hidroxiapatite
-
Upload
wyda-novayanti-saragi -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of hidroxiapatite
-
8/11/2019 hidroxiapatite
1/24
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
FABRIKASI KERAMIK DENGAN STRUKTUR PORI MIRIP BIKA
AMBONUNTUK APLIKASI BONE IMPLANT
BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN
Disusun oleh:
WYDA NOVAYANTI SARAGI 1107114336-Angkatan 2011
WASTY RUSJAYA SILAEN 1107111936-Angkatan 2011
TRESIA MONIKA SINAGA 1207136471-Angkatan 2012
ROY MARTHIN PANJAITAN 1207113612-Angkatan 2012
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
-
8/11/2019 hidroxiapatite
2/24
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
RINGKASAN ............................................................................................................ 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 2
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.3. Tujuan penelitian ....................................................................................... 3
1.4. Urgensi Penelitian ....................................................................................... 4
1.5. Luaran Penelitian ........................................................................................ 4
1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hydroxyapatite ........................................................................................... 5
2.2. Keramik Berpori ......................................................................................... 6
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Bahan yang digunakan ................................................................................. 6
3.2. Alat yang digunakan ................................................................................... 6
3.3. Tempat dan waktu pelaksanaan .................................................................. 7
3.4. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 7
3.5. Variabel penelitian ...................................................................................... 7
3.6. Indikator Capaian ........................................................................................ 7
3.7. Analisa data ................................................................................................ 8
3.8. Jadwal Kegiatan .......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
1
-
8/11/2019 hidroxiapatite
3/24
RINGKASAN
Bone implant ataupun cangkok tulang sangat familiar khususnya dibidang
kesehatan. Bone implan dilakukan dengan cara mensubstitusikan tulang buatan ke
tulang yang cedera/cacat dimana tulang buatan akan menggantikan fungsi tulang
yang sesungguhnya didalam tubuh. Didalam penelitian ini, peneliti mengambil
metoda pembuatan keramik berpori berbahan dasar hydroxyapatite dengan
menggunakan metode bika ambon. Struktur pori yang ditemukan dalam bika
ambon tersebut hampir seragam hal tersebut dikarenakan terjadinya proses
fermentasi sehingga terbentuk rongga atau pori. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menghasilkan keramik berpori dengan proses fabrikasi menggunakan
metode menyerupai pori bika ambon. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk
mengetahui pengaruh temperatur, waktu pengadukan dan kecepatan pengadukan.Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan keramik berpori ini antara lain
hydroxyapatite sebagai bahan utama ditambahkan ditambah aquades. Kemudian
ditempat lain tepung terigu ditambah aquades dan diberi ragi. Campuran
didiamkan agar proses fermentasi dapat terjadi. Kedua campuran tersebut
digabung dan dimasukkan kedalam mould untuk didrying dalam oven. Hasil
drying tersebut di sintering menggunakan furnance. Keramik berpori yang
dihasilkan akan dianalisa dengan XRD, SEM dan kuat tekan tehadap beban
sehingga keramik yang dihasilkan diuji apakah layak atau tidak digunakan sesuai
dengan fungsinya.
-
8/11/2019 hidroxiapatite
4/24
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini beberapa kemajuan telah diperkenalkan di bidang kedokteran
seperti regeneratif tulang atau cangkok tulang, namun seperti cangkok tulang
masih memiliki banyak keterbatasan. Selain itu dan terlepas dari fakta bahwa ilmu
teknologi material telah menghasilkan peningkatan yang jelas dalam bidang
substitusi tulang yang memadai telah dikembangkan saat ini namun cacat/cedera
tulang masih merupakan tantangan besar bagi ortopedi dan bedah rekonstruktif.
Dalam konteks ini rekayasa jaringan telah muncul sebagai pendekatan yang cocok
untuk terapi saat ini untuk regenerasi tulang/substitusi tulang. Berbeda dengan
pendekatan klasik biomaterial, rekayasa jaringan didasarkan pada pemahaman
pembentukan jaringan dan regenerasinya. Hal ini bertujuan untuk mendorong
jaringan fungsional baru. Tinjauan ini bertujuan untuk memberikan gambaran
lengkap tentang semua komponen yang dibutuhkan untuk membuat terapi
rekayasa jaringan tulang berjalan sukses. Ini dimulai dengan memberikan
pembaca latar belakang singkat tentang biologi tulang, diikuti dengan deskripsi
lengkap dari semua komponen yang relevan pada rekayasa jaringan tulang. Dalam
konteks ini, komponen yang dibahas berfokus pada Hidroksiapatit (HAp) .
Hidroksiapatit (HAp), Ca10(PO4)6(OH)2 merupakan material keramik
bioaktif dengan bioaffinitas tinggi, bersifat biokompatibel terhadap tubuh
manusia. Hidroxiapatite merupakan senyawa kalsium fosfat yang ekivalen dengan
komponen organik utama dari tulang dan gigi, mempunyai sifat dapat berikatan
dengan tulang natural. HAp berpori saat ini menjadi kebutuhan yang mendasar
bagi rekonstruksi tulang yang patah atau retak. Adanya pori-pori pada HAp akan
menjadi kantung oksigen, dan tempat tumbuhnya saraf dari tulang, sehingga pori
tersebut menjadi tempat tumbuhnya sel-sel tulang baru. Umumnya HAp berpori
dibuat melalui pembuatan komposit HAp-porogen. Porogen diartikan sebagai
bahan pembentuk pori. Komposit yang terbentuk kemudian dikalsinasi sehingga
senyawa organik menguap dan terbentuk pori-pori. Sebagai porogen bisa
digunakan polimer alam maupun buatan, seperti celulosa, chitosan, collagen,
-
8/11/2019 hidroxiapatite
5/24
polyurethane, carboxymethyl cellulose dan sebagainya. Di Indonesia bahan HAp
masih import dan mahal. Di Indonesia banyak limbah kulit udang, limbah kulit
kerang dan tulang ikan. Kulit udang merupakan bahan dasar pembuatan chitosan.
Kulit kerang dan tulang ikan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
HAp yang dilanjutkan menjadi HAp berpori dengan bantuan chitosan sebagai
porogen. Akan dipelajari pembuatan HAp berpori dengan chitosan sebagai
porogen Chitosan terbuat dari kulit udang yang bisa diperoleh dengan mudah dan
murah. HAp dibuat dengan bahan dasar CaO yang diekstrak dari kerang dan
tulang ikan, yang banyak terdapat di sepanjang pantai pulau Jawa. HAp yang
diperoleh diamati dengan Scanning electron microscopy(SEM) untuk melihat
struktur mikro dan morfologi permukaan,x-ray diffraction(XRD) untuk analisa
fasa yang terbentuk, fourier transform infrared (FT-IR) untuk identifikasi gugus
fungsional. Selain itu dilakukan juga ujiIn vitrodengan sel endothel dan
sterilisasi HAp dilakukan dengan radiasi pengion.
1.2. Rumusan Masalah
Senyawa yang sering digunakan dalam pembentukan keramik berpori
sebagai bahan untuk pembuatan tulang buatan adalah hydroxyapatite. Namun,
kerap kali dalam pembuatannya keramik yang dihasilkan tidak memiliki pori yang
merata atau seragam. Pori yang dihasilkan akan mempengaruhi sifat fisik tulang.
Dalam penelitian ini, pembentukan pori dilakukan dengan menerapkan pembuatan
bika ambon dimana didalamnya terjadi proses fermentasi oleh ragi itu sendiri.
1.3.
Tujuan penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan antara lain yaitu :
a. Menghasilkan keramik berpori dimana metoda yang digunakan adalah
metoda bika ambon.
b. Mengetahui pengaruh temperatur, waktu pengadukan, dan kecepatan
pengadukan terhadap sifat fisis keramik berpori.
c. Mengetahui sifat fisik keramik berpori menggunakan :
-
8/11/2019 hidroxiapatite
6/24
Scanning electron miscroscopy (SEM) untuk analisis struktur mikro
dan morfologi permukaan.
X-ray diffraction (XRD) untuk analisa fasa yang terbentuk.
Uji kuat tekan terhadap keramik berpori yang dihasilkan
1.4. Urgensi penelitian
Dalam bidang pembuatan keramik berpori, masalah yang utama adalah
ketidak seragaman pori yang dihasilkan. Beberapa metode yang telah ada seperti
metoda sol-gel, metoda keramik berbusa atau metoda lainnya tidak bisa
menghasilkan pori yang seragam. Bika ambon adalah salah satu makanan yang
dimana didalam kue tersebut terdapat rongga yang hampir sama ukuran porinya.
Karena hal tersebut maka peneliti mengajukan proposal penelitian yaitu
pembuatan keramik berpori dengan menggunakan metode bika ambon dengan
bahan utama hidoxiapatite. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metoda
yang digunakan dalam pembuatan bika ambon dan menerapkannya pada
pembuatan keramik berpori.
1.5. Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah karya ilmiah dan hak paten.
1.6. Manfaat penelitian
Penelitian ini bermanfaat dalam pembuatan tulang dimana tulang yang dihasilkan
tahan korosi, tidak bereaksi dengan senyawa yang berada dalam tubuh dan menghasilkan
tulang dengan pori yang seragam.
-
8/11/2019 hidroxiapatite
7/24
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hidrosiapatit
Kalsium hidrosiapatit merupakan mineral yang mengandung kalsium yang
ditemukan dalam tulang dan gigi, serta di beberapa batu dan karang.
Hidroksiapatit sendiri memang mengandung unsur kalsium. Senyawa ini memiliki
rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2. Senyawa hidroksiapatit dinyatakan sebagai salah
satu anggota dari kelompok mineral apatit atau mineral fosfat. Namun,
ketersediaannya di alam jarang dalam keadaan murni. Biasanya mineral ini
bercampur dengan mineral apatit fluor yang disebut fluorapatit. Hidroksiapatit
dapat terbentuk karena gugus hidroksi (OH) menggantikan ion fluor (F) pada
fluorapatit. Selain terdapat dalam wujud mineral di bebatuan alami,
keberadaan apatit juga bisa kita jumpai pada makhluk hidup. Tulang dan gigi
adalah contoh organ yang memiliki kandungan hidroksiapatit. Menurut Williams
dan Cunningham (1979) dalam buku berjudulMaterials in Clinical Dentistry,
senyawa hidroksiapatit merupakan penyusun terbesar dari email gigi (kurang
lebih 95 %). Sementara itu, Winteret al (1982) dalam buku
berjudulBiomaterials menyebutkan kandungan hidroksiapatit pada tulang
manusia ada sekitar 70 %.
Saat ini sedang disintesis dan diproduksi sebagai suplemen gizi dan sangat
dihargai sebagai pengganti tulang dan gigi. Kalsium memiliki peran penting
dalam tulang dan gigi, tetapi juga merupakan mineral penting dalam saraf,
jantung, dan sistem pembekuan darah dari tubuh. Hal ini efektif dalam mencegah
kram kaki kehamilan, pre-eklampsia, dan mengurangi risiko kanker usus besar.
apabila kadar kalsium yang rendah sering mengalami kondisi tulang seperti
osteoporosis, osteomalacia, dan rakhitis. Minum susu biasanya tidak cukup untuk
mendapatkan jumlah kalsium yang tepat yang dibutuhkan. Banyak orang memiliki
masalah menyerap mineral didalam tubuh. Berikut ini adalah reaksi yang
berlangsung yang memungkinkan terbentuknya endapan hidroksiapatit.
10Ca2++ 6 H2PO4-+ 14 OH- Ca10(PO
4-)6 . (OH)2
-
8/11/2019 hidroxiapatite
8/24
2.2 Keramik Berpori
Keramik berpori merupakan keramik yang memiliki pori-pori berukuran
mikro dan dapat dimanfaatkan sebagai filter gas buang. Keramik berpori sangat
berguna dalam sistem pengiriman obat, pelepasan obat yang lambat, lokal, dan
berkelanjutan untuk berbagai pengobatan penyakit. Keramik berpori dapat
mengontrol sistem pengiriman obat tulang karena sifat fisika, kimia dan biologi.
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan tahan korosi. Sifat-sifat ini
ditambah dengan kerapatan yang rendah dan titik leleh yang tinggi, menjadikan
keramik sebagai bahan struktur yang menarik. Beberapa metode yang digunakan
untuk pembentuk keramik berpori antara lain:
1. Pembentukan struktur berpori menggunakan partikel volatile yang dapat
membentuk pori ketika terjadi pembakaran selama sintering.
2. Pembentukan struktur berpori melalui pencampuran dengan porongens
yang larut dalam air dengan bubuk hidroksiapatit tanpa proses sintering.
3. Konvering kerangka karang laut dan tulang alami.
4. Teknik keramik berbusa.
Berbagai jenis pereaksi dapat digunakan untuk membuat pori misalnya
parafin, naftalena, karbon, pati, tepung, atau polimer sintetik yang dicampur
dengan serbuk hidroksiapatit atau suspensinya. Pori dapat terbentuk ketika
dilakukan sintering, partikel porogen yang terjebak akan meninggalkan
hidroksiapatit sehingga membentuk pori. Cara ini memungkinkan pengendalian
langsung terhadap karakteristik pori dari fraksi, ukuran, morfologi, dan distribusi
sesuai dengan zat porogen yang digunakan. Keramik berpori yang diperoleh
dengan metode ini biasanya berukuran pori diameter 0,1-5000 m.
Gambar 1.Keramik berpori dari hydroxyapatite.
-
8/11/2019 hidroxiapatite
9/24
-
8/11/2019 hidroxiapatite
10/24
Loyang dengan tinggi dari volume Loyang agar terbentuk pori
yang keras (sintering).
d. Setelah disintering, ukur besar pori yang dihasilkan. Kemudian
selanjutnya adalah proses furnance.
Gambar 2.Prosedur penelitian
3.5. Variabel penelitian
Variabel penelitan yang akan di uji yaitu struktur mikro dan morfologi
permukaan, struktur fasa yang terbentuk dan uji tekan beban terhadap keramik
berpori yag dihasilkan. Adapun sifat fisika yang akan diteliti antara lain
pengaruh kecepatan pengadukan, pengaruh waktu pengadukan dan temperatur
yang digunakan selama proses drying dan sintering.
3.6. Indikator capaian
Indikator yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah menghasilkan
keramik berpori dengan bahan baku hydroxyapatite. Pada tahap moulding akan
dihasilkan adonan hydroxyapatite dan dibentuk sesuai dengan bentuk mould.
Kemudian mould akan didrying guna untuk menghasilkan keramik berpori
namun belum memiliki daya tekan yang kuat. Untuk menghasilkan keramik
berpori seperti ini maka keramik disintering menggunakan furnance. Setelah
disintering maka diperoleh keramik berpori seperti yang diharapkan.
-
8/11/2019 hidroxiapatite
11/24
3.5. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu terhadap variasi
temperatur yang digunakan, variasi kecepatan pengadukan dan variasi waktu
pengadukan. Data dianalisa dengan menggunakan alat SEM dan XRD.
Hasilnya akan ditulis dalam perbandingan grafik sehingga dapat dilihat apakah
keramik berpori yang dihasilkan dapat digunakan dengan standar yang telah
ditentukan.
3.7.Jadwal waktu penelitian
No Kegiatan
Bulan ke-
I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Penelitian
-Persiapan
jurnal
-Persiapan
bahan baku
-Persiapan
tempat dan
peralatan
2 Pelaksanaan penelitian
-Drying
-Sintering
-Uji SEM dan
XRD
-Uji kuat tekan
3 Analisis
laporan akhir
-
8/11/2019 hidroxiapatite
12/24
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
4.1.Hasil yang Dicapai
Hasil yang dicapai sampai saat ini yaitu terbentuknya pori pada bahan
yang telah dicampur dengan TCP namun tidak seperti pori pada bika ambon.
Pori yang dihasilkan sangat kecil dan bentuknya tidak memanjang melainkan
seperti bulatan-bulatan kecil pada hasil yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Pori bika ambon pada TCP yang dihasilkan.
4.2.Ketercapaian Luaran
Pelaksanaan penelitian ini tidak mencapai target yaitu pori keramik yang
dihasilkan menyerupai pori bika ambon. Pori bika ambon yang bentuk
memanjang diharapkan dapat diperoleh setelah penambahan TCP. Perlu diberi
perlakuan yang lain yang mendukung perkembangan pori pada TCP.
4.3. Permasalahan dan Penyelesaian.
Pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan tidak terlepas dari
permasalahan dan perlu juga diketahui bahwa penelitian ini pertama kali
dilakukan sehingga masih banyak dibutuhkan perbaikan-perbaikan lainnya.
Beberapa masalah yang dihadapi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
-
8/11/2019 hidroxiapatite
13/24
-
8/11/2019 hidroxiapatite
14/24
BAB V
RENCANA TAHAP SELANJUTNYA
Penelitian fabrikasi keramik dengan struktur pori mirip bika ambon
untuk aplikasi bone implant ini telah sampai pada pembentukan produk, namun
hasil yang diharapkan belum sesuai sehingga perlu pembuatan ulang produk
dengan perbandingan komposisi massa. Rencana tahap selanjutnya adalah :
1. Pembuatan keramik dengan perbandingan tepung dan TCP adalah 2 : 1
pada set temperatur 120 0C
2. Pembuatan keramik dengan perbandingan tepung dan TCP adalah 1 : 1
pada set temperatur 120 0C
3. Pengujian karakteristik gelas berpori (XRD dan SEM) yang akan
dilakukan di Universitas Padang (UP)
4.
Pembuatan laporan akhir.
-
8/11/2019 hidroxiapatite
15/24
DAFTAR PUSTAKA
A. Macchetta, I.G. Turner, C.R. Bowen, 2008, Fabrication of HA/TCP
scaffolds with a graded and porous structure using a camphene-based
freeze-casting method,www.sciencedirect.com,UK.
Shamsul Bin Sulaiman, Tan Kok Keong, Chen Hui Cheng, Aminuddin Bin
Saim &Ruszymah Bt. Hj Idrus, 2011, Tricalcium
phosphate/hydroxyapatite (TCP-HA) bonescaffold as potential
candidate for the formation oftissue engineered bone, Malaysia.
Fan Xin, Chen Jian, Ruan Jianming, Zhou Zhongcheng And Zou Jianpeng,
2008, Synthesis and degradation properties of -TCP/BG porous
composite Materials, China.
http://www.sciencedirect.com/http://www.sciencedirect.com/ -
8/11/2019 hidroxiapatite
16/24
-
8/11/2019 hidroxiapatite
17/24
Wyda Novayanti
Saragi
-
8/11/2019 hidroxiapatite
18/24
1.2 Anggota I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Wasty Rusjaya
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia S1
4 NIM 1107111936
5 Tempat dan Tanggal Lahir Lubuk Dalam, 17 Juli 1995
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telpon/HP 085376482189
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 003 Minas Jaya SMPN 3 Minas SMAN 1 Minas
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian.
Pekanbaru, 15 Oktober
2013
Pengusul,
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
8/11/2019 hidroxiapatite
19/24
Wasty Rusjaya
1.3 Anggota II
A.
Identitas Diri
1 Nama Lengkap Roy Marthin Panjaitan
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Kimia S1
4 NIM 1207113612
5 Tempat dan Tanggal Lahir Wonosari, 12 Mei 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telpon/HP 082369177457
B.
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama InstitusiSD N 112258
Langga Payung
SMP N 1 Sei
KananSMAN 1 Laeparira
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian.
Pekanbaru, 15 Oktober
2013
Pengusul,
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
8/11/2019 hidroxiapatite
20/24
Roy Marthin
Panjaitan
1.4 Anggota III
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Theresia Monika Sinaga
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia S1
4 NIM 1207136471
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sei intan, 19 Desember 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telpon/HP 085361968202
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama InstitusiSD N 048 Kunto
Darussalam
SMPN 2 Ujung
Batu SMAN 3 Sibolga
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 2 Olimpiade Biologi Tingkat Kota Sibolga
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penelitian.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
8/11/2019 hidroxiapatite
21/24
Pekanbaru, 15 Oktober
2013
Pengusul,
Tresia Monika
Sinaga
LAMPIRAN II
JUSTIFIKASI DANA PENELITIAN
4.1. Anggaran biaya
1. Peralatan penunjang
No Uraian Jumlah Satuan Harga @ (Rp) Total harga
1 Sarung tangan 8 Pasang 10.000 80.000
2 Masker Hidung 8 Buah 10.000 80.000
3 Tissue 2 Ball 35.000 70.000
4 Aquadest 20 Liter 50.000 100.000
5 Konsumsi peneliti 4 Bungkus 50.000 200.000
6 Jilidlaporan 10 Rangkap 10.000 100.000
Total 630.000
2. Bahan habis pakai
No Uraian Harga @ (Rp) jumlah Total harga
(Rp)
Material
1 Hydroxyapatite 100.000 40 gram 4.000.000
2 Ragi 50.000 1 kilo 50.000
-
8/11/2019 hidroxiapatite
22/24
-
8/11/2019 hidroxiapatite
23/24
-
8/11/2019 hidroxiapatite
24/24
LAMPIRAN III
STRUKTUR ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN
TUGAS
No Nama/NIMProgram
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1WydaNovayantiSaragi/
1107114336
Teknik
Kimia
S1
Sains/
Teknik24 jam
Persiapan
bahan baku,
melakukan
proses drying
dan sintering
2WastyRusjaya/
1107111936
Teknik
Kimia
S1
Sains/
Teknik 24 jam
Melakukan
proses drying
dan sintering
3Roy MarthinPanjaitan/
1207113612
Teknik
Kimia
S1
Sains/
Teknik 24 jam
Menganalisis
pengaruh
variable
penelitian
4
Theresia Monika
Sinaga/
1207136471
Teknik
Kimia
S1
Sains/
Teknik 24 jam
Menganalisis
pengaruh
variable
penelitian