Ha~ya. - Pustaka Ilmiah Universitas...

2
Pikiran Rakyat o Senin o Selasa o Rabu Kamis 0 Jumat o Sabtu o Minggu 23 17 18 19 456 20 21 7 ~ 9 10 11 22 ~ 24 25 26 12 13 27 28 14 15 29 30 31 OSep OOkt ONov Des OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags !II Ekonomi engapa ,Ekon Ha~ya. 6 Persen? B ANYAK kalangan memper- tanyakan mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 hanya mam- pu di kisaran 6 persen, mengingat pertumbuhan ekonomi di ne- gara-negara tetang- ga bisajauh lebih tinggi. Thailand yangsedang berperang pun diperkirakan perekonomiannya akan tumbuh 8 persen, India 9 persen, Malaysia 8,5 persen, dan Si- ngapura 15 persen. Malah Filipina yang jarang disebut dalam hal prestasi ekonomi, diperkirakan akan tumbuh di atas 7 persen. Akankah In- donesia menjadi negara yang per- tumbuhannya terendah di kawasan Asia? Ketua Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Sofyan Wanandi menilai ada yang salah dalam manajemen pe- merintahan, sehingga membuat kin- erja perekonomian seperti itu. Apala- gi dengan pertumbuhan positif tahun 2009 (hanya ada tiga negara di dunia, Indonesia, Cina, dan India), seharusnya menjadi modal bagi In- donesia untuk mendorong perekono- mian bertumbuh lebih tinggi. Melihat angka pertumbuhan komponen-komponen PDB (produk domestik bruto) 2010, anggapan So- fyan Wanandi tidak bisa disalahkan. Konsumsi pemerintah (government expenditure) pada tahun ini diperki- rakan akan mengalami pertumbuhan negatif. Artinya ada masalah dalam penyerapan (atau pendistribusian) anggaran pembangunan 2010. Konsumsi pemerintali yang tahun 2009 tumbuh 15,7 persen (tertinggi di antara komponen PDB 2009), pa- da triwulan 1/ 2010 mengalami per- tumbuhan -8,8 persen (minus) di triwulan 11/2010 juga masih ~buh negatif (-8,9 persen), baru di triwulan III tumbuh 3,0 persen, dan di triwu- lan IVproyeksi Bank Indonesia (BI) , akan tumbuh 2,7 persen. Walhasil, komponen Konsumsi Pemerintah pa- da tahun ini diperkirakan akan turn- buh -2,3 persen (minu's). Secara angka, pertumbuhan kon- sumsi pemerintah yang negatif sebe- narnya merupakan hal yang sangat ironis. Mengingat perm anggaran Konsumsi Rumah Tangga KonsumSi Pemenntah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Ekspor Barang clan Jasa Impor Barang dan Jasa Kliping Humas Unpad 2010 r

Transcript of Ha~ya. - Pustaka Ilmiah Universitas...

Page 1: Ha~ya. - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/pikiranrakyat-20101223... · Kliping Humas Unpad 2010 r. ... sejarah Indonesia (hampir

Pikiran Rakyato Senin o Selasa o Rabu • Kamis 0 Jumat o Sabtu o Minggu2 3

17 18 1945620 21

7 ~ 9 10 1122 ~ 24 25 26

12 1327 28

14 1529 30 31

OSep OOkt ONov • DesOJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags

•!II Ekonomi

engapa ,EkonHa~ya.

6 Persen?B ANYAK

kalanganmemper-

tanyakan mengapapertumbuhanekonomi Indonesia2010 hanya mam-pu di kisaran 6persen, mengingatpertumbuhanekonomi di ne-gara-negara tetang-ga bisajauh lebihtinggi. Thailandyangsedangberperang pundiperkirakanperekonomiannyaakan tumbuh 8 persen, India 9persen, Malaysia 8,5 persen, dan Si-ngapura 15persen. Malah Filipinayang jarang disebut dalam halprestasi ekonomi, diperkirakan akantumbuh di atas 7 persen. Akankah In-donesia menjadi negara yang per-tumbuhannya terendah di kawasanAsia?Ketua Apindo (Asosiasi Pengusaha

Indonesia) Sofyan Wanandi menilaiada yang salah dalam manajemen pe-merintahan, sehingga membuat kin-erja perekonomian seperti itu. Apala-gi dengan pertumbuhan positiftahun 2009 (hanya ada tiga negara didunia, Indonesia, Cina, dan India),seharusnya menjadi modal bagi In-donesia untuk mendorong perekono-mian bertumbuh lebih tinggi.Melihat angka pertumbuhan

komponen-komponen PDB (produkdomestik bruto) 2010, anggapan So-fyan Wanandi tidak bisa disalahkan.Konsumsi pemerintah (governmentexpenditure) pada tahun ini diperki-rakan akan mengalami pertumbuhannegatif. Artinya ada masalah dalampenyerapan (atau pendistribusian)anggaran pembangunan 2010.

Konsumsi pemerintali yang tahun2009 tumbuh 15,7persen (tertinggidi antara komponen PDB 2009), pa-da triwulan 1/ 2010 mengalami per-tumbuhan -8,8 persen (minus) ditriwulan 11/2010 juga masih ~buhnegatif (-8,9 persen), baru di triwulanIII tumbuh 3,0 persen, dan di triwu-lan IV proyeksi Bank Indonesia (BI) ,akan tumbuh 2,7 persen. Walhasil,komponen Konsumsi Pemerintah pa-da tahun ini diperkirakan akan turn-buh -2,3 persen (minu's).Secara angka, pertumbuhan kon-

sumsi pemerintah yang negatif sebe-narnya merupakan hal yang sangatironis. Mengingat perm anggaran

Konsumsi Rumah Tangga

KonsumSi PemenntahPembentukan Modal Tetap Domestik BrutoEkspor Barang clan Jasa

Impor Barang dan Jasa

Kliping Humas Unpad 2010

r

Page 2: Ha~ya. - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/pikiranrakyat-20101223... · Kliping Humas Unpad 2010 r. ... sejarah Indonesia (hampir

pembangunan yangseharusnya menjadistimulus untuk pe-ningkatan PDB,malah menjadi fak-tor pengurang(karena minus).Apalagi mengingatAPBN tahun inimerupakan yangtertinggi sepanjangsejarah Indonesia(hampir Rp 1.200triliun), sewajarnyapemerintah mengu-nakannya denganlebih efisien danefektif. Dana APBN

pada dasarnya dibiayai oleh semuamasyarakat Indonesia.

Awal Desember 2010 media massamemberitakan bahwa pemerintahoptimistis penyerapan anggaran yangkonon tinggal sisa Rp 100 triliun-bisa terserap sampai akhir tahun. Na-mun secara logika hal tersebut sangatdiragukan bisa dicapai. Proyeksi BI(yang saya yakin merupakan proyeksipaling optimistis) menyebutkan 2010konsumsi pemerintah akan tumbuh -2,3 persen (minus).

Lantas, apa yang menyebabkanseretmya penyerapari anggaran pem-bangunan tersebut? Sampai saat initak ada penjelasan resmi dari peme-rintah. Namun, sebagaian anggaranpembangunan tersebut dipastikan di-parkir di BI. Saat seminar IndonesiaMillenium Development Goals di Un-pad, Sabtu (11/12), Direktur Direk-torat Pengelolaan Moneter BI Hen-dar M.A., mengeluhkan besarmya bi-aya bunga untuk dana-dana yang di-parkir di BI yang diperkirakan be-sarannya mencapai Rp 24 triliun pa-da tahun ini.

Menurut Hendar, hingga akhir No-vember 2010 dana yang diparkir diBI sudah mencapai Rp 400 triliun,dan diperkirakan pada akhir tahunakan Rp 450 triliun. Jumlah tersebutdiserap melalui operasi moneter(transaksi term deposit, SertifikatBank Indonesia/Slsl, dan SBI syari-ah) BI. Sebagaian besar dana terse-but merupakan term deposit yangditempatkan pemerintah, baik daripemerintah pusat maupun pemerin-tah daerah. Sementara dari lelangSBI dan SBI syariah menyerap danakurang lebih Rp 55 triliun.

Menurut pengamat moneter AldrinHerwany term deposit merupakanproduk baru BI sebagai salah satuupaya untuk mengurangi tekanan

capital infloui (aliran uang masukdari luar negeri) ke pasar uang, De-rasnya capital inflow ke pasar uangkita menyebabkan bubble economy(kenaikan tak wajar hasil kumulasispekulasi), dikhawatirkan bisameledak dan menyebabkan krisiskeuangan. BI mencoba mengurangitekanan captal iriflow tersebut de-ngan menawarkan term deposit(bunga menarik tetapi tidak bisadiperdagangkan di pasar sekundersehingga tidak menambah bubble).

Namun, hasilnya kurang efektif,term deposit malah banyak digu-nakan untuk memarkir dana-danapembangunan yang belum digu-nakan APBN maupun APBD. Seda-ngkan dana luar negeri, tetap me-nyenangi pasar uang Indonesia de-ngan peraturannya sangat longgar.·

"Dalam konteks pembangunanekonomi, jelas dana-dana yang di-parkir di BI tersebut sebagai danayang tidak efektif. Anggaran pemba-ngunan yang harusnya menjadi sti-mulus perekonomian menjadi kehila-ngan fungsinya. Apalagi mengingatsektor riil saat ini sebenarnya sedangmengap-mengap kesulitan kredit,"kata Aldrin.

Padahal menurut Ketua ISEI Ban-dung Koordinator Jabar Ina Primi-ana, sektor riil merupakan peluangterbaik bagi Indonesia untukmenggenjot angka pertumbuhantinggi-tinggi. Bahkan untuk Indone-sia, dari perkembangan sektor riillah

. sebenarnya diukur baik-buruk ki-nerja perekonomian. Dengan pasaryang sedemikian besar, pertumbuhantradisional 5-6 persen yang didorongoleh konsurnsi bisa dikatakan bisa di-capai tanpa keluar keringat.

Untuk menggenjot pertumbuhanekonomi dari sektor riil pun sebe-narnya Indonesia sudah memilikimodal yang besar. Misalnya sentimenintemasional untuk menarik inves-tasi, saat ini sedang bagus-bagusnya.Di antaranya dengan naiknya per-ingkat daya saing nasional dari 54 keurutan 44, dan peringkat sisi kemu-dahan untuk berbisnis yarig jugameningkat dari peringkat 129 ke 115.

"Malah untuk insentif sektor rillpun sebenarnya sudah ada beberapaaturan yang dibuat. Namun sampaisaat ini belum satu pun yang bisa di-implementasikan secara optimal.Padahal dengan mengoptimalkan in-sentif-insentif tersebut, saya yakinpertumbuhan ekonomi akan lebihtinggi dari 6 persen," katanya. (Y. Fi-triadi/"PR")***

r