Hemostasis ( Pembekuan Darah )

12
Hemostasis berarti mencegah hilangnya darah. Bila pembuluh darah mengalami cedera atau ruptur, hemostasis terjadi melalui beberapa cara : a. Kontriksi pembuluh darah b. Pembentukan sumbat platelet c. Pembentukan bekuan darah sebagai hasil dari pembekuan darah d. Dan terjdai pertumbuhan jaringan fibrosa kedalam bekuan darah untuk menutup lubang pada pembuluh secara permanen. Setelah pembuluh darah terpotong atau ruptur, dinding pembuluh darah yang rusak itu sendiri menyebabkan otot polos dinding pembuluh berkontraksi ; sehingga dengan segera aliran darah dari pembuluh yang rusak berkurang. Kontrasi terjadi akibat : a. Spasme miogenk lokal b. Faktor autakoid lokal yang berasal dari jaringan yang terkena trauma dan platelet darah c. Berbagai reflek saraf. Reflek saraf dicetuskan oleh impuls saraf nyeri atau oleh impuls –inpuls sensorik lain dari pembuluh yang rusak atau dari jaringan yang berdekatan. Untuk pembuluh darah yang lebih kecil, paltelet mengakibatkan sebgaian besar vasokontriksi dengan melepaskan sebuah substansi vaokontriksi, tromboksan A2. Semakin besar kerusakan yang terjadi, semakin besar pula spasmenya. Spasme pembuluh lokal ini berlangsung beberapa menit bahkan beberapa jam, dan selama itu pula berlangsung sumbat platelet dan pembekuan darah. Platelet ( disebut juga trombosit ) berbentuk crkram kecil dengan diameter 1 sampai 4 mikrometer. Dibentuk dalam sumsum tulang dari megeakariosit, megakariosit ini pecah dan menjadi trombosit kecil, pemecahannya baik didalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit dalam darah alalah 150.000 dan 300.000 per mikroliter. Trombosit tidak mempunyai inti dan tidak dapat bereproduksi. Dalam sitoplasmanya terdapat faktor-faktor aktif seperti : a. Molekul aktin dan miosin yang merupakan molekul kontraktil sama sperti sel-sel otot, dan juga protein kontraktil lainnya sperti trombostenin yang dapat menyebabkan trombosit berkontraksi b. Sisa-sisa retikulum endoplasma dan golgi aparatus yang mensintesis berbagai enzim dan terutama menyimpan jumlah besar ion kalsium c. Mitokondria dan sistem enzim yang mampu membentuk adenosit tripospat ( ATP ) dan adenosin dipospat ( ADP ) d. Sistem enzim lokal yang menyebabkan berbagai reaksi pembuluh darah dan reaksi jaringan lokal lainnya e. Suatu protein penting yang disebut faktor stabilisasi fibrin f. Faktor pertumbuhan ( growth factor ) yang menyebabkan penggandaan dan pertumbuhan sel endotel pembuluh darah,

description

Manfaatkan

Transcript of Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Page 1: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Hemostasis berarti mencegah

hilangnya darah. Bila pembuluh darah

mengalami cedera atau ruptur, hemostasis

terjadi melalui beberapa cara :

a. Kontriksi pembuluh darah

b. Pembentukan sumbat platelet

c. Pembentukan bekuan darah sebagai hasil

dari pembekuan darah

d. Dan terjdai pertumbuhan jaringan fibrosa

kedalam bekuan darah untuk menutup

lubang pada pembuluh secara permanen.

Setelah pembuluh darah terpotong atau

ruptur, dinding pembuluh darah yang rusak

itu sendiri menyebabkan otot polos dinding

pembuluh berkontraksi ; sehingga dengan

segera aliran darah dari pembuluh yang rusak

berkurang. Kontrasi terjadi akibat :

a. Spasme miogenk lokal

b. Faktor autakoid lokal yang berasal dari

jaringan yang terkena trauma dan platelet

darah

c. Berbagai reflek saraf. Reflek saraf

dicetuskan oleh impuls saraf nyeri atau

oleh impuls –inpuls sensorik lain dari

pembuluh yang rusak atau dari jaringan

yang berdekatan. Untuk pembuluh darah

yang lebih kecil, paltelet mengakibatkan

sebgaian besar vasokontriksi dengan

melepaskan sebuah substansi vaokontriksi,

tromboksan A2.

Semakin besar kerusakan yang terjadi,

semakin besar pula spasmenya. Spasme

pembuluh lokal ini berlangsung beberapa

menit bahkan beberapa jam, dan selama itu

pula berlangsung sumbat platelet dan

pembekuan darah.

Platelet ( disebut juga trombosit )

berbentuk crkram kecil dengan diameter 1

sampai 4 mikrometer. Dibentuk dalam

sumsum tulang dari megeakariosit,

megakariosit ini pecah dan menjadi trombosit

kecil, pemecahannya baik didalam sumsum

tulang atau segera setelah memasuki darah.

Konsentrasi normal trombosit dalam darah

alalah 150.000 dan 300.000 per mikroliter.

Trombosit tidak mempunyai inti dan tidak

dapat bereproduksi. Dalam sitoplasmanya

terdapat faktor-faktor aktif seperti :

a. Molekul aktin dan miosin yang merupakan

molekul kontraktil sama sperti sel-sel otot,

dan juga protein kontraktil lainnya sperti

trombostenin yang dapat menyebabkan

trombosit berkontraksi

b. Sisa-sisa retikulum endoplasma dan golgi

aparatus yang mensintesis berbagai enzim

dan terutama menyimpan jumlah besar ion

kalsium

c. Mitokondria dan sistem enzim yang

mampu membentuk adenosit tripospat (

ATP ) dan adenosin dipospat ( ADP )

d. Sistem enzim lokal yang menyebabkan

berbagai reaksi pembuluh darah dan reaksi

jaringan lokal lainnya

e. Suatu protein penting yang disebut faktor

stabilisasi fibrin

f. Faktor pertumbuhan ( growth factor ) yang

menyebabkan penggandaan dan

pertumbuhan sel endotel pembuluh darah,

Page 2: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e2

sel otot-oto polos pembuluh darah, dan

fibroblas, sehingga menimbulkan

pertumbuhan seluler yang akhirnya

memperbaiki dinding pembuluh yang

rusak.

Dipermukaan membran trombosit

terdapat lapisan glikoprotein yang mencegah

pelekatan dengan endotel norma dan justru

menyebebkan pelekatan dengan jaringan

kolagen yang terbuka dibagian dalam

pembuluh darah. Selain itu, membran

mengandung banyak fosfolipid yang

mengaktifkan berbagai tingkat dalam proses

pembekuan darah

Waktu paruh hidupnya dalam darah 8-12

hari, jadi setelah beberpa minggu proses

fungsionalnya berakhir. Trombosit itu

kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh

sistem makrofag jaringan. Lebih dari separuh

trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa,

yaitu pada waktu darah melewati kisi-kisi

trabekula yang rapat.

Waktu trombosit bersinggungan dengan

permukaan pembuluh yang rusak, terutama

dengan serabut kolagen didinding pembuluh,

sifat-sifat trombosit berubah secara drastis.

Trombosit mulai membengkak ; bentuknya

menjadi ireguler dengan tonjolan-tonjolan

yang mencuat dari permukaannya, protein

berkontraktilnya berkontraktil dengan kuat

sehingga granula terlepas yang mengandung

berbagai faktor aktif, trombosit itu menjadi

lengket sehingga melekat pada kolagen dalam

jaringan dan protein yang disebut faktor vol

Willebrand yang bocor dari plasma menuju

jaringan yang trauma. Trombosit menyereksi

sejumlah besar ADP dan enzim-enzim

pembentuk tromboksan A2, ADP dan

tromboksan kemudian mangaktifkan

trombosit yang berdekatan, dan kerena sifat

lengket dari trombosit tambahan ini maka aan

menyebabkan melekat pada trombosit semula

yang sudah aktif.

Dengan demikian setiap lokasi dinding

pembuluh darah yang luka, dinding pembuluh

yang rusak menimbulkan suatu siklus aktivasi

trombosit yang jumlahnya terus meningkat

yang menyebabkannya menarik lebih banyak

lagi trombosit tambahan, sehingga terbentuk

sumbat trombosit. Sumbat ini pada mulanya

longgar, namun biasanya berhasil

menghalangi hilangnya darah bia luka

dipembuluh ukurannya kecil. Setelah itu,

selama proses pembekuan darah selanjutnya,

benang-benang fibrin terbentuk. Benaang

fibrin ini melekat erat pada trombosit,

sehingga terbentuklah sumabat yang kuat.

Mekanisme ketiga untuk hemostasis ialah

pembentukan bekuan darah. Bekuaan mulai

terbentuk dalam waktu 15-20 bila trauma

pada dinding pembuluh darah sangat hebat,

dan dalam 1-2 menit bila traumanya kecil. Zat-

zat aktivator dari dinding pembuluh darah

yang rusak, dari trombosit dan dari protein-

protein darah yang melekat pada dinding

pembuluh darah yang rusak, akan mengawali

proses pembekuan darah.

Page 3: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e3

Dalam waktu 3 sampai 6 menit setelah

pembuluh ruptur, bila luka pada pembuluh

tidak terlalu besar, seluruh bagian pembuluh

yang rusak atau ujung yang terbuka akan diisi

oleh bekuan darah. Setelah 20 menit sampai

satu jam , bekuan akan mengalami retraksi, ini

akan menutup tempat luka. Trombosit juga

memegang peranan penting dalam peristiwa

retraksi bekuan ini

Setelah bekuan darah terbentuk, dua

proses berikut dapat terjadi :

1. Bekuan dapat diinvasi oleh fibroblas, yang

kemudian membentuk jaringan ikat pada

seluruh bekuan tersebut

2. Dapat juga bekuan itu dihancurkan.

Biasanya bekuan yang terbentuk pada luka

kecil didinding pembuluh darah akan diinvasi

oleh fibroblas, yang mulai terjadi beberapa

jam setelah bekuan itu terbentuk (

dipermudah, paling tidak oleh faktor

pertumbuhan yang disekresi oleh trombosit ).

Hal ini berlanjut sampai terjadi pembentukan

bekuan yang lengkap menjadi jaringan fibrosa

dalam waktu kira-kira 1 sampai 2 minggu.

Sebaliknya bila sejumlah besar darah

merembes ke jaringan dan terjadi bekuan

jaringan yang tidak dibutuhkan, zat khusus

yang terdapat dalambekuan itu sendiri

menjadi teraktivasi. Zat ini berfungsi sebagai

enzim yang menghancurkan bekuan itu.

Lebih dari 50 macam zat penting yang

menyebabkan pembekuan darah telah

ditemuakn dalam darah dan jaringan,

beberapa diantaranya mempermudah

terjadinya pembekuan, disebut prokoagulan,

dan yang menghambat pembekuan, disebut

antikoagulan. Apakah pembekuan akan terjadi

atau tidak, bergantung pada keseimbangan

antara kedua golongan zat ini. Pada aliran

darah, dalam keadaan normal, antikoagulan

lebih dominan sehingga darah tidak membeku

saat bersirkulasi didalam pembuluh darah.

Tetapi bila pembuluh darah mengalami ruptur,

prokoagulan dari daerah yang rusak menjadi

teraktifasi dan melebihi aktivitas antikoagulan,

dan bekuanpun terbentuk

Pembekuan terjadi melalui tiga langkah

utama ;

1. Sebagai respon terhadap rupturnya

pembuluh darah atau kerusakan darah itu

sendiri, rangkaian reaksi kimiawi yang

kompleks terjadi ddalam darah yang

melibatkan lebih dari selusin faktor

pembekuan darah. Hasil akhirnya adalah

terbentuknya suatu kompleks substansi

teraktivasi yang secara kolektif disebut

aktivator protrombin.

2. Aktivator protrombin mengatalisis

pengubahan protrombin menjadi trombin

3. Trombin bekerja sebagai enzim untuk

mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang

merangkai trombosit, sel darah, dan pasma

untuk bekuan.

Page 4: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e4

Pertama, aktivator protrombin

terbentuk sebagai akibta rupturnya pembuluh

darah atau sebagai akibat kerusakan pada zat-

zat khusus dalam darah. Kedua, aktivatro

protrombin, dengan adanya ion Ca++ dalam

jumlah yang mencukupi, akan menyebabkan

perubahan protrombin menjadi trombin.

Ketiga, trombin menyebabkan polimerisasi

molekul-moleku fibrinogen menjadi benang-

benang fibrin dalam waktu 10-15 detik

berikutny. Jadi, faktor yang membatasi

kecepatan pembekuan darah biasanya dalah

pembentukan aktivator protrombin dan bukan

reaksi-reaksi berikutnya. Karena langkah akhir

biasanya terjadi sangat cepat untuk

membentuk bekuan itu sendiri.

Trombosit juga berperan penting

mengubah protrombin menjdi tormbin, kerena

banyak protrombin mula-mula melekat pada

reseptor protrompin pada trombosit yang

telah berikatan dengan jaringa yang rusak.

Protrombin dan trombin. Protrombin

adalah protin plasma, yaitu alfa2 globulin,

yang mempunyai berat molekul 68.700.

protrombin terdapat dalam plasma normal

dengan konsentrasi kira-kira 15 mg/dl.

Protrombin merupakan protin tidak stabil

yang dengan mudah dapat dipecah menjadi

senyawa-senyawa yang lebih kecil, satu

diantaranya ialah trombin, yang mempuyai

berat molekul 33.700, hampir tepat separuh

dari molekul protrombin.

Protrombin dibentuk terus-menerus

oleh hati, dan secra terus-menerus dipakai

diseluruh tubuh untuk pembekuan darah. Bila

hati gagal membentuk protrombin, kira-kira

dalam satu hari kadar protrombin dalam

plasma akan terlalu rendah untuk mendukung

terjadinya pembentukan bekuan darah yang

normal

Vitamin K diperlukan oleh hati untuk

pembentukan protrombin dan juga diperlukan

untuk pembentukan beberapa faktor

pembekuan lainnya.

Fibrinogen adalah protein dengan berat

molekul yang sangat besar ( BM=340.000 )

yang terdapat dalamplasma dengan kadar 100

sampai 200 mg/dl. Fibrinogen dibentuk dalam

hati. Karena ukuran molekulnya yang begitu

besar, dalam keadaan normal hanya sedikit

fibrinogen yang bocor dari pembuluh darah

Protrombin

Ca++

Trombin

Aktivator

Protrombin

FIbrinogen Fibrin

Benang-benang fibrin

Ca++

Trombin

Faktor Stabilisator fibrin

yang teraktifasi

Beang-benang fibrin yang

saling berikatan

Page 5: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e5

kedalam cairan interstisial, dan karena

fibrinogen merupakan suatu faktor yang fokok

dalam proses pembekuan. Cairan interstisial

biasaya tidak dapat membeku. Namun bila

permeabilitas kapiler meningkat secara

patologis, fibrinogen akan bocor ke dalam

cairan jaringan dalam jumlah yang cukup

untuk menimbulkan pembekuan cairan ini

dengan cara yang hampir seperti plasma dan

darah yang dapat membeku.

Kerja Tombin dalam Mengubah

Fibrinogen Menjadi Fibrin. Trombin adalah

enzim protein dengan proteolitik yang lemah.

Ia bekerja pada fibrinogen dengan cara

melepaskan empat peptida dengan berat

molekul rendah dari setiap molekul fibrinogen

, sehingga membentuk satu meolekul fibrin

monomer yang mempunyai kemampuan

otomatis untuk berpolimeresasi dengan

molekul fibrin monomer yang lain untuk

membentuk benang fibrin. Dengan cara

demikian, dalam beberapa detik banyak

molekul fibrin monomer berpolimerisasi

menjadi benang-benang fibrin yang panjang,

yang merupakan retikulum bekuan darah.

Pada tingkat awal polimeresasi,

molekul fibrin monomer saling berikatan

melalui ikatan hidrogen nonkovalen yang

lemah, dan benang-benang yang baru

terbentuk ini tidak berikatan silang yang kuat

antara antara satu dengan yang lainnya, oleh

karena itu bekuan yang dihasilkan tidaklah

kuat dan mudah dicerai-beraikan. Tetapi

proses lain terjadi dalam beberapa menit

berikutnya yang aka memperkuat jalinan

fibrin tersebut. Proses ini melibatkan suatu zat

yang disebut faktor stabilisasi fibrin, yang

terdapat dalam jumlah kecil dalam bentuk

globulin plasma yang normal, tetapi juga

dilepaskan dari trombosit yang tertangkap

dalam bekuan. Sebelum faktor stabilisasi fibrin

ini dapat bekerja terhadap benang-benang

fibrin, ia sendiri harus diaktifkan terlebihh

dahulu. Trombin yang sama yang

menyebabkan pembentukan fibrin juga akan

mengaktifkan faktor stabilisasi fibrin.

Kemudian zat yang telah aktif ini bekerja

sebgagai enzim untuk menimbulkan ikatan

kovalen antara molekul fibrin monomer yang

semakin banyak, dan juga ikatan silang antara

benang-benang fibrin yang berdekatan,

sehngga sangat menambah kekuatan jaringan

fibrin secara tiga dimensi.

Bekuan Darah. Bekuan darah terdiri

dari jaringan benang fibrin yang berjalan ke

segala arah dan menjerat sel-sel darah,

trombosit, dan plasma. Benang-benang fibrin

juga melekat pada pembuluh darah yang

rusak, oleh karena itu, bekuan darah

menempel pada lubang di pembuluh dan

demikian mencegah kebocoran darah

berikutnya.

Retraksi Bekuan Darah. Dalam waktu

beberapa menit setelah bekuan terbentuk,

kekuatan mulai menciut dan biasanya

memeras keluar hampir seluruh carian dari

bekuan itu dalam waktu 20-60 menit. Carian

yang keluar tersebut disebut serum, sebab

seluruh fibrinogen dan sebagian besar faktor-

faktor pembekuan lainnya tidak dikeluarkan,

dan dengan demikian, serum berbeda denga

plasma, serum tidak dapat membeku karena

serum tidak terdapat faktor-faktor

pembekuan.

Trobosit diperlukan untuk retraksi

bekuan. Oleh sebab itu, kegagalan pada proses

retraksi merupakan tanda bahwa jumlah

tormbosit yang beredar dalam darah kurang .

mikroskop elektron dari trombosit dalam

bekuan darah memperlihatkan bahwa

trombosit-trombosit tersebut sebenarnya

melekat pada benang –benang fibrin dengan

cara mengikat benag-benang itu sehingga

Page 6: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e6

menjadi satu. Selain itu, trombosit yang

terperangkap dalam bekuan terus melepaskan

zat-zat prokoagulan, salah satu yang paling

penting ialah faktor stabilisator fibrin, yang

meyebabkan terjadinya ikatan silang yang

semakin banyak antara benang-benang fibrin

yang berdekatan. Selain itu, trombosit sendiri

memberikan dukungan langsung untuk

terjadinya retraksi bekuan dengan

mengaktifkan molekul aktin miosin, dan

trombostenin trombosit, yang semuanya

merupakan molekul kontraktil dalam

trombosit dan dapat menimbulkan kontraaksi

kuat pada tonjolan-tonjolan runcing dari

trombosit yang melekat pada fibrin. Peristiwa

ini juga akan menciutkan jaringan fibrin

menjadi masa yang lebih kecil. Kontraksi

diaktifkan dan dipercepat oleh trombin, dan

juga olah ion kalsium dalam mitokondria,

retikulum endoplasma, dan aparatus golgi

pada trombosit.

Dengan terjadinya retraksi bekuan,

ujung-ujung pembuluh darah yang robek akan

ditarik saling mendekat, sehingga

memungkinkan berlanjut hingga sampai ke

tahap akhir hemostasis.

Segera setelah pembekuan darah

terbentuk, bekuan tersebut akan meluas ke

daerah sekelilingnya. Bekuan itu sendiri yang

meangawali daur berantai ( umpan balik

Positif ) untuk memduahkan bekuan menjadi

bertambah besar. Salah satu sebab paling

penting terjadinya proses ini ialah kerja

proteolitik dari trombin yang

memungkinkannya untuk bekerja terhadap

faktor-faktor pembekuan lain selain

fibrinogen. Sebagai contoh, trombin

mempunyai efek protelotik langsung terhadap

protrombin sendiri, sehingga bentuk lebih

banyak lagi trombin, dan ini bekerja terhadap

beberapa faktor pembekuan yang bertanggung

jawab terhadap pembentukan aktivator

protrombin. Setelah jumlah krisis trombin

terbentuk, terjadi daur berantai yang

menyebabkan lebih banyak lagi terbentuknya

bekuan dan trombin, dengan demikian

bekuan akan bertambah besar sampai

kebocoran darah berhenti.

Mekanisme komplek yang mengawali

pembekuan pada tempat pertama. Mekanisme

ini dimulai bila:

1. Terjadi trauma pada dinding pembuluh

darah dan jaringan yang berdekatan

2. Trauma pada darah

3. Kontaknya darah dengan sel endotel yang

rusak atau dengan kolagen dan unsur

jaringan lainnya di luar pembuluh darah.

Pada setiap kejadian tersebut, mekanisme

ini akan menyebabkan pembentukan

protombin menjadi trombin dan menimbulkan

seluruh langkah berikutnya.

Aktiivator protrombin biasanya dapat

dibentuk melalui dua cara, walaupun, pada

kenyataannya kedua cara ini saling

berinteraksi secara konstan satu sama lain :

1. Melalui jalur ekstrinstik yang dimulai

dengan terjadinya trauma pada dinding

pembuluh dan jaringan sekitarnya

2. Dan melalui jalur instrinstik yang berawal

didalam darah.

Page 7: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e7

Pada kedua jalur ini intrsinstik maupun

ekstrinstik, berbagai protein plasma berbeda

yang disebut faktor-faktor pembekuan darah

memegang peran yang utama. Sebagian besar

faktor ini masih dalam bentuk enzim

proteolitik yang inaktif. Bila berubah menjadi

aktif, kerja enzimatiknya akan menimbulkan

proses pembekuan berupa reaksi-reaksi yang

berurutan dan bertingkat.

Sebgian besar faktor pembekuan ditandai

dengan angka romawi, contoh faktor VIIIa

menunjukkan faktor VIII dalam keadaan

teraktivasi

Mekanisme ekstrinstik sebagai awal

pembentukan aktivator protrombin dimulai

dengan dinding pembuluh darah atau jaringan

ekstravaskuler yang rusak yang kontak dengan

darah. Kejadian ini menimbulkan langkah-

langkah berikutnya :

1. Pelepasan faktor jaringan. Jaringan yang

luka akan melepaskan beberapa faktor

yang disebut faktor jarigan. Faktor ini

terutama terdiri dari fosfolipid dari

membran jaringan ditambah komplek

lipoprotein yang terutama berfungsi

sebagai enzim proteolitik.

2. Aktivasi faktor X-peranan faktor VII dan

faktor jaringan. Komplek lipoprotein dari

faktor jaringan selanjutnya bergabung

dengan faktor VII dan bersamaan dengan

hadirnya ion kalsium, faktor ini bekerja

sebagai enzim terhadap faktor X untuk

membentuk faktor X yang teraktivasi ( Xa ).

3. Efek dari faktor X yang teraktivasi dalam

membentuk aktivator protombin-pertama

faktor V. Faktor X yang teraktivasi segera

berikatan dengan fosfolipid jaringan yang

merupakan bagian dari faktor jaringan,

atau fosfolipid tambahan yang dilepaskan

dari trombosit, juga denan faktor V, untuk

membentuk suatu senyawa yang disebut

aktivator protrombin. Dalam beberapa

detik, dengan adanya ion kalsium, senyawa

itu memecah protrombin menjadi trombin,

dan berlangsunglah proses pembekuan

seperti yang telah dijelaskan. Pada tahap

permulaan, faktor V yang terdapat dalam

komplek aktivator protrombin bersifat

inaktif, tetapi sekali proses pembekuan ini

dimulai dan trombin mulai terbentuk, kerja

proteoitik dari trombin akan mengaktifkan

faktor V. Faktor ini kemudian akan menjadi

akselerator tambahan yang kuat dalam

pengaktifan protrombin. Jadi, dalam

komplek aktivator protrombin akhir.

Faktor X teraktivasilah yang merupakan

protease sesungguhnya yang menyebabkan

pemecahan protrombin untuk membentuk

trombin. Faktor V yang teraktivasi sangat

mempercepat kerja protease ini,

sedangkan fofolipid trombosit bekerja

sebagai alat pengangkut yang

mempercepat proses tersebut . perhatian

umpan balik positif dari trombin , yang

bekerja melalui faktor V, untuk

mempercepat proses seluruhnya.

4.

Mekanisme kedua untuk awal pembentukan

aktivator protrombin, dan dengan demikian

juga merupakan awal dari proses pembekuan,

dimulai denagn terjadinya trauma terhadap

darah itu sendiri atau darah berkontak denan

kolagen pada dinding pembuluh darah yag

Page 8: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e8

rusak. Kemudian proses berlangsung melalui

serangkaian reaksi kaskade :

1. Pengaktifan faktor XII dan pelepasan

fosfolipid trombosit oleh darah atau

berkontaknya darah dengan kolagen

dinding pembuluh darah akan mengubah

dua faktor pembekuan penting dalam

darah : Faktor XII dan trombosit. Bila

faktor XII terganggu, misalnya karena

kontak dengan kolagen atau dengan

permukaan yang basah seprti gelas, ia akan

berubah menjadi bentuk molekul baru

yaitu sebagai enzim proteolitik yang

disebut “ faktor XII teraktivasi “. Pada saat

yang bersamaan, trauma terhadap darah

juga merusak trombosit akibat

bersentuhan dengan kolagen atau atau

permukaan basah ( atau rusak karena cara

lain ), dan ini akan melepaskan berbagai

fosfolipid trombosit yang mengandung

lipoprotein, yang disebut faktor 3

trombosit yang juga memegang peranan

dalam proses pembekuan selanjutnya.

2. Pengaktifan faktor XI. Faktor XII yang

teraktivasi bekerja secara enzimatik

terhadap faktor XI dan juga

mengaktifkannya. Ini merupakan langkah

kedua dalam jalur instrinsik. Reaksi ini

juga memerlukan kininogen HMW ( Berat

Molekul Tinggi ), dan dipercepat oleh

prekalikrein.

3. Pengaktifan faktor IX oleh faktor XI yang

teraktivasi. Faktor XI yang teraktivasi

bekerja secara enzimatik terhadap faktor

IX dan mengaktifkannya.

4. Pengaktifan faktor X-peranan faktor VIII.

Faktor IX yang teraktivasi, yang bekerja

sama dengan faktor VIII teraktivasi dan

dengan fosfolipid dan faktor 3 dari

trombosit yang rusak, mengaktifkan faktor

X. Jelaslah bahwa bila faktor VIII atau

trombosit kurang persediaannya, langkah

ini akan terhambat. Faktor VIII adalah

faktor yang tidak dimiliki oleh pasien

hemofilia klasik, dan karena alasan itu

disebut faktor antihemofilia. Trombosit

adalah faktor pembekuan yang tidak

didapati pada penyakit perdarahan yang

disebut trombositopenia.

5. Kerja Faktor X teraktivasi dalam

pembentukan aktifator protrombin-

peranan faktor V. Langkah dalam jalur

instrinstik ini pada prinsipnya sama

dengan langkah terakhir dalam jalur

ekstrinstik. Artinya faktor X yang

tereaktivasi bergabung dengan faktor V

dan trombosit atau fosfolipid jaringan

untuk membentuk suatu komplek yang

disebut aktivator protrombin. Aktivator

protrombin dalam beberapa detik

mengawali pemecahan protrombin

menjadi trombin, dan dengan demikian

proses pembekuan selanjutnya dapat

berlangsung seperti yang telah diuraikan

dahu.

Cedera Jaringan

Faktor Jaringan (lipoprotein)

VIIa VII

X Xa

Ca++

V

Trombin Protrombin

Ca++

Fosfolipid

Trombosit

Aktivator

protrombin

(1)

(2)

(3)

Jalur Ekstrinstik

Ca++

Fospolipid

Page 9: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e9

Kerusakan darah atau

Berkontak denan kolagen

XII XIIa

(HMW Kinonogen,prekalikrein )

XI XIa

IX

Ca++

IXa

VIII

Trombin

VIIIa

X Xa

Ca++

Fosfolipid Trombosit

Trombin

V

Ca++

Aktivator protrombin

Fosfolipid trombosit

Protrombin Trombin

Ca++

Jalur Instrinstik sebagai Awal Pembekuan Darah

( 1 )

( 2 )

( 3 )

( 4 )

( 5 )

Page 10: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e10

Diluar dua langkah pertama daalam

jalur instrinstik, ion kalsium diperlukan untuk

menpermudah atau mempercepat semua

reaksi pembekuan darah. Oleh karena itu

tanpa ion kalsium, pembekuan darah melalui

tiap jalur pembekuan tidak terjadi.

Kadar ion kalsium dalam tubuh jarang

sekali turun sedemikian rendah sehingga

nyata memengaruhi kinetik pembekuan darah.

Tetapi bila darah dikeluarkan dari tubuh

manusia, pembekuan dapat dicegah dengan

menurunnya ion kalsium sampai dibawah

ambang pembekuan, dengan cara deionisasi

kalsium yaitu menyebabkannya bereaksi

dengan zat-zat lain sperti ion sitrat atau

mengendapkan ion kalsium dengan ion

oksalat.

Kemungkinan faktor paling penting

yang dapat mencegah pembekuan dalam

sistem pembuluh darah normal ialah :

1. Licinnya permukaan sel endotel sehingga

tidak terjadi aktivitasi kontak dari sistem

pembekuan instrinstik

2. Lapisan glikokaliks pada endotelium (

glikokaliks adalah suatu mukopolisakarida

yang diabsorbsi ke permukaan bagian

dalam sel endotel ), yang mempunyai sifat-

sifat menolak pembekuan dan trombosit,

dan dengan demikian mencegah

pembekuan

3. Ikataan protein dengan membran endotel,

yaitu trombomodulin yang mengikat

trombin. Pengikatan trombomodulin

dengan trombin tidak hanya

memperlambat proses pembekuan dengan

cara mengangkat trombin, tetapi komplek

trombomodulin-trombin juga

mengaktifkan protein plasma, yaitu protein

C, yang bekerja sebagai antikoagulan

dengan menginaktifkan faktor V dan VIII

yang teraktivasi.

Bila dinding endotel rusak, permukaannya

yang licin dan lapisan trombomodulin-

glokokaliknya hilang, dan itu akan

mengaktifkan faktor XII dan trombosit,

sehingga dimulailah proses pembekuan jalur

instrinstik. Bila faktor XII dan trombosit

berkontak dengan kolagen subendotel,

pengaktifan akan menjadi lebih hebat lagi.

Kerja Antitrombin Fibrin dan

Antitrombin III. Diantara antikoagulan-

antikoagulan penting dalam darah itu sendiri

ialah antikioagulan yang menghilangkan

trombin dari darah. Dua diantaranyayang

paling kuat ialah : ( 1 ) benang-benang fibrin

yang terbentuk selama proses pembekuan dan

( 2 ) suatu alfa globin yang disebut antitrombin

III atau kofaktro antitrimbin heparin.

Sewaktu bekuan sedang dibentuk, kira-kira

85-90 persen trombin yang terbentuk dari

protrombin diabsorbsi kedalam benang-

benang fibrin begitu fibrin ini terbentuk. Dan

ini tentunya membantu mencegah penyebaran

trombin kedalam darah didaerah yang lain,

Page 11: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e11

sehingga dapat mencegah penyebaran bekuan

yang berlebihan.

Trombin yang tidak tereabsorbsi ke

benang-bengang fibrin akan berikatan dengan

antitrombin III, yang selanjutnya akan

menghalangi efek trombin terhadap

fibrinogen, dan kemudian juga menginaktifkan

trombin itu sendiri dalam waktu 12-20 menit

berikutnya.

Heparin. Heparin merupakan

antikoagulan kuat lainnya, tetapi kadarnya

dalam darah normalnya rendah, sehingga

hanya dalam kondisi fisiologis khusus saja ia

berfungsi sebagai antikoagulan yang cukup

berarti. Naumun, dalam praktek kedokteran,

heparin sangat luas dipakai sebagai agen

farmakologis dalam konsentrasi yang lebih

tinggi untuk mencegah pembekuan

intravaskular.

Molekul heparin ialah polisakarida yangn

bermuatan sangat negatif. Ia sendiri tidak atau

sedikit sekali mempunyai sifat-sifat

antikoagulan, tetapi bila berikatan dengan

antitrombin III, keefektifan antitrombin III

untuk menyingkirkan trombin akan meningkat

seratus sampai seribu kali lipat, dan dengan

demikkian bekerja sebagai antikoagulan. Oleh

karena itu, dengan adanya heparin yang

berlebihan, menyingkirkan bentuk trombin

bebas dari peredaran darah oleh antitrombin

III terjadi hampir seketika.

Komplek heparin dan antitrombin III akan

menghilangkan beberapa faktor pembekuan

yang teraktivasi lainnya selain trombin,

sehingga lebh meningkatkan aktivitasnya

sebagai antikoagulan. Termasuk ke dalam

faktor-faktor tersebut ialah faktor XII, XI, X,

dan IX.

Heparin dibentuk oleh bermacam-macam

sel dalam tubuh, tetapi sebagian besar

dibentuk oleh sel mast basofilik yang terletak

dijaringan ikat perikapiler seluruh tubuh. Sel-

sel ini terus-menerus mengeluarkan heparin

sedikit-sedikit yang berdifusi kedalam sistem

sirkulasi. Sel basofil darah fungsinya hampir

sama dengan sel mast, juga melepaskan

heparin dalam jumlah kecil ke dalam plasma.

Sel mast terdapat banyak sekali dijaringan

yang mengelilingi kafiler paru, dan dalam

jumlah yang kecil terdapat juga didekat kapiler

hati. Mudah dipahami mengapa sejumlah

besar heparin diperlukan didaerah tersebut,

karena kafiler paru dan hati menerima banyak

bekuan banyak embolus yang terbentuk

dalam darah vena dan mengalir lambat,

pembentukan heparin yang cukup diperlukan

untuk mencegah terjadinya bekuan lebih

banyak lagi.

Proein plasma mengandung euglobulin yang

disebut plasminogen ( atau profibrinolisin ).

Palsma adalah enzim proteolitik yang

menyerupai tripsin, suatu enzim pencernaan

proteolotik paling penting dari sekresi

pankreas. Plasmin mencerna benang-benang

fibrin dan beberapa protein koagulan lainnya,

seperti fibrinogen, faktor V, faktor VIII,

protrombin, dan faktor XII. Oleh karena itu,

kapanpun plasmin dibentuk, plasmin akan

melisis bekuan dengan menghancurkan

banyak faktor pembekuan, sehingga kadang –

kadang bahkan hipokoagulasi labilitas darah

Aktivasi Plasminogen untuk Membentuk

Plasmin : Kemudian Melisis Bekuan. Bila

Page 12: Hemostasis ( Pembekuan Darah )

Pag

e12

suatu bekuan terbentuk, didalamnya akan

terdapat sejumlah besar plasminogen bersama

dengan protein-proein plasma yang lain.

Palsminogen ini tidak akan menjadi plamsin

atau menyebabkan lisis bekuan sebelum

diaktifkan. Jaringa yang terluka dan sel endotel

pembuluh darah dengan sangat lambat

melepaskan suatu aktivator kuat yang disebut

aktivator plasminogen jaringan ( t-PA ) pada

hari-hari berikutnya, setelah bekuan berhasil

menghentikan pendarahan, akhirnya

plasminogen berubah menjadi plasmin yang

kemudian menghilangkan bekuan darah yang

tidak diperlukan. Fungsi penting khusus dari

sistem plasmin adalah membuang bekuan

kecil dari jutaan pembuluh perifer kecil yang

pada akhirnya dapat mengalami penyumbatan

yang tidak ada cara lain untuk

membersihkannya

By : Taslim Koli

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani

Yogyakarta