he Babies’ Growth - Program...

download he Babies’ Growth - Program Pascasarjanapasca.unhas.ac.id/jurnal/files/33a90808d560b3073328c6b077fd63ca.pdf · dan nilai rerata ASI ekslusif lebih ... ibu tidak difasilitasi melakukan

If you can't read please download the document

Transcript of he Babies’ Growth - Program...

  • JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : 97 102 ISSN 2252-5416

    97

    PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI

    Effect of Exclusive Breastfeeding on the Babies Growth at Public Health Center Poasia in Kendari City

    Sitti Zaenab1, Ema Alasiry2, Irfan Idris3

    1Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Kedokteran Jurusan Kebidanan Universitas Hasanuddin,2Bagian Nicu RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar,

    3Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

    (E-mail: [email protected])

    ABSTRAK

    Pencapaian pemberian ASI di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberianASI eksklusif terhadap pertumbuhan bayi. Desain penelitian ini menggunakan rancangan longitudinal. Sampel dalampenelitian ini sebanyak 105 ibu yang memiliki bayi usia 0-4 bulan. Pengambilan sampel dilakukan secara purposiveyaitu sampel diambil yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis dengan menggunakan uji Tindependen dengan nilai =0.05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rerata berat badan bayi yang diberi ASIeksklusif dan non ASI eksklusif yaitu pengukuran pertama untuk usia 0-1 bulan nilai p = 0.140 dan usia 2-4 bulan nilaip = 0.694, pengukuran kedua untuk usia 0-1 bulan nilai p = 0.237, dan usia 2-4 bulan nilai p = 0.172, pengukuran ketigauntuk usia 0-1 bulan nilai p = 0.414, dan usia 2-4 bulan nilai p = 0.674. Nilai rerata lingkar kepala bayi yang diberi ASIeksklusif dan non ASI eksklusif, pengukuran pertama untuk usia 0-1 bulan nilai p = 0.134, dan usia 2 sampai 4 bulannilai p = 0.379, pengukuran kedua untuk usia 0-1 bulan nilai p = 0.430, dan usia 2-4 bulan nilai p = 0.988, pengukuranketiga untuk usia 0-1 bulan nilai p = 0.995, dan usia 2-4 bulan nilai p = 0.182. Nilai rerata panjang badan bayi yangdiberi ASI eksklusif dan non ASI eksklusif, pengukuran pertama untuk usia 0 sampai1 bulan nilai p = 0.295, dan usia 2-4 bulan nilai p = 0.503, pengukuran kedua untuk usia 0-1 bulan nilai p = 0.554, danusia 2-4 bulan nilai p = 0.733,pengukuran ketiga untuk usia 0-1 bulan nilai p = 0.751, dan usia 2-4 bulan nilai p = 0.663. Tidak ada perbedaan yangbermakna pada pertumbuhan bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang non ASI eksklusif dengan nilai p > 0.05dan nilai rerata ASI ekslusif lebih besar daripada non ASI ekslusif yang berarti bahwa pertumbuhan bayi yang diberiASI ekslusif lebih baik dari pada yang tidak diberi ASI ekslusif.

    Kata Kunci: ASI eksklusif, Pertumbuhan Bayi

    ABSTRACT

    Breastfeeding achievement in Indonesia is still low. This research aims to find out the effect of exclusive breastfeedingon the babies growth using longitudinal design. There werw 105 mothers who had babies aged 0-4 months as samplesthat were taken purposively using inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed using independent T Test with avalue of = 0,05. Research result results reverals that the average body weight of the baby given exclusive breastfeedingand non exclusive breastfeeding are on the first measurement for age 0-1 months has a value of p = 0,140, and aged 2-4months has a value of 0,694; on the second measurement for age 0-1 months has a value of 0,237, and age 2-4 monthshas a value of p = 0,172; on the third measurement for age 0-1 months has a value of p = 0,414 and age 2-4 months hasa value of p = 0,674. The average of babies head circumference given exclusive breastfeeding and non breastfeedingare on the first measurement for age 0-1 months has a value of p = 0,134 and age 2-4 months has a value of p = 0,379;on the second measurement for age 0-1 months has value of p = 0,430 and age 2-4 months has a value of p = 0,988; onthe third measurement for age 0-1 has a value of p = 0,985 and age 2-4 has a value of 0,182. The average value of thebabies body length with exclusive breastfeeding and non exclusive breastfeeding are on the first measurement for age0-1 months has a value of p = 0,295 and age 2-4 months has a value of p = 0,503; on the second measurement for 0-1months has a value of p = 0,554 and age 2-4 months has a value of p = 0,733; on the third measurement for age 0-1months has a value of p = 0,751 and age 2-4 months has a value of p = 0,663. The exclusive breastfeeding has an effecton the babies growth but not significant with a value of p > 0,05 and average value of exclusive breastfeeding is higher

  • Sitti Zaenab ISSN 2252-5416

    98

    than non exclusive breastfeeding. It means that the growth of babies given exclusive breastfeeding is better that thosewho was not given exclusive breastfeeding.

    Keywords: Exclusive Breastfeeding, Babies Growth

    PENDAHULUAN

    Pencapaian pemberian air susu ibu (ASI) diIndonesia masih rendah.Tahun 2010 pemberianASI saja pada bayi usia enam bulan di Indonesiahanya 15,3 persen, dan pada tahun 2013pemberian ASI eksklusif hanya sebesar 30,2persen, sementara target nasional di atas 80persen. Rendahnya pemberian air susu ibu (ASI)merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak.Bayi yang tidak diberi ASI dari lahir sampai usia6 bulan dapat berakibat buruk pada gizi dankesehatan bayi (Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan,2013).

    Data dari Dinas Kesehatan Kota Kendarimenunjukkan cakupan ASI eksklusif tiga tahunterakhir belum mencapai target nasional, dimanapada tahun 2011 tercatat sebanyak 52,38%, tahun2012 pencapaian menurun menjadi 32,52%, danpada tahun 2013 mencapai sebesar 59,24%.Sedangkan cakupan ASI eksklusif padaPuskesmas Kecamatan Poasia tiga tahun terakhiryaitu tahun 2011 sebesar 60,89%, pada tahun2012 sebesar 33,54%, dan tahun 2013 sebesar63,36% (Dinas Kesehatan Kendari,2013). Datatersebut menunjukkan bahwa pencapaian ASIeksklusif di kota Kendari belum seperti yangdiharapkan, hal ini disebabkan karena berbagaifaktor diantaranya adalah ibu yang barumelahirkan tidak difasilitasi melakukan inisiasimenyusui dini (IMD) dan masih terdapat sikappetugas kesehatan yang memberikan susu formulapada bayi baru lahir dengan alasan ASI belumkeluar, dan masih ada anggapan masyarakatbahwa bayi yang diberi ASI pertumbuhannyalebih kecil dari bayi yang diberi susu formula.Profil Puskesmas Kecamatan Poasia tahun 2013,terdapat data bayi yang kurang gizi dan bayi yanggizi buruk serta menurunnya timbangan pada bayiyang dapat mempengaruhi proses tumbuhkembang pada bayi tersebut (Dinas KesehatanKendari, 2013).

    Menurut Fikawati (2010), alasan yangmenjadi penyebab kegagalan praktek ASIeksklusif bermacam-macam, seperti budayamemberikan makanan pralaktal, memberikan

    tambahan susu formula karena ASI tidak keluar,menghentikan pemberian ASI karena bayi atauibu sakit, ibu harus bekerja, serta ibu inginmencoba susu formula. Faktor predisposisikegagalan ASI eksklusif antara lain adalah karenaibu tidak difasilitasi melakukan inisiasi menyusuidini (IMD). Selain itu, gencarnya promosi susuformula dan kebiasaan memberikanmakanan/minuman secara dini pada sebagianmasyarakat, menjadi pemicu kurang berhasilnyapemberian ASI eksklusif.

    Menurut Agam (2012); Yulianah (2013),mengemukakan bahwa pemberian ASI eksklusiftidak berhubungan secara signifikan denganbeberapa faktor dari ibu, antara lain pendidikan,pengetahuan dan pekerjaan dari ibu itu sendiri.

    Masa tumbuh kembang bayi 0-6 bulanmembutuhkan asupan gizi yang diperoleh melaluipemberian ASI eksklusif. Gangguan tumbuhkembang pada awal kehidupan bayi dapatdisebabkan karena kekurangan gizi sejak bayi,pemberian makanan pendamping ASI yang terlaludini atau terlalu lambat dan ibu tidak memberikanASI eksklusif kepada bayinya. Beberapapenelitian tentang pemberian ASI eksklusifdengan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yanghasilnya adalah menurut penelitian Megawati(2012), didapatkan bahwa bayi yang tergolongpertumbuhannya tidak normal paling banyak padabayi yang tidak diberi kolostrum yakni 58,8 %,dan menurut penelitian dari Sucipto (2012),didapatkan hasil bahwa dari 122 bayi yangmendapatkan ASI eksklusif sebagian besar(95,10%) memiliki berat badan normal dansebagian kecil mengalami pertumbuhan beratbadan lebih (2,45%) dan pertumbuhan berat badankurang yaitu sebesar 2,45 persen. Dan yang tidakmendapatkan ASI eksklusif sebagian besar(68,57%) mengalami berat badan yang kurang dansebagian kecil (5,71%) mengalami pertumbuhanberat badan yang normal, sedangkan yangmengalami berat badan sangat kurang yaitusebanyak 28,12 persen.

    Mengingat pentingnya pemberian ASI bagitumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun

  • ASI eksklusif, Pertumbuhan Bayi ISSN 2252-5416

    99

    mental dan kecerdasan anak, maka penulis tertarikmelakukan penelitian yang bertujuan untukmengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusifterhadap pertumbuhan bayi di wilayah kerjaPuskesmas Poasia Kota Kendari.

    BAHAN DAN METODE

    Desain PenelitianDesain penelitian ini menggunakan

    rancangan longitudinal, yaitu mengukurpertumbuhan (berat badan, panjang badan danlingkar kepala) bayi usia 0-4 bulan yangmendapat ASI eksklusif dan non ASI eksklusifselama tiga kali pengukuran, yaitu pada bulanpertama, bulan kedua dan bulan ketiga.

    Lokasi dan waktu penelitianPenelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja

    Puskesmas Poasia Kota Kendari. Waktu penelitiandari tanggal 5 Agustus sampai dengan tanggal 25Oktober 2014.

    Populasi dan sampelAdapun populasi dari penelitian ini adalah

    ibu yang memiliki bayi usia sejak lahir sampai 6bulan dan bayinya, dengan jumlah 152 orang.Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yangmemiliki bayi usia 0 sampai dengan 4 bulanuntuk mengetahui pemberian ASI eksklusif, danbayinya yang usia 0 - 4 bulan untuk mengetahuipertumbuhan bayi yang berjumlah 105 orangterdiri dari 51 orang yang diberi ASI eksklusif dan54 orang yang tidak diberi ASI eksklusif.Pengambilan sampel dalam penelitian inimenggunakan teknik purposive sampling, yaitupenentuan sampel dengan pertimbangan tertentu,yang berdasarkan kriteria yang terdiri dari kriteriainklusi dan eksklusi.

    Metode pengumpulan dataPengumpulan data pada penelitian ini

    dilakukan dengan wawancara yang menggunakaninstrumen kuesioner sebagai pedomanwawancara, dan pengukuran berat badan yangmenggunakan timbangan seca, pengukuranpanjang badan yang menggunakan pengukurpanjang badan (length board), serta pengukuranlingkar kepala yang menggunakan pita pengukur(cm).

    Analisis dataData diolah dengan menggunakan program

    komputer, adapun uji yang digunakan dalampenelitian ini adalah uji T Independen,dengantingkat kebermaknaan data adalah = 0,05(Dahlan, 2011).

    HASIL

    Karakteristik sampelTabel 1 menunjukkan bahwa ibu yang

    memberikan ASI eksklusif pada bayinyaberjumlah 51 orang (48,57%), sedangkan yangtidak memberikan ASI eksklusif (non ASIeksklusif) berjumlah 54 orang (51,43%).

    Tabel 2 menunjukkan bahwa pertumbuhanberat badan (BB), lingkar kepala (LK) danpanjang badan (PB) bayi usia 0-1 bulan yangdiberi ASI eksklusif memiliki nilai rata-rata yanglebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberinon ASI eksklusif, nilai p > 0.05 pada setiappengukuran.

    Tabel 3 menunjukkan bahwa pertumbuhanberat badan (BB), lingkar kepala (LK) danpanjang badan (PB) bayi usia 2-4 bulan yangdiberi ASI eksklusif juga memiliki nilai rata-ratayang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yangdiberi non ASI eksklusif, nilai p > 0.05 padasetiap pengukuran.

    Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan pemberian ASI

    No Pemberian ASI Jumlah Persentase1. ASI Eksklusif 51 48,572. Non ASI Eksklusif 54 51,43

    Total 105 100Sumber: Data Primer 2014

  • Sitti Zaenab ISSN 2252-5416

    100

    Tabel 2. Nilai rerata berat badan (BB), lingkar kepala (LK), dan panjang badan (PB) bayi berdasarkankelompok ASI eksklusif dan non ASI eksklusif setiap pengukuran pada usia 0-1 bulan

    Uji T Independen

    Tabel 3. Nilai rerata berat badan (BB), lingkar kepala (LK), dan panjang badan (PB) bayi berdasarkankelompok ASI eksklusif dan non ASI eksklusif setiap pengukuran pada usia 2-4 bulan

    Uji T Independen

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkanbahwa presentase pemberian ASI ekslusif diposyandu (48,57%), lebih rendah daripadapencapaian Puskesmas Poasia tahun 2013. Hal inidapat disebabkan karena berbagai faktor antaralain perilaku ibu menyusui dan dukungan terhadappemberian ASI ekslusif di masyarakat belumsesuai yang diharapkan. Harapannya adalahsemua pihak dapat memahami pentingnyapemberian ASI ekslusif kepada bayi yang barulahir sampai usia 6 bulan sehingga dapatmendukung pemberian ASI ekslusif dan dapatmenjadikan budaya untuk memberikan ASIekslusif pada setiap bayi yang baru dilahirkansampai usia 6 bulan, serta sosialisasi dari regulasiyang ada bisa sampai kepada masyarakat yangpaling bawah. Perbedaan luas cakupan danperbedaan pemahaman defenisi tentang pemberianASI ekslusif juga dapat menyebabkan persentasepemberian ASI ekslusif menjadi berbeda.

    Berdasarkan hasil uji T independen padapenelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ASIekslusif berpengaruh terhadap pertumbuhan pada

    bayi yang diberi ASI ekslusif dan non ASIekslusif tapi tidak signifikan dengan nilai P >0,05. Hal ini dapat dipahami karena pemberianASI ekslusif bukan satu satunya faktor yangberpengaruh terhadap pertumbuhan bayi, tetapiada faktor lain yang ikut berperan dalampertumbuhan dan perkembangan bayi, sepertifaktor genetik dan lingkungan biofisikopsikososial(Soetjiningsih,2013).

    Penelitian ini sebanding dengan penelitianyang dilakukan oleh Cahyadi (2012), yangmenunjukkan bahwa hubungan pemberian ASItidak signifikan dengan pertumbuhan bayi dengannilai p = 0,153 (p>0,05). Penelitian tersebutsejalan dengan penelitian yang dilakukan olehFitri (2012), yang menyatakan bahwa tidakterdapat hubungan antara pemberian ASI dengantumbuh kembang bayi umur 6 bulan di PuskesmasNanggalo Kota Padang.

    Pertumbuhan antara berat badan dan tinggibadan ada hubungan yang linear jika pertumbuhananak normal. Pemberian ASI saja juga dapatmempengaruhi peningkatan berat badan dantinggi badan agar pertumbuhan seimbang. Anak

    Pengukuran(P)

    KelompokBB

    meanSDp

    LKmeanSD

    PPB

    meanSDP

    P1Eksklusif 4475.00844.99

    0.14036.031.47

    0.13453.513.41

    0.295

    0.554

    0.751

    Non Eksklusif 3958.33943.36 34.942.24 51.994.11

    P 2Eksklusif 5381.25780.78

    0.23737.641.63

    0.43056.643.00

    Non Eksklusif 4975.00997.38 37.181.34 55.933.26

    P3Eksklusif 6093.75816.88

    0.41439.541.93

    0.99558.893.28

    Non Eksklusif 5825.00888.44 39.531.52 59.252.47

    Pengukuran(P)

    KelompokBB

    PLK

    pPB

    PmeanSD meanSD meanSD

    P1Eksklusif 6023.07854.23

    0.69438.331.58

    0.37960.323.80

    0.503Non Eksklusif 5942.11940.85 37.952.16 59.783.17

    P2Eksklusif 6733.33883.87

    0.17239.871.82

    0.98862.334.14

    0.733Non Eksklusif 6452.63901.57 39.861.72 62.062.72

    P3Eksklusif 7225.851493.99

    0.67442.051.52

    0.18264.302.28

    0.663Non Eksklusif 7107.89861.92 41.541.74

    64.023.30

  • ASI eksklusif, Pertumbuhan Bayi ISSN 2252-5416

    101

    yang diberi ASI eksklusif pertumbuhannya akanlebih baik dibandingkan dengan anak yang tidakdiberi ASI eksklusif. Pertumbuhan anakberhubungan dengan kebutuhan gizi, jika giziyang diperlukan dalam proses pertumbuhan tidakseimbang, maka anak-anak akan mengalami gizikurang atau buruk pada masa pertumbuhan balita(Abdullah,2012). Hal tersebut bisa terjadi karenazat gizi yang terkandung dalam ASI sesuai dengankebutuhan bayi. Pertumbuhan dan perkembanganbayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASIyang diperoleh, termasuk energi dan zat gizilainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut(Maryunani, 2012). ASI memiliki banyak manfaatuntuk bayi, oleh karenanya dianjurkan untukmenyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulandan tetap melanjutkan menyusui sampai anakberusia 2 tahun. Manfaat ASI sudah tidakdiragukan lagi karena kandungan dalam ASI yangluar biasa dan tidak terdapat pada jenis susuapapun (Adiningrum, 2014). Berbagai studimenunjukkan bahwa gangguan pertumbuhan telahterjadi sejak enam bulan pertama kehidupan bayi.Masalah gangguan pertumbuhan anak usia dinidapat terjadi akibat kekurangan gizi, dan kuranggizi dapat terjadi dari beberapa akibat yaituketidak seimbangan asupan zat-zat gizi, faktorpenyakit pencernaan, absorbsi dan penyakitinfeksi. Keadaan gizi dapat dipengaruhi olehkeadaan fisiologis dan juga oleh keadaan ekonomisosial, politik dan budaya. Dampak kekurangangizi terhadap tumbuh kembang anak telah cukupdisadari oleh berbagai kalangan. Anak-anak yangkekurangan gizi akan mengalami gangguanpertumbuhan fisik, mental dan intelektual.Gangguan tersebut menyebabkan tingginya angkakematian dan kesakitan, serta berkurangnya dayatahan tubuh. Kekurangan gizi pada usia dinimempunyai dampak yang buruk pada masadewasa dan dimanifestasikan dalam bentuk fisikyang lebih kecil dengan produktifitas yang lebihrendah (Abdullah, 2012). Penelitian Megawati(2012), didapatkan bahwa bayi yang tergolongpertumbuhannya tidak normal paling banyak padabayi yang tidak diberi kolostrum yakni 58,8 %,dan menurut penelitian dari Sucipto (2012),didapatkan hasil bahwa dari 122 bayi yangmendapatkan ASI eksklusif sebagian besar(95,10%) memiliki berat badan normal dansebagian kecil mengalami pertumbuhan beratbadan lebih (2,45%) dan pertumbuhan berat badan

    kurang yaitu sebesar 2,45 persen. Dan yang tidakmendapatkan ASI eksklusif sebagian besar(68,57%) mengalami berat badan yang kurang dansebagian kecil (5,71%) mengalami pertumbuhanberat badan yang normal, sedangkan yangmengalami berat badan sangat kurang yaitusebanyak 28,12 persen.

    Air Susu Ibu merupakan nutrisi ideal untukmenunjang kesehatan, pertumbuhan danperkembangan bayi secara optimal. ASI akanmencegah malnutrisi karena ASI mengandungzat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat,mudah digunakan secara efisien oleh tubuh bayidan melindungi bayi terhadap infeksi. Tahunpertama kehidupan bayi sistem kekebalan bayibelum sepenuhnya berkembang dan tidak bisamelawan infeksi seperti halnya anak yang lebihbesar atau orang dewasa, oleh karena itu zatkekebalan yang terkandung dalam ASI sangatberguna. Manfaat ASI untuk kesehatan bayi tidakperlu diragukan lagi karena sudah banyak buktiilmiah yang menunjukkan bayi yang mendapatASI terhindar dari malnutrisi, baik kurang gizimaupun lebih gizi (overweight dan obesitas),mempunyai kecerdasan lebih, mempunyai dayatahan yang lebih baik terhadap penyakit danmasih banyak manfaat positif lain dari ASIterhadap tumbuh kembang anak (Suradi dkk.,2010).

    Kebutuhan nutrisi untuk optimalisasipertumbuhan dan perkembangan menjadikan tatalaksana nutrisi bayi baru lahir menjadi suatutantangan tersendiri. Melakukan rawat gabungsegera pada bayi baru lahir sangat penting dalammemulai kegiatan menyusui. Pelayanan inikelihatannya sederhana tapi sangat membantu ibudan bayi untuk sukses melewati masa-masa sulitdi awal kelahiran. Ibu mengenal tanda-tanda bayiingin minum, dan segera memberinya pada bayihingga bayi bisa menyusu kapan saja. Air susu ibumemiliki banyak manfaat untuk bayi, olehkarenanya dianjurkan untuk menyusui bayi secaraeksklusif selama 6 bulan dan tetap melanjutkanmenyusui sampai usia anak 2 tahun (Suradi dkk.,2010).

    KESIMPULANDAN SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan maka dapat ditarik kesimpulan yaitupemberian ASI ekslusif berpengaruh terhadappertumbuhan bayi tapi tidak signifikan (P > 0,05)

  • Sitti Zaenab ISSN 2252-5416

    102

    dan nilai rerata bayi yang diberi ASI eksklusiflebih besar daripada bayi yang tidak diberi ASIekslusif yang berarti bahwa pertumbuhan bayidengan ASI ekslusif lebih baik daripadapertumbuhan bayi yang tidak diberi ASI ekslusif.ASI ekslusif sebaiknya tetap diberikan pada bayisejak lahir sampai usia 6 bulan karena bayi akantumbuh lebih sehat dan cerdas.Petugas kesehatanhendaknya mempromosikan pemberian ASIeksklusif pada ibu hamil dan inisiasi menyusuidini (IMD) pada ibu melahirkan agar ibutermotivasi memberikan ASI eksklusif secara dini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah AZ.(2012).Surveilans PertumbuhanAnak Melalui Pendekatan LearningOrganization. Yogyakarta. Pustaka Timur.

    Adiningrum H.(2014).Buku pintar ASI eksklusif.Jakarta. Salsabila

    AgamIsnaeni.(2012).Faktor-faktor yangMempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif diKelurahan Tamamaung KecamatanPanakukang,Makassar.(online)jurnal.Unhas.ac.id/index.php/download/677/243 (di akses 22 Mei 2014).

    Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan.(2013).Riset KesehatanDasar.Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.

    Cahyadi B. (2012). Hubungan Pemberian ASIdengan Pertumbuhan Bayi.(Online)(www.q.journal.co.id/paper-281,diakses 15 Mei 2014).

    Dahlan S. (2011). Statistik untuk Kedokteran danKesehatan. Jakarta. Salemba medika.

    Dinas Kesehatan Kendari.(2013).Profil DinasKeshatan Kota Kendari Tahun 2013. DinasKesehata Kota Kendari. Kendari

    Fikawati & syafiq.(2010). Kajian Implementasidan Kebijakan Air Susu Ibu Ekslusif danInisiasi Menyusui Dini di Indonesia. JurnalMakara Kesehatan (Online) Vol. 14 , No.1.di akses 12 Mei 2014.

    Fitri D.I. (2012). Hubungan Pemberiaan ASIdengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6Bulan. (Online) (http://jurnal.fk.unand.ac.id,diakses 12 Mei 2014).

    Maryunani A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, ASIEksklusif, dan Manajemen Laktasi.Jakarta.TIM.

    Megawati RA. (2012).Hubungan Pola PemberianASI dan KarakteristikIbu,Jurnal Unimus(Online)(http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/745/799, diakses12 Mei2014).

    Soetjiningsih. (2013).Tumbuh Kembang Anak.Edisi 2. Jakarta. EGC.

    Sucipto.(2012). Hubungan Pemberian ASI danMorbiditas dengan Pertumbuhan &Perkembangan Bayi Usia 3 Bulan diKecamatan Bandungan. (Online)(eprints.undip.ac.id/38637/25-2-2013 diakses12 Mei 2014).

    Suradi R dkk.(2010).Indonesia Menyusui. Jakarta.Badan Penerbit IDAI

    Yulianah N. (2013). Hubungan Antarapengetahuan, Sikap dan Kepercayaan Ibudengan pemberian ASI Eksklusif diPuskesmas Bontocani Kabupaten Bone.(online)(http://tesis.ac.id/index.php/kesmas/article/view/746/798