Hasil Ppl Karya Sendiri

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Sebagai perguruan Tinggi yang memberikan pendidikan dan pengajaran Agama Islam dan sekaligus menjadi pusat untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama Islam, merupakan salah satu sarana untuk mencapai cita- cita umat Islam yaitu untuk membentuk sarjana- sarjana Islam yang berakhlakul karimah, beriman dan cakap serta mempunyai kesadaran tanggung jawab atas kesejahteraan umat dan masa depan Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Pada dasarnya pendidikan tidak hanya mempelajari sesuatu secara teori saja melainkan juga mempelajari secara praktis (melalui praktikum). Praktikum adalah kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang dilaksanakan dalam bentuk latihan 1

description

KARYA TULIS

Transcript of Hasil Ppl Karya Sendiri

Page 1: Hasil Ppl Karya Sendiri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa

Sebagai perguruan Tinggi yang memberikan pendidikan dan pengajaran

Agama Islam dan sekaligus menjadi pusat untuk memperdalam ilmu

pengetahuan agama Islam, merupakan salah satu sarana untuk mencapai cita-

cita umat Islam yaitu untuk membentuk sarjana- sarjana Islam yang

berakhlakul karimah, beriman dan cakap serta mempunyai kesadaran

tanggung jawab atas kesejahteraan umat dan masa depan Negara Republik

Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Pada dasarnya pendidikan tidak hanya mempelajari sesuatu secara teori

saja melainkan juga mempelajari secara praktis (melalui praktikum).

Praktikum adalah kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa

yang dilaksanakan dalam bentuk latihan keterampilan penambahan wawasan

dalam rangka penguasaan kompetensi sesuai dengan program studi yang

terkait. Praktikum merupakan salah satu bagian kurikulum yang wajib diikuti

oleh semua mahasiswa. Praktikum tidak hanya berorientasi pada praktek

semata namun lebih pada pendalaman keilmuan dengan cara terjun secara

langsung ke lapangan praktikum yang memiliki kaitan dengan program studi

masing-masing mahasiswa.

1

Page 2: Hasil Ppl Karya Sendiri

Dalam kurikulum Fakultas Syari’ah setidaknya ada tiga macam

praktikum yang salah satu di antaranya adalah Praktek Pengalaman Lapangan

(PPL). Praktek Pengalaman Lapangan  ( PPL ) adalah salah satu kegiatan

belajar mahasiswa yang di lakukan di lapangan untuk mengintregasikan

pengetahuan teoritis yang di peroleh oleh kampus dengan pengalaman

praktek di lapangan sehingga keahlian-keahlian khusus yang merupakan

target kompetensi Fakultas Syari’ah dapat tercapai.selain itu juga tujuan

adanya PPL ini adalah untuk meningkatkan penguasaan dan ketrampilan

mahasiswa terhadap satu disiplin ilmu,mata kuliah dan kompetensi Fakultas

Syari’ah.

Oleh karena itu,dalam sistem belajar di Fakultas Syari’ah di kembangkan

suatu sistem pembelajaran yang memadukan antara pembekalan teori dan

praktek.di harapkan mahasiswa sanggup menggali berbagai kebenaran dan

kesalahan baik dalam teori yang telah di peroleh maupun

prakteknya,sehingga kebenaran tetap menjadi kebenaran dan kesalahan di

perbaiki agar menjadi kebenaran.

Sehingga sangat tepat kiranya jika KUA Kecamatan Peureulak

Kabupaten Aceh Timur,Pengadilan Negeri Langsa,Pengadilan Agama

Langsa,dan Mahkamah Syari’ah Menjadi obyek pelaksanaan PPL,Karena

bagaimanapun juga instansi-instansi inilah yang bersentuhan langsung dengan

praktek hukum,seperti profesi hakim,praktek kepanitraan,praktek advokat,dan

profesi lainnya yang berkaitan dengan hukum.

2

Page 3: Hasil Ppl Karya Sendiri

B. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup Kantor Urusan Agama Peureulak Kabupaten Aceh

Timur terdiri dari 4 orang Pegawai dan 4 orang honorer dan kerja bakti.

Dimana terdiri dari Kepala, Kepenghuluan, Keluarga Sakinah, Produksi

Halal, IBSOS, Kenmentrian Umat dan yang lainya adalah bertugas PPN.

Bagi yang hendak melakukan nikah maka adabeberapa syarat administasi

nikah, yaitu mengisi formulir yang berisitentangketerangan untuk nikah

keterangan mempelai,keterangan tentang orang tua.jika pernah bercerai maka

harus melampirkan surat keterangan sudah cerai dan melampiirkan

identitasistri jika hendak poligami.

Adapun pada bagian administrasi yang harus dilampirkan adalah

sebagai berikut :

1. Photo copy KTP/KK

2. Akta cerai /talak pengadilan

3. Surat izin atasan TNI/POLRI

4. Surat izin pengadilan

5. Pasphoto 4x6=1 lembar dan 2x3=5 lembar

6. Surat rekomendasi camat

7. Surat TT Puskesmas

8. Foto copy Akte kelahiran/ijazah 1 lembar

9. Rekomendasi pindah nikah

10. Biaya Pecatatan nikah

3

Page 4: Hasil Ppl Karya Sendiri

Sedangkan biaya nikah tidak dikenakan lagi dikarenakan biaya nikah

sekarang sudah gratis berdasarkan Keputusan Mentri Agama RI.

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan diadakannya PPL adalah :

1. Secara Umum

Tujuan umum dari PPL adalah untuk meningkatkan

kompetensi,personalisme personal dan sosial sesuai kompetensi program

studi atau jurusan masing-masing sebagai upaya untuk mengembangkan

ilmu melalui praktek pengalaman lapangan dalam rangka menunjang ilmu

melalui guna tercapainya tujuan pendidikan di STAIN Zawiyah Cot Kla

Langsa.

2. Secara Khusus

a. Memberikan pengetahuan mengenai tugas dan wewenang KUA,

administrasi perkawinan, pelaksanaan perkawinan, dan beberapa aspek

lain yang berkaitan dengan pelaksanaan perkawinan di Indonesia.

b. Untuk mengetahui secara praktis mengenai pelaksanaan

administrasi dalam proses pencatatan nikah dan administrasi sertifikasi

tanah wakaf.

c. Untuk membandingkan antara teori dan praktik yang terjadi di

lapangan.

4

Page 5: Hasil Ppl Karya Sendiri

Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang ilmu syariah

b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat ada/tidak

adanya kesenjangan antara prinsip-prinsip perbankan Syariah dan

hukum keluarga ”yang seharusnya dengan ”yang senyatanya”

diaplikasikan di lapangan.

b. Bagi Institusi Tempat PPL

a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu

penyelesaian tugas-tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja masing-

masing.

b. Institusi mendapat alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu

dan kredibilitasnya.

c. Mendapatkan masukan baru dari pengembangan keilmuan di

perguruan tinggi.

d. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara institusi tempat PPL dengan Jurusan Syariah STAIN Cot Kala

Langsa.

c. Bagi Program Studi

a. Laporan PPL dapat menjadi salah satu audit internal kualitas

pengajaran.

5

Page 6: Hasil Ppl Karya Sendiri

b. Memperkenalkan program kepada instansi yang bergerak di bidang

Hukum Islam.

c. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

d. Terbinanya jaringan kerjasama dengan institusi tempat PPL dalam

upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi

akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya

manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan dan pelaksanaan

hukum Islam.

6

Page 7: Hasil Ppl Karya Sendiri

BAB II

PEMBEKALAN/ COACHING

A. Materi Coaching

Pembekalan merupakan langkah awal sebelum pelaksanaan PPL

pembekalan bertujuan untuk memberi gambaran secara utuh, praktis dan

global tentang perjalanan PPL sejak permulaan sampai akhir pelaksanaan

serta hal-hal penting lainya yang harus di selesaikan oleh peserta

PPL.Pembekalan tersebut berlangsung pada tanggal 07-08 Augustus 2014 di

Aula Barat (lantai dua) kampus STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa.

Pembekalan ini merupakan satu tahapan yang diselengarakan dalam

rangka untuk memberi review materi serta teori-teori yang berkaitan dengan

bahan pokok dari proses PPL,secara umum yang telah di terima oleh peseta

PPL, selama masa perkuliahan.Adapun tahapan pemberian materi dalam

pembekalan tersebut adalah:

1. Pembukaan yang disampaikan oleh Bapak Dr.H.Zulkarnaini,MA dengan

materi Kebijakan Pimpinan STAIN-ZCK tentang PPL Pada Jurusan

Syari’ah.

2. Kompetensi Mahkamah Syari’ah dan Administrasi Persidangan yang

disampaikan oleh Ketua Makamah Syri’ah.

3. Urgensi peran serta Mahasiswa Jurusan Syari’ah Dalam Dunia Kerja

Yang disampaikan oleh Drs.Zainuddin,MA.

7

Page 8: Hasil Ppl Karya Sendiri

4. Profil Akademik Mahasiswa Jurusan Syari’ah STAIN ZCK LANGSA

yang disampaikan oleh Drs.H.Basri Ibrahim,MA.

5. Teknik Pelaksanaan PPL yang di sampaikan oleh Zainal

Abidin,S.Ag,MH.

6. Moral Akademik dan Kode Etik peserta kegiatan PPL yang disampaikan

oleh Drs.H.Abdullah AR,MA.

7. Manajemen Perbankan Pemerintahan dan Swasta yang disampaikan oleh

Kepala Bank Aceh Bank Syari’ah Kota Langsa.

8. Kompetensi dan SDM KUA yang disampaikan oleh Kepala Kantor

Kemenag Kota Aceh Timur.

9. Sistematika Penyusunan Laporan PPL yang disampaikan oleh

Anizar,MA.

10. Placementest Operasional Komputer yang disampaikan oleh Azwir,MA.

Pembekalan ini dimaksudkan untuk memberikan pengarahan berkaitan

dengan teknis pelaksanaan selama PPL di luar kampus Fakultas Syari’ah

yaitu di Kantor Urusan Agama Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur.

Dengan demikian tahapan pertama ini,merupakan tahapan yang

signifikan dan menetukan proses pelaksanaan PPL,secara keseluruhan yakni

tahapan observasi dan konfirmasi data,serta realita dalam tataran praktis oleh

instansi yang berkaitan langsung dalam hal ini Kantor Urusan

Agama,Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri sangat cocok untuk di

jadikan tempat pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan.

8

Page 9: Hasil Ppl Karya Sendiri

B. Analisis Materi Coaching

Dari serangkaian pembekalanyang disampaikan adakalanya dengan kondiss

tempat PPL,seperti prodi AS dimana menjuru kepada bidang hukum

Agama,sedangkan tempat PPL dilakukan di Kantor Urusan Agama yang mana

Kantor Urusan Agama tersebut menitikberatkan padabagian pernikahan dan

hukum dalam pernikahan sehingga benar peserta PPL prodi AS berada di Kantor

Urusan Agama.

Adakalanya kendala yang timbul pada bagian administrasi yakni terkadang

buku nikah para catin tidak di ambil dikarenakan mereka tidak merasa penting

buku nikah terrsebut,adapula kendala apa bagian berkas photo yang ttidak lengkap

diberikan,jadi pegawai tidak dapat memberikan begitu saja buku nikah kepada

mereka sebelum mereka melengkapii berkasnya.apabila berkasnya sudah lengkap,

maka dengan mudah pegawai pencatata nikah memberikan buku nikah tersebut,

dan catin atau penerima buku nikah menandatangani akta pengambilan buku

nikah.

9

Page 10: Hasil Ppl Karya Sendiri

BAB III

PENGAMATAN

A. Lapangan (tempat) Praktik Pengalaman Lapangan

a. Nama Instansi. Alamat dan Sejarah Berdirinya.

- Nama Instansi

Kantor Urusan Agama Kecamatan Peureulak

- Alamat Instansi

Jalan T. Chek H. M. Taiyeb No 2 Peureulak Kota.

- Sejarah Berdirinya Instansi

Kantor Urusan Agama Kecamatan yang sering disingkat dengan KUA

Kec merupakan salah satu lembaga jajaran Kementerian Agama yang paling

terdepan dan sering dijuluki sebagai ujung tombak Kementerian Agama

karena keberadaannya disetiap kecamatan diseluruh pelosok Tanah Air. Di

Indonesia Kantor Urusan Agama Kecamatan lahir sejak 1929 yang diatur

dalam huwelijksordonantie S.1929 No.248 jo.S.1931 No.467 dan telah

disampurnakan dua kali yaitu S.1933 No.98 dan S.1932 No.428 yaitu sebuah

peraturan yang mengatur tentang Pencatatan Nikah, Thalak dan Rujuk masa

penjajahan belanda. Pada Tanggal 21 Nopember 1946 Pemerintah Indonesia

mengeluarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan

Nikah, Thalak dan Rujuk dan mencabut Statblat 1929 No.248 jo.S.1931

No.467 dan telah S.1933 No.98 dan S.1932 No.428 karena tidak sesuai lagi

dengan perkembangan zaman. Dalam UU No 22 Tahun 1946 Kantor Urusan

10

Page 11: Hasil Ppl Karya Sendiri

Agama Kecamatan diberi nama Kantor Jawatan Agama Kecamatan

sedangkan untuk untuk Kantor Kementerian Agama Wilayah dan Kabupaten

diberi nama Kantor Jawatan Agama Daerah.

Pada Tanggal 2 Januari 1974 Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU

No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia 9 Tahun 1975 tentang peraturan pelaksana UU No.1 Tahun 1974

dan mulai saat itu Kantor Jawatan Agama Kecamatan diganti dengan Kantor

Urusan Agama Kecamatan yang bertugas melaksanakan sebagian tugas-tugas

Kementerian Agama Meliputi Nikah & Rujuk, Keluarga Sakinah, Zawaibsos,

Haji, Pembinaan Penyuluh Agama, Produk Halal, Kemitraan Antar Ummat

Beragama, Penentuan Arah Kiblat (KMA No.517/2001)

Kantor Urusan Agama Kecamatan Peureulak pertama sekali berdiri

tahun 1948 dan saat itu menumpang di kantor Laskap Sekarang tempat

tersebut dijadikan Kantor Polsek Kecamatan Peureulak, Kepala Kantor

Jawatan Agama Kecamatan Peeureulak yang pertama adalah Tgk.Abu Hasan,

Tgk.Usman Peudada, Tgk.Qadhi Mat Asyek, Tgk.Abdullah Hasyem,

Pemerintah baru membangun Kantor Urusan Agama Kecamatan Peureulak

dengan luasnya 108 M2 terletak di Jalan Tgk. Syiek Tayeb Mulai saat itu

sampai sekarang Kepala Kantor Urusan Agama adalah Tgk.Juned Syafi’I,

Tgk.Hasan Mahmud, Tgk.H.Usman Basyah, Tgk.Husen Ahmad, Budiman

Jafar BA, Tgk.Yahya Jalil, Drs.Ishak Daud, Drs.Nawawi, Ismail Budiman

BA, Tgk.Anwar Tahir, Drs.Syazali dan Akly Zikrullah, S.Ag,Muhammad

Mansyur,S,Sos.I,MA.

11

Page 12: Hasil Ppl Karya Sendiri

Kantor Urusan Agama Kecamatan Peureulak sebelum pemekaran

mewilayahi 61 Desa namun sejak tahun 2002 Kecamatan Peureulak

dimekarkan menjadi 3 Kecamatan yaitu : Peureulak Barat, Peureulak Timur

dan Kecamatan peureulak. Kecamatan Peureulak sekarang luas wilayahnya

318,02 M2, jumlah penduduk 41.342 Jiwa yang terdiri-dari 39

Desa/Gampong.

Daftar Nama-Nama yang pernah menjadi Kepala KUA Kecamatan

Peureulak Kabupaten Aceh Timur

NO NAMA MASA TUGAS

1 Tgk.Abu Hasan 1946-1952

2 Tgk.Usman Peudada 1952-1955

3 Tgk.Qadhi Mat Asyek 1955-1958

4 Tgk.Abdullah Hasyem 1958-1963

5 Tgk.Djuned Syafi’i 1963-1968

6 Tgk.Hasan Mahmud 1968-1972

7 Tgk.Usman Basyah 1972-1977

8 Tgk.Husen Ahmad 1977-1984

9 Budiman Jafar BA 1984-1987

10 Tgk.Yahya Jalil 1987-1992

11 Drs.Ishak Daud 1992-1995

12 Drs.Nawawi Marhaban 1995-1998

13 Ismail Budiman,BA 1999-2000

12

Page 13: Hasil Ppl Karya Sendiri

14 Tgk.Anwar Tahir 2000-2004

15 Drs.Syazali 2004-2010

16 Akly Zikrullah,S.Ag 2010-2013

17 Muhammad

Mansyur,S.Sos.I.MA

2013 s/d sekarang

b. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Peureulak

Kabupaten Aceh Timur

13

KEPALA

MUHAMMAD MANSYUR,S.Sos.I.MANip.197001011999051003

PENGHULU PENYULUH

BENDAHARA

ZAINABON

PELAKSANA TATA USAHA &RUMAH TANGGA KUA

SUBKINip.197310282009011009

ADM.NIKAH &RUJUK

ZAINABON

DOKTIK & SIMKAH

SAIFULLAH,AMD

KELUARGASAKINAH

MULYADI

KEMASJIDAN

LUCI ARIATI,STh.I

HAZAWA

Dra. ZALIKHA AHMAD

Page 14: Hasil Ppl Karya Sendiri

c. Lingkup Wewenang dan Mekanisme

Kantor Urusan Agama ( KUA ) merupakan bagian dari departemen

Agama yang menangani urusan Agama Islam.dalam struktur KUA Kepala

KUA juga merangkap sebagai penjabat pegawai Pencatat Nikah

(PPN),Kepala badan kesejahteraan Masjid(BKM),Kepala BP4,Penjabat

Pencatat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW),Ketua Lembaga Pembinaan Tilawati

Qur’an (LPTQ).

Sedangkan fungsi dari kepala KUA sendiri tercantum dalam UU No.

22 tahun 1946 tentang pencatatan nikah. Sedangkan tugas utamanya

mengenai nikah, talak, cerai dan rujuk (NTCR ).  Setelah ada UU No. 7

tahun 1989 yang sekarang di Amandemen UU No.3 Tahun 2006 tentang

peradilan Agama PPN atau KUA hanya menagani masalah Nikahdan

Rujuk,sedangkan masalah Talak dan Cerai menjadi tugas dan wewenag

pengadilan Agama.

Tugas dari kepala KUA mengacu pada Peraturan Menteri Agama

No. 2 Tahun 1989 adalah:

1. Menyelenggarakan hukum dan dokumentasi

2. Mengawasi, mencatat nikah dan rujuk

3. Menyelengarakan pegumuman tentang

pemberitahuan Pelaksanaan Pernikahan

4. Menandatangani pengumuman Pelaksanaan

Pernikahan,menyimpan Arsip dan memberitahukan turunan Akta

Nikah kepada calon mempelai

14

Page 15: Hasil Ppl Karya Sendiri

5. Pelaksana tugas membina ibadah, melayani

pelaksanaan ibadah hukum dan pembinaan kehidupan beragama Islam

di wilayahnya.

Tugas dan wewenang KUA menurut UU No. 7/1989 adalah sebagai:

1. Kantor Pencatatan Nikah bagi warga atau yang beragama Islam

dengan mengeluarkan dan menandatangani surat-surat yang

berhubungan dengan perkawinan.

2. Sebagai tempat pembinaan dan membina masjid dengan

adanya BKM (Badan Kesejahteraan Masjid).

3. Sebagai Pejabat Pencatatan akta Ikrar Wakaf (PPAIW).

Adapun landasan hukum yang digunakan KUA dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya baik yang berkaitan dengan NTCR maupun

wakaf adalah sebagai berikut:

1. UU No 12 Tahun 1948 tentang Pencatatan NTCR

2. Penetapan Menag No. 14 Tahun 1955 tentang Penunjukan dan

Pemberitahuan Serta Tugas Pembantu Pegawai Pencatat Nikah, Talak

dan Rujuk.

3. UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

4. Peraturan Menag No. 2 Tahun 1989 tentang Kewajiban PPN

5. Peraturan Menag No. 1 Tahun 1989 tentang Wakaf

6. Kompilasi Hukum Islam (KHI)

7. Kitab fiqh yang tercantum dalam KHI sebagai rujukan.

15

Page 16: Hasil Ppl Karya Sendiri

Di bawah ini dijelaskan secara rinci tentang tugas dan wewenang

KUA dalam penanganan wakaf.

Tugas dan Wewenang KUA dalam Penanganan Wakaf dan NTCR

Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang

atau badan hukum yang memisahkan sebagian benda miliknya dan

melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau

keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam agar tidak

disalahgunakan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, setelah Akta Ikrar Wakaf dilakukan maka Kepala

Kantor Urusan Agama Kecamatan atas nama Nadzir yang bersangkutan

diharuskan mengajukan permohonan guna menjaga keutuhan dan

kelestariannya. Disini Kepala KUA sebagai berikut :

a. Meneliti kehendak wakaf, tanah yang hendak

diwakafkan, surat-surat bukti kepemilikan, syarat-syarat wakaf, serta

ada tidaknya halangan hukum untuk melepaskan hak atas tanah.

d. Meneliti dan mengesahkan susunan Nadzir, begitu pula anggota

Nadzir yang baru apabila ada perubahan.

e. Meneliti saksi Ikrar Wakaf

f. Menyaksikan pelaksanaan Ikrar Wakaf dan ikut

menandatangani formulir Ikrar dalam bentuk W1 bersama-sama

dengan saksi.

16

Page 17: Hasil Ppl Karya Sendiri

g. Membuat Akta Ikrar Wakaf rangkap 3 (tiga) menurut bentuk

W2 dan salinannya rangkap 4 (empat) menurut bentuk W2.a setelah

pelaksanaan ikrar wakaf.

h. Menyimpan lembar pertama akta Ikrar Wakaf, melampirkan

lembar kedua pada surat permohonan pendaftaran yang dikirimkan

kepada Bupati/Walikotamadya. C9 kepada Sub Direktorat Agraria

untuk di daftarkan selambatnya tiga bulan dan lembar ketiga diterima

kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tanah wakaf.

i. Menyampaikan salinan Akta Ikrar Wakaf lembar pertama

kepada wakaf selambatnya satu bulan sejak di buatnya akta ikrar

wakaf, lembar kedua kepada nadzir dan mengirimkan lembar ketiga

kepada Kandepag, lembar keempat kepada Kepala Desa yang

mewilayahi tanah wakaf 

j. Menyelenggarakan daftar Akta Ikrar menurut bentuk W4.

k. Menyimpan dan memelihara akta daftarnya dengan baik

Dalam perwakafan juga dikenal adanya blanko:

1. Blanko W1 merupakan surat ikrar wakaf

2. Blanko W2 merupakan surat akta ikrar wakaf

3. BlankoW2A merupakan surat salinan akta ikrar wakaf

4. Blanko WK merupakan surat keterangan Kades tentang

perwakafan tanah milik

17

Page 18: Hasil Ppl Karya Sendiri

5. Blanko WD merupakan surat pendaftaran tanah wakaf yang

terjadi sebelum adanya PP No 18/1977

6. Blanko W3 merupakan surat akta pengganti ikrar wakaf

7. Blanko W3A merupakan surat salinan akta pengganti ikrar

wakaf

8. Blanko W4 merupakan surat salinan akta pengganti akta ikrar

wakaf

9. Blanko W4A merupakan surat daftar akta pengganti akta ikrar

wakaf

10. Blanko W5 merupakan surat pengesahan nazdir

11. Blanko W5A merupakan surat pengesahan nazdir badan hokum

12. Blanko W6 merupakan buku catatan keadaan tanah wakaf

13. Blanko W6A merupakan buku catatan laporan pengolahan dan

biaya pengolahan tanah 

Proses tanah Wakaf bersertifikat adalah tanah yang ada

sertifikanya dan wakif dating ke PPAIW yaitu di KUA dip roses

kemudian disahkan Nadzir selajutnya ke badan pertahanan untuk

melibatkan surat Akta Wakaf.

Sedangkan untuk proses dalam hal tanah milik di wakafkan

belum ada sertifikatnya harus dilampiri:

a. Surat permohonan penegasan hak atas tanah

18

Page 19: Hasil Ppl Karya Sendiri

b. Surat-surat buku pemilikan tanahnya serta

surat-surat keterangan lainnya diperlukan sehubungan dengan

penegasan haknya.

c. Akta Ikrar Wakaf (asli lembar kedua)

d. Surat penegasan nadzir

B. Hasil Pengamatan Prodi AS di KUA

a. Pengamatan tentang ADM Pencatatan Pernikahan

Pernikahan merupakan ikatan lahir batin,yang terjalin antara seorang laki-

laki dan perempuan (suami istri).Adapun Syarat-syarat nikah yaitu adanya

seorang calon suami dan calon istri,wali,saksi,mahar,dan ijab qabul.

Akan tetapi secara formal,agar pernikahan memiliki kekuatan hokum yang

tetap maka pernikahan perlu di catat di hadapan penjabat yang berwenag

yaitu:Kantor Urusan Agama (KUA).Dalam perspektif fiqih,pencatatan

perkawinan belum di pandang sebagai sesuatu yang sangat penting sekaligus

belum di jadikan sebagi sebuah alat bukti autentik terhadap sebuah

perkawinan.Hal ini tentu terlihat berbeda dengan UU perkawinan tidak saja

menenpatkan pencatatan perkawinan sebagai sesuatu yang penting,tetapi jiga

menjelaskan bagaimana mekanisme pencatatan perkawinan di

19

Page 20: Hasil Ppl Karya Sendiri

laksanakan.Seperti di dalam UU No.1/1974 pasal 2 ayat (2) dinyatakan” Tiap-

tiap Perkawinan di catat menurut peraturan perudang-undangan yang berlaku”

Di dalam PP No.9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan UU Perkawinan

dinyatakan:

1. Setiap orang yang akan melangsungkan Perkawinan memberitahukan

kehendaknya kepada pegawai pencatat di tempat perkawinan akan di

langsungkan.

2. Pemberitahuan tersebut dalam ayat 1 di lakukan sekurang-kuranganya

sepuluh hari kerja sebelum perkawinan di langsungkan.

3. Pengecualian terhadap jangka waktu tersebut dalam ayat 2 di sebabkan

sesuatu 20okum20n yang penting,diberikan oleh Camat (atas nama)

Bupati Kepala Daerah.

Adapun proses pencatatan pernikahan adalah sebagai berikut:

1. Model N-1 untuk mengetahui status calon pengantin yang meliputi

identitas calon mempelai,status perkawinan apakah masih jejeka atau

sudah duda atau sebaliknya.

2. Model N-2 untuk megetahui asal usul calon pengantin yang meliputi

identitas calon mempelai dan orang tua kandung agar terhindar dari

pernikahan sedarah.

3. Model N-3 yang berisi persetujuan mempelai baik laki-laki maupun

perempuan,meliputi identitas calon suami dan istri serta tanda tangan

keduanya.

20

Page 21: Hasil Ppl Karya Sendiri

4. Model N-4 Surat keterangantentang orang tua,surat ini menyatakan

kebenaran orang tua yang menjadi wali adalah orang tua kandung

calon mempelai dan di ketahui oleh kepala Desa.

5. Model N-5 Surat izin orang tua suarta ini di peruntukkan bagi calon

perempuan maupun laki-laki yang umurnya belum cukup 21

Tahu.Dalam surat tersebut berisi identitas orang tua dan calon

mempelai serta tanda tangan dari orang tua.Apabila calon mempelai

tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan pernikahan yaitu bagi

laik-laki belum mencapai umur 19 Tahun dan bagi perempuan belum

berumur 16 Tahun maka harus dimitakan izin/dispensasi kepada

pengadilan Agama.

6. Model N-6 surat keterangan kematian suami atau istri.Surat ini hanya

diperutukkan bagi calon mempelai baik laki-laki maupun perempuan

yang sudah berstatus janda /duda. Berisi calon identitas mempelai.dan

identitas dari suami atau istri yang telah meninggal dunia dan diketahui

oleh kepala Desa.

7. Model N-7 Surat keterangan kematian kehendak nikah yang ditujukan

kepada KUA yang diisi oleh penjabat yang ditugaskan dengan tanda

tangan dari kepala KUA atau penghulu atau pembantu penghulu dan

calon mempelai / wakl / wali wakil.

8. Model N-8 Surat yang dikeluarkan oleh KUA berupa penolakan

pelaksanaan perkawinan karena syarat yang dibutuhkan kurang

21

Page 22: Hasil Ppl Karya Sendiri

lengkap atau karena ada hal-hal lain yang menghalangi dilangsungkan

nya perkawinan.

9. Model N-9 Surat yang di keluarkan KUA yang diberikan kepada calon

mempelai/wali berupa penolakan pernikahan karena adanya

22okum22n menjadikan pernikahan tidak bias di langsungkan.

10. Model N Akta Nikah.

Apabila calon mempelai telah memenuhi syarat maka pada saat

pernikahan calon mempelai lelaki dan perempuan menanda tangani surat

pernyataan atau sumpah belum pernah menikah dan di ketahui oleh dua orang

saksi pada saat prosesi pernikahan berlangsung.

Dengan demikian pencatatan pernikahan dilakukan dengan tujuan

untuk mendapatkan sebuah kepastian hokum dan mempunyai kekuatan hokum

yang tetap dan menjadi bukti perkawinan sah yang di akui dimata Agama dan

Negara. Oleh karena itu pencatatan pernikahan sangatlah penting bagi

Pasangan yang telah menikah untuk dijadikan alat bukti yang autentik dari

suatu pelaksanaan perkawinan sehingga dapat menjadi jaminan hokum.Selain

iti pencatatan Nikah juga berfungsi untuk membuktikan keabsahan dari

perkawinan itu.

b. Pengamatan tentang ADM Pencatatan Rujuk

Rujuk adalah hak yang diberikan oleh islam kepada bekas suami untuk

melanjutkan ikatan perkawinan dengan bekas istri yang di ceraikan sebelum

habis waktu iddah istri.

22

Page 23: Hasil Ppl Karya Sendiri

Rukun dan Syarat Rujuk

1. Lelaki yang merujuk harus memiliki syarat sebagai berikut :

a. Lelaki yang merujuk adalah suami dari perempuan yang dirujuk

yang dia menikahi istrinya itu dengan nikah yang sah.

b. Lelaki yang merujuk itu mestilah seseorang yang mampu

melaksanakan pernikahan dengan sendirinya yaitu telah dewasa

dan sehat akalnya dan bertindak dengan kesadarannya sendiri.

2. Perempuan yang di Rujuk.Adapun syarat sahnya Rujuk bagi

perempuan yang di rujuk itu adalah:

a. Perempuan itu adalah istri yang sah dari laki-laki yang merujuk

b. Istri itu telah di ceraikannya dalam bentuk talak Raj’i

c. Istri itu masih berada dalam iddah talak Raj’i

d. Istri itu telah di gaulinya dalam masa perkawinan itu

3. Ada ucapan rujuk yang di ucapkan oleh laki-laki yang merujuk

Tata Cara Rujuk

Tata cara dan prosudur rujuk telah di atur dalam Pasal

32,33,34.DAN 38 Peraturan Mentri Agama RI Nomor 3 Tahun 1975

tentang kewajiban Pegawai Pencatat Nikah dan Tata Kerja Pengadilan

Agama dalam melaksanakan Peraturan Perundang-undangan Perkawinan

bagi yang beragama Islam. Kemudian di rinci oleh Pasal 167,168,dan 169

Kompilasi hokum Islam.

Pasal 167 KHI

23

Page 24: Hasil Ppl Karya Sendiri

1. Suami yang hendak merujuk isteri nya dating bersama-sama istri nya

kepegawai pencatat nikah atau pembantu pegawai pencatat Nikah yang

mewilayahi tempat tinggal suami istri dengan membawa penetapan

tentang terjadinya talak dan surat keterangan lain yang diperlukan.

(Dalam pasal 32 ayat (1) perauran mentri Agama RI Nomor 3 Tahun

1975 hanya menyebut PPn atau P3NTR yang mewilayahi tempat

tinggal istri.

2. Rujuk dilakukan dengan persetujuan istri dihadapan pegawai Nikah

atau pembantu pegawai pencatat Nikah.

3. Pegawai pencatat Nikah atau pembantu pegawai pencatat Nikah

memeriksa dan menyelidiki apakah suami yang akan merjk itu

memenuhi syarat-syarat merujuk menurut hokum munakahat. Apakah

rujuk yang akan dilakukan itu masih dalam iddah Talak raj’I, apakah

perempuan yang akan dirujuk itu adalah istrinya.

4. Seteleh itu suami mengucapkan rujuk nya dan masing-masing yang

bersangkutan beserta saksi-saksi menandatangani Buku pendaftaran

Rujuk.

5. Setelah rujuk itu dilakukan ,pegawai pencatat Nikah atau pembantu

pegawai pencatat Nikah menasihati suami istri tentang hokum- hokum

dan kewajiban mereka yang berhubungan dengan rujuk.

Sesudah rujuk dilaksanakan, maka hal-hal yang bersifat teknis,

administrative, yang menjadi tugas kewenangan pegawai pencatat Nikah

atau P3NTR yang di atur dalam Pasal 168 KHI.

24

Page 25: Hasil Ppl Karya Sendiri

Pasal 168 KHI:

1. Dalam hal rujuk di lakukan di hadapan pembantu pegawai Pencatat

Nikah,dalam rujuk di buap rangkap (dua),di isi dan di tanda tangani

oleh masing-masing yang bersangkutan beserta saksi-saksi,sehelai

dikirim kepada pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahinya,disertai

surat-surat ketengan yang di perlukan untuk di catat dalam Buku

Pendaftaran Rujuk dan yang lain di simpan.

2. Pengiriman lembar pertama dari daftar Rujuk oleh pembantu pegawai

pencatat Nikah di lakukan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari

sesudah rujuk dilakukan.

3. Apabila lembar pertama dari daftar rujuk itu hilang,maka pembantu

pegawai pencatat Nikah membuatkan salinan dari daftar lembar ke dua

dengan berita acara tentang sebab-sebab hilangnya.

c. Pengamatan tentang Praktek Pelaksanaan Pernikahan

Mengingat pernikahan ikatan lahir dan batin,dimana bertujuan untuk

selamanya (seumur hidup),maka harus di landasi dengan persaan cinta dan

kasih saying tidak boleh sling merugikan di antara ke dua belah pihak. Untuk

melangsungkan perkawinan harus dilaksanakan menurut tata cara yang di

tetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.Apabila tidak

dilakukan demikian,banyak orang yang menyebut perkawinan itu hanya di

bawah tangan.

25

Page 26: Hasil Ppl Karya Sendiri

Sebelum Pernikahan berlangsung ada beberapa berkas yang harus di isi

untuk di catat sebelumya antara lain adalah:

1. Model N-1 Surat keterangan untuk Nikah.

2. Model N-2 Surat keterangan asal-usul .

3. Model N-3 Surat kerterangan Mempelai.

4. Model N-4 Surat keterangan orang Tua.

5. Model N-5 Surat izin orang tua bagi calon mempelai yang belum

berumur 21 baik laki-laki maupun perempuan.

6. Model N-6 Surat kematian suami/ istri untuk pernikahan janda/duda.

7. Model N-7 Surat pemberitahuan kehendak Nikah

8. Model N-8 Surat pemberitahuan adanya halangan/ kekurangan

persyaratan

9. Model N-9 Surat penolakan pernikahan

10. Model N Akta Nikah.

Setelah syarat-syarat masuk lalu di masukkan ke blanko dan di bawa

pada waktu akad nikah.

Adapun tata cara atau prosudur melaksanakan pernikahan sesuai

urutan-urutan nya sebagai berikut:

a. Pemberitahuan

Dalam pasal 3 PP No.9 Tahun 1975 di tetapkan bahwa: “setiap

orang yang akan melangsungkan pernikahan memberitahukan

kehendakanya kepada pegawai Pencatat di tempat Pernikahan yang

akan di langsungka”.Pemberitahuan tersebut dalam Pasal 3 Ayat 2 PP

26

Page 27: Hasil Ppl Karya Sendiri

No.9 Tahun 1975 di tentukan paling lambat 10 hari kerja sebelum

Perkawinan di langsungkan.

b. Penelitian

Sesuai Pasal 6 ayat 1 PP No.9 Tahun 1975 Pegawai Pencatat

meneliti apakah syarat-syarat pernikahan telah dipenuhi dan apakah

tidak terdapat halangan baik menurut 27okum Munakahat ataupun

menurut Perundang-undangan yang berlaku.Syarat-syarat perkawinan

seperti yang telah di uraikan di atas mengenai persetujuan calon

mempelai,umur,izin orang tua dan seterusnya,iinilah pertama-tama di

teliti penjabat tersebut.

c. Pengumuman

Berdasarkan Pasal 8 PP No.9 Tahun 1975 Pengumuman

tentang adanya kehendak melangsungkan pernikahan.Adapun

mengenai caranya surat pengumuman tersebut di tempelkan menurut

formulir yang ditetapkan pada kantor pencatatan Perkawinan pada

suatu tempat yang sudah di tentukan dan mudah di baca oleh

umum.yang tujuan nya agar masyarakat umum,siapakah orang-orang

yang hendak menikah.dengan adanya pengumuman itu apabila ada

piahak yang keberatan terhadap perkawinan yang hendak di

langsungkan maka yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan

kepada Kantor Pencatat Perkawinan.

d. Pelaksanaan

27

Page 28: Hasil Ppl Karya Sendiri

Mengenai bagaimana cara pelaksanaan perkawinan,Pasal 10

Ayat 2 PP No.9 Tahun 1975 ternyata menegaskan kembali passal 2

ayat 1 UU Pernikahan yaitu Pernikahan di laksanakan menurut

28okum masing-masing Agama dan kepercayaan supaya sah.Peraturan

Pemerintahan ini mensyaratkan bahwa pernikahan di laksanakan di

hadapan Pegawai Pencatat Perkawinan yang berwenag yang di hadiri

oleh dua orang saksi.sesaat sesudah di langsungkan Pernikahan sesuai

Pasal 10 PP No.9 Tahun 1975,selanjutnya ke dua mempelai

menandatangani Akta Pernikahan yang telah pegawai Pencatat

Pernikahan.

Urutan Prosesi Pernikahan secara Administratif adalah sebagi berikut :

1. Di adakannya Pemeriksaa ulang Pada kedua belah pihak

2. Pemeriksaaan data administrasi

3. Tanya jawab antar calon mempelai laki-laki dan perempuan dan wali

4. Hadirnya wali atau wali nikah dan saksi dari pihak perempuan

5. Khutbah nikah,sebelum akad nikah berlangsung

6. Ijab Qabul

7. Doa Nikah

8. Membaca sighat taklid

9. Tanda Tangan mempelai pada Akta Nikah

10. Pengesahan dari penjabat yang berwenan

.

28

Page 29: Hasil Ppl Karya Sendiri

BAB IV

ANALISIS HASIL PENGAMATAN

A. Analisis Pengamatan Prodi AS di KUA

a. Pengamatan tentang ADM Pencatatan Pernikahan

Sebagai salah satu instansi Pemerintah,KUA memiliki posisi yang

cukup signifikan dan di butuhkan dalam pelaksanaan syar’iat Islam secara

Praktik serta pengembangan syari’ah Islam pada umumnya.Dalam realitas

saat ini, KUA nampaknya cukup berat mengemban fungsi tersebut.

Hal tersebut menuntut pada pihak KUA untuk lebih meningkatkan

sosialisasinya kepada masyarakat sehingga masyarakat akan lebih

mengenal dan memahami akan tugas dan wewenang KUA itu

sendiri.Banyak masyarakat yang memahami KUA hanya bertugas

menangani masalah perkawinan saja,serta prosedur perkawinan terkesan

rumit dimana calon mempelai harus mengisi surat-surat pernyataan yang

telah dijelaskan di depan.

Selain itu pun kayaknya KUA yang seharusnya satu-satunya sebagai

tempat pencatatan nikah (PPN) dalam tingkat Kecamatan pun kurang

menunjukkan eksistensinya,banyak umat Islam yang seharusnya dalam

pernikahannya melakukan pencatatan nikah di KUA yang bersangkutan

akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang melakukan pencatatan nikah,

lebih-lebih dari masyarakat yang penduduknya masih kental dengan nafas

Islam,katakanlah daerah santri,Mereka beranggapan bahwa pernikahan

sudah sah bila telah memenuhi syarat-syarat dalam fiqh atau syari’at

29

Page 30: Hasil Ppl Karya Sendiri

Islam.”Ngapain harus repot-repot melakukan pencatatan pernikahan

segala, yang pentingkan sudah sah menurut Agama saya”.itu anggapan

mereka.Padahal eksistensi KUA bagi masyarakat sangat lah

penting,menurut penulis pencatatan pernikahan sangat lah penting di

dalam pernikahan apalagi di zaman sekarang ini,negara hukum yang

didalamnya memiliki kepastian hukum yang tetap.Dari sini seharusnya

KUA lebih memperlihatkan eksistensinya dan juga fungsi atau manfaat

dari pencatatan nikah itu sendiri kepada masyarakat tidak memandang

remeh akan keberadaan KUA itu sendiri.Dan tentang berkas-berkas NA

yang harus di isi juga terkesan sangat rumit dan membingungkan

juga,tidak seperti yang penulis bayangkan.

Selain dalam tugasnya sebagai pencatat nikah (PPN),KUA secara

kelembagaan kurang mensosialisasikan fungsi sebagai petugas pelaksana

administrasi wakaf sehingga masyarakat kurang memahami wakaf,padahal

sertifikat tanah wakaf merupakan alternatif demi keamanan dan keutuhan

tanah wakaf itu sendiri.Dengan adanya sertifikat tanah inilah akan

menjamin terhadap segala kemungkinan yang terjadi dan demi

kepentingan umat.Banyak kasus yang telah muncul,tanah yang telah di

wakafkan digugat oleh ahli warisnya dan pada akhirnya dimenangkan oleh

ahli waristersebut karena Nadhir yang berkompoten tidak mempunyai

bukti autentik.

Tentang materi wakaf dalam pelaksanaan PPL kemarin yang di

berikan oleh petugas KUA belum begitu memahamkan para peserta,materi

30

Page 31: Hasil Ppl Karya Sendiri

yang diberikan sangatlah singkat,mungkin berhubung waktu yang terlalu

singkat dan di karenakan selama penulis melaksanakan PPL di KUA tidak

ada perkara yang masuk tentang wakaf,Sehingga peserta tidak melihat

secara langsung prosesi perwakafan di lapangan,kami hanya menemukan

informasi dari petugas KUA yang menjelaskan masalah ini.Seandainya

kami (peserta PPL) di suruh terjun lagsung kelapangan dan melihat prosesi

perwakafan itu dilaksanakan mungkin kami akan lebih sedikit memahami

tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses perwakafan tersebut.Dan

blanko-blanko yang harus diisi dalam prosedur perwakafan terkesan rumit

juga,terlalu banyak macam blanko-blanko tersebut jadi terkesan

membingungkan.

b. Pengamatan tentang ADM Pencatat Rujuk

Adapun tugas utama KUA adalah pertama,menagani masalah

prnikahan, talak, cerai, dan rujuk (PTCR), dikeluarkan UU No.7 Tahun

1989 yang sekarang di amandemen UU No.3 tahun 2006 Tentang

Peradilan Agama, hanya menangani masalah nikah dan rujuk saja.Untuk

talak dan cerai menjadi wewenang Pengadilan Agama;kedua,sebagai

Pegawai Pencatat Nikah.

Tentang materi rujuk dalam pelaksanaan Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL), kemarin di KUA Kecamatan Peureulak tidak

memahamkan para peserta,dikarenakan tidak ada perkara yang masuk

(orang yang ingin merujuk) di Kantor Urusan Agama (PPL).Setelah di

31

Page 32: Hasil Ppl Karya Sendiri

amandemenkan UU No.3 Tahun 2006 bahwa masalah rujuk ditangani oleh

Pengadilan Agama.

c. Pengamatan tentang ADM Praktek Pelaksanaan Pernikahan

Secara keseluruhan,apa yang penulis lihat tidak sama apa yang penulis

bayangkan.pertama,mengenai prosedur penikahan.Pernikahan yang begitu

sakral,ternyata rumit dalam prosesi pemenuhan persyaratan.yang

mana,masing-masing calon mempelai baik putra maupun putri,harus

mengisi formulir yang banyak mulai dari berkas peryataan sampai

pemberitahuan atau pembatalan nikah. Selain itu kepala KUA yang

bertugas langsung untuk mencatat peristiwa pernikahan dan memberikan

buku nikah kepada pihaknya.

Pelaksanaan pernikahan dilangsungkan setelah lewat 10 (sepuluh) hari

terdaftar terhitung sejak tanggal pengumunan,apabila akad nikah akan

dilangsungkan dari10 (sepuluh) hari tersebut karna suatu alasan yang

penting dan dapat di langsungkan jika dari catin tersebut sudah mengikuti

bimbingan khusus yang di adakan di KUA setempat.

Orang yang akan melaksanakan pernikahan terlebih dahulu diadakan

bimbingan khusus,adakalanya orang yang hendak melakukan Akad Nikah

mengalami kendala pada bagian bimbingan,yakni bimbingan mengenai

hal-hal yang bersangkutan dengan pernikahan seperti mengucapkan

duakalimah syahadt,mana kala orang yang sudah pasih pun terkadang

ketidak percaya diri yang membuat pembacaannya salah.

32

Page 33: Hasil Ppl Karya Sendiri

Pada saat akan mengahdiri berlangsungnya akad nikah maka

persyaratannya harus lengkap dari kedua mempelai yakni adanya

PPN/Penghulu/Pembantu PPN,Wali nikah wakilnya,calon suami,calon istri

dan 2 orang saksi yang memenuhi syarat agar sahnya Pernikahan yang

akan di laksanakan.

33