Hematologi.docx

download Hematologi.docx

of 7

Transcript of Hematologi.docx

1ISSN : 1511100034 vol. 10 hal 1-10

Hematologi : Koagulasi dan Perhitungan Sel DarahMerah dan Sel Darah PutihNilna Rizqiyah Mubarokah Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesiaemail: [email protected] merupakan jaringan penyambung khusus yang terdiri dari sel-sel dan banyak interstitial ektrasel serta tempat pembentukan susmsum merah dari tulang.Darah tersusun atas sel-sel darah dan plasma.Tujuan dari praktikum haematologi ini adalah untuk menentukan lama waktu darah yang dibutuhkan untuk koagulasi, mengetahui faktor-faktor terjadinya koagulasi, serta menghitung jumlah eritrosit dan leukosit dengan menggunakan bilik hitung.Koagulasi darah menggunakan 3 orang probandus yang memiliki berat badan tubuh paling rendah dan paling tinggi, 2 orang perempuan dan 1 orang laki- laki. Darah yang menetes pada kaca obyak dihitung waktunya sampai terbentuk benag fibrin. Untuk penghitungan leukosit dan eritrosit digunakan satu orang probandus yaitu laki laki dan perempuan. Eritrosit dan leukosit dihitung dengan hemasitometer dan diamati dengan mikroskop.Hasil pengamatan koagulasi darah pada probandus perempuan dengan berat badan tertinggi waktu koagulasi darah 2 menit 17 detik, probandus perempuan dengan dengan berat badan terendah waktu koagulasi darah 2 menit 59 detik, probandus laki- laki waktu koagulasi darah selama 2 menit 50 detik. pengamatan jumlah eritrosit pada probandus laki laki memiliki jumlah eritrosit 1.304.000 sel/mm3 dan pada probandus perempuan memiliki jumlah eritrosit 362.000 sel/mm3. hasil pengamatan jumlah leukosit pada probandus laki laki memiliki jumlah leukosit 287,5 sel/mm3 dan pada probandus perempuan memiliki jumlah leukosit 212,5 sel/mm3. Jumlah eritrosit dan leukosit kedua propadus kurang dari normal. Hal ini kemungkinan karena disebabkan adanya beberapa faktor yaitu nutrisi, berat badan, jenis kelamin, lokasi tempat tinggal dan aktivitas.

Kata KunciKoagulasi, eritrosit, leukosit dan haemacytometerPENDAHULUANDarah adalah materi transport yang terdapat pada sistem transportasi tubuh. Darah merupakan jaringan ikat dalam bentuk cair yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian interseluler yang berupa cairan disebut plasma yang terdapat unsur -unsur padat, yaitu sel darah. Sel darah tersusun atas sel darah merah (Eritrosit) dan sel darah putih (Leukosit). Sel darah merah berfungsi untuk mentranspor oksigen melalui pengikatan oksihemoglobin dan mentranspor karbondioksida melalui pengikatan karbominohemoglobin serta mengatur pH darah sedangkan sel darah putih berfungsi melindungi tubuh dari infeksi [1].Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf berdiameter 8 m, dan tidak memiliki nukleus.Setiap butir nukleus mengandung hemoglobin yang berfungsi mengankut oksigen dari paru paru membentuk oksihemoglobin.Leukosit memiliki sebuah nukleus, tidak berwarna, dan menunjukkan gerakan amuboid.Trombosit berbetuk bulat kecil dengan ukuran diameter 2 -4 m dan tidak memiliki inti [2].Darah manusia terdiri atas plasma darah dengan komposisi 92% air, protein plasma 7% dan zat-zat terlarut lainnya sekitar 1% dan elemen-elemen darah putih (leukosit) dan keping-keping darah (trombosit). Protein plasma terdiri atas : albumen 60%, globulin 35%, fibrinogen 4%, dan protein pengatur seperti enzim, proenzim, hormon yang jumlahnya kurang dari 1%. Zat-zat terlarut lainnya adalah: elektrolit-elektrolit yang penting untuk aktivitas sel itu sendiri dan menjaga tekanan osmosis cairan tubuh (Na+, K+, Mg2+, cal-, HCO3-, HPO42-, SO42-), Elemen seluler yang disebut leukosit terdiri atas : neutrofil 50-70%, eosinofil 2-4%, basofil < 1%, limfosit 20-30% dan monosit 2-8% [3].Koagulasi darah atau pembekuan darah adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel padat. Pembentukan bekuan di atas sumbat trombosit memperkuat dan menunjang sumbat, memperkuat tambalan yang menutupi lubang-lubang si pembuluh. Selain itu seiring dengan memadatnya darah disekitar defek pembuluh, darah tidak lagi dapat mengalir [4]. Proses yang menghentikan pendarahan dari pembuluh darah yang cedera dapat dibagi dalam tiga fase yaitu: fase vaskuler merupakan vasokontriksi awal yang mengurangi aliran darah dari daerah yang cedera, fase trombosit yaitu melekatnya trombosit ke permukaan pembuluh darah yang cedera, fase koagulasi dengan pembentukan trombus fibrin kenyal yang impermeabel [5].Praktikum hematologi : Koagulasi dan perhitungan sel darah ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk koagulasi darah, mengetahui faktor- faktor terjadinya koagulasi darah, mengetahui jumlah eritrosit dan leukosit yang dihitung menggunakan bilik hitung hemositometer.MetodologiWaktu dan Lokasi Praktikum sistem respirasi ini dilaksanakan pada hari Rabutanggal02 April 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matermatika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Cara KerjaKoagulasi DarahPada praktikum koagulasi darah, digunakan tiga orang sebagai probandus yaitu dua orang perempuan dengan berat badan paling rendah dan paling tinggi. Serta satu orang laki laki. Langkah pertama yaitu berat badan ketiga probandus ditimbang menggunakan neraca. Kemudian ujung jari ke-3 atau ke-4 pada tangan kiri dibersihkan dengan menggunakan alkohol. Setelah alkohol kering, Ujung jari ditusuk menggunakan jarum franke dengan kedalaman 3. Pada posisi ujung jari menghadap vertikal kebawah, tetesan darah pertama kali diteteskan pada ujung kaca objek dan dihitung waktu penggumpalan dengan stopwatch. Darah diangkat dan ditarik- tarik menggunakan tusuk gigi untuk melihat adanya benang fibrin yang terbentuk. Setelah terbentuk benang fibrin, stopwatch dihentikan dan dicatat waktu yang terukur.

Perhitungan Sel Darah Merah/EritrositPada penghitungan eritrosit digunakan 2 orang probandus yaitu berjenis kelamin laki- laki dan perempuan dengan berat badan tertinggi. penghitungan jumlah eritrosit menggunakan alat heositometer yang terdiri dari counting chamber dan pipet thoma. Ujung jari ke 3 atau ke 4 probandus dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% sambil ditekan tekan. Setelah alkohol mengering, ditusuk menggunakan jarum franke dan darah dibiarkan keluar. Kemudian darah yang keluar diisap menggunakan pipet thoma untuk eritrosit sampai skala 1, yang sebelumnya telah dibilas menggunakan NaCl 0.9%. Pada saat penghisapan diusahakan tidak ada udara yang masuk, jika ada udara yang masuk maka darah yang terhisap dibuang dan diulangi lagi. Setelah darah terhisap dalam pipet thoma. Dilanjutkan dengan menghisap larutan hayem sampai skala 101. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari dan dikocok dengan hati- hati selama 2 menit. 3-4 tetes pertama campuran darah dan larutan hayem dibuang kemudian diteteskan pada counting chamber dan diberi kaca penutup. Campuran darah dan larutan didiamkan selama 1-2 menit dan siap untuk diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400X, jumlah eritrosit dihitung pada kotak R di counting chamber dihitung menggunakan tally counter. Hasil penghitungan eritrosit dirata-rata dan dihitung volume eritosit per mm3 menggunakan rumus perhitungan hemositometer.Rumus :

Keterangan: ne : Jumlah sel darah merah dalam 5 kotak RP : Besarnya Pengenceran50 : 1/volume kotak R (4000) dibagi jumlah bujur sangkar (5 kotak R=80)

Perhitungan Sel Darah Putih/LeukositPada penghitungan leukosit digunakan 2 orang probandus yaitu berjenis kelamin laki- laki dan perempuan dengan berta badan tertinggi. penghitungan jumlah leukosit menggunakan alat heositometer yang terdiri dari counting chamber dan pipet thoma. Ujung jari ke 3 atau ke 4 probandus dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% sambil ditekan tekan. Setelah alkohol mengering, ditusuk menggunakan jarum franke dan darah dibiarkan keluar. Kemudian darah yang keluar diisap menggunakan pipet thoma untuk eritrosit sampai skala 1, yang sebelumnya telah dibilas menggunakan NaCl 0.9%. Pada saat penghisapan diusahakan tidak ada udara yang masuk, jika ada udara yang masuk maka darah yang terhisap dibuang dan diulangi lagi. Setelah darah terhisap dalam pipet thoma. Dilanjutkan dengan menghisap larutan turk sampai skala 11. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari dan dikocok dengan hati- hati selama 2 menit. 3-4 tetes pertama campuran darah dan larutan turk dibuang kemudian diteteskan pada counting chamber dan diberi kaca penutup. Campuran darah dan larutan didiamkan selama 1-2 menit dan siap untuk diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400X, jumlah leukosit dihitung pada kotak W di counting chamber dihitung menggunakan tally counter. Hasil penghitungan leukosit dirata-rata dan dihitung volume leukosit per mm3 menggunakan rumus perhitungan hemositometer.Rumus :

Keterangan: nL: Jumlah sel darah putih dalam 4 kotak WP : Besarnya Pengenceran50 :1/volume kotak W (160) dibagi jumlah bujur sangkar (4 kotak R=64)HASIL PENGAMATAN &PEMBAHASAN3.1. Koagulasi DarahPraktikum koagulasi darah ini bertujuan untuk menetukan lama waktu darah mengalami koagulasi dan mengetahui faktor faktor terjadinya koagulasi. Sebelum praktikum semua praktikan menimbang berat badan untuk menetukan probandus yang akan diambil darahnya. Dipilih praktikan dua orang perempuan dengan berat paling ringan dan paling berat, hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat badan terhadap lama koagulasi darah. Selain itu, juga dipilih praktikan yang berbeda jenis kelamin untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap koagulasi. Ujung jari ketiga atau keempat masing masing probandus dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70% untuk mensterilkan jari dari mikroorganisme sehingga sample darah yang dikeluarkan oleh probandus tidak terkontaminasi, selain itu juga agar tidak terjadi infeksi pada probandus setelah penusukan. Darah diambil dari ujung jari ke-3 atau ke-4, karena kedua ujung jari tersebut jauh dari jaringan syaraf sehingga saat ditusuk tidak terlalu sakit.Selain itu banyak pembuluh darah serta jaringan epidermisnya tipis sehingga mudah didapatkan darahnya tanpa terjadi pendarahan.Ujung jari probandus dibiarkan rileks baru kemudian ditusuk dengan jarum franke. Tetesan darah pertama dibuang karena darah yang keluar dari tetesan darah pertama adalah plasma darah yang 90% komponennya tersusun atas air sehingga dikhawatirkan darah yang didapat susah membeku, sedangkan yang dibutuhkan adalah trombosit sehingga menyebabkan darah membeku. Darah yang keluar diteteskan pada kedua ujung kaca objek, sambil menayalakn stopwatch.Lalu darah ditarik tarik dengan tusuk gigi sehingga muncul benang benang fibrin. Munculnya benang fibrin menandai bahwa darah mulai mengalami proses koagulasi. Lamanya proses koagulasi darah diukur dengan menggunakan stopwatch.

Tabel 1. Hasil Waktu Koagulasi tiap ProbandusNo.Probandus (L/P)Berat BadanWaktu Koagulasi (menit)

1.Trio Verdian (L)50 Kg2:50

2.Nilna Rizqiyah (P)45 Kg2:59

3.Nimatus Sadiyah (P)48 Kg2:17

Gambar 1.Koagulasi darah masing-masing probandus, nampak pembentukan benang fibrin saat ditarik dengan tusuk gigi.(Dari kiri ke kanan) koagulasi darah ima, nilna dan trio.

Berdasarkan hasil pengamatan koagulasi darah pada probandus perempuan dengan berat badan tertinggi memiliki waktu koagulasi darah paling cepat yaitu selama 2 menit 17 detik, probandus perempuan dengan dengan berat badan terendah memiliki waktu koagulasi darah paling lambat yaitu selama 2 menit 59 detik, sedangkan untuk probandus laki- laki memiliki waktu koagulasi darah selama 2 menit 50 detik. Perbedaan waktu koagulasi darah tersebut menunjukkan bahwa berat badan dan jenis kelamin berpengaruh. Pada faktor berat badan, probandus dengan berta badan tinggi diasumsikan memiliki asupan nutrisi yang tinggi pula sehingga nutrisi dapat mempengaruhi koagulasi darah karena bila makanan yang dikonsumsi banyak mengandung zatbesi, kalsium dan vitamin K maka dapat mempercepat proses pembekuan darah[1]. Selain itu, menurut [6]. Pembekuan darah juga dipengaruhi oleh vitamin K karena vitamin ini berperan dalam pembentukan protombin dan trombin. Sedangkan antara probandus laki laki dan perempuan juga memiliki waktu koagulasi darah yang berbeda. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan aktivitas fisik antara pria dan wanita karena aktifitas fisik diketahui berdampak padakoagulasi dan fibrinolisis,Efek aktivitas fisik terhadap sistem koagulasi ini, berdasarkan konsep klasik,terlibat melalui peningkatan faktor VIII yang adadalam darah [7].Mekanisme pembekuan darah terdapat 3 tahapan, tahap pertama yaitu ketika dinding pembuluh darah robek, trombosit (platelets) dalam darah akan rusak dan melepaskan enzim tromboplastin. Tromboplastin akan mengubah sebuah protein dalam plasma darah yang disebut protombin menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Dalam proses ini menggunakan bantuan kalsium. Tahap kedua yaitu trombin diubah menjadi protein plasma lain, fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin tidak mudah larut dan membentuk serabut yang menutupi pembuluh darah yang rusak. Tahap ketiga merupakan tahapan ketika darah mencoba mengalir melaui serabut, sel darah dan trombosit akan terperangkap dan membeku [8].

Gambar 2. Mekanisme Koagulasi Darah[8]Faktor faktor yang dapat mempengaruhi proses pembekuan darah yaitu Berat badan. Orang yang memiliki berat badan berbeda, maka jumlah darah juga berbeda yang dapat berpengaruh pada proses pembekuan darah. Nutrisi dapat mempengaruhi koagulasi darah karena bila makanan yang dikonsumsi banyak mengandung zatbesi, kalsium dan vitamin K maka dapat mempercepat proses pembekuan darah[1]. Aktifitas fisik diketahui berdampak padakoagulasi dan fibrinolisis,Efek aktivitas fisik terhadap sistem koagulasi ini, berdasarkan konsep klasik,diduga kuat terlibat melalui peningkatan faktor VIII yang adadalam darah [9].Penggumpalan darah juga dapat diperlambat oleh suhu dingin dan kontak dengan sesuatu yang tidak memiliki permukaan yang dapat basah oleh air. Faktor jumlah nutrisi dalam makanan yang dikonsumsi oleh tiap tiap probandus juga dapat mempengaruhi kecepatan koagulasi darah masing masing probandus, terkait dengan pembentukan kalsium dan vitamin K. Semakin tinggi kandungan Ca dan K dalam tubuh, maka semakin cepat darah membeku [1].Selain itu, koagulasi darah juga dipengaruhi oleh 13 faktor internal, yaitu fibrinogen, protrombon, tromboplastin, kalsium, proaccelerin, obsolete, proconvetin, antihemofilikglobulin (AHG), plasma tromboplastin, faktor stuart-power, plasma tromboplastin antecedent (PTA), hageman factor [1].

3.2. Perhitungan Sel darahPerhitungan jumlah sel darah merah maupun sel darah putih menggunakan hemasitometer, yang terdiri dari counting chamber dan pipet pengencer yang mempunyai skala 101 untuk perhitungan eritrosit dan skala 11 untuk leukosit. Haemocytometermerupakansebuah ruangkaca tergoresdengan sisiterangkatdengancoverslipkuarsatepatnya0,1m di atasfloor chamber. ruangpenghitungandengan luas permukaantotal 9mm [9].Sebelum digunakan, counting chamber dibersihkan dengan tissue dan pipet thoma dibilas dengan larutan NaCl. Larutan NaCl merupakan cairan garam fisiologis yang berfungsi untuk membunuh kuman penyakit sehingga darah manusia yang akan diperiksa terbebas dari kuman yang akan menghambat proses penelitian. Sebelum praktikum, ujung jari probandus di bersihkan dengan kapas yang dibasahi alkohol 70% untuk mensterilkan jari dari mikroorganisme sehingga sample darah yang dikeluarkan oleh probandus tidak terkontaminasi, selain itu juga agar tidak terjadi infeksi pada probandus setelah penusukan. Setelah ditusuk dengan jarum francke selanjutnya darah yang keluar dihisap dengan pipet thoma hingga skala 1,0 lalu dihisap larutan hayem hingga skala 101. Larutan hayem adalah larutan isotonis yang dipergunakan sebagai pengencer darah dalam penghitungan sel darah merah. Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur, sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja. Komposisi dari larutan Hayem adalah terdiri dari 5 gr Na-sulfat, 1 gr NaCl, 0,5 gr HgCl2 dan 100 ml aquadest [10].Pada perhitungan leukosit setelah darah dihisap hingga skala 1,0 selanjutnya larutan Turk dihisap hingga skala 11. Larutan Turk adalah larutan yang sejenis dengan larutan Hayem, hanya saja fungsi dan komposisinya yang berbeda.Larutan ini digunakan untuk pengencer darah pada saat penghitungan sel darah putih.komposisi larutan turk terdiri dari larutan gentian violet 1% dalam 1 mL air, asam asetat glacial 1 mL, dan 100 mL aquadest [10].

Tabel 2. Jumlah Sel Darah Merah dan Putih tiap ProbandusNo.Probandus (L/P)Jumlah Eritrosit (sel/mm3)Jumlah Leukosit (sel/mm3)

1.Trio Verdian (L)1.304.000287,5

2.Nimatus sadiyah (P)362.000212,5

Gambar 3. Sel darah putih (kiri) dan sel darah merah (kanan) pada mikroskop dengan perbesaran 400x.

Pada hasil pengamatan jumlah eritrosit pada probandus laki laki memiliki jumlah eritrosit 1.304.000 sel/mm3 dan pada probandus perempuan memiliki jumlah eritrosit 362.000 sel/mm3. Sedangkan pada hasil pengamatan jumlah leukosit pada probandus laki laki memiliki jumlah leukosit 287,5 sel/mm3 dan pada probandus perempuan memiliki jumlah leukosit 212,5 sel/mm3.Perbedaan jumlah eritrosit dan leukosit ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Berat badan, Orang yang memiliki berat badan berbeda, maka jumlah eritrosit danleukositnya juga berbeda. Nutrisi dapat mempengaruhi jumlah eritrosit dan secara tidak langsung jugamempengaruhi leukosit. Bila kita memakan makanan yang banyak mengandung zat besi misalnya bayam maka jumlah eritrosit kita akan meningkat. Kondisi tubuh dapat mempengaruhi jumlah leukosit, bila kondisi tubuh sedang lemah/tidak enak badan maka jumlah leukosit secara otomatis juga akan menurun. Lokasi Tempat Tinggal, Orang yang tinggal di tempat yang lebihi tinggi(datarantinggi) biasanya memiliki jumlah eritrosit yang lebih banyak daripada orang yanghidup di daerah dataran rendah. Jenis kelamin, Pria memiliki jumlah eritrosit yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah wanita, hal ini disebabkan karena wanita mengalami proses menstruasiyang dapat mempengaruhi jumlah eritrosit[1]. Jumlah eritrosit dan leukosit yang kurang dari normal kemungkinan karena perhitungan jumlah eritrosit dan leukosit memakai lensa obyektif, yaitu 400x, sehingga tidak teliti hasilnya.Selain itu, garis pada kamar hitung sangat tipis. Jumlah darah yang diisap ke dalam pipet tidak tepat jika bekerja terlalu lambat sehingga ada kebekuan darah, Tidak mencapai garis-tanda1, Membaca dengan paralaks, Memakai pipet basah, Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah diisap karana melewati garis tanda 1. Pengenceran dalam pipet yaitu kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali ke dalam botol berisi larutan Hayem atau larutan Turk, tidak mengisap larutan Hayem tepat sampai garis 101 atau tidak mengisap larutan Turk sampai skala 11.Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu mengisap larutan Hayem atau Turk. Terbuang sedikit cairan pada waktu mengocok pipet atau pada waktu mencabut karet pengisap dari pipet. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan Hayem atau Turk. Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung dan tingkat ketelitian untuk orang yang cermat bekerja dan yang telah mahir ialah 15% [11].Eritrosit atau sel darah merah adalah sel yang terbanyak dalam darah perifer. Jumlahnya pada orang dewasa normal berkisar antara 4 6 juta sel /ul. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf yang berfungsi dalam transport gas[8]. Eritrosit merupakan satu satunya sel dalam tubuh yang fungsinya lengkap tanpa suatu nucleus dan juga unik yaitu mempunyai metabolisme aerobik yang minimal (misalnya tidak mempunyai mitokondria). Eritrosit bersifat fleksibilitas dan fluiditas untuk menjalankan peranannya dalam pertukaran gas ke jaringan dan dari jaringan[9]. Jumlah eritrosit dalam unit Internasional (SI), dinyatakan sebagai jumlah eritrosit per liter darah. Jadi jumlah eritrosit 5 juta/mm3 dinyatakan dalam SI adalah 5 x 1012 /L [11]. Nilai normal eritrosit untuk pria 5,90x1012/L dan wanita 4,00 - 5,20x1012/L [9].Leukosit adalah sel darah yang memiliki inti. Pada darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikit; monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor [12].Hemositometer adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet. Mutu kamar hitung serta pipet-pipet harus memenuhi syarat-syarat ketelitian tertentu. Sedangkan prinsip kerja hemasitometer yaitu dengan menghitung langsung jumlah sel di bawah perbesaran mikroskop. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Ada 5 buah kotak yang menjadi sampel kita dan kemudian dari kelimanya dirata-rata sehingga didapat kerapatan sel dalam volume tertentu. Hasil yang diperoleh dikonversi ke dalam satuan jumlah sel per mililiter suspensi. Metode ini relatif cepat dan dapat digunakan untuk menghitung suspensi sel dengan konsentrasi rendah. Namun hemasitometer ini mempunyai beberapa kekurangan antara lain tidak digunakan untuk mengamatai sel yang berukuran sangat kecil, tingkat validitas rendah, dan sulit untuk membedakan antara sel hidup dengan sel yang mati [13].Eritrosit dihitung dalam 5 bidang sedang yang terletak dibidang basar paling tengah. 5 bidang tersebut terdiri dari 4 bidang dipinggir dan 1 bidang ditengan (bertanda R) tiap-tiap bidang ini dibagi lagi menjadi 16 petak-petak kecil yang masing-masing luasnya adalah 1/400 mm2. Dengan demikian eritrosit dihitung dalam 80 petak-petak kecil, luas keseluruhan ialah 80 x 1/400 mm2 = 1/5mm2 [14]

Gambar 4. Kamar hitung Improved Neubeur. Keterangan. W = kamar hitung leukosit. R = kamar hitung eritrosit

Gambar 5. Cara menghitung eritrosit dalam kamar hitung

Cara menghitung eritrosit didalam kamar hitung improved Neubaur dapat dilihat pada gambar 2. Mulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan; kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri; lalu turun lagi ke bawah dan mulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada 5 bidang sedang tersebut. Semua sel yang menyentuh garis batas sebelah atas dan kiri, dianggap masukke dalam ruangan dan dihitung. Sedangkan sel yang menyentuh garis batas sebalah kanan dan bawah dianggap tidak masuk dan tidak dihitung. [14].Hitung jumlah eritrosit dapat diperoleh dari perhitungan:Luas 80 petak kecil = 80x1/400 mm2 = 1/5mm2. Tinggi kaca penutup 1/10 mm. Jadi isi 80 petak kecil = 1/5x1/10=1/50 mm3 yang didalamnya terdapat N eritrosit. Pengenceran 100x. Jadi rumus perhitungan jumlah eritrosit:eritrosit per mm3 = N x 50 x 100 [15].Leukosit dihitung dalam 4 bidang sedang yang terletak disudut sudut (w).

Gambar 6. Cara menghitung leukosit

Prinsip perhitungannya adalah, darah diencerkan dalam pipet thoma leukosit dengan larutan yang bersifat asam lemah dan hipotonis. Kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung . Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan faktor konversi jumlah leukosit per l darah dapat diperhitungkan.Cara menghitung leukosit didalam kamar hitung improved Neubaur dapat dilihat pada gambar 3. Mulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan; kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri; lalu turun lagi ke bawah dan mulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada 4 bidang sedang tersebut. Semua sel yang menyentuh garis batas sebelah atas dan kiri, dianggap masukke dalam ruangan dan dihitung. Sedangkan sel yang menyentuh garis batas sebalah kanan dan bawah dianggap tidak masuk dan tidak dihitung. [14].

KESIMPULANKesimpulan dari praktikumkoagulasi darah, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan lama waktu yang dibutuhkan darah untuk melakukan koagulasi, hal itu bisa dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin dan berat badan. Pria mengalami koagulasi yang lebih cepat jika dibandingkan wanita, dan semakin ringan berat badan seseorang maka semakin xepat darah mengalami koagulasi. Selain faktor diatas koagulasi darah juga dipengaruhi oleh faktor internal yaitu, fibrinogen, protrombon, tromboplastin, kalsium. Perhitungan jumlah sel darah merah dan sel darah putih dapat dilakukan menggunakan hemositometer. Berdsarkan hasil praktikum, dapat diketahui bahwa jumlah sel darah merah laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan perempuan, begitu juga dengan jumlah sel darah putih.

DAFTAR PUSTAKAPearce E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta : Gramedia utama (1999).Fried, George H Ph.D. Biologi Edisi Kedua. Mc GrawHill.USA (2006).W. S. Kartolo. Prinsip-prinsip fisiologo hewan. Jurusan Biologi. Bandung: ITB (.1993).L. Sherwood. Fisiologi Manusia. Jakarta : Exakta Ganeca (1986).Ben-zion Taber, M. D. Manual of Gynecologic and Obstetric. Saunders Company. Philadelphia (1984).Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi.Jakarta: EGC (2003).SH.Goodnight, Hathaway WE. Disorder of Haemostasis and Thrombosis :a Clinical Guide. 2nd ed. McGrawHill. New York (2001).US Dept oh Health. How Does Blood Clot. Diakses dari http://www.womens-health-advice.com/heartdisease/coagulation.html pada 03 April 2014EN. Kosasih. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Jakarta: Karisma Publising Group (2008).Sundayono, Dr. Agus. Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid Total Dari Gynura Segetum (Lour) Terhadap Peningkatan Eritrosit Dan Penurunan Leukosit Pada Mencit (Mus Musculus). Program Studi Kimia JPMIPA FKIP Universitas Bengkulu . JurnalExacta, Vol. IX No.2 (2011).R.Gandasoebrata , Penuntun Laboratorium Klinik, Cetakan 13. Jakarta : Dian Rakyat (2007).Z. Effendi. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamsi Alergik dalam Tubuh. Histologi Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara (2003).Madigan. Michael T et al. Biology of Microorganism . 10th ed. Southern Illinois University Carbondale: New York (2003).Depkes RI. Hematologi. Pusdiknes Depkes RI: Jakarta (1989).Saliba Mj Jr. Heparin in the treatment of burns: a review. Journal International Society for burn injuries 27: 349-358

LAMPIRAN

Perhitungan sel darah merah1. Probandus laki-lakiR1= 162, R2=284, R3=300, R4= 203, R5= 355Jadi Ntotal= 1304/5 = 260,8SDM = NtotalX 100 X 50 = 260,8 X 5000 = 1.304.000 sel/ mm3

2. Probandus perempuanR1= 103, R2= 55, R3= 42, R4= 87, R5= 75Jadi Ntotal= 362/5 = 72,4SDM = NtotalX 100 X 50 = 72,4 X 5000 = 362.000 sel/ mm3

Perhitungan sel darah putih1. Probandus laki-lakiW1= 3, W2= 5, W3= 7, W4= 7Jadi Ntotal= 22/4 = 12,5SDP = NtotalX 10 X 2,5 = 11,5 X 25 = 287,5 sel/ mm3

2. Probandus perempuanW1= 17, W2= 9, W3= 5, W4= 3Jadi Ntotal= 34/4 = 8,5SDP = NtotalX 10 X 2,5 = 8,5 X 25 = 212,5 sel/ mm3

Foto Perlakuan1. Koagulasi darahFotoPerlakuan

Setelah tangan disterilkan dengan alkohol, ujung jari tengah ditusuk dengan jarum franke.

Setelah tetesan pertama dibuang. Tetesan yang kedua diletakkan pada kaca obyek.

Darah diangkat dan ditarik-tarik dengan tusuk gigi hingga terlhat benang fibrin

2. Perhitungan sel darahFotoPerlakuan

Ditusuk ujung jari telunjuk dengan jarum franke

Disedot darah yang keluar dengan pipet thoma berwrana merah hingga skala 1 untuk sel darah merah

Disedot darah yang keluar dengan pipet thoma berwarna putih hingga skala 1 untuk sel darah putih

Untuk pengamatan sel darah merah, darah diencerkan dengan larutan hayem hingga skala 101

Untuk pengamatan sel darah putih, disedot darah dan diencerkan dengan larutan Turk hingga skala 11

Dikocok pipet thoma dengan membolak-balik keatas dan kebawah agar homogen

Diteteskan 1 tetes larutan darah diatas kotak counting chamber dan diratakan dengan cover glass

Ditutup counting chamber hemasitometer dengan cover glass

Diskusi 1. Heparin adalah koagulan yang bergabung dengan antitrombin III menghasilkan efek antikoagulan mencegah trombosis dengan inaktivasi faktor X sehingga mencegah peubahan protombin menjad trombin dan mencegah pembentukan fibrinogen menjadi fibrin [15].Fungsi heparin selain sebagai antikoagulan, dalam dosis yanga tepat dapat digunakan sebagai antiinflamasi, memperdepat angiogenesis (pertumbuhan pembeuluh darah), pertumbuhan dan perkembangan sel, serta sebagai terapi obat luka bakar [15].2. Skema terjadinya pembekuan darah

[8]