Hazard Identification and Risk Assessment

download Hazard Identification and Risk Assessment

of 3

description

HIRA

Transcript of Hazard Identification and Risk Assessment

Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA)Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) merupakan salah satu poin penting untuk mengimplementasikan OHSAS 18001 : 2007 atau Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Dilakukannya HIRA bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang terdapat di suatu perusahaan untuk kemudian dinilai besarnya peluang terjadinya suatu kecelakaan atau kerugian. Dengan demikian, sebelum kita mengimplementasikan OHSAS 18001 : 2007 atau SMK3, ada baiknya kita mengetahui dan memahami lebih lanjut bagaimana membuat HIRA agar dapat menentukan cara pencegahan yang tepat.Tujuan Pelatihan : Peserta memahami batasan mengenai bahaya dan risiko Peserta memahami metode mengidentifikasi bahaya dan manajemen risiko Peserta memahami cara penilaian risiko, analisa risiko, tingkat risiko, dan menentukan pengendalian risiko serta urutan pengendalian risiko bagaimana cara membuat Hazard Identification Risk Assessment dan dapat mengimplementasikannya di perusahaan masing-masing.Metode : Teori Diskusi WorkshopMateri : Undang-Undang No.1 Tahun 1970 (ACT. No. 1 Year 1970 On Industrial Safety) Batasan Tentang Bahaya dan Resiko (Definition of Hazard and Risk) Jenis dan Contoh-Contoh Bahaya (Type and Examples of Hazard) Metode Metode Mengidentifikasi Bahaya (Methods of Identifying Hazard) Manajemen Resiko (Risk Management) Pengendalian Resiko (Risk Control) Penilaian Resiko (Risk Assessment) Analisa Resiko (Risk Analysis) Tingkat Resiko (Risk Level) Urutan Pengendalian Resiko (Hierarchy Of Risk Control)

http://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/hira-hazard-identification-and-risk-assessment-and-sample-of-hira/HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) and Sample ofHIRADecember 30, 2012 by helmidadang Dalam upaya K3, basis dasarnya adalah loss control dan loss prevention. Keduanya berbasis pada hal yang sama yaitu: manajemen risiko K3. Risiko K3 sendiri muncul dari adanya hazards. Hazard(s) didefinisikan sebagai source, situation, or act with a potential for harm in terms of human injury or ill health, or a combination of these. Dari definisi ini juga terlihat bahwa risiko yang dimanage termasuk risiko kesehatan (risiko terhadap terjadinya ill health). Ill health sendiri didefinisikan sebagai identifiable, adverse physical or mental condition arising from and/or made worse by a work activity and/or work-related situation. Dalam konteks ini maka risiko yang dibahas adalah potensi penyakit yang muncul akibat pekerjaan atau yang dipengaruhi oleh faktor pekerjaan. Namun sayangnya, dalam proses hazard identification and risk assessment, risiko kesehatan masih menjadi anak tiri. Misalnya saja ketika melakukan HIRA mengenai pengoperasian mesin pemotong rumput, maka risiko yang diidentifikasi akan berfokus kepada terkena blade, terpantul kerikil. Namun jarang yang mengidentifikasi risiko munculnya gangguan neuromuscular pada tangan akibat hazard: hand arm vibration; atau munculnya hearing loss akibat hazard: noise.Pada dasarnya Health Risk Assessment (HRA) secara konsep sama dengan HIRA Safety secara umum. Jadi dengan menilai kombinasi likelihood dan consequence suatu potensi ill health yang diakibatkan oleh suatu hazard. Yang membedakannya hanyalah pendekatan terhadap hazards. Dalam safety, hazards muncul dari faktor elektrik, mekanis, kinetis, dll. Sedangkan aspek kesehatan hazards dilihat sebagai faktor fisika, biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial. Kemudian dalam pendekatan terhadap risiko potensi yang terjadi pada safety, yang diidentifikasi adalah cedera atau injury yang muncul bersifat akut sedangkan pada kesehatan, yang diidentifikasi adalah gangguan fungsi atau munculnya suatu penyakit sehingga lebih bersifat long-term.Pada HIRA, memang dibutuhkan satu hal yang lebih spesifik yaitu kemampuan menilai proses interaksi antara manusia dengan alat, material, dan lingkungannya. Pada HIRA prosesnya dimulai dengan melakukan desk study terhadap proses kerja yang ada di tempat kerja. Pada tahap ini assessor melakukan identifikasi yang bersifat forecast terhadap pekerjaan yang ada di tempat kerja. Assessor melakukan document review termasuk terhadap blueprint fasilitas, prosedur kerja, dan material safety data sheet atas bahan-bahan yang dipakai. Fase ini dikenal juga sebagai tahap anticipation. Tahap berikutnya adalah melakukan recognition di tempat kerja untuk melakukan identifikasi dan konfirmasi atas hazard yang diidentifikasi pada fase sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan melakukan walk trough survey di tempat kerja dengan melakukan penelusuran secara sistematik di tempat kerja. Pada kondisi ini, assessor harus mengidentifikasi : what-apa saja hazard yang ada di tempat kerja, who-siapa saja yang terpapar hazard ini, when-kapan dan seberapa lama paparan dapat terjadi, where- dimana bahaya muncul dan dimana paparan akan terjadi how- bagaimana paparan itu terjadiKemudian tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi terhadap risiko dengan menilai nilai ambang batas. Penilaian bisa dilakukan dengan cara langsung yaitu mengukur terhadap dose hazard yang diterima personel dengan alat ukur, atau dengan cara matematis yaitu dengan melakukan perhitungan berdasarkan NAB yang telah ditetapkan.Setelah melakukan hal ini dilakukan maka langkah berikutnya adalah tahap menentukan langkah-langkah pengendalian dan penanggulangan yang akan dijalankan. Pendekatannya dapat menggunakan hirarki control sebagaimana pada HIRA Safety yaitu: Eliminasi, Substitusi, Engineering, Administration, dan PPE. Namun fokusnya diarahkan kepada tiga hal yaitu: Pengendalian di tempat asal hazard (source) Pengendalian di jalur atau mode paparan (exposure) Pengendalian pada orang yang terpajan (host)Setelah melakukan hal ini langkah berikutnya dalah dengan melakukan komunikasi dan konsultasi hasil HIRA ini kepada semua pihak terkait dengan focus kepada bagaiaman pekerja mengenali bahaya ini, risiko apa yang dihadapi, dan bagaimana cara penanganannya. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan menempatkan rambu dan marka, label dan tanda terkait dengan bahaya dan risiko ini. Kemudian langkah terakhir adalah dengan melakukan monitor dan review terhadap pelaksanaan langkah control, hazards yang ada di tempat kerja, dan dampak yang muncul pada karyawan.Dengan melakukan proses HIRA ini seperti di atas, maka risiko-risiko kesehatan dapat diidentifikasi, dikendalikan, dan ditanggulangi jauh sebelum memunculkan dampak yang merugikan kesehatan pekerja. Karena penyakit akibat kerja akan menghasilkan kecacatan menetap yang sulit disembuhkan dan mengganggu fungsi social pekerja dalam jangka panjang.