Hasil Penelitian Pmt Print

85
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri. Strategi pencapaian tujuan tersebut adalah melalui Indonesia Sehat 2010 dengan membentuk manusia berkualitas. Indikator pencapaian tersebut dilihat dari angka umur hidup, angka kesakitan dan kurang gizi, angka melek huruf, tingkat pendidikan dan angka pendapatan per kapita yang cukup memadai atau bebas kemiskinan. Indikator yang rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang berdampak pada tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu. Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas hendaknya dilakukan sejak dini, yaitu pada saat kehamilan. Ibu hamil yang menderita gizi kurang, terutama Kurang Energi Kronis (KEK) berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Dampak BBLR yang lebih luas pada anak yaitu menurunkan kecerdasan, mengganggu pertumbuhan, imunitas rendah, morbiditas dan mortalitas meningkat, serta munculnya berbagai penyakit degeneratif saat dewasa (Depkes, 2003). Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan prevalensi BBLR sebesar 11,1%, balita gizi kurang sebesar 17,9% dan 1

description

llll

Transcript of Hasil Penelitian Pmt Print

Page 1: Hasil Penelitian Pmt Print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri. Strategi pencapaian

tujuan tersebut adalah melalui Indonesia Sehat 2010 dengan membentuk manusia

berkualitas. Indikator pencapaian tersebut dilihat dari angka umur hidup, angka

kesakitan dan kurang gizi, angka melek huruf, tingkat pendidikan dan angka

pendapatan per kapita yang cukup memadai atau bebas kemiskinan. Indikator

yang rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang

berdampak pada tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu.

Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas hendaknya dilakukan

sejak dini, yaitu pada saat kehamilan. Ibu hamil yang menderita gizi kurang,

terutama Kurang Energi Kronis (KEK) berisiko melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah (BBLR). Dampak BBLR yang lebih luas pada anak yaitu

menurunkan kecerdasan, mengganggu pertumbuhan, imunitas rendah, morbiditas

dan mortalitas meningkat, serta munculnya berbagai penyakit degeneratif saat

dewasa (Depkes, 2003). Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan prevalensi BBLR

sebesar 11,1%, balita gizi kurang sebesar 17,9% dan balita pendek sebesar 35,6%.(1) Angka prevalensi risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia

sebesar 13,6 % (Riskesdas, 2007).

Oleh karena itu kurang gizi pada ibu hamil harus dihindari sehingga ibu

hamil merupakan kelompok sasaran yang perlu mendapat perhatian khusus. Salah

satu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi

ibu hamil yaitu dengan menekankan pada pemberian makanan tambahan (PMT).

Kegiatan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil bertujuan untuk

menambah asupan gizi ibu hamil sehingga kebutuhan gizi selama hamil dapat

terpenuhi.

Mulai tahun 2012 Kementerian Kesehatan RI menyediakan anggaran

untuk kegiatan PMT Pemulihan bagi ibu hamil KEK melalui dana Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK). Dengan adanya dana BOK di setiap puskesmas,

1

Page 2: Hasil Penelitian Pmt Print

kegiatan penyelenggaraan PMT Pemulihan diharapkan dapat didukung oleh

pimpinan puskesmas dan jajarannya.

Melihat angka prevalensi risiko KEK yang cukup besar pada wanita usia

subur di Indonesia dan dampak negatifnya terhadap kualitas sumber daya manusia

Indonesia, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang

evaluasi program PMT pada ibu hamil terhadap peningkatan berat badan ibu

hamil sesuai dengan usia kehamilannya serta faktor-faktor yang ikut berpengaruh

dalam peningkatan berat badan ibu hamil sehingga dengan penanganan yang baik

jumlah kasus KEK pada ibu hamil tidak semakin meningkat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apakah ada pengaruh program PMT pada ibu hamil kurang energi kronis,

karakteristik ibu, status obstetri dengan kenaikan berat badan ibu hamil sesuai

dengan usia kehamilan. Karakteristik ibu meliputi umur, berat badan sebelum

hamil dan tinggi badan, pekerjaan, pendidikan, pendapatan. Status obstetri

meliputi usia kehamilan, kunjungan ANC (Antenatal Care).

1.3 HIPOTESIS

a) Terdapat pengaruh program PMT pada ibu hamil KEK dengan kenaikan berat

badan ibu hamil sesuai usia kehamilannya.

b) Terdapat pengaruh karakteristik ibu dengan kenaikan berat badan ibu hamil

KEK sesuai usia kehamilannya.

c) Terdapat pengaruh status obstetri dengan kenaikan berat badan ibu hamil

sesuai usia kehamilannya.

d) Terdapat pengaruh asupan gizi dengan kenaikan berat badan ibu hamil sesuai

usia kehamilannnya.

1.4 TUJUAN

1.4.1 Tujuan Umum.

a) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

b) Meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayi.

2

Page 3: Hasil Penelitian Pmt Print

1.4.2 Tujuan Khusus.

a) Mengetahui pengaruh program PMT terhadap kenaikan berat badan pada

ibu hamil KEK sesuai usia kehamilan di Poliklinik KIA Puskesmas

kecamatan Mampang prapatan bulan Juni 2012 – Februari 2013.

b) Mengetahui pengaruh karakteristik ibu terhadap kenaikan berat badan

pada ibu hamil KEK sesuai usia kehamilan di Poliklinik KIA Puskesmas

kecamatan Mampang prapatan bulan Juni 2012 – Februari 2013.

c) Mengetahui pengaruh status obstetrikus terhadap kenaikan berat badan

pada ibu hamil KEK sesuai usia kehamilan di Poliklinik KIA Puskesmas

kecamatan Mampang prapatan bulan Juni 2012 – Februari 2013.

d) Mengetahui pengaruh asupan gizi terhadap kenaikan berat badan pada ibu

hamil KEK sesuai usia kehamilan di Poliklinik KIA Puskesmas kecamatan

Mampang prapatan bulan Juni 2012 – Februari 2013.

1.5 MANFAAT

a) Untuk Masyarakat

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan, khususnya dokter

puskesmas untuk melakukan usaha peningkatan status kesehatan ibu

hamil.

Sebagai sumber informasi bagi ibu hamil dan pihak keluarga agar dapat

meningkatkan status kesehatan ibu hamil menjadi lebih baik.

b) Untuk Perguruan Tinggi

Memberikan informasi terbaru tentang keadaan di masyarakat sehingga

dapat digunakan sebagai masukan dalam bidang ilmu kesehatan

masyarakat.

Memberi tambahan pengetahuan bagi mahasiswa kedokteran yang sedang

menjalani kepaniteraan klinik.

c) Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam

melaksanakan penelitian serta lebih memperkaya wawasan dalam bidang

kesehatan masyarakat pada umumnya, terutama yang berkaitan dengan bidang

yang diteliti.

3

Page 4: Hasil Penelitian Pmt Print

1.6 KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian dibuat dengan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga. Namun,

peneliti telah berusaha melaksanakan penelitian ini sebaik mungkin.

1.7 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan pada

periode 28 Januari-22 Maret 2013

1.8 ORISINALITAS

Penelitian ini berbeda dari penelitian yang sebelumnya(17) karena pada

penelitian ini dilakukan pada populasi dan demografis yang berbeda yaitu jakarta

khususnya di kecamatan mampang prapatan dan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian sebelumnya.

4

Page 5: Hasil Penelitian Pmt Print

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 FISIOLOGI IBU HAMIL

Kehamilan adalah salah satu kodrat wanita yang meruapakan bagian dari

suatu proses reproduksi wanita dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi

secara alami menghasilkan janin yang tumbuh dalam rahim ibu. Kehamilan juga

merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat

berlangsung dengan baik. Masa hamil adalah masa dimana seorang wanita

memerlukan berbagai unsur gizi dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang

diperlukan dalam keadaan biasa. Pada masa hamil seorang wanita memiliki

karakteristik yang khas bukan saja akibat dari perubahan fisiologi karena

kehamilannya tetapi ada faktor lain yang turut menentukan, yaitu makanan yang

dimakannya.

Pada trisemester pertama, ibu hamil sering merasakan ngantuk, sering

kencing, payudara dan perut mulai membesar, mulai merasakan mual dan muntah

serta ngidam. Memasuki trisemester kedua, rasa mual dan muntah biasanya telah

hilang, nafsu makan mulai membaik, payudara membesar dengan cepat dan

gerakan bayi mulai terasa. Pada trisemester ketiga ibu hamil kadang-kadang

merasakan kepanasan dan berkeringat, sering kencing karena kepala bayi mulai

masuk ke panggul dan sering merasa sakit pinggang.(2,3)

II.2 GIZI IBU HAMIL

Keadaan gizi seorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya

dalam jangka waktu yang cukup lama. Terdapat hubungan antara makanan dengan

kesulitan-kesulitan semasa hamil, seperti anemia, hubungan antara kecukupan

makanan ibu selama hamil dengan keadaan gizi bayi setelah lahir. Pada saat

hamil, ibu harus memperhatikan kebutuhan gizi bagi tubuhnya karena ibu hamil

harus menyadari bahwa di dalam tubuhnya sedang terjadi proses kehidupan

seseorang, jadi kebutuhan gizinya bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga

untuk bayi yang dikandungnya.

5

Page 6: Hasil Penelitian Pmt Print

Makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan oleh seorang ibu yang

sedang hamil untuk menjaga kesehatan dan gizi ibu tetap baik, menjaga

kelangsungan pertumbuhan normal bayi dalam kandungan sehingga bayi lahir

sehat dan mempersiapka produksi ASI. Sealin itu ibu hamil dianjurkan untuk

mengonsumsi makanan yang beraneka ragam karena tidak ada satu jenis makanan

yang dapat menyediakan zat gizi secara lengkap.

Pada trisemester pertama kehamilan, biasanya nafsu makan ibu sangat

kurang dan sering merasa mual serta muntah-muntah. Pada masa ini ibu hamil

dianjurkan agar makan dalam porsi kecil tetapi sering, makan makanan yang

mudah dicerna. Memasuki trisemester kedua, metabolisme ibu hamil mulai naik.

Berat badan pun mulai bertambah dengan nyata. Pada masa ini protein haruslah

diutamakan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, pembentukan otot,

rambut, kuku dan sebagainya. Selain protein, diperlukan juga zat gizi lain seperti

mineral dan vitamin. Anemia gizi karena kekurangan zat besi (Fe) merupakan

defisiensi yang paling banyak terjadi. Selain dikarenakan asupan besi yang

rendah, pada masa hamil terjadi penambahan volume plasma darah

Memasuki trisemester ketiga, kandungan sudah menjadi besar sehingga

menyebabkan lambung sedikit terdesak. Makanan yang porsinya terlalu besar

sering menimbulkan rasa tidak enak di perut ibu hamil sehingga makanan

diberikan dalam porsi kecil tapi sering untuk mencegah kekurangan unsur-unsur

zat gizi.

Pola makan yang baik akan cukup menyediakan gizi yang dibutuhkan

untuk kesehatan kehamilan dan mengurangi risiko bayi lahir cacat. Selain itu,

makanan yang baik akan membantu sistem pertahanan ibu hamil terhadap

terjadinya infeksi. Makanan yang baik juga akan melindungi ibu hamil dari akibat

buruk zat-zat yang ditemui, seperti obat-obatan, polutan, dan toksin.(4,5,6)

II.3 KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL

Salah satu masalah gizi pada ibu hamil adalah kurang energi kronis

(KEK). Kurang energi kronis adalah kekurangan gizi yang telah berlangsung

lama. Kurang energi kronis pada dewasa dapat didiagnosa dengan menggunakan

ukuran antropometri yang mudah diperoleh, tidak rumit dan reliabel, seperti tinggi

6

Page 7: Hasil Penelitian Pmt Print

badan, berat badan atau indeks gabungan berat badan dan tinggi badan serta

lingkar lengan atas (LILA). Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang

mempunyai ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. Pengukuran

dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri, lengan harus dalam

posisi bebas lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang/kencang.

Alat ukut harus dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat

sehingga permukaannya tidak rata. Janim et al mengatakan bahwa LILA ibu hamil

berkorelasi positif dengan indeks masa tubuh (IMT) ibu hamil sehingga

pengukuran IMT ibu hamil sama akuratnya dengan pengukuran LILA ibu hamil.

Kondisi kesehatan ibu hamil sangat dipengaruhi oelh keadaan gizi ibu saat

hamil. Kurang energi kronis (KEK) perlu diwaspadai kemungkinan ibu

melahirkan bayi berat lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin

terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak di kemudian hari dan

kemungkinan prematur. Ibu hamil dengan LILA kurang dari 23,5 cm mempunyai

risiko 2,3 kali lebih besar untuk melahirkan bayi berat lahir rendah. Selain itu, ibu

hamil KEK akan mengalami masa persalinan yang sulit karena lemah, mudah

mengalami gangguan kesehatan dan akan mempengaruhi produksi ASI serta

menurunkan kemampuan merawat anak dan dirinya sendiri.(7,8,9)

II.4 ANTENATAL CARE

Definisi Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh

suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. (pada

beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)

Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan

normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan

asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional

(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat

bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal

7

Page 8: Hasil Penelitian Pmt Print

pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi

badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan

pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

Tujuan:

1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta

mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.

2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan

merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko

tinggi.

3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.

Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin.

II.4.1 Perencanaan

Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :

Sampai 28 minggu : 4 minggu sekali

28 – 36 minggu : 2 minggu sekali

> 36 minggu : 1 minggu sekali\

Kecuali, jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan

penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.

II.4.2 Kunjungan Pertama Kali / Pemeriksaan Antenatal Care Pertama Kali

Tujuan:

1. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan

2. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan

3. Menentukan status kesehatan ibu dan janin

4. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor

risiko kehamilan

5. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

II.4.3 Pemeriksaan Lanjutan

Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36

minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu sekali).

Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :

1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.

8

Page 9: Hasil Penelitian Pmt Print

2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak

janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan

amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG). (10,11)

II.5 FAKTOR-FAKTOR YANG DIDUGA BERPENGARUH TERHADAP

KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL

Karakteristik Keluarga

Pendidikan Ibu

Pendidikan selain merupakan modal utama dalam menunjang

perekonomian keluarga juga berperan dalam penyusunan makanan untuk rumah

tangga melalui pola pengusahan. Tingkat pendidikan formal diduga mempunyai

peranan yang cukup besar dalam menentukan sikap dn perilaku ibu terhadap

kegiatan pemilihan makanan. Pendidikan mempunyai pengaruh yang nyata

terhadap kesehatan ibu hamil.

Besar Keluaga

Banyak anggota keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan. Jumlah

anggota keluarga yang besar tanpa diimbangi peningkatan pendapatan akan

megakibatkan pendistribusian pangan dalam keluarga tidak merata. Pangan yang

tersedia untuk satu keluarga besar mungkin hanya cukup untuk keluarga yang

besarnya setengah dari keluarga tersebut. Laju kelahiran yang tinggi dengan

kekurangan gizi sangat nyata pada masing-masing keluarga terutama pada

keluarga miskin. Ada kemungkinan pangan yang tersedia untuk keluarga besar

hanya cukup dikonsumsi oleh keluarga kecil. Kondisi ini jelas tidak cukup

mencegah timbulnya ganggua gizi pada keluarga besar.

Wanita yang berpendidikan lebih rendah biasanya mempunyai anak lebih

banyak dibandingkan dengan yang berpindidikan lebih tinggi. Mereka yang

berpendidikan rendah umumnya tidak memahami dampak negative dari

mempunyai banyak anak untuk mengalami gangguan kesehatan dan menyebabkan

angka kematian anak dan ibu tinggi.

Pendapatan

Selain tingkat pendidikan, tingkat pendapatan diduga turut berpengaruh

terhadap kejadian KEK pada ibu hamil. Perubahan pendapatan secara langsung

9

Page 10: Hasil Penelitian Pmt Print

dapat mempengaruhi konsumsi pangan keluarga. Meningkatnya pendapatan

berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan

kualitas keluarga yang baik. Sebaliknya penurunan pendapatan akan

menyebabkan penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan.

Peningkatan pendapatan akan diikuti oleh perubahan-perubahan dalam

susunan makanan. Keluarga dan masyarakat yang berpenghasilan rendah

cenderung membelanjakan uangnya untuk makanan dan bahan pangan. Pada

kondisi ini orang tidak memikirkan kualitas pangan yang dikonsumsinya.

Peningkatan penghasilan keluarga biasanya diikuti peningkatan penyediaan lauk-

pauk. Tingkat pendapatan yang tinggi akan member peluang yang lebih besar bagi

keluarga untuk memilih pangan yang lebih baik dari segi jumlah maupun

jenisnya. 12

Riwayat Kesehatan Kehamilan

Riwayat kesehatan dan kehamilan dapat berpengaruh terhadap kejadian

KEK pada ibu hamil dilihat dari paritas, ANC, riwayat lahir mati/keguguran.

Paritas

Umur, paritas dan jarak antar kelahiran merupakan faktor risiko yang tidak

secara langsung mengancam jiwa ibu tetapi memperburuk keadaan. Pengaturan

kelahiran merupakan suatu upaya agar setiap keluarga memahami dan menyadari

tentang prinsip keterbatasan manusia. Seorang ibu yang terlalu sering, terlalu

bnyak, terlalu dekat dalam mengatur kehamilannya akan sangat mengganggu

terhadap berbagai sisi kehidupan dirinya dan seluruh anggota keluarga lainnya,

misalnya masalah kesehatan, kehidupan sosial, ekonomi dan pendidikan.

Tingginya risiko BBLR di negara berkembang dikarenakan beberapa

faktor , seperti usia perkawinan yang terlalu muda, kehamilan beruntun dengan

jarak kehamilan yang pendek, lingkungan hidup yang tidak higienis sehingga ibu

mudah menderita penyakit infeksi yang akan memperburuk keadaan gizinya dan

beban kerja fisik yang berat.

Antenatal Care

Antenatal care (perawatan kehamilan) terdiri atas pelayanan 5T, yaitu

penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah tinggi, pemeriksaan tinggi

fundus uteri, imunisasi tetanus toksoid dan pemberian tablet penambah darah

10

Page 11: Hasil Penelitian Pmt Print

Riwayat lahir mati/keguguran

Keguguran/lahir mati merupakan gambaran dari persalinan masa lalu.

Riwayat ini akan sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil

sehingga ibu hamil masuk kategori risiko tinggi. Apabila status kesehatan ibu

hamil tidak baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan janin dalam kandungan.

Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai rieayat kesehatan kehamilan yang

kurang baik seperti pernah mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi berat lahir

rendah (B BLR).

Kebiasaan Makan

Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang

dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu dengan tujuan

tertentu. Jumlah dan jenis pangan serta banyaknya bahan pangan dalam pola

makanan di suatu daerah atau negara tertentu, biasanya berkembang dari pangan

setempat atau pangan yang telah ditanam di tempat tersebut untuk jangka waktu

panjang.

Kegiatan budaya suatu keluarga, kelompok masyarakat, suatu negara atau

suku bangsa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap apa, kapan dan bagaimanap

penduduk makan. Kebudayaan tidak menentukan pangan apa tetapi untuk siapa

dan dalam keadaan bagaimana pangan tersebut dimakan. Pola kebudayaan

mempengaruhi orang dalam pemilihan pangan. Faktor budaya yang menyangkut

aspek sosial, ekonomi, politik dan proses budaya mempengaruhi orang dalam

memilih jenis pangan, pengelolaan pangan serta cara konsumsi pangan (termasuk

siapa, kapan dan dimana).

Kebiasaan makan merupakan gambaran dari kebiasaan dan perilaku yang

berhubungan dengan makanan dan makan, seperti tata krama makan, pola makan,

frekuensi makan, kepercayaan tentang makanan, distribusi makanan antar anggota

keluarga, daya terima terhadap makanan dan cara pemilihan makanan yang

hendak dimakan.

Seringkali ditemukan pada kebiasaan makan ibu hamil adanya makanan

pantangan terhadap berbagai jenis makanan, seperti ikan dan sebagainya. Ada

juga wanita hamil hanya dibolehkan makan nasi dengan sedikit garam saja sedang

jenis makanan lain tidak diperbolehkan. Pantangan tersebut tidak akan membantu

11

Page 12: Hasil Penelitian Pmt Print

ibu ketika akan melahirkan ataupun sesudah melahirkan, bahkan akan berdampak

negatif pada bayi yang akan dilahirkan karena keadaan kesehatannya jauh

memuaskan. Tabu yang jelas merugikan kondisi gizi dan kesehatan sebaiknya

diusahakan untuk dikurangi bahkan kalau dapat dihilangkan. Lain halnya dengan

tabu yang menguntungkan keadaan gizi dan kesehatan.

Dalam hal distribusi pangan, ada budaya yang memprioritaskan anggota

keluarga tertua untuk mengonsumsi hidangan. Prioritas utama biasanya kepala

keluarga yang diikuti anggota keluarga prioritas berikutnya dan prioritas terakhir

biasanya ibu. Pendistribusian makanan didasarkan pada status antar anggota

bukan berdasarkan peertimbangan gizi. Hal ini akan berdampak negatif terhadap

kualitas dan kuantitas yang didapat oleh masing-masing anggota keluarga.

Pengetahuan Gizi dan Kesehatan

Pengetahuan gizi masyarakat tentang pemilihan makanan yang baik untuk

mencapai hidup yang sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ekonomi,

sosial, bidaya dan kondisi kesehatan. Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur

penting dalam meningkatkan status gizi masyarakat untuk jangka panjang melalui

sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan gizi yang akan membentuk suatu

keseimbangan bangsa antara gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat.

Tingkat pengetahuan gizi dan tingkat pendidikan seseorang akan

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pemilihan makanan yang pada akhirnya

akan berpengaruh terhadap gizi individu yang bersangkutan. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan seseorang diharapkan akan semakin

baik pula keadaan gizinya.

Tingkat pendidikan rendah memiliki konsekuensi terhadap rendahnya

kemampuan ekonomi dan pengetahuan gizi. Tingkat pendidikan yang rendah akan

berdampak terhadap kurangnya kesempatan untuk memperoleh pekerjaan dengan

penghasilan yang relatif tinggi sehingga penyediaan makanan yang berkualitas

dan berkuantitas cukup akan terbatas ditambah dengan tingkat pengetahuan gizi

yang rendah.13

Konsumsi Pangan (Energi dan Protein)

Konsumsi pangan adalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang

dimakan seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan tertentu. Tujuan

12

Page 13: Hasil Penelitian Pmt Print

konsumsi pangan dari aspek gizi adalah untuk pemenuhan zat gizi yang

diperlukan tubuh. Tingkat konsumsi adalah perbandingan antara zat gizi yang

diperoleh dari survey konsumsi terhadap angka kecukupannya.

Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan adalah suatu taraf

konsumsi zat-zat gizi esensial berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup

untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Untuk kelompok khusus

disesuaikan dengan keadaan dari masing-masing kelompok khusus tersebut. Salah

satu dari kelompok khusus tersebut adalah ibu hamil. Seorang ibu hamil

memerlukan tambahan energi untuk pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan-

jaringan lain sebesar 300kkal per hari. Tambahan energi ibu hamil diperoleh dari

karbohidrat. Selain tambahan energi ibu hamil juga dianjurkan untuk

mengonsumsi makanan yang mengandung protein. Protein dibutuhkan untuk

membangun sel-sel baru pada janin, termasuk sel darah, kulit, rambut, kuku dan

otot. Tambahan protein yang dibutuhkan pada trisemester pertama, kedua dan

ketiga sebesar 17 gram per hari. Gizi ibu hamil dikatakan sempurna jika makanan

yang dikonsumsinya mengandung gizi yang seimbang, jumlahnya sesuai dengan

kebutuhan dan tidak berlebihan. Makanan yang baik dan seimbang akan

menghindarkan masalah di saat hamil, melahirkan bayi yang sehat dan

memperlancar ASI.

Apabila konsumsi energi kurang, maka energi dalam tubuh yang berada di

otot/lemak akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut. Kekurangan

energi yang berlangsung lama pada seseorang akan mengakibatkan penurunan

berat badan dan kekurangan zat gizi lainnya.

Konsumsi pangan sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap

kesehatan ibu hamil. Umumnya ibu yang cukup konsumsi pangan dan gizi, jarang

mengalami masalah yang berarti selama kehamilan. Konsumsi pangan merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi. timbulnya KEK ibu hamil

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein serta zat-zat gizi lainnya

selama hamil. (14,15,16)

II.6 PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)

13

Page 14: Hasil Penelitian Pmt Print

Program pemberian makanan tambahan merupakan alternatif strategi

perbaikan status gizi masyarakat yang umumnya dilakukan untuk kelompok

populasi tertentu, misalnya kelompok ibu hamil, ibu menyusui, anak bawah lima

tahun (balita), anak sekolah maupun kelompok mahasiswa perguruan tinggi.

Program PMT ini menggunakan pendekatan berbasis pangan (food base

approach). Strategi lainnya yang juga pernah dilakukan di Indonesia adalah

program suplementasi besi (supplement base approach) melalui program Upaya

Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Pada program ini, setiap ibu hamil mendapatkan 1 tablet besi yang mengandung

60 mg besi elemental dan asam folat untuk jangka waktu 90 hari.17

Beberapa program PMT sudah pernah dilakukan, diantaranya pada tahun

1995, Nutritional Intervention Research Unit of the Medical Research Concil

(Unit Penelitian Intervensi dari Dewan Penelitian Kesehatan) bekerjasama dengan

industri pangan untuk mengembangkan biskuit yang difortifikasi dengan zat besi,

iodium dan vitamin A. Biskuit tersebut diberikan setiap hari selama satu tahun

kepada anak-anak sekolah di area KwaZulu-Natal untuk mengatasi defisiensi gizi.

Kepada mereka diberikan biskuit yang diperkaya dengan sembilan vitamin dan

empat mineral, memenuhi sekitar 50% dari kebutuhan gizi anak per hari.

Pada tahun 1998, United Nation Children’s Fund (UNICEF) menginisiasi

program PMT untuk ibu hamil di daerah pengungsian di Tanzania Barat. Program

tersebut bertujuan untuk mengurangi prevalensi BBLR dan meningkatkan kualitas

bayi yang dilahirkan. Women, Infant dan Children’s Program (WIC) di Amerika

Serikat memberikan bantuan penyediaan makanan tambahan , pendidikan gizi dan

mebuat referensi pemilihan makanan bergizi berdasarkan penyaringan dan kajian

kondisi kesehatan. Program tersebut telah berhasil mereduksi kelahiran yang

negatif (termasuk BBLR), mengurangi kematian bayi dan menghemat biaya

perawatan setelah kelahiran.18

Di Indonesia, program PMT bagi ibu hamil sebelumnya telah ada melalui

Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) pada tahun 1998.

Program ini merupakan program pemulihan bagi ibu hamil dan menyusui yang

menderita Kurang Energi Protein (KEP) untuk kelompok miskin akibat krisis

14

Page 15: Hasil Penelitian Pmt Print

ekonomi. PMT diberikan dalam bentuk makanan kudapan atau makanan biasa

dengan porsi 600-700 kkal/hari dan 15-20 gram protein per hari selama 90 hari.

Program PMT yang merupakan agenda dari Southeast Asian Food and

Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center melibatkan 250 ibu

hamil sebagai target dan 70 ibu hamil sebagai kontrol. Para ibu hamil tersebut

dijaring dari 17 desa yang berlokasi di Kabupaten Bogor (Kecamatan Ciampea,

Leuwiliang dan Leuwisadeng). Penyaringan dilakukan terhadap ibu hamil yang

memiliki status kesehatan rendah dan berekonomi lemah. Pelaksana program ini

adalah tim khusus dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan serta Departemen

Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Tujuan program ini adalah

meningkatkan status gizi ibu dan kualitas bayi yang dilahirkan. Kualitas anak

tersebut berkaitan erat dengan lancarnya upaya peningkatan kualitas SDM.

Pelaksanaan program PMT adalah sejak usia kehamilan sekitar 3 bulan

sampai anaknya dilahirkan. Jenis makanan yang diberikan adalah susu bubuk,

cookies garut dan bihun instan. Makanan tersebut sudah difortifikasi vitamin dan

mineral yang diperlukan untuk kesehatan ibu hamil dan bayi yang dikandung.

Selain itu, diproduksi juga produk makanan yang tidak difortifikasi untuk

diberikan kepada kelompok placebo. Ada pula kelompok kontrol yaitu ibu hamil

yang tidak diberi makanan tambahan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat

perbedaan dampak pemberian makanan tambahan. Setia target ibu hamil

diberikan satu paket setiap minggu untuk dikonsumsi setiap hari. Kombinasi paket

adalah susu bubuk dan cookies garut atau susu bubuk dan bihun instan.

Sumbangan energi dan protein yang diharapkan adalah 525 kalori dan 15 gram

protein. Produk makanan tambahan dianalisis untuk mendapatkan konfirmasi

tentang kandungan gizinya, terutama zat-zat gizi yang sengaja ditambahkan

sebagai fortifikan.19

Menurut American Dietetic Association Complete Food and Nutrition

Guide, 1 pound dari lemak tubuh sama dengan 3500 kalori. Jadi dibutuhkan kalori

tambahan sebanyak 250 kalori per hari untuk menambah 1 pound berat badan

selama 2 minggu. 15

II.7 KEBUTUHAN ENERGI BASAL

15

Page 16: Hasil Penelitian Pmt Print

Dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat

pernapasan telah dikembangkan cara menaksir angka metabolik basal (AMB)

dengan perhitungan. Untuk sebagian besar manusia, kebutuhan energi dasae yang

ditentukan dengan kalorimetri langsung atau tidak langsung hanya berbeda

sebesar ± 10% dari angka yang diperoleh dengan cara perhitungan,

Kebutuhan energi basal pada dasarnya ditentukan oleh ukuran dan

komposisi tubuh serta umur. Hubungan antara tiga peubah ini sangat kompleks.

AMB per satuan berat badan berbeda menurut umur, yaitu lebih tinggi pada anak-

anak dan lebih rendah pada orang dewasa dan tua. AMB per unit berat badan juga

berbeda menurut tinggi badan. AMB per kg berat badan lebih tinggi pada orang

pendek dan kurus serta lebih rendah pada orang tinggi dan gemuk. Dengan

memperhitungkan berat badan, tinggi badan, umur, Harris dan Benedict pada

tahun 1990 menentukan rumus untuk menghitung kebutuhan energi basal sebagai

berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi angka metabolisme basal adalah ukuran

tubuh, komposisi tubuh, umur, tidur, suhu tubuh, sekresi kelenjar endokrin,

kehamilan, status gizi, lingkungan. Kebutuhan energi seorang sehari ditaksir dari

kebutuhan energi untuk komponen Angka Metabolik Basal (AMB), aktivitas fisik

dan pengaruh dinamik khusus makanan. Ketiga komponen ini berbeda untuk tiap

orang, jenis kelamin, ukuran tubuh, tingkat kesehatan dan faktor lain. Guna

menaksir nilai AMB cukup digunakan indeks berat badan sebagai peubah yang

berpengaruh. Banyak percobaan yang menunjukkan bahwa peubah ukuran tubuh

dan tinggi badan tidak memberikan perbedaan yang nyata.

Selama hamil, perempuan memerlukan tambahan energi untuk

pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan tambahan lainnya. Tambahan yang

diperlukan adalah 300 kkal/hari. Pada saat laktasi, seorang ibu memerlukan

tambahan energi untuk memproduksi air susu ibu (ASI) untuk energi yang

tersimpan di dalam ASI. Dalam keadaan normal, pada periode enam bulan

16

AMB laki-laki = 66,5 + 13,7 BB (kg) + 5,0 TB (cm) – 6,8 U

AMB perempuan = 655 + 9,6 BB (kg) + 1,8 TB – 4,7 U

Page 17: Hasil Penelitian Pmt Print

pertama laktasi diharapkan seluruh atau sekurang-kurangnya 80% kebutuhan

energi bayi dapat disediakan dari ASI. Tambahan keperluan energi ibu menyusui

pada enam bulan pertama adalah 300 kkal/hari.20

II.8 KERANGKA TEORI

Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

17

Karakteristik Individu dan Keluarga:

Status gizi ibu sebelum hamil

Umur

Pendidikan

Pendapatan

Besar keluarga

Pengetahuan Gizi dan

Kesehatan

Page 18: Hasil Penelitian Pmt Print

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN IDENTIFIKASI VARIABEL

III.1 KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

18

Status Obstetri

Usia kehamilan Paritas ANC (Antenatal Care) Riwayat keguguran/bayi lahir mati Riwayat persalinan sebelumnya Riwayat kehamilan sebelumnya

Kebiasaan MakanBerat Badan Ibu Hamil Sesuai Usia

Kehamilan

Sanitasi lingkungan Penyakit/infeksi

Program Pemberian Makanan Tambahan

Page 19: Hasil Penelitian Pmt Print

BB Bumil(Post Trial)

BB Bumil(Pre Trial)

1. Karakteristik individu PendidikanPekerjaanPendapatan keluarga2. Status obstetriUsia kehamilanKunjungan ANC3. Asupan gizi

PMT Selama 3 Bulan

III.2 DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Definisi

Operasional

Metode Indikator Referensi Skala

Pemberian

Makanan

Tambahan

Program

pemulihan bagi

ibu hamil dan

Kuesioner yang

terdiri

pertanyaan

Dikategorikan

dengan nilai

Nominal

19

Page 20: Hasil Penelitian Pmt Print

menyusui yang

menderita

Kurang Energi

Kronik yang

diberikan

sebanyak 500

kal/± 15 gr

selama 3 bulan

tentang

pemberian

makanan

tambahan

jawaban :

1. selesai (3x)

2. tidak selesai

(<3x)

Ibu hamil Seseorang yang

mengalami

perubahan

terutama pada

alat kandungan

dan juga organ

lainnya

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang

kehamilan

Dikategorikan

dengan nilai

jawaban :

1. hamil

2. tidak hamil

Mochtar Rustam,

1998. Sinopsis

Obstetri

Fisiologi,

Obstetri

Pathologi.

Jakarta: EGC

Nominal

ANC Perawatan yang

diberikan kepada

ibu dan janinnya

selama masa

kehamilan secara

berkala, yang

diikuti dengan

upaya koreksi

terhadap

penyimpangan

yang ditemukan.

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang ANC

Dikategorikan

dengan :

1. patuh (≥4x)2. tidak patuh

(<4x)

H. Gunawan

Nardho, 1994.

Pedoman

Pelayanan Ante

Natal Care di

Tingkat

Pelayanan Dasar.

Jakarta :

Departemen

Kesehatan RI

Nominal

Status gizi Keadaan gizi

seseorang

berdasarkan

indeks massa

tubuh

yang diukur

Alat ukur

berupa

timbangan dan

stadiometer

Dikategorikan

dengan :

1. Kurang, jika

IMT < 18,5

kg/m2

2. Normal, jika

Depkes, 2003 Ordinal

20

Page 21: Hasil Penelitian Pmt Print

dengan cara berat

badan dalam

satuan kilogram

(kg) dibagi

dengan tinggi

badan

dalam satuan

meter kuadrat

(m2)

IMT

18,5 – 25

kg/m2

3. Lebih, jika

IMT > 25,0

kg/ m2

Umur Lama waktu

hidup atau ada

(sejak dilahirkan

atau

diadakan)

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang umur

Dikategorikan

dengan :

1. 15-19

2. 20-35

3. 36-40

Hoetomo, 2005 Interval

Pendidikan Jenjang

pendidikan

formal yang

ditempuh ibu

sampai mendapat

ijazah

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang tingkat

pendidikan

responden

Dikategorikan

dengan:

1. Dasar

(tamat SD an

SMP)

2. Menengah

(tamat SMA)

3. Tinggi

(akademi/PT)

Ordinal

Pekerjaan Kegiatan ibu dan

suami sehari-hari

untuk

mendapatkan

upah

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang jenis

pekerjaan ibu

dan suami

Dikategorikan

dengan nilai

jawaban :

1. bekerja

2. tidak

bekerja

Nominal

Pendapatan  Uang yang

didapat keluarga

dalam setiap

bulannya untuk

memenuhi

kebutuhan

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang

pendapatan

Dikategorikan

dengan :

1. ≥Rp.

2.200.000.

2. <Rp.

2.200.000.

Ordinal

21

Page 22: Hasil Penelitian Pmt Print

keluarga.

Usia

Kehamilan

Lamanya

kehamilan

dihitung sejak

hari pertama haid

terakhir (sebelum

ovulasi dan

fertilisasi)

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang hari

pertama haid

terakhir

Dikategorikan

dengan :

1. trisemester

ke 1

2. trisemester

ke 2

Mochtar Rustam,

1998. Sinopsis

Obstetri

Fisiologi,

Obstetri

Pathologi. Jakarta

: EGC

Ordinal

Paritas Jumlah frekuensi

ibu melahirkan

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang jumlah

ibu melahirkan

Dikategorikan

dengan :

1. Primi para

2. Multi para

3. Grande

multi para

Prawirohardjo,

2008. Ilmu

Kebidanan,

Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Ordinal

Riwayat

Kehamilan

Jumlah

pengalaman

hamil seorang

wanita

selama hidupnya

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang riwayat

kehamilan

Dikategorikan

dengan :

1.

primigravida

2.

secondigravida

3.

multigravida

Ordinal

Riwayat

Keguguran

Jumlah frekuensi

seorang wanita

mengalami

keguguran

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang

keguguran

Dikategorikan dengan:1. tidak pernah keguguran2. 1kali keguguran3.>1kali keguguran

Sarwono, 2008 Nominal

Riwayat

Persalinan

Proses dimana

bayi , plasenta

dan selaput

ketuban keluar

dari rahim.

Kuesioner yang

terdiri dari 1

pertanyaan

tentang riwayat

persalinan

Dikategorikan

dengan:

1. 1 kali

melahirkan

2. > 1 kali

melahirkan

Depkes RI, 2004 Nominal

22

Page 23: Hasil Penelitian Pmt Print

Asupan makanan

susunan makanan yang merupakan suatu kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi /dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu

Kuesioner FFQ Dikategorikan dengan:1. terpenuhi (sesuai dengan tabel angka kecukupan gizi per hari)2. tidak terpenuhi (tidak sesuai dengan tabel angka kecukupan gizi per hari)

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Nominal

Kenaikan

berat badan

ibu hamil

Kenaikan berat

badan ibu hamil

sesuai usia

kehamilannya

Timbangan Dikategorikan dengan :1. naik (sesuai dengan tabel kenaikan BB ibu hamil per trisemester berdasarkan IMT pra hamil)2. tidak naik (tidak sesuai dengan tabel kenaikan BB ibu hamil per trisemester berdasarkan IMT pra hamil)

William

Obstetrics 23

Ed

Nominal

BAB IV

METODE PENELITIAN

IV.1 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini adalah uji eksperimental dengan pre dan post trial tanpa

kontrol grup, walaupun di sini peneliti tidak melakukan intervensi secara

23

Page 24: Hasil Penelitian Pmt Print

langsung. Namun, peneliti di sini ingin mempelajari efek intervensi terhadap

variabel yang akan diteliti.21

Bagan rancangan penelitian sebagai berikut :

Pre test Jenis Perlakuan Post test

O1 X1 O2

Keterangan :

X1 : Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

O1 : Pengukuran berat badan sebelum pemberian makanan tambahan (PMT).

O2 : Pengukuran berat badan sesudah pemberian makanan tambahan (PMT).

IV.2 TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Mampang pada bulan Juni

2012-Februari tahun 2013.

IV.3 POPULASI DAN SAMPEL

IV.3.1 Populasi penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang

ke poliklinik KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dengan masalah gizi di

Puskesmas Kecamatan Mampang pada bulan Juni 2012-Februari tahun

2013 sebanyak 64 orang.

IV.3.2 Sampel penelitian

Sampel penelitian adalah seluruh ibu hamil yang datang ke

poliklinik KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dengan kurang energi kronis

(LILA ≤23 cm) di Puskesmas Kecamatan Mampang pada bulan Juni 2012-

Februari tahun 2013 sebanyak 29 orang yang masuk dalam kriteria inklusi

dan bersedia menjadi responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik non-probability sampling dengan jenis purposive sampling.

Perhitungan besar sampel menggunakan rumus uji perbedaan 2 mean:

Keterangan:

σ : simpang baku kedua kelompok yang besarnya 10

24

Page 25: Hasil Penelitian Pmt Print

Zα : Tingkat kemaknaan yang dikehendaki 95% besarnya 1,96

Zβ : Tingkat kemaknaan yang besarnya 0,842

X1-X2 : Perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement) yang

besarnya 5

= 70,6 orang (dibulatkan jadi 71 orang )

Sampel minimal yang diperlukan pada penlitian ini dengan

menggunakan rumus uji 2 mean adalah 71 orang. Namun pada

pengumpulan data di puskesmas, jumlah sampel yang didapat sebanyak 29

ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT.22

IV.4 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka

sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan dengan kriteria inklusi

dan eksklusi.

a. Sampel inklusi :

1).Tidak sedang menderita penyakit berat, seperti preeklampsia, diabetes mellitus,

TB paru, pneummonia, dan lain-lain.

2). Usia kehamilan 2 – 6 bulan.

3). Ibu menderita anemia (Hb <11gr%).

b. Sampel Ekslusi :

1). Tidak bersedia menjadi responden penelitian.

2). Sampel pindah daerah

3). Sampel meninggal

IV. 5 PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner dan wawancara yang

diisi langsung oleh responden. Sedangkan data sekunder diambil dari rekam

medis di kantor puskesmas Kecamatan Mampang.

IV. 6 RENCANA MANAJEMEN

Data Entry

25

Page 26: Hasil Penelitian Pmt Print

Data yang telah berhasil diperoleh diolah secara elektronik setelah melalui

proses penyuntingan, pemindahan data ke komputer dan tabulasi. Pengolahan data

menggunakan perangkat Microsoft excel 2007 dan Statistical Programme for

Social Science (SPSS) versi 17.0.

IV. 7 ANALISIS DATA

Pada tahap awal, setiap variabel akan dibuat distribusi frekuensinya,

selanjutnya dilakukan analisis data bivariat yang dilakukan dengan uji

independent t-test dan dependent t-test.

IV.8 PENYAJIAN DATA

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk :

1. Tekstular, dimana hasil penelitian disajikan dalam bentuk kalimat.

2. Tabular, dimana hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.

IV.9 INSTRUMEN PENELITIAN

No Instrumen Fungsi Instrumen

1. Kuesioner PMT (modifikasi oleh

peneliti)

Menilai :

Pelaksanaan

program PMT

Pendapatan

keluarga

Pola makan

2. Kuesioner frekuensi makanan (FFQ) Menilai asupan makanan

IV.10 MASALAH ETIKA

Masalah etika pada penelitian ini, yaitu identitas responden dirahasiakan

dan sebelum penelitian dilakukan responden akan dijelaskan mengenai informed

consent penelitian.

26

Page 27: Hasil Penelitian Pmt Print

BAB V

HASIL PENELITIAN

V1. DESKRIPTIF IDENTIFIKASI VARIABEL

Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi karakteristik ibu

Variabel Independent Jumlah

Pendidikan N %

27

Page 28: Hasil Penelitian Pmt Print

Dasar 15 51.7

Menengah 12 41.4

Tinggi 2 6.9

Pendapatan

< Rp.2200000 11 37.9

≥ Rp.2200000 18 62.1

Pekerjaan

Tidak bekerja 18 62.1

Bekerja 11 37.9

Total 29 100%

Karakteristik Individu

Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan pendidikan pada tabel 1, didapatkan

pendidikan dasar sebanyak 15 orang (51.7%), pendidikan menengah berjumlah 12

orang (41.4%), dan pendidikan tinggi berjumlah 2 orang (6.9%) dengan frekuensi

terbanyak didapatkan pada pendidikan dasar (51.7%) dan frekuensi terkecil

pendidikan tinggi (6.9%).

Pendapatan

Distribusi responden berdasarkan pendapatan pada tabel 1, didapatkan

pendapatan < Rp.2200000 sebanyak 11 orang (37.9%) dan pendapatan ≥

Rp.2200000 sebanyak 18 orang (62.1%).

Pekerjaan

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada tabel 1 didapatkan tidak

bekerja sebanyak 18 orang (62.1%) dan bekerja sebanyak 11 orang (37.9%).

28

Page 29: Hasil Penelitian Pmt Print

Tabel 2. Distribusi status obstetrikus

Variabel Independent Jumlah

Usia kehamilan N %

Trisemester I 4 13.8

Trisemester II 25 86.2

Kunjungan ANC

<4 12 41.4

≥4 17 58.6

Kunjungan PMT

3x 11 37.9

<3 18 62.1

Alasan tidak datang kembali

rumah jauh 6 31.6

tidak suka 2 10.5

Lupa 9 47.4

tidak ada yang mengantar 2 10.5

Total 29 100%

Status Obstetrikus

Usia Kehamilan

Distribusi responden berdasarkan usia kehamilan pada tabel 2, didapatkan

trisemester 1 sebanyak 4 orang (13.8%) dan trisemester 2 berjumlah 25 orang

(86.2%).

Kunjungan ANC

29

Page 30: Hasil Penelitian Pmt Print

Distribusi responden berdasarkan kunjungan ANC pada tabel 2 didapatkan

kunjungan ANC <4 sebanyak 12 orang (41.4%), dan kunjungan ANC ≥4

berjumlah 17 orang (58.6%).

Status Obstetrikus

Usia Kehamilan

Distribusi responden berdasarkan usia kehamilan pada tabel 2, didapatkan

trisemester 1 sebanyak 4 orang (13.8%) dan trisemester 2 berjumlah 25 orang

(86.2%).

Kunjungan ANC

Distribusi responden berdasarkan kunjungan ANC pada tabel 2 didapatkan

kunjungan ANC <4 sebanyak 12 orang (41.4%), dan kunjungan ANC ≥4

berjumlah 17 orang (58.6%).

Pelaksaanaan Program PMT

Distribusi responden yang melaksanakan kunjungan PMT dari 29 orang

didapatkan hasil seperti pada tabel 2, yaitu sebanyak 11 orang (37.9%) kunjungan

PMT 3x sedangkan sisanya 18 orang (62.1%) kunjungan PMT <3x. Adapun

alasan terbanyak mereka kunjungan PMT <3x berdasarkan tabel 2 adalah “lupa”

sebanyak 9 orang (47.4%).

Distribusi responden yang mendapat PMT dari 29 orang didapatkan hasil

seperti pada tabel 3 didapatkan PMT habis dimakan sebanyak 26 orang (89.7%).

Sedangkan sisanya 3 orang (10.3%) PMT tidak habis dimakan. Adapun alasan

terbanyak mereka PMT tidak habis dimakan berdasarkan tabel 4 adalah “tidak

suka” sebanyak 2 orang (66.7%).

Tabel 3. Distribusi PMT

Variabel Independent JumlahWawancara N %PMT habis dimakan 26 89.7PMT tidak habis dimakan 3 10.3

Alasan tidak habistidak suka 2 66.7

30

Page 31: Hasil Penelitian Pmt Print

diberikan ke orang lain 1 33.3

Asupan Gizi

Distribusi responden berdasarkan asupan gizi pada tabel 4 didapatkan

asupan gizi terpenuhi sebanyak 9 orang (31%), dan asupan gizi tidak terpenuhi

berjumlah 20 orang (69%).

Tabel 4. Distribusi Asupan gizi

Variabel Independent JumlahAsupan gizi N %Terpenuhi 9 31tidak terpenuhi 20 69

Total 29 100%

V.2 ANALITIK

Pengaruh PMT dengan peningkatan berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan

Tabel 5. Perubahan berat badan sebelum dan sesudah diberikan PMT bulan

ke 1

Variabel Sebelum PMT Sesudah PMT bulan ke 1 P  Mean SD Mean SD  Berat badan 44.67 6.662 46.07 6.549 0.000

Output pertama menunjukkan perbandingan berat badan sebelum dan

sesudah pemberian PMT bulan ke 1. Berdasarkan data diatas dapat dinilai P-

Value pada uji paired samples T-test signifikan sebesar 0.000 (P < 0.05), dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa “ terdapat perbedaan berat badan yang

bermakna sebelum dengan sesudah pemberian PMT bulan ke 1”.

Tabel 6. Perubahan berat badan sebelum dan sesudah diberikan PMT bulan

ke 2

Variabel Sebelum PMT Sesudah PMT bulan ke 2 P  Mean SD Mean SD  Berat 43.91 4.969 49.36 4.539 0.000

31

Page 32: Hasil Penelitian Pmt Print

badan

Output kedua menunjukkan perbandingan berat badan sebelum dan

sesudah pemberian PMT bulan ke 2. Berdasarkan data diatas dapat dinilai P-

Value pada uji paired samples T-test signifikan sebesar 0.000 (P < 0.05), dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa “ terdapat perbedaan berat badan yang

bermakna sebelum dengan sesudah pemberian PMT bulan ke 2”.

Tabel 7. Perubahan berat badan sebelum dan sesudah diberikan PMT bulan

ke 3

Variabel Sebelum PMT Sesudah PMT bulan ke 3 P  Mean SD Mean SD  Berat badan 43.91 4.969 49.36 4.539 0.000

Output pertama menunjukkan perbandingan berat badan sebelum dan

sesudah pemberian PMT bulan ke 3. Berdasarkan data diatas dapat dinilai P-

Value pada uji paired samples T-test signifikan sebesar 0.000 (P < 0.05), dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa “terdapat perbedaan berat badan yang

bermakna sebelum dengan sesudah pemberian PMT bulan ke 3”.

Tabel 8. Pengaruh PMT dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

  PMT N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 1 Terpenuhi 38 (%) 1.91 1.25

tidak terpenuhi

62 (%) 1.33  

Total 100 (%)Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan

yang bermakna antara PMT dengan jumlah kenaikan bulan ke 1 (p = 1.25;

p>0.05).

Tabel 9. pengaruh PMT dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

 PMT N Mean P

Jumlah kenaikan bulan ke 2 Terpenuhi 79 (%) 1.73 .140

32

Page 33: Hasil Penelitian Pmt Print

tidak terpenuhi

21 (%) 3.00  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara PMT dengan jumlah kenaikan bulan ke 2 (p = 0.140; p>0.05).

Tabel 10. Pengaruh PMT dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

  PMT N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 3 Terpenuhi 100 (%) 5.45 .

tidak terpenuhi

0 (%) .  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan antara PMT dengan jumlah kenaikan bulan ke 3.

Tabel 11. Pengaruh pendidikan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

  Pendidikan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 1 Dasar 56 (%) 1.23 .039

Menengah 44 (%) 2.04  Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test didapatkan perbedaan yang bermakna antara pendidikan dengan jumlah kenaikan bulan ke 1 (p = 0.39; p<0.05).

Tabel 12. Pengaruh pendidikan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

  Pendidikan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 2 Dasar 46 (%) 1.67 .516

Menengah 54 (%) 2.14  Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pendidikan dengan jumlah kenaikan bulan ke 2 (p = 0.516; p>0.05).

33

Page 34: Hasil Penelitian Pmt Print

Tabel 13. Pengaruh pendidikan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

  Pendidikan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 3 Dasar 50 (%) 5.00 .764

Menengah 50 (%) 6.00  Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pendidikan dengan jumlah kenaikan bulan ke 3 (p = 0.764; p>0.05).

Tabel 14. Pengaruh pekerjaan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

  Pekerjaan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 1 Bekerja 38 (%) 1.41 .548

tidak bekerja

62 (%) 1.64  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pekerjaan dengan jumlah kenaikan bulan ke 1 (p = 0.548; p>0.05).

Tabel 15. Pengaruh pekerjaan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

  Pekerjaan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 2 Bekerja 43 (%) 2.17 .663

tidak bekerja

57 (%) 1.88  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pekerjaan dengan jumlah kenaikan bulan ke 2 (p = 0.663; p>0.05).

34

Page 35: Hasil Penelitian Pmt Print

Tabel 16. Pengaruh pekerjaan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

  Pekerjaan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 3 Bekerja 45 (%) 1.95 .639

tidak bekerja

55 (%) 2.49  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pekerjaan dengan jumlah kenaikan bulan ke 3 (p = 0.639; p>0.05).

Tabel 17. Pengaruh pendapatan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

  Pendapatan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 1 > 2200000 62 (%) 1.42 .350

< 2200000 38 (%) 1.77  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pendapatan dengan jumlah kenaikan bulan ke 1 (p = 0.350; p>0.05).

Tabel 18. Pengaruh pendapatan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

  Pendapatan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 2 > 2200000 71 (%) 2.40 .140

< 2200000 29 (%) 1.00  Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pendapatan dengan jumlah kenaikan bulan ke 2 (p = 0.140; p>0.05).

Tabel 19. Pengaruh pendapatan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

35

Page 36: Hasil Penelitian Pmt Print

  Pendapatan N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 3 > 2200000 64 (%) 6.07 .238

< 2200000 36 (%) 4.38  Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pendapatan dengan jumlah kenaikan bulan ke 3 (p = 0.238; p>0.05).

Tabel 20. Pengaruh usia kehamilan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

  Usia kehamilan N Mean P

Jumlah kenaikan bulan ke 1 trisemester 1

11 (%) 1.00 .489

trisemester 2

89 (%) 1.56  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara usia kehamilan dengan jumlah kenaikan bulan ke 1 (p = 0.489; p>0.05).

Tabel 21. Pengaruh usia kehamilan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

  Usia kehamilan N Mean P

Jumlah kenaikan bulan ke 2 trisemester 1

0 (%) . .

trisemester 2

100 (%) 1.86  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan antara usia kehamilan dengan jumlah kenaikan bulan ke 2.

Tabel 22. Pengaruh usia kehamilan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

  Usia_kehamila N Mean P

36

Page 37: Hasil Penelitian Pmt Print

nJumlah kenaikan bulan ke 3

trisemester 1 0 (%) . .trisemester 2 100

(%)5.50  

Total100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan antara usia kehamilan dengan jumlah kenaikan bulan ke 3.

Tabel 23. Pengaruh ANC dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

  ANC N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 1 patuh (>4x) 41 (%) 1.75 .368

tidak patuh (<4x)

59 (%) 1.41  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara ANC dengan jumlah kenaikan bulan ke 1 (p = 0.368; p>0.05).

Tabel 24. Pengaruh ANC dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

 ANC N Mean P

Jumlah kenaikan bulan ke 2 patuh (>4x) 86 (%) 1.83 .438

tidak patuh (<4x)

14 (%) 3.00  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara ANC dengan jumlah kenaikan bulan ke 2 (p = 0.438; p>0.05).

Tabel 25. Pengaruh ANC dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

37

Page 38: Hasil Penelitian Pmt Print

  ANC N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 3 patuh (>4x) 100 (%) 5.45 .

tidak patuh (<4x)

0 (%) .  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan antara ANC dengan jumlah kenaikan bulan ke 3.

Tabel 26. Pengaruh asupan gizi dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

  Asupan gizi N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 1 Terpenuhi 31 (%) 2.00 .098

tidak terpenuhi 69 (%) 1.35  

Total 100(%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara asupan gizi dengan jumlah kenaikan bulan ke 1 (p = 0.098; p>0.05).

Tabel 27. Pengaruh asupan gizi dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

 Asupan gizi N Mean P

Jumlah kenaikan bulan ke 2 Terpenuhi 57 (%) 1.75 .403

tidak terpenuhi

43 (%) 2.33  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara asupan gizi dengan jumlah kenaikan bulan ke 2 (p = 0.403; p>0.05).

Tabel 28. Pengaruh asupan gizi dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

38

Page 39: Hasil Penelitian Pmt Print

  Asupan gizi N Mean PJumlah kenaikan bulan ke 3 Terpenuhi 73 (%) 5.49 .345

tidak terpenuhi

27 (%) 4.17  

Total 100 (%)

Dengan uji kemaknaan Independent t-test tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara asupan gizi dengan jumlah kenaikan bulan ke 3 (p = 0.345; p>0.05).

BAB VI

PEMBAHASAN

VI.1 PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DENGAN

KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL SESUAI USIA KEHAMILAN

Program pemberian makanan tambahan (PMT) tidak memiliki pengaruh

yang bermakna dengan kenaikan berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan,

dimana didapatkan nilai p>0.05 sehingga hal ini menolak hipotesis awal. Pada

penelitian sebelumnya dinyatakan pemberian makanan tambahan akan

menurunkan risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, di mana

peningkatan berat badan akan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil yang

menjalankan program PMT dengan patuh dapat memperbaiki status gizinya

sehingga kenaikan berat badan sesuai dengan usia kehamilannya akan terpenuhi.

39

Page 40: Hasil Penelitian Pmt Print

Hal ini dikarenakan asupan gizi yang baik akan mencukupi kebutuhan ibu dan

janin yang dikandungnya dimana pemerintah melalui puskesmas secara khusus

memberikan bantuan kepada ibu hamil yang menderita KEK dengan memberikan

bantuan makanan selama 3 bulan berupa asupan karbohidrat sebanyak 500-600

kalori dan protein sebanyak 15 gram. Tetapi agar program ini berhasil ibu hamil

tetap dianjurkan untuk mengonsumsi makanan seperti biasa di samping makanan

bantuan yang diberikan Namun, pada hasil penelitian ini didapatkan ibu hamil

yang menjalankan program PMT secara terpenuhi maupun tidak terpenuhi tidak

memiliki pengaruh terhadap peningkatan berat badan sesuai usia kehamilan. Hal

ini diduga karena pada penelitian terdapat keterbatasan pada jumlah sampel

sehingga hasil yang didapat tidak signifikan dan dari penelitian sebelumnya

didapatkan pemberian PMT akan bermakna dalam meningkatkan status gizi ibu

hamil dengan pemberian program makanan tambahan setiap hari selama 3 bulan.

VI.2 PENGARUH KARAKTERISTIK IBU DENGAN KENAIKAN BERAT

BADAN IBU HAMIL SESUAI USIA KEHAMILAN

Tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang bermakna dengan kenaikan

berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan, didapatkan nilai p<0.05, hal ini

mendukung hipotesis awal. Pada penelitian sebelumnya menyatakan tingkat

pendidikan yang tinggi akan menurunkan risiko Kurang Energi Kronis (KEK)

pada ibu hamil, di mana peningkatan berat badan akan sesuai dengan usia

kehamilan. Pada hasil penelitian ini didapatkan ibu hamil yang pendidikannya

menengah sampai tinggi memiliki kenaikan berat badan yang sesuai usia

kehamilan. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan yang tinggi akan

mempengaruhi pola pikir ibu hamil, di mana asupan gizi yang cukup pada masa

kehamilan akan memberikan dampak positif pada janin yang dikandungnya.

Pendapatan tidak memiliki pengaruh yang bermakna dengan kenaikan

berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan, didapatkan nilai p>0.05, hal ini

menolak hipotesis awal. Pada penelitian sebelumnya menyatakan pendapatan

yang tinggi akan menurunkan risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu

hamil, di mana peningkatan berat badan akan sesuai dengan usia kehamilan. Hal

ini disebabkan karena peningkatan pendapatan akan diikuti oleh perubahan-

40

Page 41: Hasil Penelitian Pmt Print

perubahan dalam susunan makanan. Namun, pada hasil penelitian ini didapatkan

ibu hamil yang pendapatannya >2200000 tidak memiliki pengaruh terhadap

peningkatan berat badan yang sesuai usia kehamilan. Hal ini dikarenakan pada

penelitian terdapat keterbatasan pada jumlah sampel sehingga hasil yang didapat

tidak signifikan.

Pekerjaan tidak memiliki pengaruh yang bermakna dengan kenaikan berat

badan ibu hamil sesuai usia kehamilan, didapatkan nilai p>0.05, hal ini menolak

hipotesis awal. Pada teori dinyatakan pekerjaan dapat menurunkan risiko Kurang

Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, di mana peningkatan berat badan akan

sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini disebabkan karena pekerjaan akan

meningkatkan pendapatan keluarga yang akan diikuti oleh perubahan-perubahan

dalam susunan makanan. Namun, pada hasil penelitian ini didapatkan ibu hamil

yang memiliki pekerjaan tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan berat

badan yang sesuai usia kehamilan. Hal ini dikarenakan pada penelitian terdapat

keterbatasan pada jumlah sampel sehingga hasil yang didapat tidak signifikan dan

pekerjaan dengan pendapatan yang kecil tidak akan menunjang ekonomi keluarga

serta pekerjaan yang berat dapat mengganggu kesehatan ibu hamil

V1.4 PENGARUH STATUS OBTETRIKUS DENGAN KENAIKAN BERAT

BADAN IBU HAMIL SESUAI USIA KEHAMILAN

Usia kehamilan tidak memiliki pengaruh yang bermakna dengan kenaikan

berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan, dimana didapatkan nilai p>0.05

sehingga hal ini menolak hipotesis awal. Pada penelitian sebelumnya dinyatakan

usia kehamilan yang lebih tua dapat menurunkan risiko Kurang Energi Kronis

(KEK) pada ibu hamil, di mana peningkatan berat badan akan sesuai dengan usia

kehamilan. Semakin muda usia kehamilan, maka risiko KEK akan semakin tinggi

dimana akan menyebabkan berat badan ibu hamil tidak sesuai dengan usia

kehamilannya. Namun, pada hasil penelitian ini didapatkan ibu hamil yang

memiliki usia kehamilan di atas trisemester 1 tidak memiliki pengaruh terhadap

peningkatan berat badan yang sesuai usia kehamilan. Hal ini diduga karena pada

penelitian terdapat keterbatasan pada jumlah sampel sehingga hasil yang didapat

tidak signifikan.

41

Page 42: Hasil Penelitian Pmt Print

Kunjungan ANC tidak memiliki pengaruh yang bermakna dengan

kenaikan berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan, dimana didapatkan nilai

p>0.05 sehingga hal ini menolak hipotesis awal. Pada penelitian sebelumnya

dinyatakan kepatuhan dalam kunjungan ANC akan menurunkan risiko Kurang

Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil, di mana peningkatan berat badan akan

sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil yang rajin melakukan kunjungan ANC,

maka risiko KEK akan semakin rendah dimana akan menyebabkan kenaikan berat

badan ibu hamil sesuai dengan usia kehamilannya. Hal ini dikarenakan kunjungan

ANC merupakan skrining awal bagi ibu hamil dalam mengetahui kondisi

kesehatannya serta janin yang dikandung. Namun, pada hasil penelitian ini

didapatkan ibu hamil yang patuh dalam melakukan kunjungan ANC tidak

memiliki pengaruh terhadap peningkatan berat badan yang sesuai usia kehamilan.

Hal ini diduga karena pada penelitian terdapat keterbatasan pada jumlah sampel

sehingga hasil yang didapat tidak signifikan.

V1.6 PENGARUH ASUPAN GIZI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN

IBU HAMIL SESUAI USIA KEHAMILAN

Asupan gizi tidak memiliki pengaruh yang bermakna dengan kenaikan

berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan, dimana didapatkan nilai p>0.05

sehingga hal ini menolak hipotesis awal. Pada penelitian sebelumnya dinyatakan

kepatuhan dalam kunjungan ANC akan menurunkan risiko Kurang Energi Kronis

(KEK) pada ibu hamil, di mana peningkatan berat badan akan sesuai dengan usia

kehamilan. Ibu hamil yang asupan gizinya baik akan menurunkan risiko KEK

sehingga kenaikan berat badan sesuai dengan usia kehamilannya akan terpenuhi.

Hal ini dikarenakan asupan gizi yang baik akan mencukupi kebutuhan ibu dan

janin yang dikandungnya. Namun, pada hasil penelitian ini didapatkan ibu hamil

dengan asupan gizi yang terpenuhi maupun tidak terpenuhi tidak memiliki

pengaruh terhadap peningkatan berat badan sesuai usia kehamilan. Hal ini diduga

karena pada penelitian terdapat keterbatasan pada jumlah sampel sehingga hasil

yang didapat tidak signifikan.

42

Page 43: Hasil Penelitian Pmt Print

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1 KESIMPULAN

Penelitian dilakukan untuk mencari hubungan antara pengaruh pemberian

makanan tambahan dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap kenaikan

berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan. Pada karakter individu, yaitu

pendidikan terdapat hubungan secara signifikan terhadap peningkatan berat

badan ibu hamil sesuai usia kehamilan di Puskesmas Kecamatan Mampang

Prapatan. Sedangkan pada karakter individu lain (pekerjaan dan pendapatan) dan

status obstetrikus (usia kehamilan dan kunjungan ANC) tidak terdapat hubungan

yang signifikan terhadap peningkatan berat badan ibu hamil sesuai usia

kehamilan di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan.

Pada program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan di

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan juga tidak memiliki hubungan yang

43

Page 44: Hasil Penelitian Pmt Print

signifikan terhadap peningkatan berat badan ibu hamil sesuai usia kehamilan.

Namun, keterbatasan jumlah sampel pada penelitian ini dapat mempengaruhi

hasil penelitian sehingga penelitian dengan jumlah sampel yang besar diperlukan

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

.

VII.2 SARAN

1. Bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk meninjau ulang program

PMT, khususnya mengenai waktu pengulangan pemberian makanan tambahan,

diadakannya penyuluhan mengenai PMT, pengetahuan mengenai asupan gizi yang

baik selama hamil, akibat dari gizi yang buruk selama kehamilan, menyusun pola

makan agar mendapat asupan gizi yang baik selama kehamilan, serta membentuk

tim kader gizi untuk follow up ibu hamil KEK agar patuh menjalanin program

PMT.

2. Bagi Ibu Hamil

Penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan bagi ibu

hamil mengenai dampak dari Kurang Energi Kronis yang akan mempengaruhi

kesehatan bayi yang akan dilahirkannya.

3. Bagi Peneliti Lain

Karena keterbatasan sampel dalam penelitian ini, maka responden dapat

dijadikan dalam penelitian selanjutnya, khususnya penelitian dengan metode

kualitatif dan kuantitatif untuk menggali informasi yang lebih mendalam

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Kurang Energi Kronis pada

ibu hamil di Indonesia dan bagaimana upaya yang tepat dilakukan dalam

pencegahan.

44

Page 45: Hasil Penelitian Pmt Print

DAFTAR PUSTAKA

1) Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Litbangkes.

Available at:

http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/

lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf. Accessed on February

21, 2013.

2) Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, dkk. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat.

Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008; 235-40.

3) Mochtar Rustam. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Jakarta : EGC. 1998; hal

156-57.

4) Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makanan Tambahan Ibu

Hamil Berbasis Pangan Lokal. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina

Gizi Masyarakat. 2010

5) Departemen Kesehatan RI. 2003. Gizi dalam Angka. Depkes RI, Jakarta.

45

Page 46: Hasil Penelitian Pmt Print

6) Rahayu P, Fathonah S, Fajri M. 2012. Daya Terima dan Kandungan Gizi

Makanan Tambahan Berbahan Dasar Ubi Jalar Ungu. Available at:

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/fsce. Accessed on February 21,

2013.

7) Hermawan W. 2006. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Risiko

Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil di Kecamatan Cimalaka

Kabupaten Sumedang. Available at:

8) Mainase, J. 2009. Hubungan Faktor Ibu Hamil dengan Terjadinya Bayi

Berat Badan Lahir Rendah di RSUD DR M. Haulussy Ambon. Ambon:

Ebers Papyrus Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, volume 5, no.2, hal 124

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/50900/

A06whe.pdf?sequence=1. Accessed on February 19, 2013.

9) Kekurangan Energi Kronik. Available at:

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-astritunju-6552-

3-babii.pdf. Accessed on February 20, 2013.

10) Antenatal Care. Available at:

http://www.medical-journal.co.cc/2010/03/antenatal-care.html. Accessed

on February 21, 2013.

11) Nardho GH. Pedoman Pelayanan Ante Natal Care di Tingkat Pelayanan

Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 1994

12) Sandjaja. Risiko Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil di Indonesia. Gizi

Indon 2009, 32 (2): 128-38

13) Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. 2009; hal 141-47

14) Herbold NH, Edelstein S. Rapid Reference For Nurse: Nutrition. Jakarta:

EGC. 20012; hal 81-4, 537-41.

15) Duyff RL. American Dietetic Association Complete Food and Nutrition

Guide. 2nd ed. New Jersey: John Wiley & Sons. 2002; pg. 29.

16) Fox MK, Hamilton W. 2004. Effects of Food Assistance and Nutrition

Programs on Nutrition and Health: Literature Review. United States:

Department of Agriculture.

46

Page 47: Hasil Penelitian Pmt Print

17) Sulaeman A, Riyadi H, Palupi NHS, Prihananto V. Pengaruh Pemberian

Makanan Tambahan Terhadap Konsumsi Energi dan Protein. Bogor:

Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2007 2(1): 16-21.

18) Seumo EF, Abdallah F. Nutritional Counseling for Pregnant Women in

Tanzania. United States: USAID.

19) Taslim NA, Karya EM, Hadju V. Pengaruh Pemberian Makanan

Tambahan dan Tablet Besi Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil yang

Menderita Kurang Energi Kronik di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

J Med Nus. 2005; 26:24-29.

20) Sediaoetama AD. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Jakarta:

Dian Rakyat. 1996, hal 241-42.

21) Sastroasmoro A, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Edisi ke-4. Jakarta: CV Sagung Seto. 2011; hal 104-29, 298-323.

22) Singarimbun M, Effendi S. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi.

Jakarta: LP3ES. 2008; hal 95-128, 175-82.

LAMPIRAN

Tabel 29. Hubungan antara pendidikan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

Variabel R PPendidikan -0.003 0.986

Tabel 30. Hubungan antara pendidikan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

Variabel R PPendidikan

-.179 0.541

47

Page 48: Hasil Penelitian Pmt Print

Tabel 31. Hubungan antara pendidikan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

Variabel R PPendidikan

-.051 0.883

Tabel 32. Hubungan antara pendapatan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

Variabel R PPendapatan

.094 0.627

Tabel 33. Hubungan antara pendapatan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

Variabel R PPendapatan

.295 0.306

Tabel 34. Hubungan antara pendapatan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

Variabel R PPendapatan

.301 0.369

Tabel 35. Hubungan antara pekerjaan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

Variabel R PPekerjaan -.146 0.451

Tabel 36. Hubungan antara pekerjaan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

Variabel R PPekerjaan -.090 0.760

48

Page 49: Hasil Penelitian Pmt Print

Tabel 37. Hubungan antara pekerjaan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

Variabel R PPekerjaan -.145 0.670

Tabel 38. Hubungan antara usia kehamilan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

Variabel R PUsia kehamilan

.049 0.801

Tabel 39. Hubungan antara usia kehamilan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

Variabel R PUsia kehamilan

.230 0.430

Tabel 40. Hubungan antara usia kehamilan dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

Variabel R PUsia kehamilan

.658 0.028

Tabel 41. Hubungan antara ANC dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

Variabel R PANC -.097 0.617

Tabel 42. Hubungan antara ANC dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

Variabel R PANC -.305 0.289

49

Page 50: Hasil Penelitian Pmt Print

Tabel 43. Hubungan antara ANC dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

Variabel R PANC . .

Tabel 44. Hubungan antara Asupan gizi dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

Variabel R PAsupan gizi

0.144 0.457

Tabel 45. Hubungan antara Asupan gizi dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

Variabel R PAsupan gizi

0.126 0.668

Tabel 46. Hubungan antara Asupan gizi dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

Variabel R PAsupan gizi

0.195 0.566

Tabel 47. Hubungan antara PMT dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 1

Variabel R PPMT 0.000 1.000

Tabel 48. Hubungan antara PMT dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 2

Variabel R PPMT 0.022 0.941

50

Page 51: Hasil Penelitian Pmt Print

Tabel 49. Hubungan antara PMT dengan jumlah kenaikan berat badan bulan ke 3

Variabel R PPMT . .

Tabel 50. Kenaikan BB Ibu Hamil per Trimester Berdasarkan IMT Pra-

hamil (Sumber : William Obstetrics 23 Ed)

Tabel 51. Dietary Recommendation Intake untuk Ibu Hamil

 Kkal per hari*

Karbohidrat (g/hr)

Serat Total (gr/hr)

Lemak Total Protein

14 - 18 tahun   175 28* ND2 7,13

(1,1 G/kg/hr)

Trisemester ke-1 2.368Trisemester ke-2 2.708Trisemester ke-3 2.82

51

Page 52: Hasil Penelitian Pmt Print

19 - 50 tahun 175 28* ND2 7,13(1,1 G/kg/hr)

Trisemester ke-1 2.403Trisemester ke-2 2.743Trisemester ke-3 2.855*Tanda bintang (*) menunjukkan Asupan yang Adekuat; jumlah semua nutrien lainnya adalah Recommended Dietary Allowances (RDA)., 10th ed., 1989 oleh National1 Kebutuhan energi ini diasumsikan sebagai gaya hidup aktif.2 ND = Tidak Ditentukan (Not Determined).3 Kebutuhan protein berdasarkan pada rujukan wanita: TB = 163 cm, BB = 44kg (14 - 18 tahun), atau 47 kg (19 - 30 tahun).Sumber : Recommended Dietary Allowances (RDA)., 10th ed., 1989 oleh National Academy of Sciences.

Tabel 52. Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia

Kelompok Umur

Berat badan (kg)

Tinggi Badan (cm)

Energi (Kkal)

Protein (g)

Vit.A (RE)

Vit D (ug)

Vit E (mg)

Vit K (ug)

Tiamin (mg)

16-18 th 50 154 2200 50 600 5 15 55 1,1

19-29 th 52 156 1900 50 500 5 15 55 1

30-49 th 55 156 1800 50 500 5 15 55 1

50-64 th 55 156 1750 50 500 10 15 55 1

60+ th 55 156 1600 50 500 15 15 55 1

Hamil (+an)

Trimester1 +180 +17 +300 +0 +0 +0 +0,3

Trimester2 +300 +17 +300 +0 +0 +0 +0,3

Trimester3 +300 +17 +300 +0 +0 +0 +0,3

Kelompok Umur

Riboflavin (mg)

Niasin (mg)

Asam Folat (ug)

Pirodiksin (mg)

Vit. B12 (ug)

Vit.C (mg)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Magnesium (mg)

16-18 th +1 +14 +400 +1,2 +2,4 +75 +1000 +1000 +24019-29 th +1,1 +14 +400 +1,3 +2,4 +75 +800 +600 +24030-49 th +1,2 +14 +400 +1,3 +2,5 +75 +800 +600 +27050-64 th +1,3 +14 +400 +1,5 +2,6 +75 +800 +600 +27060+ th +1,4 +14 +400 +1,5 +2,7 +75 +800 +600 +270

52

Page 53: Hasil Penelitian Pmt Print

Hamil (+an)Trimester 1 +0,3 +4 +200 +0,4 +0,2 +10 +150 +0 +30Trimester 2 +0,3 +4 +200 +0,4 +0,2 +10 +150 +0 +30Trimester 3 +0,3 +4 +200 +0,4 +0,2 +10 +150 +0 +30

Kelompok Umur

Besi (mg)

Yodium (ug)

Seng (mg)

Selenium (ug)

Mangan (mg)

Flour (mg)

16-18 th +26 +150 +14 +30 +1,6 +2,519-29 th +26 +150 +9,3 +30 +1,8 +2,630-49 th +26 +150 +9,8 +30 +1,9 +2,750-64 th +12 +150 +9,9 +30 +1,10 +2,8

60+ th +12 +150 +9,10 +30 +1,11 +2,9

Hamil (+an)Trimester 1 +0 +50 +1,7 +5 +0,2 +0,2

Trimester 2 +0 +50 +1,7 +5 +0,2 +0,2

Trimester 3 +0 +50 +1,7 +5 +0,2 +0,2

(Sumber : Departemen Kesehatan RI,2004)

Kuisioner dan Hasil Wawancara

No

.

Pertanyaan Jawaban Keterangan

(Alasan)

I Pelaksanaan

program PMT

1. Apakah makanan

tambahan diberikan

oleh puskesmas?

Diberikan Tidak

Diberika

n

2. Apakah makanan

tambahan yang

Iya Tidak

53

Page 54: Hasil Penelitian Pmt Print

diberikan disukai oleh

ibu hamil?

3. Apakah makanan

tambahan habis

dimakan oleh ibu

hamil?

Iya Tidak

4. Apakah ibu hamil

mengikuti program

PMT selama 3 bulan?

II Pendapatan

1. Pendapatan yang

didapat keluarga

dalam setiap bulannya

untuk memenuhi

kebutuhan keluarga?

≥ Rp.

2.200.000

< Rp.

2.200.00

0

III Pola Makan

1. Apakah ibu hamil ada

pantangan terhadap

makanan?

2. Apakah makanan

keluarga beraneka

ragam (nasi, lauk

pauk, sayur, buah)?

KUESIONER FREKUENSI MAKANAN

Nama : Gender UmurTinggi Badan BB

BB Ideal

CDC/ Zscore

Absen : L/P  

54

Page 55: Hasil Penelitian Pmt Print

th cm Kg kg

 > 1x/ hari

1x/ hari

3- 6x/ minggu

1-2x/ minggu < 1x/ hari

Tidak pernah URT Keterangan

Hidrat Arang                Mie instan                Beras                Beras ketan                Beras merah                Bihun                Biskuit                Havermout                Jagung kuning                Kentang                Krakers                Yougrt                Kue- kue                Makaroni                Misoa                Roti bakar                Roti cokelat                Roti kismis                Roti putih                Roti susu                Singkong                Susu kacang kedelai                Kacang merah                Pisang                Ubi kuning                Ubi putih                The                Jamur                Kentang goreng                Kacang goreng                Protein Hewani                Ayam                Corned beef                Pizza                Daging bebek                Daging domba                Daging sapi                Buntut sapi                Bakso daging                Hati sapi                Ikan                

55

Page 56: Hasil Penelitian Pmt Print

Ikan mas                Ikan sardin                Ikan tongkol                Keju                Lidah                Kuning telur ayam                Kuning telur bebek                Paru sapi                Putih telur ayam                Putih telur bebek                Sosis                Telur ayam                Telur bebek                Udang                Usus                Hamburger                fried chicken                Kerang                

56

Page 57: Hasil Penelitian Pmt Print

Organisasi Penelitian

Pembimbing

Kampus : Dr Oktavianus Ch Salim, M.Kes

Puskesmas : Dr Chitra

Pelaksana dan Penyusun Penelitian

Kharina Novialie (030.07.135)

Maya Syafira (030.07.161)

Reza Surya Pandu (030.07.216)

Anggaran

1. Fotokopi Kuesioner Rp. 20.000

2. Fotokopi Laporan Penelitian Rp 150.000

3. Biaya trasportasi Rp. 100.000

4. Souvenir Rp. 150.000

5. Dana tak terduga Rp 30.000

---------------

Total Rp 450.000

57

Page 58: Hasil Penelitian Pmt Print

Tahap kegiatan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Perencanaan

1. Orientasi dan

identifikasi masalah

2. Pemilihan topic

3. Pembuatan proposal

4. Konsultasi dengan

pembimbing

5. Presentasi proposal

B. Pelaksanaan

1. Mengurus perizinan

2. Pengumpulan data

3. Pengolahan data

4. Konsultasi dengan

pembimbing

C. Pelaporan hasil

1. Penulisan dan

diskusi

2. Konsultasi dengan

pembimbing

3. Presentasi

Jadwal Kegiatan

58

Page 59: Hasil Penelitian Pmt Print

59