HENDRA APRIADI 4107 100 083 TUGAS AKHIR...
Transcript of HENDRA APRIADI 4107 100 083 TUGAS AKHIR...
HENDRA APRIADI
4107 100 083
Dosen Pembimbing
Wing Hendroprasetyo A.P., S.T., M.Eng.
Ir. Heri Supomo, M.Sc.
Teknik Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
TUGAS AKHIR
(MN091382)
Korosi Pada Tanki Balast Kapal Terjadi Keretakan Pada sistem
Konstruksi Kapal
Kegagalan
konstruksi kapal
Resiko Kegagalan Komponen Automasi Pada
ICCP (komponen elektronik yang rusak)
Kru tidak aware terhadap situasi di atas
Ballast Water Management
Anode : daerah terkorosi
Cathode : tempat elektron
berkumpul
Metallic Pathway
(ada hubugan) : tempat arus listrik
mengalir dari
anoda ke katoda
Electrolyte : larutan korosif
Ada ACME ---- KOROSI
Tidak ada ACME ------ TIDAK KOROSI
1. Protective Coating (Primer)
2. Proteksi Katodik (Sekunder)
(Optional)
Tujuan Utama :
1. Eferk Barrier, menghilangkan Metallic
Pathway
2. Efek Galvanik, mengandung Zn
3. Sebagai estetika
Tujuan Utama :
1. Sebagai BackUp terhadap lapisan
protective coating apabila lapisan
coating mulai mengalami penurunan
performa, sehingga dengan jumlah arus
yang tepat, laju korosi masih dapat
dikendalikan
Skema Rangkaian Pengujian
Pegukuran Potensial Proteksi :
1. Lebih besar dari -850 mV s/d - 950 mV Tidak terproteksi
2. Antara -850 mV s/d -950 mV Terproteksi
3. Lebih kecil dari -950 mV Overprotection
LAPISAN PROTECTIVE COATING
# Persiapan Permukaan : Power Tool, Kontaminant Cleaning
dan Dry Abrasive Blasting dengan meggunakan
Standard Min. Sa 21/2 (Near White Metal)
# Aplikasi Lapisan Coating : Epoxy Based Coating (PSPC Certified) utk Ballast Tank,
2 Lapisan (Prime Coat, dan Top Coat)
Berdasarkan DNV RP B104 , Jumlah normal arus listrik DC yang dibutuhkan
untuk 1 kali pengujian:
I = Cd x A
Cd = Densitas arus listrik pada air laut di rute pelayaran = 0,070 A/m2
A = Luas Permukaan yang dilindungi = 0,0106 m2
I = 0,07 x 0,0106 = 0,00742 Ampere
VARIABEL UJI
20 % Over Protection = 8,9 mA Kondisi Coating diberi cacat buatan
40 % Over Protection = 10,38 mA Kondisi Coating diberi cacat buatan
60 % Over Protection = 11,86 mA Kondisi Coating diberi cacat buatan
80 % Over Protection = 13,34 mA Kondisi Coating diberi cacat buatan
200mm
100mm
50mm
95mm
Pelat ukuran 200x100x10 mm sebanyak 3 buah dan
ukuran 100x50x10 mm sebanyak masing-masing 12
buah, kemudian dilas dengan sambungan fillet
menggunakan Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
1. Surface Preparation Required : Dry Abrasive Blasting (SSPC SP10)
2. Degree of Blasting : Sa 21/2
3. Relative Humidity : 83 %
4. Dew point : 28oC
5. Steel Temperature : 32oC
6. Abrasive Type : Steel Grit
7. Mesh : G25
8. Surface Profile : + 100µm
9. Dust Level : level 3 , harus dibersihkan
10. Jemis cat : Epoxy based , 2 komponen ,Bersertifikasi untuk Ballast tank
11. NDFT : 400 µm
Lokasi tiga buah cacat buatan pada gambar 3 Dimensi (kiri) dan penampang
belakang specimen (kanan)
Cacat buatan yang sudah dibuat, diisolasi terlebih dahulu agar tidak bereaksi
dengan udara luar membentuk korosi
1. Catu Daya AC ke DC
Spesifikasi Rectifier yang digunakan
selama percobaan kali ini adalam
mampu menyediakan arus listrik
maksimal hingga 20 Ampere.
2. Resistor Variabel (Hambatan Geser)
fungsi utama dari Hambatan Geser
(Resistor Variabel) adalah menjaga agar
hambatan yang diberikan pada
rangkaian pengujian tetap konstan
selama pegujian.
Spesifikasi maksimum Hambatan Geser
ini adalah 100 Ohm.
3. Kabel-kabel listrik (serabut tembaga)
sebagai penghantar arus listrik selama
pengujian.
Untuk menghubungkan tiap-tiap kabel
dengan bendayang akan diuji, maka
digunakanlah penguhubung berupa sekun,
mur, dan baut.
4. alat ukur listrik (Multi Tester)
Multi tester digital untuk mengukur arus yang disediakan (kiri), dan
tegangan yang terjadi antara anoda dan material uji (kanan)
5. Anoda Grafit berfungsi sebagai pemancar arus listrik
yang digunakan untuk melindungi
katoda, dalam hal ini specimen yang
diujikan. Dipilih material grafit yang
berasal dari baterai, karena selain
harganya yang relatif murah, grafit
tersebut juga memiliki rasio pakai yang
mencukupi selama pengujian
berlangsung
6. Elektroda Referensi
Elektroda referensi berfunsi sebagai
indikator yang sangat penting selama
proses pengujian berlangsung, yakni
sebagai alat untuk memantau
besarnya potensial proteksi dalam
rangkaian.
Elektroda yang dipakai dalam
pengujian ini adalah berjenis Ag/AgCl
Variabel Uji 1 : I = 8,9 mA (20% Over Protection)
Specimen setelah 10 hari pengujian, timbul garam dan tidak terjadi
kerusakan pada lapisan coating
Variabel Uji 2 : I = 10,38 A (40% Over Protection)
Specimen setelah 10 hari pengujian, timbul garam dan tidak terjadi
kerusakan pada lapisan coating
Variabel Uji 3 : I = 7,2 A (60% Over Protection)
Specimen setelah 10 hari pengujian, timbul garam dan tidak terjadi
kerusakan pada lapisan coating
Selama pengujian, diperoleh gambaran bahwa semakin tinggi arus listrik semakin
cepat terbentuknya garam-garam tersebut. Hal ini dikarenakan arus listrik
merupakan katalis yang baik untuk menghasilkan panas, dan panas yang dihasilkan
dari reaksi elektrolisis tersebut lalu memepercepat terjadinya timbunan garam
yang mengelilingi cacat buatan pada lapisan protective coating.
Sebelum Pengujian Setelah Pengujian
dapat dilihat bahwa setelah terjadi proses elektrolisis, larutan
elektrolit berubah menjadi hitam pekat. Hal ini disebabkan
terjadinya reaksi antara anoda Grafit dengan elektrolit, sehingga
anoda grafit trekorosi dan mengalami pengikisan serta terlepas ke
dalam larutan elektrolit
1. Waktu pengujian yang relatif singkat (hanya 10 hari) yang
menyebabkan lapisan protective coating masih melekat sempurna
dengan baja yang dilindunginya
2. Proses pengaplikasian lapisan protective coating, sudah dijalankan
dengan baik,
3. Dalam Kondisi darurat, system ICCP masih dapat tetap dinyalakan
untuk menghindari terkorosinya bagian pelat baja yang tidak
terlindungi oleh lapisan coating.