Hi Drone Fro Sis
-
Upload
helda-septivany -
Category
Documents
-
view
73 -
download
12
description
Transcript of Hi Drone Fro Sis
PRESENTASI KASUS
Identitas
- Nama : Tn.T
- Umur : 60 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Agama : Islam
- Pekerjaan : buruh
- Alamat : Tanjung Baru, Lampung Selatan
- Masuk RSAM : 26 Oktober 2012
ANAMNESIS
Autoanamnesis, 29 Oktober 2012
- Keluhan Utama : Tidak bisa BAK
- Keluhan tambahan : nyeri di kedua pinggang, pegal di kedua pinggang, mual,
muntah, benjolan di perut kanan atas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSAM dengan keluhan tidak bisa BAK sejak semalam sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan ini disertai rasa nyeri dan pegal pada kedua pinggang,
mual dan muntah. Keluhan nyeri pinggang dirasakan sudah sejak 1 tahun yang lalu,
dirasakan hilang timbul dan disertai dengan rasa pegal-pegal pada kedua pinggang,
buang air kecil disertai darah, warnanya seperti air cucian daging ( semu-semu
merah ) disertai BAK dengan rasa panas dan nyeri. Keluhan diatas diperiksakan ke
dokter praktek klinik dan diberi obat, keluhan nyeri pinggang berkurang dan tidak ada
keluhan dalam berkemih dan mengaku kencing tidak disertai darah lagi. Sejak 6
bulan yang lalu, keluhan nyeri pinggang memberat menjalar hingga ke perut bawah
dan kemaluan. Nyeri pada kedua pinggang, nyeri saat BAK, jumlah BAK sedikit
berkurang dan rasa pegal pada kedua pinggang diakui. keluhan diatas disertai dengan
1
mual, muntah yang dialami setiap rasa sakit timbul, nafsu makan berkurang dan berat
badan menurun. Pasien juga mengeluh adanya benjolan diperut kanan atas sebesar
telur ayam tapi benjolan tersebut tidak nyeri. Benjolan sudah ada sejak 6 bulan yang
lalu, tapi tidak bertambah besar. Tiga minggu yang lalu pasien mengeluh perut
kembung. Perut dirasakan penuh, terutama perut bagian kanan. Nafsu makan biasa,
buang air besar (BAB) tidak ada gangguan. Keluhan disertai demam dan nyeri
pinggang yang dirasakan semakin kuat serta tidak dapat BAK sehingga OS pergi
kerumah sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku punya sakit maag. Pasien menyangkal pernah menderita penyakit
kencing manis, darah tinggi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien.
Pemeriksaan fisik, 29 Oktober 2012
Status Present
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- TD : 110 / 60
- Nadi : 80 x/ mnt
- Suhu : 36,5
- Pernapasan : 20 x / mnt
- Berat badan : 58 Kg
- Tinggi badan : 165 Kg
- Status gizi : baik (IMT= 21,3)
Status generalis
2
KEPALA
- Bentuk : Oval, simetris
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : Sklera anikterik, konjungtiva anemis, palpebra tidak udem, pupil
bulat isokor, reflek cahaya (+/+), penglihatan visus >2/60/>2/60 bed
side
- Telinga : Simetris, liang lapang, serumen (-)
- Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak kering, gusi tidak berdarah.
Lidah bersih, tremor (-), gigi karies (+)
LEHER
- Inspeksi : Simetris, trakea ditengah, KGB tidak membesar
- Palpasi : Tidak ada pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
TORAKS
PARU
Inspeks : Bentuk normal, pergerakan pernapasan simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler normal seluruh lapang paru
Ronki (-), wheezing (-)
JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V midklavicula kiri
Perkusi : Batas atas : sela iga II garis parasternal kiri
Batas kanan : sela iga V garis parasternal kanan
Batas kiri : sela iga IV midklavikula kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN ( Status lokalis regio lumbal kanan )
3
Inspeksi : Terlihat benjolan berukuran 15x10 cm, berwarna sama dengan
sekitarnya,
Palpasi : Ballotemen (+) os dalam posisi telentang, nyeri tekan (-),
konsistensi keras, batas tegas, permukaan rata.
Perkusi : Nyeri ketok pada sudut CVA (+) os dalam posisi duduk
ABDOMEN ( Status lokalis regio lumbal kiri )
Inspeksi : Tidak terlihat benjolan .
Palpasi : Ballotemen (+) os dalam posisi telentang, nyeri tekan (-)
Perkusi : Nyeri ketok pada sudut CVA (+) os dalam posisi duduk
Pemeriksaan Penunjang
I. LAB RUTIN , 25 Oktober 2012
Darah lengkap
Hb : 9,0 g/dl ( 13,5 – 18 )
Leukosit : 8.100 /mm3 (4500 – 10.700 )
Trombosit : 264.000 /mm3 ( 159 – 400.000 )
Urin Lengkap
PH : 5
BJ : 1025
Protein : -
Glukosa : -
Keton : -
Urobilinogen : 0,10
Bilirubin : -
Darah samar : 10
4
Leukosit : 500
Nitrit : ( - )
Sedimen
Eritrosit : 3 – 6 / LPB
Leukosit : 10 – 15 / LPB
Silinder : ( - )
Epitel : ( + )
Kristal : ( -)
II. LAB KHUSUS, 25 Oktober 2012
Kimia darah
1. Fungsi hati
- SGOT : 11 u/l ( < 37 )
- SGPT : 6 u/l ( < 42 )
2. Fungsi ginjal
- Ureum : 11 mg/ dl ( 15 – 45 )
- Kreatinin : 0,7 mg/ dl (0,6 – 1,3 )
3. Kadar gula darah
Glukosa sewaktu : 123 mg / dl ( < 180 )
III. RONTGEN
THORAKS (27 Oktober 2012)
- Cor dan Pulmo dalam batas normal
BNO-IVP (19-6-2012)
- Batu semiopaq (± 0,9 cm) di calyx minor pole inferior sinistra dengan fungsi
ren normal.
5
- Delayed non-function rend extra sampai menit ke-180 dengan contour ren
membesar dan bayangan radioopaq multiple suspek batu di calycks dan
pelvis renal dengan hydronefrosis
- Kesan :Hidronefrosis dekstra ec multiple nefrolithiasis dekstra dan batu
calyx minor sinistra
IV. USG, 31 Mei 2012
- Multiple nefrolithiasis dengan hydronephrosis dextra
- Nefrolithiasis sinistra
Pemeriksaan Anjuran
- CT-SCAN
6
RESUME
Seorang laki-laki berumur 60 tahun datang ke RSAM dengan keluhan tidak bisa BAK
sejak semalam sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini disertai rasa nyeri dan pegal
pada kedua pinggang, mual dan muntah. Keluhan nyeri pinggang dirasakan sudah
sejak 1 tahun yang lalu, dirasakan hilang timbul dan disertai dengan rasa pegal-pegal
pada kedua pinggang, buang air kecil disertai darah, warnanya seperti air cucian
daging ( semu-semu merah ) disertai BAK dengan rasa panas dan nyeri. Sejak 6 bulan
yang lalu, keluhan nyeri pinggang memberat menjalar hingga ke perut bawah dan
kemaluan. Nyeri pada kedua pinggang, nyeri saat BAK, jumlah BAK sedikit
berkurang dan rasa pegal pada kedua pinggang diakui. Pasien juga mengeluh adanya
benjolan diperut kanan atas sebesar telur ayam tapi benjolan tersebut tidak nyeri.
Benjolan sudah ada sejak 6 bulan yang lalu, tapi tidak bertambah besar. Tiga minggu
yang lalu pasien mengeluh perut kembung. Perut dirasakan penuh, terutama perut
bagian kanan. Nafsu makan biasa, buang air besar (BAB) tidak ada gangguan.
Keluhan disertai demam dan nyeri pinggang yang dirasakan semakin kuat serta tidak
dapat BAK sehingga pergi kerumah sakit.
Pemeriksaan Fisik, 29 Oktober 2012
Status Present
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- TD : 110 / 60
- Nadi : 80 x/ mnt
- Suhu : 36,5
- Pernapasan : 20 x / mnt
- Berat badan : 58 Kg
7
- Tinggi badan : 165 Kg
- Status gizi : cukup (IMT=21,3)
Status Generalis
Mata : anemis
ABDOMEN ( Status lokalis regio lumbal kanan )
Inspeksi : Terlihat benjolan berukuran 15x10 cm, berwarna sama dengan
sekitarnya,
Palpasi : Ballotemen (+) os dalam posisi telentang, nyeri tekan (-),
konsistensi keras, batas tegas, permukaan rata.
Perkusi : Nyeri ketok pada sudut CVA (+) os dalam posisi duduk
ABDOMEN ( Status lokalis regio lumbal kiri )
Inspeksi : Tidak terlihat benjolan .
Palpasi : Ballotemen (+) os dalam posisi telentang, nyeri tekan (-)
Perkusi : Nyeri ketok pada sudut CVA (+)
Pemeriksaan Penunjang
I. LAB RUTIN ,
Darah lengkap
Hb : 9,0 g/dl ( 13,5 – 18 )
Leukosit : 8.100 /mm3 (4500 – 10.700 )
Trombosit : 264.000 /mm3 ( 159 – 400.000 )
Urin Lengkap
PH : 5
BJ : 1025
Protein : -
8
Glukosa : -
Keton : -
Urobilinogen : 0,10
Bilirubin : -
Darah samar : 10
Leukosit : 500
Nitrit : ( - )
Sedimen
Eritrosit : 3 – 6 / LPB
Leukosit : 10 – 15 / LPB
Silinder : ( - )
Epitel : ( + )
Kristal : ( -)
II. LAB KHUSUS,
Kimia darah
- Fungsi hati
* SGOT : 11 u/l ( < 37 )
* SGPT : 6 u/l ( < 42 )
- Fungsi ginjal
* Ureum : 11 mg/ dl ( 15 – 45 )
* Kreatinin : 0,7 mg/ dl (0,6 – 1,3 )
- Kadar gula darah
* Glukosa sewaktu : 123 mg / dl ( < 180 )
III. RONTGEN
THORAKS
- Cor dan Pulmo dalam batas normal
BNO-IVP (19-6-2012)
9
- Batu semiopaq (± 0,9 cm) di calyx minor pole inferior sinistra dengan fungsi
ren normal.
- Delayed non-function rend extra sampai menit ke-180 dengan contour ren
membesar dan bayangan radioopaq multiple suspek batu di calycks dan
pelvis renal dengan hydronefrosis
- Kesan :Hidronefrosis dekstra ec multiple nefrolithiasis dekstra dan batu
calyx minor sinistra
IV. USG, 31 Mei 2012
- Multiple nefrolithiasis dengan hydronephrosis dextra
- Nefrolithiasis sinistra
Diagnosis kerja
Hidronefrosis ec nefrolithiasis dekstra + Nefrolitiasis sinistra
Diagnosa Banding
- Splenomegali
Prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
10
Penatalaksanaan
Terapi konservatif
1. Bed rest
2. Transfusi darah PRC 150 cc
3. Medika mentosa
- IVFD RL 20 tts/ mnt
- Antibiotik : Ceftriaxon vial I gr/ 12 jam
- Analgesic: Ketorolac ampul 3x30 mg
-H2 receptor antagonist : Ranitidin ampul 2x50 mg
Terapi Operatif (Ureterolitiasis distal dekstra)
FOLLOW UPTangal
26 – 03 – 2004
*
*
*
*
Keluhan
utama
Keluhan
tambahan
Status
generalis
VS
:
:
:
:
Nyeri di kedua
pinggang
Mual, muntah,
benjolan di perut
kiri
Mata subanemis
TD : 110/60 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,50 C
Therapy :
- IVFD RL 20 tts/menit
Konsul dr. Spesialis
Urologi
Tangal
27 – 03 – 2004
*
*
*
*
Keluhan
utama
Keluhan
tambahan
Status
generalis
VS
:
:
:
:
Nyeri di kedua
pinggang
BAK disertai darah,
benjolan perut
Mata subanemis
TD : 130/90 mmHg
N : 80 x/mnt
Therapy :
1. IVFD RL 20 tts/menit
2. Persiapan operasi
tanggal 29-03-2004
batu ureter distal
kanan (Ureterolitiasis
dekstra),
Sedia darah PRC 150
11
R : 20 x/mnt
S : 360 C
cc
Izin operasi
Tangal
28 – 03 – 2004
*
*
*
*
Keluhan
utama
Keluhan
tambahan
PF
VS
:
:
:
:
Nyeri di kedua
pinggan
Mual, muntah,
benjolan perut
Mata subanemis
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 24 x/mnt
S : 36,50 C
Intruksi Pre-op
1. Infus Ka En 3B : NaCl
0,9 % 2 : 1 /24 jam
2. Puasa 6 – 8 jam
3. Obat
Injeksi Broadcet 2 x 1
gr/hr
Injeksi Remopain 3 x 1
amp/hr
Injeksi Rantin 3 x 1
amp/hr
Tangal
29 – 03 – 2004
*
*
*
*
VS :
:
:
:
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,50 C
Operasi Batu Ureter distal
kanan (ureterolitiasis
dekstra)
Tangal
30 – 03 – 2004
: Post op. hari I
Nyeri di daerah
post op
TD : 130/90 mmHg
N : 98 x/mnt
R : 30 x/mnt
S : 370 C
IVFD RL 20 tts/mnt
- injeksi Rantin 3 x 1
amp/hr
- injeksi Remapar 3 x1
amp/hr
- injeksi Broadcet 2 x 1
gr/hr
Tangal
31 – 03 – 2004
Post op. hari II
TD : 120/80 mmHg
N : 98 x/mnt
R : 24 x/mnt
S : 370 C
IVFD RL 20 tts/mnt
- injeksi Rantin 3 x 1
amp/hr
- injeksi Remapar 3 x1
amp/hr
12
- injeksi Broadcet 2 x 1
gr/hr
Tangal
01 – 04 – 2004
Post op. hari III
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/mnt
R : 30 x/mnt
S : 370 C
IVFD RL 20 tts/mnt
- injeksi Rantin 3 x 1
amp/hr
- injeksi Remopain 3 x1
amp/hr
- injeksi Broadcet 2 x 1
gr/hr
- Reduksi Drain pkl 06.00
300 cc
Tangal
02 – 04 – 2004
Post op. hari IV
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/mnt
R : 30 x/mnt
S : 370 C
IVFD RL 20 tts/mnt
- injeksi Rantin 3 x 1
amp/hr
- injeksi Remopain 3 x1
amp/hr
- injeksi Broadcet 2 x 1
gr/hr
Tangal
03 – 04 – 2004
Post op. hari V
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/mnt
R : 30 x/mnt
S : 370 C
IVFD RL 20 tts/mnt
- injeksi Rantin 3 x 1
amp/hr
- injeksi Broadcet 2 x 1
gr/hr
- Up Drain
13
DISKUSI
Pada anamnesa pasien ini di dapatkan keluhan tidak bisa BAK sejak semalam
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini disertai rasa nyeri dan pegal pada kedua
pinggang, mual dan muntah. Keluhan nyeri pinggang dirasakan sudah sejak 1 tahun
yang lalu, dirasakan hilang timbul dan disertai dengan rasa pegal-pegal pada kedua
pinggang, buang air kecil disertai darah, warnanya seperti air cucian daging ( semu-
semu merah ) disertai BAK dengan rasa panas dan nyeri. Sejak 6 bulan yang lalu,
keluhan nyeri pinggang memberat menjalar hingga ke perut bawah dan kemaluan.
Nyeri pada kedua pinggang, nyeri saat BAK, jumlah BAK sedikit berkurang dan rasa
pegal pada kedua pinggang diakui. keluhan diatas disertai dengan mual, muntah yang
dialami setiap rasa sakit timbul, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun.
Pasien juga mengeluh adanya benjolan diperut kanan atas sebesar telur ayam tapi
benjolan tersebut tidak nyeri. Benjolan sudah ada sejak 6 bulan yang lalu, tapi tidak
bertambah besar. Tiga minggu yang lalu pasien mengeluh perut kembung. Perut
dirasakan penuh, terutama perut bagian kanan. Nafsu makan biasa, buang air besar
(BAB) tidak ada gangguan. Keluhan disertai demam dan nyeri pinggang yang
dirasakan semakin kuat serta tidak dapat BAK sehingga OS pergi kerumah sakit.
Pada status lokalis abdomen regio lumbal kanan pada inspeksi terlihat benjolan
berukuran 15x10cm. palpasi dilakukan pemeriksaan bimanual pada pasien dalam
sikap telentang dengan posisi pemeriksa berada disebelah kanan pasien dengan
tangan diletakkan dipinggang di daerah ginjal kanan dengan ujung jari tanga
ditekankan tepat dilateral otot tersebut dan mendorong kearah ventral. Tangan yang
lain diletakkan di dinding perut pada daerah paramedian dan dalam keadaan diam
menekan kearah tangan yang disebelah dorsal. Teraba pembesaran pada ginjal dengan
tekanan yang makin kuat dari tangan yang didorsal (Ballotemen (+)) dengan
konsistensi keras, permukaan rata dan berbatas tegas. perkusi atau pemeriksaan ketok
ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut kostovertebra (yaitu sudut
14
yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang vertebra), dilakukan dan terdapat
nyeri ketok pada sudut CVA.
Pada status lokalis abdomen regio lumbal kiri pada inspeksi tidak terlihat
benjolan, palpasi dengan Ballotemen (+), perkusi dilakukan dan terdapat nyeri ketok
pada sudut CVA.
Pada pemeriksaan penunjang foto rontgen BNO tampak batu semiopaq (± 0,9 cm) di
calyx minor pole inferior sinistra dengan fungsi ren normal. Delayed non-function
rend extra sampai menit ke-180 dengan contour ren membesar dan bayangan
radioopaq multiple suspek batu di calycks dan pelvis renal dengan hydronefrosis.
Kesan :Hidronefrosis dekstra ec multiple nefrolithiasis dekstra dan batu calyx minor
sinistra. Pada pemeriksaan USG hasilnya multiple nefrolithiasis dengan
hydronephrosis dextra dan nefrolithiasis sinistra.
Dari hasil pemeriksaan di atas maka ditegakkan diagnosa Hidronefrosis ec
nefrolithiasis dekstra + Nefrolitiasis sinistra
Jenis tindakan yang dilakukan adalah terapi operatif pada batu ginjal pada ginjal kiri
dan kanan untuk menanggulangi bendungan yang terjadi pada ginjal kanan karena
adanya obstruksi oleh batu pada ginjal. Batu pada ginjal kiri diharapkan dapat turun
dengan sendirinya dengan minum berlebihan disertai diuretikum. Dengan Hb 9,0 g/dl
diberikan transfusi darah PRC 150 cc.
Penatalaksanan post operatif pada pasien ini diberikan antibiotik dan analgetik untuk
menghilangkan rasa sakit setelah di operasi dan juga di berikan obat untuk mengatasi
rasa mual yang di rasakan pasien.
15
BATU SALURAN KEMIH
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di
Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama diberbagai belahan bumi . Di
negara-negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di
negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas ; hal ini
karena pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.
Di Amerika Serikat 5-10 % penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di
seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12 % penduduk yang menderita batu saluran kemih.
Penyaakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak di bidang urologi di samping infeksi
saluran kemih dan pembesaran prostat benigna.
BATU PELVIS GINJAL
Batu pielum di dapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya menempati
bgian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan pelviokaliks,
sehingga bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya terdapat disuatu
kaliks. Batu pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala
berat. Umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih
dan infeksi.
Nyeri di daerah pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang
terus menerus dan hebatkarena adanya pionefrosis.
Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin
terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis.
Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal
yang terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi, batu ginjal yang terletak di pelvis
16
dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis, sedangkan batu kaliks pada umumnya
tidak memberikan kelainan fisik.
BATU URETER
Anatomi ureter menunjukkan beberapa tempat penyempitan yang m,emungkinkan
batu ureter dapat terhenti. Karena peristaltis maka akan terjadi gejala kolik yakni
nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah dengan
nyeri alih khas. Selama batu bertahan ditempat yang menyumbat, selama itu kolik
akan datang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan pada air kemih untuk
lewat.
Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar
bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa
nidus menjadi kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter
sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang
mungkin asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang di dahului oleh serangan
kolik. Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan dari kelainan yang terjadi
dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa pielonefritis, sehingga menimbulkan
gambaran infeksi umum.
DIAGNOSIS
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani intuk menegakkan diagnosis,
penyakit batu perlu ditunjang dengan pemariksaan radiologik, laboratorium, dan
penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruki jaln kemih, infeksi,
dan gangguan faal ginjal.
Pada batu yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga
adanya batu saluran kemih. Pada keadaan yang istimewa tidak jarang batu terletak di
depan bayangan tulang, sehingga dapat terhindar dari pengamatan. Karena itu foto
polos sering perlu ditambah dengan foto pielografi intravena.
17
DIAGNOSIS BANDING
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut misalnya
distensi usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu bila terjadi kolik ureter
maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan kolik
saluran cerna, kandung empedu atau apendisitis akut. Selain itu pada wanita perlu
juga dipertimbangkan kemungkinan adneksitis.
Bila terjadi hematuri perlu di[pertimbangkan kemungkinan keganasan apalagi bila
hematuri terjadi tanpa nyeri. Selain itu perlu juga diingat bahwa batu saluran kemih
yang bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya karsinoma
epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi.
Khusus untuk batu ginjal dengan hidronefrosis perlu dipertimbangkan kemungkinan
tumor ginjal mulai dari jenis ginjal polikista hingga tumor Grawitz.
PENYULIT
Sebagai akibat obstruksi khususnya di ginjal atau ureter dapat terjadi hidronefrosis
dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis yang berakhir dengan
kegagalan faal ginjal yang terkena.
PENANGGULANGAN
Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas, sehingga bukan hanya
mengeluarkan batu saja, tetapi harus disertai dengan terapi penyembuhan penyakit
batu atau paling sedikit disertai dengan terapi pencegahan. Hal ini karena batu sendiri
hanya merupakan gejala penyakit batu, sehingga pengeluaran batu dengan cara
apapin bukanlah merupakan terapi yang sempurna. Selanjutnya perlu juga diketahui
bahwa pengeluaran batu baru diperlukan bila batu menyebabkan gangguan pada
saluran air kemih. Bila batu ternyata tidak memberi gangguan fungsi ginjal, maka
18
batu tersebut tidak perlu diangkat palagi misalnya pada batu ureter diharapkan batu
dapat keluar sendiri.
Penanganannya dapat berupa terapi medik dan simptomatik atau dengan bahan
pelarut. Dapat pula dengan pembedahan.
Terapi medik dan simptomatik
Terapi medik batu saluran kemih berusaha mengeluarkan batu atau melarutkan batu.
Pengobatan simptomatik mengusahakan agar nyeri khususnya kolik yang terjadi
menghilang dengan pemberian simpatolitik. Selain itu , terutama untuk batu ureter
yang diharapkan keluar dengan sendirinya, dapat diberikan minum berlebihan disertai
diuretikum. Dengan produksi air kemih yang lebih banyak diharapkan dapat
mendorong dan mengeluarkan batu. Batu ureter ini ialah batu yang tidak mengganggu
saluran kemih termasuk ginjal dan ukurannya kurang dari setengah sentimeter.
Indikasi pengeluaran batu saluran kemih
- Obstruksi saluran kemih
- Infeksi
- Nyeri menetap atau nyeri berulang-ulang
- Batu yang agaknya menyebabkan infeksi atau obstruksi
- Batu metabolik yang tumbuh cepat
19
LETAK MASSA DI ABDOMEN
Kuadran kanan atas
- Hati, pekak perkusi
- Peradangan
Epigastrium
- Tumor lambung
- Tumor pankreas
- Gumpalan metastasis di omentum yang mungkin berasal dari ovarium.
Kuadan kiri atas
Hipokondrium kiri
- berasal dari lambung atau dari kelok kolon kiri
- Pembesaran limpa / lien / splenomegali dimulai dari posterior dengan tepi
mediokaudal yang bercelah
Regio lumbalis
- masa di sisi atau pinggang yang berasal dari ginjal letaknya agak tinggi dan
jauh kebelakang.
Regio Umbilikalis
- disentral perut : usus halus, usus besar, bangun retroperitoneal, kelenjar limfe,
aneurisma aorta, pankreas, tumor jaringan ikat retroperitoneal
Fossa iliaka kanan
- massa seperti karsinoma sekum yang sering sudah besar sebelum
menunjukkan gejala
- massa appendiks
20
Suprapubik
- massa yang berasal dari pelvisseperti kandung kemih, uterus atau adneksa
- massa merupakan tumor yang simetris dngan perbatasan kurang jelas karena
konsistensi sedikit lunak
- kista ovarium
- Uterus : mioma
Fossa iliaka kiri
- massa di kuadran kiri bawah sering berasal dari kolon sigmoid berupa
karsinoma, feses padat, tumor, kista ovarium.
21
PRESENTASI KASUS
HIDRONEFROSIS ec URETEROLITIASIS DISTAL DEKSTRA + NEFROLITIASIS SINISTRA + SUSPEK
TUMOR INTRA ABDOMEN
OLEH
ANIS ARIFAH
110.1998.011
PEMBIMBING,
Dr. YUZAR HARUN, SpB
SMF BEDAH
22
RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGAPRIL - 2004
23