HI Timteng

125
HI Timteng (1) Definisi Timteng Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika- Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan/ atau Asia Tengah di sebelah utara. Media dan beberapa organisasi internasional (seperti PBB) umumnya menganggap wilayah Timur Tengah adalah wilayah Asia Barat Daya (termasuk Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir. Wilayah tersebut mencakup beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki. Bahasa utama yaitu: bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Assyria, bahasa Kurdi dan bahasa Turki. Kebanyakan sastra barat mendefinisikan "Timur Tengah" sebagai negara-negara di Asia Barat Daya, dari Iran (Persia) ke Mesir. Mesir dengan semenanjung Sinainya yang berada di Asia umumnya dianggap sebagai bagian dari Timur Tengah, walaupun sebagian besar wilayah negara itu secara geografi berada di Afrika Utara. 1

description

e34r

Transcript of HI Timteng

HI Timteng (1)Definisi TimtengTimur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan/ atau Asia Tengah di sebelah utara. Media dan beberapa organisasi internasional (seperti PBB) umumnya menganggap wilayah Timur Tengah adalah wilayah Asia Barat Daya (termasuk Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir.Wilayah tersebut mencakup beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan suku Turki. Bahasa utama yaitu: bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa Assyria, bahasa Kurdi dan bahasa Turki.Kebanyakan sastra barat mendefinisikan "Timur Tengah" sebagai negara-negara di Asia Barat Daya, dari Iran (Persia) ke Mesir. Mesir dengan semenanjung Sinainya yang berada di Asia umumnya dianggap sebagai bagian dari Timur Tengah, walaupun sebagian besar wilayah negara itu secara geografi berada di Afrika Utara.Sejak pertengahan abad ke-20, Timur Tengah telah menjadi pusat terjadinya peristiwa-peristiwa dunia, dan menjadi wilayah yang sangat sensitif, baik dari segi kestrategisan lokasi, politik, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Timur Tengah mempunyai cadangan minyak mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran dan pusat spiritual agama Yahudi, Kristen dan Islam.* BatasIstilah Timur Tengah mengarah kepada wilayah budaya, jadi tidak memiliki batas tertentu. Definisi yang umum dipakai yaitu wilayah yang terdiri dari: Bahrain, Siprus, Mesir, Turki, Iran (Persia), Irak, Palestina, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina.Iran merupakan batas yang paling timur, terkadang dengan memasukkan Afganistan dan Pakistan barat karena kedekatannya (secara suku dan agama) dengan kelompok mayoritas dari masyarakat Iran. Juga karena keterkaitan sejarah karena pernah menjadi bagian dari kerajaan yang wilayahnya mencakup daerah-daerah tersebut. Afganistan, Tajikistan dan Pakistan barat memiliki hubungan budaya, bahasa dan sejarah dengan Iran. Sementara hubungan antara Iran dengan negara-negara Arab karena adanya hubungan agama dan kedekatan secara geografi.Umumnya yang disebut Timur Tengah secara harfiah adalah daerah-daerah negara berikut: Suriah Lebanon Palestina Mesir Arab Saudi Yaman Oman Uni Emirat Arab Bahrain Qatar Irak Kuwait Lalu negara-negara Afrika Utara juga diikutsertakan: Maroko Aljazair Libya Tunisia Mauritania Sahara Barat Sudan Ethiopia Eritrea Djibouti Selain itu kadangkala negara-negara berikut juga diikutsertakan: Iran Pakistan Turki * ErosentrismeBeberapa telah mengkritik istilah Timur Tengah karena ke Erosentrismeannya. Wilayah ini terletak di timur Eropa Barat. Bagi India, dia terletak di barat; bagi Rusia dia terletak di selatan. Penggunaan kata Tengah juga telah menyebabkan kebingungan bagi sebagian orang. Sebelum Perang Dunia I, Timur Dekat digunakan Inggris untuk menunjuk ke daerah Balkan dan Kerajaan Ottoman, sedangkan Timur Tengah untuk Persia, Afganistan, dan Asia Tengah, Turki, dan Kaukasus. Sedangkan Timur Jauh menunjuk ke negara-negara Asia Timur, seperti Cina, Jepang, Hong Kong, dll.Dengan hilangnya Kerajaan Ottoman pada 1918, Timur Dekat hampir hilang dalam penggunaan umum, sedangkan Timur Tengah digunakan untuk menunjuk ke negara-negara Islam. Namun penggunaan Timur Dekat tetap digunakan oleh beberapa disiplin akademi, termasuk arkeologi dan sejarah kuno.Kritikan Erosentrisme juga berhubungan dengan fakta bahwa Timur dan Barat didefinisikan dalam hubungannya dengan garis lintang relatif terhadap Meridian Utama atau Meridian Greenwich. Ini dikarenakan standar kartografi Britania yang diterima luas pada 1884 dalam Konferensi Meridian Internasional.* Definisi Hubungan Internasional Mengenai TimtengTimur Tengah adalah suatu wilayah yang tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Inonesia. Nama Timur Tengah diidentikkan dengan Arab dan seringkali Arab disamakan dengan Islam.Dengan pengertian semacam ini, masyarakat Indonesia yang mayoritas penganut Islam banyak beranggapan bahwa apapun yang terjadi di Timur Tengah akan berhubungan erat dengan umat Islam. Itu berarti juga dianggap merupakan consern masyarakat Indonesia.Defenisi tentang apa atau dimana wilayah Timur Tengah itu, hingga kini belum ada kesepakatan diantara para ahli. Pendapat pertama menyebutkan, bahwa wilayah Timur Tengah adalah negara-negara Arab non-Afrika ditambah Iran dan Israel. Dengan defenisi ini, negara-negara Arab yang terletak di Afrika Utara, seperti Mesir, Libya, Maroko dan Al-Jazair tidak dapat dimasukkan dalam kategori wilayah Timur Tengah. Pemahaman seperti ini misalnya dianut oleh David E. Long dan Bernard Reich.Pendapat kedua mengartikan Timur Tengah sebagai negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab ditambah Iran, Israel dan Turki. Pandangan ini antara lain dianut oleh Roy R. Anderson, Robert F. Seibert, Jon G. Wagner, dan Robert O. Freddman.Sedangkan pandangan ketiga adalah yang memasukkan negara-negara seperti Afganistan, Pakistan, bahkan negara-negara Asia Tengah bekas Uni Soviet, ke dalam wilayah Timur Tengah. Hal ini terlihat antara lain pada majalah The Middle East (terbitan Inggris) dan The Middle East Journal (terbitan Amerika Serikat).Dengan definisi seperti ini, maka akan dapat diphami betapa beragamnya negara-negara yang termasuk dalam wilayah Timur Tengah. Dilihat dari letak geografis: ada yang di Asia Barat, Afrika Utara, dan ada yang di Eropa.Dari segi etnis: ada Arab, Persia, Yahudi, dan Turki. Agama yang dianut oleh masyarakat di Timur Tengah juga beragam: Islam, Kristen, dan Yahudi. Ekonomi mereka berbeda: ada yang kaya, setengah kaya, dan bahkan ada yang miskin. Bentuk negara dan orientasi politik mereka bermacam-macam pula.Keberagaman ini tentunya akan sangat menarik perhatian para pemerhati wilayah itu. Mereka tidak akan terpuaskan bila hanya memahami sebagian perilaku masyarakat Timur Tengah. Kawasan itu memang tidak akan pernah kering dari berbagai macam persoalan yang perlu digali, diolah, disajikan, dan didiskusikan.

HI Timteng (2)Liga Arab* Latar BelakangTidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat hidup sendiri dalam hubungannya dengan negara lain. Fungsi sosial dari suatu negara terhadap negara lain sangatlah besar dan oleh karena itu maka eksistensi dari suatu organisasi sangatlah diperlukan. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah negara-negara dalam menyalurkan aspirasi, kepentingan, dan pengaruh mereka.Terdapat banyak organisasi yang tumbuh dan berkembang di dunia, mulai dari organisasi antar keluarga, antar daerah, antar propinsi sampai ke lingkup yang lebih luas yaitu antar negara yang berada dalam satu kawasan. Salah satunya adalah League of Arab States atau Liga Arab. Semenjak maraknya aksi terorisme di tahun 2001 dan melambungnya harga minyak dunia, fungsi dan ekistensi Liga Arab juga semakin besar. Liga Arab bukan saja berperan sebagai media bersatunya negara-negara Arab namun sekarang juga dapat berperan sebagai organisasi advokasi yang membela kepentingan negara-negara Timur Tengah dalam himpitan hegemoni negara Barat. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa Liga Arab kini adalah salah satu organisasi internasional yang kembali bersinar setelah sekian lama dianggap tidak mempunyai peran yang signifikan terhadap kemajuan kawasan Timur Tengah.* Status Hukum1. SejarahPembentukan sebuah organisasi tidak terlepas dari sejarah panjang yang mendasari pembentukannya. Sejarah Liga Arab dimulai ketika Kerajaan Inggris Raya menyadari pentingnya persatuan diantara negara-negara Arab (Pan Arabia) di awal abad ke-20. Kerajaan Inggris jugalah yang mendorong dan menjamin kerjasama diantara negara-negara Arab, yang sebenarnya tujuan utamanya ialah untuk memimpin pemberontakan meraka melawan Kekaisaraan Ottoman Turki selama Perang Dunia I. Inggris menjanjikan untuk membantu Arab membangun sebuah persatuan Kerajaan Arab dibawah kekuasaan Sherif Hussein di Mekah yang kekuasaannya akan menjangkau seluruh dunia Arab (sekarang lebih dikenal sebagai Jazirah Arab, Irak, Suriah, Libanon, Palestina, Israel dan Yordania). Setelah memenangkan peperangan, Inggris mengkhianati Sharif Hussein dan selanjutnya membagi wilayah Arab menjadi negara-negara bagian kecil dan menerapkan kebijakan Devide and Rule.Ketika meletus Perang Dunia II, Inggris sekali lagi membutuhkan bantuan Arab dan menyebarkan paham Arabisme dengan janji akan membentuk formasi awal Liga Arab. Akan tetapi, kebanyakan intelektual Arab percaya bahwa sebenarnya Inggris tidak ingin membentuk Liga Arab demi persatuan Arab, sebaliknya ingin menggunakan organisasi tersebut untuk mencegah persatuan negara-negara Timur Tengah. Melihat kenyataan itu, pemerintah Mesir mengajukan sebuah proposal untuk pembentukan sebuah organisasi yang nyata pada tahun 1943. Mesir dan beberapa negara Arab lainnya sebenarnya ingin sebuah kerjasama yang lebih erat tanpa kehilangan kedaulatan negaranya. Perjanjian asli dari Liga Arab adalah membentuk sebuah organisasi regional yang terdiri dari negara-negara yang berdaulat, tanpa memperdulikan bentuk negara tersebut yaitu negara persatuan atau negara federal. Diantara tujuan-tujuan Liga adalah memperjuangkan kemerdekaan penuh untuk semua negara-negara Arab dan untuk mencegah kaum Yahudi di Palestina. 2. Status HukumLiga Arab atau Negara-Negara Arab adalah sebuah organisasi yang terdiri dari negara-negara Arab. Organisasi ini didirikan pada 22 Maret 1945 oleh tujuh negara. Piagamnya menyatakan bahwa Liga Arab bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, termasuk hubungan niaga; komunikasi; kegiatan kebudayaan; kewarganegaraan, paspor, dan visa; kegiatan sosial; dan kegiatan kesehatan.Pembentukan Liga Arab didasarkan pada Pact of The League of Arab States pada tanggal 22 Maret 1945. Pakta inilah yang kemudian menjadi sebuah konstitusi dasar bagi organisasi Liga Arab. Negara-negara anggota pertama yang juga sebagai penandatangan Pakta Liga Arab 1945 adalah Mesir, Irak, Transjordan (tahun 1946 berubah menjadi Yordania), Lebanon, Arab Saudi dan Suriah. Liga Arab kemudian berkedudukan tetap di Kairo, Mesir. Bergabungnya sebuah negara Arab dalam organisasi Liga Arab turut juga mempengaruhi status hukum dari negara tersebut atau dengan kata lain bahwa jika suatu negara telah mengikatkan diri ke dalam organisasi maka negara tersebut memiliki kewajiban untuk mematuhi segala peraturan yang tertuang dalam konstitusi dasar Liga Arab, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1 Pact of The League of Arab States 1945,Every independent Arab State shall have the right to adhere to the League. Should it desire to adhere, it shall present an application to this effect which shall be filed with the permanent General Secretariat and submitted to the Council at its first meeting following the presentation of the application.3. Fungsi dam TujuanBerdasarkan Pasal 2 Pact of The League of Arab States, fungsi dan tujuan utama Liga Arab adalah:Menjaga hubungan baik diantara negara-negara Arab dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan politik negara anggota, melindungi kemerdekaan dan kedaulatan negara, dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan Arab.Disamping itu Liga Arab terlibat didalam politik, ekonomi, kebudayaan dan bidang-bidang sosial dengan tujuan untuk mengembangkan kesejahteraan negara-negara anggota. Liga Arab juga telah berperan ganda sebagai sebuah forum bagi negara-negara anggota untuk menyeimbangkan kedudukan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat negara-negara dan tempat penyelesaian perselisihan internal anggota seperti Perang Saudara di Lebanon tahun 1958. Seiring perkembangan zaman Liga Arab dijadikan media bagi penyusunan hampir semua dokumen-dokumen penting Arab yang mendukung integritas ekonomi diantara negara anggota, yaitu pembentukan Perjanjian Pelaksanaan Kerjasama Ekonomi Arab (Joint Arab Economic Action Charter). Salah satu hal yang agak unik dan berbeda dibandingakan dengan organisasi internasional sejenis adalah Liga Arab juga mempunyai peranan dalam pembuatan kurikulum sekolah dan pelestarian sejarah kebudayaan Arab. * Didalam bidang hukum tujuan dan fungsi Liga Arab adalaha. Pelaksanaan keputusan pengadilan di antara negara-negara anggota.b. Masalah ekstradisic. Masalah nasionalitas warga negara.4. Kekuasaan OrganisasiLiga Arab mempunyai kekuasaan yang diatur dalam konstitusi yaitu kekuasaan tidak tak terbatas. Kekuasaan ini diberikan kepada sebuah badan yang bernama Council. Keanggotaan Council terdiri dari semua negara-negara yang tergabung di dalam Liga Arab dan setiap negara mempunyai 1 hak suara. Menurut Pasal VII semua peraturan dasar dan keputusan-keputusan yang dibuat harus didasarkan oleh suara mayoritas negara anggota dan bersifat mengikat bagi negara anggota untuk melaksanakan keputusan-keputusan tersebut sesuai dengan konstitusi mereka. Secara umum, tugas utama Council adalah untuk melaksanakan tujuan-tujuan Liga dan mengawasi semua pelaksanaan perjanjian yang telah dibuat oleh negara-negara dan juga oleh Liga itu sendiri. Lebih lanjut, Pasal XI menyatakan bahwa Council setidaknya harus bersidang sebanyak 2 kali tiap tahun akan tetapi ada ketentuan untuk menyelenggarakan sidang-sidang luar biasa atas permintaan dari sedikitnya dua anggota.* Keanggotaan Organisasi1. KeanggotaanKetika pertama kali didirikan, yaitu pada waktu penandatangan Pact of The League of Arab States 1945 keanggotaan organisasi ini hanya terdiri dari 7 negara saja yakni, Mesir, Irak, Lebanon, Arab Saudi, Suriah, Yordania dan Yaman. Kemudian berturut-turut negara yang bergabung adalah:1. Algeria (1962)2. Bahrain (1971)3. Comoros (1993)4. Djibouti (1977)5. Kuwait (1961)6. Libya (1953)7. Mauritania (1973)8. Maroko (1958)9. Oman (1971)10. Qatar (1971)11. Somalia (1974)12. Yaman Selatan (1967)13. Sudan (1956)14. Tunisia (1958)15. Uni Emirate Arab (1971)Salah satu pengecualian adalah ketika pada tahun 1976, organisasi Pembebasan Palestina atau PLO (Palestine Liberation Organisation) diterima menjadi anggota Liga Arab yang ke-16, padahal PLO bukan sebuah negara yang berdaulat akan tetapi merupakan sebuah bentuk organisasi internal Palestina. Penunjukan ini didasarkan atas semangat kebersamaan negara-negara Arab terhadap agresi militer Israel ke tanah Palestina, namun sekarang posisi PLO telah digantikan oleh Palestina. Kemudian pada tahun 1979, keanggotaan Mesir dalam Liga Arab dicabut karena Mesir terbukti menandatangani Perjanjian Damai dengan Israel. Dan kantor pusat Liga Arab yang sebelumnya berkedudukan di Kairo, Mesir dipindahkan ke Tunis, Tunisia. Akhirnya delapan tahun kemudian, yakni tahun 1987 para pemimpin dunia Arab memutuskan untuk memperbaharui kembali hubungan diplomatik dengan Mesir dan tahun 1989 Mesir diterima kembali menjadi anggota Liga, disamping itu juga kantor pusat Liga dikembalikan kembali ke Kairo. Selain itu, Liga Arab juga memiliki negara pengamat (observer country). Observer country ini berperan sebagai pihak pengamat atau pemerhati terhadap semua kegiatan Liga dengan tujuan untuk menjaga independensi Liga. Sebuah observer country tidak memiliki hak dan kewajiban sebagaimana yang dimiliki oleh negara anggota. Sejauh ini telah ada 3 negara yang sekarang menjadi negara pengamat yaitu Eritrea (sejak 2003), Venezuela (2006) dan India (2007).Proses penerimaan anggota Liga tertuang pada Pasal I dan terbuka bagi negara-negara Arab yang merdeka yang kemudian akan mempunyai hak untuk memasuki Liga. Namun demikian, keanggotaan dari negara-negara Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, dan Uni Emirat Arab dilakukan dengan permohonan, dan penerimaan atas permohonan itu di lakukan oleh Council, sehingga dalam prakteknya keanggotaan itu tidak lagi dipandang sebagai suatu hak. 2. Pemberhentian KeanggotaanMengenai pengunduran atau pemberhentian diri anggota diatur dalam Pasal XVIII:1. If a member state contemplates withdrawal from the League. Shall inform the Council of its intention one year before such withdrawal is to go into effect.2. The Council of the League may consider any state which fails to fulfill its obligations under the Charter as separated from the League, this to go into effect upon a unanimous decision of the states, not counting the state concerned.Dengan demikian, jika suatu negara bermaksud untuk mengundurkan diri dari Liga, harus memberitahukan kepada Council satu tahun sebelum pengunduran diri tersebut diambil. Dan Council mempunyai wewenang untuk memberhentikan suatu negara anggota jika dianggap bahwa negara tersebut gagal menjalankan kewajiban-kewajibannya yang dinyatakan dalam Pakta Liga. 3. Hak-hak Negara AnggotaMenurut Pasal VI tiap anggota memiliki hak untuk meminta sidang Council dengan segera dalam peristiwa agresi, baik agresi yang dilakukan oleh anggota Liga lain atau oleh negara luar. Council, dengan suara bulat (kecuali negara agresor) selanjutnya dapat memutuskan tentang tindakan-tindakan untuk memeriksa agresi itu. Fungsi pertahanan keamanan kolektif ini lebih lanjut dirinci dalam pakta keamanan kolektif sendiri, berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB dan dengan pandangan bahwa suatu tindakan agresi terhadap satu anggota Liga dianggap sebagai agresi terhadap semua anggota. Pakta ini berlaku mulai tanggal 23 Agustus 1952, dan dibentuk Permanent Joint Defence Council serta Permanent Military Commision. Dalam peristiwa agresi Inggris-Perancis terhadap Mesir tahun 1956, yang melibatkan pendaratan pasukan-pasukan di Terusan Suez, perangkat kerjasama keamanan kolektif ini tidak berhasil menggalang bantuan kepada Mesir. 4. Hak-hak Khusus Anggota LigaDalam perwakilannya negara-negara anggota menunjuk wakil-wakilnya yang akan duduk dalam Council. Oleh sebab itu berdasarkan Charter Pasal XIV mengatur,Para anggota Council Liga begitu juga dengan anggota Komite-komite dan pegawai-pegawai yang berhubungan dengan peraturan administrasi harus dapat menikmati hak-hak diplomatik istimewa ketika sedang menjalankan fungsi tugasnya. Dan semua gedung-gedung yang dimiliki oleh institusi resmi Liga tidak dapat diganggu gugat.5. Penyelesian Perselisihan Antar Negara AnggotaPasal V menyatakan agar negara-negara anggota Liga tidak mengambil jalan kekerasan untuk menyelesiakan sengketa diantara mereka. Namun jika terjadi perselisihan diantara negara anggota sejauh tidak menyangkut sengketa mengenai penjajahan suatu negara, kedaulatan dan integritas regional dan jika para pihak telah melimpahkan wewenang penyelesaiannya kepada Council, maka Council dapat menjadi pihak penengah yang keputusannya bersifat mutlak dan mengikat para pihak yang bersengketa. Kemudian apabila para pihak tidak menyetujui keputusan tersebut, Council harus merumuskan kembali keputusannya dengan jalan mediasi sampai tercipta keputusan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Proses mediasi dan arbitrase tersebut harus dilakukan berdasarkan suara mayoritas negara-negara anggota.Salah satu contoh keputusan penting menyangkut perselisihan negara anggota Liga adalah ketika Council membentuk Inter-Arab Force tahun 1991 bagi operasi pemulihan perdamaian antara Kuwait dan Irak. * Kritik Terhadap Liga ArabSelain telah banyak menuai kesuksesan dalam kurang lebih 62 tahun umur organisasi ini, tidak sedikit pula kritikan yang dialamatkan kepada Liga Arab. Sebagian kritikan tersebut masih mengenai keefektifan Liga dalam menangani masalah-masalah yang muncul diantara negara-negara anggotanya dan kawasan Timur Tengah pada umumnya. Banyak kalangan menilai bahwa Liga telah gagal berperan aktif dalam menjembatani perdamaian regional, kasus mengenai Palestina, Lebanon, Iran, Irak, Mesir merupakan salah satu masalah yang sering muncul dalam 20 tahun belakangan. Dan itu belum termasuk masalah terorisme dan kekerasan yang semakin bergejolak di kawasan kaya minyak ini.Khusus mengenai masalah Israel-Palestina, Liga secara khusus mengeluarkan sebuah Deklarasi, yaitu Arab League Declaration on the Invasion of Palestine 15 Mei 1948. Dan Deklarasi itu nyatanya belum berhasil menghasilkan sebuah tujuan yaitu Palestina merdeka, walaupun secara mengejutkan pada tahun 2002 Liga untuk pertama kalinya menawarkan hubungan damai/ normal dengan Israel dengan persyaratan tertentu, namun persyaratan tersebut bayak ditolak oleh Israel. Disamping itu untuk meredam gejolak separatisme dan terorisme Liga telah mengeluarkan Arab Convention for the Suppression of Terrorism tanggal 22 April 1998. Pada level kepemimpinan, ada rivalitas antara Mesir dan Irak. Kemudian bentuk negara juga telah banyak membawa dampak buruk terhadap hubungan negara-negara Monarki Tradisional (Arab Saudi, Yordania, dan Maroko) dengan negara Republik baru (Mesir, Irak, Libya). Dan selama invansi Amerika Serikat terhadap Irak, tidak semua negara Liga menentang invansi tersebut, bahkan ada beberapa negara yang membantu Amerika Serikat dengan menjadi pangkalan militernya. Masalah Isreal, terorisme, Anti-Amerika dan globalisasi tetap menjadi isu yang penting dan belum terselesaikan bagi eksistensi organisasi ini.

HI Timteng (3)Islam dan Timteng* PendahuluanPerkembangan pemikiran keislaman sepanjang sejarah telah menunjukkan adanya varian-varian. Varian itu berupa semacam metodologi, kerangka berpikir dan orientasi yang berbeda-beda antara satu pemikiran dengan pemikiran yang lainnya. Fenomena seperti ini pada dasarnya sudah muncul sejak zaman Rasul Saw. dan al-Khulaf al-Rsyidn. Pada masa itu sudah ada kecenderungan pemikiran yang jika dipetakan memunculkan madrasah hadst di satu sisi dan madrasah ray pada sisi lain. Tetapi perbedaan yang tampak saat itu tidak begitu mencolok. Lain halnya mulai masa Dinasti Ummayah dan Dinasti Abasiyyah, madrasah hadst dan madrasah ray tampil begitu mencolok dalam panggung sejarah pemikiran dengan seperangkat metodologi dan landasan epistemologisnya.Runtuhnya kekhalifahan Turki Usmani yang diakibatkan oleh kolonialisme Barat, telah mempengaruhi perkembangan pemikiran keislaman hingga tampil lebih variatif. Kolonialisme telah cukup lama mengendalikan sendi-sendi kehidupan di negara-negara Islam, termasuk denyut kehidupan intelektualisme dunia Islam. Kolonialisme membuat kondisi umat Islam dilemahkan (mustadhf) di sektor pemikiran keislaman, sehingga yang muncul adalah kebekuan cara berfikir umat dan merajalelanya tradisi taqlid (meniru). Kondisi ini yang mendorong lahirnya gerakan-gerakan pemikiran baru yang masing-masing menawarkan diri sebagai gerakan pemikiran alternatif.Kebekuan pemikiran Islam jika dirunut jauh ke belakang sampai penggalan sejarah Islam zaman pertengahan di mana pemikiran Islam kritis dan rasional (pasca Ibnu Rusyd) terasa mati karena pintu ijtihad telah ditutup dan rasionalisme dikunci oleh arus deras pemikiran konservatif para ulama. Ketika itu, banyak pemikiran filsafat yang diharamkan atau bahkan sang pemikirnya dijatuhi hukuman mati dan fatwa kafir (takfr) karena dianggap filsafat adalah produk bidah yang datang bukan dari Islam. Banyak referensi mencatat bahwa hal demikian terjadi setelah Al-Ghazali (1058-1111 M) mengugat dan mempertanyakan kaum filosof dalam bukunya, Tahfut al-Falsifah (Kerancuan atas Para Filosof). Ibnu Sina (980-1037 M) dan Al-Farabi (257 H/870 M), adalah dua filosof muslim yang menjadi obyek kritikan keras Al-Ghazali, dan dianggap banyak melakukan kesalahan dalam logika pemikiran metafisika (ketuhanan).Gema tertupnya pintu ijtihad tidak menghalangi gelombang kesadaran umat untuk mendobrak pintu itu dan memunculkan pemikiran-pemikiran alternatif berikutnya. Masih sejalur dengan tradisi pemikiran di era klasik, perkembangan pemikiran secara dikotomis menempati aras ahlu al-hads dan ahlu ar-ray, walau dalam konteks kekinian dua poros pemikiran itu telah menurunkan beraneka macam varian baru. Pada dasarnya mereka ingin tampil sebagai gerakan pemikiran alternatif dalam menghadapi perkembangan dunia yang kian modern. Tak jarang yang muncul kemudian adalah perdebatan yang tidak sebatas perang wacana (clash of discourse) tapi juga pergesekan dalam ranah politik (clash of politic). Sehingga fenomena saling hujat antar sesama pemikir Muslim tidak bisa dihindari lagi.Pada klimaksnya, masing-masing kubu yang bertikai itu tak jarang menggunakan cara-cara kekerasan (radikalisme) sebagai senjata untuk membungkam gerakan lawan. Sejarah telah mencatat itu, misalnya gerakan radikalisme di Mesir yang dilakukan oleh kaum fundamentalis, di Al-Jazair dan demikian pula di Turki.Tulisan ini adalah sebuah upaya pemetaan pemikiran yang berkembang di Timur Tengah yang sekaligus menganalisis wacana yang diusung, dalam rangka mengetengahkan potret intelektualisme Timur Tengah secara utuh dan obyektif. Peta sekaligus analisis wacana dalam dataran berikutnya dapat memberi inspirasi untuk melakukan kritik (naqd) dan sekaligus rekonstruksi (idah buniyat min jadd) atas pemikiran yang sudah ada. Dan di sinilah starting poin proyek pengembangan pemikiran Islam di masa-masa mendatang.* Batasan Istilah untuk Pemikiran Islam dan Timur TengahPemikiran Islam adalah hasil dari proses berfikir secara mendalam (filosofis) dengan menggunakan kerangka berfikir dan metodologi tertentu oleh seorang yang disebut pemikir Muslim, yang obyek studinya adalah Islam (sebagai sumber pengetahuan). Mungkin definisi ini terlalu mengesampingkan fakta empirik, bahwa tidak selamanya pemikiran lahir melalui proses berfikir metodologis yang biasa terjadi dalam tradisi berfikir irfni, dengan intuisi (dhauq) sebagai basis metodenya.Sejarah pemikiran adalah sejarah para pemikir, begitu tulis Luthfi Assyaukani, sejarah kaum elit yang dengan kepandaiannya, mampu mengabstraksikan fenomena sosial dan gejala lainnya ke dalam bahasa intelektual dan ilmiah.. Istilah pemikir itu sendiri agak kabur, bisa diterapkan kepada siapa saja yang memiliki spesialisasi tertentu. Ia bisa diterapkan sebagai panggilan lain untuk intelektual dan scholar (sarjana), atau pada konteks yang lebih filosofis kepada filsuf. Dalam bahasa Inggris, kata-kata seperti philosopher, thinker, scholar dan intellectual merujuk kepada figur terpelajar (learned man) yang sebenarnya tidak mempunyai batasan yang jelas satu dengan yang lainnya. Hanya agaknya disepakati bahwa philosopher (karena faktor sejarahnya) adalah istilah yang paling signifikan untuk mengekspresikan tingkat kejeniusan seseorang.Gambaran tentang istilah pemikir di atas dimaksudkan untuk memberi acuan dan batasan tentang pemikir dan pemikiran serta aplikasinya dalam tulisan ini. Dalam peta dan analisis wacana pemikiran Timur Tengah yang akan terpapar dalam tulisan ini, ada sekelompok pemikir yang berpengaruh hanya karena tulisan-tulisannya, ada yang namanya lebih terkenal dari pemikirannya, dan ada pemikir yang hanya terkenal sebatas di dunia akademis.Istilah Timur Tengah sebagaimana kata Hasan Hanafi, adalah ungkapan bahasa Inggris (Middle East). Karena, menurut dia, negara-negara Arab adalah Timur Tengah jika dibandingkan dengan Cina atau Timur Jauh, dan negara Arab kawasan Barat (Maghribi, Maroko dan sekitarnya), adalah Timur Dekat bagi orang Inggris. Sebagaimana Indonesia berada di kawasan Asia Tenggara bagi orang Barat dan berada di kawasan barat daya bagi orang Timur. Jadi Istilah Timur Tengah dalam tulisan ini adalah nama untuk kawasan negara-negara Arab (Mesir, Arab Saudi, Iraq, Iran dan sekitarnya).* Tipologi Pemikiran Islam Timur TengahBerakhirnya kolonialisme dan imperalisme Barat di negara-negara Islam, telah mengetuk kesadaran umat akan keterbelakangan, kebodohan, kejumudan dan ketertindasan. Kesadaran ini lebih terasa lagi ketika diingat bahwa lintasan sejarah Islam pernah menorehkan tinta emas peradabannya. Islam pernah berada dalam posisi terdepan dalam penggung peradaban dunia, berbarengan dengan keunggulannya di pelbagai dimensi kehidupan; ekonomi, Iptek, militer, politik dan sebagainya.Umat Islam belum sempat bangkit dari keterpurukannya akibat kolonialisme, krisis Timur Tengah kembali mencuat dengan munculnya konflik Arab-Israel. Pukulan telak menimpa dunia Islam setelah Israel berhasil memenangkan konflik itu yang membuat mereka bertanya-tanya: whats wrong dengan sekumpulan negara besar yang mempunyai jumlah tentara dan peralatan yang cukup memadai dipaksa kalah oleh Israel, negara kecil dengan tidak lebih dari tiga juta penduduknya? Pada tahun 1967 dianggap sebagai penggalan (qathiah) dari keseluruhan wacana Arab modern, karena masa itulah yang mengubah cara pandang bangsa Arab terhadap beberapa problem sosial-budaya yang dihadapinya. Inilah awal mula apa yang dinamakan kritik-diri yang kemudian direfleksikan dalam wacana-wacana keilmiahan, baik dalam ranah akademis maupun literatur-literatur ilmiah lainnya.Langkah pertama yang dilakukan oleh para intelektual Arab adalah menjelaskan sebab-sebab kekalahan (tafsir al-azmah) tersebut. Di antara sebab-sebab yang paling signifikan adalah masalah cara pandang orang Arab kepada budaya sendiri dan kepada capaian modernitas. Karena itu, pertanyaan yang mereka ajukan adalah; bagaimana seharusnya sikap bangsa Arab dalam menghadapi tantangan modernitas dan tuntutan tradisi? Telah lebih dari dua dekade, masalah tersebut terus dibicarakan dan didiskusikan dalam seminar-seminar, dalam bentuk buku, artikel dan publikasi lainnya. Lalu masalah tersebut menjadi common denominator untuk setiap intelektual Arab yang peduli terhadap masalah kearaban dan keislaman. Persoalan itu sebenarnya bukan tidak pernah dibahas oleh pemikir-pemikir Arab sebelumnya. Secara implisit, topik semacam itu pernah dilontarkan oleh Muhammad Abduh dan Abd al-Rahman Kawkibi. Namun sebagai satu wacana epistemik, masalah tersebut baru mendapat sambutan luas pada dua dekade terakhir. Lebih dari itu semua, masalah tradisi dan modernitas telah menjadi agenda penting untuk proyek peradaban pemikiran Arab berikutnya.Gerakan-gerakan pemikiran Islam di Timur Tengah muncul dan berkembang dari latar belakang situasi sosio-politik seperti tergambar di atas. Gerakan-gerakan itu dalam tataran idealisme, berada dalam aras persepsional yang sama antara gerakan pemikiran satu dengan yang lain, tetapi dalam tataran corak atau aksentuasi intelektualitas dan orientasi mereka berbeda, bahkan dalam banyak kasus bertolak belakang.Issa J. Boullata membagi pemikiran Islam Timur Tengah menjadi dua kecenderungan, yaitu progresif-modernis dan konservatif-tradisionalis. Menurutnya, kelompok progresif-modernis adalah gerakan pemikiran yang mengidealkan tatanan masyarakat Arab yang modern, dengan kata lain, gerakan pemikiran yang berorientasi ke masa depan (future oriented). Pola berfikir mereka tidak keluar dari frame metodologi Barat yang mereka klaim sebagai satu-satunya alternatif untuk membangun peradaban Arab modern. Gerakan pemikiran ini secara mayoritas diwakili oleh kalangan yang pernah belajar dan berinteraksi dengan pemikiran Barat. Adapun kelompom konservatif-tradisional adalah gerakan pemikiran yang memiliki pola pikir dengan frame klasik (salaf). Mereka sangat membanggakan kemajuan dan kejayaan Islam masa lampau, dan untuk membangun kamajuan dan kejayaan peradaban Islam masa mendatang, pemikiran Islam harus berbasis metodologi pemikiran Islam klasik (past oriented). Muhammad Imarah sedikit berbeda dengan Issa J. Boullata dalam memetakan pemikiran Islam Timur Tengah. Imarah membagi kecenderungan pemikiran Islam Timur Tengah dalam tiga varian, yaitu: Pertama, tradisional-konservatif; kedua, reformis (al-ishlah wa al-tajdid); dan ketiga, sekuler. Luthfi as-Syaukanie dalam bahasa yang berbeda membagi antara tipologi transformatik, reformistik dan ideal-totalistik. Transformatik untuk kelompok sekuler, dan total idealistik untuk kelompok tradisional-konservatif. * PenutupDemikianlah ketiga trend atau kecenderungan pemikiran Islam Timur Tengah yang mewarnai wacana ilmiah Arab sampai sekarang. Tiga trend pemikiran ini merupakan gambaran global dari visi-visi pemikiran Islam yang ada. Pada dasarnya, setiap trend pemikiran tersebut, jika dikaji lagi secara mendalam, akan muncul varian-varian lain yang lebih komplek. Akan tetapi, kesemuanya berperan dalam menentukan harapan dan obsesi bangsa kawasan Timur Tengah di masa mendatang. Ketiga tipologi tersebut, secara kasar, bisa dilihat dalam perspektif paradigmatis, dimana antara masing-masing kelompok mempunyai bahasa khusus yang berbeda-beda, yang tidak dipahami satu sama lain. Kalaupun bisa dikomunikasikan, dialog antara mereka sulit untuk saling dimengerti. Itu terjadi misalnya bagaimana usaha kaum liberal dari kalangan transformatik menyatukan kelompok-kelompok yang sekular dengan kelompok religius, atau antara kelompok modernis dengan kelompok tradisionalis. Tak pelak, mereka pun menciptakan paradigma ketiga yang juga memiliki kosa kata tersendiri. Begitu juga dengan kelompok-kelompok lain, meski mereka mengklaim dengan proyek peradabannya, bahwa merekalah yang paling compatable dengan kondisi dunia Islam Timur Tengah, sebenarnya mereka telah terperangkap ke dalam kerangka epistemik yang pada akhirnya mengarah pada dogmatisme (untuk menghindari istilah sektarianisme).Tipologi pemikiran Arab kontemporer seperti yang diilustrasikan di atas adalah refleksi dari interaksi dan sikap para intelektual Arab terhadap isu di sekitar tradisi dan modernitas. Sikap tersebut kemudian memunculkan (di samping discourse baru menyangkut isu tradisi dan modernitas) idiom-idiom dan istilah baru dalam kamus pemikiran Arab yang sebelumnya tidak begitu menyita perhatian.Jadi, pengkajian ketiga tren pemikiran dalam tulisan ini merupakan upaya awal untuk memetakan dan memahami karakteristik pemikiran Islam yang sangat beragam. Dengan demikian, setiap pemikir akan bisa dianalisis, masuk dalam kategori apakah proyek pemikiran dia, salafi (total idealistik), sekuler, atau reformis moderat?

HI Timteng (4)ZionismeZionisme awalnya merupakan gerakan politik Yahudi sekuler yang menginginkan berdirinya negara Yahudi di atas bukit Zion di Palestina dan sekitarnya. Gerakan ini dilatarbelakangi klaim sepihak Yahudi atas Palestina seperti yang tercantum ada kitab Yahudi Talmud dan kemudian diperkuat oleh ribuan catatan kaki yang memenuhi Injil Scofield dan Injil versi King James yang awalnya banyak dipakai orang Barat. Injil Scofield inilah yang melahirkan kelompok Judeo-Christian, sebuah kelompok Kristen yang mendukung Zionisme. Zion merupakan nama sebuah bukit yang terletk di barat daya Al-Quds (Yerusalem). Kaum Yahudi percaya, pada lokasi tersebut, King Solomon (Nabi Sulaiman a.s.) pernah membangun istananya (haikalnya) dan menyimpan banyak harta karun di bawah tanah tersebut. Harta tersebut bukan hanya banyak sekali, namun memiliki daya magis yang sangat besar sehingga mereka percaya akan bisa menjadi pemimpin dunia jika memilikinya. Tepat di hari jatuhnya Yerusalem, Godfroy de Bouillon mendirikan Ordo Sion yang kemudian melahirkan Ordo militer Ksatria Templar. Semua ini balik ke Eropa setelah berhasil dikalahkan Shalahudin Al-Ayyubi (1187). Di Eropa, mereka ditumpas King Philip Le Bell dan Paus Clement pada 13 Oktober 1307.Dua peneliti Inggris, Knight dan Lomas, di dalam bukunya The Hiram Key menulis bahwa mereka telah menemukan sisa-sisa penggalian yang dilakukan Templar di salah satu bagian tanah yang masih masuk dalam markasnya. Apa yang dilakukan para Templar ini terus berjalan selama berabad-abad hingga sekarang, di mana kaum Zionis-Yahudi terus melakukan penggalian di lokasi tersebut. Seiring dengan perjalanan waktu, istilah Zion tidak lagi menjadi nama tempat, namun juga sebuah nama gerakan bagi orang-orang Yahudi Sekuler untuk mendirikan satu negara di Tanah Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Nathan Bernbaum merupakan tokoh Zionis-Yahudi pertama yang menyeret istilah yang pada awalnya netral ini menjadi begitu politis. Pada 1 Mei 1776 Nathan mencetuskan Zionisme sebagai gerakan politik bangsa Yahudi untuk mendiami kembali tanah Palestina. Gagasan Bernbaum didukung sejumlah tokoh Yahudi. Salah seorang tokohnya bernama Yahuda Kalaj yang melemparkan gagasan mendirikan negara Israel di tanah Palestina. Dalam bukunya berjudul Derishat Zion (1826), Izvi Hirsch Kalischer dengan perjuangannya mendukung Yahuda Kalaj dan memaparkan kemungkinan-kemungkinannya.Ide berawal dari Nathan Bernbaum ini kemudian terus dimasak oleh tokoh-tokoh Yahudi sehingga menjadi rencana aksi yang matang. Seorang Yahudi Jerman bernama Moses Hess, menyatakan jika untuk menguasai Palestina, maka kaum Yahudi harus menggandeng orang-orang Barat dan mempengaruhi mereka untuk mau kembali ke Palestina setelah kekalahan yang memalukan dari umat Islam yang dipimpin Salahuddin Al-Ayyubi beberapa abad silam. Gagasan tokoh Yahudi ini akhirnya mendapat dukungan dari sejumlah tokoh kolonialis Barat merasa memiliki irisan kepentingan yang sama, yakni untuk menguasai wilayah Arab yang kaya.Sejak itu maka mulailah orang-orang Yahudi mengalir ke Palestina dan daerah sekitarnya. Apalagi keberadaan orang Yahudi di Eropa sesungguhnya tidak disukai oleh orang-orang Kristen. Pada 1891 sejumlah pengusaha Palestina dengan nada prihatin mengirim telegram ke Istambul, ibukota kekhalifahan Turki Utsmaniyah di mana kala itu Tanah palestina merupakan bagian dari kekuasaannya. Dengan penuh nada cemas, para pengusaha Palestina menyatakan imigrasi orang-orang Yahudi ke wilayahnya akan benar-benar jadi ancaman jika tidak dihentikan dengan segera. Lima tahun kemudian, terbit buku Der Judenstaat (1896) yang ditulis seorang wartawan Yahudi-Austria bernama Theodore Hertzl. Buku itu secara detil mengajukan konsep tentang upaya pendirian negara Israel di Palestina. Hertzl akhirnya dinobatkan sebagai Bapak Zionisme Modern. Strategi perjuangan Yahudi, oleh Hertzl, secara singkat bisa diungkapkan dalam sebuah kalimat yang singkat namun penuh arti: Bila kita tenggelam, kita akan menjadi suatu kelas proletariat revolusioner, pemanggul ide dari suatu partai revolusioner; bila kita bangkit, dipastikan akan bangkit juga kekuasaan keuangan kita yang dahsyat. Sebuah kalimat yang memiliki arti sangat dalam dan sungguh-sungguh dijalankan oleh gerakan Zionisme, karena gerakan inilah yang kemudian melahirkan ide komunisme yang menyatakan sebagai pejuang garda terdepan dalam membebaskan proletariat, dan juga kapitalisme yang merupakan negasi dari ide komunisme. Dan kaum Zionis mengambil keuntungan dari pergolakan kedua kutub tersebut.Dalam bukunya Hertzl tanpa sungkan menegaskan bahwa untuk mewujudkan satu negara Yahudi di atas tanah Palestina, maka mustahil dengan cara-cara demokratis. Bahkan Hertzl memberikan resep jitu agar Tanah Palestina bisa dikuasai Yahudi yakni dengan jalan memenuhi tanah Palestina dengan orang Yahudi, sehingga Yahudi menjadi mayoritas. Untuk memperkecil populasi orang Palestina maka segala cara harus dilakukan seperti teror, perang, pembersihan etnis, penyebaran penyakit, pembukaan lahan kerja di negara tetangga, dan sebagainya. Agar segala yang dilakukan gerakan Zionisme bisa diterima oleh dunia internasional, maka tokoh-tokoh Yahudi seluruh dunia harus bisa memaksakan dunia internasional untuk mensahkan satu undang-undang yang melegitimasi eksistensi Yahudi di Palestina.Dalam bukunya Hertzl menulis, Kami akan mengeluarkan kaum tidak berduit (maksudnya bangsa Palestina) dari perbatasan dengan cara membuka lahan-lahan pekerjaan di negara-negara tetangga, dan bersamaan dengan itu mencegah mereka memperoleh pekerjaan di negeri kami. Kedua proses itu harus dilakukan secara rahasia. Gerakan ini mengadakan kampanye ke seluruh dunia. Kaum Yahudi mencetak buku-buku yang kelihatannya ilmiah yang menyatakan jika sebenarnya Tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Yahudi. Buku-buku ini disebar ke seluruh negeri. Bahkan kitab suci orang Kristen pun diberi catatan kaki yang banyak yang seluruhnya menjadikan ayat-ayat Injil sebagai dukungan bagi berdirinya negara Israel di Palestina. Scofield adalah orang yang ditugaskan untuk memberi ribuan catatan kaki pro-Zionistik di dalam Injil versi James yang menjadi Injilnya orang-orang Barat. Berbagai kelompok kajian alkitab disusupi dan menjadikan orang-orang Eropa yang tadinya memusuhi Yahudi menjadi kini banyak yang menjadi pendukung negara Israel. Di dalam masa-masa itulah Hertzl menemui Sultan Abdul Hamid II sebagai Khalifah dari kekhalifahan Turki Utsmaniyah (1876-1909). Dengan segala bujuk rayu, Hertzl berusaha agar Sultan mengizinkan oarng-orang Yahudi mendirikan negara Israel di Palestina. Jika Sultan bersedia, maka para pemilik modal Yahudi di seluruh Eropa akan memulihkan kas keuangan Turki Utsmani yang sedang kosong. Namun Sultan menolak mentah-mentah hal ini sehingga Zionis-Yahudi menghancurkan Turki Utsmaniyah lewat seorang agen Yahudi dari Tsalonika bernama Mustafa Kamal Pasha.Hertzl menggelar Kongres Zionis Internasional I di Swiss sebagai upaya penyatuan sikap tokoh Zionis Dunia. Salah satu hasil kongres berbunyi: Zionisme bertujuan untuk membangun sebuah Tanah Air bagi kaum Yahudi di Palestina yang dilindungi oleh undang-undang. Theodore Hertzl terpilih sebagai pimpinan gerakan ini dan menulis dalam buku hariannya, Kalau saya harus menyimpulkan apa hasil dari kongres Bassel itu dalam satu kalimat pendek, yang sungguh tidak berani saya ungkapkan kepada masyarakat, saya akan berkata: Di Bassel saya menciptakan negara Yahudi! Protocolat of Zion yang berisi 24 strategi Zionis-Yahudi menguasai dunia juga disahkan menjadi agenda bersama.Selain menghancurkan kekhalifahan Turki Utsmani, Yahudi Internasional juga bekerja siang-malam mempersiapkan segala hal untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Pada 2 November 1917, Menlu Inggris, Lord Arthur James Balfour, mengirim sebuah surat yang ditujukan kepada Pemimpin Komunitas Yahudi Inggris, Rothschild, untuk diteruskan kepada Federasi Zionis, yang berisi pemberitahuan tentang persetujuan pemerintahan Inggris yang telah menggelar rapat Kabinet tanggal 31 Oktober 1917, atas permintaan bangsa Yahudi untuk bisa mendapatkan tanah Palestina. Saat itu, sebagian terbesar wilayah Palestina masih berada di bawah Khilafah Turki Utsmani, hanya saja kekhalifahan ini sudah diambang kehancuran. Batas-batas yang akan menjadi wilayah Palestina telah dibuat sebagai bagian dari Persetujuan Sykes-Picot, 16 Mei 1916, antara Inggris dan Prancis. Kata-kata Deklarasi ini kemudian digabungkan ke dalam perjanjian damai Svres dengan Turki Utsmani dan Mandat untuk Palestina. Penyebutan Palestina sebagai satu-satunya nominator tempat berdirinya negara Yahudi sebenarnya memiliki catatan yang panjang. Awalnya ada sejumlah tempat yang dianggap bisa menjadi tempat berdirinya negara Yahudi di Afrika dan Amerika Selatan, seperti Mozambique, Kongo, Uganda, bahkan Argentina dicalonkan pada 1897, Cyprus pada 1901, Sinai pada 1902, dan atas usulan pemerintahan Inggris, Uganda diusulkan kembali pada 1903. Penyebutan tempat-tempat tersebut mendapat tentangan keras dari para Rabbi Yahudi Konservatif. Apa yang digalang oleh Hertzl dan kelompok Zionisnya dianggap sebagai gerakan sekularis yang menunggangi agama Yahudi. Bahkan dalam Kongres Para Rabbi di Philadelphia-AS, pada akhir abad ke-19, salah satu putusannya adalah menentang adanya satu negara Yahudi yang dipaksakan. Menurut kelompok Rabbi Konservatif ini, Zionisme merupakan gerakan sekuler yang berlandaskan Talmud, sebuah kitab Yahudi, dan bukan Taurat Musa. Bagi para Rabbi, negara Yahudi akan didirikan pada akhir zaman, yakni ketika Sang Messias Yahudi muncul dan memimpin orang-orang Yahudi untuk mendirikan negaranya di Palestina. Bagi kalangan Zionis, berdirinya negara Yahudi tidak harus menunggu kedatangan Messias di akhir zaman, hal ini malah harus dilakukan secepatnya guna menyambut datangnya Messias. Inilah titik tolak perbedaan pandangan antara Yahudi Zionis dengan Yahudi Anti-Zionis yang sekarang ini salah satu kelompoknya adalah Neturei Karta dan juga International Jews Anti Zionist (IJAN). Dr. Chaim Weizmann, juru bicara organisasi Zionisme di Inggris dan pendukung utama Zionisme merupakan seorang pakar kimia yang berhasil mensintesiskan aseton melalui fermentasi. Aseton diperlukan dalam menghasilkan cordite, bahan eksplosif yang sangat berguna dalam semua persenjataan Inggris. Jerman diketahui telah memonopoli ramuan aseton kunci, kalsium asetat. Tanpa kalsium asetat, Inggris tak bisa menciptakan aseton dan tanpa aseton takkan ada cordite. Jadi, tanpa cordite, Inggris saat itu mungkin akan kalah dalam Perang Dunia I. Sebab itu, Inggris sangat berhutang budi pada Yahudi, khususnya kepada Weismann. Inilah mengapa Inggris begitu mendukung kaum Yahudi untuk mendirikan negara di Palestina.Pada 14 Mei 1948 Israel sebagai sebuah negara dideklarasikan dan David Ben Gurion diangkat sebagai PM pertama. PBB mensahkan negara Israel. Langkah PBB ini membuktikan kepada dunia jika lembaga internasional tersebut mendukung penjajahan bangsa Palestina yang dilakukan oleh Zionis Israel. Berdirinya Israel didahului upaya teror, pembunuhan, dan pengusiran terhadap bangsa Palestina, pemilik sah atas Tanah Suci tersebut.

HI Timteng (5)Sistem Politik dan Pemerintahan di Timteng* Sistem Politik, Struktur Kekuasaan Tradisional Pra-Islam di Timur TengahBerdasarkan karakteristik daratannya, penduduk semenanjung Arab terbagi ke dalam dua kelompok utama; orang-orang desa (badui) yang nomad dan masyarakat perkotaan. Orang-orang badui bukan masyarakat gipsi yang mengembara tanpa arah demi pengembaraan semata. Mereka mewakili bentuk adaptasi terhadap kondisi gurun. Dimana ada dataran hijau, mereka menggiring ternaknya ke sana. * Unsur terpenting dalam kehidupan masyarakat badui:1. unta2. pohon kurma3. gurun* Karakteristik masyarakat badui1. keteguhan dan kesabaran: mampu bertahan di gurun2. kepasifan: menanggung beban, daripada mengubah3. enggan mendahulukan kepentingan umum4. berkedudukan setara5. merasa sebagai perwujudan dari pola penciptaan unggulan, bangsa Arab adalah bangsa yang terbaik* Fondasi masyarakat badui1. setiap tenda mewakili sebuah keluarga2. wilayah yang ditempati tenda-tenda membentuk sebuah hayy3. semua anggota hayy membentuk sebuah klan/ qaum yang dipimpin oleh kepala klan yang biasanya dipimpin oleh anggota tertua/ syaikh4. sejumlah klan yang sedarah bersama-sama membentuk suku/ qabilah5. kelayakan seseorang menjadi syaikh dilihat dari senioritas usia, kualifikasi individu, jabatannya selama dikehendaki oleh para anggota suku6. dalam persoalan hukum, militer dan kepentingan bersama, syaikh berkonsultasi dengan dewan suku yang terdiri dari para kepala keluarga7. musibah paling besar adalah putusnya keanggotaaan dalam kesukuan* Terhadap komunitas non-Arab, ada dua perlakuan agar dapat diterima dalam suatu suku:1. bagi mantan budak, maka untuk mendapatkan statusnya, ia menjadi mawla (karib)2. bagi seorang pendatang maka menjadi dakhil (orang yang dilindungi)Kuatnya semangat dan ikatan kesukuan memunculkan semangat yang dikenal sebagai semangat kesukuan ashobiyah. Yaitu loyalitas sukarela dan tanpa syarat kepada anggota klannya.* Kekhalifahan Sebagai Lembaga PolitikSalah satu kekayaan pranata politik Islam yang belum ada tandingannya dalam sejarah umat manusia kapanpun adalah sistem kekhalifahan (Khilafah). Sistem ini telah terbukti mampu membangun hegemoni politik dan budaya yang sangat luas dan jauh lebih besar dibandingkan dengan yang pernah dicapai bangsa-bangsa Eropa. Diktator Jerman, Adolf Hitler, dengan pasukan Nazi-nya yang ditakuti dalam Perang Dunia II hanya pernah melamun untuk membuat bangsa Jerman, sebagai bangsa Aria yang dianggapnya memiliki ras unggul, sebagai bangsa penguasa Eropa. Inggris, Belanda, Perancis dan negara-negara imperialis kolonialis lainnya pernah memiliki daerah koloninya di wilayah-wilayah tertentu di Asia dan Amerika Latin. Tetapi, selain terbilang relatif kecil (yaitu hanya terdiri dari beberapa negara yang terpisah-pisah) wilayah kekuasaan bangsa-bangsa tersebut didapatkan atas paradigma kerakusan ekonomi dan kekuasaan dengan metode penjajahan, kolonialisasi dan penaklukkan. Kaum Muslimin, di pihak lain, pernah memiliki suatu daerah kekuasaan yang sangat luas membentang dari Iran di Timur sampai Spanyol di Barat, dan dari Ethiopia di Selatan sampai Turki di Utara. Wilayah ini meng-cover tiga wilayah benua sekaligus: Asia, Afrika dan Eropa. Berbeda dengan motif-motif ekonomi dan nafsu kekuasaan yang menjadi ruh kolonialisasi oleh negara-negara Eropa, perluasan wilayah Islam digerakkan oleh semangat tauhid dan disemangati oleh ruh spiritual dimana umat Islam menyebarkan agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Khilafah sebagaimana definisi gerakan Islam Sunni adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim yang bertujuan untuk menerapkan hukum syariat Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Itu merupakan peninggalan Khilafah Islam yang suatu ketika pernah terbentang dari Indonesia hingga ke Spanyol selama 1400 tahun. Khilafah bukanlah sistem monarki, demokrasi, autoritarianisme, juga bukan pemerintahan teokrasi, tetapi transaksi kepemimpinan antara Khalifah yang terpilih dengan umat dalam rangka menerapkan hukum-hukum Islam dalam politik di dalam maupun di luar negeri.Perbedaan antara kelompok (aliran) Sunni dan Syiah adalah, bahwa kelompok Sunni bisa menerima kembalinya pemerintahan Islam yang diperintah oleh tiap Muslim yang mempunyai sebagian kualifikasi tertentu, sementara Syiah mensyaratkan agar orang yang memegang kekuasaan untuk menerapkan pemerintahan Islam harus berasal dari keluarga Rasul Muhammad saw. Karena keturunan Rasul saw. telah berakhir, setelah hilangnya atau tidak ditemukannya Imam Keduabelas tahun 941 M, maka memulai kembali penerapan pemerintahan Islam itu mustahil, kecuali kalau Imam Keduabelas ini muncul kembali. Karena itu, Revolusi Iran tidak pernah memproklamirkan atau tidak pernah diterima sebagai khilafah oleh mayoritas Sunni maupun Syiah di dunia Islam.* Pilar-Pilar Pemerintahan IslamSistem pemerintahan Islam dibangun atas empat pilar: Pertama, kedaulatan di tangan syara' bukan di tangan rakyat. Kedua, kekuasaan adalah milik umat. Ketiga, mengangkat satu Khalifah hukumnya wajib bagi seluruh kaum muslimin. Dan keempat, hanya Khalifah yang berhak melakukan tabbani (adopsi) terhadap hukum-hukum syara'.1. Masalah Kedaulatan Islam memerintahkan kepada kaum Muslimin dan negara hanya tunduk kepada hukum syariat Islam. Kehendak seorang muslim atau umat, tidak diatur oleh dirinya sendiri atau umat, melainkan diatur oleh Allah swt dengan seluruh perintah dan larangan-Nya 2. Kekuasaan di tangan umatKekuasaan atau pemerintahan di tangan umat, berdasarkan tatacara yang telah ditentukan oleh syara dalam mengangkat khalifah yang dipilih oleh kaum muslimin, yaitu dengan cara baiat. Umatlah yang berhak memilih penguasa, apakah secara langsung atau melalui ahlul halli wal aqdi. Tidak seorangpun dapat menjadi penguasa kecuali telah dikehendaki umat, yang ditunjukkan dengan baiat. Hanya saja, kekuasaan yang diberikan itu hanyalah untuk menjalankan syariat Islam (kedaulatan Allah) semata. Dalam praktek pada masa kekhilafahan, Islam telah menyerahkan hak ini kepada kepala negara (Khalifah) yang terpilih dalam pemilihan umum. Kepala negara diangkat oleh umat. Oleh karena itu, di dalam Islam kekuasaan berada di tangan umat. Siapapun yang terpilih, maka ia berhak menduduki jabatan sebagai kepala negara. 3. Khalifah yang dipilih dan dibaiat rakyat haruslah satu orang saja dan ini merupakan kewajiban bagi kaum Muslimin.Berkaitan dengan masalah pemerintahan, kekuasaan dan ketaatan kepada ulil amri, serta keterkaitannya dengan hukum syara dan penolakan terhadap hukum thagut (kufur), maka ada dua hal yang penting untuk dikaji. Masalah pertama, kewajiban mengangkat seorang pemimpin (kepala negara). Kaum Muslimin wajib mengangkat seorang ulil amri dan mentaatinya. Ulil amri adalah penguasa yang mempunyai kedudukan paling tinggi dalam kepemimpinan Islam. Ia adalah Khalifah (Imam Al Adzam) yang mengatur seluruh urusan umat Islam (Wali Al Amri). Oleh karena itu, taat kepada Khilafah adalah suatu kewajiban syari atas kaum Muslimin. Dalil di atas adalah sekaligus sebagai kewajiban bagi kaum Muslimin untuk mewujudkan adanya Khalifah (Wali Al Amri). Masalah Kedua, semua hal selalu terkait dengan hukum syara. Dalam pembahasan sistem kekhilafahan ini, memang Al-Quraan tidak menjelaskan secara tegas apakah di dunia ini boleh ada lebih dari satu kepemimpinan Islam. Masalah ini menjadi penting bagi seluruh kaum Muslimin semenjak tercetusnya ide Pan Islamisme oleh Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh. 4. Khalifah berhak mentabani hukum. Khalifah sajalah satu-satunya yang berhak untuk menetapkan hukum* Pengaruh Penjajah Terhadap Sistem Politik Pemerintah di Timur TengahRenaisance yang terjadi di Eropa membawa perubahan besar bagi konstelasi dunia. Perlahan bangsa-bangsa Eropa mulai bersinar di kancah dunia. Portugis, Spanyol, Prancis, Inggris mulai menjadi negara-negara yang berpengaruh dikancah politik dunia, menandingi hegemoni dari khilafah Turki Utsmani, pewaris kekhilafahan Islam. Perlahan tapi pasti terjadi penjelajahan dunia yang berujung kepada imperialisme dan kolonialisme. Dan proses ini bersentuhan juga dengan kawasan Timur Tengah.Beberapa faktor yang mendukung proses kolonialisasi di kawasan Timur Tengah, beberapanya adalah:1. jarak yang dekat dengan Eropa Selatan2. jarak yang jauh dari pusat dan jantung Islam di Asia Barat3. lemahnya tradisi Islam4. proporsi keturunan Berber dan Eropa yang lebih banyak membuat penduduk lebih bertindak mandiriDi daratan Arab, wilayah Afrika Utara merupakan wilayah yang pertama lepas dari kekhilafahan Turki Utsmani. Aljazair merupakan negeri yang pertama kali lepas ketika tahun 1830, pasukan Prancis mendarat dan 18 tahun kemudian negeri itu dideklarasikan sebagai bagian dari wilayah Prancis. Tahun 1881, Prancis menguasai Tunisia, dan seperti Aljazair diberikan status negara protektorat. Tahun 1901 Prancis menaklukan Maroko. Tripolitania direbut oleh Italia dan menjadi negara Libya tahun 1934. Kolonialisme tentunya melahirkan pemikiran baru dalam khazanah perpolitikan negara jajahan. Sistem politik Islam mendapatkan bandingan dari sistem politik yang dianut negara penjajahnya. Setidaknya ada 2 respon yang muncul:1. menolak, dengan anggapan sistem Islam sudah final. Dan sikap ini melahirkan perlawanan secara total kepada negara penjajahnya2. menerima, tentunya berkat proses edukasi yang dilakukan negara penjajah terhadap warga pribumi. Dan penerimaan ini bisa bersifat total, sampai mengadopsi penuh sistem politik yang diterapkan negara penjajah. Juga dapat berupa penyesuaian dengan sisa-sisa pemikiran Islam yang masih tinggalLahirlah model sistem pemerintahan Republik, Kerajaan, dengan berbagai variannya.

HI Timteng (6)Geopolitik Timteng* Geografi, Geopolitik dan Kultural Kawasan Timur Tengah* Penamaan Timur TengahSejauh ini belum ada kesepakatan mengenai definisi Timur Tengah (Middle East), dan bahkan nama Timur Tengah belum disepakati secara universal. Penamaan Timur Tengah muncul secara resmi oleh orang Inggris untuk menyebutkan kawasan yang meliputi semua negara Asia yang terletak di sebelah selatan Uni Soviet (kini Rusia dan CIS), dan sebelah barat Pakistan, termasuk Mesir.Nama lain yang muncul untuk menyebutkan kawasan ini adalah Timur Dekat (Far East), Istilah yang lebih tua. Yang dilingkupi oleh istilah ini adalah Asia Barat Daya dan wilayah-wilayah Eropa Tenggara yang pada masa lalu berada dibawah kontrol Khilafah Turki Utsmaniyah (Ottoman).Dalam perkembangan terakhir, negara-negara yang sering diikutkan dalam penamaan kawasan Timur Tengah antara lain: Suriah, Libanon, Palestina, Israel, Mesir, Arab Saudi, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Irak, Kuwait. Lalu negara-negara Afrika Utara juga diikutkan: Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mauritania, Sahara Barat, Sudan, Etiopia, Eritrea, Jibouti. Selain itu kadangkala negara-negara berikut juga diikutkan: Iran, Pakistan dan Turki.* Gambaran Tentang Peta Bumi Kawasan Timur TengahTimur Tengah memiliki posisi geografis yang unik. Ia merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan Eropa, Asia dan Afrika, dan dengan demikian ia menguasai jalan-jalan strategis yang menuju ke tiga benua tersebut. Jalan-jalan strategis tersebut antara lain: Selat Bosphorus yang menghubungkan Laut Mideterania (Laut Tengah) dengan Laut Hitam, Terusan Suez yang menghubungkan Laut Mideterania (Laut Tengah) dengan Laut Merah. Selain itu juga terdapat rute-rute perdagangan kuno via darat yang melewati kawasan ini.Dipandang sebagai bagian dari Asia (Asia Barat Daya), Timur Tengah terletak di dalam zona tengah yang membentang di sepanjang benua raksasa ini, kira-kira antara garis lintang 30-40. Disebelah utara zona tengah ini terletak daratan Rusia yang luas. Di sebelah selatannya terdapat ujung-ujung semenanjung Asia, yang sebagian besar berada dalam kontrol Barat. Secara tradisional, Timur Tengah adalah kawasan yang diperebutkan antara kekuatan darat Rusia dan kekuatan laut Barat.* Kondisi Sosio-KulturalSecara politis dan kultural, Timur Tengah dibagi kedalam dua wilayah utama; Sabuk Utara dan Inti Arab. Sabuk Utara dari segi etnik, mayoritas adalah non-Arab dan berbatasan langsung dengan Uni Soviet (Rusia). Turki, Iran dan Afghanistan berbeda dalam banyak hal dengan negara-negara Timur Tengah lainnya.Sabuk Utara memisahkan dan melindungi Inti Arab dari Rusia (Uni Soviet). Sebagai garis pertahanan yang tidak merata, namun yang terkuat terletak pada Turki dan yang terlemah ada pada Iran.Inti Arab terbagi atas daerah Bulan Sabit Subur (fertile crescent) dan wilayah Laut Merah. Daerah Bulan Sabit Subur mencakup Irak (Mesopotamia/ negeri dua sungai yang pernah kaya) dan pesisir Mediterania Asia, yang terdiri dari Suriah, Libanon, Yordania, Israel dan Palestina. Daerah ini merupakan tempat migrasinya rumpun Semit yang kemudian dikenal sebagai bangsa Babilonia, Assyria, Phoenisia dan Ibrani. Wilayah Laut Merah, terdiri atas dua bagian, daerah Timur yang terbentang gurun kering Jazirah Arab (pulau Arab), yang penduduknya jarang, kaya akan minyak, dan tenggelam akan tradisi Muslim. Di sebelah Barat terdapat Mesir, negeri yang hidup dari sungai terpanjang di dunia, Sungai Nil yang merupakan sumber kesuburan di negeri yang memang tandus. Timur Tengah lainnya adalah daerah Afrika Utara (maghreb). Secara geografis dikitari permukaan pegunungan, Mediterania dan Atlantik, sehingga menikmati iklim yang lebih sedang dibandingkan dengan daerah Timur Tengah lainnya. Daerah ini juga cenderung lebih dekat dengan Eropa dan menciptakan interaksi baik secara ekonomi atau kultural dengan negara-negara Eropa.Kawasan Timur Tengah merupakan kawasan tempat lahirnya tiga agama besar dunia. Selain itu juga, dari Timur Tengah lahir peradaban-peradaban besar dunia. Bahasa Arab, menjadi bahasa utama yang digunakan di Timur Tengah, pada abad pertengahan, selama ratusan tahun bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan, budaya dan pemikiran progresif di seluruh wilayah dunia beradab. Berbagai bahasa di dunia sampai saat ini memperlihatkan adanya pengaruh bahasa Arab dalam berbagai bahasa serapannya. Alfabet Arab (huruf Hijaiyah) merupakan sistem yang paling banyak dipakai di seluruh dunia, disamping aksara Latin.* Niai Strategis Kawasan Timur TengahSelain memiliki keunikan geografis, Timur Tengah memiliki sifat lain yang khas. Timur Tengah merupakan pusat dunia Islam. Di Timur Tengah terdapat tempat-tempat paling suci Islam dan lembaga-lembaga keilmuan Islam tertinggi. Agama dan budaya Muslim telah meresap ke seluruh masyarakat Timur Tengah dan telah memenuhinya dengan sikap-sikap filosofis sehingga hanya revolusi radikal yang mungkin mengubah prilakunya. Namun, di tanah suci Palestina, Timur Tengah memiliki fokus aspirasi-aspirasi Yahudi serta Kristen.Kawasan Timur Tengah pada zaman sekarang menempati kedudukan strategis dalam percaturan politik internasional karena beberapa alasan:1. kawasan ini menyimpan reserve minyak yang paling besar dibandingkan dengan kawasan lain, sehingga dalam zaman dimana energi minyak menjadi barang yang sangat langka, Timur Tengah memegang peranan sangat menentukan dalam percaturan politik dan ekonomi internasional2. negara-negara di Timur Tengah, berkat kekayaan yang diperoleh dari rezeki minyak, telah menjadi negara-negara pengimpor senjata dari Timur maupun dari Barat. Kawasan ini sangat menarik bagi negara-negara pengekspor senjata yang dengan mudah dapat memperoleh devisa secara sangat menguntungkan lewat lalu lintas perdagangan senjata mereka. Amerika Serikat, Uni Soviet (Rusia), Inggris, Prancis, beberapa negara Eropa Timur dan sejumlah negara Amerika Latin serta Republik Rakyat Cina adalah negara-negara yang menaruh minat besar dalam perdagangan senjata di Timur Tengah3. berkat bonanza minyak itu, Timur Tengah telah menjadi benua ekonomi yang mampu menyedot berbagai komoditi dari luar. Negara-negara industri dari Barat maupun dari Asia, terutama Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan selalu mengincar kawasan Timur Tengah sebagai pasar yang cukup gemuk untuk berbagai produk industri mereka. Oleh karena itu Timur Tengah tidak saja memiliki nilai strategis, tetapi juga bernilai ekonomis.4. konflik antar negara Timur Tengah, terutama sekali antara Israel dan negara-negara Arab mempunyai dimensi internasional dan melibatkan campur tangan negara-negara superkuat Amerika dan Uni Soviet (Rusia). Perdamaian dan keamanan internasional sampai batas tertentu dipengaruhi oleh konflik-konflik yang terjadi di kawasan ini. Dengan kata lain, hampir setiap konflik besar yang terjadi di Timur Tengah mengimbas ke kawasan lain dan ikut mengguncang stabilitas kawasan tersebut5. Timur Tengah secara geografis, geopolitis, dan geostrategis merupakan kawasan yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat internasional, justru karena letaknya yang menghubungkan benua Eropa, Afrika, dan Asia. Beberapa negara Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan wilayah Uni Soviet (Rusia) menambah arti penting kawasan ini secara keseluruhan6. Timur Tengah terbukti dalam sejarah telah menjadi the cradle of civilization (asal muasal peradaban). Bukan itu saja, bahkan semua agama wahyu diturunkan di kawasan Timur Tengah. Agama Yahudi, Kristiani dan Islam, semuanya dilahirkan di Timur Tengah. (Taylor, 1990 :v-vi)* Energi Masa Depan di Timur TengahMinyak bumi dan gas alam, sungguh dan Timur Tengah adalah pemain kunci energi masa depan. Maka tidak heran secara geopolitik kawasan ini sangat strategis dan konflik berkepanjangan di kawasan akan senantiasa diciptakan.Presiden AS, George W Bush, dalam pidato kenegaraan 31 Januari 2007, mengatakan bahwa Pemerintah AS berencana mengurangi ketergantungan minyak pada Timur Tengah sampai 75 persen tahun 2025 dengan memfokuskan pada bahan bakar alternatif, seperti etanol dan biodiesel. Apa dalam kepala Bush sehingga ia berani sesumbar demikian? Bukankah ia berteman dengan Arab Saudi untuk minyak? Juga telah menyerang Afghanistan bagi keamanan pasokan minyak? Menyerbu Irak, (dan sebentar lagi Iran) juga dengan dalih minyak? Menurut Statistik OPEC (2005), konsumsi minyak USA mencapai 20,17 juta barel perhari dari total konsumsi dunia yang mencapai 77,52 juta barel per hari atau hampir sepertiga kebutuhan minyak dunia. 74,6 persen kebutuhan minyak USA adalah impor. Walau hanya sedikit memang yang berasal dari Timur Tengah (beturut-turut lima pengimpor terbesar AS adalah Kanada, Meksiko, Arab Saudi, Venezuela, dan Nigeria), namun dengan memanasnya hubungan dengan kelompk kiri Amerika Latin yakni Venezuela, maka AS tetap membutuhkan Arab Saudi dan Timur Tengah khususnya. Apalagi negara-negara tersebut adalah sesama anggota OPEC, dan solidaritas OPEC bisa menjadi kunci sebagaimana boikot terhadap Israel saat terjadi konflik Arab-Israel tahun 1970-an. Inikah yang ditakutkan USA (sentimen anti-USA)? * Ladang Minyak dan Gas Masa Depan Masih dari Statistik OPEC (2005), produksi minyak OPEC sebesar 42,7 persen dari produksi minyak dunia, dimana keseluruhan Timur Tengah sendiri mencapai 40 persen dari produksi dunia, dengan tingkat ekspor menguasai 50,9 persen pasar ekspor minyak dunia. Sementara dari sisi cadangan terbukti (proven) minyak dunia sebesar 1,15 triliyun barel, OPEC masih mempunyai cadangan terbukti diatas 78,4 persen dunia yaitu sebesar 904,25 milyar barel, dan kawasan Timur Tengah memilki cadangan terbukti minyak paling besar yaitu 742,68 milyar barel (75 persen). (disusul berturut-turut Amerika Latin, Afrika, Eropa Timur, Asia Pasifik, Amerika Utara dan Eropa Barat). Sementara itu, gas alam sebagai bagian dari migas saat ini mulai dikembangkan di negara-negara Timur Tengah dan OPEC. Pada awal berdirinya, share produk gas alam OPEC hanya 3 persen dari produk gas alam dunia. Saat ini (2005), share produk gas alam OPEC sudah menembus angka 17,6 persen sebesar 498,375 milyar m3 dari produk gas alam dunia sebesar 2,836 trilyun m3. Produksi tertinggi gas alam masih dari wilayah Eropa Timur Rusia, disusul Amerika Utara, Asia Pasifik, Timur Tengah, Eropa Barat, Amerika Latin dan Afrika. Saat ini Rusia menjadi pemain kunci energi dunia dari sektor gas alam ini dengan produksi sebesar 801,5 milyar m3 atau mencapai 40 persen. Untuk kawasan Amerika Utara pemain kunci adalah USA, Iran untuk kawasan Timur Tengah, kawasan Asia Pasifik oleh Indonesia dan Amerika Latin oleh Argentina. Untuk energi gas alam masa depan, Timur Tengah menjanjikan prospek yang cerah. Hal ini dikarenakan cadangan terbukti dunia sebesar 180,238 trilyun m3 terbesar berada di kawasan ini dengan 72,977 trilyun m3 (45 persen) disusul Eropa Timur dan Amerika Utara Kontribusi inilah yang menunjukkan dominasi dan kekuatan utama negara-negara Timur Tengah dan menjadikan posisi tawar yang menguntungkan utamanya dalam pemenuhan kebutuhan energi minyak dan gas dunia. Posisi tawar inilah bisa menjadi senjata yang ampuh dalam permainan geopolitik global. Krisis politik di beberapa negara pemain energi utama, terutama Iran dan Venezuela, serta ditambah dominasi dan arogansi USA, ditakutkan akan mengulangi sejarah kelam konflik Arab-Israel terdahulu. Pada awal tahun 2007 saja, harga minyak mentah mendekati tingkat rekor tertingginya dalam beberapa tahun terakhir belakangan ini hingga mendekati rekornya senilai 70,85 dolar AS per barrel. George Soros, yang termasuk pemodal global pun menyimpulkan bahwa tahun 2006 yang telah lewat adalah tahun berbahaya sepanjang menyangkut minyak. Sekarang ini sedikit ekonom yang siap memprediksi penurunan harga minyak selama kedepan, bahkan prediksi sejumlah analis ekonomi bahwa angka 70 dollar AS per barrel dapat menjadi harga dasar mulai awal tahun 2007. Dan AS, mungkin telah melihat fenomena tersebut dan bersiap mengantisipasi bahwa minyak dan gas akan menjadi senjata politik ampuh di masa depan.

HI Timteng (7)Perang Arab-Israel 1948Bangsa Palestina tidak pernah merasakan keamanan bernegara sebagaimana layaknya bangsa yang berdaulat. Hal itu dikarenakan perang yang berkelanjutan untuk mempertahankan tanah air mereka dari tangan Zionis Yahudi. Salah satu dari rentetan peperang dengan bangsa penjajah itu adalah perang Arab-Israel tahun 1948 yang merupakan perang perdana antara Israel dan bangsa Arab. Selain itu, perang ini juga merupakan permulaan bagi rakyat palestina untuk memasuki deretan masa malapetaka dasyat (An-Nakbah) dalam sejarah. Dimana pada waktu itu, Israel berhasil merampas 77% wilayah Palestina dan mengusir kurang lebih 2/3 penduduknya.Terjadinya perang ini merupakan bentuk protes bangsa Arab atas dikeluarkannya Resolusi PBB No. 181 tanggal 29 November 1947, yang membagi wilayah Palestina sebesar 54% kepada bangsa Yahudi yang pada waktu itu hanya berjumlah 30% dari jumlah rakyat Palestina, dan 45% kepada bangsa Arab, sedangkan 1% yaitu Al-Quds dijadikan wilayah internasional.* Kondisi dan Kekuatan MiliterUntuk lebih memahami perkembangan dan hasil dari perang ini, perlu kiranya kita menilik kondisi dan kekuatan tiap kubu yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.A. Bangsa PalestinaBangsa Palestina baru mengakhiri usaha perjuangan keras untuk melawan kolonialisme Inggris dan masih berada dalam tekanan hukum militer yang ketat selama berlangsungnya Perang Dunia II (1939-1945).Bangsa Palestina tidak memiliki sosok pemimpin yang berpengalaman dan cakap dalam bidang ekonomi dan politik dan mampu mengatur kekuatan serta memobilisasi masa untuk membela tanah air mereka.Tidak sedikit dari pembesar bangsa Palestina tidak bisa masuk ke negaranya dikarenakan kondisi politik yang mengalami berbagai konflik internal maupun eksternal.Perekonomian yang lemah mengakibatkan kekuatan militer Palestina tidak memungkinkan mereka untuk menambah persenjataan. Bahkan sebagian besar bantuan senjata dari negara-negara Arab, sudah tidak layak pakai dan kwalitasnya dibawah rata-rata.B. Negara-negara ArabKondisi sebagian negara-negara Arab waktu itu masih berstatus jajahan negara asing atau baru merdeka dan belum memiliki kekuatan yang kuat untuk berperang.Tentara Arab tidak memiliki pengalaman perang yang cukup, karena belum pernah terjun langsung dalam peperangan. Bahkan sebagian dari mereka datang ke medan perang tanpa persiapan matang seperti tentara Irak. Selain itu, mereka juga tidak begitu mengetahui secara detail tentang keadaan Palestina.Walaupun negara-negara Arab telah mengambil alih perihal kemerdekaan Palestina, akan tetapi mereka tidak mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk berperang, bahkan terkesesan meremehkan eksistensi kekuatan militer bangsa Yahudi yang berjuang mati-matian.Tentara Arab lemah dalam pengaturan strategi karena tidak meiliki pemimpin yang punya otoritas dalam menggabungkan kekuatan mereka.Panglima tentara Yordania asal Inggris Jendral Jloub, melarang keras para pasukannya untuk keluar dari batas wilayah yang telah ditetapkan PBB. Dengan kata lain, tujuan keikutsertaan mereka dalam perang ini bukan untuk kemerdekaan Palestina akan tetapi demi memperjuangkan ketetapan PBB.Bangsa Yahudi berhasil menyusup kedalam barisan tentara Palestina untuk melemahkan kekuatan mereka, bahkan menyebarkan isu kepada tentara Arab bahwa musuh mereka sebenarnya adalah bangsa Palestina. Sebagian tentara Arab terhasut dan mereka akhirnya melucuti senjata dari tangan tentara Palestina.Persenjataan tentara Arab tergolong lemah bila dibandingkan dengan kekuatan militer Yahudi karena mereka mendapatkan suplai senjata dari negara-negara besar.C. Zionis YahudiPerkembangan bangsa Yahudi dalam pembangunan sarana dan instansi dalam bidang pendidikan, ekonomi, militer, sosial dan politik sangat pesat terkhusus selama masa kolonialisme Inggris.Para perwira tentara Yahudi memiliki pengalaman dan wawasan yang luas dalam berperang maupun mengatur strategi.Tentara Yahudi mendapatkan dukungan politik, ekonomi dan militer dari negara-negara besar yang merasa akan mendapat keuntungan dengan berdirinya negara Yahudi.Zionis Yahudi dapat mengerahkan tentara dengan persenjataan lengkap dengan jumlah 60-70 ribu tentara dan 26 ribu diantaranya berpengalaman dan pernah ikut serta dalam Perang Dunia II.Menurut bangsa Yahudi, perang ini adalah perang antara hidup dan mati dalam memperjuangkan eksistensi mereka. Dengan alasan ini, mereka berhasil mengerahkan kemampuan semaksimal mungkin untuk melawan Palestina dan mendapat dukungan dari kaum Yahudi di seluruh dunia.Kondisi ekonomi dan hubungan politik yang kuat dengan negara lain, memudahkan Yahudi untuk menambah persediaan senjata dengan membelinya dari negara-negara besar.D. Dunia InternasionalSelama tiga puluh tahun, Inggris berhasil mengembangkan dan memajukan bangsa Yahudi. Disisi lain, bangsa Palestina terpuruk dan dihambat kemajuannya baik dalam bidang politik, ekonomi ataupun militer.Eksistensi bangsa Yahudi diuntungkan dengan dukungan dua kekuatan besar saat itu yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, dengan ini mereka berhasil meraih kepercayaan internasional untuk membangun negara sendiri.Inggris menggunakan kekuasaannya untuk menekan negara-negara Arab (Mesir, Yordania dan Irak) agar tentara mereka tidak menembus batas garis merah kekuasaan Inggris, sebagaimana mereka melarang datangnya bala tentara bantuan dari organisasi-organisasi Arab seperti Al-Ikhwan Al-Muslimun yang berada di Mesir.Keluarnya keputusan untuk melarang penjualan senjata kepada kubu bangsa Arab dan tidak demikian halnya untuk kubu Yahudi.Perbandingan jumlah tentara antara dua kubu yang saling berperang menurut penelitian DR. Haitsam Al-Kailani dalam bukunya Strategi Militer Perang Arab-Israel, adalah sebagai berikut:Masa sebelum masuknya tentara arab (Desember 1947 - Mei 1948)Arab: 12.000; Yahudi: 60.000Masa ketika masuknya tentara Arab Arab: 21.000; Yahudi: 67.000Akhir masa perangArab: 40.000; Yahudi: 106.000Pada masa awal-awal peperangan, kekuatan militer resmi kubu bangsa Arab terdiri dari 6.000 tentara Mesir, 1.500 tentara Suriah, 1.500 tentara Irak, 4.500 tentara Yordania, 1.500 tentara Saudi Arabia dan 1.000 tentara Lebanon. Selama peperangan berlangsung, jumlah tentara Mesir bertambah hingga 20.000 tentara, begitu juga dengan negara-negara Arab lainnya.* Kekuatan Militer Informal Bangsa ArabSelain tentara dari negara-negara Arab yang ikut membela Palestina, gerakan dan organisasi masyarakat Arab pun turut andil dalam memperjuangkan tanah suci tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut:1. Pasukan Al-Jihad Al-MuqaddasAdalah sebuah pasukan yang dibentuk oleh Lembaga Tinggi Arab untuk Palestina dan dipimpin oleh Abdul Qadir Al-Husaini yang tewas dalam pertempuran Al-Qasthal pada 8 April 1948. Pasukan ini terdiri dari kurang lebih 10.000 tentara dengan persenjataan yang tergolong kurang, karena para pemimpin organisasi-organisasi Arab bersekongkol dengan Lembaga Tinggi Arab untuk tidak menyalurkan bantuan berupa senjata ataupun uang kepada mereka. Karena hal itu, Abdul Qodir Al Husaini pemimpin pasukan ini, berseru dengan lantang dihadapan ketua Komite Militer Arab yang menolak untuk menyalurkan bantuan berupa senjata kepada mereka dan berkata: Kalian adalah pengkhianat, kalian adalah penjahat, sejarah akan mencatat bahwa kalianlah yang menghancurkan dan menelantarkan Palestina.Pasukan ini tersebar disebagian besar kota dan desa di Palestina, juga memiliki peran penting dalam perlawanan akan tetapi fasilitas yang kurang memadai menghambat mereka untuk dapat lebih maksimal dalam berjuang.2. Pasukan Al-InqadzPasukan ini berdiri berdasarkan ketetapan dari Al-Jamiah Al-Arabiyah. Mayoritas pionernya adalah sukarelawan dari negara-negara Arab. Jumlah sukarelawan yang terdaftar dalam pasukan ini kurang lebih adalah 10.000 orang, akan tetapi yang berhasil masuk wilayah Mesir hanya sekitar 4.630 tentara.Gerakan pasukan ini berpusat di wilayah bagian utara dan tengah Palestina dengan Fauzi Al-Qawaqaji sebagai pimpinan mereka. Komposisi barisan pasukan ini sangat beragam, mulai dari para tentara ahli hingga sukarelawan yang tidak punya wawasan perang sama sekali, diantara mereka yang bergabung terdapat para pemuda yang terpanggil oleh imannya dan memiliki tekad kuat untuk berkorban demi tanah air. Akan tetapi didapati juga dalam barisan ini para penyusup yang memanfaatkan kesempadan dalam kesempitan, dengan mengadakan operasi pencurian di daerah yang seharusnya mereka jaga. Hal ini memberikan dampak negatif khususnya kepada Fauzi Al-Qawaqaji, hingga ia dipandang sebagai pemimpin yang tidak becus dan tidak bertanggung jawab.3. Al-Ikhwan Al-MuslimunKeikutsertaan Al-Ikhwan Al-Muslimun pada perang Arab-Israel tahun 1948 menjadi salah satu contoh terbaik bagi gerakan dan organisasi Arab yang memperjuangkan keutuhan umat Islam. Para pengikut gerakan ini bersatu dari berbagai negara seperti Mesir, Yordania dan Irak untuk mengadakan mobilisasi masa bersar-besaran dan mengumpulkan bantuan harta benda juga senjata untuk para tentara di Palestina.* Kronologi Perang 1948Masalah pertama perang Arab-Israel bermula pasca dikeluarkannya resolusi PBB No. 181 tanggal 29 November 1947 hingga akhir masa kolonialisme Inggris dan masuknya tentara Arab ke Palestina. Pada saat itu, persediaan senjata Palestina sangat kurang dan perekonomian mereka lemah. Sedangkan di sisi lain, Yahudi justru mengimpornya senjata-senjata baru dan canggih dalam jumlah besar.Konflik internal terjadi dan mengakibatkan kemunduran bagi Palestina khususnya pada bulan April 1948 pasca tewasnya Abdul Qadir Al-Husaini dalam pertempuran Al-Qasthal, dan peristiwa dibunuhnya Dir Yasin oleh tentara Yahudi yang menyebabkan jatuhnya korban sebanyak 253 warga Palestina. Dengan itu, kota-kota penting di Palestina jatuh ke tangan Yahudi diantaranya Tiberias takluk pada 19 April, Hiva pada 22 April, Bisan dan Shafd pada 12 Mei dan Yafa pada 14 Mei.Pada awal-awal perang, pasukan Arab menunjukkan keberhasilan yang lumayan. Tentara Mesir dapat menguasai garis wilayah Al-Majdal Al-Fallujah Bait Jabrin Al-Khalil dan garis Usdud Al-Qasthina, juga berhasil mengisolasi tentara Yahudi di An-Naqab. Sedangkan bala tentara Yordania memfokuskan penjagaan di daerah tengah Palestina yang mencakup Al-Quds, Ramallah dan daerah yang berjarak sekitar 10 km dari Tel Aviv. Hal yang sama juga dilakukan oleh tentara Irak dan Suriah. Secara umum Palestina masih menguasai 80-82% luas wilayah hingga masuknya bala tentara negara-negara Arab. Posisi tentara Yahudi terancam di beberapa titik, namun di lain tempat mereka justru menguasainya seperti di sebagian utara Palestina pasca ditaklukannya kota Aka pada 17 Mei 1948.Pada masa gencatan senjata pertama (11 Juni - 8 Juli 1948), berdasarkan keputusan Majelis Keamanan Internasional, Yahudi mendapatkan bantuan berupa 40 pesawat tempur dan senjata berat lainnya. Sedangkan bangsa Arab dilarang mengadakan transaksi jual beli senjata. Ketika perang kembali dimulai, dengan begitu mudah Yahudi dapat memperluas jajahannya. Hanya dalam waktu tiga hari Yahudi dapat menaklukkan kota Al-Lad dan Ramallah juga memperluas kekuasaan hingga tengah Palestina bagian timur.Yahudi memanfaatkan masa gencatan senjata kedua untuk memperluas jajahannya. Mereka memfokuskan serangan besar-besaran pada 15 Oktober ke daerah selatan Palestina, hingga akhirnya terbukalah jalan bagi mereka untuk menggapai wilayah Yahudi yang terisolasi disana.Keadaan seperti ini terus berlanjut dan tentara Arab pun satu persatu dapat dupukul mundur oleh Yahudi, hingga takluknya wilayah utara Palestina pada 29-31 Oktober 1948. Dengan ini, Yahudi berhasil menguasai 77% tanah Palestina dan mendirikan negara Israel di sana.Tentara Yahudi mengalami kesulitan yang luar biasa pada awal peperangan selama enam bulan akan tetapi setelah itu mereka dengan mudahnya merebut tanah-tanah Palestina. Rakyat Palestina di tiap daerah telah berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan tanah air mereka, hingga tidak luput satu desa pun dari pengalaman perang dan kesedihan karena kekalahan yang diakibatkan kurangnya persediaan senjata dan strategi perang yang kurang canggih.Pasca perang ini, bangsa Yahudi mengusir sekitar 800.000 penduduk Palestina (dari jumlah keseluruhan satu juta jiwa) dari tanah mereka. Sekitar 290.000 warga Palestina mengungsi dan dilarang untuk kembali sampai saat ini.* PenutupPerang Arab-Israel tahun 1948 merupakan wujud ketidakpuasan bangsa Arab atas Resolusi PBB yang membagi wilayah Palestina secara tidak adil. Bangsa Yahudi yang berjumlah hanya 30% dari rakyat Palestina diberi 54% dan 1% dijadikan wilayah internasional sedangkan sisanya deserahkan pada bangsa Arab.Kekalahan bangsa Arab dalam peperangan ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah kondisi militer yang belum cukup kuat dan berpengalaman serta ekonomi yang lemah. Di lain pihak bangsa Yahudi mendapat bantuan dan dukungan internasional dari negara-negara yang merasa diuntungkan dengan berdirinya negara Israel. Selain itu, pihak Yahudi berhasil menyusupkan beberapa utusannya untuk membuat konflik internal di tubuh bangsa Arab dan mengacaukan konsentrasi mereka.Tidak hanya pasukan-pasukan resmi dari tiap negara Arab yang ikut andil dalam peperangan ini, gerakan dan organisasi masyarakat Arab pun ikut serta membantu mempertahankan tanah Palestina tersebut seperti gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun.Secara umum, rakyat Palestina dan bangsa Arab telah berusaha sekuat tenaga melawan bangsa Yahudi, namun fakta membuktikan yang sebaliknya. Peperangan antara Palestina atau umat Islam secara keseluruhan dengan Yahudi tidak akan pernah berhenti. Maka, sudah selayaknya selaku sesama Muslim turut andil dalam perjuangan tersebut dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, agar segala bentuk kezaliman Yahudi dapat diberantas dari muka bumi ini.

HI Timteng (8)Revolusi Iran* Sebab-sebab Revolusi di Iran* Massa Mohammad Reza Syah (1941-1979)Iran di bawah Mohammad Reza Syah adalah monarki konstitusional yang semu. Karena terhimpit oleh penjajah maka Syah menyusun program untuk menyerukan pembangunan negara sekuler dan rezim nasionalis yang memusat dan selanjutnya program itu diarahkan kepada modernisasi masyarakat yang sejalan dengan modernisasi Barat. Antara tahun 1960 dan 1977 pemerintah menempuh langkah-langkah mengkonsolidasikan pemerintahan otokratik mereka, mereformasi struktur pemilikan tanah, memodernisasi ekonomi industrial, memperkokoh kekuatan militer yang mengamankan supremasi regional mereka, dan mereformasi struktur sosial Iran.Seluruh program modernisasi yang dicanangkan Syah mengacu kepada modernisasi yang telah dilaksanakan Barat. Ini adalah bagian dari keinginan rezim Syah untuk menjadikan Iran sebagai negara maju seperti Amerika atau negara Eropa lainnya. Sejak awal tahun 1960-an pemerintah Iran mulai mendatangkan tenaga-tenaga teknisi asing ke Iran. Banyaknya tenaga-tenaga pekerja asing yang masuk ke Iran, terutama yang berasal dari Amerika Serikat, menjadi salah satu faktor meluasnya pengaruh kebudayaan Barat di Iran. Sampai tahun 1978 jumlah orang Amerika yang bekerja di Iran mencapai 60.000 orang. Meluasnya pengaruh kebudayaan Barat dalam bentuk seperti pornografi, minuman keras, musik pop, film, dan tempat-tempat hiburan sangat terasa di kalangan penduduk kota terutama generasi mudanya. Kondisi politik di Iran di bawah rezim Syah, menurut Syariati, sebagai negara jajahan Barat (weststruckness), negara yang tidak lagi mempunyai identitas dan mengalami pembaratan dalam segala bidang kehidupan. Pembaratan yang dimaksud adalah berbagai proyek modernisasi yang telah dilakukan oleh rezim Syah dalam segala segi kehidupan masyarakat dan bangsa Iran. Modernisasi itu meliputi pembaharuan ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, pertahanan keamanan yang Barat sentris sehingga ujung-ujungnya adalah sekularisasi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di Iran. Revolusi ini dikenal dengan revolusi putihWalaupun Iran secara formal menegaskan jati dirinya sebagai negara yang berdasar Islam-Syiah, akan tetapi dalam realitas sehari-harinya sangatlah jauh dari prinsip-prinsip nilai dasar (basic values principles) Islam, namun merupakan negara yang dijajah bangsa Barat. Hal ini oleh kalangan ulama dianggap sebagai suatu ancaman terhadap nilai-nilai agama Iran yang selama ini telah dianggap sebagai sesuatu yang menyatu dengan masyarakat Iran. Program modernisasi menimbulkan beberapa dampak yang sangat menonjol terhadap masyarakat Iran. Ia memperbanyak kader intelektual, pegawai, militer, menejer perusahaan, tenaga kerja ahli didikan Barat atau yang terdidik dalam sistem pendidikan modern. Sejak awal program tersebut membangkitkan kecemasan ulama yang akhirnya menimbulkan perlawanan kalangan ulama, pedagang, dan intelektual haluan kiri yang menentang konsolidasi kekuasaan rezim Syah, ketergantunagn pada dukungan asing.* Sekilas Tentang Ayatulloh Khomeini Khomeini lahir pada tanggal 24 September 1902, yang diberi nama Ruhullah di Khomein. Pendidikannya dimulai dari sebuah maktab dikotanya yang kemudian diasuh beberapa orang guru dan Sayyid Murtaza (Ayatullah Pandideh) yang merupakan kakaknya sendiri. Ruhullah kemudian dikirm oleh Murtaza untuk belajar kepada Ayatullah Abdul Karim Ha`iri. Banyak buku-buku yang ditulis oleh Ruhullah, diantaranya Kasy Al-Ashar yang merupakan jawaban atas tuduhan-tuduhan terhadap kaum Syiah. Tahun 1972 ia mengajarkan kuliah tentang jihad yang besar yaitu melawan hawa nafsu manusia sendiri dan tentang politik. Baginya pendirian pemerinthan Islam tergantung dan ditujukan pada penyucian spiritual tentang masyarakat muslim dan pemimpinnya. Ketertarikannya terhadap politik membuat memimpin revolusi di Iran. Tahun 1979 ia berhasil menggulingkan pemerintahan Reza Shah. Rezim Khomeini mendukung sayap-sayap fundamentalis Hizbullah dan Hamas sebagai saran untuk mengalihkan perhatian dari ketegangan internal di Iran. Komposisi sosial dari kelompok-kelompok ini utamanya berasal dari kaum proletar-tak terpelajar. Pada tanggal 3 Juni 1989 Khomeini meninggal dan digantikan oleh pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei.Revolusi Iran sebenarnya dimulai pada awal tahun 1977 dan tanda kejatuhan Dinasti Pahlevi mulai terlihat pada awal tahun 1977. Pada saat itu, Presiden Amerika yang baru dilantik, Jimmy Charter, menjadikan isu Hak Asasi Manusia/ HAM sebagai arah dalam kebijakan luar negerinya. Iran sebagai salah satu sekutu Amerika harus menerima kebijakan itu kalau ingin bantuan Amerika kepada Iran pada sektor ekonomi dan militer tetap berlanjut. Dalam kondisi seperti ini, mau tidak mau, rezim Shah harus mengikuti kebijakan Amerika, karena secara faktual Iran sangat tergantung kepada Amerika. Pada Pebruari 1977, Shah melepaskan 357 tahanan politik. Sayangnya, kebijakan yang cukup populer ini tidak diikuti dengan kesungguhan Shah untuk mengungkap segala penyiksaan dan penindasan yang telah ia lakukan terhadap para lawan politiknya. Pada sisi lain, isu HAM yang dihembuskan Amerika, memicu para jurnalis untuk menuntuk kebebasan berpendapat dan pers. Para pengacara juga menuntut dihapuskannya pengadilan militer yang biasa digunakan untuk mengadili para narapidana politik. Sebagian kelompok massa lain menggelar demonstrasi untuk menuntut diakhirnya rezim Syah yang menurut mereka telah melakukan pelanggaran HAM berat selama berkuasa. Massa demonstran pun bentrok dengan polisi yang mengakibatkan banyak peserta demonstrasi tertembak aparat. Kemudian, kelompok pengacara yang berjumlah 120 orang mempublikasikan kejadian tersebut yang diduga keras didalangi oleh SAVAK atau Organisasi Informasi dan Keamanan Wilayah. Tim independen yang terdiri dari pada akademisi pun dibentuk untuk mengusut kasus itu sekaligus mengusut pula aneka kekejaman yang dilakukan oleh SAVAK pada masa-masa yang lalu. Atas perkembangan ini, Syah semakin keras menekan dan mengintimidasi baik para pengacara maupun anggota tim tersebut.Di akhir bulan Oktober 1977, di kota Najaf, putra Imam Khomeini, Mustafa, ditemukan tewas di tempat tidurnya. Pihak pemerintah melarang dilakukan otopsi terhadap jenazah Mustafa, sehingga siapa pembunuhnya menjadi misteri. Tetapi terdapat indikasi kuat bahwa yang membunuh adalah pihak SAVAK. Kejadian ini menjadikan para mahasiswa di Qum yang berjumlah 4.000 orang melancarkan aksi demonstrasi pada Januari 1978. Para aparat kepolisian pun bertindak represif. Mereka menyerang para demonstran dengan senjata sehingga sejumlah tujuh puluh demonstran meninggal. Demonstrasi yang dilancarkan para mahasiswa di Qum melawan aksi pembunuhan tanpa sebab yang dilakukan oleh pasukan SAVAK menjadi pemicu gerakan massa yang lebih revolusioner. Polisi sekali lagi bertindak represif dengan menembaki para demonstran sehingga memancing gelombang demonstrasi berikutnya yang lebih besar. Para demonstran itu mengutuk tindakan aparat keamanan rezim yang beringas sambil mengelukan para korban yang berguguran selama ini. Setiap hari dalam empat puluh hari terjadi gerakan protes dan demonstrasi dan skalanya semakin besar, hingga mencapai puncaknya pada 10 Muharram, bertepatan dengan 1 Desember 1978. Saat itu ratusan ribu orang turun ke jalan memperingati terbunuhnya Imam Husein di padang Karbala. Sambil berteriak Allahu Akbar terus menerus, dari masjid-masjid, rumah-rumah dan jalan-jalan di berbagai wilayah diiringi dengan tuntutan kepada Syah untuk mundur dari jabatannya. Demonstrasi yang sebenarnya adalah upacara ritual berubah menjadi kerusuhan setelah tentara memblokir jalan-jalan dan menembaki para demonstran. Versi pemerintah jumlah korban dalam kerusuhan itu hanya ratusan orang saja, tetapi menurut orang-orang Teheran, korban tewas mencapai 4.000 orang lebih. Hampir seluruh rakyat Iran yang terdiri dari berbagai latar belakang politik bersatu dalam aksi-aksi demontrasi itu. Kelompok sekuler yang antara lain direpresentasikan oleh Front Nasional dan para anggota Partai Tudeh bersinergi dengan kelompok yang berorientasi Islam yang direpresentasikan oleh para pendukung Imam Khomenei maupun Ali Syariati. Para buruh dan pekerja profesional, guru dan siswa, dosen dan mahasiswa, petani dan nelayan, semuanya saling bahu-membahu tidak putus-putusnya selama tahun 1978 sampai Februari 1979 melancarakan aksi-aksi kolosal menentang Syah.Imam Khomeini terus memompa semangat perlawanan di tempat pengasingannya di Paris. Ia secara rutin mengirim pidato-pidato politik yang berisi kecaman-kecaman terhadap Syah untuk membakar semangat massa dalam melakukan perlawanan terhadap rezim. Pidato-pidatonya itu dikirim dalam bentuk rekaman kaset maupun pamflet yang dibawa ke Iran oleh para agen Khomeini. Sang Imam memang saat itu benar-benar menjadi idola yang dielu-elukan pada demonstran, apalagi setelah tokoh muda pembakar semangat perlawanan, Ali Syariati meninggal dunia pada tahun 1977. Sehingga praktis tinggal Khomeni yang menjadi tumpuhan harapan sebagai tokoh perlawanan. Kematian Ali Syariati sendiri memicu semangat perlawanan dari para pendukungnya yang menuduh rezim Syah lewat agen rahasianya, SAVAK, berada di balik kematian ini. Respon atas kematian Ali Syariati tidak ha