Hasil Penelitian

1
Hasil Penelitian Perbandingan antara 3 literatur dari BCSH (British Commite for Standards in Haematology), JSTH (Japanese Society of Thrombosis and Hemostasis), dan SISET (the Italian Society for Thrombosis dan Hemostasis). Perbandingan dari 3 literatur yang membahas soal DIC yang menyangkut tentang penegakan diagnosa didasarkan pada standart skoring DIC (ISTH). Dari sistem skoring, ISTH berguna untuk mendiagnosa DIC akibat infeksi dan non-infeksi. Kemudian adanya sistem laboratorium dapat menggunakan tes skrinning yang mampu memberikan bukti penting dari tingkat faktor aktivasi koagulasi dan konsumsi. Selain itu dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang aksi trombin pada fibrinogen. Penurunan level antikoagulan seperti antithrombin (AT) dan protein C (PC) yang berhubungan dengan DIC. Meskipun pengukuran aktivitas AT dapat berguna untuk mencapai keberhasilan penuh heparin. Dan pengukuran tersebut tak dapat dilakukan secara cepat dan tidak mudah diukur di semua Rumah Sakit. Sehingga Meskipun banyak tand-tanda yang muncul telah dilaporkan untuk kasus DIC, tidak ada tanda-tana tunggal yang mampu untuk mendiagnosis DIC. Oleh karena itu, terdapat tiga pedoman yang merekomendasikan DIC yang tidak boleh didiagnosis dengan penanda tunggal, tetapi dengan kombinasi laboratorium dan tanda-tanda yang ada sebagai penunjang adanya pemeriksaan dan treatment untuk DIC. Sehingga meskipun dari 3 pendapat atau literatur didapatkan penegakan diagnosanya yang berbeda, maka hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan harus diadakannya tes penunjang atau tes laboratorium untuk mendapatkan treatment seperti perawatan untuk kasus yang mendasari, treatment untuk pembekuan plasma darah, antikoagulan dan treatment antifibrinolytic.

description

p

Transcript of Hasil Penelitian

Page 1: Hasil Penelitian

Hasil Penelitian

Perbandingan antara 3 literatur dari BCSH (British Commite for Standards in Haematology), JSTH (Japanese Society of Thrombosis and Hemostasis), dan SISET (the Italian Society for Thrombosis dan Hemostasis). Perbandingan dari 3 literatur yang membahas soal DIC yang menyangkut tentang penegakan diagnosa didasarkan pada standart skoring DIC (ISTH). Dari sistem skoring, ISTH berguna untuk mendiagnosa DIC akibat infeksi dan non-infeksi. Kemudian adanya sistem laboratorium dapat menggunakan tes skrinning yang mampu memberikan bukti penting dari tingkat faktor aktivasi koagulasi dan konsumsi. Selain itu dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang aksi trombin pada fibrinogen. Penurunan level antikoagulan seperti antithrombin (AT) dan protein C (PC) yang berhubungan dengan DIC. Meskipun pengukuran aktivitas AT dapat berguna untuk mencapai keberhasilan penuh heparin. Dan pengukuran tersebut tak dapat dilakukan secara cepat dan tidak mudah diukur di semua Rumah Sakit. Sehingga Meskipun banyak tand-tanda yang muncul telah dilaporkan untuk kasus DIC, tidak ada tanda-tana tunggal yang mampu untuk mendiagnosis DIC. Oleh karena itu, terdapat tiga pedoman yang merekomendasikan DIC yang tidak boleh didiagnosis dengan penanda tunggal, tetapi dengan kombinasi laboratorium dan tanda-tanda yang ada sebagai penunjang adanya pemeriksaan dan treatment untuk DIC. Sehingga meskipun dari 3 pendapat atau literatur didapatkan penegakan diagnosanya yang berbeda, maka hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan harus diadakannya tes penunjang atau tes laboratorium untuk mendapatkan treatment seperti perawatan untuk kasus yang mendasari, treatment untuk pembekuan plasma darah, antikoagulan dan treatment antifibrinolytic.