hep b

33
Abstract : Hepatitis B merupakan virus hepdana DNA rantai tunggal. Menyebar melalui darah dan serum yang terinfeksi dan juga ditemukan dalam saliva, semen, dan sektet vagina. Transmisi terjadi melalui paparan prekutaneus (jarum yang terkontaminasi), kontak seksual, dan infeksi maternal-neonatal. Paling sering ditemukan pada pecandu obat dan homoseksual. Pasien hemodialisis harus menjalani skrining. Kata kunci : Hepatitis B, virus hepdana, DNA ranti tunggal, saliva, semen,, sekret vagina, prekutaneus, infeksi maternal-neonatal, homoseksual, hemodialisis, skrining. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana / UKRIDA Jalan Arjuna Utara No 6 – Jakarta Barat 11470. Telp: 021 5694206 Pendahuluan 1

description

pbl

Transcript of hep b

Abstract : Hepatitis B merupakan virus hepdana DNA rantai tunggal. Menyebar melalui darah dan serum yang terinfeksi dan juga ditemukan dalam saliva, semen, dan sektet vagina. Transmisi terjadi melalui paparan prekutaneus (jarum yang terkontaminasi), kontak seksual, dan infeksi maternal-neonatal. Paling sering ditemukan pada pecandu obat dan homoseksual. Pasien hemodialisis harus menjalani skrining.

Kata kunci :

Hepatitis B, virus hepdana, DNA ranti tunggal, saliva, semen,, sekret vagina, prekutaneus, infeksi maternal-neonatal, homoseksual, hemodialisis, skrining.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana / UKRIDAJalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat 11470. Telp: 021 5694206

PendahuluanHepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang dapat ditularkan melalui darah atau hubungan seksual atau dengan orang yang terinfeksi dan dapat menyebabkan penyakit yang parah (sirosis) atau kanker hati. Beberapa orang dapat menderita penyakit hepatitis B dan tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. Orang-orang ini dapat menularkan penyakit ini tanpa menyadarinya.1

Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan didunia dan dianggap sebagai persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Hal ini karena selain prevalensinya tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut bahkan dapat terjadi cirroshis hepatitis dan karsinoma hepatoseluler primer. Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma hepatoselluler (hepatoma). Kemungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi terjadi pada usia balita dimana respon imun belum berkembang secara sempurna.1

Pada saat ini didunia diperkirnkan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carier) HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia. Berdasarkan antara 2,50-36,17 %. Selain itu di Indonesia infeksi virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25 -45,g% pengidap adalah karena infeksi perinatal. Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis penyakit hepatitis B dan termasuk negara yang dihimbau oleh WHO untuk melaksanakan upaya pencegahan (Imunisasi). 1

PembahasanSkenario 3Seorang wanita usia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan demam, nyeri kepala, merasa lemah dan nafsu makan sangat menurun. Pagi ini saat melihat di cermin ia merasa matanya kuning. Ia mengaku menggunakan narkoba suntikan bersama teman-temannya dan sering memakai satu jarum bersama-sama. Dalam waktu lima tahun ini ia hanya mempunyai satu partner seksual. Pada pemeriksaan sklera ikterik, hatinya membesar 2 jari bawah arcus costaer, nadi 104/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 38,8C. Pemeriksaan Lab: leukosit 9400/l, bilirubin total meningkat yaitu 5mg/dl, bilirubin direk meningkat yaitu 2,5mg/dl, uji fungsi hati (SGOT, SGPT, gamma GT) meningkat. Serologi antiHAV (-), antiHCV (-),HbsAg (+), antiHBs (-), antiHBc (+).

ANAMNESAMengumpulkan data-data dalam anamnesis biasanya ialah hal yang pertama dan sering merupakan hal yang terpenting dari interaksi dokter dengan pasien. Dokter mengumpulkan banyak data yang menjadi dasar dari diagnosis, dokter belajar tentang pasien sebagai manusia dan bagaimana mereka telah mengalami gejala-gejala dan penyakit, serta mulai membina suatu hubungan saling percaya. Anamnesis dapat diperoleh sendiri (auto-anamnesis) dan atau pengantarnya disebut alo-anamnesis.2Ada beberapa cara untuk mencapai sasaran ini. Cobalah untuk memberikan lingkungan yang bersifat pribadi, tenang, dan bebas dari gangguan. Dokter berada pada tempat yang dapat diterima oleh pasien, dan pastikan bahwa pasien dalam keadaan nyaman.2

Dengan anamnesis yang baik dokter dapat memperkirakan penyakit yang diderita pasien. Anamnesis yang baik harus lengkap, rinci (detail), dan akurat sehingga dokter bukan saja dapat mengenali organ atau sistem apa yang terserang penyakit , tetapi juga kelainan yang terjadi dan penyebabnya.2Anamnesis dilakukan dan dicatat secara sistematis. Ia harus mencakup semua hal yang diperkirakan dapat membantu untuk menegakkan diagnosis.2Ada beberapa point penting yang perlu ditanyakan pada saat anamnesis , antara lain :1. Identitas pasienIdentitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang tua atau suami atau isteri atau penanggung jawab, alamat pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah benar pasien yang dimaksud. Selain itu identitas ini juga perlu untuk data penelitian, asuransi dan sebagainya.2. Keluhan Utama ( Presenting Symptom) dan keluhan tambahanKeluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien, yang membawa pasien tersebut pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasien merasakan hal tersebut.Keluhan yang menyebabkan penderita datang berobat dengan keluhan objektif seperti ada nya ruam dan keluhan objektif yaitu rasa (gatal), lokalisasi ruam, lamanya timbul ruam. Contoh: bintil-bintil sisertai rasa gatal ditangan kanan sudah 3 hari.Keluhan tambahan kadang-kadang ada dan diperlukan seperti pusing, flu, demam, dan lain sebagainya.3. Riwayat penyakit sekarangRiwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhatan utama sampai pasien datang berobat. 4. Riwayat penyakit dahuluBertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakit sekarang.5. Riwayat kesehatanBerupa riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan ( berat badan tinggi badan), riwayat makanan dan imunisasi6. Riwayat keluarga, 7. Riwayat PribadiMeliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan. Pada anak-anak perlu juga dilakukan anamnesis gizi yang seksama, meliputi jenis makanan, kuantitas dan kualitasnya. Kebiasaan pasien yang juga harus ditanyakan adalah kebiasaan merokok, minum alkohol, termasuk penyalahgunaan obat-obat terlarang (narkoba).2,3Berdasarkan kasus didapatkan data mengenai pasien, sebagai berikut : Identitas pasien: Nama lengkap : Ny. N Umur : 30 tahun Keluhan utama: keluhan demam, nyeri kepala, meresa lemah, nafsu makannya sangat menurun, dan ditemukannya sklera ikterik. Riwayat sekarang: Demam Nyeri kepala Lemah Nafsu makan berkurang Sklera ikterik3 PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Fisik Abdomen Inspeksi1. Inspeksi kulit abdomen untuk melihat adanya parut dan strie.2. Inspeksi umbilicus dan kontur abdomen untuk melihat apakah simetris, adanya pembesaran organ, massa, gelombang peristaltic dan pulsasi.3 PalpasiAbdomen harus diperiksa secara sistematis,terutama pasien menderita nyeri abdomen. Selalu tanyakan kepada pasien letak nyeri yang dirasa maksimal dan periksa bagian tersebut paling akhir.31. Palpasi abdomen mendalam untuk memeriksa massa seluruh keempat kuadran2. Palpasi abdomen secara ringan untuk mengetahui defens muscular(guarding) atau memeriksa nyeri tekan seluruh keempat kuadran.3. Palpasi hepar untuk mengetahui ukurannya. Gunakan teknik mengait jika perlu.Hepatomegali , deskripsi pemeriksaannya : nyeri tekan, ukuran (berapa cm). tepi tajam : hepatitis akut tepi tak rata : sirosis, hepatoma tepi tumpul : hepatitis kronis permukaan licin : hepatitis permukaan berbenjol : hepatoma konsistensi lunak/kenyal : akut konsistensi keras : ganas3 PerkusiPerkusi berguna untuk memastikan adanya pembesaran beberapa organ, khususnya hati, limpa, atau kandung kemih. Lakukan selalu perkusi dari daerah resonan ke daerah pekak, dengan jari pemeriksa yang sejajar dengan bagian tepi organ.1. Perkusi kuadran kanan atas untuk memeriksa rentang kepekaan hatiLakukan selalu perkusi dari daerah resonans ke daerah pekak.2. Jika dicurigai ada asites, periksa shifting dullness atau gelombang cairan.3PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium

Penderita hepatitis B juga mengalami peningkatan kadar bilirubin, kadar alkaline fosfat. Pemeriksaan enzim yang sering dilakukan untuk mengetahui kelainan hati adalah pemeriksaan SGPT dan SGOT (Serum Glutamic Pirivuc Transaminase dan Serum Glutamic Oksalat Transaminase). Pemeriksaan SGPT lebih spesifik untuk mengetahui kelainan hati karena jumlah SGPT dalam hati lebih banyak daripada SGOT.4

Berikut ini adalah berbagai macam pertanda serologik infeksi VHB yaitu: HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) Yaitu suatu protein yang merupakan selubung luar partikel VHB. HBsAg yang positif menunjukkan bahwa pada saat itu yang bersangkutan mengidap infeksi VHB. Setelah HBsAg dieliminasi dari tubuh, antibodi-antibodi terhadap HBsAg (anti-HBs) biasanya timbul. Anti-HBs ini menyediakan kekebalan pada infeksi virus hepatitis B yang berikutnya. Sama juga, individu-individu yang telah berhasil divaksinasi terhadap virus hepatitis B mempunyai anti-HBs yang dapat diukur dalam darah.

Anti-HBs Antibodi terhadap HBsAg. Antibodi ini baru muncul setelah HBsAg menghilang. Anti HBsAg yang positif menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan telah kebal terhadap infeksi VHB baik yang terjadi setelah suatu infeksi VHB alami atau setelah dilakukan imunisasi hepatitis B. Anti Hbc Antibodi terhadap protein core. Antibodi ini pertama kali muncul pada semua kasus dengan infeksi VHB pada saat ini (current infection) atau infeksi pada masa yang lalu (past infection). Anti HBc dapat muncul dalam bentuk IgM anti HBc yang sering muncul pada hepatitis B akut, karena itu positif IgM anti HBc pada kasus hepatitis akut dapat memperkuat diagnosis hepatitis B akut. Namun karena IgM anti HBc bisa kembali menjadi positif pada hepatitis kronik dengan reaktivasi, IgM anti HBc tidak dapat dipakai untuk membedakan hepatitis akut dengan hepatitis kronik secara mutlak. HBeAg Semua protein non-struktural dari VHB (bukan merupakan bagian dari VHB) yang disekresikan ke dalam darah dan merupakan produk gen precore dan gen core. Positifnya HBeAg merupakan petunjuk adanya aktivasi replikasi VHB yang tinggi dari seorang individu HBsAg positif. Anti HBe Antibodi yang timbul terhadap HBeAg pada infeksi VHB. Positifnya anti HBe menunjukkan bahwa VHB ada dalam fase non-replikatif. DNA VHB Positifnya DNA VHB dalam serum menunjukkan adanya partikel VHB yang utuh dalam tubuh penderita. DNA VHB adalah petanda jumlah virus yang paling peka. Apabila penderita sudah terbukti menderita VHB, maka setiap penderita sebaiknya melaporkan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk dilakukan penanganan khusus, karena mereka dapat menularkan penyakitnya. Diberi pengawasan terhadap penderita agar sembuh sempurna ketika dirawat dirumah sakit.5,6Pemeriksaan lain

Ultrasonografi hati perlu dilakuka jika ada keraguan mengenai cabang bilier atau kelainan hati struktural lain. Biopsi hati kadang-kadang dilakukan bila ada kolestatik yang menonjol.6DIAGNOSIS KERJA Diagnosis Hepatitis BHepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B, suatu anggota famili hepadnavirus, merupakan virus berenvelope, berukuran kecil yang mengandung DNA untai ganda parsial 3,2 kb yang mengkode tiga protein permukaan, yaitu antigen permukaan (HbsAg), protein pra-inti (HbeAg), protein polimerase aktif yang besar, dan protein transaktivator. HBV ditransmisikan melalui rute parenteral, kongenital, dan seksual. Hepatitis B yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Infeksi virus hepatitis B suatu infeksi sistemik yang menimbulkan peradangan dan nekrosis sel hati yang mengakibatkan terjadinya serangkaian kelainan klinik, biokimiawi, imunoserologik, dan morfologik.8

DIAGNOSA BANDING1. Hepatitis A (HAV)

Sifat-sifat umum virus hepatitis A :Virus ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121 C selama 20 menit), dengan dididihkan dalam air selama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit pada 1,1 watt), dengan panas kering (180 C selama 1 jam), selama 3 hari pada 37 C atau dengan khlorin (10-15 ppm selama 30 menit). Resistensi relative hepatitis virus A terhadap cara-cara disinfeksi menunjukkan perlunya diambil tindakan-tindakan pencegahan istimewa dalam menangani penderita hepatitis beserta produk-produk tubuhnya.11EtiologiHepatitis A (HAV) dahulu disebut hepatitis infeksiosa. Menyebabkan penyakit ringan yang sembuh spontan. Penyakit ini ditularkan terutama melaluikontaminasi oral-fecal akibat higine yang buruk atau makanan yang tercemar. Individu yang tinggal di tempat-tempat yang padat dimana higine mungkin tidak adekuat, misalnya panti asuhan, insstitusi mental, penjara, dan penampngan gelandangan, berisiko mengidap penyakit ini. Virus ini kadang-kadang ditularjan melalui darah.11Faktor resikoKejadian terbanyak menyerang usia 5-14 tahun yang banyak terjadi di perkotaan dan menyerang sekelompok orang misalnya sekeluarga. Penyakit ini merupakan endemis pada negara-negara dengan higiene dan sanitasi yang dibawah standar. Kelompok yang tergolong resiko tinggi meliputi anak, tenaga medis, staf pekerja tempat penitipan anak, pekerja jasa boga, homoseksual dan penderita yang harus menggunakan obat yang disuntikkan ke pembuluh darah, sedangkan mereka yang tergolong kelompok rentan adalah kelompok sosial ekonomi yang tinggi.11PatogenesisWaktu antara pajanan dan awitan gejala (masa tunas) untuk HAV adalah antara 4 dan 6 minggu. Pengidap penyakit ini dapat menular sampai 2 minggu sebelum gejala muncul. Antibodi terhadap hepatitis Akan timbul saat gejala muncul. Penyakit biasanya berlangsung selama sekitar 4 bulan setelah pajanan. Tidak terbentuk (carier), dimana individu tetap menular selama periode waktu tertentu setelah penyaki akut mereda, dan tidak terjadi stadium fulminal setelah penyakit akut.8,11Manifestasi klinisTanda-tanda dan gejala: Fase preikterus: gejala-gejala seperti influenza (hilang nafsu makan, mual, lelah, dan rasa tidak enak badan). Hilang nafsu makan, mual, muntah, lelah, rasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, dan nyeri abdomen bagian kanan atas. Fase ikterus : sklera dan kulit berwarna kuning, urin berwarna gelap, feses berwarna terang (acholic), kulit gatal-gatal, dan gejala-gejala sistemis yang memburuk. Anak-anak yang berusia