HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

7
1 "...hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil," Filipi 1:27 Kita hidup di dunia ini bukan untuk selama-lamanya, dengan kata lain hidup di dunia ini sangatlah singkat. Kalau kita menyadari bahwa hidup di dunia ini begitu singkat dan hanya sekali, akankah kita mengisinya dengan sembarangan? Ingat! Waktu tidak dapat diputar kembali, kita tidak dapat mengulangi atau memperbaiki kehidupan yang sudah kita lewati; itulah masa lalu. Karena itu mulai hari ini buatlah keputusan dan pilihan hidup yang benar supaya hidup yang kita jalani ini benar-benar menjadi sangat berarti, sebab keputusan dan pilihan hidup kita hari ini akan menjadi penentu masa depan kita kelak. HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL

Transcript of HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

Page 1: HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

1

"...hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku

melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam

satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,"  Filipi 1:27

Kita hidup di dunia ini bukan untuk selama-lamanya, dengan kata lain hidup di dunia ini

sangatlah singkat.  Kalau kita menyadari bahwa hidup di dunia ini begitu singkat dan hanya

sekali, akankah kita mengisinya dengan sembarangan?  Ingat!  Waktu tidak dapat

diputar kembali, kita tidak dapat mengulangi atau memperbaiki kehidupan yang sudah kita lewati;  itulah masa lalu.  Karena itu mulai hari ini buatlah keputusan dan pilihan hidup yang benar supaya hidup yang kita jalani ini benar-

benar menjadi sangat berarti, sebab keputusan dan pilihan hidup kita hari ini akan menjadi

penentu masa depan kita kelak. HIDUP YANG

SELARAS DENGAN INJIL

Page 2: HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

2

Bagaimana supaya hidup kita berarti?  Hiduplah berpadanan dengan Injil atau hidup sesuai

firman Tuhan.  Penulis Amsal menggambarkan bahwa orang yang hidup sesuai firman tidak

menempuh jalan orang-orang fasik, tidak mengikuti jalan orang jahat, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, serta menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan  (baca  Amsal 4:14, 27). 

Sebaliknya hari-hari yang kita jalani akan menjadi sangat sia-sia dan percuma bila kita

hidup menyimpang dari kebenaran atau ketika kita lebih menuruti keinginan daging.  Berhati-hatilah, karena  "...Allah tidak membiarkan diri-

Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab

barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan

menuai hidup yang kekal dari Roh itu."  (Galatia 6:7-8)

Page 3: HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

3

Artinya jika kita tidak bertekad untuk mematikan perbuatan daging kita, maka

perbuatan daging tersebut yang akan menghancurkan dan mematikan hidup kita sendiri, karena keinginan daging itu selalu

berlawanan dengan kehendak Tuhan.

     Dalam hidup ini hanya ada dua pilihan:  memilih untuk menjadi hamba kebenaran atau

menjadi hamba dosa.  Tidak ada istilah kompromi atau suam-suam kuku.  "Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku."  (Wahyu 3:15b-16).

"Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang

benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus

menguduskan dirinya!"  Wahyu 22:11

Page 4: HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

4

Ketaatan itu harus jelas, kita tidak boleh dalam posisi setengah-setengah.  Hidup berpadanan

dengan Injil berarti hidup dalam ketaatan.  Ketaatan bukanlah sekedar ke gereja, mendengar firman atau

sekedar melakukannya, karena ada banyak orang yang melakukan sesuatu hanya karena takut

dihukum.  Ketaatan sejati merupakan kesadaran yang lahir dari dalam hati karena kasih. 

Tuhan Yesus berkata,  "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang

mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku

kepadanya."  (Yohanes 14:21).

Ketika kita hidup dalam ketaatan kita tidak akan mudah goyah dan akan tetap kuat dalam situasi apa

pun, sebab  "...TUHAN menopang orang-orang benar."  (Mazmur 37:17), dan "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?"  (Roma 8:31b);  tidak ada yang dapat memisahkan orang

benar dari kasih Kristus,  "Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?"  (Roma

8:35).

Page 5: HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

5

Banyak orang yang melakukan kejahatan atau ketidakadilan sama sekali tak

memikirkan akibatnya di kemudian hari.  Mereka tak mengerti bahwa apa pun yang ditabur itulah yang akan dituainya.  Tapi

saat menuai bagi setiap orang itu berbeda waktunya.  Sama halnya bila kita menabur

benih padi atau jagung, bertumbuhnya dan waktu memanennya pasti berbeda waktunya, meski benih itu kita tabur

dalam waktu bersamaan. 

Seseorang yang menabur kejahatan atau berlaku keji terhadap orang lain mungkin

belum mengalami perubahan apa-apa dalam hidupnya untuk sekian lama. 

Mereka masih dapat menikmati hidup dengan santai, tetapi mungkin setelah

menginjak masa tua, tanpa disadarinya, semua perbuatan yang ditaburnya itu ia

tuai. 

Page 6: HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

6

Mereka menuai, tapi menuai hal-hal buruk yang sama sekali tak diharapkan terjadi. 

Mungkin sakit-penyakit mulai menggerogoti atau juga ekonomi mulai guncang.  Mungkin

juga apa yang didambakan dari anak-anaknya sebagai harapannya di masa tua

tak terwujud.

     Alkitab menyatakan, "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai

kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan

menai hidup yang kekal dari Roh itu."  (ayat 8).  Sebab itu perhatikanlah hal

ini:  "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah." 

(ayat 9).  Mungkin kita mereasa jemu berbuat baik, karena sepertinya perbuatan baik kita itu tidak menampakkan hasil apa-

apa bagi kita. 

Page 7: HIDUP YANG SELARAS DENGAN INJIL.pptx

7

Tapi jangan lupa, saat menuai itu belum tentu sekarang, mungkin 5 atau 10 tahun kemudian,

mungkin juga anak-cucu kita yang akan menuainya.  Yang dituai itu pastilah hal-

hal yang baik sesuai dengan apa yang kita tabur.  Coba bayangkan!  Jika orangtua menabur

kejahatan dan yang menuai bukan dirinya sendiri, melainkan anak cucunya, kasihan sekali

anak cucunya, bukan?

     Alkitab menegaskan bahwa perbuatan orang benar akan juga belaku sampai ke anak-cucunya; demikian juga perbuatan jahat,

tuaiannya juga berlaku sampai ke anak-cucu.  Inilah pengalaman Daud:  "Dahulu aku muda,

sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak

cucunya meminta-minta roti;"  (Mazmur 37:25).

Karena itu, selama masih ada kesempatan, marilah kita menabur kebaikan; pada saatnya

kita pasti akan menuai! Amin