Hasil sensus pertanian kabupaten muna

20
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MUNA

Transcript of Hasil sensus pertanian kabupaten muna

Page 1: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

BADAN PUSAT STATISTIKKABUPATEN MUNA

Page 2: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Muna Tahun 2013 sebanyak 44.827

rumah tangga

Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Muna Tahun 2013 sebanyak 5

Perusahaan

Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha

pertanian di Kabupaten Muna Tahun 2013 sebanyak 23 Unit

Jumlah sapi/kerbau di Kabupaten Muna pada 1 Mei 2013 sebanyak

48.254 ekor

Page 3: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

1

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor

16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan “The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015”.

Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Mei-Oktober 2014.

Buku ini disusun untuk memberi gambaran awal hasil ST2013 mengenai jumlah rumah tangga usaha pertanian, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum, dan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan rumah tangga usaha pertanian di seluruh Indonesia. Di samping itu, publikasi ini juga menyajikan jumlah sapi dan kerbau dari hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan hasil ST2013. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http:\\st2013.bps.go.id.

Publikasi ini merupakan persembahan perdana dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini, kami juga mengucapkan terima kasih.

Raha, 17 Agustus 2013Kepala Badan Pusat StatistikKabupaten Muna

Sunadi, SE

SeuntaiKata

Page 4: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

2

Dukungan Bupati Muna

Mari Kitasukseskan

pelaksanaan Sensus

Pertanian2013.

Page 5: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

3

Rangkaian Kegiatan ST2013

Rapat Teknis Daerah (RATEKDA) BPS Kab/Kota Se Sulawesi Tenggara

Rapat Koordinasi antar instansi terkait

Sosialisasi Pelaksanaan ST2013

Pelatihan Instruktur Daerah (INDA)

Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL)

Pengolahan ST2013-P di Kabupaten

Diseminasi Angka Sementara ST2013

Pengolahan ST2013-L di Provinsi

Diseminasi Angka Tetap ST2013

Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013

Pemutakhiran ST2013-P

Pencacahan ST2013-L

1. Pelatihan Petugas Pengolah2. Monitoring

Kualitas3. Evaluasi Pasca

Survey4. Editing/Coding

(Coaching)

3

Page 6: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

4

Rangkaian Kegiatan ST2013

Page 7: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

5

Page 8: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

6

12

3

SEJARAH

SENSUS PERTANIAN

DI INDONESIA

1983• Sensus pertanian yang ketiga.• Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian

Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.• Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.• Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973.• Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup:

- Rumah tangga pertanian pengguna lahan:Tanaman padi/palawija, tanaman hortilkultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau.

- Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan:Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, Penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum

• Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih.

• Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

1973• Sensus Pertanian yang kedua• Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di

seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya.• Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.• Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan

rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.

• Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali.

• Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan tanah; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan.

1963• Sensus pertanian pertama.• Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia,

kecuali Irian Jaya (Papua).• Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan.• Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor

pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia.

• Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian.

• Hasil sensus belum sempura, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 yang berpengaruh terhadap jawaban responden.

Page 9: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

7

4 5

67

2013• Sensus Pertanian keenam.• Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei 2013.• Satuan wilayah sensus terkecil adalah Blok Sensus.• Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga

dan identifikasi rumah tangga pertanian pada kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian.• Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah

konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. • Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan lainnya yaitu usaha pertanian yang

dikelola bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga.• Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan

bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian.

• Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

1993• Sensus pertanian yang keempat.• Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di

seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.

• Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan.

• Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah).

• Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah.

• Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha |(BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian.

2003• Sensus pertanian yang kelima.• Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah

perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2004.

• Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian dilakukan secara sampel.

• Pedaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan diseluruh Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada bulan Mei 2004.

• Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.• Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus

sebagai persiapan pencacahan.• Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian

1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up dating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas.

• Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993.• Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

Page 10: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

8

Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013

8

Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.

Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat Kabupaten/Kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.

Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga seperti, pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tanksi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakana pertanian.

Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

Catatan:1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang

mengusahakan komoditas dimana setiap komoditas harus memenuhi batas minimal usaha (BMU).2. Dalam tabel-tabel di booklet ini data rumah tangga pertanian 2003 menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah 2013

untuk rumah tangga usaha pertanian.

Page 11: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

9

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Muna sebanyak 44.827

dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 5 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 23 unit dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.

Kabawo, Parigi, dan Tongkuno merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 2.405 rumah tangga, 2.374 rumah tangga, dan 2.347 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Batukara merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 488 rumah tangga.

Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Muna untuk perusahaan sebanyak 5 unit dan lainnya 23 unit. Perusahaan pertanian berbadan hukum berlokasi di Kecamatan Pasir Putih, Kusambi, Sawerigadi, Tiworo Utara, dan Tiworo Tengah, masing-masing sebanyak 1 unit. Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terdapat di Kecamatan Parigi, Marobo, Kabangka, Tiworo Utara, dan Batalaiworo masing-masing sebanyak 2 unit dan masing-masing sebanyak 1 unit yang tersebar di Kecamatan Kabawo, Tiworo Kepulauan, Maginti, Tiworo Selatan, Lohia, Napabalano, Napano Kusambi, Wakorumba Selatan, Pasir Putih, Pasi Kolaga, Maligano dan Batukara.

Gambaran Umum Usaha Pertanian di Kabupaten Muna

Page 12: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

10

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Muna

mengalami penurunan sebanyak 676 rumah tangga dari 45.503 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 44.827 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti menurun sebesar 1,49 persen selama satu dasawarsa terakhir. Peningkatan terbesar terjadi di Kecamatan Napano Kusambi dan terendah terjadi di Katobu, yaitu masing-masing sebesar 34,13 persen dan -67,42 persen selama sepuluh tahun terakhir.

Berbeda halnya dengan perusahaan pertanian berbadan hukum, justru terjadi peningkatan pada jumlah usaha pertanian berbadan hukum di Kabupaten Muna. Tercatat jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 mencapai 5 perusahaan atau meningkat 400 persen selama 10 tahun terakhir, dimana tahun 2003 jumlah perusahaan berbadan hukum di Muna hanya berjumlah 1 perusahaan.

Berikut diagram perbandingan jumlah rumah tangga usaha pertanian dan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2003 dan tahun 2013.

Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Kabupaten Muna Tahun 2003 dan 2013

10

Page 13: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

11

Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan 2013 Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha

No. Kecamatan2003 2013 Pertumbuhan 2003-2013

RTP Perusa-haan RTP Perusa-

haan LainnyaRTP Perusahaan

Absolut % Absolut %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)1 Tongkuno 2 753 - 2 347 - - -406 -14,75 - -2 Tongkuno Selatan 1 143 - 1 018 - - -125 -10,94 - -3 Parigi 2 303 - 2 374 - 2 71 3,08 - -4 Bone 1 287 - 1 198 - - -89 -6,92 - -5 Marobo 1 069 - 1 098 - 2 29 2,71 - -6 Kabawo 2 341 - 2 405 - 1 64 2,73 - -7 Kabangka 1 845 - 2 081 - 2 236 12,79 - -8 Kontukowuna 747 - 807 - - 60 8,03 - -9 Tiworo Kepulauan 1 171 - 1 423 - 1 252 21,52 - -

10 Maginti 1 574 - 1 480 - 1 -94 -5,97 - -11 Tiworo Tengah 1 327 - 1 533 1 - 206 15,52 1 -12 Tiworo Selatan 898 - 1 117 - 1 219 24,39 - -13 Tiworo Utara 747 - 811 1 2 64 8,57 1 -14 Lawa 1 433 - 1 522 - - 89 6,21 - -15 Sawerigadi 1 439 - 1 366 1 - -73 -5,07 1 -16 Barangka 1 301 - 1 279 - - -22 -1,69 - -17 Wa daga 1 235 - 1 276 - - 41 3,32 - -18 Kusambi 1 931 - 2 104 1 1 173 8,96 1 -19 Kontunaga 1 523 - 1 357 - - -166 -10,90 - -20 Watopute 2 091 - 2 039 - - -52 -2,49 - -21 Katobu 1 897 - 618 - - -1 279 -67,42 - -22 Lohia 2 449 - 2 160 - 1 -289 -11,80 - -23 Duruka 1 511 - 1 132 - - -379 -25,08 - -24 Batalaiworu 1 007 - 1 082 - 2 75 7,45 - -25 Napabalano 1 642 - 1 699 - 1 57 3,47 - -26 Lasalepa 1 638 - 1 803 - - 165 10,07 - -27 Napano Kusambi 715 - 959 - 1 244 34,13 - -28 Towea 764 - 847 - - 83 10,86 - -29 Wakorumba Selatan 762 1 783 - 1 21 2,76 -1 -100,0030 Pasir Putih 688 - 752 1 1 64 9,30 1 -31 Pasi Kolaga 838 - 737 - 1 -101 -12,05 - -32 Maligano 949 - 1 132 - 1 183 19,28 - -33 Batukara 485 - 488 - 1 3 0,62 - -

Kabupaten Muna 45 503 1 44 827 5 23 -676 -1,49 4 400,0011

Catatan: Untuk tahun 2003 tidak dilakukan pendataan terhadap perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian

Keterangan: RTP (Rumah Tangga Pertanian), Perusahaan (Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian)

Page 14: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

12

Pelaksanaan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni

2011, mencatat populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni 2011. Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Muna mencapai 47.587 ekor. Sementara itu, dari hasil sensus pertanian 2013, populasi sapi dan kerbau mencapai 48.254 ekor.

Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut wilayah, Kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Kusambi dengan jumlah populasi sebanyak 3.758 ekor, kemudian Parigi (3.474 ekor), dan Lasalepa (3.276 ekor). Sedangkan Kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah Katobu dengan jumlah populasi sebanyak 124 ekor.

Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau di Kabupaten Muna Tahun 2011 dan 2013

12

Page 15: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

13

Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kecamatan (ekor)

No. Kecamatan 2011 2013Pertumbuhan 2011-2013Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)1 Tongkuno 3 303 2 787 -516 -15,622 Tongkuno Selatan 1 148 952 -196 -17,073 Parigi 3 377 3 474 97 2,874 Bone 1 225 1 203 -22 -1,805 Marobo 333 270 -63 -18,926 Kabawo 1 481 1 786 305 20,597 Kabangka 1 912 2 112 200 10,468 Kontukowuna 378 496 118 31,229 Tiworo Kepulauan 3 029 3 099 70 2,31

10 Maginti 746 811 65 8,7111 Tiworo Tengah 3 410 3 185 -225 -6,6012 Tiworo Selatan 1 328 1 537 209 15,7413 Tiworo Utara 287 263 -24 -8,3614 Lawa 1 858 1 740 -118 -6,3515 Sawerigadi 2 568 2 649 81 3,1516 Barangka 1 805 1 839 34 1,8817 Wa daga 733 783 50 6,8218 Kusambi 3 874 3 758 -116 -2,9919 Kontunaga 495 599 104 21,0120 Watopute 2 193 2 071 -122 -5,5621 Katobu 13 124 111 853,8522 Lohia 974 1 028 54 5,5423 Duruka 122 230 108 88,5224 Batalaiworu 424 628 204 48,1125 Napabalano 2 790 2 406 -384 -13,7626 Lasalepa 2 954 3 276 322 10,9027 Napano Kusambi 1 808 1 663 -145 -8,0228 Towea 186 226 40 21,5129 Wakorumba Selatan 513 581 68 13,2630 Pasir Putih 506 654 148 29,2531 Pasi Kolaga 666 625 -41 -6,16

32 Maligano 1 026 1 242 216 21,05

33 Batukara 122 157 35 28,69

Kabupaten Muna 47 587 48 254 667 1,40

13

Page 16: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

14

Penyebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kabupaten Muna Tahun 2013

14

Penyebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Indonesia Tahun 2013

Page 17: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

15

Penyebaran Sapi dan Kerbau di Kabupaten Muna Tahun 2013

15

Page 18: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

16

Penutup

Setiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian

yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian.

Semoga dengan tema “Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik”, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.

Page 19: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

17

Ucapan Terima Kasih

Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kabupaten Muna mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan

dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian

2013.

Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada:

• Bupati Muna• Wakil Bupati Muna

• Sekda Kabupaten Muna• Para Anggota DPRD Se-Kabupaten Muna

• Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan/Perkebunan dan Hortikultura/Kelautan dan Perikanan/Kehutanan

Se-Kabupaten Muna• Koordinator Statistik Kecamatan Se-Kabupaten Muna• Para Camat/Lurah/Kepala Desa Se-Kabupaten Muna

• Lembaga/Instansi yang terkait• Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013

• Seluruh Warga Kabupaten Muna yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik

Page 20: Hasil sensus pertanian kabupaten muna

Jl. Jati No. 24 RahaTelp. / Fax: (0403) 2521310Homepage : http://munakab.bps.go.id E-mail : [email protected]

KABUPATEN MUNA