HEMATOCHEZIA

16
Tasiya Ocvianty 112011101080 Pembimbing : dr. Arief Suseno, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSD dr.SOEBANDI JEMBER

description

bla

Transcript of HEMATOCHEZIA

  • Tasiya Ocvianty112011101080

    Pembimbing :dr. Arief Suseno, Sp.PD

    SMF ILMU PENYAKIT DALAMRSD dr.SOEBANDI JEMBER

  • Darah segar yang keluar melalui anus atau rektum dan merupakan manifestasi tersering dari perdarahan SCBB.

    Sumber perdarahan biasanya berasal dari anus, rektum, atau kolon sinistra (sigmoid atau kolon descendens)

    dapat berasal dari SCBA bila perdarahan berlangsung masif (sebagian volume darah tidak sempat kontak dengan asam lambung) dan masa transit usus yang cepat.

  • MelenaTinja berwarna hitam seperti petis dengan bau khas.

    Warna hitam Berasal dari hehemoglobin yamg dikonversi menjadi hematin/hemokrom lainnya oleh bakteri setelah 14 jam.

    Umumnya menunjukkan perdarahan di saluran cerna bagian atas atau usus halus, dapat juga berasal dari colon ascenden dengan perlambatan mobilitas.

    Darah SamarPerdarahan ringan yang tidak merubah warna feses.

  • Divertikulosis

    Perdarahan dari divertikulum, tidak nyeri dan tinja berwarna merah marun, perdarahan berhenti spontan dan tidak berulang.

    Angiodisplasia

    Malformasi vaskular usus yang mengakibatkan kerusakan pembuluh darah.

  • Kolitis Iskemia

    penurunan aliran darah viseral dan tidak ada kaitannya dengan penyempitan pembuluh darah mesenterik.

    Penyakit perianal

    Contohnya hemoroid, fisura ani, polip, dan keganasan.

    Neoplasia Kolon

    Tumor kolon yang jinak atau ganas biasanya terdapat pada usia lanjut dan ditemukannya perdarahan berulang atau darah samar.

  • ANAMNESIS

    RPS : Evaluasi perdarahan tersebut apakah bercampur dengan feses (seperti terjadi pada kolitis atau lesi di proksimal rektum) atau terpisah/menetes (hemoroid)Evaluasi apakah perdarahan bersifat akut, pertama kali, berulang, atau kronik.terdapat gejala sistemik seperti demam lama (colitis, iskemia mesenterial)

  • Nyeri Abdomen, Diare & Demam (menunjukkan colitis/neoplasma)Penurunanberat badan dan pola defekasi, anoreksia, limfadenopati atau massa yang teraba (menandakan kemungkinan adanya Keganasan)Perdarahan tanpa rasa sakit (hemoroid interna, angiodisplasia)Tanesmus ani (fisura, disentri).

  • RPD : Memiliki riwayat Hemoroid atau Irritable Bowel Disease (IBD)Riwayat kolonoskopi sebelumnya

    RPO : Riwayat penggunaan NSAID atau penggunaan obat antikoagulan

    RPK :Riwayat penyakit keluarga berupa keganasan kolon.

  • Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan tanda-tanda vital untuk mengetahui adanya syokPemeriksaan fisik abdomen untuk menilai ada tidaknya rasa nyeri tekan (iskemia mesenterial), rangsang peritoneal (divertikulitis), massa intraabdomen (tumor kolon, amuboma, penyakit crohn). Pemeriksaan sistemik lainnya seperti adanya artritis (Inflammatory Bowel Disease), demam (kolitis infeksi), gizi buruk (kanker), PJK (kolitis iskemia).Rectal Toucher (colok dubur) untuk mengetahui adanya kelainan pada anorectal : tumor, hemoroid, darah.

  • Anoskopi / Rektoskopi untuk mengetahui sumber perdarahan bila berasal dari hemoroid interna atau adanya tumor rektum. Dapat dikerjakan tanpa persiapan yang optimal.Sigmoidoskopi untuk mengetahui perdarahan dari sigmoid misalnya tumor sigmoid dan menggunakan persiapan laksan enema (YAL) atau klisma.

  • Kolonoskopi untuk mengetahui sumber perdarahan di seluruh bagian kolonoskopi sampai ileum terminal.Push enteroskopi yang dilakukan melalui SCBA dan melewati ligamentum Treitz serta dapat mengidentifikasi perdarahan pada intestinum tenue. Sarana ini sangat jarang di Indonesia.

  • Barium Enema (Colon in loop), pada keadaan efektif mampu mengidentifikasi berbagai lesi yang dapat diperkirakan sebagai sumber perdarahan. Angiografi/Arteriografi, injeksi zat kontras lewat a.femoralis dan a.mesenterika superior atau inferior, memungkinkan visualisasi lokasi sumber perdarahan. Perdarahan arterial dapat terdeteksi bila >0,5 ml/menit. Blood Flow Scintigraphy, dapat mendeteksi perdarahan yang bersifat intermitten dengan cara mengambil scanning pada jam-jam tertentu.

  • Resusitasi pemberian cairan kristloid seperti NaCl 0,9% ataupun koloid (menstabilkan hemodinamik)Medikamentosa Pada angiodisplasia, kombinasi estrogen dan progesteron bisa mengurangi perdarahan. IBD cukup dengan obat antiinflamasi.Endoskopi Kolonoskopi (untuk melakukan ablasi dan reseksi polip yang berdarah atau mengendalikan perdarahan yang timbul pada kanker kolon) dan Sigmoidoskopi (mengatasi perdarahan hemoroid internal dengan ligasi maupun tehnik termal)Angiografi terapeutik Embolisasi angiografi pilihan terakhir karena dapat menimbulkan infark kolon sebesar 13-18%.Terapi bedah