HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA TIMUR
description
Transcript of HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA TIMUR
SEMINAR NASIONAL
Hotel Santika Premiere : 18-20 Nopember 2009
FOKUS KAJIANFOKUS KAJIAN
1.1. TINGKAT PELAYANAN PUBLIK TINGKAT PELAYANAN PUBLIK 1.1. TINGKAT PELAYANAN PUBLIK TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASIDAN DEMOKRASI
2.2. TINGKAT KUALITAS SUMBERDAYA TINGKAT KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIAMANUSIA
3.3. TINGKAT PEMBANGUNANTINGKAT PEMBANGUNAN
4.4. KUALITAS PENGELOLAAN KUALITAS PENGELOLAAN 4.4. KUALITAS PENGELOLAAN KUALITAS PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUPLINGKUNGAN HIDUP
5.5. TINGKAT KESEJAHTERAAN TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIALSOSIAL
1. TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI: Pelayanan Publik dan Demokrasi
2. TINGKAT KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA: Indeks Pembangunan Manusia (Pendidikan, Kesehatan, dan Keluarga Berencana)
3. TINGKAT PEMBANGUNAN: Ekonomi Makro dan Infrastruktur
4. KUALITAS PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP: Kehutanan dan KelautanLINGKUNGAN HIDUP: Kehutanan dan Kelautan
5. TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL: Persentase Penduduk Miskin; Tingkat Pengangguran Terbuka; Persentase Jumlah Anak (terlantar, jalanan, Balita terlantar) yang dilayani Depsos; Dan Persentase Jumlah ( penyandang cacat; tuna sosial; dan korban penyalahgunaan narkoba) yang dilayani Depsos
Sumber DataSumber Data
� Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2009. Kemiskinan di Jawa Timur Maret 2009,
� Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2009. Kemiskinan,
� Badan Posat Statistik Jawa Timur, 2009. Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur 2009,
� Badan Statistik Propinsi Jawa Timur, 2008, Profil Kemiskinan Jawa Timur Maret Tahun � Badan Statistik Propinsi Jawa Timur, 2008, Profil Kemiskinan Jawa Timur Maret Tahun 2009, Biro Pusat Statistik, 2008, Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) modul Maret 2009, Bappenas RI, 2008, Strategi Penanggulangan Kemiskinan Nasional, bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Bappeda Propinsi Jawa Timur, 2008, Evaluasi Pembangunan Ekonomi Jawa Timur, Dinas Sosial Nasional. 2009. Data PKMS Nasional 2008
� Dinas Sosial Jawa Timur. 2009. Data PKMS Jatim 2006 dam 2007.
� Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur,2009. Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2000 tentang Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur.
� Pemerintah Propinsi Jawa Timur, 2008, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir � Pemerintah Propinsi Jawa Timur, 2008, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Gubernur Jawa Timur,
�� Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur Propinsi Jawa Timur
�� Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur. Propinsi Jawa Timur.
�� RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009--2001420014
• Jawa Timur merupakan satu-satunya Propinsi di Indonesia yang telah memiliki Perda
Pelayanan Publik yang tertuang dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Pelayanan Publik yang tertuang dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11
Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur ditetapkan pada 6
Desember 2005 (sebelum lahirnya UU No.25/2009 ttg Pelayanan Publik)
• Pada 4 April 2006 telah dikeluarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 14 Tahun
2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11
Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur
• Untuk melengkapi pelaksanaan Perda Pelayanan Publik, Gubernur Jawa Timur juga
melantik Komisi Pelayanan Publik (KPP) pada 6 November 2006. Komisi ini
berkedudukan non-struktural dan bersifat independen, berfungsi menerima pengaduan berkedudukan non-struktural dan bersifat independen, berfungsi menerima pengaduan
dan bertugas mengadakan verifikasi, memeriksa, dan menyelesaikan sengketa
pelayanan publik; serta memberikan saran atau masukan, baik diminta maupun tidak,
kepada kepala daerah dan penyelenggara pelayanan publik dalam rangka memperbaiki
kinerja pelayanannya melalui DPRD.
• Jawa Timur adalah salah satu propinsi yang pertama kali
menerapkan sistem pengadaan barang dan jasa secara eletronik menerapkan sistem pengadaan barang dan jasa secara eletronik
(e-Procurement) walaupun pada awalnya dimulai dengan
penerapan e-Lelang yang belum sepenuhnya menggunakan sistem
elektronik
• Jawa Timur juga telah berhasil menjalankan program e-education/
e-learning di beberapa sekolah yang pada pelaksanaannya
bekerjasama dengan pihak jepang. Program ini berjalan sejak 2006
dibeberapa sekolah di jawa Timur.
• Kelemahan dalam pelayanan publik dapat diketahui melalui pengaduan dan keluhan diketahui melalui pengaduan dan keluhan masyarakat, secara langsung maupun melalui media massa, antara lain menyangkut :o sistem dan prosedur pelayanan yang berbelit-belit,
o tidak transparan,
o kurang informatif,
o kurang akomodatif, dan
tidak konsisten, o tidak konsisten,
o sehingga tidak menjamin kepastian hukum, waktu, dan biaya, serta masih adanya praktik percaloan dan pungutan tidak resmi.
INDIKATOR KINERJA
PENCAPAIANTARGET RPJMD
INDIKATOR KINERJA
2004 2005 2006 2007 2008 2008
1. Efektivitas Perda yang dihasilkanbelum efektif
cukup baik
data tdk
tersedia meningkat
2.Penanganan pengaduan di DPRD Jawa Timur
62.820 51.700 60.000 100.000 meningkat
3.Rasio jumlah dan besar kerugian negara terhadap APBD (%)
0.401 0.490 0.425 0.411 0.320 meningkat
4.Penanganan terhadap Pengaduan Pelayanan Publik
baik dengan catatan
- meningkat
• Pemerintah Jawa Timur telah banyak berupaya dalam meningkatkan pelayanan publik kepada Masyarakat dengan berbagai bentuk inovasi diantaranya penerapan e-government di berbagai sektor, diantaranya sektor pendidikan melalui kegiatan e-berbagai bentuk inovasi diantaranya penerapan e-government di berbagai sektor, diantaranya sektor pendidikan melalui kegiatan e-education (e-learning) serta dalam pengadaan barang dan jasa dengan e-lelang dan e-procurement.
• Pemerintah Jawa Timur tidak ketinggalan telah melengkapi aspek legal formal dengan disahkannya Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur no 11 tahun 2005 yang mengatur pelayanan publik serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur.Timur.
• Namun sekeras apa pun upaya meningkatkan pelayanan publik, sudah barang tentu tidak membuat seluruh pelayanan publik di Jawa Timur serta merta menjadi baik sesuai harapan masyarakat. Sebab reformasi pelayanan publik menuju pelayanan prima memerlukan proses, tahapan waktu, kesinambungan, dan keterlibatan semua komponen yang saling terkait dan berinteraksi.
(Petugas Pelayanan SIM) dengan
mengenakan peci dan busana mengenakan peci dan busana
muslim di Unit Pelayanan Sim,
Polresta, Malang, Jawa Timur,
Jum'at (5/9). Kepolisian setempat
mengharuskan para petugas di
pelayanan publik yakni SIM dan
SAMSAT agar mengenakan
busana muslim saat Bulan
Ramadhan ini
Isu strategis perkembangan demokrasi di Jawa Timur, antara lain:
1. Keterlibatan Masyarakat dalam pengambilan keputusan strategis;
a. Dalam Pembuatan Rencana Pembangunan, baik Rencana
Pembangunan Jangka Panjang 20 tahun, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 5 tahun maupun Rencana
Kerja Pemerintah Daerah Tahunan, pelibatan partisipasi
masyarakat untuk menyalurkan aspirasi dan hak-hak politik yang
diakses melalui Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang).
b. Dalam pembuatan peraturan daerah, hak-hak politik masyarakat
diakses melalui seminar, semiloka tentang urusan pemerintahan dan diakses melalui seminar, semiloka tentang urusan pemerintahan dan
pembangunan yang akan ditetapkan peraturan daerahnya.
Sedangkan kajian, telaah, perumusan dan penetapan, dilaksanakan
bersama antara Pemerintah dan DPRD. Proses uji publik dan
sosialisasi dimulai dari pengembangan wacana, proses perumusan
hingga sosialisasi implementasi melalui media masa dan forum-forum hingga sosialisasi implementasi melalui media masa dan forum-forum
publik kemasyarakatan.
2. Komunikasi Pembangunan antara Kepala Daerah, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan Masyarakat Perdesaan. Perdesaan.
a. Slogan Ayo Mbangun Deso adalah bentuk ajakan dan pemberian
peluang serta motivasi kepada masyarakat luas untuk berinisiatif
membangun desa, membangkitkan semangat kegotongroyongan
yang semakin hilang serta mensinergikan potensi lokal perdesaan
dengan kemampuan Pemerintah Kabupaten/Kota yang masih dengan kemampuan Pemerintah Kabupaten/Kota yang masih
terbatas, program andalan adalah Pogram Kemitraan yaitu sharing
pendanaan pembangunan infrastruktur perdesaan antara APBD
dengan dana masyarakat.
b. Sambang Desa, adalah wujud komunikasi manajemen
antara Para Pemimpin dengan masyarakat. Disamping
sentuhan psikologis hubungan saling peduli, saling
mendengarkan, juga para Pemimpin akan mengetahui
dengan pasti peta permasalahan dan potensi desa sesuai
bidang masing-masing.
3. Pemilihan Kepala Desa Langsung/Serempak
a. Landasan filosofi; pemilihan Kepala Desa secara langsung a. Landasan filosofi; pemilihan Kepala Desa secara langsung
dianggap model yang paling demokratis bahkan sudah merupakan
budaya Pemerintahan Desa.
b. Landasan Yuridis; bahwa segala bentuk peraturan perundangan
baik payung besar secara nasional maupun Peraturan Daerah dan
Peraturan Teknis, telah dipersiapkan dan disosialisasikan sehingga
sudah memenuhi azas yuridis dan azas legitimet.
4. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan penguatan sarana
demokrasi, seperti Partai Politik, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi demokrasi, seperti Partai Politik, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi
Keagamaan dan Lembaga Sosial Ekonomi Masyarakat pada umumnya,
baik melalui forum koordinasi dan komunikasi serta bantuan dari APBD,
termasuk pengembangan budaya saling menghormati, menjaga sopan
santun politik, selalu duduk bersama dalam majelis, pada posisi
kesetaraan dalam berpendapat dan sebagainya. kesetaraan dalam berpendapat dan sebagainya.
5. Proses sosialisasi kepada masyarakat bahwa kegiatan demokrasi akan berjalan
terus tanpa henti, tanpa menunggu kesiapan orang-orang per orang, seperti
dalam pelaksanaan pesta demokrasi tahun 2008 tentang pemilihan Gubernur dalam pelaksanaan pesta demokrasi tahun 2008 tentang pemilihan Gubernur
Jawa Timur, Tahun 2009 Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah serta Pemilihan Presiden.
Oleh karena itu pembelajaran pemahaman dan kerelaan untuk menjadikan
Demokrasi Pancasila sebagai perilaku politik bermasyarakat sudah tidak bisa
ditawar -tawar lagi.
Keberhasilan penyelengaraan pemerintahan daerah dapat menjadi pondasi
penting di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah penting di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah
dan peningkatan pelayanan publik, yang tentu hasilnya kemudian dapat
memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dengan kata lain, keberhasilan pembangunan nasional ditentukan antara lain
oleh agregasi keberhasilan pembangunan di daerah.
• Bahwa kondisi umum demokrasi di Jawa • Bahwa kondisi umum demokrasi di Jawa
Timur masih terjaga, aman dan terkendali
• Antara Periode 2003-2007 IPM Jawa Timur berada pada peringkat 22 dalam pembangunan manusia di Indonesia dari 26 propinsi-propinsi lain. dari 26 propinsi-propinsi lain.
• Data Susenas yang dipublikasikan oleh BPS (2007) menyuguhkan adanya peningkatan kondisi kesehatan masyarakat Jawa Timur. Namun demikian peranan tenaga medis sangat dinantikan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
• Data Tahun 2008, angka buta aksara di Jatim terbanyak di • Data Tahun 2008, angka buta aksara di Jatim terbanyak di
Malang mencapai 12 ribu jiwa. Di Ponorogo pada 2009
angka buta huruf mencapai 14.360 jiwa terdiri dari usia 45-
60 tahun.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam IPM di Jawa Timur, bahwa: di Jawa Timur, bahwa:
1) Visi pendidikan yang menetapkan persoalan daya saing bangsa harus menjadi fokus utama.
2) Pemerintah dan perguruan tinggi perlu segera menyeleksi semua program studi yang sudah termasuk kategori titik jenuh pasar
3) Pembelajaran hendaknya berorientasi pada 3) Pembelajaran hendaknya berorientasi pada kecerdasan intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang tak terpisahkan dari pengembangan kurikulum berbasis soft skills dan kurikulum berbasis kompetensi.
4) Pengembangan kemampuan daya saing dengan cara
meningkatkan motivasi pembangunan dan meningkatkan motivasi pembangunan dan
peningkatan kesadaran dan asupan gizi
5) Masalah buta aksara yang ada di masyarakat Jatim
perlu segera dituntaskan
7
0
1
2
3
4
5
6
7
2004 2005 2006 2007 2008
Nasional
Jaw a
Timur
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2004 mulai menembus angka 5%,
menjadi 5,83%. Pada 2008, pertumbuhan ekonomi kembali melambat menjadi
5,90%, atau melemah 0,21% dibanding 2007.
• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur atas
harga berlaku (ADHB) pada periode 2003-2008
menunjukkan kecenderungan terus meningkat sejalan kian
membaiknya kondisi perekonomian. Pada 2004 sebesar Rp
341.065 miliar; 2005 (Rp 403.392 miliar); 2006 (Rp 470.627
miliar); 2007 (Rp 534.919 miliar); dan pada 2008 (Rp miliar); 2007 (Rp 534.919 miliar); dan pada 2008 (Rp
618.085 miliar).
• Pembangunan koperasi dan UMKM telah menunjukkan kinerja yang cukup signifikan, hal ini ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan aset koperasi rata-rata mencapai 3,5% pertumbuhan aset koperasi rata-rata mencapai 3,5% pertahun, yaitu tahun 2007 telah mencapai Rp. 9,6 trilyun dengan jumlah koperasi sebanyak 17.918 unit.
• Selanjutnya nilai tambah UKM Jawa Timur ADHB juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik, yaitu pada tahun 2007 mencapai Rp. 284,38 trilliun atau naik dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar Rp. 250,66 trilliun.
• Dengan demikian, peranan nilai tambah UKM terhadap PDRB Jawa Timur pada 2007 sebesar 53,49 %2006 naik dibandingkan tahun lalu sebesar 53,26 %, hal ini mengindikasikan bahwa efektifitas kebijakan pemberdayaan Koperasi dan UMKM cukup mendapat respon.
54,5
55
55,5
Di tahun 2004 persentase
sektor UMKM terhadap
50
50,5
51
51,5
52
52,5
53
53,5
54
54,5
2004 2005 2006 2007 2008
Nasional
Jaw a
Timur
sektor UMKM terhadap
PDRB adalah sebesar
55,40%, menurun sebesar
1,5% di tahun berikutnya
atau tahun 2005 yaitu
sebesar 53,90%.
2004 2005 2006 2007 2008
Kembali di tahun 2006 terjadi sedikit penurunan atau sebesar
0,41% Di tahun 2008 terjadi penurunan yang cukup signifikan
yaitu sebesar 0,90%. Pada tahun 2008 persentase UMKM
terhadap PDRB adalah sebesar 52,70%.
5
10
15
20
25
Nasional
Jaw a
Timur
02004 2005 2006 2007 2008
Di tahun 2008 pendapatan perkapita masyarakat Jawa Timur
adalah sebesar Rp 16.756,72 meningkat relatif lebih besar
dari selisih tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 2.258,72.
Bulan Oktober 2009 Jawa Timur mengalami inflasi 0,13 persen atau telah terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 115,98 pada bulan September 2009 menjadi 116,13 pada bulan Oktober 2009.Oktober 2009.
Kondisi ini terlihat lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun 2007 yang mengalami inflasi 0,89 persen dan tahun 2008 yang mengalami inflasi 0,44 persen.
• UMKM sebagai sektor dominan dalam perekonomian haruslah didukung dengan kebijakan pemerintah yang haruslah didukung dengan kebijakan pemerintah yang berpihak pada keberlangsungannya.
• Pemerintah Jawa Timur tidak hanya mendukung sektor industri besar dengan menyediakan instrumen finansial maupun peraturan pendukung saja akan tetapi juga harus membenahi sektor perpajakannya.
• Pemerintah harus membenahi bidang keuangan negara • Pemerintah harus membenahi bidang keuangan negara dengan meningkatkan penerimaan dan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak yang selama ini masih terkendala oleh lemahnya sistem pengolahan data dan kurangnya koordinasi antar instansi terkait
• Sejalan dengan tujuan negara yang tertuang dalam RPJMN, propinsi Jawa Timur pun harus menjalankan pogram-program kerjanya yang bertujuan untuk mewujudkan misi dan visinya. kerjanya yang bertujuan untuk mewujudkan misi dan visinya.
• Untuk mendukung perekonomian negara yang didasarkan pada penguatan sektor ekonomi agribisnis, maka pemerintah propinsi Jawa Timur harus mendukung sektor industri baik besar maupun kecil, hulu maupun hilir yang mendukung misi dan tujuan pemerintah daerah.
• Di bidang pengendalian inflasi, pemerintah harus menjaga kestabilan harga barang-barang pokok dan harga produk-kestabilan harga barang-barang pokok dan harga produk-produk pertanian, serta melindungi produk-produk dalam negeri agar tidak kalah bersaing menghadapi serbuan barang impor yang kadang harganya relatif lebih murah dan kualitasnya lebih bagus.
• Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian
pembangunan tahap sebelumnya, pembangunan pembangunan tahap sebelumnya, pembangunan
tahap pertama diarahkan untuk menata dan
membangun Jawa Timur dengan bertumpu
pada pembangunan agribisnis yang ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
1. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur
Indikator III-2008 IV-2008 I-2009 II-2009
Pertumbuhan
Ekonomi ( %)6,57 5,35 4,48 4,73
Laju Inflasi 11,39 9,47 7,52 3,68
Sumber: Bank Indonesia,2009
Laju Inflasi
Tahunan ( %)11,39 9,47 7,52 3,68
2. Kenaikan nilai PMDN dan PMA di Jawa Timur
2008 – Mei 20092008 – Mei 2009
3. Penurunan nilai ekspor non migas di tahun 2008
Jawa Timur akibat:
o Kenaikan harga minyak dunia yang mencapai nilai
tertinggi pada Oktober 2008tertinggi pada Oktober 2008
o Bencana lumpur Lapindo yang mematikan industri di
sekitarnya
2004 2005 2006 2007 2008 2009*
Penanaman Modal
dalam Negeri
(PMDN)
Proyek 16 23 32 17 27 14
Nilai (ribu US$) 4.055.266 5.516.581 16.744.902 1.628.000 1.924.000 1.400.000
Penanaman ModalPenanaman Modal
Asing (PMA)
Proyek 68 78 82 85 93 40
Nilai (ribu US$) 337.770 554.334 1.465.236 855.227 2.585.906 1.001.364
Tahun Nasional Jawa Timur %
(miliar USD) (Miliar USD)
2005 66,36 7,11 10,72%
2006 79,58 9,02 11,33%
2007 91,09 11,77 12,92%
• Sumber: Disperindag Propinsi Jawa Timur
2008 107.8 10,51 9,75%
• Provinsi Jawa Timur mengembangkan sektor unggulan berbasis klaster bisnis
• Mewujudkan sinergitas dengan kebijakan ekonomi dan investasi nasional maupun daerah serta berorientasi pada potensi sumberdaya daerah dengan tujuan untuk menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah ;
• Mewujudkan iklim investasi yang didukung oleh terselenggaranya proses perijinan secara cepat dan terselenggaranya proses perijinan secara cepat dan efisien, serta persiapan sarana infrastruktur dan sumberdaya manusia di lokalitas investasi ; dan
• Penyebaran investasi ke wilayah selatan Jawa Timur, Madura, dan wilayah Barat Jawa Timur
• Panjang jalan wilayah Jawa Timur
2004 2005 2006 2007 2008
Panjang jalan nasional berdasarkan
kondisi dalam km:
1899,21 1.899,21 1.899,21 1.899,21 1.899,21
Baik 534.76
Sedang 1.031,43
Buruk 66,07
Panjang jalan provinsi dan kabupaten 1.439,11 1.439,11 1.439,11 2.000,98 2.000,98
• Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Timur
Panjang jalan provinsi dan kabupaten
berdasarkan kondisi dalam km:
1.439,11 1.439,11 1.439,11 2.000,98 2.000,98
Baik 91.58
Sedang 1.510.63
Buruk 107.09
• Diresmikannya jembatan Surabaya – Madura pada
tanggal 10 Juni 2009 oleh Presidentanggal 10 Juni 2009 oleh Presiden
�� Pembangunan perkeretaapian terutama di Pembangunan perkeretaapian terutama di
daerah Porongdaerah Porong
� Pembangunan transportasi udara:
Peningkatan kapasitas bandara Juanda dan
�� Pembangunan Transportasi Udara dan Pembangunan Transportasi Udara dan
KelistrikanKelistrikan
Peningkatan kapasitas bandara Juanda dan
perbaikan bandara Abdulrahman Saleh di
Malang
� Pembangunan kelistrikan:� Pembangunan kelistrikan:
Pemberlakuan penghematan daya listrik
dengan cara pemadaman bergilir
• Jawa Timur dalam rangka pembangunan infra struktur memerlukan percepatan pembangunan yang hancur dan rusak akibat lumpur Lapindo; struktur memerlukan percepatan pembangunan yang hancur dan rusak akibat lumpur Lapindo; o Pembangunan jalan tol Surabaya-Porong;
o Pengembangan infrastruktur pendukung;
o Perkembangan infratruktur terutama jalan antar daerah;
o Penyelesaian proyek jaringan tol;
o Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi;
o Pemberian stimulus dalam penyerapan rumah sederhana o Pemberian stimulus dalam penyerapan rumah sederhana sehat;
o Peningkatan pengembangan keberadaan energy alternative; dan
o Penyelesaian pembangunan pelabuhan
Berdasarkan grafik tersebut
menunjukkan bahwa luas kawasan menunjukkan bahwa luas kawasan
konservasi Nasional pada tahun 2004-
2006 hampir relative sama dan
mengalami penurunan yang signifikan
pada tahun 2007 dan 2008.
Sedangkan di Propinsi Jawa Timur
sendiri antara tahun 2004-2005
terdapat peningkatan yang sebesar
0,98% (3.790,9 Ha) dari yang semula
229.336,2 Ha menjadi 233.127,1 Ha
• Hutan kritis yang ada di wilayah Kabupaten Malang, Jatim, kini
mencapai sekitar 15 ribu hektare atau 8,5 persen dari total seluas
127.089 hektare. Sebelumnya, hutan yang berkategori kritis di daerah
itu mencapai 35 ribu hektare dan sudah berkurang cukup signifikan,
sehingga tinggal sekitar 15 ribu hektare.
• Hutan di Jatim terbagi menjadi dua
kawasan, yakni di dalam kawasan hutan,
luasnya sekitar 40 ribu hektar yang juga luasnya sekitar 40 ribu hektar yang juga
merupakan lahan konservasi, serta diluar
kawasan hutan yang luasnya sekitar 150
hektare yang merupakan milik rakyat.
Karena milik rakyat, sulit bagi dinas
kehutananmemaksakan untuk melakukan
penanaman
• hutan provinsi yang luasnya sekitar 27.000
hektare, hampir separuhnya memang hektare, hampir separuhnya memang
sempat mengalami kerusakan, atau
sekitar 14.000 hektare. Namun, setelah
dilakukan penanaman kembali, akhirnya
kini menyisakan sekitar 7.000 hektare
saja. (2009)
• Untuk rehabilitasi hutan
seluas 7.000 hektare, bukan
hal yang mudah. Pasalnya, hal yang mudah. Pasalnya,
sebagian berada di areal
pegunungan dan bebatuan.
Areal ini tidak bisa ditanami
karena lahannya bebatuan
dan ada diatas pegunungan.
Selain itu, juga perlu
membangun kesadaran membangun kesadaran
masyarakat untuk bersama-
sama melestarikan alam dan
menjaga lingkungan.
• Bedasar pada pencapaian RPJM Daerah Jawa Timur, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Timur. Akan tetapi tidaklah mudah mencapai semua sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.mudah mencapai semua sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
• Adanya relevansi dalam capaian program kehutanan propinsi Jawa Timur dengan program nasional melalui diantaranya adalah:
– Gerakan menanam pohon dan penyediaan bibit pohon (menargetkan penanaman 38 juta pohon tahun 2009),
– Meningkatkan partisipasi dan transparasi masyarakat dalam pengambilan keputusan agar tercipta public accountability (pertanggungjawaban kepada masyarakat) dalam pengelolaan sumber daya hutan, kepada masyarakat) dalam pengelolaan sumber daya hutan,
– Meningkatkan produktivitas hasil hutan non kayu,
– Membangun system kontrol oleh masyarakat terhadap sumber daya hutan nasional.
– Meningkatkan produktivitas kawasan hutan yang tinggi untuk mendukung ketersediaan bahan baku dan lapangan kerja.
KELAUTAN DAN
LINGKUNGAN
HIDUPHIDUP
1. Rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut.1. Rusaknya habitat ekosistem pesisir dan laut.
2. Belum optimalnya pendayagunaan potensi
kelautan.
3. Belum optimalnya upaya penegakan hukum.
4. Belum optimalnya pengelolaan wilayah ke
pulauan.pulauan.
5. Kesenjangan pemanfaatan sumber daya ke
lautan.
• 62 industri telah memiliki ijin pengelolaan limbah
• Telah ada kebijakan yang mengatur masalah pesisir dan • Telah ada kebijakan yang mengatur masalah pesisir dan laut
• 50% hutan mangrove rusak
• Terjadi kerusakan terumbu karang dan biota laut 60%
• Terjadi pencemaran laut karena pembuangan limbah industri maupun dari kapal pengangkut minyakindustri maupun dari kapal pengangkut minyak
• Kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem pesisir dan pantai masih rendah
• Partisipasi masyarakat masih rendah.
50
60
53
Perkembangan Tindak Pidana Perikanan Menurut Propinsi,
2007
2008
10
20
30
40
17
24
5
24
6
23
20
810
8
13
78
1211
17
14
30
Banyaknya Tindk Pidana
2008
0
56
42
12
0 0
4 4
1 10 0 0
Provinsi
• Secara nasional, jumlah tindak pidana perikanan selama tahun 2008 cenderung mengalami penurunan.
• Di Provinsi Jawa Timur, jumlah tindak pidana perikanan juga mengalami penurunan. Dari 6 kasus berkurang menjadi 4 kasus.
• Secara keseluruhan, jumlah tindak pidana perikanan yang diproses telah mengalami penurunan yang cukup signifikan.
• Menurut jenisnya, tindak pidana perikanan yang masih banyak diproses selama 4 (empat) tahun adalah tanpa ijin, mempunyai masalah dengan alat tangkap, serta tanpa ijin dan bermasalah masalah dengan alat tangkap, serta tanpa ijin dan bermasalah dengan alat tangkap.
• Jumlah tindak pidana
yang telah 50
46
Perkembangan Proses Penyelesaian Tindak PerkaraMenurut Provinsi
yang telah
ditindaklanjuti lebih
banyak daripada
jumlah kasus yang
tidak diproses.
• Di Provinsi Jawa Timur, 10
15
20
25
30
35
40
45
7
16
12 11
810
8
46
35
5
30
Banyaknya Tindak Pidana
Kasus yg tdk diprosesKasus yg diproses
• Di Provinsi Jawa Timur,
dari 4 (empat) kasus
yang ada, kesemuanya
telah
diproses/menempuh
jalur hukum.
0
5
Sumut
Sumbar
Riau
Kep. Riau
DKI. Jakarta
Jatim
Kalbar
Kalsel
Kaltim
Sulut
Sulteng
Sulsel
Sultra
Maluku
Malut
Papua
0 0 0
7
0 1 1 1 0 1 01 20
42
0 0 1 0 1
4 5
Provinsi
• Di Jawa Timur, kelautan dan lingkungan hidup padadasarnya merupakan kesatuan ruang dengan semuadasarnya merupakan kesatuan ruang dengan semuasumber daya, keadaan dan makhluk hidup, termasukmanusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungankehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhulukhidup lain.
• Sumber daya alam, termasuk di sektor kelautan danperikanan, perlu mendapat atensi yang layak dalam rangkakonservasi lingkungan hidup.konservasi lingkungan hidup.
• Bahkan sumber daya alam sangat berperan untukkesejahteraan rakyat dan menjadi tulang punggungperekonomian sehingga masih tetap sebagai andalandalam pembangunan.
• Perbaikan pengelolaan sumber daya kelautan dan pelestarian fungsi lingkungan hidupnya merupakan suatu investasi masa depan bagi pembangunan, baik sebagai modal pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan, baik sebagai modal pertumbuhan ekonomi maupun sebagai penopang sistem kehidupan.
• Berbagai upaya telah ditempuh dan perlu untuk terus dilakukan dalam pembangunan daerah, baik yang sedang berjalan maupun yang akan datang.
• Sebagian sasaran RPJMD telah dilakukan dan tercapai dengan cukup baik. Namun demikian, hal ini masih membutuhkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain: penegakan hukum secara konsisten, dukungan lintas sektoral untuk memanfaatkan sumber daya persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain: penegakan hukum secara konsisten, dukungan lintas sektoral untuk memanfaatkan sumber daya kelautan, sistem informasi yang kondusif, dan kerjasama yang baik antar stakeholders.
Peningkatan
Perlindungan dan Salah satu prioritas
Jawa TimurPerlindungan dan
Kesejahteraan Sosial Jawa Timur
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
Angka Kemiskinan di Jatim :
Maret 2009 sebesar 6,02 juta (16,68 %)
Maret 2008 sebesar 6,651 juta (18,51 %)
DEPSOS
( 22 jenis PMKS )
Maret 2008 sebesar 6,651 juta (18,51 %)
Indikator KeberhasilanJika PMKS menurun
setiap Tahunnya
Daerah/Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah penduduk
miskin (ribu)
Persentase penduduk miskin
% Perubahan Penduduk Miskin
Sumber : BPS Jatim
Makanan Bukan Makanan Total
Perkotaan
Maret 2007 118.733 47.813 166.546 2.712,46 14,71
Maret 2008 131.487 51.921 183.408 2.438,76 13,15 -0,56
Maret 2009 202.624 2.148,51 12,17 -0,98
Perdesaan
71
Maret 2007 108.153 32.168 140.322 4.823,03 25,02
Maret 2008 118.971 36.461 155.432 4.581,19 23,64 -1,38
Maret 2009 174.628 3.874,07 21 -2,64
Kota+Desa
Maret 2007 113.327 39.819 153.145 7.535,49 19,98
Maret 2008 125.091 44.020 169.112 7.019,95 18,51 -1,47
Maret 2009 188.317 6.022,59 16,68 -1,83
NO JENIS PMKS SINGKATAN JUMLAH
1 Anak Balita Terlantar ABT 23.067
2 Anak Terlantar AT 286.600
3 Anak Nakal AN 10.699
4 Anak Jalanan AJ 9.848
5 Wanita Rawan Sosial Ekonomi WRSE 191.669
6 Korban Tindak Kekerasan KTK 5.909
7 Lanjut Usia Terlantar LUT 137.353
8 Penyandang Cacat PACA 377.929
9 Tuna Susila TS 6.097
10 Pengemis PNG 3.731
11 Gelandangan GLD 3.512
12 Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan BWBLK 10.893
13 Korban Penyalahgunaan NAPZA NAPZA 4.702
14 Keluarga Fakir Miskin KFM 341.095
Sumber : P
usdatin
-Depsos RI 2008
72
14 Keluarga Fakir Miskin KFM 341.095
15 Keluarga Tinggal di Rumah Tak Layak Huni RTLH 400.274
16 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis KBSP 12.443
17 Komunitas Adat Terpencil KAT 3.604
18 Korban Bencana Alam KBA 22.202
19 Korban Bencan Sosial KBS 5.531
20 Pekerja Migran Terlantar PMT 11.172
21 Orang dengan HIV/AIDS ODHA 2.060
22 Keluarga Rentan RENTAN 64.116
Depsos RI 2008
Tahun Kota Desa Kota + Desa
Indeks Kedalaman
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Jawa Timur Menurut Daerah, Maret 2007- Maret 2009
Kemiskinan (P1)
Maret 2007 2,76 5,01 3,91
Maret 2008 2,34 4,38 3,38
Maret 2009 2,18 3,54 2,88
Indeks Keparahan
73
Kemiskinan (P2)
Maret 2007 0,79 1,49 1,15
Maret 2008 0,61 1,23 0,93
Maret 2009 0,6 0,91 0,76
Sumber : BPS Jatim
Kode Kabupaten / Kota
Jumlah Penduduk Miskin(000)
PersentasePenduduk Miskin
P1 P2Garis
Kemiskinan(Rp/Kap/Bulan)
1 Kab. Pacitan 125.6 23.31 3.69 0.89 144.900
2 Kab. Ponorogo 157.9 18.23 2.24 0.45 135.551
3 Kab. Trenggalek 149.1 22.79 3.23 0.84 130.671
4 Kab. Tulungagung 170.5 17.83 2.40 0.53 174.692
Ta
be
l 4. D
ata
Ke
mis
kin
an
Ka
bu
pa
ten
/
Ko
ta d
i Jaw
a T
imu
r tah
un
20
09
4 Kab. Tulungagung 170.5 17.83 2.40 0.53 174.692
5 Kab. Blitar 171.2 16.47 2.49 0.62 159.736
6 Kab. Kediri 267.4 18.98 2.94 0.72 141.496
7 Kab. Malang 365.3 15.66 2.69 0.66 143.218
8 Kab. Lumajang 199.0 20.09 2.68 0.53 125.749
9 Kab. Jember 417.0 18.57 2.60 0.55 132.240
10 Kab. Banyuwangi 227.3 15.33 2.13 0.51 159.467
11 Kab. Bondowoso 165.7 24.23 3.97 1.06 149.323
Ta
be
l 4. D
ata
Ke
mis
kin
an
Ka
bu
pa
ten
/
Ko
ta d
i Jaw
a T
imu
r tah
un
20
09
11 Kab. Bondowoso 165.7 24.23 3.97 1.06 149.323
12 Kab. Situbondo 93.9 15.60 2.20 0.44 143.857
13 Kab. Probolinggo 277.1 27.42 4.11 0.98 154.458
14 Kab. Pasuruan 278.7 19.88 2.96 0.68 155491
15 Kab. Sidoarjo 223.3 13.05 2.15 0.52 200.367
Ta
be
l 4. D
ata
Ke
mis
kin
an
Ka
bu
pa
ten
/
Ko
ta d
i Jaw
a T
imu
r tah
un
20
09
Sumber : BPS Jatim
Kode Kabupaten / Kota
Jumlah
Penduduk
Miskin
(000)
Persentase
Penduduk
Miskin
P1 P2Garis Kemiskinan
(Rp./Kap/Bulan)
16 Kab. Mojokerto 143.8 14.86 1.92 0.39 181.803
17 Kab. Jombang 261.6 21.21 3.47 0.82 173.564
18 Kab. Nganjuk 230.5 23.79 3.92 0.98 175.927
19 Kab. Madiun 130.6 20.98 2.61 0.58 161.792
Ta
be
l 4. D
ata
Ke
mis
kin
an
Ka
bu
pa
ten
/ K
ota
di Ja
wa
Tim
ur ta
hu
n 2
00
9
19 Kab. Madiun 130.6 20.98 2.61 0.58 161.792
20 Kab. magetan 102.2 16.87 2.41 0.51 140.574
21 Kab. Ngawi 188.7 23.33 3.68 0.88 144.611
22 Kab. Bojonegoro 321.5 26.37 4.06 0.90 145.238
23 Kab. Tuban 297.8 28.51 4.93 1.30 148.665
24 Kab. Lamongan 297.6 25.79 4.17 1.02 176.738
25 Kab. Gresik 273.6 23.98 3.43 0.81 218.085
26 Kab. Bangkalan 288.3 31.56 6.54 1.95 165.483
27 Kab. Sampang 338.9 39.42 6.15 1.36 154.536
Ta
be
l 4. D
ata
Ke
mis
kin
an
Ka
bu
pa
ten
/ K
ota
di Ja
wa
Tim
ur ta
hu
n 2
00
9 27 Kab. Sampang 338.9 39.42 6.15 1.36 154.536
28 Kab. Pamekasan 257.4 32.43 5.67 1.43 144.286
29 Kab. Sumenep 325.5 32.98 5.72 1.46 159.014
71 Kab. Kediri 35.3 13.67 2.24 0.55 192.843
72 Kab. Blitar 15.2 12.02 1.86 0.45 181.173
73 Kab. Malang 56.6 7.19 1.07 0.25 201.031
74 Kab. Probolinggo 34.9 16.19 2.69 0.67 208.272
75 Kab. Pasuruan 21.3 12.61 1.71 0.40 175.427
Ta
be
l 4. D
ata
Ke
mis
kin
an
Ka
bu
pa
ten
/ K
ota
di Ja
wa
Tim
ur ta
hu
n 2
00
9
Sumber : BPS Jatim
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2009 sebesar 5,87 persen
Februari 2009 mencapai 20.316,77
Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur
+ 199,52 ribu orang Februari 2008 sebesar 20.117,25 mencapai 20.316,77
ribu orangsebesar 20.117,25 ribu orang
Jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Timur
+ 261,86 ribu orang Februari 2008
76
+ 261,86 ribu orang
Februari 2009 mencapai 19.123,22 ribu orang
Februari 2008 sebesar 18.861,36 ribu orang.
• Kelompok PMKS yang ditangani Jawa Timur relatif
bermacam-macam, meliputi 22 kategori. bermacam-macam, meliputi 22 kategori.
• Akan tetapi Walikota dan Bupati se-Jawa Timur
bersama dengan Gubernur Jawa Timur, akhirnya
hanya memilih empat kategori PMKS prioritas, yakni
anak jalanan, WTS, pengemis dan gelandangan.
• Pembatasan prioritas penanganan PMKS -pun • Pembatasan prioritas penanganan PMKS -pun
ternyata juga tidak menjamin terselesainya masalah
tersebut.
• Situasi problematik yang dihadapi PMKS di Jawa
Timur, bukanlah semata-mata terdakwa yang Timur, bukanlah semata-mata terdakwa yang
hanya patut disalah-salahkan dan dirazia
keberadaannya.
• Tetapi, mereka sesungguhnya juga merupakan
korban yang patut ditolong, didukung dan
difasilitasi agar dapat menolong dirinya sendiri difasilitasi agar dapat menolong dirinya sendiri
untuk lebih berdaya tanpa harus terjerumus dalam
program-program yang sifatnya karitatif semata
• Untuk meningkatkan kualitas hidup para PMKS,
maka perlu untuk meningkatkan pembinaan, maka perlu untuk meningkatkan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan sosial dan hukum
bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan
dan anak, dan korban kekerasan, serta
meningkatkan kualitas pelatihan keterampilan dan
praktek belajar kerja bagi anak telantar, termasuk praktek belajar kerja bagi anak telantar, termasuk
di dalamnya adalah anak jalanan, anak nakal, dan
anak cacat.
• Dalam rangka meningkatkan jangkauan pemberdayaan
sosial dan arah pemberdayaan sosial yang ditetapkan, sosial dan arah pemberdayaan sosial yang ditetapkan,
kondisi sasaran program perlu diperhatikan.
• Selain itu, diperlukan usaha untuk lebih memantapkan dan
meningkatkan kinerja program dan percepatan
pemberdayaan sosial, antara lain dengan menyesuaikan
program-program pemberdayaan sosial ke dalam payung
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri
• Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan
kesejahteraan sosial yang lebih efektif dan tepat kesejahteraan sosial yang lebih efektif dan tepat
sasaran, perlu ditingkatkan kualitas penyuluhan
khususnya di daerah perbatasan, gugus pulau,
rawan konflik dan kumuh yang dilaksanakan
melalui media, masa baik cetak maupun elektronik.
• Selain itu, perlu pula ditingkatkan kualitas sistem • Selain itu, perlu pula ditingkatkan kualitas sistem
pendataan dan pelaporan, baik di tingkat pusat
maupun daerah.
Item Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
ItemTinggi rendah
Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi
Tingkat Kualitas SDM
Tingkat Pembangunan Ekonomi
Tingkat Pengelolaan SDA dan
x
x
x
xTingkat Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
Tingkat Kesejahteraan Sosial
x
x