan yang lemah. Kami berada dalam kondisi itu hingga Allah utus

kepada kami Rasul dari kami yang kami kenal nasabnya (garis keturunannya), kejujurannya,

sikap amanah dan iffah pada dirinya. Beliau mengajak kami untuk untuk beribadah hanya

kepada Allah dan melepaskan sesembahan yang disembah oleh kami dan ayah-ayah kami

berupa batu dan berhala-berhala. Beliau memerintahkan kami untuk jujur dalam

menyampaikan berita, menunaikan amanah, menyambung silaturrahmi, berbuat baik kepada

tetangga, menahan diri dari hal yang diharamkan dan menjaga darah (orang lain). Beliau

melarang kami dari perbuatan keji, ucapan palsu, memakan harta anak yatim, menuduh

wanita yang baik berbuat zina. Beliau memerintahkan kami untuk menyembah Allah semata

tidak mensekutukanNya dengan suatu apapun. Beliau memerintahkan kepada kami untuk

shalat, zakat, shaum (puasa) –kemudian beliau menyebutkan perintah-perintah Nabi yang

lain- selanjutnya Ja‟far berkata maka kami membenarkannya, beriman kepadanya, dan

Page 3: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 3 of 23

mengikutinya. Maka kami beribadah hanya kepada Allah tidak berbuat syirik sedikitpun.

Kami mengharamkan yang diharamkan kepada kami dan kami menghalalkan yang

dihalalkan kepada kami. Maka dengan itu kaum kami memusuhi kami, menyiksa dan

memfitnah kami dari Dien kami agar kami kembali menyembah berhala-berhala selain Allah,

kembali menghalalkan yang sebelumnya kami halalkan berupa keburukan-keburukan. Ketika

kaum kami itu memaksa dan mendzhalimi kami hingga berat itu kami rasakan, mereka

mencegah kami dari Dien kami, maka kami keluar menuju negeri anda. Kami memilih Anda

bukan yang lain kami ingin berada dekat dengan Anda. Kami berharap tidak didzhalimi

ketika berada di sisi (dekat) Anda wahai raja.” (H.R Ahmad)

Lalu Najasyi bertanya, “Apakah ada padamu sebagian yang dibawakan oleh Nabimu dari

Allah yang dapat kamu bacakan kepadaku?”

Kemudian Ja‘far membacakan surah Maryam dari awal surah sampai pada ayat 31,

ي غبد الل ئو ا

ا ن هد صب

ان في ال

م م

ل هل ىا ي

اله ن ازث ئل

ش

أاق ب

ني ه

خا وحػل

اوي ال

ني آج

وحػل

ىذ ما ي

ا أ

مباز

“Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: „Bagaimana kami akan

berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?‟ Berkata Isa: „Sesungguhnya aku

ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan

Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia

memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku

hidup.” (QS. Maryam: 29 – 31)

Ketika Najasyi mendengar Al-Qur‘an itu ia berkata, “Sesungguhnya yang ini dan yang

dibawa Isa adalah keluar dari sumber yang sama.” Kemudian ia berkata kepada kedua

utusan Quraisy, “Pulanglah kalian berdua, kami tidak akan serahkan mereka kepada kalian

berdua.”

Usaha Lain untuk Memulangkan Kaum Muhajirin

Keesokan harinya Ibnul-Ash mendatangi kembali Najasyi dan mengatakan

kepadanya, “Sesungguhnya kaum muslimin ini, mengatakan tentang Isa dengan perkataan

yang berbahaya”

Nasjasyi memanggil mereka dan menanyakan kepada mereka tentang perkataan mereka

terhadap Nabi Isa.

Ja‘far menjawab, “Isa adalah abdullah (hamba Allah), rasul-Nya, dan kalimat yang

diberikan kepada Maryam yang suci”

Najasyi lalu memungut sebatang ranting pohon dan tanah. Ia kcmudian berujar, “Demi Allah,

apa yang kamu ungkapkan itu tidak melangkahi isa bin Maryam meski seukuran ranting

ini.”

Page 4: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 4 of 23

Hijrah ini mendatangkan keuntungan yang besar. Kegagalan kaum kafir memulangkan kaum

muslimin dari Habasyah menjadi jalan terungkapnya kebatilan dan kebodohan paganisme,

serta menjadi jalan untuk mengungkapkan prisnsip-prisnip Islam yang toleran dan ajarannya

yang bermanfaat.

Peristiwa ini juga berdampak pada tersebarnya ketakutan di Mekah, membuat tokoh-

tokohnya bimbang dan tidak tahu apa lagi yang bisa mereka lakukan. Mereka merasa bahwa

kendali telah lepas dari tangannya, dan mereka yang berlindung di Habasyah akan menjadi

duta tentang kebaikan Islam, menjadi kekuatan dan penopang utamanya.

Pelajaran Berharga

1. Kekufuran memiliki tradisi yang sama dalam membendung dakwah Islam–di mana

dan kapan saja–mereka selalu berupaya menekan, mengusir, dan menjelek-jelekkan

dakwah dan para pengikutnya.

2. Kebijakan dan keadilan Najasyi perlu diteladani. Ia tidak tergesa-gesa mengambil

keputusan sebelum mendapatkan informasi yang utuh tentang apa yang akan

diputuskannya. Ia memanggil dahulu kaum muslimin untuk didengar ucapannya

sebagaimana ia mendengar aduan kaum Quraisy. Terungkap pula kebersihan Najasyi

dari sikap penolakannya terhadap hadiah yang diberikan kaum Quraisy.

3. Penjelasan Ja‘far bin Abi Thalib di hadapan Najasi menunjukkan kecerdasan,

kedalaman dan pemahamannya terhadap agama, risalah Rasulullah shallallahu „alaihi

wa sallam, serta kepiawaiannya dalam memaparkan masalah, sehingga ia mampu

menjelaskan situasai bangsa Arab dalam beberapa kalimat sederhana saja sebelum

memaparkan Islam. Ia mampu menyebutkan sisi kerusakan yang ditimbulkan baik

dalam bidang politik, militer, akhlak, sosial maupun keimanan. Kemudian ia

menjelaskan sistem perbaikan yang Islami yang memiliki kesempurnaan, baik dalam

bidang aqidah, ibadah, akhlaq, dan sosial.

4. Sumber agama samawi adalah satu, meskipun risalah terdahulu telah mengalami

penyimpangan.

5. Kaum muslimin wajib mempersiapkan kader, juru dakwah, diplomat yang mampu

memaparkan masalah dengan baik, serta menangkis syubuhat musuhnya seperti yang

dilakukan oleh Ja‘far bin Abu Thalib

6. Allah Ta‟ala selalu menolong agama-Nya meskipun makar kafirin datang bertubi-

tubi.

Allah Ta‟ala berfirman, ―Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya

mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya

Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. Ali Imran: 120)

Page 5: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 5 of 23

KAIDAH 3: PAHALA DIDAPAT KARENA MELAKSANAKAN DAKWAH,

BUKAN TERGANTUNG KEPADA PENERIMAANNYA

” “ لاحس هؼ بمجسد الدغىة وال خىنل غلى الاطخجابت

“Pahala didapat karena melaksanakan dakwah, bukan tergantung kepada penerimaannya”

Kaidah ini meluruskan pemahaman yang sering disalahartikan oleh banyak orang, bahwa

pahala haruslah berbanding lurus dengan hasil yang didapat secara zahir, sehingga

penilaiannya dapat dihitung secara matematis seperti umumnya pekerjaan duniawi. Apabila

cara pandang seperti ini yang dijadikan acuan, maka para nabi bisa dikategorikan gagal dalam

mengembankan amanah dakwah, karena dakwah mereka hanya menghasilkan pengikut yang

jumlahnya sedikit.

Kita bisa mengambil contoh kisah Nuh „alaihis salam yang mendakwahi kaumnya siang dan

malam hingga memakan waktu beratus-ratus tahun lamanya. Allah Ta‟ala berfirman dalam

Al Quran,

ان و ىق

هم الط

رخ

أمظحن غاما ق

خ

طىت ئال

ل

ل قيهم أ

بث

لىمه ق

ى ن

ىحا ئل

ىا ه

زطل

د أ

هىن ول

الهم ظ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara

mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan

mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Ankabut: 14)

Inti dari ayat ini sebagaimana yang termaktub dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa

nabi Nuh „alaihis salam mendakwahi kaumnya untuk beriman kepada Allah Ta‟ala selama

seribu kurang lima puluh tahun (950 tahun) lamanya, dan dalam kurun waktu itu, nabi

Nuh „alaihis salam hanya mendapatkan sedikit sekali pengikut, dan itu termaktub di dalam

Al Quran,

ط حت م

ئالهل

ىحن وأ

ل شوححن از

ىا احمل قيها م

لىز ن ى از الخ

ا وق

مسه

ا حاء أ

ى ئذ وم ى

هه ال بو غل

لل ن

مػه ئال وما آم آم

“Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman:

„Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan

betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan

(muatkan pula) orang-orang yang beriman.‟ dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu

kecuali sedikit.” (QS. Huud: 40)

Perhatikan akhir dari ayat di atas secara seksama, bagaimana Allah menjelaskan, “dan tidak

beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit” (QS. Huud: 40), kalau kemudian takaran

kesuksesan dakwah diukur dari kuantitas hasil, maka pastilah Nabi Nuh „alaihis salam telah

gagal mengemban misinya, namun pada hakekatnya tidaklah demikian, karena para Nabi dan

Rasul merupakan hamba pilihan yang mendapatkan tempat mulia di sisi Allah Ta‟ala.

Page 6: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 6 of 23

Jumlah pengikut yang sedikit juga didapat oleh para nabi lainnya. Ketika pada hari kiamat

nanti, para Nabi dan Rasul dikumpulkan dan mereka datang dengan umatnya masing-masing,

dari mereka ada yang membawa satu, dua, tiga, bahkan ada yang sama sekali tidak membawa

pengikut seorangpun.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi

wa sallam bersabda,

بي و حالن، والى حل والس بي ومػه الس والىط ه بي ومػه الس ذ الى سأ

ع غسضذ غلي لامم، ق مػه أحد ل

―Beberapa umat diperlihatkan kepadaku. Aku melihat seorang nabi bersama satu golongan

kecil, seorang nabi bersama satu atau dua orang, dan seorang nabi yang tidak mempunyai

pengikut.‖ (Muttafaq ‗Alaih)

Oleh karena itulah Allah Ta‟ala kemudian mengarahkan kepada Rasulullah shallallahu

„alaihi wa sallam agar setelah berdakwah secara optimal, janganlah sekali-kali menakar

kesuksesannya melalui jumlah yang didapat. Allah Ta‟ala sendiri telah berfirman,

يه ىاى غل

زطل

ما أ

غسضىا ق

ان أ

ق

ؽ

بال

ال

ئال ا ئن غل

م حكظ

“Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi

mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah).” (QS. As-Syura‘ :48)

Dan dalam ayat lainnya,

طل ئ ى السهل غل

بحن ق

ال

ؽ

بال

ال

ال

“Maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah)

dengan terang.” (QS. An nahl :35)

Dan dalam ayat,

بحن ال

ؽ

بال

ال

ئال طى ى الس

وما غل

“Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan

terang.” (An nur: 54)

Adapun terkait dengan hal hidayah, sesungguhnya itu semua adalah urusan Allah untuk

memberikannya.

اء وهى حهدي م

الل

حببذ ول

أ تهدي م

ال ئه هخد

م بال

غل

أ

Page 7: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 7 of 23

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,

tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih

mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al Qashash: 56)

Oleh karenanya, barang siapa yang memahami kaidah ini secara baik, maka ia akan

berdakwah tanpa beban, tidak merasa kecewa ataupun stress hanya dikarenakan dakwah yang

siang malam ia lakukan berakhir dengan penolakan dan jumlah pengikut yang sedikit.

Allah Ta‟ala melalui firman-firman-Nya kerap menghibur Rasulullah shallallahu „alaihi wa

sallam dalam hal ini, karena tidaklah Allah Ta‟ala memberi sebuah tanggungjawab,

melainkan sesuai dengan kadar kemampuan yang telah Allah Ta‟ala berikan kepada beliau.

Allah Ta‟ala berfirman,

اء حهدي م

الل

هداهم ول ع غل ل

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang

memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. Al Baqarah: 272)

يهم حظساث غل كظ

هب ه

ر ج

ال

ق

“Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.” (QS. Faathir: 8)

سون م ا و مم في ض

ج

يهم وال

حصن غل

ج

وال

بالل

واصبر وما صبرى ئال

“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan

pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan

janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (QS. An Nahl :

127)

Ayat-ayat di atas menjadi hiburan tersendiri bagi Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam,

menghilangkan kesedihannya selama ini, dikarenakan kesungguhan beliau dalam berdakwah

untuk menuntun kaumnya beriman kepada Allah Ta‟ala ditanggapi dengan sikap ―buta dan

tuli.‖

Para da‘i pada hakekatnya adalah mereka yang memiliki hati-hati yang lembut, penuh cinta,

perasa sehingga itu semua menjadi tenaga bagi mereka dalam menunaikan dakwah. Ia merasa

sedih ketika melihat hamba Allah Ta‟ala yang lebih memilih berada dalam kesesatannya,

mengabaikan ajakan kebaikan yang selama ini ia serukan. Kesedihan seperti ini pulalah yang

dirasakan oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam ketika melihat kaumnya, maka

Allah Ta‟ala kemudian berfirman,

ازه ى آز

غل كظ

باخؼ ه

ػل

لطكاق

حدث أ

ا ال

ر مىىا به

إ م

م ئن ل

Page 8: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 8 of 23

“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah

mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).” (QS.

Al Kahfi: 6)

Dengan kata lain, ayat ini menanyakan kepada Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa

sallam, apakah dengan kehancuran kaum yang tidak mau diajak beriman itu, telah

membuatnya menjadi putus asa dan merasa kasihan karena pengingkaran mereka terhadap Al

Quran?

Imam Qatadah, sebagaimana yang termaktub dalam Kitab Tafsir Ibn Katsir menjelaskan ayat

ini: “Seolah-olah engkau ingin bunuh diri sebagai ekspresi kemarahan dan kesedihan

terhadap perilaku mereka.” Sedangkan Mujahid mengatakan, sebuah kegelisahan, dan

artinya tak jauh beda yakni jangan bersedih atas mereka, namun teruslah sampaikan risalah

Allah Ta‟ala ini, barang siapa yang mendapatkan hidayah maka itu untuk dirinya, dan barang

siapa yang sesat sesungguhnya ia telah menyesatkan dirinya sendiri.

Dengan demikian, sesungguhnya Allah Ta‟ala pun telah mencabut dosa bagi para da‘i

apabila orang yang mereka dakwahi tidak mendapat petunjuk dan merespon dakwah yang

mereka lakukan, tentunya setelah mereka berusaha dengan penuh optimal, hal itu

dikarenakan Allah Ta‟ala tidak akan memberikan beban kepada seorang hamba melainkan

sesuai dengan batas kemampuan yang telah Ia berikan.

Kaidah ini juga menjadi obat bagi mereka yang tergesa-gesa memetik hasil dari dakwah yang

selama ini mereka kerjakan. Yaitu mereka yang menunggu hasil yang nampak secara kasat

mata duniawi, dan kemudian menjadikannya syarat dan takaran pilihan, antara melanjutkan

perjuangan di jalan dakwah ini atau tidak. Cara pandang seperti ini sebenarnya cara pandang

yang salah, sehingga bertolak belakang dengan kaidah dakwah yang diajarkan dalam Al

Quran dan As Sunnah.

Al Quran telah menekankan, bahwa tidak ada kemestian seiringnya antara dakwah yang

dijalankan dengan respon yang di dapat (Istijabah). Seorang dai, bisa saja telah berjuang

mati-matian hingga titik darah penghabisan dalam berdakwah, namun sang mad‟u tetap pula

dengan sikap kerasnya, menolak segala bentuk ajakan kebaikan kepada dirinya. Namun

demikian, pada fase seperti inilah sebenarnya akhir dari segalanya itu ditentukan. Tahapan-

tahapannya dijelaskan oleh Allah Ta‟ala dalam firman-Nya,

س

اء وال

و ي م ىج

ا ق

صسه

ربىا حاءهم ه

د ي

هم ن ج

ىا أ ى

طل وظ ض الس

أ ا اطد

ى ئذ ىم حت

ه ال طىا غ

د بأ

جسمحن ال

“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka)

dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu

pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. dan tidak dapat

ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa.” (QS. Yusuf: 110)

Fase pertama adalah pada masa dakwah itu dirasa tidak mempunyai harapan lagi untuk

mengarahkan mereka kepada keimanan, sehingga mereka merasa telah didustai, maka

Page 9: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 9 of 23

berakhirlah fase dakwah yang kemudian ditutup dengan pertolongan dari Allah Ta‟ala. Ibnu

Katsir dalam tafsirnya kemudian menjelaskan, bahwa pertolongan dari Allah akan diturunkan

kepada para Rasul-Nya ketika mereka berada dalam kondisi genting dan dalam masa

pengharapan akan hadirnya kemenangan, dan itu terjadi di masa yang sangat kritis.

Sebagaimana diterangkan oleh Allah Ta‟ala dalam firman-Nya,

بأتهم ال م مظ

بل

ن ىا م

ل خ ر

ل ال

م مث

ج

أ ا

ول

ت جى

ىا ال

لدخ

ن ج

م حظبخم أ

ى أ ىا حت

صلاء وشل س طاء والض

و طى الس هى سب ن

صس الل

ئن ه

ال أ

صس الل

آمىىا مػه متى ه ر

ال

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu

(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh

malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)

sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya

pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-

Baqarah : 214)

Wallahu a‟lam bishowab

Page 10: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 10 of 23

AL-MUSTAQBAL LI HADZAD DIN

Masa Depan di Tangan Islam

Di hadapan kita terpampang beragam fenomena problematika umat yang cukup berat:

mayoritas umat—di berbagai negeri Islam—kini berada dalam keadaan lemah; baik dalam

aspek aqidah, pendidikan, tsaqafah, dakwah, soliditas, maupun akhlak. Belum lagi

problematika akibat penjajahan di masa lalu yang masih terasa dampaknya hingga saat ini

dimana negeri-negeri muslim tercerai-berai; pengaruh dan penjajahan bangsa asing dalam

aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya mencengkram demikian kuat. Umat kini

mengalami kemunduran peradaban, terjangkiti pola pikir yang keliru, dan kejiwaan mereka

pun lemah.

Di sisi lain, kekuatan internasional yang memusuhi Islam memiliki keunggulan perencanaan,

pengorganisasian, dan sarana-sarana yang sangat memadai. Ringkasnya, kondisi umat hari ini

bagaikan buih sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam,

ما مم ي

م لا

داعى غل

ن ج

أ ىش صػتها

ى ن

ئل

تلداعى لا

: ” ج ا

هللا؟ ن ا زطى ر ىم

ت بىا نل وم

بل “ا

ىهم ال

ب ص

د ه

ل، ون اء الظ

ثؿاء ي

ثم ؾ

ى

ثحرون، ول

ري ىم

م ” اه

الل ازطى ىه

ل: وما ال : ن ا

؟ ن

ىث “ ال

ت ساه

ا وي

حب الده

“Kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut

melahap isi mangkok.” Para sahabat bertanya: “Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya

Rasulullah?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi

seperti buih air bah dan kalian ditimpa penyakit wahn.” Mereka bertanya lagi: “Apakah

penyakit wahn itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Terlalu cinta dunia dan takut kepada

mati” (HR. Abu Daud).

Meskipun demikian—sebagai seorang muslim—kita harus tetap memiliki optimisme bahwa

masa depan adalah milik Islam. Hal ini dilandasi keyakinan pada kekuatan ajaran Islam itu

sendiri dan nubuwat yang disampaikan oleh Allah dan rasul-Nya melalui Al-Qur‘an dan

sunnah.

Pertama, al-Islamu minhajul hayah. Islam adalah pedoman hidup yang diturunkan oleh

Allah Ta‟ala. Oleh karena itu Dia tidak mungkin akan membiarkan agama-Nya terhina.

Allah Ta‟ala adalah pemilik dan pemelihara agama ini yang telah menegaskan melalui

firman-Nya,

م

طال

لا

غىد الل الد ئن

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran, 3: 19).

Dalam ayat yang lain Dia berfirman,

Page 11: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 11 of 23

هبل مىه وهى في لا لم دىا ق

طال

حر لا

ـ ؾ بخ

وم اطسخ

ال خسة م

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima

(agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali

Imran, 3: 85).

Oleh karena itu, Islam akan dimenangkan di atas berbagai ajaran yang telah menyimpang dari

manhaj-Nya,

هدا ش

ى بالل

كه وي

ل ى الد

هسه غل

ظ حو ل

ال هدي ود

ه بال

زطل زطىل

ري أ

هى ال

”Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar

dimenangkan-Nya terhadap semua agama, dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al-Fath,

48: 28).

ىن س

سه ال

ى ي

ه ول

ل ى الد

هسه غل

ظ حو ل

ال هدي ود

ه بال

زطل زطىل

ري أ

هى ال

”Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama

yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin

tidak menyukai.” (QS. At-Taubah, 9: 33)

Kedua, al-Islamu dinul fitrah. Islam adalah agama yang musayaratul fithrah (selaras dengan

fitrah, sifat, watak dasar, karakter, dan naluri manusia). Karenanya manusia di sepanjang

sejarah tidak akan pernah bisa lari dari seruan fitrahnya. Bila ia menjauh dari seruan fitrah

tersebut, jiwanya pasti akan meronta-ronta. Kegelisahan demi kegelisahan akan terus

mencekam dalam jiwanya.

Ajaran Islam melakukan penjagaan (muhafadzatan), pemeliharaan, (ri‟ayatan),

pengembangan (tanmiyatan), dan pengarahan (taujihan) terhadap fitrah manusia agar tetap

murni; cenderung kepada kebenaran dan kepatuhan kepada Allah Ta‟ala,

ل ذ

و الل

لبدل لخ

ج

يها ال

اض غل س الى

ط

تي ق

ال

الل

سة

حىكا قط للد

نم وحهأر ق

ثي أ

م ول

ه ال الد

مىن ػل

اض ال الى

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah

yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.

(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum, 30:

30)

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

اء مظلمحن ، وأ

و آدم وبيه حىك

ل خ

ن الل

خا ، أ

في ال

ني الل

ز م بما حد

ز حد

ال أ

حالال ال أ ا

اهم ال

غط

حالال وحسا

اهم اللغط

ا أ ىا مم

جػل

ماحسام قه ، ق

Page 12: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 12 of 23

“Apakah kamu suka aku menceritakan kepadamu apa yang telah diceritakan Allah kepadaku

dalam Kitab-Nya? Sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam dan anak cucunya

cenderung kepada kebenaran dan patuh kepada Allah. Allah memberi mereka harta yang

halal tidak yang haram. Lalu mereka menjadikan harta yang diberikan kepada mereka itu

menjadi halal dan haram.” (H.R. Iyad bin Himar)

Oleh karena itu, ajaran Islam akan senantiasa dibutuhkan oleh seluruh umat manusia; di masa

lalu, di masa kini, dan di masa yang akan datang. Mereka yang benci dan berupaya

menghancurkan agama ini pasti akan menuai kegagalan.

Allah Ta‟ala berfriman,

ي ىن غل

م ج

ىكهىجها ز ظ

ق

طبل الل وا غ صد هم ل

مىال

ىكهىن أ سوا

ك ي ر

بىن هم ئن ال

لؿ م

زحظسة

سون ح م ى حهى

سوا ئل

ك ي ر

وال

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi

(orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan

bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang

yang kafir itu dikumpulkan” (QS. Al-Anfal, 8: 36).

Ketiga, al-Islamu dinul Insaniyah. Islam adalah agama yang sesuai dengan kemanusiaan.

Ajaran Islam yang menyentuh aspek aqidah, akhlak, sikap, perasaan, pendidikan,

kemasyarakatan, politik, ekonomi, dan hukum pasti sejalan dengan eksistensi manusia yang

terdiri dari akal, ruh, dan jasad.

Saat ini materialisme telah menghancurkan kehidupan masyarakat, sehingga kehidupan sosial

semakin memburuk, rasa kemanusian semakin rapuh dan sikap saling percaya kepada sesama

semakin luntur. Dekadensi moral dan keretakan keluarga semakin menggejala. Tidak ada

obat penawar bagi kehancuran ini kecuali kembali kepada dinul Islam dalam seluruh

aspeknya.

Karakter insaniyah begitu nyata dalam dinul Islam; sebagai contoh, di dalam Islam setiap

perilaku yang yang tidak manusiawi pasti akan dilawan; Tidak ada dalam Islam pembedaan

antar sesama muslim hanya karena perbedaan kulit atau ras. Pun tidak ada perbedaan antara

laki-laki dan perempuan, semua muslim adalah sama sederajat seperti barisan gigi sisir.

Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Hanya kualitas ketaqwaan yang membedakan di

antara mereka. Artinya siapa yang paling tinggi derajat ketakwaannya, dialah yang paling

tinggi derajat kemanusiaanya di sisi Allah.

Dalam beribadah pun Islam melarang cara-cara beribadah yang tidak manusiawi. Hal ini

tergambar dari hadits Nabi shallallahu „alaihi wa sallam berikut ini,

مال ع ب

وبى –هنع هللا ىضر –أ شواج الى

ىث أ ى ب

زهط ئل

تزال حاء ز هى بى –ملسو هيلع هللا ىلص – غبادة الى ىن غ

لظأ ملسو هيلع هللا ىلص –

بى – الى م ح ه

ىا وأ

الهىها ق

الههم ج ج

أبروا

خ

ا أ م

لس . – ملسو هيلع هللا ىلص –ق خ

أبه وما ج

ه ذ م م د

هه ما ج

كس ل

د ؾ

ن

Page 13: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 13 of 23

طس . و ق أهس وال صىم الد

ا أ

هس أ

آخ ا

بدا . ون

ل أ ى الل

صل

ى أ

اوا ق

ها أ م

حدهم أ

أ ا

ن ز

غت

ا أ

هس أ

آخ ا

ن

ب ج أ صو

ج أال

ظاء ق

الي

الل جاء زطى

–ملسو هيلع هللا ىلص –دا . ق ا

هم » ق

اي

خى أل

ئو

ما والل

ا أ

را وي

رخم ي

ل ن ر

خم ال

هأ

مظاء ، ق

ج الي صو

جد وأ

زن

ى وأ

صل

طس ، وأ

قصىم وأ

ى أ ن

ه ، ل

م ل

اي

هج وأ

ى لل ع من ل

تى ق طى زواه «زؾب غ

البخازي

Anas bin Malik radhiyallahu „anhu berkata: “Ada tiga orang yang mendatangi rumah-rumah

istri Nabi shallallahu „alaihi wa sallam menanyakan ibadah Nabi shallallahu „alaihi wa

sallam. Maka tatkala diberitahu, mereka merasa seakan-akan tidak berarti (sangat sedikit).

Mereka berkata: „Di mana posisi kami dari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, padahal

beliau telah diampuni dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang.‟ Salah satu

mereka berkata: „Saya akan qiyamul lail selama-lamanya.‟ Yang lain berkata: „Aku akan

puasa selamanya.‟ Dan yang lain berkata: „Aku akan menghindari wanita, aku tidak akan

pernah menikah.‟ Lalu datanglah Rasulullah shalallahu „alaihi wa sallam seraya bersabda:

„Kaliankah yang bicara ini dan itu, demi Allah, sungguh aku yang paling takut dan yang

paling takwa kepada Allah. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku sholat, aku tidur, dan

aku juga menikah. Barang siapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk

golonganku.‟” (HR. Al-Bukhari).

Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memberikan contoh yang

manusiawi dalam beribadah. Dengan kata lain, seperti yang dikatakan Imam An Nawawi: al

iqtishaad fil ibadah, artinya tidak terlalu menyepelekan dan tidak terlalu menyiksa diri di

luar batas kemanusiaannya (lihat: Riyadhush shaalihiin, Imam An-Nawawi, Darul Warraq

1996, hal. 7).

Umat manusia tidak akan pernah bisa menemukan kemanusiaanya selama tidak kembali

kepada Islam. Tanpa Islam, mereka benar-benar akan hidup dalam kebingungan. Pada zaman

jahiliah –sebelum datangnya Islam- kaum wanita didzalimi. Mereka tidak mendapatkan hak-

hak kemanusiaannya sama sekali. Tidak sedikit anak-anak wanita yang dikubur hidup-hidup.

Jauh sebelum itu, di Romawi pada abad ke VI masehi manusia sungguh terpuruk dalam

kebinatangan. Tontonan yang paling menyenangkan pada waktu itu adalah pertarungan yang

berdarah-darah dan bahkan tidak sedikit yang harus kehilangan nyawa. Para gladiator diadu

dengan sesama mereka, atau mereka dipaksa harus bertarung melawan binatang buas seperti

singa atau yang lainnya. Suatu pertarungan yang menunjukkan tingkat kekejaman manusia

terhadap kemanusiaannya sendiri.

Keempat, al-Islamu dinut tawazzun (Islam agama yang menegakkan keseimbangan)

Di dalam Islam manusia menemukan dirinya benar-benar diperlakukan secara seimbang:

Seimbang antara fisik dan ruhani

Tidak seperti agama lain yang cenderung menghilangkan keseimbangan ini. Sebagian agama

cenderung meletakkan manusia sebagai mahluk ruhani saja, sehingga ia dilarang memenuhi

kebutuhannya fisiknya, seperti tidak boleh menikah dan lain sebagainya. Sebagian yang lain

cenderung menyikapi manusia sebagai mahluk fisik saja, sehingga ia diajarkan menyembah

Page 14: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 14 of 23

materi, bukan menyembah Allah yang ghaib. Tuhan mereka divisualisasaikan menjadi

patung. Hidup mereka bergelimang materi tanpa ada unsur ruhaninya sama sekali.

Islam tidak demikian. Islam meletakkan manusia sebagai mahluk fisik dan ruhani sekaligus.

Tidak ada dalam Islam hak-hak kemanusiaan yang digerogoti. Semuanya, baik fisik maupun

ruhani dipenuhi secara seimbang. Perhatikan kembali hadits Rasululllah shallallahu „alaihi

wa sallam yang telah disebutkan sebelumnya,

طس قصىم وأ

ى أ ن

ه ، ل

م ل

اي

هج وأ

م لل

اي

خى أل

ئو

ما والل

أ زؾب غ م

ظاء ، ق

ج الي صو

جد وأ

زن

ى وأ

صل

، وأ

ى ع من لتى ق طى

“Demi Allah, sungguh aku yang paling takut dan yang paling takwa kepada Allah. Akan

tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku sholat, aku tidur, dan aku juga menikah. Barang siapa

yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (HR. Al-Bukhari).

Dalam kesempatan lain Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

از

الها ز

الػىن ن

خىط

ال

هل

“Celakalah mutanath thi‟uun (beliau mengucapkan ini tiga kali).” (HR. Muslim no 2670).

Al-Mutanathi‟un artinya orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah.

Imam Bukhari berkata: ―Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsanna;

telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Hisyam, ia berkata: Telah mengkhabarkan

kepadaku ayahku, dari ‗Aisyah radhiyallahu „anha,

ه

الذ: ق

ال هره؟ ن : م ا

، ن

ةيها وغىدها امسأ

ل غل

م دخ

ه وطل ى هللا غل

بي صل ن الى

تها، أ

صال س م

ير جت

م ب : مه غل ا

ه صاحب ن ه ما دام غل ئل

حب الدان أ

ىا، و

مل

ى ج حت

مل الل

ال

ىالل

طهىن، ق

ه ما ج ”

―Bahwasannya Nabi Shallallaahu „alaihi wa sallam pernah masuk menemuinya yang waktu

itu di sebelahnya ada seorang wanita. Beliau shallallaahu „alaihi wa sallam bersabda,

―Siapakah ini ?‖. Aisyah berkata, ―Fulanah‖. Lalu ia (Aisyah) menyebutkan tentang

shalatnya (yang banyak dan lama). Beliau Shallallaahu „alaihi wa sallam, ―Ah, wajib bagimu

beramal sesuai sesuai dengan kemampuanmu. Demi Allah, Allah tidak akan bosan hingga

kalian bosan. Agama yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dirutinkan oleh

pelakunya.‖ (HR. Al-Bukhari no. 43).

Seimbang antara dunia dan akhirat

Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan bukan hanya untuk di dunia saja, melainkan

juga untuk di akhirat. Bahkan tujuan hidup manusia yang hakiki adalah akhirat.

Allah Ta‟ala berfirman,

Page 15: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 15 of 23

ا حظما أ

ي حظ

ا وأ

ه الد م صب

ع ه

ي ج

وال

خسة

از لا الد

اى الل

ـ قما آج ـ وابخ ب

ج

وال ئل

لل

كظد حب ال

ال

زض ئن الل

ظاد في لا

ك ال

―Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri

akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat

baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah

kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang berbuat kerusakan.‖ (QS. Al-Qashash, 88: 77).

Jadi, dunia hanyalah sarana kehidupan. Sedangkan kehidupan hakiki yang seharusnya dicapai

adalah akhirat. Allah Ta‟ala berfirman,

ىا اهى

ىان ل ح

هي ال

لخسة

از لا ػب وئن الد

هى ول

ل

ا ئال

ه الد

اة ح

ره ال

مىن وما ه

ػل

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan

sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS.

Al-Ankabuut, 29: 64).

Konsep keseimbangan ini tentu sangat berbeda dengan konsep materialisme yang hanya

memperhatikan kebutuhan materi manusia, bahkan menjadikannya seperti komoditi yang

diperjual belikan, atau seperti mesin yang dipaksa harus bekerja siang dan malam tanpa ada

kesempatan untuk beribadah dan berdzikir. Hal ini pasti akan mengeringkan ruhani.

Akibatnya manusia akan menderita, tidak hanya di dunia melainkan juga di kahirat.

Perhatikan firman Allah Ta‟ala berikut,

غمى امت أ ه

ىم ال سه

ح

ا وه

ضى

ت

ه مػ

ان ل

سي ق

ذي غسض غ

أ وم

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan

yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan

buta.” (QS. Thaha, 20: 124).

Dalam ayat yang lain Allah Ta‟ala menggambarkan kesalahpahaman orang-orang kafir yang

hanya sibuk membangun dunia,

ى به

حر وأ

خ

خسة

ا ولا

ه الد

اة ح

زسون ال

إ بل ج

“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat

adalah lebih baik dan lebih kekal” (QS. Al-A‘la, 87: 16-17).

Kelima, adanya bisyaraat (kabar gembira)

Allah Ta‟ala berfirman,

غباده اء م ىزثها م

زض لل

واصبروا ئن لا

ىمه اطخػىىا بالل

ى له مىس ا

هحن ن مخ

لل

ػانبت

وال

Page 16: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 16 of 23

“Musa berkata kepada kaumnya, „Minta tolonglah kalian kepada Allah dan bersabarlah.

Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang

dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-

orang yang bertakwa” (QS. Al A‘raf, 7: 128).

Ayat ini menunjukkan bahwa kemenangan akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang

bertakwa. Maksudnya adalah Islam dan umatnya. Hal ini pasti terjadi cepat atau lambat,

sebab Allah Ta‟ala tidak pernah mengingkari janji.

Allah ta‟ala juga berfirman,

آمىىا ر ال

بلهم وغد الل

ن م ر

ال

ل

لما اطخخ

زض ي

هم في لا ن

لك

ظخخ الحاث ل ىا الص

م وغمل

مى

ني ػبدوه مىا

ىقهم أ

بػد خ هم م ن

ل بد

هم ولى ل ض

ري ازج

هم دنهم ال

ن ل

ج م ىن ب ول

س

ال ا وم

ي ش

اطهىن ك هم ال

ولأ ق ل

س بػد ذ

ك ي

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka

(para khalifah) berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang

sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang

telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,

sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku

dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap)

kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (QS. Nur, 24: 55)

Berkenaan dengan ayat ini, Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata:

“Ayat ini merupakan janji Allah Ta‟ala bagi orang yang beriman dan mengerjakan amal

shalih berupa pemberian khilafah bagi mereka di muka bumi sebagaimana yang telah

diberikan kepada orang-orang sebelum mereka dari umat-umat sebelumnya. Janji ini

mencakup seluruh umat. Ada yang berkata: „Ayat ini khusus untuk para shahabat.‟ Namun

hal itu tidak benar, karena beriman dan beramal shalih tidaklah terkhusus untuk mereka.

Bahkan hal tersebut mungkin terjadi pada siapa saja dari kalangan umat ini. Maka

barangsiapa yang mengamalkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya maka sungguh dia telah

menaati Allah dan Rasul-Nya.” [1]

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam banyak sekali menyampaikan bisyarat kemenangan

umat ini. Ada yang telah terjadi, dan ada yang belum terjadi. Diantara bisyarat yang belum

terjadi adalah:

Kembalinya Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah

الل زطى ا ن

تك حر اء غ

ا ش

ػها ئذ

سق م

ىن ز

ن ج

أ

اء الل

م ما ش

ق

ة بى ىن الى

م ج

ه وطل غل

ى الل

صل

ػ سق م

ىن ز

ن ج

أ

اء الل

ىن ما ش

خ

ة ق بى ى منهاج الى

غل

تق

ىن خال

م ج

ػها ز

سق ن

ػها ها ئ أ

سق ن

أ

اء الل

ا ش

ذ

Page 17: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 17 of 23

م ج

ػها ز

سق ن

اء أ

ا ش

ػها ئذ

سق م

ىن ز

ن

أ

اء الل

ىن ما ش

ا ق ا غاض

ىن مل

م ج

ىن ز

خ

ق

ت ا حبر

ىن مل

اا ش

ػها ئذ

سق م

ىن ز

ن ج

أ

اء الل

ذ ما ش

م ط

ة ز بى ى منهاج الى

غل

تقىن خال

م ج

ػها ز

سق ن

ء أ

Dari Hudzaifah, Rasulullah bersabda, “Di tengah-tengah kalian ada Kenabian dan akan

berlangsung sekehendak Allah. Lalu Allah akan mengangkatnya jika Dia berkehendak

mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah berdasar manhaj kenabian dan berlangsung

sekendak-Nya. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian

akan ada Kerajaan yang lalim yang berlangsung sekehendak Allah. Kemudian Allah akan

mengangkatnya jika Dia menghendakinya. Kemudian akan ada Kerajaan yang Otoriter

berlangsung sekendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia menghendakinya.

Kemudian akan ada Khilafah berdasar manhaj kenabian”. Kemudian beliau

(Nabi shallallahu „alaihi wa sallam) diam. (Musnad Ahmad, No. 18406)

Kemenangan umat Islam atas Yahudi

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu „anhuma,

حجس ال هى ى هم حت ن

خهخل

ليهىد ق

ال

اجل

خه

ل ا

م ن

ه وطل غل

ى الل

بي صل الى ا غ خػا

ا حهىدي ق

مظلم هر

ه خلان

ق

Dari Nabi shallallahu ‟alaihi wa sallam bersabda: “Kamu semua akan membunuh orang-

orang Yahudi. Maka kamu semua akan membunuh mereka sehingga batu akan berkata:

Wahai para muslimin! Di sini ada orang Yahudi, datanglah kemari dan bunuhlah dia.” (HR.

Muslim)

Bertahannya Kelompok Islam

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

ه كال خ هم م ضس

هم ال لػدو اهس

ن

مس الل

ى أ

ىن غل

اجل

ه تى م

أ م

غصابت صا

ج م ال

اغت جيهم الظ

أى ج حت

لى ذ

وهم غل

“Akan senantiasa ada sekelompok kecil dari ummatku yang berperang di atas perintah

Allah, mereka berjaya atas musuh mereka, orang-orang yang menentang mereka tidak akan

bisa membahayakan mereka sampai hari kiamat dan mereka tetap teguh dalam kondisi

seperti itu” (HR. Muslim)

Mengomentari hadits-hadits tentang hal ini, Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:

Page 18: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 18 of 23

جػان م

مىحن منهم شإ ىاع ال

ه بحن أ

تن س

مك

تائك

ن هره الط

حخمل أ ىن و

ز هاء ومنهم محد

هىن ومنهم ق

اجل

ه

حر خ

ال سي م

خ

ىاع أ

ههل أ

س ومنهم أ

ى

ال هىن غ

ػسوف وها

اد وآمسون بال ىا ومنهم شه

ىه

ن

صم أ

ل

وال

س ىن مخك

ىه

د

زض مجخمػحن، بل ن

از لا

ط

ننحن في أ

“Kelompok ini kemungkinan adalah kelompok yang tersebar di antara kaum muminin. Di

antara mereka adalah para pemberani yang berperang (di jalan Allah), fuqahaa‟, ahli

hadits, orang-orang yang zuhud, orang yang menyuruh pada yang ma‟ruf dan mencegah dari

yang munkar, dan para pelaku kebaikan yang lainnya. Tidaklah mengharuskan mereka

berkumpul pada tempat yang sama, bahkan mungkin mereka tersebar di berbagai penjuru

negeri” (Syarh Shahih Muslim, 13/67 – Maktabah Syamilah).

Datangnya Pembaharu Setiap Abad

Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, disebutkan bahwa

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

د ل جد

ت طىت مل مائ

ض

ى زأ

ت غل م

لهره لا

بػث

ها دنهائن الل

“Sesungguhnya Allah akan mengutus (menghadirkan) bagi umat ini (umat Islam) orang yang

akan memperbaharui (urusan) agama mereka pada setiap akhir seratus tahun” (HR. Abu

Dawud).

Turunnya Al-Masih

Dari Jabir bin ‗Abdillah radhiyallahu anhuma, bahwasanya Nabi shallallahu „alaihi wa

sallam bersabda,

غ زج : ق ا

امت، ن ه

ىم ال ى

ئل اهس

حو ظ

ى ال

ىن غل

اجل

ه تي م

أ م

تائك

ط صا

جم غله ال مس ى ب س

صل ل ػا

محرهم: ح

أ هى الم ق الظ

ت م

هللا هره لا

سمت

مساء، ج

ى بػض أ

م غل

، ئن بػض

: ال هى ىا ق .

“Senantiasa ada segolongan dari ummatku yang berperang demi membela kebenaran

sampai hari Kiamat.” Kemudian Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Maka

kemudian turun Nabi „Isa bin Maryam alaihis salam, kemudian pemimpin golongan yang

berperang tersebut berkata kepada Nabi „Isa: „Kemarilah, shalatlah mengimami kami.‟

Kemudian Nabi „Isa menjawab: „Tidak, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin atas

sebagian yang lain, sebagai penghormatan bagi umat ini.‟” (HR. Muslim, no. 156, no. 247)

Sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam,

،ما غدال

الم ح م غله الظ مس م اب

ق ز

ج ن

أ

ىش ده، ل ي ب كس

ري ه

هخل وال ب، و ل ظس الص

ق

حد ه أ

هبل

ى ال حت ا

ض ال ك ، و

ت جص

ضؼ ال س، و ز

خج

.ال

Page 19: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 19 of 23

“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun

pada kalian („Isa) Ibnu Maryam alaihis salam sebagai hakim yang adil. Dia akan

menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah

ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” (HR. Al-Bukhari)

Para ahli hadits menyebutkan bahwa hadits-hadits tentang masalah turunnya Al-Masih ini

mencapai batas mutawatir. Sebanyak 40 hadits, yang terdiri dari hadits shahih dan hasan—

tidak ada yang dhaif—telah disebutkan oleh Allamah Maulana Anwar al-Kasymiri dalam

bukunya At-Tashriihu bimaa tawaatara fii nuzuulil masiih.

Datangnya Al-Mahdi

Dalam hadits yang sangat banyak disebutkan tentang akan datangnya seorang penguasa yang

berpegang teguh dengan ajaran Islam. Ia datang setelah masa-masa kebobrokan dan

kerusakan. Ia menegakkan agama Allah di muka bumi ini, dan memenuhinya dengan

keadilan, sebagaimana dunia ini pernah penuh dengan kebobrokan dan kerusakan.

Mengenai hal ini cukuplah kita menyimak hadits berikut,

مل ق ش

اض وشال الى ف م

خال

ى اخ

تي غل م

في أ

بػث هدي

م بال

سي

ب

ذ حىزا أ

ما مل

ي

ا وغدال

زض نظط

لا

صحاحا ا هظم ال زض

لا ماء وطاي الظ ى غىه طاي سض ما

ل وظ

“Aku berikan kabar gembira kepada kalian dengan kedatangan Al-Mahdi yang muncul di

tengah-tengah umatku di saat terjadinya perselisihan di antara manusia dan berbagai

kegoncangan. Maka dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kebijaksanaan

sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kejahatan dan kezaliman. Seluruh penduduk

langit dan bumi menyenanginya. Dia membagi harta kepada manusia dengan merata.” (HR.

Ahmad)

Penutup

Apa yang disebutkan di atas menjadi bukti bahwa Islam adalah agama masa depan. Meskipun

demikian, bukan berarti kita mencukupkan diri dengan diam tidak beramal dan menunggu-

nunggu keajaiban dari langit. Teladanilah perjuangan Rasulullah shallallahu „alaihi wa

sallam dan para sahabatnya; mereka meyakini janji-janji kemenangan dari

Allah Ta‟ala seraya terus beramal dan berjuang dengan penuh kesungguhan.

Wallahu a‟lam.

[1] Fathul Qadir, 4/47

Page 20: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 20 of 23

HALAWATUL IMAN

(Manisnya Iman)

Bagaimana seseorang dapat merasakan manisnya iman?

Seseorang akan merasakan manisnya iman bermula manakala di dalam hatinya terdapat rasa

cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasul-Nya, manisnya akan semakin dirasakan bila

seseorang berusaha untuk senantiasa menyempurnakan cintanya kepada Allah,

memperbanyak cabang-cabangnya (amalan yang dicintai Allah Ta‟ala) dan menangkis hal-

hal yang bertentangan dengan kecintaan Allah Ta‟ala.

Apa buktinya bila seseorang telah merasakan manisnya Iman?

Buktinya, ia akan selalu mengutamakan kecintaanya kepada Allah daripada mementingkan

kesenangan dan kemegahan dunia, seperti bersenang-senang dengan keluarga, lebih senang

tinggal di rumah ketimbang merespon seruan dakwah dan asyik dengan bisnisnya tanpa ada

kontribusi sedikitpun terhadap kegiatan jihad di jalan Allah Ta‟ala. Sebagaimana firman

Allah dalam surat At-Taubah : 24

م يباؤ

ان آ

ل ئن

ظاده ن

ىن ي

خ

ج خمىها وججازة

رق

ت ان مىا

م وأ

حرج م وغ

شواح

م وأ

ىاه

م وئخ

يبىاؤ

ا وأ

حي اأ ى صىا حت رب

ت وزطىله وحهاد في طبله ق

الل م م

حب ئل

سضىجها أ

ج ومظاي

حهدي لل

ال

مسه والل

بأ

اطهحن كىم ال

ه ال

“Katakanlah: “Jika bapa-bapak, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum

keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri

kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan

Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan

Keputusan-Nya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At-

Taubah: 24).

Memprioritaskan kecintaan kepada Allah akan melahirkan perasaan ridha

Bila seseorang senantiasa mengutamakan kecintaan kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan-

Nya, daripada kepentingan dirinya sendiri, maka akan lahirlah sikap ridha terhadap Allah

sebagai Rabbnya, Islam sebagai din-nya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya.

Keridhaannya itu dibuktikan dengan selalu menghadiri halaqahnya, terlibat dengan kegiatan

dakwah di lingkungannya dan menginfakkan sebagian harta dan waktunya untuk

kemaslahatan tegaknya agama Allah Ta‟ala.

Apa yang dirasakan oleh seseorang bila ia telah ridha terhadap Allah, agama dan

Rasulnya?

Page 21: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 21 of 23

Pertama, Ia akan merasakan “Istildzadz at-Thaa‟ah”, lezatnya ketaatan kepada Allah Ta‟ala,

baik dalam shalatnya, tilawah Qur‘annya, pakaian dan pergaulan islaminya, perkumpulannya

dengan orang-orang shaleh dan keterlibatannya dalam barisan dakwah

Kedua, Ia juga akan merasakan “Istildzadz al-masyaqat”, lezatnya menghadapi berbagai

kesulitan dan kesusahan dalam berdakwah. Kelelahan, keletihan, dan hal-hal yang menyakiti

perasaannya akibat celaan orang karena menjalankan syariat Islam, atau bahkan mencederai

fisiknya, semua itu semakin membuatnya nikmat dalam berdakwah. Semua inilah yang akan

senantiasa melahirkan manisnya Iman.

“Istildzaadz at-thaa‟ah”, lezatnya ketaatan kepada Allah ditunjukan oleh wanita Anshar dan

Muhajirin, tatkala turun wahyu yang memerintahkan mereka untuk berhijab dan menutrup

auratnya, mereka langsung meresponnya dengan senang hati dan lapang dada, tanpa merasa

berat sedikitpun. Aisyah ra. yang menjadi saksi mata atas hal ini berkata,

يهذ غل

صلا ه هاحساث ل

صاز وال

ه ”زحم هللا وظاء الا ى به ى ح

غل به ب

حال م ضسب “ول ه

مسوط ه

ه

ش

خمسن بهاخ ل

ق

“Semoga Allah merahmati wanita Anshar dan Muhajirin, tatkala turun kepada mereka ayat

„hendaknya mereka mengenakan kain panjang (jilbab) sampai ke atas dada mereka,‟ mereka

memotong kain-kain mereka, lalu mereka menjadikan kain-kain itu sebagai penutup

kepalanya.”

Abu Ayub Ayub Al-Anshary, ketika mendengar seruan jihad

Dalam surat At-Taubah : 41

ى م ئن ي

حر ل

م خ

ل

ذ

م في طبل الل

كظ

هم وأ

مىال

وحاهدوا بأ

اال

ا وزه

اق

كسوا خك

مىن اه

ػل

خم ح

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah

kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu,

jika kamu Mengetahui.” (A-Taubah: 41)

Abu Ayub berseru kepada anak-anaknya, “Jahhizuuny! Jahhizuuny!” siapkan peralatan

perangku!. Anak-anaknya membujuk agar bapaknya tidak perlu berangkat untuk berjihad,

karena usianya sudah udzur, cukup di wakilkan saja oleh anak-anaknya. Abu Ayyub menolak

bujukan anak-anaknya seraya berkata : ―ketahuilah wahai anak-anakku, yang dimaksud ayat

tersebut adalah خفافالكم وثقاال لي , ringan bagi kalian berat bagiku, beliaupun tetap berangkat

dan menemukan syahidnya dalam perjalanan jihad tersebut. (lihat Tafsir Ibnu Katsir)

Sedangkan Lezatnya kesulitan (Istildzadz al-masyaqqah) dalam dakwah dirasakan oleh

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam ketika beliau menghadapi ketidaksukaan orang-

orang kafir terhadap ajaran Islam, sebagaimana yang ditunjukan oleh masyarakat Thaif ketika

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam hijrah ke sana, yaitu pada saat Nabi menyampaikan

dakwahnya, mengajak mereka untuk menerima ajaran Islam, tetapi tidak ada sedikitpun

sambutan baik dari para tokoh mereka, bahkan dengan nada yang sangat melecehkan dan

Page 22: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 22 of 23

menyakitkan, mereka menanggapi dakwah Nabi seraya berkata, “Coba kau robek kiswah

ka‟bah jika engkau memang benar-benar utusan Allah.”

Yang lainnyapun turut berkomentar, “Apa tidak ada lagi orang yang lebih pantas diutus oleh

Allah selain engkau?”

Dengan penuh kesabaran dan ketabahan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menerima

kenyataan pahit tersebut, beliau tetap berlapang dada dan tidak mempermasalahkan tentang

penolakan dan penentangan mereka. Oleh karena itu ketika malaikat penjaga

gunung menawarkan kepada Nabi, bila beliau setuju ia akan mengangkat dua buah bukit

yang ada di Thaif lalu ditimpakan kepada mereka, dengan penuh kelembutan dan kasih

sayang Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menanggapinya seraya berkata,

وحده ال

ػبد الل بهم م

صال أ م

سج الل

خ ن

زحى أ

ابل أ

سى به ش

“Tetapi aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka kelak orang-

orang (generasi) yang beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu

apapun.”

Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamroh mengibaratkan manisnya iman dengan sebuah

pohon, sebagaimana firman Allah :

ماء سغها في الظابذ وق

ها ز

صل

بت أ

جسة ط

ش ي

بت

طلمت

ال مث

ضس الل

ل س ي

م ج

ل أ

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang

baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke

langit.” (Ibrahim : 24)

Yang dimaksud kalimat dalam ayat tersebut adalah kalimatul ikhlas ال اله اال هللا, batang

pohonnya adalah pangkal iman, cabang dan rantingnya adalah menjalankan perintah Allah

dan menjauhi larangan-Nya, dedaunannya adalah kepedulian terhadap kebajikan, buahnya

adalah amal ketaatan, rasa manisnya adalah ketika memetiknya, dan puncak manisnya adalah

ketika matangnya sempurna saat dipetik, disitulah sangat terasa manisnya.

ام ن

ه وطل غل

ى الل

بي صل الى ع غ

و أ )) :غ

ان الل

مان: م لا

وة

حال قه وحد به

ي م

ر

الز

حب سء ال

حب ال ن

ا طىاهما، وأ ه مم حب ئل

ه أ

ه وزطىل

رههن أ

كس بػد أ

ػىد في ال ن

سه أ

ن

، وأ

لل

ه ئال

از((. )زواه البخازي ومظلم وهرا لكظ مظلم في الىف

هر ن

سه أ

ما

مىه ي

.(الل

Dari Anas ra, dari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Tiga perkara jika kalian

memilikinya, maka akan didapati manisnya iman. (Pertama) orang yang menjadikan Allah

dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya. (Kedua) agar mencintai seseorang semata-mata

karena Allah swt. (Ketiga), tidak senang kembali kapada kekufuran setelah diselamatkan

oleh Allah swt, sebagaimana ketidak-senangannya dilempar ke dalam api neraka.” (HR

Bukhari Muslim dengan redaksi Muslim)

Page 23: HIJRAH KE HABASYAH - tarbawiyah.files.wordpress.com › 2019 › 02 › ... · HIJRAH KE HABASYAH Di pembahasan dakwah jahriyah, kita sudah mengetahui bahwa telah terjadi hijrah ke

Page 23 of 23

م ه وطل غل

ى الل

صل

الل ه طمؼ زطى ه

لب أ

ط غبد ال اض ب ػب

ال ي غ زض مان م ػم لا

ام ط

: ))ذ هى

(( )زواه مظلمد زطىال م دىا وبمحم

ا وباإلطال زب

.(بالل

Dari Al-Abbas bin Abdil Muttalib, bahwasanya ia mendengar Rasulallah shallallahu „alaihi

wa sallam bersabda, “Telah merasakan lezatnya iman seseorang yang ridha Allah sebagai

Rabbnya, Islam sebagai dinnya dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim)

ن

الا م م

هكا

مان :الا

الا

وة

حال ه وحد به ق

ي م

ر

ال : ز

اطس نا از ب

غم اض خاز غ الىصاف

، وئه

م )زواه غبد السشام( غلهه البخازي في )يخا الامانػال

م لل

ال الظ

، وبر كظ

ه (م

Amar bin Yasir berkata, “Ada tiga hal yang barangsiapa berada di dalamnya ia merasakan

manisnya keimanan, berinfak dari kekikiran, bersikap adil terhadap manusia dari dirinya,

dan mengupayakan keselamatan (salam) bagi alam.” (Diriwayatkan Abdurazzaq, Bukhari

mencantumkannya di kitab Al-Iman).

Hadits yang dibawakan oleh Amar bin Yasir ra. tersebut di atas, juga menjelaskan tentang

tiga hal yang dapat mendatangkan manisnya iman

Pertama: berinfak secukupnya, tidak berlebihan sehingga menzalimi hak-hak yang lainnya,

tapi juga tidak kikir dengan hartanya

Kedua: bersikap objektif, tidak menghalanginya untuk berbuat baik dan adil kepada manusia,

walaupun ada kaitannya dengan kepentingan diri sendiri, misalnya walaupun disakiti dan

dizalimi oleh seseorang, tetapi tidaka menghalanginya untuk memaafkannya dan tetap

berbuat baik kepadanya

Ketiga: Menebarkan kesejahteraan kepada seluruh alam semesta, memperjuangkan sesuatu

demi kebaikan manusia dan seluruh makhluk lainnya, seperti dengan melakukan kegiatan

amal siasi maupun amal khidam ijtima‘i (kegiatan sosial)

مان

الاوة

حال جد به ه ق

ي م

ر

ال : ز ا

مظػىد ن اب صاحت ، غ

ل في ا

ر ل

حو ، وا

لساء في ال

سى ا

: ج

به. )زواه غبد السشام ص ل م

ه ل

أط

خ

ن ما أ

ه ، وأ

ط

خ ل

م

صابه ل

ن ما أ

م أ

ػل (و

Ibnu Mas‘ud juga berkata, “Ada tiga hal yang bila ada dalam diri seseorang maka dia akan

merasakan manisnya iman, menghindari perdebatan dalam hal kebenaran, tidak berdusta

(meskipun) sedang bercanda, dan menyadari bahwa apa yang telah menimpanya

(berdasarkan qadar Allah) tidak akan meleset darinya dan apa yg tdk menimpanya

(berdasarkan qadar Allah), maka tidak akan mengenainya.” (Diriwayatkan Abdurrazzaq).

Ibnu Rajab berkata dalam kitab Fathul Bari 1/27: “Maka apabila sebilah hati telah

mendapatkan manisnya iman, maka ia akan sensitif merasakan pahitnya kekufuran, kefasikan

dan kemaksiatan, karena itulah Nabi Yusuf AS berkata : “Ya Rabb! Penjara lebih aku sukai

daripada apa yang mereka serukan kepadaku” (QS. Yusuf : 33)