High Flow Nasal Cannula : for Respiratory Distress or...

Menaldi Rasmin

1

Gangguan Respirasi (Respiratory Disturbance

2

KENDALA NAPAS ( RESPIRATORY IMPAIRMENT )

Disfungsi napas yang bermakna secara klinis untuk menyebabkan ketidaknyamanan (Respiratory disfunction clinically significant to produce discomfertness)

INSUFISIENSI NAPAS ( RESPIRATORY INSUFFICIENCY )

Gangguan napas hebat, mengganggu kegiatan harian, dapat diukur dari mekanik pernapasan dan atau pertukaran gas (Respiratory disturbance, strong enough to hamper daily certain activities, that can be measured from the mechanic of breathing and or from gas exchange)

GAWAT NAPAS ( RESPIRATORY DISTRESS )

Peningkatan & perburukan usaha napas yang terlihat dari penampakan klinis (Increase & worsening respiratory effort that can be seen from clinical appearance)

GAGAL NAPAS ( RESPIRATORY FAILURE )

Gangguan satu atau lebih fungsi pernapasan & mengancam kehidupan (Distubance of 1 (one) aspect or more respiratory function & life threatening)

Menaldi Rasmin, 2015

Sesak (dispnea)

• Pengalaman subyektif ketidaknyamanan pernapasan yg terdiri dari sensasi kualitatif yang berbeda dg intensitas yg bervariasi

• Masalah keseharian : hampir pada 50% pasien IGD RS tersier dan pada 25% pasien Poli

• Prevalens :

“a subjective experience of breathing discomfort that consists of qualitatively distinct sensations that vary in intensity” [ATS Concensus Statement,1999]

9-13% : dispne ringan-sedang 15-18% : pada orang dewasa usia >40 tahun 25-37% : pada orang dewasa usia >70 tahun

Parshall MB, Schwartzstein RM, Adams L, Banzett RB et al. An Official American Thoracic Society Statement: Update on Mechanisms, Assessment, and Management of Dyspnea. Am J Respir Crit Care Med 2012;185:435-452

3

Tingkatan Sesak

4

12 - 20

Dalam Batas Normal

15 - 20

Dispne Ringan

Gangguan ventilasi

20 - 25

Dispne Sedang

Gangguan ventilasi Ketakimbangan V/Q

25 - 29

Dispne Berat

Ketakimbangan V/Q Gangguan Difusi

> 29

Krisis Dispne

Pirau (shunt)

Frekuensi Napas/Mnt

Jenis Dispne Jenis Gangguan Fungsi Jenis

Hipoksemia

Gawat Napas (Respiratory Distress)

Gagal Napas (Respiratory Failure)

Sedang-Berat

Berat

Berat

Ketrangan : NPM-Napas Per Menit

V/Q - Ventilasi/Perfusi

Masalah Klinis

Hipoksemia

• Klasifikasi :

• Penyebab :

• Satu-satunya alasan tepat untuk Terapi Oksigen

Hipoksemia Ringan : PaO2 80-60 mmHg Hipoksemia Sedang : PaO2 60-40 mmHg Hipoksemia Berat : PaO2 < 40 mmHg

5

Daerah ketinggian Hipoventilasi Ketidakimbangan V/Q Defek Difusi Pirau

1. Mahoney JJ, Hodgkin JE, Van Kessel AI. Arterial Blood Gas Analaysis. Dalam buku: Burton GG, Hodgkin JE, Ward JJ.Editor. Respiratory Care. A Guide to Clincal Practice. Lippincott 1997:249-279 2. Ward JJ. Medical Gas Therapy. Dalam buku: Burton GG, Hodgkin JE, Ward JJ.Editor. Respiratory Care. A Guide to Clincal Practice. Lippincott 1997:336-404.

Terapi Oksigen – sisi Tenggat Waktu

• Jenis dari Lama Pemberian : Terapi Oksigen Suplemental : <30 hari pemberian Terapi Oksigen Tenggat Singkat (STOT) : 30-90 hari pemberian Terapi Oksigen Tenggat Lama (LTOT) : >90 hari pemberian [David Pierson, 1989]

6

STOT: Short Term O2 Therapy ; LTOT : Long Term O2 Therapy

Indikasi untuk STOT : Hipoksemia akut

Henti Jantung, Henti napas Hipotensi Curah Jantung rendah Asidosis metabolik Gawat napas (respiratory distress)

Indikasi untuk LTOT : A. O2 kontinyu: - PaO2 istirahat <55 mmHg / SaO2 <88%

- PaO2 istirahat 56-59%/SaO2 89% + kor pulmonal/CHF - Polisitemia (Ht >56%) - PaO2 istirahat >59 mmHg/SaO2 >89% jk terapi konservatif gagal

B. O2 nonkontinyu : 1. saat Latihan : PaO2 55 mmHg/SaO2 88% dg rendah latihan

2. saat Tidur : PaO2 55 mmHg/SaO2 88% dg komplikasi hipertensi,

mengantuk siang hari, aritmi

Kebutuhan Oksigen

7

PAO2 = (PB-PH2O) FiO2 – PaCO2 (FiO2 + 1-FiO2

R )

= 713 x FiO2 – PaCO2 (FiO2 +

AaDO2 = PAO2 – PaO2

FiO2 (yang dibutuhkan) =

1-FiO2

0,8 )

Hudson LD, Pierson DJ. Foundation of Respiratory Care, 1992

AaDO2 + 100

760 X 100%

8

Method FiO2 (approximate) Flowrate

Non rebreather mask 60-80% 10-15

Venti mask 24%

26%

28%

31%

35%

40%

50%

3

3

6

6

9

12

15

Simple Face Mask 35-55% 5-10 1pm

Nasal Cannula 24%

28%

32%

36%

40%

44%

1

2

3

4

5

6 1. Respir Care 2000;45(1):95-103 2. Gas Therapy,Chapter 10

Terapi Oksigen – sisi Teknis

• Unassisted Oxygen Therapy (COT: Conventional Oxygen Therapy)

• Assisted Oxygen Therapy : Noninvasive (NIV): CPAP, biPAP Invasive: MV

9 Helviz Y, Einav S. A Systematic Review of the High-Flow Nasal Cannula for Adult Patients. Critical Care 2018;22:71-79

Laju Arus maksimal 15 LPM (kecuali Venturi) – jauh di bawah kebutuhan Gagal Napas Akut

Tergantung sinkronisasi Pasien-NIV

(interface, kebocoran udara, setting, kerja tekanan & pemicu)

Terapi Oksigen – sisi Teknis

• Unassisted Oxygen Therapy (COT: Conventional Oxygen Therapy)

• HFNC: High-Flow Nasal Cannula

• Assisted Oxygen Therapy : Noninvasive (NIV): CPAP, biPAP Invasive: MV


Low Flow Oxygen Therapy

• Umumnya butuh ‘sedikit’ peningkatan kadar O2, diperoleh dari alat (devices), laju arus yang dibutuhkan serta kenyamanan pasien

11

Teknik Penghantaran

Laju Arus

FiO2

Kanula Nasal 2-6 LPM 24-40%

Sungkup : Sederhana 5-8 LPM 28-50%

Rebreathing 5-15 LPM 40-70%

Non-rebreathing 8-10 LPM Sampai 100%

Venturi Sampai 40%

High Flow Oxygen Therapy

• Kebutuhan sampai 100% O2

• Sering dipilih : sungkup nonrebreathing

Kebutuhan Arus minimal : 10 LPM FiO2 : 60-80%

• Pilihan lain : HFNC (High Flow Nasal Cannula)


13

HFNC – OT (High Flow Nasal Cannula – Oxygen Therapy)

Lenglet H, Sztrymf B, Leroy C, Brun P, Dreyfuss D, Ricard JD. Humidified high flow nasal oxygen during respiratory failure in the emergency department : feasibility and efficacy. Respiratory Care 2012


• Hubungan linier positif antara Arus (flow) dg Tekanan (pressure)

• Pada mulut tertutup lebih baik

14 Parke RL, Ecclestyon ML, McGuinness SP. The Effect of Flow on Airway Pressure During Nasal High Flow Oxygen Theapy. Respir Care 2011;56(8):1151-1155 .

• Tekanan yang dihasilkan oleh NHF (Nasal High Flow) lebih tinggi daripada tekanan rata-rata saluran napas pada seluruh siklus respirasi

15

Parke RL,McGuiness SP. Pressures Delivered By Nasal High Flow Oxygen During All Phases of the Respiratory Cycle. Respir Care 2013;58(10):1621-1624


• HFNC secara statistik & klinis menunjukkan penurunan frekuensi napas & memperbaiki oksigenasi dg meningkatkan EELV, Volume Tidal serta sangat menguntungkan pada pasien dg IMT tinggi

16

EELV : End-Expiratory Lung Volume ; IMT : Indeks Massa Tubuh

Corley A, Caruana RL, Barnett AG, Tronstad O, Fraser JF. Oxygen delivery through high-flow nasal cannulae increase end-expiratory lung volume and reduce respiratory rate in post-cardiac surgical patients. British Journal of Anesthesia 2011;107(6):998-1004


• Sistem mencampur oksigen & udara untuk menghasilkan FiO2 21%-100% pada kecepatan arus sampai 60 LPM1. Untuk menghindari kondensasi, campuran O2-udara melewati pelembab menuju sirkuit inspirasi yang dihangatkan

• Efek Fisiologis2 : Pengurangan ruangan rugi faring Reduksi tahan nasofaring Efek tekanan positif ekspirasi Recruitment alveolar Humidifikasi lebih besar Lebih nyaman & lebih ditoleransi Kendali FiO2 & bersihan mukosilier yang lebih baik

1. Demelo-Rodriguez P, Olmedo Samperio M, Daitan Tocora DG, Cano Ballesteros JC, Andueza Lielo JA. High=floe Nasal Cannulea Oxygen Therapy: Preliminary Study in hospitalized patients. Arch Bronchoneumol..2015;51: 656-665 2. Gotera C, Diaz Lobato S, Pinto T, Winck JC. Clinical evidence on high flow oxygen therapy and active humidification in adults. Rev Port Pneumol.2013;19(5):217-227

17


HFNC : Penggunaan Klinis1,2

18 1.Helviz Y, Einav S. A Systematic Review of the High-Flow Nasal Cannula for Adult Patients. Critical Care 2018;22:71-79 2.Zhu Y, Yin H, Zhang R, Wei J. High-flow nasal cannula oxygen therapy versus coventional oxygen therapy in patients with acute respiratory failure: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. BMC Pulmonary Medicine 2017; 17:201-210

• Gagal Napas Akut tipe Hipoksemik • ARDS • Gangguan respirasi akibat Gagal jantung • Gangguan respirasi pascaekstubasi • Saat instrumentasi saluran napas • Pasien dengan gangguan sistem imun • Mengurangi penderitaan pada pasien akhir hayat (End of Life) • Pre & postextubation • Sleep-related hypoventilation

HFNC pada Gawat Napas

19

HFNC : dispne lebih rendah dibanding COT , pada pasien IGD datang dengan dispne akut & hipoksemi

Rittayamai N, Tscheikuna J, Praphruetkit N, Kijpinochai S. Use of High-Flow Nasal Cannula for Acute Dyspnea and Hypoxemia in the Emergency Department. Respir Care 2015;60(10):1377-1382

HFNC pada Gagal Napas

• Gagal Napas Hiperkapnik

• Gagal Napas Hipoksemik

20

Braunlich: Relawan sehat, PPOK, IPF - VT meningkat pada PPOK & IPF, menurun pada Relawan sehat - Frekuensi Napas & MV turun pada semuanya Nilius et al: HFNC pd PPOK GN-Hiperkapnik --> Frek.Napas & PaCO2 menurun dg O2 20 LPM udara kamar & 2 LPM NK 45 menit

Sztrymf : HFNC 49 9 LPM pengurangan bermakna Frek,Napas, denyut Jantung, skor dispne, retraksi supraklavikular, asinkroni torakoabdominal, perbaikan bermakna SaO2 serta toleransi pasien

Nishimura M. High-flow nasal cannula oxygen therapy in adults. Journal of Intensive Care 2015;3:15-22

+ -

HFNC (High-Flow Nasal Cannula)

• Keuntungan banyak, Toleransi pasien baik

• HFNC : dapat digunakan pada Gawat Napas dan Gagal Napas namun, penggunaan pada Gawat Napas agaknya dapat mencegah pasien jatuh pada Gagal Napas

21

Terima Kasih

22

High Flow Nasal Cannula : for Respiratory Distress or...

Documents

Transcript of High Flow Nasal Cannula : for Respiratory Distress or...