Hellp

4
HELLP SYNDROME Hellp syndrome merupakan salah satu keadaan preeklampsia yang memburuk yang dapat didiagnosis dengan parameter laboratorium, sementara proses kerusakan endotel juga terjadi diseluruh sistem tubuh, karenanya diperlukan suatu parameter yang lebih dini dimana preeklampsia belum sampai menjadi perburukan, dan dapat ditatalaksana lebih awal yang akan menurunkan terutama morbiditas dan mortalitas ibu, dan mendapatkan janin se-viable mungkin Hellp syndrome merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Insidens hellp syndrome pada kehamilan berkisar antara 0,2-0,6 %, 4-12% pada preeklampsia berat, dan menyebabkan mortalitas maternal yang cukup tinggi (24 %), serta mortalitas perinatal antara 7,7%-60%. Pada penderita preeklampsia, Hellp syndrome merupakan suatu gambaran adanya Hemolisis (H), Peningkatan enzim hati (Elevated Liver Enzym-EL), dan trombositopeni (Low Platelets-LP). Hellp syndrome dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari setelah melahirkan. Diagnosis Hellp syndrome secara obyektif lebih berdasarkan hasil laboratorium, sedangkan manifestasi klinis bersifat subyektif, kecuali jika keadaan hellp syndrome semakin berat.

description

HELLP

Transcript of Hellp

HELLP SYNDROMEHellp syndrome merupakan salah satu keadaan preeklampsia yang memburuk yang dapat didiagnosis dengan parameter laboratorium, sementara proses kerusakan endotel juga terjadi diseluruh sistem tubuh, karenanya diperlukan suatu parameter yang lebih dini dimana preeklampsia belum sampai menjadi perburukan, dan dapat ditatalaksana lebih awal yang akan menurunkan terutama morbiditas dan mortalitas ibu, dan mendapatkan janin se-viable mungkin Hellp syndrome merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Insidens hellp syndrome pada kehamilan berkisar antara 0,2-0,6 %, 4-12% pada preeklampsia berat, dan menyebabkan mortalitas maternal yang cukup tinggi (24 %), serta mortalitas perinatal antara 7,7%-60%.Pada penderita preeklampsia, Hellp syndrome merupakan suatu gambaran adanya Hemolisis (H), Peningkatan enzim hati (Elevated Liver Enzym-EL), dan trombositopeni (Low Platelets-LP). Hellp syndrome dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari setelah melahirkan.Diagnosis Hellp syndrome secara obyektif lebih berdasarkan hasil laboratorium, sedangkan manifestasi klinis bersifat subyektif, kecuali jika keadaan hellp syndrome semakin berat. Berdasarkan hasil laboratorium dapat ditemukan anemia hemolisis, disfungsi hepar, dan trombositopeni.Sampai saat ini diagnosis Hellp syndrome lebih berdasarkan parameter laboratorium, dan parameter yang digunakan selama ini lebih mengarah pada keadaan hellp syndrome lanjut, dimana morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin cukup tinggi.Sindrom HELLP ditandai:1. Hemolisis Tanda hemolisis dapat dilihat dari ptekie, ekimosis, hematuria dan secara laboratorik adanya Burr cells pada apusan darah tepi.2. Elevated liver enzymesDengan meningkatnya SGOT, SGPT (> 70 iu) dan LDH (> 600 iu) maka merupakan tanda degenerasi hati akibat vasospasme luas. LDH > 1400 iu, merupakan tanda spesifik akan kelainan klinik.3. Low plateletsJumlah trombosit < 100.000/mm3 merupakan tanda koagulasi intravaskuler.Pada pemeriksaan darah tepi terdapat bukti-bukti hemolisis dengan adanya kerusakan sel eritrosit, antara lain burr cells, helmet cells. Hemolisis ini mengakibatkan peningkatan kadar bilirubin dan lactate dehydrogenase (LDH). Disfungsi hepar direfleksikan dari peningkatan enzim hepar yaitu Aspartate transaminase (AST/GOT), Alanin Transaminase (ALT/GPT), dan juga peningkatan LDH. Semakin lanjut proses kerusakan yang terjadi, terdapat gangguan koagulasi dan hemostasis darah dengan ketidak normalan protrombin time, partial tromboplastin time, fibrinogen, bila keadaan semakin parah dimana trombosit sampai dibawah 50.000 /ml biasanya akan didapatkan hasil-hasil degradasi fibrin dan aktivasi antitrombin III yang mengarah terjadinya Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC). Insidens DIC pada hellp syndrome 4-38%.Klasifikasi Hellp syndrome berdasarkan klasifikasi Missisippi, terdiri dari kelas I bila trombosit dibawah sampai dengan 50.000/ml, kelas II trombosit antara >50.000-100.000/ml, dan kelas III trombosit antara >100.000-150.000/ml. LDH > 600 iu/l, AST dan ALT > 40 iu/l. Kelas I Hellp syndrome mengakibatkan insiden morbiditas dan mortalitas perinatal dan periode pemulihan post partum yang memanjang.Diagnosa banding pre eklampsia-hellp syndrome : Trombotik angiopati, kelainan konsumtif fibrinogen (misalnya acute fatty liver of pregnancy, hipovolemia berat / perdarahan berat, sepsis), kelainan jaringan ikat (SLE, dan penyakit ginjal primer).Terapi Medikamentosa antara lain : mengikuti terapi medikamentosa pre eklampsia dan eklampsia. Pemeriksaan laboratorium untuk trombosit dan LDH setiap 12 jam, bila trombosit kurang 50.000/ml atau adanya tanda koagulopati konsumtif maka harus diperiksa : waktu protombin, waktu tromboplastin parsial, fibrinogen. Pemberian dexamethasone rescue antepartum : diberikan double strength dexamethasone (double dose). Jika didapatkan trombosit kurang 100.000/cc atau trombosit 100.000-150.000/cc dan dengan eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, gejala fulminant maka diberikan dexamethasone 10 mg IV setiap 12 jam. Postpartum : Dexamehasone diberikan 10 mg intravena setiap 12 jam 2 kali lalu diikuti 5 mg intravena setiap 12 jam 2 kali. Terapi dexamethasone dihentikan bila terjadi : perbaikan laboratorium : Trombosit lebih 100.000/ml dan penurunan LDH, perbaikan tanda dan gejala klinik pre eklampsia eklampsia. Dapat dipertimbangkan pemberian transfusi trombosit bila trombosit kurang 50.000/cc dan antioksidan.