hasil rekam ECG

51
ECG RECORDER I.1. Data teknis peralatan Nama alat : Elektrokardiograf Merk : Fukuda ME Type : Cardisuny 501-IIIB Aksesoris : Kabel power (power cord) Kabel pasien (patient cable) Kabel Ground (ground cable) Limb lead Chest lead Jelly EKG Kertas EKG (ecg recording paper) Baterai kering Class alat : I Type alat : BF I.2. Dasar teori a. Anatomi dan Fisiologi Jantung Jantung berfungsi sebagai pompa dengan empat kamar pada sistem peredaran darah. Pemompaan utama adalah oleh ventrikel, sedangkan atrial berfungsi untuk menyimpan darah selama ventrikel mernompa. Fasa pengisian dalam sikius jantung dikenal sebagai diastole. Kontraksi ventrikel atau fasa pemompaan disebut sistole. Rithme kontraksi atria dan ventrikel yang mulus disebabkan suatu sistem elektnk yang mengkoordinasi langkah-langkah elektrik yang terjadi pada jantung. Jantung terbagi menjadi empat ruangan, yaitu dua atrium (kanan dan kin) dan dua ventrikel (kanan dan kin). Selain itu jantung juga mempunyai beberapa jaringan yang berbeda (jaringan nodal SA dan AV; jaringan atrial, Purkinye, dan ventrikular). Tampilan anatomi masing-masing tipe sel sangat berbeda, tetapi mereka semua dapat dieksitasi elektrik, dan setiap sel mempunyai potensial-aksinya sendiri. Irama sinyal jantung diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh rangsangan yang terjadi secara spontan. Rangsangan spontan ini dilakukan oleh sel - sel khusus yang terdapat pada Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 1

description

masalah hasil perekaman ECG

Transcript of hasil rekam ECG

Page 1: hasil rekam ECG

ECG RECORDER

I.1. Data teknis peralatan

Nama alat : Elektrokardiograf

Merk : Fukuda ME

Type : Cardisuny 501-IIIB

Aksesoris : Kabel power (power cord)

Kabel pasien (patient cable)

Kabel Ground (ground cable)

Limb lead

Chest lead

Jelly EKG

Kertas EKG (ecg recording paper)

Baterai kering

Class alat : I

Type alat : BF

I.2. Dasar teori

a. Anatomi dan Fisiologi JantungJantung berfungsi sebagai pompa dengan empat kamar pada sistem

peredaran darah. Pemompaan utama adalah oleh ventrikel, sedangkan atrial berfungsi untuk menyimpan darah selama ventrikel mernompa. Fasa pengisian dalam sikius jantung dikenal sebagai diastole. Kontraksi ventrikel atau fasa pemompaan disebut sistole. Rithme kontraksi atria dan ventrikel yang mulus disebabkan suatu sistem elektnk yang mengkoordinasi langkah-langkah elektrik yang terjadi pada jantung.

Jantung terbagi menjadi empat ruangan, yaitu dua atrium (kanan dan kin) dan dua ventrikel (kanan dan kin). Selain itu jantung juga mempunyai beberapa jaringan yang berbeda (jaringan nodal SA dan AV; jaringan atrial, Purkinye, dan ventrikular). Tampilan anatomi masing-masing tipe sel sangat berbeda, tetapi mereka semua dapat dieksitasi elektrik, dan setiap sel mempunyai potensial-aksinya sendiri.

Irama sinyal jantung diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh rangsangan yang terjadi secara spontan. Rangsangan spontan ini dilakukan oleh sel - sel khusus yang terdapat pada atrium kanan (dekat muara vena cava superior dan inferior), yaitu SA node (simpul sinoatrial). SA node ini bertindak sebagai pemicu (pace maker), dan bergetarnya SA node berkisar 60 - 100 kali per menit pada jantung normal dalam kondisi rileks. Getaran tersebut dapat meningkat atau menurun diatur oleh saraf eksternal jantung yang merupakan respon/jawaban terhadap kebutuhan darah oleh tubuh. Isyarat listrik SA node menyebabkan depolarisasi otot jantung atrium dan memompa darah ke ventrikel, kemudian diikuti oleh repolarisasi otot atrium. Isyarat listrik dilanjutkan ke AV node dan akan menyebabkan depolarisasi ventrikel kanan dan kiri yang menyebabkan kontraksi ventrikel sehingga darah dipompa ke dalam arteri pulmonalis dan ke aorta,

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 1

Page 2: hasil rekam ECG

setelah itu saraf pada ventrikel dan otot ventrikel akan mengalami repolarisasi dan mulai kembali isyarat listrik dari SA node. Jalan depolarisasi sel dalam jantung dilustrasikan dalam Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Sistim Hantaran Kelistrikan Jantung Manusia

Depolarisasi SA node menyebar melalui atrium dan mencapai AV node dalam waktu 40 mdt. Karena kecepatan konduksi yang kecil pada jaringan AV node, maka diperlukan waktu 110 mdt utuk mencapai bundle branches, yang disebut sistem Purkinje. Ventrikel akan kontraksi, ventrikel kanan mendorong darah menuju ke paru-paru, dan ventrikel kiri memompa darah ke dalam aorta dan kemudian melalui sistem sirkulasi. Perioda kontraksi jantung disebut systole.

Potensial-aksi dalam ventrikel tetap ada selama 200 — 250 mdt. Waktu relatif panjang yang diperlukan kontraksi ventrikular ini adalah untuk mengosongkan darah pada ventrikel menuju ke arteri. Jantung kemudian repolarisasi selama perioda istirahat dan disebut diastole. Kemudian sikius berulang.

Potensial Permukaan-TubuhPotensial jantung yang diukur dan permukaan luar tubuh disebut

Elekrokardiogram (ECG). Pada ECG, jantung dipandang sebagai ekivalensi dan generator listnik. Potensial-aksi padajantung berasal dan Sinoatnial Node (SA node) dan atrioventnicular (AV node). SA Node berdenyut 70— 80 beat tiap menit (bpm) dalam keadaan istirahat, sedangkan AV node berdenyut 40—60 bpm, dan bundle branch berosilasi pada 15 — 40 bpm.

Sementara jantung dalam keadaan istirahat, semua sel terpolarisasi, sehingga setiap sel adalab negatif terhadap luarnya. Depolarisasi pertama muncul path SA node, membuat bagian luar jaringan relatif negatif terhadap sel di dalam, juga akan lebih negatif dibandingkan dengan jaringan yang belum depolarisasi. Hal ini menghasilkan arus ionik, I, yang menyebabkan lengan kin terukur lebih positifdibandingkan lengan kanan. Seperti yang terlihat pada Gambar 2. Tegangan yang dihasilkan disebut P-wave.

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 2

Berkas HisCabang Berkas

His KananCabang BerkasHis KiriSerabutPurkiny

e

Page 3: hasil rekam ECG

Gambar 1.2. Arus ionik sebagui sumber dan elektrokardiogram

Setelah sekitar 90 mdt, atrium telah depolarisasi secara lengkap dan arus ionik yang terukur pada lead I berkurang menjadi no! (lead I adalah antara Lengan kanan (-) dan lengan kin (+)). Depolarisasi kemudian akan me!ewati AV node, yang menyebabkan delay sekitar 110 mdt. Depo!arisasi kemudian melewati otot ventrikular kanan, dan menyebabkannya lebih negatif relatif terhadap otot sebelah kiri. Seka!i lagi, arah I menyebabkan suatu tegangan plus-minus dan LA ke RA yang disebut R-wave.

Bentuk-gelombang lengkap ditampilkan pada Gambar 3 yang disebut Elektrokardiogram (ECG), dengan label P, Q, R, S dan T. P-wave muncu! dan depolarisasi atrium. Kompleks QRS muncul pada depo!arisasi ventrikel. Besar R-wave dalam komp!eks QRS mi sekitar I mV. T-wave muncul dan repolarisasi otot ventrikel. Selama T-wave, repolarisasi parsial dan otot jantung menimbulkan arus ionik dan potensia! ECG yang berkaitan. U-wave yang kadang-kadang menyertai T-wave adalah efek orde-kedua dan sumber yang tidak tentu dan untuk diagnostik tidak signifikan.Interval, segmen dan kompleks pada ECG didefinisikan seperti path Gambar 3. Durasinya adalah sebagai berikut : Fitur Durasi (mdt) Durasi QRS, Interval P-R, Interval S-TQRS kompleks 70 - 110 tergantung pada rate depolansasi dari

jantungInterval R-R 600 - 1000 dan relatif konstan untuk seorang

individu,Interval P – R 150 - 200 tanpa memandang pada level latihan. Interval S-T 320 Range yang ditampilkan ini

merefleksikan perbedaan individuil dalam populasi normal.

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 3

Page 4: hasil rekam ECG

IntervalP-R awal P-wave ke awal QRS kompleksS-T akhir S=wave ke akhir T-waveQ-T awal Q-wave ke akhir T-waveSegmenP-R akhir P-wave ke awal Q-waveS-T akhir S-wave ke awal T-waveKompleksQRS mulai Q-wave ke akhir S-wave

Gambar 1.3. Sinyal Jantung Normal

Keterangan gambar 1.3. :- Sinyal jantung normal terbentuk karena adanya penyebaran impuls atau

rangsang listrik yang berpusat di Sinoatrial Node melalui bagian atrium, sehingga menyebabkan perubahan potensial listrik pada bagian atrium.

- Gelombang P, adalah gelombang yang timbul akibat aktifitas listrik yang diakibatkan pada saat depolarisasi atrium. Tinggi gelombang P yang normal dapat mencapai 0,5 sampai dengan 2,5 mm. Lamanya gelombang P ini menunjukkan waktu yang diperlukan untuk penyebaran impuls di bagian atrium yaitu mulai dari Sinoatrial node sampai Atrioventricular Node.

- Gelombang komplek QRS , adalah gelombang yang timbul akibat aktifitas listrik ventrikel ketika berdepolarisasi. Gelombang QRS ini dapat dibedakan menjadi tiga gelombang, yaitu gelombang Q, R dan S.

- Gelombang Q, adalah defleksi negatif pertama sesudah gelombang P dan yang mendahului defleksi R, gelombang ini dibangkitkan akibat depolarisasi permukaan ventrikel.

- Gelombang R, adalah defleksi positif yang pertama sesudah gelombang P yang ditimbulkan oleh depolarisasi utama ventrikel.

- Gelombang S, merupakan defleksi negatif sesudah R atas penyimpangan negatif yang menunjukkan depolarisasi ventrikel.

- Gelombang T, adalah gelombang yang timbul pada saat repolarisasi ventrikel.

- PR Segment, menunjukkan berhentinya impuls pada Atrioventricular Node atau tidak ada transmisi impuls di Atrioventricular Node.

- ST Segment, Tidak adanya transmisi impuls disebabkan adanya periode refrakter di sel miokardium.

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 4

Page 5: hasil rekam ECG

b. Elektrokardiograf

Elektrokardiograf (EKG) merupakan alat medis yang digunakan untuk

mengetahui/ menampilkan pulsa bioelektrik jantung. Jantung mengeluarkan

sinyal isyarat listrik yang dihasilkan oleh sel-sel khusus yang terdapat pada

atrium kanan yaitu SA node (sinoatrial node). SA node ini bertindak sebagai

pemicu (pace maker), dan bergetarnya SA node berkisar 60 - 100 kali per

menit pada jantung normal dalam kondisi rileks. Getaran tersebut dapat

meningkat atau menurun diatur oleh saraf eksternal jantung yang merupakan

respon/jawaban terhadap kebutuhan darah oleh tubuh. Isyarat listrik SA node

menyebabkan depolarisasi otot jantung atrium dan memompa darah ke

ventrikel, kemudian diikuti oleh repolarisasi otot atrium. Isyarat listrik

dilanjutkan ke AV node dan akan menyebabkan depolarisasi ventrikel kanan

dan kiri yang menyebabkan kontraksi ventrikel sehingga darah dipompa ke

dalam arteri pulmonalis dan ke aorta, setelah itu saraf pada ventrikel dan otot

ventrikel akan mengalami repolarisasi dan mulai kembali isyarat listrik dari

SA node.

Pada EKG, jantung dipandang sebagai ekivalensi dan generator listrik.

Potensial-aksi pada jantung berasal dan Sinoatnial Node (SA node) dan

atrioventnicular (AV node). SA Node berdenyut 70— 80 beat per-menit (bpm)

dalam keadaan istirahat, sedangkan AV node berdenyut 40—60 bpm, dan

bundle branch berosilasi pada 15 — 40 bpm.

1. Standar Leads

Leads standar ini mengukur perbedaan potensial antara dua elektroda

pada permukaan tubuh bidang frontal, yang terdiri dari :

Lead I = VL – VR = VI

Lead II = VF – VR = VII

Lead III = VF – VL = VIII

VI + VIII = VII

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 5

Page 6: hasil rekam ECG

Gambar 1.4. Segitga Einthoven

Konfigurasi lead dihasilkan oleh segitiga Einthoven, adapun

konfigurasinya sebagai berikut :

Lead I : Pengukuran potensial antara RA dengan LA, dimana LA

dihubungkan pada input penguat non inverting, RA dihubungkan pada

input penguat inverting. Maka akan menggambarkan perbedaan

potensial antara lengan tangan kanan (RA) dengan lengan tangan kiri

(LA), dimana LA bermutan lebih positif dari RA.

Lead II : Pengukuran potensial antara RA dengan LL, dimana LL

dihubungkan pada input penguat non inverting, RA dihubungkan pada

input inverting. Maka akan menggambarkan perbedaan potensial

antara lengan tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LL), dimana LL

bermuatan lebih positif dari RA.

Lead III : Pengukuran potensial antara LA dengan LL, dimana LL

dihubungkan pada input penguat non inverting, LA dihubungkan pada

input inverting. Maka akan menggambarkan perbedaan potensial

antara lengan tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LL), dimana LL

bermuatan lebih positif dari LA.

2. Augmented lead

Gambar 1.5. Augmented lead

Lead augmented ini mengukur perbedaan potensial antara lengan

kanan, lengan kiri terhadap elektroda indiferen yang berpotensial nol.

Pengukuran dengan lead augmented ini menggunakan pembagi tegangan

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 6

Page 7: hasil rekam ECG

dengan cara kedua elektroda dihubungkan pada pembagi tegangan simetris

pada masukan inverting dari diferensial amplifier, dan elektroda ketiga

dihubungkan pada masukan non inverting. Sehingga didapat tiga hubungan

lead :

aVL = VL – 1/2 (VR + VF)

aVR = VR – 1/2 (VL + VF)

aVF = VF – 1/2 (VF + VF)

konfigurasi yang dapat dilakukan untuk pengukuran augmented lead :

Lead aVR : salah satu sisi sadapan dihubungkan dengan RA dan sisi

lainnya dihubungkan dengan titik tengah dua tahanan antara LL dan

LA, dimana RA dihubungkan dengan masukan non inverting, LA dan LL

dijumlahkan pada masukan inverting.

Lead aVL : salah satu sisi sadapan dihubungkan dengan LA dan sisi

lainnya dihubungkan dengan titik tengah dua tahanan antara LL dan

RA, dimana LA dihubungkan dengan masukan non inverting, RA dan LL

dijumlahkan pada masukan inverting.

Lead aVF : salah satu sisi sadapan dihubungkan dengan RA dan sisi

lainnya dihubungkan dengan titik tengah dua tahanan antara RA dan

LA, dimana LL dihubungkan dengan masukan non inverting, RA dan LA

dijumlahkan pada masukan inverting.

3. Chest Leads

Gambar 1.6. Chest lead

pada pengujian klinis ditambahkan pula enam lead EKG untuk bidang

transversal selain enam lead EKG untuk bidang frontal. Einthoven

menggunakan suatu segitiga sama sisi didasarkan pada anggapan bahwa

ketiga buah titik yang dipilih itu secara kelistrikan sama jauh dengan jantung.

Jika demikian halnya maka dapat diperoleh :

Vc = 1/3 ( VL + VR +VF )

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 7

Page 8: hasil rekam ECG

Pada pengukuran bidang transversal, Chest diletakkan pada tempat yang

telah ditentukan dan dihubungkan dengan masukan penguat non inverting.

Sinyal RA, LA dan LL dijumlahkan pada sebuah resistor network dan

dihubungkan dengan masukan penguat inverting.

Blok diagram suatu ECG ditampilkan pada Gambar 14. Perangkat ECG mengamplifikasi sinyal ECG dan menampilkannya pada unit output.

Gambar 1.7. Blok diagram ECG

Bagian-Bagian dari Blok digram ECG1. ElektrodaElektroda yang digunakan pada elektrokardiograf berfungsi untuk potensial

aksi dari sinyal bioelektrik jantung. Jika pada logam elektroda diberi larutan

elektrolit (gel elektroda) mengakibatkan elektron valensi logam terlepas dan

menyatu dengan ion-ion larutan elektrolit sehingga menimbulkan distribusi

muatan pada antarmuka elektrode-elektrolit. Dalam antarmuka elektrode-

elektrolit menghasilkan tegangan elektroda yang disebut tegangan separuh

sel, karena tegangan elektroda tidak dapat ditentukan dengan satu elektroda.

Jika dua buah elektroda yang terbuat dari bahan yang sama diletakkan pada

tubuh manusia, maka tegangan ingsut, yaitu tegangan antara kedua

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 8

Page 9: hasil rekam ECG

elektroda tersebut idealnya nol. Namun dalam kenyataannya sulit diperoleh

elektoda dengan tegangan separuh sel yang sama, umumnya ada ada beda

tegangan antara kedua elektroda yang digunakan yang biasa disebut dengan

tegangan ingsut elektroda. Bila tegangan separuh sel elektroda besar, maka

tegangan ingsut yang diberikan juga lebih besar. Hal ini tidak dikehendaki

dalam pengukuran, maka diperlukan elektroda yang tegangan separuh selnya

tidak terlalu besar, agar tegangan ingsut juga kecil. Pelapisan dengan klorida

dapat memperkecil tegangan ingsut elektroda dan memperbaiki stabilitas

antarmuka elektrode-elektrolit. Elektroda Ag/AgCl saat ini banyak digunakan

karena hanya sedikit terpolarisai dan tegangan separuhselnya rendah dan

stabil.

Elektroda digunakan untuk mensensor sinyal bioelektrik jantung. Elektroda ini langsung mengenai tubuh manusia yang sering dilapisi jelly elektrolite.Jenis – jenis elektroda :

Elektroda Metal Datar - pelat metal ( Ni-Ag Alloy) yg dilengkungkan

- Ag yang dilapisi AgCl secara elktrolisa Suction ElektrodaFloating Elektroda

- lebih baik dari elektrode metal & Suction elektrode - dapat menekan terjadinya artefact- tidak langsung kontak dengan kulit- tidak begitu berpengaruh terhadap pergerakan bahan

Insertion elektroda

Gambar 1.8. Berbagai jenis Elektroda ECG

2. Filter

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 9

Page 10: hasil rekam ECG

Fungsi dari Filter dibagi menjadi :

a. AC Filter (meredam noise dan Jala-jala PLN)b. Muscle Filter (meredam noise dari Tubuh)

3. Galvanometer

Berfungsi untuk menggerakkan stylus, sesuai dengan sinyal bioelektrik jantung yang dideteksi oleh electrode.

4. Stylus

Untuk menghasilkan bentuk pulsa pada kertas Thermal ECG, dengan cara memanaskan bagian Thermal kertas ECG sehingga akan menghitamkan kertas tersebut.

5. Motor penggerak kertas perekaman, umumnya dengan kecepatan

a. 25 mm/s b. 50 mm/s

Gambar 1.9. ECG Recorder

Fungsi Tombol-tombol pada pesawat ECG Recorder

1. Lead SelektorUntuk menentukan lead/derivasi mana yang akan diukur.

2. Pemilihan SensitifityPemilihan sensitifity rata-rata ada tiga pilihan :

a. 0.5 artinya tinggi pulsa maksimal 5 mmb. 1 artinya tinggi pulsa maksimal 10 mmc. 2 tinggi pulsa maksimal 20 mm

2. Pengatur Posisi Stylus3. Start untuk menjalankan kertas perekaman ECG4. Stop untuk menghentikan kertas perekaman ECG5. Inst untuk menghentikan pergerakan stylus6. Mark untuk memberikan tanda pada kertas perekaman ECG

7. Kalibrasi disimbolkan ‘Cal’ atau Untuk mengkalibrasi pulsa pada kertas perekaman ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 10

Page 11: hasil rekam ECG

8. HUM untuk mengurangi noise dan PLN9. MUS untuk mengurangi noise dan tubuh

Prosedur Umum Perekaman ECG

Setelah elektroda di pasang pada pasien1. Hidupkan pesawat ( dapat dihidupkan sebelum pasien dipasang

elektroda untuk pemanasan).2. Pilih lead selektor pada lead I dan pastikan tidak ada gangguan / noise

dari PLN atau tubuh3. Posisi stylus ditengah-tengah kertas perekam ECG4. Tekan Start, untuk memulai perekaman.5. Tekan Stop bila selesai melakukan perekaman6. Ulangi untuk derivasi yang lain.

JENIS - JENIS ECG

a. Ditinjau dan Display

1. ECG Recorder ( Dicetak pada kertas)a. Stylusb. Printer

2. ECG Monitor ( ditampilkan pada layar monitor)

b. Ditinjau dan jumlah perekaman

a. 1 Chanelb. 3 Chanelc. 12 Chanel

BENTUK PULSA ECG & CARA MENENTUKAN BPM

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 11

Page 12: hasil rekam ECG

Gambar 1.10. Bentuk Pulsa ECG Standar

Gambar 1.11. Contoh Hasil Perekaman pada kertas ECG

Pada sensitivitas 0,5 tinggi pulsa pada kertas ECG sebesar 5 KC = 1 KB, Pada sensitivitas 1 tinggi pulsa pada kertas ECG sebesar 10 KC = 2 KB, &Pada sensitivitas 2 tinggi pulsa pada kertas ECG sebesar 20 KC = 4 KB.

Beat Per Minute (BPM) adalah Jumlah Denyut Jantung dalam waktu 1 (satu) menit,Berarti menghitung BPM adalah menghitung Jumlah Pulsa R dalam Waktu 1

menit

Berapa panjang kertas yang digunakan untuk merekam selama 1 menit dg kecepatan 25 mm/s atau 50 mm/s ?Pada Kecepatan 25 mm/s

Berarti dalam 1 detik ditempuh 25 mm = 25 KC = 5 KB dg demikian1 KC ditempuh dalam waktu = 1/25 = 0.04 sec1 KB ditempuh dalam waktu = 1/5 = 0.2 sec

Untuk Kecepatan 50 mm/sBerarti dalam 1 detik ditempuh 50 mm = 50 KC = 10 KB dgn demikian

1 KC ditempuh dalam waktu = 1/50 = 0.02 sec

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 12

1 x 1 mm1 kotak kecil = 1 KC

5 x 5 mm1 kotak besar = 1 KB = 5 KC

∆t2 ∆tn∆t1

Page 13: hasil rekam ECG

1 KB ditempuh dalam waktu = 1/10 = 0.1sec

Maka panjang kertas selama 1 menit dg kecepatanA. 25 mm/s adalah 60x25 mm = 1500 mm = 1.5 MB. 50 mm/s adalah 60 x 50 mm = 3000 mm = 3 M

Misal jarak R1 ke R2 = 5 KB dengan Kec. 25 mm/s . Berapa BPM nya ?Δt = 5 KB x 0.2 sec = 1 detikBerarti bahwa setiap 1 detik akan muncul Pulsa R sebanyak 1 kali. 1 R = 1 Detik sehingga 1R = ΔtBila 60 R = 60 Detik (1 menit) maka BPM. R = 60Sehingga didapat Rumus

BPM = 60/Δt

Tabel 1. 1. Tabel rumus mencari Beat Per Minute (BPM)

Noise dan Artefact

Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam aplikasi ECG yang penting untuk enjiner biomedik atau individu yang mengoperasikan instrumen ini. Beberapa hal umum yang sering terjadi adalah:• Distorsi frekuensi• Distorsi Saturasi atau Cut-off• Ground loop• Kawat lead yang terbuka• Artifact dan transien elektrik• Interface dengan perangkat elektonik• lnterferensi dengan sumber elektrik lain.

Distorsi FrekuensiSuatu EGG harus selalu memenuhi standar respons frekuensi yang

telah ditentukan. Jika terjadi distorsi frekuensi akan terlihat dalam bentuk sinyal ECG. Daerah frekuensi sinyal EGG normal adalah 0,02 — 150 Hz. Jika terdapat distorsi di frekuensi rendah, maka terjadi distorsi pada baseline yang tidak lagi horisontal (Gambar 19).

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 13

Page 14: hasil rekam ECG

Gambar 1.12. Frekuensi I — 150 Hz distorsi pada frekuensi rendah

Distorsi pada frekuensi tinggi menyebabkan pembulatan bentuk sinyal pada bagian yang tajam dan mengurangi amplitudo QRS kompleks.

Distorsi Saturasi Atau Cut-offTegangan offset yang tinggi pada elektrode atau pengaturan amplifier

EGG yang tidak tepat dapat menghasilkan distorsi saturasi atau cut-off yang akan sangat mengubah penampilan sinyal ECG.

Gambar 20a menampilkan sinyal EGG normal, sedangkan Gambar 20b memperlihatkan bentuk gelombang yang terdistorsi karena saturasi pada bagian QRS kompleks. Puncak QRS komppleks akan akan terpotong (cut-off) karena output amplifier tidak dapat melampaui tegangan saturasi. Gambar 20c menampilkan hal yang sama tetapi bagian bawah sinyal EGG yang terpotong. Hal ini terjadi karena saturasi negatif dan amplifier. Pada kasus ini baselinenya benar-benar flat. Puncak P dan T masih muncul dalam rekamannya, akan berada di bawah level cut-off, sehingga hanya puncak R yang terlihat.

Gambar 20. Effek distorsi saturasi dan cut-off dan sinai ECG. (a) sinyal ECG yang tidak distorsi, (b) karena efek saturasi positf dan ampifier, (c)

pemotongan tegangan bawah karena saturasi negative dari amplfier.

Ground LoopPasien yang dideteksi ECGnya dengan ECG kilnis atau secara kontinu

pada monitor cardiac, seringkali mereka dihubungkan dengan peralatan elektrik lain. Setiap perangkat elektrik mempunyai groundnya sendiri, apakah melalui jalur daya listrik atau melalui kawat besar yang dihubungkan dengan titik ground dalam ruangan.

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 14

Page 15: hasil rekam ECG

Ground loop akan terjadi pada situasi dimana dua perangkat elektrik digunakan oleh pasien, dimana masing-masing perangkat elektrik mempunyai groundnya sendiri. Jika kedua ground perangkat sedikit berbeda, arus listrik akan mengalir dan satu ground ke ground perangkat satunya, dan akan melalui pasien dan elektrode yang dipasang. Hal ini akan menghasilkan tegangan common-mode pada ECG, yaitu jika common-mode rejection ratio buruk akan menaikkan interferensi.

(a) (b)Gambar 1.13. (a) groundloop antara ECG dng mesin listrik lain yang

dihubungkan pada pasien. (b,) groundloop dieliminier dengan menghubungkan kedua mesin pada ground yang sama.

Masalah lain yang terjadi karena arus ground adalah karena ground lead dan ECG biasanya mengalir bersama dengan lead sinyal, medan magnit yang disebabkan arus pada rangkaian ground akan menginduksikan tegangan kecil dalam lead sinyal. Ini akan menimbulkan interferensi.

Kawat Lead TerbukaSering terjadi bahwa kawat yang menghubungkan elektroda

biopotensial dengan ECG menjadi terputus atau tidak terhubung, sehingga elektroda tidak terhubung dengan ECG. Tegangan yang relatif tinggi sering diinduksikan pada kawat terbuka sebagai hasil dan medan elektrik dan jalur daya listrik. Hal ini akan menyebabkan suatu defleksi amplitudo pena rekorder yang konstan pada frekuensi jala-jala, dan tentunya sinyal ECG nya tidak ada.

Hal ini juga terjadi jika kontak antara elektrode dengan pasien tidak baik, umumnya dikarenakan elektrode yang kotor akibat sisa jelly yang masih menempel.

(a) (b)

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 15

Page 16: hasil rekam ECG

Gambar 1.14. (a) Noise karena pemasangan elektroda pada pasien.

(b) Noise karena elektroda yang kotor.

Artifact dan Transien EIektrik Yang Besar

Dalam situasi dimana pasien yang ECG nya sedang dideteksi, memerlukan defibrilasi cardiac. Dalam hal ini, pulsa arus besar dan tegangan besar diberikan pada pasien, sehingga tegangan transien akan terlihat dan elektroda. Tegangan ini mempunyai harga beberapa kali lipat lebih tinggi dan pada tegangan ECG. Jika keadaan ini terjadi akan menyebabkan defleksi yang meningkat dalarn ECG.

ECG model lama juga kan menampilkan transien semacam ini jika konektor lead berpindah pada lead lainnya, karena adanya tegangan offset yang berbeda antara satu elektroda dengan elektroda lainnya, tetapi hal ini tidak muncul pada ECG model baru yang akan menswitch lead secara otomatis, karena kapasitor discharge pada saat proses switching.

Gambar 1.15. Pengaruh transien tegangan pada ECG yang dideteksi dengan alat ECG,

dimana transien akan menyebabkan saturasi amplifier. (a) mulai transient (b) gain diperkecilInterferensi dan Perangkat Elektrik

Sumber utama interferensi saat monitor dan rekaman ECG adalah sistem sumber-daya. Selain mencatu daya ke perangkat ECG, biasanya jalur daya juga dihubungkan dengan perangkat lain dalam ruangan rumah sakit. Juga ada jalur daya pada dinding, lantai dan langit-langit ruangan.Jalur daya ini akan berpengaruh pada rekaman ECG dan memberikan interferensi pada frekuensi jala-jala. (Gambar 23a).

Pergerakkan tubuh juga bisa menimbulkan interferensi. Yaitu interferensi myograph (otot ) pada ECG. Dapat dilihat Gambar 23b.

Gambar 1.16. (a) interferensi dengan jalur daya frekuensi 60Hz

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 16

Page 17: hasil rekam ECG

(b) Interferensi myograph pada ECG

Gambar 1.17. (a) mekanisme interferensi medan listrik dan jala-jala ke ECG (b) arus yang mengalir dari jala-jala melalui tubuh dan impedansi ground

Sumber Lain Interferensi ElektrikInterferensi elektrik dan sumber selain jala-jala juga dapat

berpengaruh pada ECG (Gambar 24). Kawat lead dari lead I akan membuat closed loop. Perubahan medan magnit yang melalui daerah ini akan menginduksikan arus dalam loop. Penanggulanganny adalah dengan memperkecil luas daerah yang dibentuk oleh dua kabel lead.lnterfernsi elektromagnetik dan radio, televisi, fasilitas radar berdaya tinggi dapat diambil dan directified oleh p-n junction transistor dan oleh interface electrode-elektrolit pada pasien. Kawat lead dan pasien berfungsi sebagai antena.

Interferensi elektromagnetik juga dapat dibangkitkan oleh generator rumah sakit frekuensi tinggi, juga dan peralatan elektrosugical dan diathermi.Interferensi elektromagnetik dapat diminimasi dengan memparalelkan terminal input amplifier ECG dengan kapasitor sekitar 200 pF. Reaktansi kapasitor akan tinggi pada daerah frekuensi ECG. sehingga dapat menurunkan impedansi input ECG.

Gambar 1.18. (a) Kabel lead dapat menginduksikan arus(b) melilitkan kabel lead dapat meminimumkan induksi

elektromagnetik

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 17

Page 18: hasil rekam ECG

Cara pengoperasian pesawat

A. Persiapan

1. Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan

2. Siapkan aksesoris (kabel power, lead EKG, kertas)

3. Hubungkan alat dengan terminal pembumian

4. Pasang kabel power pada konektor EKG

5. Pasang elektroda EKG pada EKG input konektor

6. Pasang kertas EKG untuk perekaman

B. Pemanasan

1. Hubungkan alat pada catu daya listrik

2. Hidupkan alat dengan menekan AC power switch ke posisi "I" (ON).

Kemudian tekan power untuk power supply ke EKG pada posisi ON.

Maka baterai akan dicharger apabila dalam keadaan kosong.

3. Untuk pengguaan dengan baterai saja tekan power pada posisi ON.

C. Pelaksanaan

1. Bersihkan kulit pasien yang akan ditempelkan

elektroda dari kotoran maupun keringat dengan alkohol

2. Oleskan Keratin cream atau 'gel' pada lokasi yang

akan ditempelkan elektroda

3. Pasang elektroda pada tempat yang telah

ditentukan

4. Tekan power pada posisi ON

5. Tekan tombol inst untuk menghentikan Amplifier

6. Posisikan stylus ditengah-tengah kertas perekam

EKG

7. Pilih sensitifity yang diinginkan yaitu 0.5 utuk

tinggi pulsa 5mm, 1 untuk tinggi pulsa 10mm, dan 2 untuk tinggi pulsa

20mm

8. Pilih kecepatan kertas yang diinginkan yaitu

25mm/s atau 50mm/s

9. Posisikan lead selektor pada posisi 'C' kemudian

tekan tombol Cal untuk melakukan kalibrasi yang diinginkan

10. Setelah didapatkan kalibrasi yang diinginkan

posisikan seletor lead pada lead yang akan direkam lead I, II, II, aVL,

aVR, aVF, C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 dengan cara menekan tombol

INST kemudian STAR untuk mulai perekaman dan STOP untuk

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 18

Page 19: hasil rekam ECG

berhenti merekam diikuti kembali dengan menekan tombol INST.

Dilakukan secara bergantian mulai dari lead I hingga lead C6.

11. Tekan tombol MARK apabila ingin memberi tanda

saat perekama berlangsung.

12. Setelah selesai digunakan tekan power pada

posisi OFF dan matikan power AC pada bagian belakang panel pada

posisi 'O' (OFF).

D. Pengemasan/penyimpanan

1. Bersihkan permukaan lead EKG dari gel

2. Lepaskan kabel power dari konektor EKG

3. Lepaskan kabel elektroda dari input konektor EKG

4. Lepaskan kabel grounding EKG

5. Letakkan aksesori pada tempatnya

6. Pasang kembali penutup debu

7. Kembalikan alat ketempat penyimpanan.

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 19

Page 20: hasil rekam ECG

Blok Diagram fungsional

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 20

PEN MOTOR STYLUS SENSOR

DC

PATIENT INPUT PROTECTION

BUFFER AMP

LEAD NETWORK

LEAD SELECTOR

DIFFERENTIAL AMP

MODULATOR TRANS FORMER

DEMODULATOR AMP HUM FILTER

LEAD SELECT SWITCH

AUTO INST CONTROL

CAL SWITCH

INST CONTROL

INST SWITCH

“INST” LED

ATTE NUTER

AMP

MAIN AMP

MAIN AMP

REFERENCE AMP

CRO

P

C

VOLTAGE +8V REGULATOR

VOLTAGE -8V REGULATOR

TRUNS-FORMER

O S C -ILLATOR

+5V SWITCHING REGULATOR

+ 8 V

- 8 V

VOLTAGE +8V REGULATOR

VOLTAGE -8V REGULATOR

+ Vcc

+ 8 V

- 8 V

ISOLATION PART

CHG LED CONTROL ‘CHG’ LED

AC LED CONTROL

BATT LED CONTROL

‘AC’ LED

‘BATT’ LED

+ 12 V - Vcc

MUS FILTER

PHOTO COUPLER

PHOTO COUPLER

Gambar 1.19. Blok Diagram Fungsional

Page 21: hasil rekam ECG

Prinsip kerja pesawat

Pengoperasian menggunakan mode opersi stand by biasanya tersedia

pada elektrokardiograf. Dalam mode ini, pergerakan stylus ke sinyal input,

tetapi kertas tidak bergerak. Mode ini memperbolehkan operator untuk

melakukan penyesuaian yang diinginkan dan posisi baseline mengendalikan

tanpa menjalankan kertas.

EKG hampir tanpa variasi perekaman kertas grafik ditutupi kertas dengan

garis tegak dengan horisontal setiap interval 1 mm dengan garis lebih tebal

setiap interval 5 mm. waktu pengukuran dan pengukuran detak jantung

dibuat horisontal pada electrocardiogram. Untuk pekerjaan rutinitas,

kecepatan kertas perekam 25 mm/s. pengukuran amplitude dibuat vertikal

dalam mV. Sensitivity elektrokardiograf diatur pada 10 mm/mV.

Isolasi preamplifier secara umum elektrokardiograf diletakkan dikaki sebelah

kanan (RL) elektrode dipasang keperalatan, dan dari situ keground. Peralatan

ini siap digunakan untuk ground dimana saja yang mempunyai arus sampai

kepasien. Resiko yang berbahaya yaitu intercadiac pipa kedalam saluran

tubuh pekerja perlu diisolasi pasien dari ground. Petunjuk dari American Heart

Association menyatakan arus bocor tidak boleh lebih dari 10µA ketika

pengukuran dari lead pasien ke ground atau kabel peralatan utama dengan

ground terbuka atau tertutup.

Pemeliharaan umum

A. Pemeliharaan

a. Inspection maintenance

Inspection maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan hanya

untuk menguji atau memeriksa kinerja alat apakah dalam keadaan baik atau

tidak.

b. Preventive maintenance

Preventive maintenance adalah perawatan yang dialakukan secara

rutin atau berkala.

I. Tujuan

1. menjaga kinerja peralatan EKG tetap sesuai dengan standard.

2. mencegah terjadinya microshock dan macroshock yang dapat

menyebabkan ventricular fibrilation.

3. sebagai jaminan kualitas dan kehandalan peralatan.

II. Persiapan.

1. Personalia :

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 21

Page 22: hasil rekam ECG

1 (satu) orang teknisi elektromedik.

2. Peralatan dan bahan :

a. Simulator EKG

b. Electrical safety analyzer

c. Thermo-hygrometer

d. Jangka sorong

e. Multimeter digital

f. tools set.

g. Osciloscope

h. Obeng Trimer

i. Kunci L

j. Contact cleaner

k. Service manual dan wiring diagram

III. Cara kerja

1. Pemeliharaan harian dilakukan oleh user

Alat dibersihkan dengan kain halus

Periksa tata letak grounding pesawat sebelum digunakan

2. Pemeliharaan preventif dilakukan oleh teknisi

Memeriksa kondisi kabel pasien, kabel power dan kabel grounding

Memeriksa pemanasan stylus (jika perekam menggunakan sylus)

Memeriksa pulsa kalibrasi 1 mV, sensitivitas, kalibrasi jika ada

penyimpangan

Memeriksa hasil tampilan lead-lead ECG dari lead-lead simulator

ECG

Kalibrasi

Memeriksa kebocoran arus (leakage current) dengan alat safety

analizer berupa tes kebocoran arus pada chassis dan tes kebocoran

arus pada kabel pasien terhadap ground

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 22

Page 23: hasil rekam ECG

PRAKTIKUM KALIBRASI KINERJA ECG

Ruang Lingkup- Metode yang digunakan membandingkan penunjukan

parameter ECG terhadap penunjukan ECG simulator.- Rentang ukur yang dicakup meliputi :

a. Sensistifitas (mV) b. Kecepatan Kertas ( mm/sec)c. Frekuensi Heart Rate ( BPM)

- Menguraikan langkah langkah pengukuran dan kalibrasi ECG.- Menganalisa data dan membuat laporan hasil pengukuran dan

kalibrasi ECG.Referensi

- Health Care Product HPCS Comparison System, ECRI ‘ Electrocardiograps single chanel & Multichanel with Interpretife ‘, May 2003

- Preventife Maintenance ECRI no. 410-0595 th 1993- Prosedur penggunaan ECG Simulator- Guide to The Expression of Uncertainty in Measurement,

ISO/TAG-4, Januari 1993Peralatan

- ECG Simulator- Digital Calipper - Termohygrometer - Tool Set- Kalkulator

Praktikum Pengambilan DataKeterangan : ECG simulator sebagai Standard dan ECG Recorder alat yang dikalibrasi.a. Pastikan semua peralatan yang digunakan dalam kondisi baik.b. Catat kondisi ruang, suhu dan kelembaban.c. Catat Spesifikasi alat yang akan di kalibrasi.d. Susun peralatan dengan menghubungkan kabel pasien (elektroda)

pesawat ECG dengan ECG Simulator sesuai Derivasi Lead :

e. Hidupkan (ON-kan) semua peralatan.Kondisi Pra Kalibrasi : On-kan ECG, atur posisi stylus agar tepat di tengah kertas dan

selector switch ECG di posisi C serta cek ulang sebelum melakukan pengujian.

Cek sensitivitas 1 mV, posisi selector switch ECG pada C dan speed 25 mm/detik, tekan tombol “Test “ untuk mendapatkan pulse test

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 23

Page 24: hasil rekam ECG

Cek hasilnya (tinggi amplitudo pulsa 1 mV)

f. Lakukan pengukuran kinerja untuk ketepatan pembacaan tinggi pulsa (Sensitifitas)

g. Lakukan pengkuran kinerja untuk ketepatan pembacaan kecepatan kertas (Speed)

h. Lakukan pengukuran kinerja untuk ketepatan pembacaan amplitude (Frekuensi Haert Rate ; BPM)

i. Lakukan Test Pulsa Tiap Lead

j. Lakukan Test Pulsa Tanggapan Frekuensi (Test waveforms)

k. Setelah selesai matikan semua peralatan.

l. Lepaskan semua electroda ECG dari ECG simulator.

Analisa Data

Hitung Rata- rata hasil pengukuran berulang.

= nilai rata rata hasil pengukuran. n = jumlah data pengukuran Xi = data hasil pengukuran

Hitung Simpangan baku pengukuran.

S = simpangan bakuXi = data hasil pengukuran

= nilai rata-rata hasil pengukuran n = jumlah data pengukuran.

Hitung Kesalahan Pembacaan

Kesalahan = Alat - StdK = Nilai Kesalahan AlatStd = Penunjukan ECG simulatorAlat = Penunjukan ECG recorder

Hitung ketidak pastian dari komponen Type A (UA)

- Pengukuran berulang SBRE = St Dev /√n

SBRE = simpangan baku rata-rata eksperimen

St Dev = simpangan baku pengukurann = jumlah data pengukuran

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 24

Page 25: hasil rekam ECG

Hitung ketidak pastian dari komponen Type B1. Sertifikat ECG simulator (UB1)

Ketidakpastian ± 0.1 BPM (k=2) Dengan koreksi :

30 ± 0.4 BPM60 ~180 ± 0.3 BPM

2. Sertifikat digital caliper(UB2)Ketidakpastian ± 0.01 mm

Hitung Ketidak pastian Gabungan (UC )

UC =

Dimana : UC adalah ketidak pastian gabunganUA adalah ketidak pastian Tipe AUB1 adalah ketidak pastian Tipe B dari sertifikat ECG

SimulatorUB2 adalah ketidak pastian Tipe B dari sertifikat Digital

Caliper

Hitung Ketidak pastian Bentangan (UEXPANDED = U95)

Dengan estimasi k = 2 dan CL 95 %

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 25

Page 26: hasil rekam ECG

Contoh Data Hasil Kalibrasi Kinerja EKG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 26

Page 27: hasil rekam ECG

Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi

Gambar 1.19. Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi Sensitivitas EKG Recorder

Gambar 1.20. Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi Kecepatan Perekaman Kertas EKG

Gambar 1.21. Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi Frekuensi Heart Rate EKG

Gambar 1.22. Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi Tiap Lead EKG

PRAKTIKUM ELECTRICAL SAFETY TEST

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 27

Page 28: hasil rekam ECG

Cara menghubungkan safety analyzer 601 Pro dengan Instrument Under Test :

Gambar 1.23. Instalasi safety analyzer 601 Pro dengan Instrument Under Test

Cara pengoperasian singkat :

1. Hubungkan safety analyzer 601 Pro dengan Instrument Under Test (IUT) seperti gambar di atas ! Power cord IUT dihubungkan pada power receptacle 601 Pro dan dan pasang kabel pasien / elektroda / transduser pada applied part terminal 601 Pro

2. Pada main menu tekan tombol class/type (0) untuk memilih class dan type yang sesuai. Kesalahan memasukkan class/type mempengaruhi hasil pengukuran

3. Safety analyzer 601 Pro dapat digunakan secara manual (melakukan test satu per satu, pilih dari 1 sampai 9) atau langsung sekaligus (pilih automodes) sesuai program di 601 Pro

4. Hasil pengukuran dapat direkam melalui printer internal atau eksternal sesuai kebutuhan

5. Tampil di layar meminta pemilihan yang benar. Untuk ECG class/type I CF, printer internal, patient leakage : ALL dan Test current : 10 A. Setelah semua cocok tekan enter 2 ( dua ) kali.

6. Tekan Earth Resistance untuk pengukuran Protective Earth Resistance. Setelah hasil didapat tekan enter untuk ke pengukuran selanjutnya.

7. Setelah Automodes selesai, lanjutkan dengan pengukuran RA-Earth secara manual. Tekan Patient Leakage ( 7 ), lalu cari pengukuran RA-Earth dengan menekan tombol panah. Tunggu sekitar 10 detik, setelah hasil didapatkan tekan tombol print.

8. Ulangi langkah diatas untuk pengukuran LA-Earth, RL-Earth, LL-Earth, V1-V6-Earth.

9. Setelah itu tekan tombol ESC, hasil pengukuran safety test ECG selesai.

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 28

Page 29: hasil rekam ECG

Contoh Hasil Pengukuran Safety Test ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 29

1

3

2

4

5 6 7

8

9

10

11

16

1213141517

Page 30: hasil rekam ECG

Contoh Bentuk Pelaporan Pengukuran Safety Test ECG

TEKNIK PEMBUATAN LAPORAN HASIL KALIBRASI ECG

Suatu kegiatan bisa dikatakan merupakan kegiatan

kalibrasi, jika kegiatan tersebut menghasilkan:

- Sertifikat Kalibrasi.

- Lembar hasil / laporan kalibrasi yang memuat /

mencantumkan / berisi: angka koreksi,

deviasi/penyimpangan, ketidak pastian dan batasan-

batasan atau standard penyimpangan yang diperkenankan.

- Label/ penandaan.

Catatan : Biasanya Lembar hasil / laporan kalibrasi

merupakan bagian dari sertifikat kalibrasi itu sendiri, untuk

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 30

Page 31: hasil rekam ECG

selanjutnya Sertifikat kalibrasi itu sendiri sudah berisi data dan

hasil atau laporan kalibrasi.

Fungsi Sertifikat

Data hasil pengukuran kalibrasi yang dilaksanakan oleh

laboratoriun harus dilaporkan secara teliti, jelas, dan obyektif,

sesuai dengan petunjuk dalam metode kalibrasi. Hasil tersebut

harus dituangkan dalam sertifikat kalibrasi yang mencakup

semua informasi yang diperlukan untuk menginterprestasikan

hasil kalibrasi dan semua informasi yang disyaratkan oleh

metode yang digunakan.

Sertifikat kalibrasi, di satu sisi, secara langsung mencerminkan

kemampuan teknis atau kredibilitas Iaboratorium kalibrasi yang

menerbitkannya. Di sisi lain, sertifikat/laporan kalibrasi

merupakan artikel otentik unjuk kerja laboratorium kalibrasi.

Maraknya sertifikat sistem mutu ISO 9000 di Indonesia

telah memberikan dampak tersendiri pada laboratorium

kalibrasi. Dampak yang jelas adalah semakin kritisnya pengguna

jasa kalibrasi. Hal ini timbul karena adanya tekanan asesmen

atau audit yang harus mereka hadapi untuk memenuhi

persyaratan sertifikasi ISO 9000, mereka demikian protektonis

terhadap hasil kalibrasi yang mereka peroleh.

Sikap pelanggan yang demikian tentunya perlu ditanggapi

secara positip sebagai masukan yang konstruktif untuk

kepentingan pengembangan kredibilitas laboratorium kalibrasi.

Bentuk dan isi sertifikat kalibrasi memainkan peranan

penting dalam pendekatan-pendekatan saling pengakuan antar

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 31

Page 32: hasil rekam ECG

laboratorium kalibrasi dan badan pengakreditasi; baik di lingkup

bilateral, regional maupun internasional.

Isi Sertifikat

Setiap sertifikat kalibrasi setidak-tidaknya mencakup informasi

sbb.

a. Judul (misal, “Sertifikat Kalibrasi”)

b. Nama dan alamat laboratorium

c. Identifikasi khusus dan sertifikat (nomor seri) dan nomor dari tiap halaman, serta jumlah keseluruhan halaman

d. Nama dan alamat pelanggan

e. Uraian dan identitas yang jelas dari barang yang dikalibrasi

f. Sifat dan kondisi barang yang dikalibrasi

g. Tanggal penerimaan barang yang dikalibrasi dan tanggal pelaksanaan kalibrasi

h. Identitas metode kalibrasi yang digunakan atau uraian yang jelas dari tiap metode yang belum baku yang digunakan

i. Adanya penyimpangan, penambahan atau pengecualian dari metode kalibrasi dan tiap informasi lainnya yang terkait dengan kalibrasi atau pengujian tertentu, seperti kondisi Iingkungan (temperatur dan kelembaban)

j. Hasil pengukuran, pemeriksaan dan hasil yang diperoleh yang ditunjang dengan tabel, grafik, sketsa, photo dan tiap kegagalan yang terjadi

k. Pernyataan ketidak pastian yang diperkirakan dari hasil kalibrasi

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 32

Page 33: hasil rekam ECG

l. Tanda tangan dan jabatan, atau identitas ekuivalen dari orang yang menerima tanggungjawab atas isi sertifikat dan tanggal penerbitannya

m. Pernyataan yang berkaitan dengan barang yang dikalibrasi

n. Pernyataan bahwa sertifikat tidak boleh digandakan tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium secara lengkap

Beberapa hal yang dilarang dalam sertifikat kalibrasi adalah:

a. Ditandatangani oleh pejabat yang tidak berwenang

b. Menampilkan logo KAN pada bidang kalibrasi yang tidak di

akreditasi

c. Tidak mencantumkan nilai ketidakpastian pengukuran

d. Tidak mencantumkan kondisi lingkungan saat berlangsungnya

kalibrasi

Contoh Lembar Kerja Kalibrasi ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 33

Page 34: hasil rekam ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 34

Page 35: hasil rekam ECG

Contoh Hasil Pengukuran Safety Test ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 35

1

3

2

4

5 6 7

8

9

10

11

16

1213141517

Page 36: hasil rekam ECG

Contoh Pulsa Hasil Kalibrasi Kinerja ECG Recorder

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 36

Page 37: hasil rekam ECG

Analisa Data

Untuk semua parameter dan setiap nilai setting alat harus

dilakukan perhitungan seperti di bawah ini.

Cara mencari BPM pada kertas ECG :

Pada kertas ECG di ukur dengan menggunakan Caliper Digital Pada puncak P pertama dengan puncak P kedua, hasilnya 24,83 mm. Saat itu Kecepatan perekaman kertas 25 mm/sec, dan pada ECG Simulator pada 60 BPM.Maka untuk mencari BPMnya adalah 1500 : (lebar Puncak ke Puncak)

1500 : 24,83 mm = 60,411 BPM

Untuk Parameter Heart Rate (30 BPM)Didapat dari 5 kali pengambilan data berulang, Data 1 = X1 = 30 BPM, Data 2 = X2 = 30 BPM, Data 3 = X3 = 30 BPM, Data 4 = X4 = 30 BPM dan Data 5 = X5 = 30 BPM

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 37

Page 38: hasil rekam ECG

RUMUS-RUMUS Microsoft Excell

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 38

Page 39: hasil rekam ECG

Cara Mencari Rata-rata dengan Microsoft Excell:Dengan mengetik “ = AVERAGE (Letak data pertama : Letak data ke enam)” Misalkan “=AVERAGE(D51:I51)”

Cara Mencari Kesalahan dengan Microsoft Excell:Rumus : Kesalahan = Penunjukkan Alat – Penunjukkan StandardDengan mengetik “ = Letak penunjukkan Alat - Letak penunjukkan Standard” Misalkan “=C51-J51”

Cara Mencari Kesalahan Relatif dengan Microsoft Excell:Rumus : Kesalahan Relatif = (Kesalahan : Setting) X 100Dengan mengetik “ = (Letak kolom kesalahan : Letak kolom setting) X 100 ” Misalkan “=(K51/C51)*100”

Cara Mencari Ketidakpastian Tipe A dengan Microsoft Excell:Rumus : UA = Standar Deviasi : √nDengan mengetik “ = Stdev (Letak Data 1 : Letak Data 2) : √n ” Misalkan “=Stdev(D51:i51)/n^0,5”

Cara Mencari Ketidakpastian dengan Microsoft Excell:Rumus : Uc = √(UA)2 +(UBPM)2 +(UCALIPER)2

Dengan mengetik “=((Q51^2)+(R51^2)+(S51^2))^0.5”

Rumus : U95 = UC x 2, karena k = 2

Dengan mengetik “ = Letak kolom UC X 2 ” Misalkan “=T51*2”

Contoh Anggaran Ketidakpastian ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 39

Page 40: hasil rekam ECG

Contoh Laporan Hasil Kalibrasi Kinerja ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 40

Page 41: hasil rekam ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 41

Page 42: hasil rekam ECG

Alat Elektromedik I, kuliah pertama Page 42