Hematologi Ndyl Fix

18

Click here to load reader

Transcript of Hematologi Ndyl Fix

Page 1: Hematologi Ndyl Fix

PENGUKURAN HEMATOLOGI HEWAN

Oleh :

Nama : R.Rindy Redhita AndripuspitaNIM : B1J009032Kelompok : 5Rombongan : IIAsisten : Yudi Novianto

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2010

Page 2: Hematologi Ndyl Fix

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel data pengamatan hematologi (sel/mm3)

Kelompok Hewan uji Kadar Hb (gr/dl)

∑ Leukosit ∑ Eritrosit Angka hematokrit

1 Ikan 6,5 148.000 2,125×106 22,5 %2 Ikan 5,8 260.800 4,97×106 23 %3 Mencit 3 234.375 2,425×106 27 %4 Mencit 11 319.200 4,02×106 48 %5 Ayam 6,2 117.200 1,89×106 30,1 %6 Ayam 6,8 117.200 1,89×106 30,4 %

Perhitungan :

Diketahui : E1= 70

E2= 46

E3=112

E4= 65

Ditanya : ∑ Leukosit dan ∑ Eritrosit . . . ?

Jawab :

∑ Leukosit = 400 L

= 400 ( 70 + 46 + 112 + 65 )

= 117.200 sel/mm3

∑ Eritrosit = 5000 E

= 5000 ( 59 + 67 + 54 + 81 + 107 )

= 1.890.000

= 1,89 × 106 sel/mm3

Page 3: Hematologi Ndyl Fix

B. Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, hewan-hewan yang dugunakan untuk percobaan

hematologi I adalah mencit, ikan, dan ayam. Pengambilan darah mencit melalui

ekornya. Ekor mencit dipotong ujungnya. Setelah itu, darah yang keluar

ditampung. Pengambilan darah ikan dapat melalui tiga tempat. Yaitu melalui

ekornya, melalui linea lateralis, dan melalui jantungnya. Jika pengambilang darah

melalui ekornya, bagian dari ekor ikan dipotong, lalu tampung darah yang keluar.

Jika melalui llinea lateralisnya, suntik bagian linea lateralisnya lalu, dengan

suntikkan itu, sedot darah dari ikan tersebut. Jika melalui jantungnya, cukup

suntikkan di daerah jantung, lalu ambil darahnya. Pengambilan darah pada

ayam, adalah dengan mencari vena pada sayap ayam. Setelah itu, ambil darah

dengan menggunakan spuit. Lalu, tampung darah yang sudah diambil tadi.

Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara

lain, Larutan hayem yang berfungsi sebagai anti koagulan untuk

Page 4: Hematologi Ndyl Fix

Darah merupakan cairan tubuh yang sangat penting dan harus

tersedia dalam jumlah yang cukup. Darah mengalir dengan membawa

oksigen dari insang ke jaringan, karbondioksida ke kulit insang, produk

pencernaan dari usus ke hati, produk-produk dari hati ke jaringan. Darah

juga membawa hormon dan vitamin, terutama dalam plasma. Darah

membawa substansi dari tempatnya dibentuk ke semua bagian tubuh dan

menjaga tubuh dapat melakukan fungsinya dengan baik. Sel darah merah

membawa oksigen, sel darah putih menjaga tubuh dari serangan

organisme perusak dan faktor pembeku, berperan menyumbat kebocoran

pembuluh darah tanpa menghambat alirannya (Fujaya, 2004).

Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah. Asal

katanya dari bahasa Yunani yaitu haima yang artinya darah. Pengukuran

hematologi hewan meliputi pengukuran kadar hemoglobin, penghitungan total

eritrosit, pengukuran total leukosit, dan pengukuran angka hematokrit.

Hematologi secara umum dibagi atas tiga bagian kecil menurut jenis dan grup sel

darah diantaranya sel darah merah, sel darah putih, hematokrit (Anonim, 2008).

Hematologi sering digunakan untuk mendeteksi perubahan fisiologis yang

mengikuti kondisi-kondisi tekanan berbeda. Hematologi dapat diperlakukan

sebagai suatu indeks penting kepada status kesehatan yang umum. Hematologi

yang paling umum variabel mengukur tekanan sel darah putih dan merah,

hemoglobin isi, hematokrit menghargai dan indeks sel darah merah. Parameter

ikan hematologi sering ditentukan sebagai suatu indeks dari status kesehatan

mereka. Ketika nilai-nilai parameter hemotologi diperoleh di bawah kondisi

abnormal haruslah mungkin untuk memonitor perubahan di dalam fisik dan sifat

kimia air (Al-Attar, 2005).

Hematologi Variabel telah digunakan lebih sering ketika hasil diagnosa

ilmu fisologi ikan secara klinis telah diberlakukan untuk menentukan konsentrasi

pengotor sublethal. Hematologi variabel digunakan sebagai indikator tekanan,

zat beracun seperti halnya batang-batang logam, dapat menyediakan informasi

yang fisiologis mencari ikan buatan bagi suatu perubahan lingkungan eksternal.

Ini suatu hasil asosiasi yang dekat sistem peredaran dengan lingkungan yang

eksternal (Al-Attar, 2005).

Sel darah merah atau eritrosit adalah sel-sel yang berfungsi untuk

mengangkut oksigen. Sel-sel ini berdiameter rata-rata 7,5 mikron, merupakan

cakram yang bikonkaf dengan pinggiran sirkuler yang tebalnya 1,5 mikron dan

Page 5: Hematologi Ndyl Fix

pusat yang tipis. Sedangkan leukosit berbeda dengan eritrosit, disamping jumlah

leukosit lebih sedikit dibandingkan eritrosit, leukosit berwarna putih dan

mempunyai kemampuan gerak yang independen. Eritrosit berbentuk elips, pipih

dan bernukleus yang berisi pigmen-pigmen pernafasan yang berwarna kuning

sampai merah (Soetrisno, 1991).

Sel darah merah berfungsi sebagai penyuplai oksigen di dalam darah.

Sitoplasma sel darah merah mengandung protein yang kita sebut haemoglobin

yang berpadu dengan oksigen berbentuk oksihaemoglobin. Kadar haemoglobin

dipengaruhi oleh tinggi tempat, patologi yang timbul dari penyakit, metabolisme

yang terhambat, pendarahan, aktivitas dan umur organisme (Kimball, 1992).

Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak, berbentuk

lonjong dan berinti kecuali pada mammalia (Ville et al., 1988). Ukuran eritrosit

berbeda pada setiap spesies. Eritrosit berbentuk oval dengan diameter 7-20 nm

(Lagler et al; 1977). Eritrosit pada ayam dapat hidup selama 28-38 hari. Eritrosit

berfungsi untuk mentranspor O2 ke sel leukosit, memiliki bentuk khas, nukleus,

sitoplasma, dan organel yang semuanya mampu bergerak pada keadaan

tertentu (Delman & Ester, 1992).

Ikan terkena penyakit atau nafsu makannya menurun, maka nilai

hematokrit darahnya menjadi tidak normal, jika nilai hematokrit rendah maka

jumlah eritrositpun rendah. Rata-rata nilai hematokrit ikan lele dumbo budidaya

berkisar antara 19,3 – 23,3 % dan jumlah eritrosit berkisar antara 1,4 - 2,5 x 106

sel/mm3, sedangkan ikan lele dumbo sehat mempunyai nilai hematokrit sebesar

30,8 – 45,5 % dan jumlah eritrosit sebesar 3,18 x 106 sel/mm3 (Intan, 2007).

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh jumlah rara-rata eritrosit darah

ikan kelompok satu adalah 2,125×106 sel/mm3, kelompok dua 4,97×106 sel/mm3

dan jumlah rata-rata eritrosit ayam kelompok lima 1,89×106 sel/mm3, kelompok

enam 1,89×106 sel/mm3, sedangkan jumlah eritrosit mencit kelompok tiga

2,425×106, kelompok empat 4,02×106. Jumlah sel eritrosit pada tiap-tiap spesies

adalah berbeda satu sama lain (Lagler et al; 1977). Jumlah eritrosit pada ikan

adalah 50.000-3.000.000 sel/mm3 sedangkan pada ayam betina adalah 2,72 juta

sel/mm3 dan pada ayam jantan adalah 3,23 juta sel/mm3 (Oslon, 1973). Jumlah

rata-rata leukosit ikan kelompok satu 148.000 sel/mm3, kelompok dua 260.800

sel/mm3. Jumlah rata-rata leukosit ayam kelompok lima 117.200 sel/mm3,

kelompok enam 117.200 sel/mm3. Jumlah rata-rata leukosit mencit kelompok tiga

234.375 sel/mm3, kelompok empat 319.200 sel/mm3. Jumlah leukosit ayam

Page 6: Hematologi Ndyl Fix

berkisar antara 16.000-40.000 sel/mm3, sedangkan sel darah ikan 20.000-

150.000 sel/mm3 dan sel darah mamalia 4-11 ribu sel/mm3 (Moyle dan Chech,

2000). Hal ini sesuai dengan pustaka yang digunakan yaitu menurut (Storer,

1987), menyatakan bahwa jumlah eritrosit lebih banyak dibandingkan jumlah

leukosit, karena fungsi eritrosit sebagai transport oksigen, sedangkan leukosit

berfungsi memelihara dan menjaga tubuh dan menjaga tubuh dari serangan

penyakit.

Sel darah merah (eritrosit) mempunyai ciri-ciri yaitu bentuknya berupa

cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping

nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Jika dilihat

satu per satu warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan

merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar

(stroma), berisi massa hemoglobin (Moyle dan Chech, 2000). Menurut Soetrisno

(1987), secara fisiologi perbedaan jumlah perbedaan jumlah eritrosit dipengaruhi

oleh :

1. Jenis kelamin, pada ikan jantan jumlah eritrositnya lebih banyak daripada

betina.

2. Umur, semakin tua umur ikan, maka jumlah eritrositnya semakin sedikit.

3. Kondisi badan, pada kondisi sehat jumlah eritrosit akan lebih banyak.

4. Aktivitas harian, jumlah eritrosit tinggi pada waktu aktif.

5. Stress, jika stress jumlah eritrositnya akan menurun.

Leukosit merupakan salah satu pertahanan tubuh yang utama terhadap

infeksi. Leukosit biasanya lebih besar ukurannya dari pada eritrosit, leukosit

mempunyai inti dan organel-organel mitokondria dan apparatus golgi dan leukosit

juga dapat bergerak secara amoboid. Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis

kelamin, umur aktivitas dan kondisi lingkungan (Lagler et al.,1977).

Leukosit merupakan sel darah yang bening, tidak berwarna, bentuknya

lebih besar dari pada sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Leukosit

dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Granulosit terdiri dari

neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sedangkan agranulosit terdiri dari monosit dan

limfosit. Neutrofil berfungsi sebagai sistem pertahanan melawan infeksi dengan

cara migrasi ke daerah-daerah yang sedang mengalami serangan oleh bakteri.

Eosinofil berfungsi untuk toksifikasi terhadap protein asing yang masuk ke dalam

tubuh dan racun (Frandson, 1992).

Page 7: Hematologi Ndyl Fix

Menurut Mitchel (1956) jumlah leukosit dipengaruhi oleh faktor-faktor

patologis yang terjadi di dalam tubuh dan akan meningkat bila terjadi infeksi,

yaitu pada saat sel-sel leukosit diperlukan untuk memfagositosis benda-benda

yang masuk kedalam tubuh. Darah terdiri atas plasma darah dan korpuskuler,

yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit kaya akan hemoglobin untuk

mengikat oksigen dan karbondioksida (Kay,1998).

Jumlah rata-rata leukosit ikan lele dumbo kolam budidaya mencapai 4 kali

lipat di atas jumlah leukosit ikan lele dumbo normal, yaitu berkisar antara 650 -

750 x 103 sel/mm3. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan lele dumbo budidaya

terkena serangan penyakit. Meningkatnya produksi jumlah sel darah putih ikan

lele dumbo budidaya menunjukkan adanya respon perlawanan tubuh terhadap

zat asing penyebab penyakit. Leukosit ikan lele dumbo terdiri dari monosit,

limfosit, dan neutrofil. Monosit berfungsi sebagai fagosit terhadap benda-benda

asing yang berperan sebagai agen penyakit. Limfosit berfungsi sebagai

penghasil antibodi untuk kekebalan tubuh dari gangguan penyakit. Neutrofil

berperan dalam respon kekebalan terhadap serangan organisme patogen dan

mempunyai sifat fagositik. Neutrofil dalam darah akan meningkat bila terjadi

infeksi dan berperan sebagai pertahanan pertama dalam tubuh (Dellman dan

Brown, 1992).

Hemoglobin adalah metalloporphyrin, merupakan kombinasi dari haem

atau hem yang merupakan porphyrin besi, dan globin. Sebagaimana fungsi

hemoglobin untuk mengikat oksigen maka kandungan hemoglobin darah

dipengaruhi oleh hematoktit dan aktivitas organisme. Ada korelasi yang kuat

antara hematokrit dan jumlah hemoglobin darah, semakin rendah jumlah sel-sel

darah merah maka semakin rendah pula kandungan hemoglobin dalam darah.

Ada empat faktor yang mempengaruhi afinitas hemoglobin dalam mengikat

oksigen, yakni PCO2, pH, temperatur, dan hipoxic (Fujaya, 2004).

Menurut Guyton (1976), hemoglobin (Hb) merupakan kromoprotein, terdiri

gugus protein histon, globin, gugus prostetik hemi berwarna merah. Hb memiliki

berat molekul ± 68.800 gr/dl. Hb disintesis di dalam eritroblas kemudian

dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit. Sifat dari rantai Hb akan

menentukan daya tarik-menarik Hb terhadap O2. Ciri utama atau yang terpenting

dari molekul Hb adalah kemampuan untuk dapat berikatan secara longgar dan

reversible dengan O2. Hb berikatan dengan O2 membentuk HbO2, reaksinya yaitu

Hb + O2 HbO2. Pada konsentrasi O2 nol, Hb melepaskan semua O2 yang

Page 8: Hematologi Ndyl Fix

dibawanya. Pengikatan O2 dengan Hb dipengaruhi oleh temperatur, efek CO2,

pH, dan efek phospat organik. Naiknya temperatur, melemahkan ikatan di antara

Hb dan O2, akibatnya pada temperatur yang lebih tinggi, Hb lebih mudah

melepas O2. Pengikatan CO2 dalam darah menurunkan pH plasma, pada

konsentrasi CO2 tinggi O2 banyak dilepaskan. Ikan memiliki dua jenis Hb yaitu

yang sensitif dan tidak sensitif terhadap asam. Pada ikan phospat organik

penting adalah ATP dan GTP. Sel darah merah mempunyai kemampuan untuk

mengkonsentrasikan Hb di dalam cairan sel sampai kira-kira 34 gr/dl dari sel-sel.

Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh kadar Hb sebanyak 3,8.

Rata-rata kadar Hb ikan lele dumbo budidaya sangat rendah di bawah

kadar Hb ikan lele dumbo sehat, yaitu berkisar antara 6,46 – 7,93 Hb/100ml,

sedangkan kadar Hb ikan lele dumbo sehat berkisar antara 12 – 14 Hb/100ml.Hb

berfungsi mengikat oksigen yang kemudian akan digunakan untuk proses

katabolisme sehingga dihasilkan energi (Lagler et al, 1997). Kemampuan

mengikat oksigen dalam darah tergantung pada jumlah hemoglobin yang

terdapat dalam sel darah merah dijelaskan bahwa rendahnya kadar Hb

menyebabkan laju metabolisme menurun dan energi yang dihasilkan menjadi

rendah. Hal ini membuat ikan menjadi lemah dan tidak memiliki nafsu makan

serta terlihat diam di dasar atau menggantung di bawah permukaan air.

Bedasarkan hasil praktikum diperoleh angka hematokrit adalah 48 %.

Hasil praktikum tersebut menyatakan bahwa angka hematokritnya tidak normal,

karena menurut Schmidt dan Nielsen (1990) angka hematokrit yang normal

berkisar dari 35-40 tergantung jenis kelamin. Menurut Paulsen (2000), angka

hematokrit adalah persentase jumlah eriotrosit per unit volume pada darah.

Seseorang yang mempunyai angka hematokrit 40, maka 40% dari volume darah

adalah sel sedang sisanya adalah plasma. Hematokrit darah ditentukan dengan

memusingkan darah dalam tabung berkalibrasi. Kalibrasi ini langsung

menyatakan besar persentase sel. Persentase darah semakin besar berarti

semakin besar angka hematokrit. Volume darah dipengaruhi oleh empat faktor

yaitu ekspresi ginjal, permukaan trans kapiler, produksi sel darah merah dan

pertukaran cairan melewati epitelium. Jumlah eritrosit sendiri dipengaruhi oleh

jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian dan keadaan stress (Schimdt

dan Nielsen, 1990).

Hematokrit adalah istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel

eritrosit seluruhnya didalam 100mm3 darah dan dinyatakan dalam % (Hoffbrand,

Page 9: Hematologi Ndyl Fix

1987). Angka hematokrit adalah perbandingan volume korpuskula darah dengan

plasma darah. Nilai hematrokit ikan tergantung kekeruhan sel darah dan

kapasitas mengikat oksigen (Hoffbrand dan pettit, 1987). Menurut evans (1998)

angka hematrokit ikan menunjukan 30%, mamalia jantan 40,75-50,2%

sedangkan mamalia betina 36,1-44,3%. Angka hemotrokit ada yang beda

dengan pustaka, kemungkinan ini disebabkan oleh terlalu banyak larutan

heparin/EDTA. EDTA (Ethylen Diamin Tetra Acetic Acid) berfungsi sebagai

antikoagulan zat yang mencagah pembekuan pada darah.

Page 10: Hematologi Ndyl Fix

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Darah meliputi berbagai komponen antara lain sel darah merah, sel darah

putih dan trombosit.

2. Jumlah eritrosit 645.000 sel/mm3, jumlah leukosit 78.500 sel/mm3 dan

memiliki Hb sebesar 3,8 g/dl.

3. Jumlah eritrosit dan leukosit dipengaruhi oleh fisiologi hewan antara lain

factor umur, aktivitas, makanan, kondisi tubuh ikan, jenis kelamin dan stress.

Page 11: Hematologi Ndyl Fix

DAFTAR REFERENSI

Allamanda, Intan Estetika , et al. 2007. Penggunaan Metode Hematologi dan

Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan KesehatanIkan Lele

Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen

Boyolali. Biodiversitas Halaman: 34-38 Volume 8, Nomor 1. Universitas

Sebelas Maret, Surakarta .

Al-Attar, M.A., 2005. Changes in Haemotological Parameters of the fish,

Oreochromis niloticus Treated with Sublethal Concentration of Cadmium.

Pakistan Journal of Biological Sciences. Volume 8. Halaman: 421-424.

Anonim. 2008. Hematologi. www.wikipedia.org. Diakses tanggal 17 Oktober

2010.

Delman, H.D dan Ester, M.B. 1992. Buku Teks Histologi Veterinner I. UI Press,

Jakarta.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Tenak. UGM Press. Yogyakarta.

Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Guyton. 1976. Fisiologi Kedokteran. Penerbit Kedokteran, Jakarta.

Junqueira, L.Carlos, Jose C, Robert O.Kelley. 1997. Histologi Dasar. EGC,

Jakarta.

Kay, I. 1998. Introductionto Animal Physiology. Boiscientific Publisher Springerverlag. New York.

Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid II. Erlangga , Jakarta.

Lagler K. F., J. E. Bardach, R. R. Miller and D. R. Passino. 1977 Ichtiology

Second Edition. Jhon Willey and Sons, New York.

Mitchel, P. W. 1956. general physiology. Mc. Graw Hill Book Co. New York.

Soetrisno. 1991. Diktat Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Unsoed.

Purwokerto

Oslon, C. 1973. Aulan Hematology in Riester HE and LH Schwarte. The Lowa

State University Press. USA.

Moyle, P. B. and Chech, Jr. 2000. Fishes : An Introduction to Ichtiology. Pretice

Hall, New Jersey.

Paulsen, D. F. 2000. Histology and Cell Biology 4th Edition. Mc Graw Hill, New

York.

Schimdt, W dan Nielsen, B. 1990. Animal Physiology. Harper Collins Publisher,

Page 12: Hematologi Ndyl Fix

New York.

Soetrisno, G. P. 1987. Diktat Fisiologi Hewan. Purwokerto: Fakultas Peternakan

Universitas Jenderal Soedirman.

Storer, R. 1987. General Zoology 2. Mac Graw Hill Company inc, London.

Ville, A. C, W. T. Walker dan F. E. Smith. 1988. Zoologi Umum. Erlangga,

Jakarta.

Page 13: Hematologi Ndyl Fix

DAFTAR REFERENSI

Anonim. 2008. Hematologi. www.wikipedia.org. Diakses tanggal 14 Oktober

2010.

Al-Attar, M.A., 2005. Changes in Haemotological Parameters of the fish,

Oreochromis niloticus Treated with Sublethal Concentration of Cadmium.

Pakistan Journal of Biological Sciences. Volume 8. Halaman: 421-424.

Delman, H.D dan Ester, M.B. 1992. Buku Teks Histologi Veterinner I. UI Press,

Jakarta.

Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Guyton. 1976. Fisiologi Kedokteran. Penerbit Kedokteran, Jakarta.

Junqueira, L.Carlos, Jose C, Robert O.Kelley. 1997. Histologi Dasar. EGC,

Jakarta.

Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid II. Erlangga , Jakarta.

Lagler K. F., J. E. Bardach, R. R. Miller and D. R. Passino. 1977 Ichtiology

Second Edition. Jhon Willey and Sons, New York.

Oslon, C. 1973. Aulan Hematology in Riester HE and LH Schwarte. The Lowa

State University Press. USA.

Moyle, P. B. and Chech, Jr. 2000. Fishes : An Introduction to Ichtiology. Pretice

Hall, New Jersey.

Paulsen, D. F. 2000. Histology and Cell Biology 4th Edition. Mc Graw Hill, New

York.

Schimdt, W dan Nielsen, B. 1990. Animal Physiology. Harper Collins Publisher,

New York.

Soetrisno, G. P. 1987. Diktat Fisiologi Hewan. Purwokerto: Fakultas Peternakan

Universitas Jenderal Soedirman.

Soetrisno. 1991. Diktat Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Unsoed. Purwokerto.

Storer, R. 1987. General Zoology 2. Mac Graw Hill Company inc, London.

Ville, A. C, W. T. Walker dan F. E. Smith. 1988. Zoologi Umum. Erlangga,

Jakarta.