HATI NURANI

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanyakan pada hati nurani! Dimanakah hati nurani kita? Tidak punya hati nurani! Apakah hati nurani itu? Banyak dari kita sering mendengar kalimat-kalimat seperti ini, namun jarang yang bisa menjabarkan makna yang sesungguhnya tentang hati nurani. Dalam kehidupan sehari-hari, saat kita ada pikiran untuk melakukan hal- hal yang menyimpang dari kebaikan, kita akan merasakan satu sisi hati kita akan membisikkan larangan agar tidak melakukan niat pikiran buruk kita tadi, namun sekejap kemudian ada bisikan hati yang lain untuk membujuk agar kita tetap melakukan niat hati yang semula. Saat niat semula belum terlaksana, seolah-olah ada perseteruan 1

description

PRINSIP DAN PENERAPAN HATI NURANI DALAM KEPERAWATAN PROFESIONAL

Transcript of HATI NURANI

Page 1: HATI NURANI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanyakan pada hati nurani! Dimanakah hati nurani kita? Tidak punya hati

nurani! Apakah hati nurani itu?

Banyak dari kita sering mendengar kalimat-kalimat seperti ini, namun jarang

yang bisa menjabarkan makna yang sesungguhnya tentang hati nurani. Dalam

kehidupan sehari-hari, saat kita ada pikiran untuk melakukan hal-hal yang

menyimpang dari kebaikan, kita akan merasakan satu sisi hati kita akan membisikkan

larangan agar tidak melakukan niat pikiran buruk kita tadi, namun sekejap kemudian

ada bisikan hati yang lain untuk membujuk agar kita tetap melakukan niat hati yang

semula. Saat niat semula belum terlaksana, seolah-olah ada perseteruan dalam hati,

antara yang membujuk agar terlaksana dan yang melarang agar tujuan tidak

terlaksana.

Pada zaman sekarang adanya trend besar dimana-mana, bahwa orang semakin

peduli pentingnya etika. Semacam kebangkitan etika terutama di Indonesia dalam

setiap percakapan orang memberikan suatu evaluasi etis atau moral terhadap suatu

kejadian atau perbuatan. Itu tidak etis, tindakannya pun tidak bermoral. Setiap orang

1

Page 2: HATI NURANI

merasa bahwa segala kehancuran, seperti tindakan kekerasan atau main hakim

sendiri, terjadi karena orang melupakan nilai dan norma moral. Dan norma yang tidak

diindahkan dalam tatanan pergaulan sosial.

Hari nurani paling jelas kaitannya dengan moralitas, karena hati nurani

menyingkap dengan terang dimensi etis dalam hidup manusia. Hati nurani

mengungkapkan penghayatan tentang baik-buruk berkaitan dengan tingkah laku yang

konkret.

1.2. Tujuan

a. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengertian dari hati nurani

Untuk mengetahui fenomena moral yang terjadi dalam kehidupan

Untuk mengetahui pembagian hati nurani dilihat dari berbagai aspek

Untuk mengetahui tentang struktur kepribadian dan hubungannya

dengan hati nurani

b. Tujuan khusus

2

Page 3: HATI NURANI

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah Pengembangan Kepribadian oleh Bapak Bambang

Soewito,S.KM, M.Kes

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian hati nurani

Secara bahasa

Dalam bahasa Inggris, hati nurani artinya consciece. Kalau kata consciece

diterjemahbalik maka artinya menjadi suara hati, kata hati atau hati nurani.

Berdekatan dengan kata conscience, ada kata conscious. Conscious artinya sadar,

berkesadaran, atau kesadaran. Disamping kedua kata ini, ada satu lagi yang

berdekatan maknanya yaitu intuition, intuition artinya gerak hati, lintasan hati, gerak

batin.

Hati nurani adalah kemampuan atau fakultas yang membedakan apakah salah

satu dari tindakan apakah benar atau salah. Rasa moral tentang yang benar dan yang

salah, terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir;

kesadaran, terutama kesadaran diri. Kesadaran juga berarti peran kognitif diri yang

memperjelas secara sadar di mana diri kita saat ini dan bagaimana situasi lingkungan

3

Page 4: HATI NURANI

kita. Kajian-kajian yang mendalam tentang hal ini dapat kita telusuri lebih jauh

terutama di dalam sains psikologi.

Dalam filosofi orang jawa, manusia saat terlahir mempunyai empat jiwa

sebagai kembarannya, yang lahir bersama-sama dengannya. Dalam buku Zhuan

Falun, dikatakan manusia mampunyai Zhu Yuanshen (Jiwa Utama) dan Fu Yuanshen

(Jiwa sekunder) yang menguasai satu tubuh. Jumlah Fu yuanshen berbeda-beda ada

yang mempunyai satu, dua, tiga, empat, bahkan lima. Tubuh manusia jika tidak ada

Yuanshen, tidak ada tabiat, watak dan karakter, bila tanpa semua ini hanya

merupakan segumpal daging, dia tidak akan menjadi seorang manusia yang lengkap

dengan kepribadian mandiri.

Fu Yuanshen atau jiwa sekunder, yang berada di dimensi lain dapat melihat

hakikat suatu urusan, tahu mana yang salah dan yang benar, tidak dibuat sesat oleh

masyarakat manusia. Sedangkan Zhu Yuanshen (Jiwa Utama) mudah tergoda oleh

nafsu duniawi. Untuk manusia yang mempunyai bawaan dasar baik mudah

dikendalikan oleh kehidupan tingkat tinggi, Fu Yuanshennya juga berasal dari tingkat

tinggi. Semakin tinggi tingkat Fu Yuanshennya berasal, hal-hal yang diketahui

semakin sesuai dengan kebenaran dari prinsip-prinsip Tuhan. Sedangkan untuk

manusia yang bawaan dasarnya rendah mudah dipengaruhi oleh informasi dari

kehidupan tingkat rendah yang menyesatkan.

4

Page 5: HATI NURANI

Hati nurani adalah informasi yang disampaikan oleh Fu Yuanshen manusia,

karena Fu Yuanshen manusia berasal dari tingkatan yang lebih tinggi daripada Zhu

Yuanshennya, dengan demikian Fu Yuanshenlah yang selalu menjaga manusia agar

terhindar dari perbuatan yang menyimpang dari hukum Tuhan. Namun begitu Zhu

Yuanshen juga adalah kesadaran utama manusia, dialah yang memegang kendali

untuk memutuskan segala sesuatu yang hendak dilakukan. Meskipun hati nurani kita

mengingatkan untuk selalu berjalan di jalan lurus, namun jika kesadaran utama kita

memutuskan untuk tetap melakukan perbuatan buruk,maka tetap saja kita akan

melakukan keputusan salah yang telah kita putuskan tersebut.

Zhu yuanshen manusia yang mudah terpengaruh oleh keduniawian akan

mudah dituntun oleh informasi-informasi yang membujuk kita untuk selalu berjalan

di jalan yang menyimpang, karena informasi yang dibawa/diperoleh bisa jadi

informasi dari unsur-unsur negatif yang berusaha menyesatkan Zhu

yuanshen/kesadaran utama kita. Meskpiun hati nurani (Fu Yuanshen) selalu

mengingatkannya, namun apa daya tangan tak sampai karena jika kesadaran utama

kita tetap mengambil keputusan yang menyimpang tersebut, maka tetap saja kita

melakukan suatu keburukan, sesuai dengan informasi yang menyesatkan yang

diperoleh oleh Zhu Yuanshen kita.

Untuk menghindarkan diri dari perbuatan dosa karena perbuatan buruk maka

kita harus mendengarkan bisikan hati nurani. Saat terjadi perseteruan isi hati antara

5

Page 6: HATI NURANI

hati nurani kita dengan bisikan hati yang mengajak keburukan, maka segera

kuatkanlah kesadaran utama kita untuk mengikuti bisikan hati nurani yang jelas-jelas

akan membawa kita melakukan hal-hal yang benar. Sebagai contoh, saat kita berpikir

untuk berbohong demi menutupi perbuatan buruk kita, maka hati nurani anda akan

membisikkan larangan untuk tidak berbohong, atau saat kita mau memamerkan diri,

hati kita membisikkan untuk tidak memamerkan diri, saat ingin menyebarkan

hasutan, gosip dll yang buruk, akan ada suara hati yang melarang kita melakukan hal-

hal tersebut.

Saat manusia sudah tidak mau mendengarkan hati nuraninya, niscaya akan

selalu melakukan hal yang tidak benar, hanya saja kita tetap bersyukur karena hati

nurani kita tidak bosan-bosannya menyertai dan membimbing kita sepanjang hidup

kita. Setelah raga ini terpisah dari jiwa kita maka barulah Fu Yuanshen berpisah

dengan Zhu Yuanshen untuk menjalani kehidupan masing-masing. Mungkin Fu

Yuanshen masuk surga, sedang Zhu yuanshen harus menjalani reinkarnasi dalam

enam jalur reinkarnasi, atau malah mengalami pemusnahan total di neraka yang tak

berujung pangkal tingkatannya.

Secara metafisika

Hati Nurani adalah kesadaran akan kewajiban berhadapan dengan sistuasi

konkret yang saya hadapi kini dan disini. Berkaitan dengan adanya kesadaran

(conscientia = bersama dengan, turut mengetahui) tentang perbuatan dan tentang

6

Page 7: HATI NURANI

pelaku (diri sendiri). Semacam instansi dalam bati kita, yang menilai dari segi moral

perbuatan-perbuatan yang kita lakukan. Cara berfungsinya Sebagai vindex : menilai

perbuatan yang telah berlangsung Sebagai index : menilai perbuatan yang akan

datang Sebagai ludex : menilai perbuatan yang sedang dilakukan. Kemutlakan hati

nurani, tuntutannya mutlak, tidak dapat di tawar-tawar. Memerintahkan tanpa syarat

(imperatif kateoris). Mengikuti hati nurani merupakan hak dasar bagi setiap orang.

Hati nurani adalah norma terakhir bagi perbuatan-perbuatan kita. Hati nurani bisa

keliru tuntutannya mutlak tapi belum tentu benar (bisa benar bisa salah). Perlu

dibedakan : saat sebelum keputusan diambil, Saat keputusan diambil. Sifat personal

dan Adipersonal hati nurani; bersifat personal karena selalu berkaitan erat dengan

pribadi yang bersangkutan dan hanya memberi penilaiannya tentang perbuatan saya

sendiri. Bersifat Adipersonal, karena Hati nurani (Nur = cahaya) berarti hati yang

diterangi, terhadap hati nurani seakan kita menjadi “pendengar”, mempunyai aspek

transenden, yang melebihi pribadi kita, dan karena aspek adipersonal ini, hati nurani

memiliki dimensi religius. Penentuan baik buruk , benar salah. Perbuatan yang

dilakukan atas desakan hati nurani belum tentu secara objektif juga baik.Yang

sebenarnya mau diungkapkan bukanlah baik buruknya perbuatan itu sendiri,

melainkan bersalah tidaknya si pelaku. Maka kita tidak pernah boleh bertindak

bertentangan dengan hati nurani kita. Akan tetapi manusia wajib juga

mengembangkan hati nuraninya dan seluruh kepribadian etisnya samapi menjadi

matang dan seimbang (yang subjektif dan objektif menjadi sama).

7

Page 8: HATI NURANI

B. Arti Hati Nurani

Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan

berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu

tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai

hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum

bertindak atau melakukan sesuatu , ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan

umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran

moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda – beda. Pada saat-saat

menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan mengatakan perbuatan itu

baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang

menyuruh dan jikaperbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang

melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati.

Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap bekerja, yakni

menyuruh atau melarang. Sesudah suatu tindakan, maka kata hati muncul sebagai

“hakim” yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata hati akan memuji,

sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu

8

Page 9: HATI NURANI

buruk atau jahat, maka kata hati akan menyalahkan, sehingga, orang merasa gelisah,

malu, putus asa, menyesal.

C. Fungsi Hati Nurani

Fungsi hati nurani yaitu sebagai pegangan, pedoman, atau norma untuk

menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk. Hati nurani berfungsi

sebagai pegangan atau praturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari dan

menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya. Sikap kita terhadap hati nurani

adalah menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita. Mendengarkan

dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani. Mempertimbangkan secara masak

dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan hati nurani. Melaksanakan apa yang

disuruh hati nurani.

D. Pentingnya Pembinaan Hati Nurani

Tujuan pokok pembinaan hati nurani adalah hati nurani yang secara subyektif

dan obyektif benar. Denga hati nurani yang baik dan benar, seseorang akan selalu

terdorong untuk bertiandak melakukan kehendak Tuhan dan menuruti norma-norma

moral obyektif. Pembinaan hati nurani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan seseoang tentang kebenaran dan nilai-nilai, ataupun kemapuan untuk

memecahkan dilema moral, tetapi juga harus memasukkan ke dalamnya pembinaan

9

Page 10: HATI NURANI

karakter moral seseoarang secara lebih penuh. Pembinaan hati nurani merupakan

upaya yang hakiki agar manusia lebih mampu hidup dan bertindak sesuai dengan

bisikan hati hati nurani yang bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Melalui

pembinaan hati nurani, manusia diharapkan bisa terhindar dari kesesatan dalam

pengambilan keputusan dan tindakan.

E. Ciri Khas Hati Nurani

Ciri khas dari suara hati nurani adalah ia tidak dapat ditawar dan hanya

sepintas keluarnya dengan atau tanpa disadari, ini berlaku mutlak. Mutlak di sini

mempunyai arti ia tidak dapat ditawar melalui pertimbangan-pertimbangan dalam

bentuk apapun. Hal itu disebkan karena suara hati nurani merupakan suara dari Maha

Mutlak.

Tempat berkumpulnya bagi mereka yang hatinya bersih dan tak bernoda dan

tempat mengingat Tuhan itulah Hati Nurani. Suara hati adalah suara halus yang murni

datang langsung dari kesadaran sang Hidup yang ada dalam diri kita yang paling

dalam yang bersih dan jujur, tanpa adanya pertimbangan dalam memberikan jawaban.

Suara hati ini tidak akan keluar jika hati nurani.

F. Hakikat-Hakikat Hati Nurani

1. Penghayatan atas yang baik dan yang buruk di dalam tingkah laku yang konkret.

10

Page 11: HATI NURANI

Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan

berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret.

2. Kekuatan Hati Melebihi Kekuatan Pikiran.

Akal manusia sungguh sangat liberal dan radikal mampu menembus ruang

dan waktu mengembara dari khayal ke khayal, mampu berfikir untuk berkreasi dan

berinovasi, membuat aturan-aturan untuk dirinya dan sesamanya, bahkan dengan akal

itu pula manusia dapat berbuat sangat kejam, melanggar norma-norma yang dapat

merusak sistem kehidupan. Dengan akal pula manusia mampu menguasai bumi

dengan cara mengolah sumber-sumber daya yang ada di bumi dan memanfaatkannya

untuk kepentingan dirinya, bahkan manusia mampu pergi ke ruang angkasa,

menginjakan kakinya di bulan dan suatu saat nanti akan dapat pula mengeksplorasi

sumber daya di ruang angkasa. Itulah akal manusia yang dianugerahkan Tuhan hanya

untuk manusia, anugrah ini tentunya harus dipergunakan untuk mensyukuri

nikmatnya, akal yang senantiasa bersyukur ini disebut akal sehat, akal sehat selalu

bersanding dengan hati nurani.

Hati nurani atau hati kecil hati adalah hati yang selalu diliputi cahaya sang

Maha Pencipta, mengikuti irama alam semesta yang memang diciptakan Tuhan untuk

manusia maka tatkala manusia yang berhati nurani melihat ketidak sesuaian atau

11

Page 12: HATI NURANI

adanya ketidak selarasan dengan alam ini maka dirinya kan tergerak untuk

merubahnya dan menyesuaikan dengan keselarasan alam tadi. Ketika seseorang

dengan hati nurani, melihat ada orang lain yang patut ditolong pasti akan ditolongnya

tanpa menghiraukan apa jenis warna kulitnya dari bangsa atau kelompok mana yang

ditolong itu berasal. Dengan hati nurani juga manusia bisa berbuat baik untuk seluruh

mahluk yang ada di alam ini dengan memberi perlindungan secara maksimal dengan

menjaga keseimbangannya. Inilah manusia yang dapat memberi rahmat atas alam ini,

pembawa damai dan toleransi.

3. Pemberi Peringatan yang Paling Halus.

Hati nurani itu penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, dan kebenaran yang

hakiki. Dengan demikian kenapa hati nurani ini tidak kita jadikan sebagai salah satu

pertimbangan yang mendasar didalam pengambilan suatu keputusan terhadap apa

yang akan kita kerjakan. Suatu philosofi yang mendasarkan bahwa seseorang jika

melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya, maka dia akan dihantui

oleh kesalahan-kesalahan. tersebut. Ada lagi kata-kata “orang lain mungkin dapat

anda tipu, tapi hati nurani anda, pasti akan sulit untuk anda bohongi”. Kata-kata ini

bermakna cukup mendalam sebagai hukuman bagi seseorang yang melakukan suatu

hal yang bertentangan dengan nurani. Bahkan hukuman ini mungkin lebih keras dari

hukuman fisik, karena hal ini merupakan hukuman bathin, atau yang biasa disebut

“tekanan bathin”.

12

Page 13: HATI NURANI

Marilah kita selalu bercermin kepada hati nurani, karena didalamnya

terkandung nilai-nilai luhur, yang akan membawa kemaslahatan bagi kita sendiri dan

orang-orang disekitar kita. Janganlah pertimbangan-pertimbangan negatif lebih

mendominasi, sehingga menyebabkan “buta”nya hati nurani. Kembalilah kepada

pemikiran-pemikiran positif dalam mencermati suatu masalah dengan koridornya

adalah hati nurani. Janganlah konsep materialistis sampai mengesampingkan hati

nurani, kita tidak akan mampu lari dari kesalahan-kesalahan akibat melawan nurani

itu.

4.Hati nurani merupakan martabat terdalam diri manusia.

Hati nurani diberikan secara langsung oleh Sang Pencipta kepada manusia.

Anugrah inilah yang mampu membantu manusia dalam membedakan suatu hal yang

baik dan yang buruk. Hati nurani inilah yang memberikan dorongan bagi manusia

untuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu. Karenanya apabila kita

tidak mengikuti apa yang dikatakan oleh hati nurani, maka hal itu sama dengan

mengkhianati martabat terdalam yang ada pada diri kita serta menghancurkan

integritas pribadi kita sebagai manusia.

5. Hati nurani tempat kesadaran manusia untuk merefleksikan diri.

Kesadaran inilah yang mampu membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Tuhan

lainnya. Hati nurani inilah yang menuntut manusia untuk melakukan perbuatan yang

13

Page 14: HATI NURANI

bersifat moral (baik dan buruk). Tidak hanya itu, hati nurani juga memiliki

kemampuan untuk mengetahui dan menilai suatu perbuatan bersifat moral ataupun

amoral, dengan kata lain hati nurani juga dapat dijadikan sebagai “saksi” yang

mengetahui perbuatan yang kita lakukan. Suara hati menilai suatu tindakan manusia

benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan

jujur, walaupun dapat keliru.

6. Hati Nurani Retrospektif dan Hati Nurani Prospektif

Hati nurani retrospektif memberikan penilaian tentang perbuatan-perbuatan

yang telah berlangsung di masa lampau. Hati nurani dalam arti retrospektif menuduh

atau mencela, bila perbuatannya jelek, dan sebaliknya, memuji atau memberi rasa

puas, bila perbuatannya dianggap baik. Jadi, hati nurani ini merupakan semacam

instansi kehakiman dalam batin kita tentang perbuatan yang telah berlangsung.

Hati nurani prospektif melihat ke masa depan dan menilai perbuatan-

perbuatan kita yang akan datang. Hati nurani dalam arti ini mengajak kita untuk

melakukan sesuatu atau seperti barangkali lebih banyak terjadi mengatakan “ jangan “

dan melarang untuk melakukan sesuatu. Di sinipun rupanya aspek negatif lebih

mencolok. Dalam hati nurani prospektif ini sebenarnya terkandung semacam ramalan.

Ia mengatakan, hati nurani pasti akan menghukum kita, andaikan kita melakukan

perbuatan itu. Dalam arti ini hati nurani prospektif menunjuk kepada hati nurani

retrospektif yang akan datang, jika perbuatan menjadi kenyataan.

14

Page 15: HATI NURANI

Pembeda antara hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif ini bisa

menampilkan kean seolah-olah hati nurani hanya menyangkut masa lampau atau

masa depan.

7. Hati Nurani Bersifat Personal dan Adipersonal

Hati nurani bersifat personal, artinya selalu berkaitan erat dengan pribadi

bersangkutan. Hati nurani akan berkembang juga bersama dengan perkembangannya

seluruh kepribadianya. Ada alasan lain untuk mengatakan bahwa hati nurani bersifat

personal, yaitu hati nurani hanya berbicara atas nama saya. Hati nurani hanya

memberi penilaiannya tentang perbuatan saya sendiri.

Walaupun begitu, hati nurani tidak memberikan penilaian tentang perbuatan

orang lain . Kita hanya memperhatikan norma-norma dan cita-cita yang juga diikuti

oleh hati nurani kita. Tapi integritas pribadi kita tidak akan merasa diperkosa, bila

orang lain melakukan apa yang menurut kita tidak boleh.

Di samping aspek personal, hati nurani menunjukkan juga suatu aspek

adipersonal. Selain bersifat pribadi, hati nurani juga seolah-olah melebihi pribadi kita,

seolah-olah merupakan instansi di atas kita. Karena aspek adipersonal itu, orang

beragama kerap kali mengatakan bahwa hati nurani adalah suara Tuhan atau bahwa

Tuhan berbicara melalui hati nurani. Setiap orang mempunyai hati nurani karena ia

munusia. Kenyataan itu justru menyediakan landasan untuk mencapai persetujuan di

15

Page 16: HATI NURANI

bidang etis antara semua manusia, melampaui segala perbedaan mengenai agama,

kebudayaan, posisi ekonomis, dan lain-lain.

8. Pegangan menuju keputusan yang baik dan benar.

Dalam setiap pertimbangan yang kita miliki dan dalam melakukan atau

memutuskan sesuatu selalu dipengaruhi oleh logika dan hati nurani. Ada kalanya

logika manusia tidak dapat memberikan keputusan terbaik, maka diharapkan hati

nurani memegang kendali atas keputusan kita. Hati nurani merupakan salah satu

”otak” dalam pengambilan keputusan disamping logika. Hati nurani dapat juga

memberikan penilaian dan rasa tanggung jawab terhadap keputusan tersebut.Hati

nurani memiliki fungsi sebagai ”juri” atas diri kita. Hati nurani akan terus

memberikan penilaian terhadap perbuatan, keputusan, dan cara hidup kita.

9. Hati nurani makin lama makin terasa dan memiliki peranan

Seiring perkembangan zaman, terjadi pula banyak perubahan dalam tatanan

masyarakat, termasuk di dalamnya perubahan di bidang tata moral masyarakat.

Dalam kehidupan moral sehari-hari, peranan hati nurani makin lama makin memiliki

peranan. Jika dalam masyarakat tidak ada lagi konsensus mengenai norma moral, dan

16

Page 17: HATI NURANI

jika kesadaran bersama akan patokan menjadi kabur, maka perbuatan seringkali

tergantung pada keyakinan pribadi dan pada hati nurani. Agar mampu mengambil

keputusan yang baik dan benar, seseorang harus memiliki hati nurani yang dewasa

dan matang.

10. Hati nurani yang luhur dapat membuat manusia melakukan hal besar, dan di sisi

lain, hati nurani yang tersesat dapat membuat manusia melakukan hal yang sama

sekali tidak berperikemanusiaan

11. Pengendali Hidup Manusia

Institusi pengendali hidup manusia sebenarnya tidak satu perkara atau hal,

melainkan banyak hal, diantara pengendali itu ada yang saling menguatkan, ada yang

saling merobohkan. Pengendali hidup manusia adalah kebutuhan jasmaniah, kondisi

alam lingkungannya, peradaban dimana ia dilahirkan, akal fikirannya, perasaannya,

keyakinannya, situasi politik dan sosialnya, serta hati nuraninya. Hati nurani

merupakan tempat keberadaan nilai-nilai yang bersifat fitrah. Dalam setiap diri kita

tertanam nilai-nilai fitrah seperti kasih sayang, kesabaran, kelemah-lembutan, serta

kerinduan akan kebenaran yang hakiki. Hati nurani merupakan kekuatan pendorong

bagi manusia untuk selalu rindu pada kebenaran. Sehingga apabila kehidupan sosial

kita dibangun di atas hati nurani, maka kehidupan sosial kita akan aman damai.

17

Page 18: HATI NURANI

12. Kebaikan ini akan terasa mudah apabila kita sering mengikuti hati nurani dalam

berbicara dan bertindak.

Hati nurani cenderung kepada kebaikan. Kebaikan ini akan terasa mudah

apabila kita sering mengikuti hati nurani dalam berbicara dan bertindak. Namun, bagi

seseorang yang sudah terbiasa melakukan sesuatu tidak berdasarkan hati nurani hal

ini akan menjadi berat. Perlu kekuatan yang luar biasa untuk mengikuti hati nurani.

Terutama hal yang belum bisa diterima oleh keadaan sekitar. Disini keyakinan dan

optimisme perlu ditanamkan dalam pikiran dan hati kita. Setiap manusia pastilah

mempunyai hati nurani. Kejujuran yang ada di dalam hati manusia. Seringkali kita

melakukan tindakan yang sesuai dengan hati nurani. Kata hati nurani tidak pernah

bohong. Namun, banyak konsekuensi yang akan kita dapatkan apabila kita mengkuti

hati nurani. Karena seringkali hati nurani yang kita rasakan tidak mudah diterima oleh

keadaan sekitar kita. Sehingga kadang-kadang ada tarik menarik antara mengikuti

hati nurani atau mengingkarinya.

G. Virtualisasi dan Revitalisasi Hati Nurani

Hati nurani butuh penyegaran, didikan, latihan, rekreasi, reorientasi,

penanaman paradigma. Hati nurani merupakan pemberian Sang Pencipta yang perlu

dibina. Pembinaan ini ada yang halus dan jitu, ada yang kuran tepat dan longgar, serta

ada pula yang tumpul. Hati nurani yang tumpul biasanya disebabkan adanya salah

didikan yang ditanamkan sejak kecil. Keadaan hati nurani (longgar, tumpul, maupun

18

Page 19: HATI NURANI

jitu), semuanya bergantung pada pendidikan lingkungan. Karenanya dibutuhkan suatu

pembinaan terhadap hati nurani agar moral manusia tetap terjaga.

Orang dari jaman dahulupun sudah menyadari akan peran informasi-informasi

yang didapatkan dari lingkungan terhadap perilaku manusia. Kualitas hati nurani

yang dimiliki seseorang tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan. sekitar orang

tersebut. Secara tidak langsung kualitas hati nurani seseorang dipengaruhi oleh

lingkungannya. Melalui lingkunganlah seseorang membentuk nilai-nilai moral dan

tanggung jawab. Lingkungan merupakan menjadi sumber pengetahuan bagi hati

nurani. Lingkungan yang berpengaruh itu dapat berupa keluarga, teman, pergaulan,

budaya, agama, dan tradisi. Jika seseorang hidup dalam lingkungan yang baik maka

hati nurani yang terbentuk akan memiliki kualitas yang baik dan sebaliknya.

Kesadaran manusia dalam bertindak dan merfleksikan apa yang telah

dilakukan sangat dipengaruhi oleh hati nurani. Hati nurani inilah yang mendorong

manusia untuk melakukan perbuatan moral (baik atau buruk), serta melakukan

penilaian terhadap sikap yang telah ataupun hendak dilakukan. Dalam hal ini hati

nurani melakukan penilaian suatu tindakan baik secara retrospektif maupun

prospektif, dan bertindak sebagai “saksi” atas perbuatan yang telah dilakukan. Peran

hati nurani yang begitu besar dalam mempengaruhi sikap serta tindakan yang

diperbuat menuntut pengelolaan hati nurani yang baik, dan tepat.

19

Page 20: HATI NURANI

Pembinaan hati nurani yang tidak tepat dapat berakibat pada rusaknya nilai –

nilai moral yang ada dalam diri manusia. Hati nurani , sebagai penilaian dari suatu

perbuataan, tidak luput dari kemungkinan untuk keliru. Kepincangan dan gangguan

hati nurani tersebut akan sangat berpengaruh pada saat seseorang membuat

keputusan. Hati nurani yang terganggu atau pincang dapat mengakibatkan orang sulit

mengambil keputusan, bahkan dapat menentukan keputusan yang salah secara moral.

Hati nurani dapat juga menjadi tumpul/salah/tersesat jika manusia tersebut tidak

pernah mendengarkan suara hati nuraninya ataupun karena lingkungan yang ada

disekitar mausia tersebut.

H. Hati Nurani Sebagai Fenomena Moral

Setiap manusia mempunyai pengalaman tentang hati nurani dan mungkin

pengalaman itu merupakan perjumpaan paling jelas dengan moralitas sebagai

kenyataan. Contoh-contoh pengalaman tentang hati nurani :

Seorang hakim telah menjatuhkan vonis dalam suatu perkara pengadilan yang

penting. Malam sebelumnya ia didatangi oleh wakil dari pihak terdakwa.

Orang itu menawarkan sejumlah besar uang, bila sihakim bersedia

memenangkan pihaknya. Hakim yakin bahwa terdakwa itu bersalah. Bahan

bukti yang telah dikumpulkan dengan jelas menunjukkan hal itu. Tapi ia

tergiur oleh uang yang begitu banyak, sehingga tidak bisa lain ia menerima

penawaran itu. Ia telah memutuskan terdakwa tidak bersalah dan

membebaskannya dari segala tuntutan hukum. Kejaidian ini sangat

20

Page 21: HATI NURANI

menguntungkan dia. Sekarang ia sanggup menyekolahkan anaknya ke luar

negeri dan membeli rumah yang sudah lama diidam-idamkan oleh istrinya.

Namun demikian, ia tidak bahagia. Dalam batinnya ia merasa gelisah. Ia

seolah-olah “ malu “ terhadap dirinya sendiri. Bukan karena ia takut kejadian

itu akan diketahui oleh atasannya, karena kasus suap itu tida diketahui oarang

lain. Namun kepastian ini tidak bisa menghilangkan kegelisahannya. Baru kali

ini ia menyerah terhadap godaan semacam itu. Sampai sekarang ia selalu setia

pada sumpahnya ketika dilantik dalam jabatan yang luhur ini. Mengapa kali

ini ia sampai terjatuh ? Ia merasa marah dan mual terhadap dirinya sendiri.

I. Kesadaran dan Hati Nurani

Dengan “ hati nurani “ kita maksudkan penghayatan tentang baik atau buruk

berhubungan dengan tingkah laku konkret kita. Hati nurani ini memerintah atau

melarang kita untuk melakukan sesuatu kini dan di sini. Ia tidak berbicara tentang

sesuatu yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Tidak mengikuti

hati nurani ini berarti menghancurkan integritas pribadi kita dan mengkhianati

martabat terdalam kita.

Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai

kesadaran. Untuk menunjukkan kesadaran, dalam bahasa Latin dan bahasa-bahasa

yang diturunkan daripadanya, dipakai kata conscientia. Kata itu berasal dari kata

kerja scire ( mengetahui ) dan awalan con- ( bersama dengan, turut ). Dengan

demikian conscientia sebenarnya berarti “ turut mengetahui “. Kata conscientia yang

21

Page 22: HATI NURANI

sama dalam bahasa Latin ( dan bahasa-bahasa yang serumpun dengannya ) digunakan

juga untuk menunjukkan “ hati nurani “.

J. Hati Nurani Sebagai Norma Moral Yang Subyektif

Dalam sejarah filsafat sering dipersoalkan apakah hati nurani termasuk

perasaan, kehendak atau rasio. Hati nurani memberi suatu penilaian, artinya suatu

putusan ( judgement ). Ia menegaskan : ini baik dan ini harus dilakukan atau ini buruk

dan ini tidak boleh dilakukan. Mengemukakan putusan jelas merupakan suatu fungsi

dari rasio. Tapi dalam hal ini perlu dibedakan antara dua macam rasio: rasio teoritis

dan rasio praktis. Rasio teoritis memberi jawaban atas pertanyaan : apa yang dapat

saya ketahui?. Dengan demikian rasio dalam arti ini merupakan sumber pengetahuan,

termasuk juga ilmu pengetahuan. Sedangkan rasio praktis terarah pada tingkah laku

manusia. Rasio praktis memberi jawaban atas pertanyaan apa yang harus saya

lakukan?. Dengan ini rasio praktis memberi penyuluhan bagi perbuatan-perbuatan

kita. Kalu rasio teoritis bersifat abstrak, maka rasio praktis justru bersifat konkret.

Ucapan hati nurani pada umumnya bersifat intuitif, artinya langsung

menyatakan ini baik atau buruk. Mengikuti hati nurani merupakan suatu hak dasar

bagi setiap manusia. Maka tidak mengherankan, bila dalam Deklarasi Universal

tentang Hak-hak Asasi Manusia (1948) disebut juga “Hak Atas Kebebasan Hati

Nurani“ ( Pasal 18) .

Dapat disimpulkan bahwa hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam

hidup moral kita, malah bisa dikatakan dipandang dari sudut subyek, hati nurani

22

Page 23: HATI NURANI

adalah norma terakhir untuk perbuatan-perbuatan kita. Jadi, hati nurani adalah norma

perbuatan kita pertama-tama sejauh menyangkut soal kebersalahan.

K. Pembinaan Hati Nurani

Tidak sedikit filsuf mencurigakan ajaran tradisional tentang hati nurani,justru

karena hati nurani bersifat subjektif. Kecurigaan ini terutama ditemukan pada filsuf-

filsuf yang dipengaruhi oleh cara berpikir ilmu pengetahuan empiris .ilmu

pengetahuan empiris mempunyai sebagai cita;cita obyektivitas sempurna ,keadaan

yang sedapat mungkin dilepaskan dari setiap unsur subyektif.

Etika sebagai ilmu tidak menjadi mubazir dengan adanya hati nurani .etika

harus berusaha keras untuk mencari kepastian ilmiah dan obyektif tentang problem-

problemMoral yang dihadapi.tapi bagaimanapun juga,etika sebagai ilmu selalu

bergerak pada tahap umum.dan,seperti sudah dijelaskan sebelumnya ,hati nurani

justru bertugas untuk menerjemahkan prinsip-prinsip dan norma-norma moral yang

umum kedalam situasi konkret .karena itu peranan hati nurani selalu dibutuhkan.

Hati nurani harus dididik ,seperti juga akal budi manusia membutuhkan

pendidikan .dalam sebuah buku kecil ,filsuf prancis Gabriel madinier (1895-1958 )

Mengemukakan –beberapa pikiran yang pantas diperhatikan .tempat yang serasi

untuk pendidikan moral adalah keluarga ,bukan sekolah .pendidikan hati nurani ,itu

harus dijalankan demikian rupa sehingga si anak menyadari tanggung jawabnya

sendiri .

23

Page 24: HATI NURANI

Pendidikan selanjutnya harus menanam kepekaan bathin terhadap yang

baik .seperti tujuan akhir pendidikan sebagai keseluruhan adalalah kemandirian serta

otonomi anak harus belajar menjalankan kewajiban mereka karena keyakinan ,bukan

Karena paksaan dari luar.ketakutan akan samksi yang mewarnai permulaan

kehidupan moral,lama –kelamaan harus diganti dengan cinta akan nilai-nilai .

Pendidikan hati nurani tidak membutuhkan system pendidikan formal,malah lebih

baik berlangsung dalam rangka pendidikan informal,yaitu keluarga .

L. Hati Nurani dan “Superego”

Sering kali hati nurani dikaitkan dengan “superego”,bahkan tidak jarang

kedua hal itu disamakan begitu saja .istilah “superego”berasal dari Sigmund

Freud(1856-1939) ,dokter ahli saraf Austria yang meletakan dasar untuk psikoanalisis

.ia mengemukakan istilah itu dalam rangka teorinya tentang struktur kepribadian

manusia.atau lebih tepat lagi,bila dikatakan bahwa ini teorinya yang kedua tentang

struktur kepribadian ,yang sejak tahun 1923 (artinya ,sejak buku The Ego and the Id)

Menggantikan pandangannya yang terdahulu.

1. Pandangan Freud tentang stuktur kepribadian

Struktur psikis manusia menurut Freud meliputi tiga sistem yang berbeda-

beda, yaitu :

24

Page 25: HATI NURANI

a. Id

Pada permulaan psikologi modern hidup psiksi disamakan begitu saja dengan

kesadaran ,hal itu diwarisi oleh psikologi dari filsuf prancis Rene Descarets (1596-

1650) yang dijuluki “Bapak filsafat modern” dan menjalankan pengaruh besar atas

psikologi,ketika mulai berkembang sebagai suatu ilmu tersendiri. Bagi

Descarets ,kegiatan psiksi yang tak sadar merupakan suatu kontradiksi ,karena hidup

psiksi sama saja dengan kesadaran .

Freud memakai istilah “id” untuk menunjukkan ketaksadaran itu. Id adalah

lapisan yang paling fundamental dalam susunan yang bersifat impersonal atau

anonim ,tidak disengaja atau tidak disadari ,dalam daya-daya mendasar yang

menguasai kehidupan psikis manusia. Justru karena itu freud memilih istilah

“Id”(atau bahasa aslinya ES) yang merupakan kata ganti orang neutrum .tentang Id

berlaku bukan aku ( =subyek) yang melakukan ,melainkan ada yang dalam diri aku.

Bagi freud ,adanya id psikis yang paling jelas membuktikan adanya Id adalah

mimpi .nya melakukan apa yang disukai. Kata Freud: Id dipimpin oleh prinsip

kesenangan”(the pleasure principle).

b. Ego

Ego atau aku mulai mekar dari Id melalui kontaknya dengan dunia luar.

Aktivitasnya Ego biasa sadar , prasadar maupun tak sadar. Tapi untuk sebagian besar

ego bersifat sadar. Aktivitas sadar boleh disebut persepsi bathiniah dan proses-proses

intelektual dan aktivitas sadar dijalankan oleh ego melalui mekanisme-mekanisme

pertahanan (defence mechamnisme). Ego dikuatkan oleh “prinsip realitas”(the reality

25

Page 26: HATI NURANI

principle ). Ego juga mengontrol apa yang mau masuk kesadaran dan apa yang akan

dikerjakan. Akhirnya Ego menjamin kesatuan kepribadian atau dengan kata lain

mengadakan sintesis psikis.

c. Superego

Superego adalah instansi terakhir yang ditemukan Frued. Superego dapat

menempatkan diri di depan hadapan ego serta memperlakukannya sebagai objek dan

caranya kerap sekali sangat keras. Superego ini merupakan dasar bagi fenomena yang

kita sebut “hati nurani”.

Superego adalah instansi yang melepaskan diri dari ego dalam bentuk

observasi-diri, kritik-diri, larangan dan tindakan repleksi lainnya. Pokoknya, tindakan

terhadap dirinya sendiri. Aktivitas superego menyatakan diri dalam konflik dengan

ego, yang dirasakan dalam emosi-emosi seperti rasa bersalah, rasa menyesal, rasa

malu, dan sebagainya.

2.Hubungan hati nurani dengan superego

Teori frued tentang sruktur kepribadian tentu jauh lebih kompleks daripada

yang bisa diuraikan disini.tapi penjelasan diatas kiranya sudah cukup untuk mendapat

gambaran sedikit tentang maksud frued dengan superego.

Menurut hemat kami, hati nurani dan superego tidak bisa disamakan. Konteks

dimana kedua paham itu dipakai sangat berbeda. Hati nurani dipakai dalam konteks

26

Page 27: HATI NURANI

etis, sedangkan superego berperanan dalam konteks psikoanalitis (atau dirumuskan

lebih teknis: dalam konteks metapsikologis). Dalam dua hal itu kerangka acuannya

sangat berbeda.

Dalam buku pengantar baru pada psikoalisis(1933), salah satu buku terakhir

yang ditulisnya, ia mengatakan bahwa selain hati nurani superego meliputi juga

fungsi-fungsi obserpasi-diri dan “ideal dari aku” (gambaran yang dipakai subjek

untuk mengukur dirinya dan sebagai standar yang harus dikejar).

Psikoanalisis frued mempunyai jasa besar dalam memperlihatkan bahwa rasa

bersalah sering kali bercampur dengan unsur-unsur patologis. Psikoalisis justru dapat

membantu kita untuk membedakan antara rasa bersalah yang kurang sehat serta rasa

bersalah yang otentik dan dapat menjaga agar rasa bersalah itu sedapat mungkin

otentik, artinya terpancar dari kepribadian yang utuh.

M. L. Kohlberg Tentang Perkembangan Kesadaran Moral

Seorang sarjana yang meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk

mempelajari penomena moralitas dari sudut pandang psikologi adalah Lawrence

Kohlberg(1927-1988). Profesor psikologi amerika ini mula-mula bekerja di

Universitas Chicago dan kemudian di Universitas Harvard di mana ia memimpin

Harvards Center For Moral Education. Karena itu disini kita mempelajari secara

singkat pandangannya yang terkenal tentang perkembangan moral menurut enam

tahap.

1. Maksud dan Metode Penelitian Kohlberg

27

Page 28: HATI NURANI

Dalam seluruh karyanya kohlberg mengakui ketergantungannya pada psikolog

swiss, jean piaget (1896-1980).sepanjang karirnya sebagai psikolog piaget

mempelajari perkembangan petahuan manusia (yang disebutnya”epistekologi

genetis”). Kohlberg yakin bahwa hasil penelitiannya berlaku secara transkultural

dan tidak terbatas pada suatu kebudayaan tersendiri.

Kohlberg menemukan bahwa perkembangan moral seorang anak berlangsung

menurut enam tahap atau fase, tapi tidak setiap anak berkembang secara cepat,

sehingga tidak semua tahap-tahap itu tidak dengan pasti dapat dikaitkan dengan

umur-umur tertentu.

2. Enam Tahap Dalam Pengembangan Moral

Menurut kohlberg, enam tahap (stages) dalam perkembangan moral dapat

dikaitkan satu sama lain dalam tiga tingkat (levels) demikian rupa sehingga setiap

tingkat meliputi dua tahap.

a. Tingkat Prakonvesional

Pada tingkat ini si anak mengakui adanya aturan-aturan dan baik serta buruk

mulai mempunyai arti baginya,tapi hal itu semata-mata dihubungkan dengan reaksi

orang lain.pada tingkat prakonvesional ini dapat dibedakan dua tahap.

Tahap 1: orientasi hukuman dan kepatuhan.anak mendasarkan perbuatannya

atas otoritas konkret(orangtua,guru) dan atas hukuman yang akan menyusul, bila ia

tidak patuh.

28

Page 29: HATI NURANI

Tahap 2: orientasi relativis instrumental.perbuatan adalah baik, jika ibarat

instrumen (alat) dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan kadang-kadang juga

kebutuhan orang lain.

b. Tingkat Konvensional

Tingkat ini oleh Kohlberg disebut ”konvensional”, karena disini anak mulai

menyesuaikan (bahasa latin: convenire) penilaian dan prilakunya dengan harapan

orang lain atau kode yang berlaku dalam kelompok sosialnya.

Tahap 3: penyesuaian dengan kelompok atau orientasi menjadi anak

manis.anak cenderung mengarahkan diri kepada keinginan serta harapan dari anggota

keluarga atau kelompok lain (sekolah disini tentu lebih penting). Perilaku yang baik

adalah perilaku yang menyenangkan dan membantu orang lain serta disetujui oleh

mereka.

Tahap 4: orientasi hukum dan ketertiban (law and order). Paham “kelompok”

dengan nama anak harus menyesuaikan diri di sini diperluas: dari kelompok akrab

(artinya,orang-orang yang dikenal oleh anak secara pribadi) ke kelompok yang lebih

abstrak ,seperti suku bangsa, Negara, agama.

c. Tingkat Pascakonvensional

Oleh Kohlberg tingkat ketiga ini disebut juga “tingkat otonom” atau “ tingkat

berprinsip” (prinsipled level).pada tingkat ketiga ini hidup moral dipandang sebagai

penerimaan tanggung jawab pribadi atas dasar prinsip-prinsip yang dianut dalam

batin.

29

Page 30: HATI NURANI

Tahap 5: orientasi kontrak-sosial egalistik.disini disadari relatipisme nilai-

nilai dan pendapat-pendapt pribadi dan kebutuhan akan usaha-usaha untuk mencapai

consensus.

Tahap 6: Orientasi prisip etika yang universal. Di sini orang megatur tingkah

laku dan penilaian moralnya berdasarkan hati nurani pribadi. Yang mencolok adalah

prinsip-prinsip ini menyangkut keadilan, kesediaan membantu satu sama lain,

persaman hak manusia dan hormat untuk martabat manusia sebagai pribadi. Orang

yang melanggar prinsip-prinsip hati nurani ini akan mengalami penyesalan yang

mendalam(remorse).

3. Beberapa Ciri Khas Perkembangan Moral

Akhirnya secara singkat kita memandang lagi beberapa sifat yang menurut

penelitian Kohlberg menandai seluruh perkembangan moral ini. Sifat pertama ialah

bahwa perkembangan tahap-tahap selalu berlangsung dengan cara yang sama, dalam

arti, si anak mulai dengan tahap pertama, lalu pindah ke tahap kedua, dan seterusnya.

Sifat kedua ialah bahwa orang hanya dapat mengerti penalaran moral satu

tahap di atas tahap di mana ia berada. Sifat ketiga adalah bahwa orang secara kognitif

merasa tertarik pada cara berpikir satu tahap di atas tahapnya sendiri. Sifat keempat

adalahh bahwa perkembangan dari satu tahap ke tahap berikutnya terjadi bila dialami

ketidakseimbangan kognitif dalam penilaian moral, artinya, orang sudah tidak melihat

jalan keluar untuk menyelesaikan masalah atau dilemma moral yang dihadapi.

Akhirnya bisa dicatat lagi bahwa menurut Kohlberg dari sudut psikologis pun

tahap 6 adalah tahap yang paling tinggi dan sempurna. Karena itu menurut Kohlberg

30

Page 31: HATI NURANI

tahap 6 harus menjadi tujuan pendidikan moral, biarpun pada kenyataannya hanya

sedikit orang mencapai tahap ini.

N. Shame Culture dan Guilt Culture

Dalam antropologi budaya pernah dibfdakan antara dua macam kebudayaan:

shame culture dan guilt culture, kebudayaan maludan kebudayaan kebersalahan.

Shame culture seluruhnya ditandai oleh rasa malu dan disitu tidak terkenal rasa

bersalah. Sedangkan dalam guilt culture terdapat rasa bersalah. Menurut pandangan

ini, shame culture adalah kebudayaan di mana pengertian-pengertian seperti

“hormat”, “reputasi”, “naa baik”, “status”, dan “gengsi” sangat ditekankan. Dalam

shame culture, sanksinya datang dari luar, yaitu apa yang dipikirkan atau dikatakan

oleh orang lain. Kiranya sudah jelas bahwa dala shame culture tidak ada hati nurani.

Sebaliknya, guilt culture adalah kebudayaan di mana pengertian-pengertian

seperti “dosa” (sin), “kebersalahan” (guilt), dan sebagainya sangat dipentingkan.

Dalam guilt culture, sanksinya tidak dating dari luar, melainkan dari dalam: dari batin

orang bersangkutan. Dapat dimengerti bahwa dalam guilt culture semacam itu hati

nurani memegang peranan sangat penting.

31

Page 32: HATI NURANI

Para ahli yang mengemukakan perbedaan ini berpendapat bahwa kebanyakan

kebudayaan adalah shame culture, sedangkan guilt culture hanya sedikit. Untuk

beberapa waktu pembedaan antara shame culture dan guilt culture itu diterima begitu

saja, terutama oleh para antropolog Amerika.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam bahasa Inggris, hati nurani artinya consciece. Kalau kata consciece

diterjemahbalik maka artinya menjadi suara hati, kata hati atau hati nurani. Hati

nurani adalah kemampuan atau fakultas yang membedakan apakah salah satu dari

tindakan apakah benar atau salah. Rasa moral tentang yang benar dan yang salah,

terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir;

kesadaran, terutama kesadaran diri.

Hati nurani erat kaitannya dengan kesadaran seseorang, yaitu, kesanggupan

untuk mengenal diri sendiri dan karena itu ia berefleksi tentang dirinya. Hanya

32

Page 33: HATI NURANI

manusialah yang mempunyai kesadaran diri. Selain itu, hati nurani juga bersifat

adipersonal, seolah-olah melebihi pribadi kita, sebagai instansi di atas kita. Ada aspek

transendental. Hal itu terlihat dalam pengertian kata “hati nurani” itu sendiri. “Hati

nurani” berarti “hati yang diterangi” (nur = cahaya). Dalam pengalaman mengenai

hati nurani seolah-olah ada cahaya dari luar yang menerangi budi dan hati kita. Aspek

yang sama tampak juga dalam nama lain yang sering di pakai dalam bahasa Indonesia

untuk menunjukkan hati nurani: suara hati, kata hati, suara batin.

Fungsi hati nurani yaitu sebagai pegangan, pedoman, atau norma untuk

menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk. Hati nurani berfungsi

sebagai pegangan atau praturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari dan

menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.

3.2. Saran

Setelah adanya pembuatan makalah ini semoga para pembaca terutama para

Mahassawa/i dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Hati Nurani pada

mata kuliah Pengembangan Kepribadian ini.

33

Page 34: HATI NURANI

DAFTAR PUSTAKA

K. Beirtens. Etika. 2004. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Baik Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) maupun Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1988) menjelaskan kata “hati nurani” begitu saja sebagai: “Hati

yang telah mendapat cahaya Tuhan”.

Marshall Glickman, The Mindful Money Guide, (Jakarta: Elex Media Komputindo,

1999).

S.P. Lili Tjahjadi, Hukum Moral:Ajaran Immanuel Kant Tentang Etika dan Imperatif

Kategoris, (Yogyakarta: Kanisius, 1991).

S.P. Lili Tjahjadi, Hukum Moral:Ajaran Immanuel Kant Tentang Etika dan Imperatif

Kategoris, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hlm. 50.

34