hfffi

7
blok 7 lbm 2 Ada dua jenis cara manipulasi resin akrilik, yaitu teknik molding-tekanan, dan teknik molding-penyuntikan.2 1. Teknik Molding-Tekanan · Susunan gigi tiruan disiapkan untuk proses penanaman. · Master model ditanam dalam dentak stone yang dibentuk dengan tepat. · Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan prosedur pembukaan kuvet. · Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh rahang atas. Pada tahap ini, dental stone diaduk dan sisa kuvet diisi. Penutup kuvet perlahan-lahan diletakkan pada tempatnya dan stone dibiarkan mengeras. · Setelah proses pengerasan sempurna, malam dikeluarkan dari mold. Untuk melakukannya, kuvet dapat direndam dalam air mendidih selama 4 menit. Kuvet kemudian dikeluarkan/diangkat dari air dan kedua bagian kuvet dibuka. Kemudian malam lunak dikeluarkan. · Penempatan medium pemisah berbasis alginat untuk melindungi bahan protesa. 2. Teknik Molding-Penyuntikan · Setengah kuvet diisi dengan adukan dental stone dan model master diletakkan ke dalam stone tersebut. Stone dibentuk dan dibiarkan mengeras. · Sprue diletakkan pada basis malam. · Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan pengeluaran protesa. · Pembuangan malam dengan melakukan pemisahan kedua bagian kuvet dan kemudian kuvet disatukan kembali. · Resin disuntikkan ke dalam rongga mold. · Resin dibiarkan dingin dan memadat. · Kuvet dimasukkan ke dalam bak air untuk polimerisasi resin. Begitu bahan terpolimerisasi, resin tambahan dimasukkan ke dalam rongga mold. Setelah selesai, gigi tiruan dikeluarkan, disesuaikan, diproses akhir, dipoles Menurut American Dental Asociation (ADA), resin akrilik dibedakan menjadi dua, yaitu :2 1. Resin Akrilik Polimerisasi Panas (Heat-Cured Polymerization).

description

hfffi

Transcript of hfffi

blok 7 lbm 2Ada dua jenis cara manipulasi resin akrilik, yaitu teknik molding-tekanan, dan teknik molding-penyuntikan.21. Teknik Molding-Tekanan Susunan gigi tiruan disiapkan untuk proses penanaman. Master model ditanam dalam dentak stone yang dibentuk dengan tepat. Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan prosedur pembukaan kuvet. Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh rahang atas. Pada tahap ini, dental stone diaduk dan sisa kuvet diisi. Penutup kuvet perlahan-lahan diletakkan pada tempatnya dan stone dibiarkan mengeras. Setelah proses pengerasan sempurna, malam dikeluarkan dari mold. Untuk melakukannya, kuvet dapat direndam dalam air mendidih selama 4 menit. Kuvet kemudian dikeluarkan/diangkat dari air dan kedua bagian kuvet dibuka. Kemudian malam lunak dikeluarkan. Penempatan medium pemisah berbasis alginat untuk melindungi bahan protesa.2. Teknik Molding-Penyuntikan Setengah kuvet diisi dengan adukan dental stone dan model master diletakkan ke dalam stone tersebut. Stone dibentuk dan dibiarkan mengeras. Sprue diletakkan pada basis malam. Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan pengeluaran protesa. Pembuangan malam dengan melakukan pemisahan kedua bagian kuvet dan kemudian kuvet disatukan kembali. Resin disuntikkan ke dalam rongga mold. Resin dibiarkan dingin dan memadat. Kuvet dimasukkan ke dalam bak air untuk polimerisasi resin. Begitu bahan terpolimerisasi, resin tambahan dimasukkan ke dalam rongga mold. Setelah selesai, gigi tiruan dikeluarkan, disesuaikan, diproses akhir, dipolesMenurut American Dental Asociation (ADA), resin akrilik dibedakan menjadi dua, yaitu :21. Resin Akrilik Polimerisasi Panas (Heat-Cured Polymerization).Merupakan resin akrilik yang polimerisasinya dengan bantuan pemanasan.Energi termal yang diperlukan dalam polimerisasi dapat diperoleh dengan menggunakan perendaman air atau microwave. Penggunaan energy termal menyebabkan dekomposisi peroksida dan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk akan mengawali proses polimerisasi.2. Resin Akrilik Swapolimerisasi ( Self-Cured Autopolymerizing/Resin Cold Curing).Merupakan resin akrilik yang teraktivasi secara kimia.Resin yang teraktivasi secara kimia tidak memerlukan penggunaan energy termal dan dapat dilakukan pada suhu kamar. Aktivasi kimia dapat dicapai melalui penembahan amintersier terhadapa monomer. Bila komponen powder dan liquid diaduk, amintersier akan menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida sehingga dihasilkan radikal bebas dan polimerisasi dimulai.A. Syarat-syarat Resin AkrilikSyarat-syarat yang harus dipenuhi resin akrilik sebagai basis gigi tiruan, yaitu :Harus dapat dibersihkan dengan mudahTidak berasa, tidak berbau, non toksik dan tidak mengiritasi jaringanTidak dapat larut dalam cairan mulutHarus ringan dan memiliki relatif thermal conduction yang tinggiTemperatur pelunakan harus diatas temperatur yang tertinggi dari makanan dan minumanHarus dapat dipreparasiMudah dimanipulasi dengan alat-alat sederhanaTidak dapat menyerap cairan mulut sehingga tetap bersih atau tidak menjadi berbauMempunyai kekuatan (strength), resilience dan tahan terhadap abrasi dalam penggunaan yang normalHarus stabil dimensinya dalam segala kondisiTidak berubah warna didalam mulutBahan-bahan ini harus mempunyai sifat transparan dan dapat diwarnai agar dapat meniru warna jaringan mulutB. Sifat Fisis Resin AkrilikA. Sifat-sifat fisis dari monomer methyl methacrylate:Mendidih pada 100,80CMerupakan cairan yang transparanB. Sifat-sifat fisis resin akrilik sebagai basis gigitiruan:1. Dimentional StabilityPemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus. Proses pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air.2. SolubilitasMeskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil monomer dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.3. Penyerapan airBahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu.7 Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0.69 mg/cm2.4. PorositasAdanya gelembung / porositas di permukaan dan di bawah permukaan dapat mempengaruhi sifat fisis, estetik, dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul polimer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Porositas juga dapat terjadi karena pengadukan yang tidak tepat antara komponen polimer dan monomer.5. Stabilitas warnaResin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik dibandingkan self-cured acrylic resin karena adanya oksidasi oleh tertinary amine. Dapat dicegah dengan menambah stabilizing agent.6. Sifat thermalResin akrilik stabil secara kimia pada panas sampai di suatu titik. Resin akrilik merupakan bahan yang buruk untuk menghantarkan panas dan listrik7. KekuatanBahan ini memiliki kekuatan yang rendah. self cured acrylic resin memiliki kekuatan yang lebih rendah, yaitu dengan nilai compressive strength 75 Mpa dan tensile strength 52 Mpa.8. BiokompatibilasKlinis menunjukkan bahwa reaksi alergi sejati terhadap resin akrilik amatlah jarang terjadi dalam rongga mulut. Sisa monomer sering dianggap sebagai iritan. Namun, reaksi alergi tidak tergantung pada dosis.9. KekerasanResin akrilik memiliki kekerasan yang rendah sehingga mudah tergores atau terabrasi.10. Modulus of elasticityResin akrilik memiliki kekakuan yang mencukupi untuk digunakan sebagai gigi tiruan penuh dan sebagian dengan nilai 2400 Mpa11. Impact strengthResin akrilik harus memiliki impact strength yang tinggi untuk mencegah terjadinya patahan apabila terjatuh secara tiba-tiba.C. Klasifikasi Resin AkrilikKlasifikasi resin akrilik berdasarkan metode aktivasinya, yaitu :A. Heat Cured Acrylic ResinResin akrilik polimerisasi panas adalah resin akrilik yang memerlukan energi panas untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut. Memiliki komposisi :Powder dan LiquidTerdiri dari partikel polimer yang berbentuk pearls atau beads berisi poli (methyl methacrylate)Initiator : benzoil peroxideStabilisator : talc dan gelatin, agar partikel tidak bersatuZat warna : mercuric sulfide, cadmium sulfide, cadmium selenideLiquid :Metil metakrilatInhibitor : hydroquinone, untuk mencegah polimerisasi oleh panas, sinar dan pengaruh oksigenPlasticizers : ester-ester dengan BM rendah, agar hasil akhir lebih lunak.Pada reaksi monomer-polimer terlihat 4 stage :Stage 1 : polimer meresap kedalam monomer membentuk suatu fluid yang tidak bersatuStage 2 : terjadi penetrasi pada monomer sehingga pembungkus polimer pecah dan polimer dapat meresap kedalam monomer. Bahan terlihat menjadi agak melekat dan berserabut bila ditarikStage 3 : disebut dough atau gel stage. Polimer telah jenuh didalam monomer. Disini massa lebih halus, dough like, dan mudah dibentuk tanpa melekat tanpa berserabut. Pada stage ini massa dapat dimasukkan kedalam mold.Stage 4 : monomer seperti tidak ada lagi, baik oleh penguapan maupun oleh penetrasi yang lebih lanjut dari polimer. Massa menjadi lebih kohesif dan rubber like.Curing cycle adalah istilah teknis yang diberikan pada proses pemanasan agar terjadi polimerisasi didalam mold, dimana reaksi polimerisasi adalah reaksi yang eksotermis. Bila kuvet langsung dimasukkan kedalam air mendidih, terjadi perubahan temperatur yang tinggi pada resin. Tapi bila air dipanaskan dengan lambat maka temperatur resin tidak akan melewati temperatur didih monomer.B. Self Curing Acrylic ResinSecara umum bahan ini sama dengan heat curing acrylic resin. Tetapi inisiator (benzoil peroxide) dalam hal ini diaktifkan oleh suatu bahan kimia, tidak diaktifkan oleh panas. Bahan kimia tersebut ditambahkan bahan kimia lain pada monomer yaitu tertiary amine. Bahan ini dikenal sebagai aktivator. Setelah monomer dicampur dengan polimer, aktivator akan bereaksi dengan inisiator, sehingga initiator membentuk radikal bebas dan polimerisasi mulai terjadi pada temperatur kamar.Reaksi polimerisasinya yaitu polimer (powder) sebagai inisiator peroksida ditambahkan dengan monomer (liquid) sebagai akselerator amin akan membentuk polimer dan panas. Kecepatan polimerisasi dipengaruhi oleh tipe dan konsentrasi daripada aktivator dan inisiator. Self curing acrylic resin ini digunakan untuk piranti ortodonti lepasan dan sendok cetak fisiologis.C. Light Curing Acrylic ResinBahan ini dipolimerisasi dalam suatu ruangan yang mengandung sinar (curing unit) dengan sinar biru yang memiliki panjang gelombang 400-500 nm dengan intensitas sinar yang tinggi yang keluar dari bola lampu quartz-halogen. Akrilik akan berputar secara kontinu didalam ruangan agar akrilik mendapatkan paparan sinar yang sama.Komposisi akrilik ini yaitu mengandung matriks urethane dimethacrylate dengan kopolimer akrilik, bahan pengisinya adalah silica microfine dan sistem fotoinitiatornya berupa camphorquinone amine.D. Kegunaan Lain Resin AkrilikUntuk perbaikan (repair) bila terjadi kepatahan pada basis gigitiruan. Resin perbaikan dapat diaktivasi oleh sinar, panas, maupun kimia.Sebagai pelapik (relining), yaitu mengganti permukaan gigitiruan yang menghadap ke jaringan lunak mulut.Sebagai rebasing basis gigitiruan, yaitu mengganti keseluruhan basis gigitiruanSebagai pelapis (liner) lunak jangka panjang dan pendek yang bertujuan untuk menyerap energi yang dihasilkan oleh gaya pengunyahan.Sebagai sendok cetak resin dan bahan sendok cetak yang digunakan pada prosedur pencetakan dalam kedokteran gigi.E. Pemanipulasian Resin AkrilikA. Cara Mencampur Resin Akrilika) Cara pasif, yaitu tidak dilakukan pengadukan atau pencampuran dengan spatula, tetapi dilakukan penaburan bubuk akrilik diatas pot porselen yang telah dituangkan monomer secukupnya, sehingga setiap powder dibasahi oleh liquid.b) Cara aktif, yaitu dilakukan pengadukan dengan spatula pada bubuk akrilik yang telah ditaburkan diatas monomer didalam pot.B. Cara Memasukkan Resin Akrilik ke Dalam MoldSetelah terdapat campuran akrilik yang baik, maka dapat dimasukkan kedalam mold dengan cara ditekan dengan ibu jari. Kemudian kuvet ditutup dengan antagonisnya serta dipress. Kuvet dibuka kembali, lalu akrilik yang berlebih dapat dibuang dengan lecron mass. Setelah itu dilakukan pengepresan kembali dan tidak dibuka sampai penggodokan.C. Cara Menggodok Resin AkrilikKuvet dimasukkan kedalam water-bath yang berisi air dan dipanaskan sampai 700C dalam wakti jam. Kemudian dibiarkan pada temperatur tersebut selama jam. Lalu temperatur dinaikkan kembali menjadi 1000C selama jam dan dibiarkan pada temperatur tersebut selama jam. Jika pemanasan telah selesai, kuvet dibiarkan dingin.F. Kesalahan PemanipulasianKesalahan pada pemanipulasian resin akrilik dapat menyebabkan terjadinya porositi. Ada dua macam porositi, yaitu porositi internal dan porositi eksternal. Porositi internal disebabkan karena pemanasan yang tingi dan cepat, panas eksotermal juga menjadi tinggi dan cepat meningginya, sehingga monomer tidak sempat berpolimer dan menguap membentuk bubles (bola uap). Porositi eksternal disebabkan oleh ketidak homogenan bahan tersebut selama polimerisasi. Juga dapat disebabkan oleh pengepresan yang salah, penekanan yang kurang lama atau terlalu cepat digodok.